Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

(1)

PENGARUH DAUN SIRIH TERHADAP PENANGANAN

KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2014

RISKA YANTI 135102150

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

(3)

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 ABSTRAK

Riska Yanti

Latar Belakang : Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak yang memiliki daya mematikan kuman.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri diwilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan jenis rancangan One Group Pretest Posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 20 orang. Analisa data menggunakan paired t-test.

Hasil : Diperoleh karakteristik responden mayoritas berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%), dan pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%). Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum intervensi daun sirih adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, dan rata-rata nilai keluhan keputihan sesudah intervensi daun sirih adalah 1.90 dengan standar deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi daun sirih adalah 3.450, dengan standar deviasi 3.677. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000, artinya ada perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih. Kesimpulan : Penelitian menunjukkan bahwa daun sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan. Disarankan pada remaja putri perlu meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan daun sirih yang bersifat tradisional untuk mengobati keputihan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang jernih dan keterbukaan hati sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas

Bandar Khalipah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2014”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma IV Kebidanan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Hal ini karena pengetahuan peneliti yang masih terbatas, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Pada saat ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran dan perhatian sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(5)

5. Bapak dr. Ichwanul Adenin, SpOG(K) selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi peneliti.

6. Ibu Betty Mangkuji, M.Keb selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan, kritik dan saran bagi peneliti.

7. Bapak Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin kepada peneliti agar dapat melakukan penelitian di Puskesmas Bandar Khalipah.

8. Teristimewa kepada keluarga yang tercinta, Ibu, Ayah, dan adik-adik (Rika,Afri,Habib,Nazwa), dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril maupun materil dan doa restunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Spesial buat sahabat-sahabatyang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10.Buat rekan seperjuangan mahasiswi Diploma IV Kebidanan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas semua dukungan canda, tawa, suka cita, kekeluargaan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya peneliti hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapat imbalannya dan harapan peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan manfaatnya berarti bagi kita semua Amin…..

Medan, 28 Juni 2014 Peneliti

135102. 150 Riska Yanti


(6)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Keputihan ... 6

1. Definisi Keputihan ... 6

2. Klasifikasi Keputihan ... 6

3. Patogenesis Keputihan ... 7

4. Gejala Keputihan ... 7

5. Penyebab Keputihan ... 8

6. Pemeriksaan Keputihan ... 11

7. Pencegahan Keputihan ... 12

8. Pengobatan Keputihan ... 13

B. Daun Sirih ... 16

1. Daun Sirih ... 16

2. Kandungan Daun Sirih ... 17

3. Manfaat Daun Sirih ... 17

4. Ramuan Daun Sirih Untuk Keputihan ... 18

5. Dampak Penggunaan Daun Sirih ... 18

C. Remaja ... 18

1. Definisi Remaja ... 18

2. Batasan Usia Remaja ... 19


(7)

4. Tugas Perkembangan Remaja ... 21

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 23

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesa ... 23

C. Definisi Operasional ... 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Waktu Penelitian ... 26

E. Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data ... 27

G. Uji Validitas danUji Reliabilitas ... 28

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29

I. Analisa Data ... 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 34

C. Keterbatasan Penelitian ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 23 Skema 4.1 Desain Penelitian ... 25


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi ... 33

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Pre Intervensi... 34

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Post Intervensi ... 34


(10)

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 ABSTRAK

Riska Yanti

Latar Belakang : Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak yang memiliki daya mematikan kuman.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri diwilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.

Metodologi : Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan jenis rancangan One Group Pretest Posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 20 orang. Analisa data menggunakan paired t-test.

Hasil : Diperoleh karakteristik responden mayoritas berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%), dan pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%). Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum intervensi daun sirih adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, dan rata-rata nilai keluhan keputihan sesudah intervensi daun sirih adalah 1.90 dengan standar deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi daun sirih adalah 3.450, dengan standar deviasi 3.677. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000, artinya ada perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih. Kesimpulan : Penelitian menunjukkan bahwa daun sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan. Disarankan pada remaja putri perlu meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan daun sirih yang bersifat tradisional untuk mengobati keputihan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta prosesnya (Widyastuti. 2010.hlm.58).

Menurut Depkes RI, (2008), perawatan area genital sangat penting dalam memelihara kesehatan reproduksi dikalangan wanita, karena merupakan organ tubuh yang sensitif. Masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering dijumpai salah satunya adalah keputihan. Keputihan merupakan gejala yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua setelah gangguan haid.

Masalah keputihan dapat mengganggu penderita baik fisik maupun mental. Keputihan normal tidak memberi dampak bagi wanita karena hanya disebabkan oleh perubahan hormon. Keputihan yang memberi dampak adalah keputihan patologis yang disebabkan oleh infeksi pada vagina (jamur, bakteri, parasit, virus) sehingga perlu pengobatan segera (Prawirohardjo. 2011.hlm.114).

Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi, didapatkan 75%, wanita di dunia pernah mengalami keputihan, paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Pada remaja putri di Indonesia sekitar 70% pernah mengalami masalah keputihan (Bahari. 2012.hlm.9).


(12)

Hasil data statistik Indonesia tahun 2009, menunjukkan jumlah remaja putri di Jawa Tengah yaitu 2,9 juta jiwa berusia 15-24 tahun 45% pernah mengalami keputihan dikarenakan berperilaku tidak sehat. Hasil penelitian yang dilakukan Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan pada tahun 2004 tentang kurangnya perawatan alat reproduksi bagian luar yang merupakan penyebab kejadian keputihan, dari 58 responden yang memiliki kategori baik 6,8% (4 orang), cukup 25,86% (15 orang), dan kategori kurang 67,24% (39 orang).

Keputihan apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Keputihan yang tidak diobati menyebabkan infeksi dan dapat menjalar ke rongga rahim kenudian sampai ke indung telur dan akhirnya sampai ke rongga panggul. Bagi penderita keputihan yang kronik dapat mengakibatkan mandul dan terjadinya kehamilan diluar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim (Rozi. 2013.hlm.50).

Masa remaja disebut masa asdolence (tumbuh menjadi dewasa). Khusus pada remaja putri pentingnya mengetahui gejala dan penyebab keputihan sejak dini. Karena menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2008) pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahan-perubahan fisiologis wanita khususnya daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksi dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita.

Gangguan keputihan yang terjadi pada remaja putri bisa disebabkan oleh pengaruh perilaku penyimpangan seksual sehingga memberikan peluang resiko terjadinya penyakit IMS (Infeksi Menular Seksual). Dibuktikan dengan hasil


(13)

penelitian Mardin Purba (2009) di Puskesmas Kabanjahe, menyatakan jumlah kasus IMS pada tahun 2008-2009 tercatat 113 orang, diantaranya servisitis 44%

(49 orang), bacterial vaginosis 34% (37 orang), candiasis 10% (11 orang), sedangkan sifilis lanjut, uretritis, procitis dan cancroid masing-masing 3% (4

orang).

Pencegahan terhadap keputihan yang paling utama adalah menjaga personal hygine terutama daerah vagina. Pengobatan untuk mengatasi keputihan bisa dengan sabun antiseptik, ramuan tradisional dengan daun sirih (sirih hijau dan sirih merah), atau bahkan dengan obat resep dokter. Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak yang memiliki daya mematikan kuman. Kandungan daun sirih biasa dimanfaatkan pada sabun kebersihan khusus wanita (Elshabrina, 2013.hlm.66).

Khasiat daun sirih dalam menyembuhkan keputihan pernah diuji secara klinis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida Zubier et al (2010), menunjukan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih hingga satu minggu dapat mengurangi keluhan keputihan dengan mengurangi jumlah lendir tanpa mempengaruhi flora normal, sehingga reaktif aman untuk mengurangi keputihan fisiologis.

Daun sirih dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan seperti candida albicans. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Nurul Rahmah dan Aditya Rahman (2010), menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih pada semua konsentrasi (20%-100%) dapat menghambat pertumbuhan sel candida albicans.


(14)

Berdasarkan survey pendahuluan peneliti dengan melakukan wawancara kepada 3 orang remaja putri yang berobat ke wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah,remaja putri mengeluhkan bahwa dirinya merasa terganggu karena bau yang tidak sedap, terasa gatal, dan terkadang dengan jumlah keputihan yang banyak. Perilaku untuk menangani keputihan yaitu dengan personal hygine seperti mengganti celana dalam 2 kali sehari, terkadang juga membersihkan alat kelamin dengan rebusan air daun sirih karena faktor kebiasaan di kampung halamannya. Namun remaja putri sendiri belum mengetahui kandungan dan khasiat daun sirih terhadap keputihan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.


(15)

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui perbedaan keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan daun sirih.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Sebagai media informasi dalam penggunaan antiseptik yang bersifat tradisional untuk mengobati keputihan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam mengenal kesehatan fisik dan psikis remaja putri terutama masalah keputihan. 3. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji mengenai kesehatan reproduksi terutama pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan.

4. Bagi Responden

Sebagai media informasi dalam mengenal keputihan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan pada remaja putri khususnya.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Keputihan

1. Definisi Keputihan

Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid (Kasdu. 2005.hlm.37).

Keputihan (flour albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan vagina

yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti. 2010. hlm.15).

Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah (Bahari. 2012.hlm. 9).

Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan keputihan adalah suatu cairan putih yang keluar dari liang vagina secara berlebihan dan tidak berupa darah.

2. Klasifikasi Keputihan

Ada 2 jenis keputihan yang dijelaskan oleh Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm. 27),yaitu:

a. Keputihan normal (fisiologis)

Keputihan fisiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan ransangan seksual, mengalami stres berat, sedang hamil atau mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan, tidak berbau dan tidak terasa gatal. Keputihan semacam ini


(17)

merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis tertentu.

b. Keputihan abnormal (patologis)

Keputihan patologis disebut keputihan dengan ciri-ciri jumlahnya banyak, warnanya putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, disertai dengan rasa

gatal dan pedih, terkadang berbau busuk atau amis. Keputihan menjadi salah

satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita. Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor dan kanker), serta adanya benda asing. Namun tidak semua infeksi pada saluran reproduksi wanita memberikan gejala keputihan.

3. Patogenesis Keputihan

Perkembangan, alat kelamin wanita mengalami berbagai perubahan mulai bayi hingga menopause. Keputihan merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologisdan patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri, dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu. Bakteri ini memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina sehingga mengakibatkan keadaan pH vagina basa dan menjadikan kuman penyakit berkembangdan hidup subur di dalam vagina (Sibagariang. 2010.hlm.53).

4. Gejala Keputihan

Menurut Wijayanti (2009, hlm. 51), gejala yang timbul akibat keputihan beraneka ragam sesuai dengan faktor penyebabnya. Cairan yang keluar bisa saja


(18)

sangat banyak, sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam, bahkan menggunakan pembalut, namun dapat pula sangat sedikit. Sebagian penderita mengeluhkan rasa gatal, hal ini dipengaruhi oleh kondisi lembab karena banyaknya cairan yang keluar disekitar paha, sehingga kulit dibagian itu mudah mengalami lecet.

Keputihan juga berpengaruh terhadap kondisi psikologis dikarenakan rasa malu, sedih atau rendah diri, sehingga mengakibatkan kehilangan rasa percaya diri dan mulai menarik diri dari pergaulan. Bahkan, kondisi ini dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan karena takut akan terkena penyakit kanker.

5. Penyebab Keputihan

Secara umum keputihan disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat seperti: penggunaan tisu yang terlalu sering, pakaian berbahan sintesis yang ketat, WC yang kotor, sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain, membasuh organ kewanitaan kearah yang salah, kelelahan, tidak segera mengganti pembalut, stres, sabun pembersih yang berlebihan, lingkungan kotor, kadar gula darah yang tinggi dan hormon yang tidak seimbang (Ayuningsih. 2009.hlm.28).

Menurut Prawirohardo (2011, hlm. 271), risiko keputihan juga bisa dipicu berdasarkan jenis keputihannya. Seperti keputihan normal yang terjadi pada bayi baru lahir sampai umur 10 hari dikarenakan pengaruh sisa estrogen dari plasenta terhadap uterus, pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche, rangsangan saat koitus mengakibatkan adanya pelebaran pembuluh


(19)

darah di vagina atau vulva, adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada mulut rahim saat masa ovulasi, mukus serviks yang padat pada masa kehamilan.

Keputihan yang abnormal disebabkan oleh kelainan alat kelamin sebagai akibat cacat bawaan seperti rektovaginalis dan fistel vesikovaginalis, cedera

persalinan dan radiasi kanker genitalia, benda asing yang tertinggal di dalam vagina seperti tertinggalnya kondom dan pesarium untuk penderita hernia, berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, pada menopause dikarenakan vagina yang mengering sehingga sering timbul gatal dan mudah luka, dan beberapa penyakit kelamin yang disebabkan oleh beberapa jenis mikro organisme dan virus tertentu, diantaranya adalah:

a. Bakteri 1) Grandnerella

Keputihan yang timbul berwarna putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina. Menimbulkan peradangan pada vagina yang tidak spesifik dan menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin. Peradangan yang ditimbulkan oleh bakteri ini disebut Vaginosis bakterial.

2) Gonococcus

Ada beberapa macam bakteri golongan coccus. Salah satunya Neisseria Gonorrhea, suatu bakteri yang dilihat dengan mikroskop tampak diplokok

(berbentuk biji) intraseluler dan ekstraseluler, bersifat tahan asam dan bersifat “gram negatif”. Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual (PHS/PMS/STD) yang paling sering ditemukan yaitu Gonorrhea. Pada


(20)

laki-laki, penyakit ini menyebabkan kencing nanah. Sedangkan pada perempuan menyababkan keputihan.

3) Chlamydia Trachomatis

Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab penyakit mata yang disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga ditemukan dalam cairan vagina

yang menyebabkan penyakit uretritis non-spesifik (non-gonore). Keputihan yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan Gonorrhea. Namun, bila infeksinya terjadi bersamaan dengan bakteri gonococcus, bisa menyebabkan peradangan panggul yang berat, kemandulan, hingga kehamilan diluar kandungan.

b. Jamur Candida

Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di sertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Keputihan yang disebabkan oleh jamur candida, paling sering oleh spesies albicans. Peradangan yang ditimbulkan oleh jamur ini disebut Kandidosis vaginalis. Pada keadaan normal jamur ini terdapat di rongga mulut, usus besar maupun dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sehingga menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat mempermudah seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat kortikosteroid, dan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).


(21)

c. Parasit

Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna kuning kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal. Penularan terjadi melalui hubugan seksual. Peradangan yang ditimbulkan oleh parasit ini disebut Trichomoniasis.

d. Virus

Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex (VHS) tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV dapat meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan HPV tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping. HPV dapat menimbulkan penyakit Kondiloma akuminata yang disebut juga genital warts, kutil kelamin, veneral

warts ( jengger ayam).

6. Pemeriksaan Keputihan

Menurut Bahari (2012, hlm. 57), sebelum melakukan tindakan pengobatan, perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan guna mengetahui penyebab keputihan. Berbagai langkah pemeriksaan tersebut dilakukan berdasarkan usia, keluahan yang dirasakan, sifat-sifat cairan yang keluar, kaitannya dengan menstruasi, ovulasi, serta kehamilan.

Pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung dengan melihat vagina, muara kandung kemih, anus dan lipatan pada paha. Bisa juga dilakukan pemeriksaan di laboratorium yang memadai dengan cara mengambil sempel


(22)

cairan keputihan dan sampel darah. Adapun pemeriksaan dalam dilakukan terhadap wanita yang sudah menikah.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan speculum. Untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, bisa dilakukan tindakan biopsi, yaitu dengan cara mengambil sel-sel yang lepas dengan cara mengeroknya dari selaput lendir rahim.

7. Pencegahan Keputihan

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari keputihan: menghindari berganti-ganti pasangan hubungan seksual, menjaga kebersihan alat kelamin, menggunakan pembersih yang tidak mengganggu kesetabilan pH disekitar vagina, membilas vagina kearah yang benar, menghindari pemakaian bedak pada vagina, menghindari membilas vagina ditoilet umum, mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam, mengurangi konsumsi makanan manis, memilih celana dalam yang tidak terlalau ketat dan mudah menyerap keringat, menghindari berganti-ganti celana dalam dengan orang lain, sering-sering mengganti pembalut ketika haid, gunakan kondom ketika hendak berhubungan seksual jika sudah terkena keputihan, menggunakan obat yang mengandung estrogen bagi wanita yang sudah memasuki masa menoupose, melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin bagi yang sudah menikah (Tarwoto. 2010.hlm.51).


(23)

8. Pengobatan Keputihan

Menurut Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm.26), pengobatan untuk keputihan meliputi :

a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan sabun atau larutan antiseptik khusus pembilas vagina seperlunya. Penggunaan berlebihan akan mematikan flora normal dan mengganggu keasaman vagina. Konsultasi ke dokter, sehingga akan diperoleh cara pengobatan paling tepat untuk mengatasi gangguan keputihan patologis dan infeksi sesuai dengan penyebabnya. Jenis obat dapat berupa sediaan oral berupa tablet atau kapsul, topical seperti krim yang dioleskan dan yang langsung dimasukkan ke liang vagina.

b. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.

Jika masih belum sembuh, lakukan uji resistensi obat dan mengganti dengan obat lain. Ada kemungkinan kuman ternyata resisten terhadap obat yang di berikan.

d. Bagi penderita yang sudah menikah dan melakukan hubungan seksual secara rutin, apalagi berusia lebih dari 5 tahun, lakukan papsmear. Idealnya papsmear dilakukan setahun sekali.

e. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim. Sebagai penunjang di lakukan pula tes urin dan tesdarah.

f. Melakukan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh mendukung proses pengobatan.


(24)

Menurut Bahari (2012, hlm. 32), pengobatan keputihan terdiri dari: a. Pengobatan Moderen

Jika penyebab keputihan adalah infeksi, ada beberapa tindakan pengobatan moderen yang bisa dilakukan. Diantaranya:

1) Obat-obatan

Berikut berbagai jenis obat yang bisa digunakan mengatasi keputihan: a) Asiklovir

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh virus herpes.

b) Podovilin 25%

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh kondiloma. c) Larutan asam Thrikloro-Asetat 40-50% atau salep Asam Salisilat20-40%

(digunakan dengan cara dioleskan). d) Metronidazole

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh bakteri Comonas Vaginalis dan Gardnerella.

e) Nistatin, mikonazole, klotrimazole, dan friconazole.

Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur Candida Albican.

2) Larutan Antiseptik

Larutan antiseptik hanya berfungsi membersihkan cairan keputihan yang keluar dari vagina, larutan ini tidak bisa membunuh penyebab infeksi ataupun menyembuhkan keputihan yang diakibatkan oleh penyebab lainnya.


(25)

3) Hormon Estrogen

Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim. Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki masamenopause atau lanjut usia.

4) Operasi Kecil

Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak, misalnya papilloma.

5) Pembedahan

Metode pengobatan ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker serviks atau kanker kandungan lainnya. Selain itu, metode pengobatan ini

juga dilakukan dengan mengacu pada stadium kankernya.

b. Pengobatan Tradisional

Metode pengobatan tradisional dilakukan dengan memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah di alam sekitar, berikut ini:

1) Oleskan ampas mangga masak ke daerah vagina dan biarkan beberapa saat, sebelum membilasnya dengan air.

2) Makan satu atau dua buah pisang masak setiap hari secara rutin. 3) Minum segelas jus cranberry segar, sebaiknya tanpa gula, setiap hari.

4) Mengkonsumsi rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan sebagainya. Saat mengkonsumsi makanan ini sebaiknya dalam bentuk mentah, atau dikukus sebentar.


(26)

6) Daun kasingsat muda dikukus kemudian dimakan sebagai lalapan.

7) Rebus 30 gram akar bunga matahari dalam 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Minum airnya 2 kali sehari.

8) Daun sirih direndam selama satu jam dalam air panas lalu didiamkan hingga dingin untuk membersihkan daerah vagina. Lakukan setiap hari pagi dan sore hari.

B. Daun Sirih

1. Daun Sirih

Menurut Elshabrina (2013, hlm. 65), daun sirih atau piper betlle merupakan tanaman asli Indonesia, memiliki bau yang khas, bentuk batang merambat dan biasanya menumpang pada pohon lain, seperti rambutan, nangka atau tumbuhan besar lainnya.

Tanaman daun sirih bisa mencapai tinggi 15cm. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupkan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm (Thomas. 2007.hlm.3).

Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ±1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm dimana terdapat kepala putik 3-5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.


(27)

Akarnaya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan (Hariana. 2008.hlm.15).

Daun sirih terdiri dari dua jenis yaitu daun sirih merah dan daun sirih hijau. Sebenarnya tidak banyak perbedaan kedua jenis ini, selain dari warnanya kemudian bila daunnya disobek akan keluar lendir, aroma daun sirih merah lebih wangi dibandingakan sirih hijau, secara umum keduanya memiliki khasiat yang sama (Evika dan Safitri. 2008.hlm50).

2. Kandungan Daun Sirih

Ada beragam zat yang terkandung dalam daun sirih diantaranya minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, alllyprokatekol, eugenol, caryofelen,

fenil propada, tanin, gula dan zat samak yang memiliki daya mematikan kuman,

anti oksidasi dan fungisida, anti jamur. Karena kandungan yang sangat kaya tersebut, daun sirih sering kali dipakai obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit (Maharani. 2010.hlm.27).

3. Manfaat Daun Sirih

Khasiat daun sirih sebagai salah satu obat untuk mengobati keputihan, teruji secara klinis diberbagai bidang kesehatan. Selain dapat mengobati keputihan daun sirih juga berkhasiat untuk berbagai macam penyembuhan lainnya seperti: obat bisul, hidung berdarah (mimisan), radang selaput lendir mata, trachoma, mulut berbau, gusi bengkak, radang tenggorokan, encok, jantung berdebar-debar, terlalu banyak keluar air susu, batuk kering, demam nifas dan sariawan (Tjitrosoepomo. 2005.hlm.69).


(28)

4. Ramuan Daun Sirih Untuk Keputihan

Menurut Maharani (2010,hlm.30), berikut adalah resep atau ramuan daun sirih yang biasa digunakan para wanita untuk mengobati penyakit keputihan: a. Rebus10 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih kedalam panci yang

berisikan air sebanyak 2,5 liter (8 gelas), tunggu sampai mendidih selama 30 menit hingga air rebusan tersisa menjadi 4 gelas. Biarkan air rebusan mendingin selama 15 menit.

b. Bilaskan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk sekali pemakaian ke area vagina.

c. Lakukan berulang-ulang selama 7 hari sebelum tidur.

5. Dampak Penggunaan Daun Sirih

Dampak yang ditimbulkan akibat terlalu sering menggunakan air dari daun sirih adalah warna dari vagina menjadi tampak tidak segar atau bisa menjadi agak kehitam-hitaman, dapat mematikan flora normal vagina yang sebenarnya dibutuhkan dan juga untuk menjaga keasaman pH vagina yang optimalnya 3,5 -5,5 (Hariana. 2008.hlm.19).

C. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar (Piaget Hurlock. 1991, dalam Asrori dan Ali, 2010,hlm.9).


(29)

Menurut Soetjiningsih (2004, dalam Tarwoto, et al. 2010,hlm.1) masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa. Remaja putri adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang yang dialami oleh perempuan. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas dan adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis

maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih

ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas.

2. Batasan Usia Remaja

Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN batasan usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah (Widyastuti, 2009, hlm.11).

Menurut Soetjiningsih (2004, hlm.2), batasan usia remaja awal adalah 11-13 tahun, masa remaja pertengahan adalah 14-16 tahun, sedangkan masa remaja lanjut adalah 17-20 tahun.

3. Karakteristik Remaja

Menurut Arya (2008, hlm. 13), karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja terbagi menjadi 3 macam, antara lain :


(30)

2) Transisi kognitif, yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan sosial dan juga proses sosio emosional.

3) Transisi sosial, yaitu hubungan dengan orang tua, teman sebaya serta masyarakat sekitar.

Menurut Hurlock (1994, dalam Tarwoto, et al. 2010, hlm.66), ciri-ciri remaja sebagai berikut :

1) Masa remaja sebagai masa peralihan

Peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan bukan lagi seorang dewasa. masa ini merupakan masa yang sangat strategis, karena memberi waktu para remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan. 2) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan

Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pasti, perubahan perilaku dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi,peran, minat, pola perilaku (perubahan sikap menjadi ambivalen).

3) Masa remaja dalah masa yang penuh masalah

Masalah remaja menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi karena belum jelas terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Akibatnya, terkadang terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.


(31)

4) Masa remaja adalah masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya pada kelompok sebaya.

5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan

Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yangt idak rapi, tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit, karena orang tua yang mempunyai pandangan seperti ini akan selalu mencurigai remaja, sehingga menimbulkan pertentangan dan membuat jarak antara orang tua dengan remaja.

6) Masa remaja sebagai masa yang tidak relistis

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun orang lain, mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.

7) Masa remaja adalah ambang masa dewasa

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang dan memberi kesan sebagai seorang yang hampir dewasa. Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.


(32)

4. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Asrori dan Ali, (2010, hlm. 171), beberapa tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :

1) Menjalin hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.

2) Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita.

3) Menerima keadaan fisiknya dengan menjaga dan melindungi dirinya sendiri serta mampu menggunakan secara efektif.

4) Belajar tidak bersifat kekanakan dan tidak menggantungkan diri pada orang tua.

5) Mengembangkan keterampilan yang intelektual, seperti mengembangkan konsep tentang hukum, politik, ekonomi dan kemasyarakatan


(33)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu daun sirih, dan variabel dependen adalah keputihan. Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang diidentifikasi berdasarkan keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan daun sirih.

Skema 3.1: Kerangka Konsep Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri

Variabel independen Variabel dependen

Keterangan:

= Variabel yang akan diteliti

B. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative (Ha) yaitu ada pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.


(34)

C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Independen Daun sirih Suatu jenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati keputihan dengan cara direbus dan dibilas ke vagina sebelum tidur selama 7 hari

Modul Observasi - -

2 Dependen Keputihan Cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina selain darah yang bersifat gatal, bau, dan dengan jumlah yang banyak Lembar pre-test dan post-tes

Wawancara 1. Skor jawaban dengan tidak (0-5) : Sembuh 2. Skor jawaban dengan ya (6-10) : Tidak Sembuh Ordinal


(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimental dengan jenis rancangan One Group Pretest Posttest, dimana peneliti melakukan penelitian hanya pada satu kelompok intervensi yang diukur sebelum dan sesudah diberi perlakuan daun sirih, tidak ada kelompok pembanding (kontrol). Desain dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan daun sirih. Jenis rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

Pretest Perlakuan Postest

Skema 4.1 Desain penelitian Keterangan :

01 : Penilaian keluhan keputihan sebelum diberi perlakuan daun sirih (pretest)

X : Perlakuan dengan diberi daun sirih

02 : Penilaian keluhan keputihan sesudah diberi perlakuan daun sirih (posttest)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja putri yang mengalami


(36)

keputihan patologis yang datang berobat dari bulan Februari-Desember 2013 ke wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah yaitu sebanyak 20 orang. 2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling yaitu sebanyak 20 orang. Kriteria inklusi yang menjadi responden yaitu:

a. Belum menikah

b. Batas umur responden 11-20 tahun c. Bersedia menjadi responden

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah dengan alasan karena tempat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang keputihan sebelumnya dan sampel memenuhi kriteria penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2014-Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin darikepala Puskesmas Bandar Khalipah. Peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada calon responden. Peneliti terlebih dahulu


(37)

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian kepada calon responden. Jika calon responden bersedia untuk dijadikan objek penelitian, maka calon responden terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan data (confidentiality) responden, peneliti tidak mencantumkan nama (anomymous) tetapi hanya dengan memberi kode tertentu pada instrumen penelitian dan data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, agar dapat memaksimalkan hasil yang bermanfaat (beneficience) dan meminimalkan hal yang merugikan (maleficience).

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pre test dan post test. Bagian pertama pengumpulan data penelitian ini

berupa data demografi yang terdiri atas kode responden, umur, dan pendidikan yang berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini. Bagian kedua dan ketiga adalah lembar pre test dan post test berisikan pernyataan yang diambil dari tinjauan

pustaka berdasarkan panduan penulisan kuisoner dari Emy Bardiyati (2010). Terdiri dari 10 pernyataan yang berguna untuk menilai keluhan keputihan yang dialami oleh remaja putri dengan pilihan jawaban ya dan tidak (dichotomy). Untuk jawaban “Tidak” diberi nilai 0 dan untuk jawaban “Ya” diberi nilai 1. Sehinga didapat nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 0. Semakin tinggi skor yang didapat semakin menunjukkan kecenderungan terhadap terjadinya keputihan.


(38)

Berdasarkan rumus Sudjana (1992):

Panjang kelas = rentangkelas banyakkelas

=

10 2

= 5

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai 0-5 responden sembuh dari keputihan, dan 6-10 responden tidak sembuh dari keputihan.

Modul intervensi daun sirih berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menggunakan daun sirih dengan menggunakan prosedur cara pembuatan ramuan daun sirih dari Maharani (2010).

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument(Arikunto, 2006). Uji validitas instrument bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrument untuk mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Uji validitas ini dilakukan oleh ahli dalam penelitian yaitu dosen Kebidanan Fakultas Keperawatan USU yang memiliki strata pendidikan S2, yang pernyataan dikatakan valid apabila CVI adalah > 0,7. Berdasarkan uji validitas tersebut, lembar pre test dan post test disusun kembali dengan bahasa

yang lebih efektif dan dengan item-item pernyataan yang akan mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan hasil CVI dengan nilai 0,9 untuk lembar pre test dan post

testyang menunjukkan bahwa instrument penelitian yang digunakan telah valid


(39)

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap keluhan yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian inidilakukan pada responden yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang menjadi subyek penelitian yakni sebanyak 10 orang. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan komputerisasi. Berdasarkan hasil perhitungan pada lembar pre test diperoleh nilai Cronbach’s Alpha 0.97, dan post test 0.82. Suatu instrument dikatakan reliabel

bila koefisiennya 0.57 atau lebih maka instrument dinyatakan reliabel (Polit & Hungler, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa lembar pre test dan post test

pengaruh daun sirih terhadap keputihan remaja putri yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin penelitian dari pihak Puskesmas Bandar Khalipah dan meminta data responden (No. Hp dan alamat responden). Peneliti menjalin hubungan komunikasi dengan responden dengan cara menelfon dan mendatangi rumah responden untuk mengadakan kontrak waktu dan tempat. Peneliti menjelaskan tentang manfaat, tujuan dan proses penelitian pada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk menjadi responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed concent). Kemudian peneliti memberikan lembar pre test untuk menilai keluhan


(40)

keputihan yang dialami responden sebelum diberikan perlakuan daun sirih. Selanjutnya seluruh responden diberi perlakuan daun sirih selama 7 hari digunakan sebelum tidur, dan diobservasi melaui komunikasi telfon karena jauh, untuk memastikan kebenaran penggunaan daun sirih yang dilakukan oleh responden. Kemudian seluruh responden pada tahap akhir diminta untuk mengisi lembar post test kembali. Data yang diperoleh dikumpulkan selanjutnya dianalisa.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini menggunakan statistik deskriptif untuk menyajikan data-data demografi yang meliputi umur dan pendidikan. Disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase.

2. Bivariat

Analisis ini menggunakan statistik inferensial untuk menguji pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan remaja antara pre dan post pada

kelompok intervensi. Adapun uji inferensial yang akan digunakan adalah uji statistic parametric yaitu uji paired t-test digunakan untuk membandingkan

pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pre dan post penggunaan daun sirih. Uji paired t-test digunakan apabila data yang diperoleh berdistribusi normal.

Menurut Harsono (2001), dari uji tersebut akan diperoleh nilai p yaitu nilai yang menyatakan besarnya peluang hasil penelitian (probabilitas).


(41)

Kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p dan nilai alpha (α=0,05). Bila nilai p≤0,05 maka Ha diterima, dan apabila p≥0,05 maka Ha ditolak.


(42)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai pengaruh daun sirih terhadap keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang, melalui pengumpulan data terhadap 20 responden dari tanggal 10 Maret-10 April 2014, akan diuraikan dalam bab ini. Penyajian hasil penelitian meliputi demografi, pebedaan keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan daun sirih.

1. Analisa Univariat a. Karakterisrik Demografi

Analisa Univariat pada penelitian ini akan menggambarkan data demografi responden kelompok intervensi yang meliputi umur, dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%). Remaja awal dan remaja pertengahan adalah masa pencarian identitas dan mengalami pertumbuhan fisik dan psikis yang pesat, apabila kurang mendapat informasi akan berpotensi terjadinya permasalahan dalam banyak hal termasuk tentang permasalahan kesehatan reproduksi, sedangkan remaja lanjut adalah masa menginginkan kebebasan dari orang tuanya, remaja sudah mempunyai nilai-nilai dan moral sendiri (Kusmiran, 2012). Pada remaja lanjut sudah mulai mempunyai sikap dan perilaku yang jelas tentang sesuatu termasuk cara perawatan diri termasuk daerah kewanitaan. Tetapi setiap remaja, baik remaja awal, tengah dan lanjut sama-sama


(43)

mempunyai resiko terhadap kesehatan reproduksinya. Sikap dan perilaku yang salah merupakan faktor penyebab kejadian keputihan seperti kebiasaan menggunakan sabun, bedak talcum atau tissue wangi untuk membersihkan daearah kewanitaan, kebiasaan meminjam peralatan mandi, dan sebagainya. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas SMA sebanyak 16 orang (80%). Adanya perbedaan antara remaja putri yang mengalami keputihan menunjukkan ketidakmerataan penyebaran pendidikan kesehatan reproduksi wanita pada kelompok remaja putri. Seseorang akan lebih tertarik untuk mengetahui keputihan apabila dia sering terpapar informasi tentang keputihan daripada yang jarang terpapar.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)

No Karakteristik Demografi Frekuensi

(f) Persentase (%)

1 Umur

a. 11-13 tahun b. 14-16 tahun c. 17-20 tahun

- 6 14 - 30% 70% 2 Pendidikan

a. SMP b. SMA c. PTN 3 16 1 15% 80% 5%

b. Data Keputihan Sebelum Intervensi Daun Sirih

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden mengalami keputihan patologis yaitu sebanyak 20 orang (100%).


(44)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Responden Pre Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)

No Keputihan Patologis Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Keputihan 20 100%

2 Tidak Keputihan - -

c. Data Keputihan Sesudah Intervensi Daun Sirih

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden dikategorikan sembuh dari keputihan patologis yaitu sebanyak 20 orang (100%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Responden Post Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)

No Keputihan Patologis Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Sembuh 20 100%

2 Tidak Sembuh - -

2. Analisa Bivariat

Penelitian ini menggunakan analisa data paired t-test. Uji paired t-test ini bertujuan untuk menilai keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan daun sirih.

Dari hasil uji normalitas Shapiro-Wilk didapat nilai sig data

pre-intervensi sebesar 0.79 (p>0.05) dan 0.21 (p>0.05) untuk data post-pre-intervensi yang berarti bahwa data berdistribusi normal.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai keluhan keputihan pre-intervensi adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, sedangkan rata-rata nilai keluhan keputihan post-intervensi adalah 1.90 dengan standar


(45)

sebelum dan sesudah diberikan daun sirih adalah 3.450. Nilai t yang diperoleh = 4.196 dan nilai p=0.000 (p<0.05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih. Perbedaan keluhan keputihan pre dan post intervensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.2 Distribusi perbedaan keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan perlakuan daun sirih

Variabel Mean Mean Difference

Standar

Deviasi p value

Pre-test 5.35 3.450 2.815 0.000

Post-test 1.90 1.483

B.Pembahasan

Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum mendapat perlakuan daun sirih adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, sedangkan rata-rata nilai keluhan keputihan sesudah mendapat perlakuan daun sirih adalah 1.90 dengan standar deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum mendapat perlakuan daun sirih dengan sesudah diberi daun sirih adalah 3.450. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan daun sirih dalam mengobati keputihan. Dengan kata lain, daun sirih efektif dalam mengobati keputihan pada remaja putri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanny Farida Zubier et al (2010), tentang efikasi ekstrak daun sirh dalam mengurangi keluhan keputihan pada 35 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ekstrak daun sirih yang signifikan dalam mengobati keputihan selama


(46)

seminggu tanpa mempengaruhi flora normal dengan p value < 0.05. Aryoko Widodo et al (2010) mengatakan bahwa daun sirih adalah terapi efektif dan aman dalam mengobati keputihan yang dibuktikan dari 40 responden dan hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata keluhan keputihan sebelum dan sesudah intervensi dari 1.40 menjadi 0.20 selama seminggu.

Keputihan apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Keputihan yang tidak diobati menyebabkan infeksi dan dapat menjalar ke rongga rahim kenudian sampai ke indung telur dan akhirnya sampai ke rongga panggul. Bagi penderita keputihan yang kronik dapat mengakibatkan mandul dan terjadinya kehamilan diluar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim (Rozi. 2013.hlm.50).

Pencegahan terhadap keputihan yang paling utama adalah menjaga personal hygine terutama daerah vagina, seperti membilas vagina kearah yang benar, menghindari pemakaian bedak pada vagina, mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam, memilih celana dalam yang tidak terlalau ketat dan mudah menyerap keringat (Elshabrina, 2013.hlm.66).

Keputihan dalam penelitian yang dilakukan ini dapat disembuhkan atau terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi daun sirih karena kandungan kimia dari daun sirih yang mempunyai daya antiseptik yang sangat kuat sehingga bisa mengobati keputihan. Kandungan kimia yang terdapat pada daun sirih terdiri dari minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, alllyprokatekol, eugenol, caryofelen, fenil propada, tanin,gula


(47)

bermanfaat inilah, daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat herbal (Maharani. 2010.hlm.27).

Daun sirih juga dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh candida albicans, karena daun sirih dapat mengganggu aktivitas enzim protease, sehingga mengakibatkan metabolisme terganggu dan pertumbuhan candida albicans terhambat (Rahman, 2010). Dan dalam penelitian ini kebanyakan keluhan responden mengalami keputihan disebabkan oleh candida albicans, yang berwarna putih seperti susu basi (Prawirohardjo, 2011. hlm. 271).

Kesembuhan keputihan dalam penelitian ini juga didukung dengan menjelaskan tentang perilaku perawatan alat reproduksi bagian luar yang baik. Penelitian yang dilakukan (Badaryati, 2004) mengatakan bahwa dengan perilaku yang baik dapat mencegah perkembangabiakan bakteri di area vagina, sehingga gejala keputihan berkurang. Dan dengan melakukan pola hidup sehat agar menjaga daya tahan tubuh mendukung proses pengobatan keputihan.

Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis dapat diterima yaitu ada pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri. Berdasarkan hasil dalam penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa daun sirih dapat mengobati keputihan. Keputihan apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Oleh karena itu dari masa remaja diupayakan untuk mengenal pencegahan dan penanganan yang tepat untuk mengobati keputihan.


(48)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain :

1. Penelitian ini hanya menggunakan kelompok intervensi saja tanpa ada kelompok kontrol sehingga kurang menguji perbandingan keefektifan antara yang mendapat perlakuan daun sirih dengan yang tidak mendapat perlakuan daun sirih dalam mengobati keputihan.

2. Jumlah sampel kurang besar sehingga kurang menguji keefektifan daun sirih secara menyeluruh.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh daun sirih terhadap keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik responden

Mayoritas responden berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%), dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%).

2. Perbedaan keluhan keputihan responden pre dan post intervensi

Hasil uji statistik paired t-test terdapat perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih, dengan arti daun sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Bandar Khalipah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi praktek kebidanan tentang pelaksanaan standar asuhan kebidanan reproduksi dengan memberikan perlakuan daun sirih dalam meningkatkan kinerja professional kebidanan.

2. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi peningkatan pengetahuan maupun wawasan peserta didik kebidanan


(50)

tentang pelaksanaan standar kebidanan dengan memberikan perlakuan daun sirih dalam meningkatkan kinerja professional kebidanan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan perlakuan daun sirih. Diharapkan pada peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian dengan mengidentifikasi pemberian perlakuan daun sirih menggunakan kelompok pembanding (kontrol).


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori dan Ali. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Ayuningsih, T. dan Krisnawati. (2009). Cara holistik dan praktis atasi gangguan khas pada kesehatan wanita. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Bahari, H. (2012). Cara mudah atasi keputihan. Yogyakarta: Buku Biru.

Bardiyati, E. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis pada siswi SLTA di kota banjar baru tahun 2012. Depok: Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 12 Desember 2013, dari

Dai’yah. (2004). Pengetahuan remaja putri tentang perawatan organ reproduksi eksterna. Diambil pada tanggal 17 November 2013. dari:

http:www.digital 20319765.S.pdf.secured.

Dempsey. (2002). Riset keperawatan. Buku Ajar dan Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

http:repository.usu.ac.id/bistream/1234567/1887/5/Chapter.pdf.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Masalah reproduksi. Diambil

pada tanggal 17 November 2013. dari:

Dinas Kesehatan. (2009). Kota semarang profil kesehatan 2009. Diambil pada tanggal 17 November 2013. dari:

http/www.depkes.go.id/downloads/20Kes%20Jiwa%Reproduksi.

Elshabrina. (2013). 33 Dahsyatnya daun obat sepanjang masa. Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.

go.id/dokumen/profil/2008/profil2008.pdf.

Hariana, A. (2008). Tumbuhan obat dan khasiatnya 2. Depok: Penebar Swadaya. Kasdu, D. (2009). Problem dan solusi kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:

Salemba Medika.

Maharani, S. (2010). Herbal sebagai obat bagi penderita penyakit mematikan. Yogyakarta: A+PLUS BOOKS.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Asdi Mahastya.


(52)

Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Pudiastuti, R. (2010). Pentingnya menjaga organ kewanitaan. Jakarta: Indeks. Purba, M. (2009). Pengaruh karakteristik dan motivasi pasien terhadap

pemanfaatan pelayanan klinik IMS di puskesmas kabanjahe. Universitas Sumatera Utara. Diambil pada tanggal 23 November 2013. dari:

Rahmah dan Rahman. (2010). Uji fungistatik ekstrak daun sirih terhadap candida albicans. kalimantan selatan. UNLAM. Diambil pada tanggal 23 November 2013. dari:

http://www.repository.usu.ac.id/handle123456789/24776.

Rozi, F. (2013). Kiat mudah mengatasi kanker seviks. Yogyakarta: Aulia Publishing.

http://www.fmipa.unlam.ac.id/bioscientiae//cat=1.

Sandi S. (2008). Rahasia tumbuhan berkhasiat obat. Malang: UIN Malang Press. Sibagariang, E. (2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: CV Trans Info

Media.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh kembang dan permasalahan remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian kebidanan kuantitatif-kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarwoto, et al. (2010). Kesehatan remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika.

Thomas. (2007). Tanaman obat tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).

Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Widyastuti, R. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Wijayanti, D. (2009). Fakta penting sekitar reproduksi wanita. Yogyakarta: Diglosia Printika.

World Health Organization. (2008). Pendidikan seksual remaja. Diambil pada

tanggal 17 November 2013. dari:

Zubier, et al. (2010). Efiksasi ekstrak sirih merah dalam mengurangi gejala keputihan fisiologis. Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 23

November 2013. dari: http/www.who.int/epsi/pendidkan_detail.asp?id.


(53)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Tahun 2014”. Maka dengan ini, saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014


(54)

KUISONER DATA DEMOGRAFI

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang

Tanggal : No. Kode

Petunjuk Pengisian: Untuk data yang dipilih, beri tanda cek list (√) dengan satu jawaban pada kotak yang tersedia dan atau isi sesuai jawaban.

1. Umur :

11-13 tahun 14-16 tahun 17-20 tahun

2. Pendidikan :

SD SMP

SMU Perguruan Tinggi


(55)

LEMBAR PRE TEST

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang

Tanggal : No. Kode

Penilaian Keluhan Keputihan

Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan membubuhkan tanda cek list(√) pada kotak yang tersedia:

No Daftar Pernyataan Ya Tidak

1. Cairan keputihan yang saya alami sangat banyak sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam.

2. Lendir yang keluar berwarna putih seperti susu basi. 3. Lendir yang keluar berwarna putih keruh keabu-abuan. 4. Lendir yang keluar berwarna kuning atau kehijauan. 5. Timbul kemerahan pada area kewanitaan.

6. Terasa gatal, panas di area kewanitaan. 7. Lendir yang keluar agak lengket. 8. Berbau tidak sedap seperti bau amis.

9. Ada rasa ingin buang air kecil dalam jeda waktu singkat (kurang dari 30 menit).


(56)

LEMBAR POST TEST

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang

Tanggal : No.

Kode

Penilaian Keluhan Keputihan

PetunjukPengisian : Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan membubuhkan tanda cek list(√) pada kotak yang tersedia:

No Daftar Pernyataan Ya Tidak

1. Cairan keputihan yang saya alami sangat banyak sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam.

2. Lendir yang keluar berwarna putih seperti susu basi. 3. Lendir yang keluar berwarna putih keruh keabu-abuan. 4. Lendir yang keluar berwarna kuning atau kehijauan. 5. Timbul kemerahan pada area kewanitaan.

6. Terasa gatal, panas di area kewanitaan. 7. Lendir yang keluar agak lengket. 8. Berbau tidak sedap seperti bau amis.

9. Ada rasa ingin buang air kecil dalam jeda waktu singkat (kurang dari 30 menit).


(57)

MODUL

Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang

Pelaksanaan Penggunaan Daun Sirih A. Pengertian

Daun sirih adalah suatu jenis tumbuhan yang digunakan utuk mengobati keputihan dengan cara direbus dan dibilas ke vagina sebelum tidur selama 7 hari.

B. Tujuan

a. Responden menggunakan daun sirih dengan benar

b. Responden dapat mengetahui pengaruh daun sirih terhadap keputihan

C. Proses Pelaksanaan Tindakan

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

1) Memberi salam kepada Responden.

2) Memperkenalkan diri (nama dan identitas singkat peneliti) kepada Responden.

3) Menanyakan nama dan panggilan nama Responden. b. Evaluasi/Validasi

1) Menanyakan perasaan Responden saat ini. 2) Menanyakan masalah yang dirasakan. c. Kontrak (topik, waktu, tempat)


(58)

1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenalkan daun sirih sebagai obat tradisional keputihan dan cara penggunaannya. 2) Menjelaskan tujuan tindakan.

2. Kerja

a. Persiapan bahan: 10 lembar daun sirih tua b. Cara pembuatan ramuan daun sirih:

1) Rebus 10 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih kedalam panci yang berisikan air sebanyak 2,5 liter (8 gelas), tunggu sampai mendidih selama 30 menit hingga air rebusan tersisa menjadi 4 gelas. Biarkan air rebusan mendingin selama 15 menit.

2) Bilaskan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk sekali pemakaian ke area vagina.

3) Lakukan berulang-ulang selama 7 hari sebelum tidur. 3. Terminasi

a. Evaluasi respon responden

1) Mengobservasi perilaku responden yang benar dalam penggunaan daun sirih dengan mebubuhkan tanda (√) dari jawan responden.

2) Menanyakan perasaan Responden setelah menggunakan ramuan daun sirih

3) Memberikan reinforcement positif terhadap Responden yang sudah sembuh dari keputihan


(59)

b. Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan Responden menilai kesembuhan dari keputihan yang dialaminya dan cara menggunakan daun sirih yang benar tetapi jangan terlalu sering.


(60)

LEMBAR OBSERVASI No Perilaku

Observasi

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T 1 Daun sirih

digunakan 10 lembar. 2

Daun sirih dicuci

terlebih dahulu. 3 Air rebusan

yang digunakan air hangat 2,5 liter (8 gelas). 4 Air rebusan

daun sirih dibilaskan ke area kewanitaan selama 7 hari.

5 Air rebusan daun sirih dibilaskan sebelum tidur.


(61)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK F.Kep USU

Nama Mahasiswi : Riska Yanti Nama Pembimbing : Mahnum L. N, M.Kep Nim :135102150 Nip : 197501132002122001 Judul KTI : Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada

Remaja Putri

Tanggal Materi Anjuran/Saran

Paraf Pembimbing

24 Januari 2014 Revisi hasil proposal Revisi

7 Februari 2014 Revisi hasil proposal Lanjut Validitas 21 Februari

2014

Validitas Lanjut Penelitian

15 Mei 2014 Konsul Bab IV, Bab VI

Revisi pembahasan

10 Juni 2014 Konsul Bab IV, Bab VI

Revisi pembahasan

17 Juni 2014 Konsul Bab IV, Bab VI, Abstrak

Revisi Pengetikan

23 Juni 2014 Konsul bahan sidang hasil KTI

Revisi keseluruhan

28 Juni 2014 Konsul bahan sidang hasil KTI


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

Master Data Penelitian Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Lembar Pre Test Ko.

Res Umur Pend Suku

Pernyataan

Skor P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

001 17 SMA Mandailing 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6

002 16 SMA Mandailing 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6

003 18 SMA Mandailing 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5

004 17 SMA Mandailing 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5

005 19 SMA Mandailing 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7

006 17 SMA Mandailing 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6

007 19 SMA Mandailing 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7

008 17 SMP Melayu 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7

009 17 SMA Melayu 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7

010 20 SMA Melayu 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7

011 21 PTN Melayu 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

012 17 SMA Melayu 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

013 16 SMA Padang 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

014 17 SMA Batak 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

015 18 SMA Batak 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

016 17 SMA Batak 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

017 18 SMA Padang 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

018 15 SMP Jawa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8

019 17 SMA Jawa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8


(68)

Master Data Penelitian Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah

Lembar Post Test Ko.

Res Umur Pend Suku

Pernyataan

Skor Kategori P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Sembuh T.Sembuh

001 17 SMA Mandailing 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 Ya -

002 16 SMA Mandailing 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 4 Ya -

003 18 SMA Mandailing 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 Ya -

004 17 SMA Mandailing 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 Ya -

005 19 SMA Mandailing 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 Ya -

006 17 SMA Mandailing 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Ya -

007 19 SMA Mandailing 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 Ya -

008 17 SMP Melayu 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 Ya -

009 17 SMA Melayu 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 4 Ya -

010 20 SMA Melayu 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Ya -

011 21 PTN Melayu 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 Ya -

012 17 SMA Melayu 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 Ya -

013 16 SMA Padang 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Ya -

014 17 SMA Batak 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 Ya -

015 18 SMA Batak 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 Ya -

016 17 SMA Batak 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 5 Ya -

017 18 SMA Padang 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 Ya -

018 15 SMP Jawa 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 Ya -

019 17 SMA Jawa 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Ya -


(69)

DAT A DEM OGRAFI umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15 1 5.0 5.0 5.0

16 2 10.0 10.0 15.0

17 9 45.0 45.0 60.0

18 3 15.0 15.0 75.0

19 3 15.0 15.0 90.0

20 1 5.0 5.0 95.0

21 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 2 10.0 10.0 10.0

SMA 17 85.0 85.0 95.0

PTN 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

suku responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Mandailing 7 35.0 35.0 35.0

Melayu 5 25.0 25.0 60.0

Batak 3 15.0 15.0 75.0

Padang 2 10.0 10.0 85.0

Jawa 3 15.0 15.0 100.0


(70)

Uji Normalitas

Keputihan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Praintervensi .134 20 .200* .915 20 .079

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.


(71)

Uji T-Test

Keputihan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Praintervensi 5.35 20 2.815 .629

Postintervensi 1.90 20 1.483 .332

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 praintervensi

&postintervensi 20 -.407 .075

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

praintervensi – postintervensi


(72)

Uji Reliabilitas

Pre Test

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.976 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR3 .4000 .50262 20

VAR8 .5000 .51299 20

VAR9 .5000 .51299 20

VAR10 .5000 .51299 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.9000 3.884 1.97084 4

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR3 1.5000 2.368 .816 1.000

VAR8 1.4000 2.147 .980 .956

VAR9 1.4000 2.147 .980 .956


(73)

Post Test

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Reliability Statistics Cronbach's

Alphaa N of Items

.829 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR2 .40 .503 20

VAR3 .45 .510 20

VAR4 .40 .503 20

VAR6 .30 .470 20

VAR7 .45 .510 20

VAR8 .60 .503 20

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR2 2.20 .589 .627 .895

VAR3 2.15 .555 .602 .840

VAR4 2.20 .74 .720 .747

VAR6 2.30 .326 .853 .649

VAR7 2.15 .661 .679 .796

VAR8 2.00 .526 .577 .712

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(74)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama Lengkap : Riska Yanti

Tempat, Tanggal Lahir : Sei Putih, 12 Juni 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Gunung Tua,Desa Sibatang Kayu Kec.Padang Bolak, Kab.PALUTA

B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998-2004 : SD Negeri

2. Tahun 2004-2007 : MTS Darul Mursyid 3. Tahun 2007-2010 : MAS Darul Mursyid

4. Tahun 2010-2013 : Program D-III Kebidanan Harapan Mama

5. Tahun 2013-2014 : Sedang Menjalani Program D-IV Bidan Pendidik


(1)

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15 1 5.0 5.0 5.0

16 2 10.0 10.0 15.0

17 9 45.0 45.0 60.0

18 3 15.0 15.0 75.0

19 3 15.0 15.0 90.0

20 1 5.0 5.0 95.0

21 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 2 10.0 10.0 10.0

SMA 17 85.0 85.0 95.0

PTN 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

suku responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Uji Normalitas

Keputihan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Praintervensi .134 20 .200* .915 20 .079

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig.


(3)

Keputihan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Praintervensi 5.35 20 2.815 .629

Postintervensi 1.90 20 1.483 .332

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 praintervensi

&postintervensi 20 -.407 .075

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed) Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair

1

praintervensi – postintervensi


(4)

Uji Reliabilitas

Pre Test

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.976 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR3 .4000 .50262 20

VAR8 .5000 .51299 20

VAR9 .5000 .51299 20

VAR10 .5000 .51299 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 1.9000 3.884 1.97084 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR3 1.5000 2.368 .816 1.000

VAR8 1.4000 2.147 .980 .956

VAR9 1.4000 2.147 .980 .956


(5)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

Reliability Statistics Cronbach's

Alphaa N of Items

.829 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR2 .40 .503 20

VAR3 .45 .510 20

VAR4 .40 .503 20

VAR6 .30 .470 20

VAR7 .45 .510 20

VAR8 .60 .503 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR2 2.20 .589 .627 .895

VAR3 2.15 .555 .602 .840

VAR4 2.20 .74 .720 .747

VAR6 2.30 .326 .853 .649

VAR7 2.15 .661 .679 .796


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.

Data Pribadi

Nama Lengkap

: Riska Yanti

Tempat, Tanggal Lahir

: Sei Putih, 12 Juni 1993

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Gunung Tua,Desa Sibatang Kayu

Kec.Padang Bolak, Kab.PALUTA

B.

Riwayat Pendidikan

1.

Tahun 1998-2004

: SD Negeri

2.

Tahun 2004-2007

: MTS Darul Mursyid

3.

Tahun 2007-2010

: MAS Darul Mursyid

4.

Tahun 2010-2013

: Program D-III Kebidanan Harapan

Mama

5.

Tahun 2013-2014

: Sedang Menjalani Program D-IV Bidan

Pendidik


Dokumen yang terkait

Implementasi Penanganan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

7 99 98

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

5 54 112

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

26 187 137

Pengaruh Kepuasan Pasien Terhadap respon Purna Pemanfaatan Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

0 27 79

Implementasi Penanganan Pneumonia pada Balita dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 1 33

IMPLEMENTASI PENANGANAN PNEUMONIA PADA BALITA DENGAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) DI PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

0 0 15

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 2 27

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 1 23

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 1 8

Pelaksanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan di Sekolah Dasar Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 1 13