2.2.2.2 Ekstraksi Menggunakan Pelarut
Ekstraksi ini cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas uap air. Bahan pelarut dialirkan seecara
berkesinambungan, melalui serangkaian penampan yang diisi bahan tumbuhan, menggunakan teknik arus-lawan countercurent technique, sampai ekstraksi
selesai Harris, 1987.
2.2.2.3 Pengempaan
Sebagian besar pengempaan dilakukan untuk mendapatkan berbagai minyak jeruk. Minyak itu terkandung dalam sel-sel kecil daging buah. Seperti
yang sering kita lihat, sel-sel jeruk sangat mudah melepaskan minyak Harris, 1987.
2.3 Parameter Pengujian Minyak Atsiri 2.3.2 Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Besarnya bobot jenis suatu minyak merupakan hasil
perbandingan berat suatu volume minyak pada suhu 25
o
C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Besarnya bobot jenis suatu minyak bisa dipengaruhi
oleh jenis dan jumlah komponen kimia di dalam minyak Zulnely, 2012. Cara penentuan bobot jenis adalah contoh minyak atau lemak dimasukkan
ke dalam piknometer kemudian ditutup dan direndam dalam air suhu 25
o
± 0,2
o
C selama 30 menit. Selanjutnya dikeringkan bagian luar piknometer dan ditimbang.
Universitas Sumatera Utara
Dengan jalan yang sama piknometer diisi dengan air dan ditimbang Sudarmadji, 1989.
2.3.3 Putaran Optik
Bila suatu media transparan dilewati cahaya terpolarisasi, maka cahaya tersebut akan mengalami pemutaran oleh struktur molekul dari bahan tersebut.
Arah serta besarnya putaran tersebut sangat spesifik bagi setiap zat. Senyawa terpinil asetat bersifat putar kanan + sedangkan sineol memutar ke kiri
Ma’mun, 2006.
2.3.4 Indeks Bias
Indeks bias minyak atau lemak merupakan perbandingan sinus sudut sinar jatuh dan sinus sudut sinar pantul cahaya yang melalui minyak. Pembiasan ini
disebabkan karena adanya interaksi antara gaya elektrostatik dan elektromagnetik atom-atom dalam molekul minyak. Pengujian indeks bias dapat digunakan untuk
mengetahui kemurnian minyak. Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias minyak adalah refrakfotmeter. Penentuan indeks bias minyak pada suhu
25
o
C, sedangkan untuk lemak pada suhu 40
o
C Sudarmadji, 1989. Penentuan indeks bias minyak dapat menentukan tingkat kemurnian suatu
minyak. Nilai indeks bias minyak akan meningkat pada minyak yang mempunyai rantai karbon panjang dan terdapat sejumlah ikatan rangkap Zulnely, 2012.
2.4 Pala Myristica fragans Houtt
Tanaman pala telah dipustakakan secara paten dengan nama ilmiah Myristica fragans Houtt. Jika dilihat dari sudut morfologinya, tanaman pala
Universitas Sumatera Utara
merupakan pohon sedang. Tinggi pohonnya rata-rata 10-15 m, kadang-kadang sampai 20 m. Adapun ciri khasnya, daun tanaman pala tidak pernah mengalami
gugur sepanjang tahun Lutony, 1994. Tanaman pala terkenal karena biji buahnya yang tergolong sebagai rempah-
rempah. Selain sebagai tanaman rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri
pengalengan, minuman dan kosmetik. Minyak atisiri dan lemak terdiri atas miristisin dan monopeten yang dapat menimbulkan rasa kantuk Sunanto, 1993.
Klasifikasi tanaman, menurut Hasanah, 2011 Kingdom
: Plantae Divisio
: Spermatophyta Sub divisio
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledone Ordo
: Magnoliales Famili
: Myristicaceae Genus
: Myristica Spesies
: Myristica fragans Houtt Buah pala menghasilkan biji pala nutmeg dan pembungkus biji foeli;
mace. Umumnya setelah dikeringkan, kedua hasil itu diekspor langsung. Di negara perantara atau pemakai, biji dan foeli yang utuh dan besar, langsung
digunakan untuk rempah-rempah. Biji dan foeli yang kecil dan cacat, dijadikan serbuk untuk disuling, dikempa, atau dijadikan oleoresin Harris, 1987.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Minyak Pala