34 diuapkan dengan penangas air kemudian dimasukkan ke dalam pendingin
sehingga diperoleh ekstrak etanol daun pugun tanoh.
3.8 Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak
Karakterisasi dan skrining fitokimia ekstrak dilakukan dengan prosedur yang sama dengan karakterisasi dan skrining fitokimia pada simplisia daun pugun
tanoh.
3.9 Uji Aktivitas Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh 3.9.1 Hewan percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah dewasa Pheretima posthuma dengan ukuran seragam panjang 14
– 14,5 cm dan lebar 0,1
– 0,2 cm. Pheretima posthuma dikumpulkan dari tanah yang lembab, dicuci dengan air suling untuk menghilangkan pengotor dan diaklimasi
dalam larutan salin selama 60 menit Joseph, et al., 2013.
3.9.2 Uji pengaruh etanol terhadap Pheretima posthuma
Larutan etanol 96 diencerkan dengan salin hingga 20 ml untuk memperoleh larutan etanol 0,5; 1; 2; 4; 6; 8 dan 10. Perhitungan pengenceran
larutan etanol dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 59. Pheretima posthuma
dimasukkan secara terpisah ke dalam cawan petri yang masing-masing berisi larutan etanol dengan konsentrasi berbeda tersebut. Efek etanol terhadap
Pheretima posthuma diamati selama 5 jam.
3.9.3 Penyiapan sampel uji
Ditimbang 100, 200, 400 dan 600 mg ekstrak etanol daun pugun tanoh, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam vial yang sudah dikalibrasi 20
Universitas Sumatera Utara
35 ml. Ekstrak dilarutkan dengan etanol 0,5 dan diencerkan sampai garis tanda.
Albendazole disiapkan dengan mensuspensikan 1200 mg serbuk albendazole dalam lumpang yang berisi sejumlah larutan salin, lalu digerus. Sebanyak 0,3 ml
Tween 80 ditambahkan ke dalam lumpang, kemudian digerus sampai terbentuk suspensi merata. Suspensi dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer yang sudah
ditara, kemudian dicukupkan dengan larutan salin sampai 60 ml sehingga diperoleh suspensi albendazole dengan konsentrasi 20 mgml. Perhitungan
penyiapan suspensi ekstrak dan albendazole dapat dilihat pada Lampiran 22 halaman 61.
3.9.4 Uji aktivitas antelmintik
Uji aktivitas antelmintik dilakukan berdasarkan prosedur Patilaya dan Husori 2015. Hewan percobaan dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-
masing terdiri dari 3 ekor cacing Pheretima posthuma dengan perlakuan seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Perlakuan uji antelmintik ekstrak etanol daun pugun tanoh terhadap
Pheretima posthuma
Keterangan: EEDPT = ekstrak etanol daun pugun tanoh
Seluruh perlakuan dilakukan dalam cawan petri steril pada suhu kamar. Aktivitas antelmintik ekstrak daun pugun tanoh ditentukan berdasarkan waktu
paralisis dan kematian melalui pengamatan terhadap motilitas dan morfologi cacing Pheretima posthuma selama 5 jam. Cacing Pheretima posthuma
Kelompok Perlakuan
I Pemaparan dalam 20 ml larutan salin steril kontrol negatif
II Pemaparan dalam 20 ml larutan etanol 0,5 kontrol pelarut
III Pemaparan dalam 20 ml suspensi albendazole 20 mgml kontrol
positif IV
Pemaparan dalam 20 ml larutan EEDPT 5 mgml V
Pemaparan dalam 20 ml larutan EEDPT 10 mgml VI
Pemaparan dalam 20 ml larutan EEDPT 20 mgml VII
Pemaparan dalam 20 ml larutan EEDPT 30 mgml
Universitas Sumatera Utara
36 dipindahkan ke dalam cawan petri berisi larutan salin bersuhu 40-50 ºC untuk
memastikan hewan percobaan telah mati,.
3.10 Analisis Statistika