2.5 Minyak Pala
Pala Myristica fragans, yang merupakan tanaman asli pulau Banda Maluku, juga memiliki aktivitas yang serupa dengan dringo dan parsley, karena
minyak atsiri pala ini mengandung senyawa elemisin, miristisin, dan safrol yang memiliki struktur molekul yang mirip dengan asaron dan apiol Agusta, 2000.
Biji pala kaya akan lemak sehingga dapat diekstrak untuk menghasilkan minyak pala. Daging buah pala kaya akan kalsium, fosfor, vitamin C dan A, serta
sedikit zat besi. Daging buah pala mengandung 29 komponen volatil senyawa yang mudah menguap dengan 23 komponen telah teridentifikasi dan 6 komponen
lain belum teridentifikasi. Komponen yang paling banyak terkandung dalam minyak atsiri daging buah pala adalah á-pinen 8,7, â-pinen 6,92, 3-karen
3,54, D-limonen 8, á-terpinen 3,69, 1,3,8-mentatrien 5,43, ã- terpinen 4,9, á-terpineol 11,23, safrol 2,95, dan miristisin 23,37
Agoes, 2010. Nutmeg oil ialah minyak hasil sulingan serbuk biji pala. Rendemen nutmeg
oil sekitar 7-15, mengandung unnsur-unsur: eugenol, iso-Eugenol, terpineol, borneol, linalol, geraniol, safrdole, aldehyde, terpene, dan cairan bebas. Minyak-
minyak itu berwarna kuning. Bersamaan dengan minyak permen peppermint oil digunakan untuk penyegar pasta gigi; bersama dengan minyak cengkeh, vanili,
cassia, digunakan sebagai pencampur aroma tembakau Harris, 1987. Sifat myristicin yang terkandung dalam biji pala yang dapat memabukkan
itu dimanfaatkan untuk menenangkan rasa sakit. Di Eropa, pada mulanya biji pala ini akan digunakan sebagai obat penenang. Namun, niat itu diurungkan karena
Universitas Sumatera Utara
dianggap mempunyai efek sampingan, yaitu menyebabkan pusing kepala, mual- mual, kehilangan keseimbangan dan lain sebagainya Sunanto, 1993.
Penyebab dari pusing kepala, mual-mual dan kehilangan keseimbangan itu sebenarnya adalah karena adanya kandungan elemicin di dalam biji pala. Elemicin
tersebut bersama-sama dengan myristicin dalam tubuh orang yang memakannya diubah menjadi senyawa baru yang mirip dengan mescalin dan amfetamin. Maka
bagi orang yang memakannya tidak hanya memabukkan atau menenangkan, tetapi sudah bersifat membius Sunanto, 1993.
Parameter syarat mutu minyak dari biji pala dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Parameter Syarat Mutu Minyak Pala menurut SNI 06-2388-2006
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 1.1
1.2 Keadaan
Warna Bau
- -
Tidak berwarna-kuning pucat Khas minyak pala
2 Bobot Jenis 20
o
C20
o
C -
0,880 - 0,910 3
Indeks bias nD20 -
1,470 – 1,497 4
Kelarutan dalam etanol 90 pada suhu 20
o
C -
1:3 jernih, seterusnya jernih
5 Putaran optic
- +8
o
– +25
o
6 Sisa penguapan
Maksimum 2,0 7
Miristin Minimum 10
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala
3.1.1 Alat
- Timbangan analitik
- Labu didih, berkapasitas 1 liter
- Volatile Oil Trap
- Kondensor Refluks
3.1.2 Bahan Kimia
- Aquadest
- Serbuk biji pala
3.1.3 Cara Kerja
- Timbanglah dengan teliti, mendekati 1 gram kira-kira 35-40 gram
cuplikan yang telah diserbukkan sebelumnya dan masukkan dalam labu didih.
- Tambahkan air sampai seluruh cuplikan tersebut terendam dan
tambahkan pula kedalamnya sejumlah batu didih. -
Sambungkan labu didih dengan volatile oil trap, tambahkan aquades ke dalam trap.
- Lalu sambungkan lagi dengan kondensor refluks, panaskan labu didih
tersebut beserta isinya selama 6-7 jam sesudah mendidih atau sampai tidak ada lagi butir-butir minyak yang menetes.
Universitas Sumatera Utara