Mekanisme Dance Movement Therapy Program Dance Movement Therapy

memaksa untuk menyesuaikan diri. Kampus dengan ketersediaan fasilitas bisa menjadi sumber yang menghambat kelancaran belajar mahasiswa.

2.3 DanceMovement Therapy DMT

Dancemovement therapy DMT dedefinisi sebagai penggunaan psikoterapi gerakan sebagai proses yang lebih mengintegrasi sifat emosional, kognitif, sosial dan fisik individu American Dance Therapy Association n.d.. Banyak tesis Lusinan Master telah mengeksplorasi konsep-konsep dan aplikasi DMT dengan populasi medis dan banyak presentasi profesional konferensi telah diberikan pada topik ini. Ascheim et al. 1992; Cannon et al. 1997.

2.3.1. Mekanisme Dance Movement Therapy

Menurut Chaiklin 2009, DMT dibagi atas dua model yang berfokus pada kapasitas kreativitas yang tiada akhir dan kualitas estetik dari tubuh yang bergerak sebagai suatu fundamental yang unik dan spesifik untuk proses terapi, yaitu : 1. The Intra-Actional System Sistem ini berhubungan dengan individu dan persepsi tubuh dan dirinya spesifiknya, sikap tubuh dan konsep diri sendiri. 2. Interactional System Sistem ini lebih mengarah pada individu dan kapasitas mereka yang berhubungan dengan dunia sebagai mahluk sosial spesifiknya, komunikasi dan dinamika interpersonal.

2.3.2 Program Dance Movement Therapy

Adapun program DMT ini terdiri dari 12 sesi, yaitu 6 sesi asosiasi bebas dan 6 sesi tari terstruktur. Remaja berpartisipasi 6 kali seminggu satu sesi per hari. Empat puluh lima menit pertama setiap sesi adalah sesi tari terstruktur berupa pop dance yang dikoreograferi oleh instruktur tari yang profesional. Peneliti, yang Universitas Sumatera Utara juga fasilitator gerakan tari dan program intervensi, dapat menerima pelatihan dari instruktur tari untuk memfasilitasi sesi tari terstruktur. Kaban 2003 menyatakan bahwa kebutuhan anak-anak atau remaja yang akan berpartisipasi dalam tarian dan gerakan intervensi program akan terus- menerus berubah sehingga program intervensi tiap sesi DMT harus fleksibel. Oleh karena itu, walaupun setiap sesi memiliki tema tertentu dan setiap sesi terdiri dari aspek-aspek tertentu, penelitifasilitator harus fleksibel dan siap untuk menyesuaikan sesi untuk kebutuhan remaja. Untuk meningkatkan partisipasi kelompok dan eksplorasi tema tertentu, beberapa aspek tertentu dari setiap sesi harus terstruktur dan sebagian lagi lebih fleksibel. Aspek yang terstruktur dari setiap sesi ditujukan untuk menciptakan rutinitas selama periode dua minggu, yang mana memberikan rasa stabilitas, kontrol dan konsistensi pada para peserta. Penelitifasilitator memilih untuk mengimplementasikan program intervensi dalam format grup untuk meningkatkan hubungan interpersonal serta keterampilan sosial peserta dan memberikan kesempatan pada para peserta untuk mendukung satu sama lain. Kaban, 2003. Sesi Asosiasi Bebas Gerakan kreatif atau sesi asosiasi bebas dan sesi tari terstruktur memiliki sesi pemanasan dan pendinginan. Sesi ini memungkinkan para peserta untuk meregangkan otot-otot mereka, dengan demikian mencegah cedera, dan memungkinkan mereka untuk rileks dan menenangkan diri sebelum dan sesudah setiap gerakan kreatif atau tari terstruktur. Sesi pemanasan dan pendinginan ini dilakukan karena penelitian sebelumnya telah membuktikan hal tersebut sangat efektif dalam mendukung program DMT Carter, 2004; Kaban 2003 ; Jeppe, 2006. Sesi pertama setiap hari ialah ekspresi emosional yang kreatif dan sesi kedua, gerakan tari terstruktur. Pada sesi pertama setiap harinya, sesi pemanasan dan pendinginan masing-masing dilakukan selama 7 menit yang terdiri dari peregangan dan latihan untuk meningkatkan relaksasi serta pernafasan peserta . Relaksasi tidak hanya menyebabkan pengurangan tingkat stres tetapi juga Universitas Sumatera Utara mempengaruhi respon endokrin seseorang sehingga sistem saraf otonomnya lebih stabil. Choi et al., 2008. Pada sesi kedua, sesi pemanasan dilakukan selama sepuluh menit dan pendinginan lima menit lama. Bagian ini termasuk peregangan dan latihan pernapasan. Tabel 2.1 : Sesi Free Association Dance and Movement Merwe, 2010 Sesi Tema Aktivitas 1 Attachment Pengenalan Latihan Mirroring 2 Relationships Latihan Mirroring 3 Feelings Mengeksplorasi emosi Jumping exercise 4 Control and Helplessness Personal space activity Body control activity Improvisation exercise 5 Grief, loss and rejection Mengeksplorasi emosi negatif 6 Fears, hopes and dreams Mengeksplorasi emosi positif Tema dalam dua sesi awal, attachment and relationships, ditujukan untuk membangun hubungan dan rasa nyamanan dalam kelompok. Dua sesi ini berfokus pada pembangunan hubungan, kepercayaan dan rapor.Gibson et al. 2002. Tema pada sesi ketiga adalah feeling. Ini adalah tema yang relatif luas di mana emosi positif dan negatif dieksplorasi. Hal ini memungkinkan para peserta lebih banyak waktu untuk merasa nyaman ketika membahas tema ini. Sesi keempat dan kelima adalah dua tema secara emosional paling sulit, control and helplessness, dieksplorasi. Sesi terakhir memiliki tema lebih positif yaitu, fears, hopes and dreams. Universitas Sumatera Utara Latihan khusus yang terkait dengan setiap tema sekarang akan dibahas: Sesi pertama, dengan tema attachment, adalah sesi pendahuluan dan selama sesi ini dihabiskan peserta dan penelitifasilitator untuk mengenal satu sama lain. Selama sesi ini, penelitifasilitator menjelaskan prosedur yang akan dijalani para peserta dan memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. Latihan mirroring dilakukan pada tema awal ini. Mirroring adalah tari konstruktif dengan gerakan yang mengikuti gerakan kelompok lain Kaban, 2003. Mirroring meningkatkan pengembangan attachment dan pembangunan kepercayaan Kaban, 2003. Pada awal pelaksanaan, penelitifasilitator melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu dan mendorong seluruh kelompok untuk mengikutinya. Lalu kelompok dibagi menjadi pasangan dan melakukan mirroring bergiliran untuk melaksanakan gerakan. Selama latihan ini, peserta didorong untuk tidak berbicara agar fokus pada gerakan pasangannya. Untuk memotivasi remaja untuk terus bergerak, penelitifasilitator terus mengubah musik, irama dan gerakannya sehingga para peserta mengikutinya. Tema sesi kedua ialah relationship, latihan mirroring ini sekali lagi dilakukan. Peserta saling berpasangan di mana salah satu peserta diminta untuk bergerak dan peserta pasangannya mengikuti pergerakan tersebut sambil diiringi musik. Pada saat musik berhenti secara acak, peserta haruis berhenti dan bertukar posisi. Pada saat musik mulai lagi, peserta melakukan mirroring kembali. Payne, 1993. Tema sesi berikutnya adalah feeling. Pertama, seorang peserta mengambil kertas yang berisi emosi yang berbeda dari topi secara acak dan peserta tersebut menggambarkan emosi ke grup menggunakan gerakan dan tari. Teman sekelompoknya harus menebak emosi apa yang digambarkan. Setelah sesi ini selesai, peserta ditanya mengenai emosi apa yang mereka sulit gambarkan pada teman sekelompoknya. Pada sesi keempat dengan tema, control and helplessness. Para peserta harus mengulurkan tangan dan kakinya dan bergerak di sekitar kamar Universitas Sumatera Utara khayalannya, menjelajahi ruang pribadi mereka dan ruang pribadi orang lain Kaban, 2003. Tema sesi akhir yang akan dieksplorasi adalah hopes and dreams. Peserta diminta mengeksplorasi apa yang membuat mereka merasa takut, mendengarkan musik yang dapat menyebabkan seseorang merasa takut, dan bergerak secara bebas sesuai musik. Mereka diberitahu bahwa mereka bisa menggambarkan suatu peristiwa dan bergerak sesuai emosi mereka. Pada akhir sesi mereka diizinkan untuk menggunakan musik, menyanyi, berbicara untuk menggambarkan harapan mereka. Sesi Gerakan terstuktur Sesi gerakan terstruktur ini bermanfaat untuk pemahaman para peserta mengenai tema dari tarian setiap sesi. Waktu yang dibuthkan untuk tiap sesi tarian yang terstruktur ini adalah tiga puluh menit. Berdasarkan pertimbangan usia peserta maka sesi tari terstruktur ini adalah pop dance. Waktu untuk rutinitas pop dance adalah satu setengah menit. Penelitifasilitator menekankan bahwa tidak penting bagi para peserta untuk melakukan gerakan dengan sempurna melainkan meminta mereka menikmati setiap gerakan yang mereka lakukan. Kaban, 2003

2.4 Depression, Anxiety and Stress Scale DASS 21

Dokumen yang terkait

Informasi penerimaan mahasiswa baru program doktor ilmu komputer universitas indonesia tahun ajaran 2013:2014 • semester ganjil

1 131 5

Fungsi Anggaran Kas Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan Pada Fakultas Ekonomi Universitas sumatera utara Medan

0 37 59

Efektivitas dance/movement therapy Terhadap penurunan tingkat stres Mahasiswa matrikulasi penerimaan mahasiswa baru Fakultas kedokteran universitas sumatera utara 2012 Berdasarkan depression, anxiety and stress scale

14 116 72

Hubungan Kebiasaan Berolahraga Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas kedokteran universitas sumatera utara tahun masuk 2008

53 191 56

Efektivitas berkumur ekstrak daun neem terhadap penurunan jumlah bakteri pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan

3 49 76

hubungan tingkat stressor psikososial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Jember

0 6 16

Pengalaman stres praktik klinik dan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan tahun pertama dan tahun kedua praktik klinik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

4 17 86

Implementasi kualitas software penerimaan mahasiswa baru (PMB online) dampaknya terhadap citra dan minat calon mahasiswa baru di UNIKOM

0 6 1

BAB II LANDASAN TEORI A. Gaya Belajar Mahasiswa Tahfidz AlQuran 1. Pengertian Gaya Belajar - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository U

1 2 41

Efektivitas dance/movement therapy Terhadap penurunan tingkat stres Mahasiswa matrikulasi penerimaan mahasiswa baru Fakultas kedokteran universitas sumatera utara 2012 Berdasarkan depression, anxiety and stress scale

1 0 12