85
j. Hubungan Sosial Responden Dengan Sesama Anggota Kelompok
Hubungan sosial yang baik merupakan iklim yang bagus untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat, karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang sangat
membutuhkan orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan sosial responden dengan sesama anggota kelompok pelatihan keterampilan dapat dilihat melalui Tabel 4.31 :
Tabel 4.31 Hubungan Sosial Responden Dengan Sesama Anggota Kelompok
No Hubungan Sosial Responden Dengan
Sesama Anggota Kelompok Frekuensi
Persentase 1
Sangat baik 59
59,00 2
Baik 41
41,00 3
Kurang baik 0,00
4 Tidak baik
0,00 Total
100 100,00
Sumber: data primer diolah 2015 Dari Tabel 4.31 tersebut diketahui bahwa 59 responden menyatakan hubungan sosial
dengan teman kelompoknya sangat baik. Menurut mereka pelatihan keterampilan tersebut meningkatkan keakraban mereka dengan bekerjasama membuat kreatifitas, mereka juga jadi bisa
bertukar pikiran untuk membuat karya yang lebih bagus dan mencari solusi bersama saat mengalami kendala. Selanjutnya 41 responden menyatakan hubungan sosial dengan teman
kelompoknya baik. Menurut mereka sebelum adanya pelatihan hubungan sosial dengan sesama anggota kelompok memang sudah baik, setiap hari mereka bertegur sapa satu sama lain dan
mengikuti kegiatan bersama seperti pengajian setiap minggunya.
4.4 Analisis Chi-Square
Universitas Sumatera Utara
86
Analisis dengan menggunakan tabulasi silang bertujuan untuk mengetahui apakah Ada perbedaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan program pemberdayaan masyarakat Program
Bina Desa kelompok perempuan berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak berdasarkan respon masyarakatnya terhadap program tersebut. Berikut ini merupakan distribusi antara respon
masyarakat dengan Partisipasinya dalam mengikuti program pemberdayaan masyarakat.
Tabel 4.33 Tabulasi Silang Respon Masyarakat Terhadap Adanya Program Bina Desa
dan Intensitas Kehadiran Masyarakat Mengikuti Pelatihasn Peterampilan
Respon Intensitas kehadiran
Total Selalu
4 kali Sering
3 kali Jarang
2 kali Hanya
sekali Setuju
8 14
5 2
29 Sangat Setuju
51 16
4 71
Total 59
30 9
2 100
Sumber: data primer diolah 2015
Berdasarkan output Tabel silang antara respon masyarakat terhadap adanya Program Bina Desa dengan intensitas kehadiran masyarakat dalam mengikuti kegiatan pelatihan dapat dilihat
bahwa sebesar 8 responden yang setuju dengan adanya Program Bina Desa mengaku selalu hadir mengikuti pelatihan keterampilan, 14 responden mengaku sering hadir mengikuti
pelatihan keterampilan, 5 responden mengaku jarang mengikuti pelatihan, dan sisanya 2 responden mengaku hanya sekali mengikuti pelatihan keterampilan.
Sedangkan pada responden yang sangat setuju dengan adanya program pemberdayaan sebesar 51 responden mengaku selalu hadir mengikuti pelatihan keterampilan, 16 responden
mengaku sering hadir mengikuti pelatihan keterampilan, 4 responden mengaku jarang
Universitas Sumatera Utara
87
mengikuti pelatihan, dan tidak ada responden mengaku hanya sekali mengikuti pelatihan keterampilan.
Tabel 4.34 Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. 2- sided
Pearson Chi-Square 19.358
a
3 .0000
Likelihood Ratio 19.777
3 .0000
Linear-by-Linear Association 18.029
1 .0000
N of Valid Cases 100
a. 3 cells 37.5 have expected count less than 5. The minimum expected count is .58.
Tabel 4.34 merupakan Tabel yang menunjukkan besarnya nilai Chi Square. Nilai Chi Square dari data yang diolah adalah 19,358 dengan p value sebesar 0,000. Nilai p value ini
kemudian dibandingkan dengan nilai α = 0,05. Maka diperoleh Nilai Chi Square hitung 19,777 sedangkan Chi Square Tabel pada α = 0,05, df=3 adalah 7,815. Oleh karena Chi Square hitung
Chi Square Tabel 19,777 7,815 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan partisipasi masyarakat berdasarkan respon nya terhadap program tersebut, dimana masyarakat yang sangat
setuju dengan adanya Program Bina Desa cenderung lebih aktif menghadiri berbagai kegiatan pelatihan setiap minggunya.
Penelitian yang terkait tentang respon masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat sudah pernah dilakukan. Namun hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan
penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ananta Hidayat Purba pada tahun 2006 yang berjudul “Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir”. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan merupakan program yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
88
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah positif, namun partisipasi masyarakat
dalam kegiatan program tersebut masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pelaku kegiatan
di pedesaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap Program Bina Desa
adalah positif, respon tersebut sejalan dengan partisipasi masyarakatnya yang juga cenderung aktif mengikuti berbagai kegiatan pelatihan keterampilan. Cruthefield dalam Sarwono 1991
menyebutkan terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon, yaitu variabel struktural yang merupakan faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik yang berupa objek atau
fenomena tertentu dan variabel fungsional yang merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.
Dalam penelitian ini, respon masyarakat yang positif tidak terlepas dari faktor yang terkandung dalam objek yang merupakan Program Bina Desa itu sendiri. Program Bina Desa
yang merupakan program pemberdayaan pertama di Desa Bogak telah konsisten melakukan kegiatan pelatihan keterampilan yang memanfaatkan potensi alam lokal kepada masyarakat,
selain itu kehadiran pelaksana program yang merupakan mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara ini juga disambut baik oleh masyarakat dan didukung oleh kepala desa setempat. Adanya
kepercayaan masyarakat dan dukungkan oleh kepala desa setempat dengan pelaksana program yang merupakan mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara ini juga turut mempengaruhi
berjalannya Program Bina Desa.
Universitas Sumatera Utara
89
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu kegiatan untuk membentuk masyarkat yang mampu berdaya mandiri. Masalah kemiskinan yang terjadi di desa, dan melihat potensi alam
lokal seperti mangrove dan kulit kerang yang melimpah di kawasan tersebut yang ternyata dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya pemanfaatannya membuat tim pelaksana Program Bina
Desa memilih desa tersebut sebagai desa binaan yang menerima serangkaian program pemberdayaan masyarakat agar mampu memanfaatkan potensi alam lokal yang tersedia.
Dalam suatu program pemberdayaan di suatu komunitas masyarakat respon dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui apakah adanya program pemberdayaan
disuatu komunitas masyarakat benar-benar dibutuhkan, diterima, serta dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai respon masyarakat
terhadap program pemberdayaan masyarakat Program Bina Desa kelompok perempuan berbasis potensi alam lokal di Desa Bogak dapat diambil kesimpulan yaitu respon masyarakat
terhadap Program Bina Desa sangat positif, Respon masyarakat yang positif tersebut dapat dilihat dari data yang telah dikumpulkan
oleh peneliti dimana seluruh responden menyetujui pelaksanaan Program Bina Desa. Mereka setuju diberikan keterampilan yang memanfaatkan smberdaya alam lokal seperti tanaman
mangrove dan limbah kulit lerang. Selain itu, respon positif juga dapat dilihat dari banyaknya responden yang menyukai kehadiran pelaksana program dan mereka juga menyatakan bahwa
pelaksana program telah bertangung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai pengabdi.
Universitas Sumatera Utara