Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional Variabel

kemampuan untuk memenuhi keuangan simpanan. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang relevan dalam penelitian ini. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara. Data diperoleh dengan mengumpulkan data-data yang ada di Biro Pusat Statistik BPS Boyolali, Badan Ketahanan Pangan Boyolali, dan Monografi data kelurahan. Data yang diambil merupakan data mengenai desa mandiri pangan kecamatan Karanggede sebagai suatu penelitian empiris, maka data-data sekunder dalam penelitian ini juga dapat diperoleh dari artikel, jurnal, dan penelitian- penelitian terdahulu yang berkaitan dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga dan desa mandiri pangan.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara Interview Penelitian ini menggunakan metode interview secara terstruktur berupa kuesioner angket sebagai panduan utama. Dalam metode ini digunakan untuk membantu menjelaskan kepada responden apabila responden kurang jelas dalam menjawab angket. 2. Metode Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien karena peneliti sudah tahu dengan pasti variabel yang akan diukur, dan apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam menggunakan metode kuesioner menggunakan prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik. 3. Metode dokumentasi Metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung tentang kegiatan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Observasi yang dilakukan adalan nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Peneliti menggunakan metode observasi karena mengamati berkenaan dengan pola perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Tingkat Ketahanan Pangan yang diproksi dengan pangsa pengeluaran pangan yaitu rasio perbandingan pengeluaran pangan rumah tangga dalam 1 bulan Rp dibagi total pengeluaran rumah tangga dalam 1 bulan Rp di kalikan 100 persen. Dengan indikator model cutting pointing 60 dari pengeluaran totalrumah tangga, maka tingkat ketahanan pangan dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu : a Rumah tangga tahan pangan apabila pangsa pengeluaran pangan 60 dari pengeluaran total rumah tangga. b Rumah tangga lainnya tidak pangan apabila pangsa pengeluaran pangan ≥ 60 dari pengeluaran total. Dalam Purwaningsih 2011 Cutting pointing 60 dari pengeluaran total ini merupakan indikator Johnson dan Toole 1991 yang kemudian diadopsi oleh Maxwell et al., 2000. Kategori sama dengan 1 apabila tahan pangan, dan 0 apabila lainnya tidak tahan pangan. 2. Pendapatan rumah tangga PEND diproksi dengan total pengeluaran rumah tangga, yaitu semua pengeluaran rumah tangga terhadap barang yang dikonsumsi dalam bentuk pangan maupun non pangan yang dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan. 3. Jumlah anggota keluarga JAK adalah jumlah orang yang bertempat tinggal satu atap dalam rumah tangga, diukur dengan satuan orang. 4. Umur kepala keluarga UM adalah umur yang dimiliki kepala keluarga yang dapat diukur dalam satuan tahun. 5. Pendidikan kepala keluarga DIK adalah tingkat pendidikan kepala keluarga yang di ukur dalam kategori ijazah terakhir yang dimiliki yaitu : Dik = 1 apabila pendidikan kepala keluarga SMA ke atas, Dik = 0 apabila pendidikan kepala keluarga SMP ke bawah. 6. Kemampuan memenuhi kebutuhan keuangan S adalah kemampuan suatu kepala rumah tangga dalam menyisihkan uang sebagian dari pendapatannya untuk ditabung yang dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan.

F. Teknik Analisis Data