diungkapkan menurut FCGI Forum for Corporate Governance in Indonesia mempergunakan definisi Cadbury Commitee, yaitu.
“Suatu sistem yang mengatur dan mengarahkan hubungan antara pihak pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah,
karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehingga terpelihara kepentingan dan tujuan masing-masing pihak”.
Dapat disimpulkan Corporate Governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui pemantauan kinerja manajemen terhadap pemangku
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku Kaihatu, 2006. Konsep Good Corporate Governance muncul dilandasi dengan
teori agensi Agency Theory, dimana terdapat pemisahan antara pihak agen dan prinsipal yang mengakibatkan munculnya polemik atas kepentingan yang berbeda.
Pihak agen selaku pengelola diperlukan pengendalian dan pengawasan. Dengan adanya mekanisme Good Corporate Governance ini, maka tindakan kecurangan
dapat dikurangi sehingga tidak menimbulkan kerugian.
2.3.2. Prinsip dasar Good Corporate Governance
Implementasi good corporate governance akan berhasil jika memiliki sejumlah prinip. Menurut pedoman umum Good Corporate Governance
Indonesia, GCG memiliki prinsip sebagai berikut : transparansi transparancy, akuntabilitas accountability, responsibilitas responsibility, independensi
independency, serta kewajaran dan kesetaraan fairness. a. Transparansi transparency.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dan dengan cara yang mudah diakses
serta dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh
peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk mengambil keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan
lainnya. Traparansi meliputi 1 penyediaan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. 2
mempublikasikan informasi keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan 3 investor harus dapat
mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan. b. Akuntabilitas accountability.
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyaratan yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Akuntabilitas adalah fungsi, struktur, sistem
dan pertanggungjawaban organisasi perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas meliputi pengertian bahwa
1 Anggota dewan komisaris harus bertindak mawakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham 2 memiliki komisaris yang bersifat
independent terlepas dari manajemen 3 praktek audit internal yang efektif. c. Pertanggungjawaban responsibility.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pertanggungjawaban perusahaan
responsibility adalah kesesuaian kepatuhan dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang
sehat serta peraturan perundangan yang berlaku serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapatkan pengakuan sebagai good corporate citizen. Pertanggungjawaban meliputi 1 Menjamin
dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, 2 lewat prinsip responsibility diharapkan membantu peran
pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja pada segmen masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme
pasar. d. Independensi independency
Independensi independency adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-pinsip korporasi yang sehat. Indepedensi
meliputi proses pengambilan keputusan seharusnya berpihak pada kepentingan perusahaan.
e. Kewajaran dan kesetaraan fairness Kewajaran dan kesetaraan fairness didefinisikan sebagai perlakuan yang adil
dan setara didalam memenuhi hak-hak stockeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness meliputi 1
kejelasan bagi seluruh hak pemegang saham 2 perlakuan yang sama bagi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
para pemegang saham 3 asset perusahaan dikelola secara baik dan prudent
hati-hati. 2.3.3. Struktur
Good Corporate Governance
Agar pelaksanaan good corporate governance mudah untuk dilaksanakan diperlukan struktur good corporate governance. Ada dua pola corporate
governance yang digunakan untuk membedakan mekanisme pengawasan. 1. Sistem satu tingkat atau one tier system.
One tier system disebut juga sistem satu tingkat single board system. Sistem ini digunakan oleh negara Anglo-Saxon seperti Amerika dan Inggris. Dalam
sistem ini struktur corporate governance hanya ada satu badan dibawah Rapat Umum Pemegang Saham RUPS yaitu Board of Director. Ada dua
jabatan dalam Board of Director yaitu Chairman of the Board dan Chief Executive officier dan dua jabatan ini biasanya dirangkap satu orang. Pada
model ini single-board system ini memiliki struktur corporate governance yang tidak memisahkan keanggotaan dewan komisaris serta dewan direksi
dan anggota dewan komisaris juga merangkap anggota dewan direksi. Kedua dewan ini disebut Board of Director.
Gambar 2.1. Struktur Board Of Dorictor Dalam One Tier System
Dewan Dereksi Direktur Eksekutif
Direktur Non-Eksekutif Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Sistem dua tingkat atau Two Tiers System.
Sistem dua tingkat berasal darisitem hukum Kontinental Eropa Continental Europe. Pada sistem ini perusahaan mempunyai dua badan terpisah yaitu,
dewan pengawas Dewan Komisaris dan Dewan Manajemen Dewan Direksi. Dewan Direksi bertugas mengelola dan mewakili perusahaan
dibawah pengawasan Dewan Komisaris. Dewan Direksi juga menjawab hal- hal yang menyangkut perusahaan yang diajukan Dewan Komisaris.
Gambar 2.2. Struktur Board Of Dorictor Dalam Two Tier System
Dewan Komisaris bertanggungjawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Dewan Direksi serta memastikan apakah
pelaksanaan good corporate governance telah dilaksanakan sesuai peraturan. Dewan Komisaris tidak mempunyai wewenang untuk menangani
operasional perusahaan. Wewenang operasional sepenuhnya dilaksanakan oleh Dewan Direksi. Sistem ini banyak digunakan di negara Eropa seperti
Belanda dan Jerman. Indonesia menganut Two Tiers System yang dimodifikasi dimana kedudukan Dewan Komisaris tidak secara langsung
diatas Dewan Direksi. Pertanggungjawaban Dewan Direksi langsung kepada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, bukan kepada Dewan
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS
Dewan Komisi Dewan Direksi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Komisaris. Hal ini sesuai dengan Undang- Undang Perseroan Terbatas tahun 1995 yang menyatakan bahwa anggota Dewan Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh RUPS pasal 80 ayat 1, dan anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS pasal 95 ayat 1 pasal 101 ayat 1.
2.3.4. Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia.