BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene
dan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2012.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan dengan memiliki total 9 lingkungan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari September – November 2012.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berjenis kelamin perempuan dan berumur 10-14 tahun di Kelurahan Denai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan yang berjumlah 743.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan berusia 10-14 tahun adapun alasan pemilihan sampel penelitian, berdasarkan laporan bulanan selama 6 bulan
terakhir yaitu Januari-Juni 2012 dan diketahui bahwa kunjungan terbanyak adalah
Universitas Sumatera Utara
pada jenis kelamin dan usia tersebut. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Sastroasmoro, 2008 sebagai berikut :
z���� +z����
2
n = Pa-Po
2
Keterangan : n = Besar sampel
Po = proporsi dari pustaka didapat 0,5 Pa = proporsi dari clinical judgment ditetapkan 0,6
Qo = 1-Po Qa = 1-Pa
Tingkat kemaknaan α 0,01 maka zα bernilai 2,575 Power atau zβ ditetapkan 1,282
2,575 �0,50,5 +1,282�0,70,3
2
n = 0,7-0,5
2
2,575 �0,25+1,282√0,21
2
n = 0,2
2
2,575 0,5 + 1,282 0,458
2
n= 0,04
n = 87,6 ≈ 88
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh sampel adalah sebesar 87,6 sampel dan dibulatkan menjadi 88. Selanjutnya, untuk mendapatkan proporsi yang
seimbang dari setiap lingkungan maka harus membuat sampel fraction yaitu dengan membuat perbandingan antara jumlah sampel dengan populasi Nazir, 2003.
Sampel fraction =
� �
x 100
=
88 743
x
100 = 11,84
1. LK I
= 78 x 11,84 = 9,23 ≈ 9
2. LK II
= 98 x 11,84 = 11,60 ≈ 12
3. LK III
= 64 x 11,84 = 7,57 ≈ 8
4. LK IV
= 79 x 11,84 = 9,35 ≈ 9
5. LK V
= 81 x 11,84 = 9,59 ≈ 10
6. LK VI
= 119 x 11,84 = 14,08 ≈ 14
7. LK VII
= 97 x 11,84 = 11,48 ≈ 11
8. LK VIII = 54 x 11,84 = 6,39 ≈ 6
9. LK IX
= 73 x 11,84 = 8,64 ≈ 9
Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan dengan cara non random sampling dengan jenis purposive sampling yaitu teknik sampling secara sengaja
sesuai dengan kriteria sampel yang diperlukan namun tetap mencerminkan populasinya adapun kriterianya adalah kepala keluarga yang memiliki anak
Universitas Sumatera Utara
perempuan yang berusia 10-14 tahun dan bersedia menjadi responden dalam penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer
Data primer berupa personal hygiene dan sanitasi lingkungan penduduk di Kelurahan Denai melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data Puskesmas Medan Denai yang terkait dengan keluhan penyakit kulit dan data
kependudukan dari Kantor Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang dilihat dari kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku,
kebersihan pakaian, kebersihan handuk, kebersihan tempat tidur dan sprei, sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran jamban, sarana pembuangan air limbah SPAL,
sarana pembuangan sampah, pencahayaan, dan kepadatan hunian ruangan tidur.
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan penyakit kulit infeksi.
Universitas Sumatera Utara
3.5.3. Definisi Operasional
1. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seorang individu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatannya.
2. Kebersihan kulit adalah usaha individu untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi menggunakan sabun agar terhindar dari penyakit kulit.
3. Kebersihan tangan dan kuku adalah perilaku individu dalam menjaga kebersihan tangan dan kuku seperti cuci tangan sebelum dan sesudah makan, sesudah ke
kamar mandi, serta memotong kuku agar tetap pendek. 4. Kebersihan pakaian adalah perilaku individu dalam mengganti pakaian serta
mencuci pakaian. 5. Kebersihan handuk adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi mencuci
handuk dan menjemurnya. 6. Kebersihan tempat tidur dan sprei adalah perilaku individu berdasarkan frekuensi
menjemur kasur dan bantal, mengganti sprei dan sarung bantal. 7. Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik yaitu sarana air bersih,
sarana pembuangan kotoran jamban, saluran pembuangan air limbah SPAL dan sarana pembuangan sampah berdasarkan Kepmenkes RINo.829Menkes
SKVII1999. 8. Keluhan penyakit kulit adalah adanya salah satu keluhan dari adanya rasa gatal-
gatal pada kulit, bercak kemerahan, bentol-bentol dan kulit yang mengelupas
seperti sisik.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Aspek pengukuran
1. Kebersihan Kulit Pengukuran variabel Kebersihan kulit dengan menjumlahkan skor dari tiap-
tiap pertanyaankuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik = 3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a Baik, jika skor yang diperoleh responden 75 nilai 8- 9 b Buruk, jika skor yang diperoleh responden
≤ 75 nilai 0-7 2. Kebersihan Tangan dan Kuku
Pengukuran variabel Kebersihan tangan dan kuku dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaankuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot
dengan kriteria: 1.
Jawaban baik = 3 2.
Jawaban buruk = 0 Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan
jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut: a Baik, jika skor yang diperoleh responden 75 nilai 8- 9
b Buruk, jika skor yang diperoleh responden ≤ 75 nilai 0-7
Universitas Sumatera Utara
3. Kebersihan Pakaian Pengukuran variabel kebersihan pakaian dengan menjumlahkan skor dari tiap-
tiap pertanyaankuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik = 3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a Baik, jika skor yang diperoleh responden 75 nilai 8- 9 b Buruk, jika skor yang diperoleh responden
≤ 75 nilai 0-7 4. Kebersihan Handuk
Pengukuran variabel kebersihan handuk dengan menjumlahkan skor dari tiap- tiap pertanyaankuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan
kriteria: 1.
Jawaban baik = 3 2.
Jawaban buruk = 0 Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan
jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut: a Baik, jika skor yang diperoleh responden 75 nilai 8- 9
b Buruk, jika skor yang diperoleh responden ≤ 75 nilai 0-7
Universitas Sumatera Utara
5. Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei Pengukuran variabel kebersihan tempat tidur dan sprei dengan menjumlahkan
skor dari tiap-tiap pertanyaankuesioner sebanyak 3 pertanyaan yang telah diberi bobot dengan kriteria:
1. Jawaban baik = 3
2. Jawaban buruk = 0
Maka didapat skor tertinggi 9 dan terendah 0, kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan kategori sebagai berikut:
a Baik, jika skor yang diperoleh responden 75 nilai 8- 9 b Buruk, jika skor yang diperoleh responden
≤ 75 nilai 0-7 6.
Penilaian sanitasi lingkungan menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari
2 dua kriteria yaitu “sehat” apabila skor ≥ 334 dan “tidak sehat” apabila skor 334
Adapun komponen yang dinilai dihitung berdasarkan nilai x bobot dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sarana air bersih yaitu ada, milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100
2. Jamban yaitu : ada,leher angsa, septic tank dengan skor 100 3. Sarana pembuangan air limbah yaitu ada, dialirkan keselokan tertutup saluran
kota untuk diolah lebih lanjut dengan skor 100 4. Sarana pembuangan sampah yaitu : ada, kedap air, dan bertutup dengan skor 75.
Universitas Sumatera Utara
7. Keluhan penyakit kulit infeksi Pengukuran variabel keluhan penyakit kulit infeksi didasarkan pada skala
ordinal dari beberapa keluhan apabila memiliki salah satu keluhan dengan jawaban “ya” diberi skor 1 dan apabila semua jawaban “tidak” diberi skor 0, kemudian
dikategorikan menjadi: a.
Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan penyakit kulit.
b.
Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak mengalami salah satu dari keluhan penyakit kulit.
3.7. Metode Analisa Data 3.7.1. Analisa Univariat