Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM CREDIT UNION ARIH ERSADA DI DESA NAMOMIRAH KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI

SERDANG

Skripsi

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Disusun Oleh:

NOVA ELISABETH SIPAYUNG 060902001

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : NOVA ELISABETH SIPAYUNG

NIM : 060902001

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 101 halaman, 30 tabel, 5 lampiran serta 26 kepustakaan)

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti: papan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada Agustus 1997 hingga saat ini menyebabkan banyak orang terkena dampaknya, mereka adalah masyarakat atau kelompok miskin. Untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, mereka membentuk suatu kelompok sosial yang berlandaskan kekeluargaan dan atas kesamaan kondisi yaitu koperasi simpan pinjam atau saat ini lebih dikenal credit union (CU). CU merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekeluargaan yang terjadi dalam kegiatan ekkonomi teratasi. Disamping itu CU juga merupakan alat bagi kelompok ekonomi lemah menolong diri sendiri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki hidupnya.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap program credit union (CU) Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung tanggapan anggota CU terhadap program CU Arih Ersada dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan adalah cita-cita dari setiap manusia, untuk mencapai kesejahteraan tersebut manusia harus bekerja baik itu usaha sendiri maupun usaha bersama kelompok yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan dan gotong-royong dalam bidang ekonomi yaitu CU Arih Ersada.

Peneitian ini dilaksanakan pada CU Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Adapun jumlah papulasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota CU Arih Ersada dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang dan instrument yang digunakan angket tertutup dan terbuka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil ini didukung oleh wawancara dan observasi di lapangan. Data yang diperoleh dari penelitian ini ditabulasikan dalam tabel tunggal kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terhadap program credit union arih ersada hasilnya posotif dilihat dari pemahaman, sikap, dan partisipasi masyarakat mengenai credit union tersebut sudah baik karena itu mereka tertarik menjadi anggota CU Arih Ersada dan jumlah anggota CU Arih Ersada dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dan ini membuktikan bahwa CU ini berkembang, semakin banyak anggotanya tentu semakin banyak pula arus modal yang diterima dan dipinjamkan oleh CU Arih Ersada. Respon positif juga dapat dilihat dari peranan CU Arih Ersada kepada anggota, dimana anggota yang bergabung mengalami perubahan yang baik dalam kesejahteraan maupun peningkatan kondisi ekonomi.


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji hormat dan syukur yang terbesar penulis naikkan kepada Allah didalam Nama Tuhan Yesus Kristus atas segala Berkat, Kasih dan Kesetiaan-Nya yang telah menyertai, memelihara dan memampukan penulisan terkhusus setiap proses yang penulis lalui untuk menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : ”Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang”. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, sebelumnya penulis minta maaf dan mengharapkan saran dari pembaca, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi berkat yang membangun dan bermanfaat bagi pembaca.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis sangat berterima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan sampai akhirnya selesai penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ibu Mastauli Siregar, M.Si selaku Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi dan seluruh staff dan administrasi FISIP USU terkhusus bu Zuraida dan juga bang Ria.

Bapak Drs. Zulkifli Bukit dan seluruh Pengurus CU Arih Ersada, BITRA INDONESIA terkhusus bang Anta Tarigan selaku staff BITRA Indonsia, dan seluruh responden yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data-data dalam penulisan skripsi ini.

Terkhusus dan teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat saya banggakan dan saya kasihi Bapak S. Sipayung dan Mama M. Girsang yang telah memberikan kasih sayang, yang tidak lupa berdoa untuk saya dan dukungan motivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini


(4)

maupun materi selama dalam perkuliahan. Abang saya Erik dan Eda saya Kristina dan adek-adek saya Dita, Jona, Remhot, Tiar, Novita dan Angel. Juga abang E. Sinaga dan kak Uli yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tidak lupa, terimakasih juga buat bg Edi.

KK KURIAKE (Ka Uun, Kak Duma, Aroz, Mey, Yanti dan Tati) makasi untuk kebersamaan kita selama ini yang selalu mengingatkan saya supaya lebih mendekatkan diri kepada Dia sang empunya dan selalu memberikan yang terbaik dalam segalanya.

Teman-teman seperjuangan saya ENOYOANIMO ( Mita, Mei, Yanti S.Sos, Nora dan Tati) makasi ya sudah mau menjadi sobat saya selama ini, banyak suka dan duka yang kita lalui bersama itu tidak akan pernah ku lupakan, aku berharap supaya kita tetap menjadi sahabat yang baik dan kita dapat menjadi orang yang bermanfaat dan sukses selalu menyertai kita.

Teman-teman satu stambuk saya yang masih bersama-sama berjuang dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi dan yang sudah menyelesaikan perkuliahan, makasi ya atas kebersamaan kita selama ini (bg Alex S.Sos, Diki, Yusniar, Evi, Nova LKP, Iren, Rijal, Nobel, Ananta, Alfredo, Ari, Jupriadi, Rahmad, Dewi lubis, Demol, Aulia, Anang, Ivan, dan lainya sebagainya yang namanya tidak disebutkan satu-persatu oleh penulis. Terimakasih juga buat adek2 Junior saya Yng tidak dapat disebutkan nama2nya satu persatu, tidak terkecuali.

.

Medan, Januari 2010 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……… iii

DAFTAR TABEL……… iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah……… 1

1.2. Rumusan Masalah……….. 6

1.3. Tujuan Penelitian……… 7

1.4. Manfaat Penelitian……….. 7

1.5. Sistematika Penulisan………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon Masyarakat………... 9

2.2. Credit Union………... 17

2.3. Prinsip Credit Union……… 20

2.5. Tabungan dan Pinjaman 2.5.1. Tabungan………... 25

2.5.2. Pinjaman……….. 26

2.6. Kesejahteraan Sosial………. 28

2.7. Kerangka Pemikiran………. 30

2.8. Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.8.1. Defenisi konsep………. 31

2.8.2. Defenisi Operasional………. 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian……….. 34

3.2. Lokasi Penelitian……… 34

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi……… 35

3.3.2. Sampel………. 35

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Data primer……… 36

3.4.2. Data Sekunder……… 36

3.5. Teknik Analisa Data……….. 37

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian……… 38

4.2. Asal Sejarah dan Asal-usul Lokasi Penelitian……….. 38


(6)

4.4. Keanggotaan Dalam CU Arih Ersada

4.4.1. Keanggotaan Dalam CU Arih Ersada………. 49

4.4.2. Syarat-syarat Umum Untuk Menjadi Anggota………. 51

4.4.3. Jenis Keanggotaan Dalam CU Arih Ersada……….. 51

4.4.4. Jenis-jenis Simpanan Dalam CU Arih Ersada……….. 53

4.4.5. Pola Pinjaman………. 54

4.4.6. Pola Pengangsuran, Perhitungan Bunga dan Perhitungan Denda…… 57

BAB V ANALISIS DATA

5.1. Karakteristik Responden……… 61

5.2. Respon Masyarakat pada program CU Arih Ersada Dilihat Melalui Persepsi………. 69

5.3. Respon Masyarakat pada program CU Arih Ersada Dilihat Melalui Sikap………. 80

5.4. Respon Masyarakat pada program CU Arih Ersada Dilihat Melalui Partisipasi………. 90

BAB V PENUTUP

6.1. Kesimpulan………. 100

6.2.Saran………. 101

DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan ( Kuesioner ). 2. Surat Keputusan Komisi Pembimbing. 3. Surat Izin Penelitian.


(8)

DAFTAR BAGAN

Halaman BAGAN 1 Alur Pemikiran………37


(9)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL NAMA : NOVA ELISABETH SIPAYUNG

NIM : 060902001

ABSTRAK

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 101 halaman, 30 tabel, 5 lampiran serta 26 kepustakaan)

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti: papan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada Agustus 1997 hingga saat ini menyebabkan banyak orang terkena dampaknya, mereka adalah masyarakat atau kelompok miskin. Untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, mereka membentuk suatu kelompok sosial yang berlandaskan kekeluargaan dan atas kesamaan kondisi yaitu koperasi simpan pinjam atau saat ini lebih dikenal credit union (CU). CU merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekeluargaan yang terjadi dalam kegiatan ekkonomi teratasi. Disamping itu CU juga merupakan alat bagi kelompok ekonomi lemah menolong diri sendiri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki hidupnya.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana respon masyarakat terhadap program credit union (CU) Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung tanggapan anggota CU terhadap program CU Arih Ersada dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kesejahteraan adalah cita-cita dari setiap manusia, untuk mencapai kesejahteraan tersebut manusia harus bekerja baik itu usaha sendiri maupun usaha bersama kelompok yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan dan gotong-royong dalam bidang ekonomi yaitu CU Arih Ersada.

Peneitian ini dilaksanakan pada CU Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Adapun jumlah papulasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota CU Arih Ersada dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang dan instrument yang digunakan angket tertutup dan terbuka. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Hasil ini didukung oleh wawancara dan observasi di lapangan. Data yang diperoleh dari penelitian ini ditabulasikan dalam tabel tunggal kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terhadap program credit union arih ersada hasilnya posotif dilihat dari pemahaman, sikap, dan partisipasi masyarakat mengenai credit union tersebut sudah baik karena itu mereka tertarik menjadi anggota CU Arih Ersada dan jumlah anggota CU Arih Ersada dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dan ini membuktikan bahwa CU ini berkembang, semakin banyak anggotanya tentu semakin banyak pula arus modal yang diterima dan dipinjamkan oleh CU Arih Ersada. Respon positif juga dapat dilihat dari peranan CU Arih Ersada kepada anggota, dimana anggota yang bergabung mengalami perubahan yang baik dalam kesejahteraan maupun peningkatan kondisi ekonomi.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan sangat identik dengan keterbatasan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keterbatasan yang dialami oleh orang miskin tersebut dapat berupa tingkat pendidikan yang rendah, pendapatan ekonomi yang rendah, kesehatan yang buruk sehingga mengakibatkan fungsi sosialnya dalam masyarakat tidak berjalan dengan baik. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada Agustus 1997 sampai sekarang menyebabkan banyak orang terkena dampaknya. Kelompok masyarakat yang paling terpukul dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan ini adalah mereka yang termasuk pada kelompok masyarakat miskin.

Ciri masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan pedesaan yaitu keadaan alam, sikap mental, sosial budaya, pendidikan, dan modal yang rendah. Modal merupakan unsur penting untuk meningkatkan produksi, pendapatan dan taraf hidup masyarakat desa. Kekurangan modal sangat membatasi kegiatan usaha untuk bergerak dan keterbatasan tersebut sulit untuk memperoleh dana dari luar karena membutuhkan syarat administrasi yang rumit yang harus dipenuhi seperti agunan dan sebagainya.

Untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, maka masyarakat miskin membentuk suatu kelompok sosial yang berlandaskan kekeluargaan dan atas kesamaan kondisi keuangan. Ini membuktikan bahwa secara normal tidak ada manusia yang hidup sendirian. Manusia dalam hakikatnya sebagai makhluk sosial memerlukan orang lain untuk berinteraksi. Hal ini dapat


(11)

diperkuat dengan pernyataan Aristoles (384-332 Sebelum M) seorang ahli pikir Yunani yang menyatakan bahwa manusia itu adalah zoon politikon, artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesamanya manusia lainnya.

Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara manusia. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong. Dengan menjadi bagian dari suatu kelompok kehidupannya akan lebih mudah dan akses lebih mudah terutama masyarakat miskin.

Salah satu lembaga keuangan yang sesuai dengan pembangunan masyarakat pedesaan dalam upaya meningkatkan ekonomi rakyat dan masih berazaskan kekeluargaan adalah koperasi. Koperasi dilihat dari asal katanya berasal dari bahasa Inggris co-operation yang berarti usaha bersama. Setiap berbicara mengenai koperasi Indonesia tidak boleh lepas dari UU No.25 tahun 1992 yang disahkan di Jakarata pada tanggal 21 Oktober 1992 dan sampai saat ini undang-undang inilah yang mengatur perkoperasian di Indonesia. Menurut UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 1 : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum yang melandasi kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan

Ekonomi rakyat memegang kunci kemajuan ekonomi nasional di masa depan, dan sistem ekonomi Pancasila merupakan aturan main etik bagi semua perilaku ekonomi di semua bidang kegiatan ekonomi. Koperasi satu-satunya badan usaha yang berazaskaan kerakyatan. Badan usaha ini sesuai dengan apa yang dituangkan dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945, bahwa : “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Pelaksanaan sistem perekonomian yang berdasarkan azas kekeluargaan sangatlah relevan dengan semangat


(12)

gotong royong yang sudah lama berkembang di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Koperasi adalah soko guru perekonomian nasional (Mubyarto,2000:18).

Koperasi merupakan wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Disamping itu, koperasi juga merupakan alat bagi kelompok ekonomi lemah untuk menolong dirinya sendiri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupannya. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk dan mengumpulkan kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi koperasi yaitu membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi (Anoraga dan Widiyanti, 1998:6).

Bagi sebuah koperasi untuk dapat tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari partisipasi atau keterlibatan langsung anggota dalam melaksanakan kewajibannya yaitu menabung, karena sumber modal koperasi bersal dari anggota (simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela), meminjam dan mengembalikan pinjaman tepat waktu, dan frekuensi anggota mengikuti pendidikan/pembinaan/kehadiran dalam kegiatan yang diadakan oleh koperasi.

Credit Union masuk ke Indonesia pada saat kondisi perekonomian baru mulai pulih dari kondisi inflasi. Dapat dimengerti bila kondisi perekonomian masyarakat masih sangat rendah, karena itu para pemerhati kondisi ekonomi yang masih prihati itu memilih bentuk Credit Union sebagai salah satu upaya membangun ekonomi masyarakat yang lemah Credit Union menjadi popular di Indonesia ketika sulitnya masyarakat mengakses dana dari perbankan. Tumbuhnya koperasi ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapat dana bantuan memecahkan masalah keuangan dan paling tidak mengganti peran rentenir.


(13)

Saat ini Credit Union telah tersebar diseluruh propinsi di Indonesia dan pada umumnya telah memiliki badan hukum, termasuk salah satunya Credit Union Arih Ersada yang terlelak di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu kabupaten Deli Serdang. Credit Union Arih Ersada telah ada sejak beberapa tahun lalu dan telah berbadan hukum tahun 2005. Credit Union Arih Ersada adalah milik semua orang, Credit union lahir buka untuk suku, agama, dan budaya tertentu tetapi untuk semua masyarakat yang mau bekerjasa, saling mendukung, membangun hidup bahagia dengan dasar saling percaya satu dengan yang lainnya.

Kepentingan bersama dalam memperbaiki keadaan ekonomi anggota, meningkatkan kemampuan pribadi dan meningkatkan/mengembangkan sosial anggota dengan penekatan terhadap kepentingan bersama semua anggota dan mau bekerjasama dalam memecahkan persoalan ekonomi maka timbul suatu ikatan yang disebut ikatan pemersatu dalam Credit Union Arih Ersada yaitu keluarga besar sembiring marganya. Yang membuat Credit Union Arih Ersada ini menarik adalah nama ikatan pemersatunya saja sembiring marganya, karena di Desa ini lebih banyak yang bermarga sembiring tetapi pada kenyataan banyak yang menjadi anggota Credit Union Arih Ersada bukan dari marga sembiring, bahkan ada juga anggotanya bermarga Batak Toba.

Credit Union mempunyai ciri sendiri bila dibandingkan dengan koperasi yang ada sebelumnya. Adapun yang menjadi ciri dari Credit Union Arih Ersada adalah (1) Credit Union terbentuk oleh anggota itu sendiri dengan sukarela dengan modal mereka sendiri (tidak mengharapkan modal dari luar), (2) Credit Union bergerak dibawah pimpinan pengurus yang dipilih oleh anggota itu sendiri dengan hak dan kewajiban anggota yang sama, (3) Credit Union juga melayani kepentingan dan kebutuhan anggota melalui pinjaman dan dengan pembagian keuntungan yang disesuaikan dengan jasa-jasa masing-masing anggota.


(14)

Yang menjadi kekhususan yang lain dari Credit Union Arih Ersada adalah tidak mencari keuntungan/bunga pinjaman rendah (laba yang besar) dan untuk menjadi anggota syarat-syarat yang dipenuhi tidak sulit, tetapi lebih kepada mengutamakan pendidikan yang intensif bagi anggotanya agar anggotanya dapat mendiri.

Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian Program Credit Union Arih Ersada ini adalah, karena Credit Union Arih Ersada ini berada di desa yang terpencil yang sebenarnya masih dekat dari ibukota propinsi Sumatera Utara dan di desa ini terdapat Program Credit Union Arih Ersada dimana Credit Union ini memiliki ikatan pemersatu sembiring marganya tetapi pada kenyataannya bukan yang bermarga sembiring saja melainkan marga lain satu suku yaitu suku Karo dan marga lain yaitu Batak Toba. Mereka dapat saling kerjasama, saling mendukung dan saling membangun. Selain itu, Program Credit Union Arih Ersada memiliki persyaratan yang mudah untuk menjadi anggota maupun untuk melakukan peminjaman serta bunga yang dikenakan rendah/ringan (tidak mencari laba) dan adapun menggunakan agunan, bagi anggota yang melakukan peminjaman melebihi batas yang maksimal sebagai jaminan.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan didalam latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Respon Masyarakat terhadap Program Credit Union Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang?”. Di sini peneliti ingin mencari respon anggota CU Arih Ersada melalui persepsi, sikap dan partisipasi pada program CU Arih Ersada. Dalam penulisan selanjutnya peneliti akan menggunakan CU Arih Ersada sebagai singkatan dari Credit Union Arih Ersada.


(15)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan didalam latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah didalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah Respon Masyarakat terhadap Program CU Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat khususnya anggota Credit Union Arih Ersada terhadap program atau kegiatan CU Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun mamfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengurus Program CU Arih Ersada dalam upaya meningkatkan kinerja CU agar lebih baik lagi, dengan mengetahui bagaimana respon anggota CU terhadap Program CU Arih Ersada yang dilaksanakan di Desa Namomirah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan rujukan bagi penelitian selanjutnya. Dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi khazanah kepustakaan yang bernilai dan bermutu.


(16)

1.5Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I :

Pendahuluan

Berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II :

Tinjauan Pustaka

Menguraikan secara teoritis tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

Bab III :

Metodologi Penelitian

Terdiri dari lokasi penelitian, alasan pemilihak lokasi, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data.

Bab IV :

Deskripsi Lokasi Penelitian

Menguraikan tentang lokasi penelitian, sejarah dan asal-usul lakasi.

Bab V :

Analisis Data

Menguraikan bagaimana menganalis data, berisikan penganalisaan data-data yang diperoleh dalam penelitian.

Bab VI :

Penutup


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon Masyarakat

Pada pengamatan berlangsung perangsang-perangsang. Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan. Respon lambat-laun tertaman atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang (Djamarah, 2002 : 23).

Respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan (Kartono, 1984 : 57). Dalam hal, ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap dan partisipasi.

Respons dikatakan Darly Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku adekuat. Sementara itu, Scheerer menyebutkan respons merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana rangsang-rangsang prosikmal di organisasikan. Sedemikian rupa, sehingga sering terjadi representasi fenomenal dari rangsang prosikmal (Wirawan, 1987;96).

Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu.


(18)

Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang tehadap sesuatu maka, akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangaka, pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui:

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variable yang mempengaruhi respon :

1) Variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik

2) Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalanya kebutuhan suasana hati, penglaman masa lalu (Cruthefield, dalam Sarwono, 1991:47) Mengenai sikap, Thurstone mengajukan pendapat :

“An attitude as the degree of positive or negative affect associated with some physicological object thurstone means any symbol, pharase, slogan, persons, institution, ideal or idea, toward which people can differ with respect to positive or negative afect”. Dari batasan tersebut, diatas dapat dikemukakan bahwa Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif dalam


(19)

hubungannya dengan objek-objek psikologis. Thurstone melihat sikap hanya sebagai afeksi saja belum mengkaitkan sikap dengan perilaku. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa Thurstone secara eksplisit melihat sikap hanya mengandung komponen afeksi saja.

Di samping itu Rokeach memberikan pengertian tentang sikap sebagai berikut s:

“An antitude is relatively enduring organization of beliefs around an object or situation predisposing one respond in some preferential manner”.

Dari bahasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam pengertian sikap telah terkandung komponen kongnitif, yaitu sikap merupakan predisposing, untuk merespon, untuk berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berperilaku.

Dari bermacam-macam pengertian tersebut, dapatlah ditarik suatu pendapat bahwa “ sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang reratif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya” (Walgito, 1999 : 110).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :

1. Dalam sikap selalu terdapat hubungan objek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga masyarakat dan sebagainya.

2. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.

3. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit berubah.


(20)

5. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatian.

6. Faktor motivasi dan perasaan (Adi, 2000:179).

Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hierarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon.

Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaaan diluar individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Adi, 1994:129).

Persepsi menurut MacMahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensori information). Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson menunjuk pada bagian kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dialami manusia.

Yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.


(21)

Fenomena yang lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :

1. Motif dan kebutuhan

2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain

3. Minat (interest).

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : a) Intensitas dan ukuran (intensity and size).

b) Kontras dengan hal-hal yang baru c) Pengulangan

d) Pergerakan (Adi, 2000 : 105).

Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh.

Partisipasi masyarakat dapat ditimbulkan dengan melihat persepsi, sikap, dan respon masyarakat. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu


(22)

pencatatan yang benar terhadap situasi. Analisa tersebut menunjukkan bahwa persepsi merupakan pemahaman individu atau masyarakat pada suatu objek yang masih berada dalam pikirannya.

Partisipasi saja sebagai strategi dalam program pengembangan masyarakat, tetapi juga menjadi hasil yang diharapkan dari pada program pengembangan masyarakat. Dengan adanya partisipasi, kita dapat memperoleh keuntungan-keuntungan antara lain :

a) Mampu merangsang timbulnya swadaya masyarakat yang merupakan dukungan penting bagi pembangunan.

b) Mampu meningkatkan motivasi dan ketrampilan masyarakat dalam membangun. c) Pelaksanaan pembangunan semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. d) Jangkauan pembangunan menjadi lebih luas meskipun dengan dan yang terbatas e) Tidak menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah.

Partisipasi yang sering juga disebut peran serta atau ikut serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, evaluasi hingga pengembangan atau perluasannya.

Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.

Kata masyarakat dalam bahasa Inggris Society yang berasal dari kata Socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang disekitar dan dengan demikian, mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Demikian, dapat


(23)

dikemukakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat yang tertentu. Sedangkan Selo Sumardjan menyatakan bahwa masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Wahyu, 1986:1).

Diantara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan diatas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaanya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tumbuh bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama dan merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai, norma, dan kebudayaan bagi hidup mereka (Setiadi, 2007 : 80).

Teori rangsang balas (stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia.

Jadi, yang dimaksud dengan respon masyarakat adalah tingkah laku balas atau tindakan masyarakat yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut.


(24)

2. 2 Credit Union/ Simpan Pinjam

Credit union berasal dari bahasa latin. Credit dari kata latin credere yang berarti percaya. Union – unus (satu) berarti perkumpulan. Sesuai dengan sejarah dan perkembangannya, maka credit union dapat diartikan sebagai “badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan kesejahteraan”. Credit union sekarang sering disingkat dengan CU.

CU adalah suatu ikatan pemersatu. Kemauan bertekad mendirikan CU itu sudah merupakan ikatan yang mempersatukan kelompok tersebut hingga mereka menjadi pendirinya. Meskipun setelah berdiri harus selalu ada unsur pemersatu, agar anggota-anggota bersama pimpinan memperjuangkan tujuan CU. Orang yang siap menjadi pemimpin dan rela mengabdikan diri, baik waktu maupun tenaga agar CU tersebut dapat sukses. Dalam hal ini tidak diperlukan para ahli-ahli keuangan dan pembukuan yang terdidik. Langkah selanjutnya adalah pendidikan bagi kaum anggota, dan secara lebih intensif terhadap para calon pemimpin. Sesuai misinya untuk memberdayakan ekonomi rakyat, berdasarkan pengalaman diberbagai benua menunjukan bahwa CU yang paling berhasil adalah yang didirikan di kalangan masyarakat yang keadaan ekonominya belum kuat. Kebutuhan akan adanya lembaga keuangan seperti CU tidak dirasakan oleh orang kaya yang kelebihan uang, melainkan oleh mereka yang belum kuat ekonominya, terutama sekali orang-orang miskin.

Untuk mendirikan CU tidak diperlukan banyak uang, untuk mendirikan CU tidak diperlukan ahli hukum atau akuntan. Salah sekali anggapan sementara orang yang mengatakan CU baru akan berhasil kalau modal kerja terlebih dahulu disediakan oleh orang kaya.


(25)

Pengalaman justru membuktikan sebaliknya. Hanya memulai secara sederhana diantara orang-orang yang membutuhkanya, maka CU dapat berkembang dengan lancar.

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam dibidang pemupukan simpanan dari para anggotanya yang kemudian dipinjamkan kepada anggota-anggota yang memerlukan bantuan modal. Modal yang ada dalam koperasi berasal dari anggota yakni simpanan wajib dan simpanan sukarela atau iuran-iuran lainnya.

Syarat-syarat menjadi anggota CU adalah: mampu berpartisipasi aktif dalam CU dan dapat memanfaatkan pelayanan-pelayanan yang diberikan CU. Bersedia mentaati peraturan-peraturan CU terutama untuk menabung terus-menerus. Yang lebih bersifat normatif dan tidak kalah pentingnya, mempunyai ikatan kepentingan yang sama , seperti anggota lain. Keanggotaan CU terbuka bagi siapa saja yang memenuhi persyaratan. Tidak boleh ada diskriminasi, tidak boleh menjadi organisasi eksklusif, tetapi harus merangkul, menolong sebanyak mungkin orang yang mungkin masuk kedalam ikatan pemersatu yang sama.

Keanggotaan CU dapat lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga, karena keanggotaan adalah perorangan maka setiap orang dalam sebuah keluarga dapat menjadi anggota CU. Tetapi hendaknya tujuan mereka bukannya untuk dapat mendapatkan pinjaman sebanyak mungkin. Kalau demikian, kemungkinan besar dapat mengancam kestabilan keuangan keluarga. Oleh karena itu, seorang yang ingin menjadi anggota CU harus mendapatkan pendidikan tentang dasar-dasar CU. Kemudian ia dapat mengajukan surat permohonan tertulis kepada Dewan Pimpinan. Permohonan itu perlu mendapat rekomendasi dari setidaknya dua anggota CU lainya atau seorang anggota Dewan Pimpinan.


(26)

Dewan Pimpinan akan memutuskan diterima atau tidaknya anggota tersebut berdasarkan suara terbanyak. Jika permohonan ditolak, calon anggota dapat naik banding kepada Rapat Anggota untuk meninjau kembali keputusan Dewan Pimpinan tersebut, karena keanggotaan bersifat perorangan, maka keanggotaan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Setiap anggota yang ingin menjadi anggota harus mengajukan sendiri permohonan tertulis kepada CU. Seseorang dapat berhenti menjadi anggota CU jika berhenti atas kemauan sendiri dan disetujui oleh Dewan Pimpinan. Anggota meninggal dunia. Dikeluarkan dari keanggotaan atas keputusan Rapat Anggota. CU bubar atau dibubarkan.

Sebagai anggota CU, setiap orang yang tergabung dalam wadah CU memiliki hak dan kewajiban. Hak seorang anggota CU adalah: Mendapat jasa-jasa dan pelayanan, terutama dalam bentuk pinjaman yang diberikan CU. Menghadiri rapat-rapat anggota dan ikut serta dalam segala kegiatan CU. Menabung dan menarik tabungan pada setiap waktu kantor CU dibuka. Memberikan suaranya dalam segala hal yang perlu diputuskan oleh anggota-anggota. Dipilih untuk setiap jabatan yang ada dalam CU.

Kewajiban sebagai anggota CU adalah: Ikut secara aktif dalam rapat anggota, baik tahunan maupun khusus. Menabung secara terus-menerus dan mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya. Menjaga agar hanya orang-orang baik dan cakap dipilih sebagai pejabat-pejabat CU. Menjaga kepentingan dan nama baik CU dimata masyarakat. Berusaha untuk mengembangkan keanggotaan CU. Secara terus-menerus menambah pengetahuannya mengenai CU. Menanggung segala kewajiban CU yang tercantum dalam Anggaran Dasar.


(27)

Asal mula gerakan koperasi dari Eropa/ gerakan yang berkembang pada waktu Revulusi Industri yaitu perubahan teknologi dan sosial pada masyarakat pada saat bank rakyat Bank of Scootland memperkenalkan pinjaman tanpa agunan kepada pemilik toko, pengrajin dan petani atas dasar karakter si peminjam. Pendekatan ini merupakan dasar perkembangan koperasi simpan pinjam.

Di Inggris koperasi yang pertama sukses adalah Rochdale (1844) yang dipelopori oleh 28 pelopor dari berbagai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, yang berhasil menyatukan ide dan pemikiran dalam prinsip-prinsip dasar atau sendi-sendi dasar koperasi (Suwandi, 1995 : 20).

Dasar dan prinsip-prinsip koperasi Rochadale yang terpenting adalah :

1. Pengendalian secara demokratis 2. Keanggotaan yang terbuka 3. Bunga terbatas atas modal

4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proporsional 5. Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan

6. Tidak menjual barang palsu

7. Mengadakan pendidikan kepada anggota atas azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu

8. Netral terhadap agama dan politik

Prinsip koperasi menurut ICA (International Cooperative Alliance) adalah :

1) Perkumpulan orang


(28)

3) Kebersamaan dan rasa tanggung jawab antara anggota dan koperasi 4) Partisipasi anggota dan manajeman demokratis

5) Percaya pada diri sendiri dan otonomi 6) Keanggotaan secara sukarela dan terbuka 7) Kesatuan dan identitas

8) Pembagian keuntungan yang adil 9) Pendidikan

10) Kerjasama pada tingkat nasional dan internasional (Seven Oke Book, 1994: 24).

Prinsip dasar tersebut dapat dilaksanakan dalam praktek bila individu/anggota memiliki semangat dan budaya koperasi (nilai-nilai koperasi) yaitu kejujuran, kepedulian, kemajemukan (demokratis) dan percaya pada koperasi. Di Indonesia awal rintisan perkoperasian dimulai tahun 1895 diprakarsai oleh R.Aria Wiria Atmaja seorang patih dari purwokerto, yang mendirikan bank Bantuan dan simpanan Purwokerto yang dikenal dengan bank Priyayi Purwokerto yang tujuan untuk membantu pegawai negeri pribumi putera, petani dan tukang yang sering terjerat lintah darat. Bank ini bukan koperasi, tetapi prinsip kerjanya menganut prinsip swadaya sama dengan prinsip koperasi. Awal pengembangan cita-cita koperasi di masyarakat Indonesia dimulai dari gerakan nasional Boedi Oetomo tahun 1908 (Nasution, 1999:17).

Di Indonesia, dasar dan prinsip koperasi mengacu pada prinsip dasar koperasi Rochdale. Adapun prinsip dasar koperasi di Indonesia berdasarkan UU RI No.25 Tahun 1992, bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatan yang berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berlandaskan atas azas kekeluargaan. Prinsip koperasi tersebut diatur dalam pasal 5 yang berbunyi:


(29)

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

4. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal 5. Pemandirian

Berdasarkan prinsip koperasi tersebut, maka koperasi dianggap sebagai salah satu badan usaha yang paling sesuai dengan bunyi pasal 33 UU 1945 pasal 1. Atas dasar itu sangat wajar bila lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki ciri-ciri koperasi yang pada akhir-akhir ini berkembang di desa yaitu koperasi kredit yang merupakan usaha bersama simpan pinjam dari sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu (Common Bond of Interest) yang bersama-sama sepakat menabung uang mereka, sehingga menciptakan modal bersama yang kemudian dipinjamkan di antara mereka dengan bunga yang ringan dan prosedur yang mudah untuk kesejahteraan bersama. Ikatan pemersatu adalah daerah kerja tertentu seperti dusun/desa, kelurahan atau kecamatan dimana anggota saling mengenal.

Koperasi kredit adalah koperasi yang didirikan bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota dengan cara mudah, untuk tujuan produktif, dan kesejahteraan. Tujuan koperasi kredit adalah untuk membantu para anggota yang membutuhkan pinjaman dengan syarat-syarat yang ringan, mendidik para anggota belajar hidup hemat dan menyisihkan sebahagian pendapatan untuk ditabung dan mengatur penggunaan keuangan secara cepat.


(30)

CU merupakan salah satu lembaga keuangan pedesaan yang berdasarkan prinsip koperasi murni, muncul atas prakarsa masyarakat dikelola oleh masyarakat dan melayani masyarakat. Prinsip ini kemudian berkembang menjadi prinsip CU, yaitu:

1. Keanggotaan terbuka dan sukarela

2. Pengendalian secara demokratis, anggota memiliki suara dan partisipasi yang sama dalam menentukan keputusan

3. Pelayanan pada anggota, pelayanan ekonomi maupun sosial

4. Distribusi pada anggota, mendorong anggota menabung dan layanan pinjaman, dengan diberikan tingkat bunga sesuai kemampuan credit union.

Salah satu upaya untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan adalah dengan menumbuhkan dan mengembangkan lembaga ekonomi rakyat pedesaan yaitu koperasi. CU sebagai lembaga koperasi atas prakarsa masyarakat yang dikelola oleh masyarakat merupakan lembaga yang berperan melayani simpan pinjam dan pembinaan pada masyarakat khususnya pada anggota yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonominya.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan koperasi kredit untuk berkembang adalah partisipasi anggota atau keikutsertaan anggota untuk terlibat langsung dalam proses. Koperasi kredit yang anggotanya aktif dalam mendukung program koperasi sejak proses pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan koperasinya akan lebih cepat berkembang dibanding dengan koperasi kredit yang anggotanya pasif. Partisipasi anggota diantaranya dapat dilihat dari kehadiran anggota dalam pendidikan atau pembinaan (pertemuan) bulanan, menabung dan meminjam. Partisipasi anggota merupakan tiang utama penyangga keberhasilan koperasi.


(31)

2.4 Tabungan dan Pinjaman

2.4.1 Tabungan

Masalah permodalan merupakan masalah yang sentral dalam proses pembangunan termasuk di pedesaan. Sumber utama modal koperasi kredit adalah menghimpun dana dari anggota dalam bentuk simpanan pokok, wajib, dan sukarela dan menyalurkan dana tersebut pada anggota melalui kredit.

Menurut Harrod-Domar tabungan adalah bagian dalam jumlah tertentu dari pendapatan, sedangkan investasi adalah perubahan dari stok modal. Semakin banyak jumlah yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan, maka laju pertumbuhan ekonomi semakin cepat. Tingkat tabungan dan invertasi sangat tergantung kepada tingkat produktivitas investasi maksudnya tambahan output dari unit investasi (Todoro, 1999:12).

Tabungan adalah sejumlah uang yang disimpan masyarakat pada suatu lembaga dengan suatu syarat untuk mendapatkan jasa tertentu (bunga atau deviden). Tabungan dalam CU diatur dalam bentuk saham, dimana keuntungan (deviden) yang dibagikan kepada anggota tidak setiap bulan, tetapi pada akhir tahun pembukuan yang diperhitungkan menurut jumlah dan lamanya saham tersimpan di dalam CU.

2.4.2 Pinjamam

Dalam kehidupan sekarang ini hampir-hampir tidak ada perusahaan yang tidak menikmati kredit, demikian juga dalam kehidupan masyarakat kredit bukan sesuatu yang asing lagi tidak


(32)

hanya di kota-kota besar, tetapi sampai ke pelosok-pelosok desa (dusun). Hampir semua orang memerlukan kredit, karena pada umumnya setiap manusia selalu meningkat untuk kebutuhan produktif (modal usaha) dan kebutuhan non produktif (kesejahteraan). Sedangkan kemampuan manusia mempunyai keterbatasan untuk memenuhinya, oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan seseorang harus berusaha memperoleh bantuan modal dari pihak lain, guna untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya guna peningkatan usaha dan daya guna barang dan jasa.

Arti kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa uang (Muchdarsyah, 1999:2).

Menurut UU pokok perbankan No.14/67 kredit sebagai penyediaan uang/tagihan-tagihan yang dapat disamakan, dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan (Muchdarsyah, 1999:2).

Dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang terlibat yaitu pihak pemberi (kreditur) dan pihak penerima (debitur) bahwa kredit diberikan atas dasar kepercayaan antara pemberi dan pengembalian dibatasi oleh waktu tertentu degree of risk (menimbulkan resiko dalam masa tenggang) dan prestasi yang diberikan berupa uang, barang dan jasa.

Dalam proses pemberian kredit ada beberapa langkah yang dilakukan:

1. Permohonan kredit 2. Evaluasi kredit 3. Persetujuan kredit


(33)

4. Pencairan kredit (Muchdarsyah, 1999:4).

Dalam permohonan kredit si pemohon mengisi formulir permohonan kredit dengan menyertakan keterangan mengenai tujuan penggunaan kredit, data keuangan usaha dan jaminan. Data permohonan tersebut dianalisis dengan menggunakan teknis analisis “5C”:

1. Character berhubungan dengan kepribadian calon debitur

2. Capasity berhubungan dengan kemampuan calon debitur untuk membayar dengan

memperoleh informasi dari aspek usaha. Untuk membuktikan kemampuan calon debitur tersebut maka dilakukan inspeksi ke lapangan (check on the spot).

3. Capital adalah menilai permodalan calon debitur dengan menilai posisi keuangan.

4. Collateral berhubungan dengan jaminan/agunan kredit

5. Condition adalah menilai kondisi ekonomi secara umum dan prospek usaha sekarang

maupun masa akan datang.

Jika permohonan kredit disetujui maka pihak kreditor mempersiapkan perjanjian (akad kredit) secara tertulis antara kedua belah pihak. Hal ini menyangkut: jumlah (plafond) kredit, jangka waktu pinjaman, tingkat bunga pinjaman, administrasi dan asuransi. Setelah kredit dicairkan maka pihak kreditur melakukan pembinaan pada debitur sehingga kredit yang disalurkan memenuhi sasaran yaitu aman, terarah dan menghasilkan.

2.5 Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial sering diartikan dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Istilah kesejahteraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan dan kesusahan),


(34)

sedangkan kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup dan kemakmuran.

Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan rohaniah, jasmaniah dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna (Suparlan, 1984:53).

Menurut Walter A. Friedlander, pengertian kesejahteraan sosial adalah : “sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin, 1992 :1).

Dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 1:

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

PBB mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengan maksud supaya memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah


(35)

penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual (Adi, 2000:1). 2.6 Kerangka Pemikiran

Tujuan pembangunan di negara manapun pasti bertujuan untuk kebaikan masyarakat, meskipun istilah tujuan pembangunan yang cukup bervariasi, tetapi pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga melalui program CU Arih Ersada yang digariskan dalam bentuk pengembangan pelayanan di bidang usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.

Usaha-usaha untuk mencapai tujuan dari program CU Arih Ersada, tentunya harus dipengaruhi oleh pemahaman, sikap dan partisipasi anggota terhadap Program CU Arih Ersada yang kemudian menimbulkan respon anggota CU Arih Ersada. Maka respon anggota CU Arih Ersada sangat memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan.

Suatu respon dikatakan positif sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Sosialisasi yang menggunakan bahasa yang baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam bentuk respon masyarakat. Seseorang dapat dilihat respon positifnya, apabila memunculkan kecenderungan untuk mengenal, mendekati, atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu. Tetapi selanjutnya respon negatif dapat dilihat bila informasi yang didengar atau perubahan terhadap suatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau malah menghindari atau membenci objek tertentu. Untuk menjelaskan respon anggota terhadap program CU Arih Ersada yang didahului oleh adanya perubahan sikap, pengertian pemahaman dan penerimaan partisipasi. Diberikan bagan pemikiran sebagai berikut:


(36)

2.6.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Keberadaan CU Arih Ersada

Program CU Arih Ersada 1. Pinjaman

2. Tabungan

3. Pendidikan bagi pengurus

Respon Anggota CU

Positif Negatif

2.7 Defenisi Konsep

Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, pengertian Konsep adalah : “generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama “( Singarimbun dan Effendi, 1982:17).

Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal lain-lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara


(37)

mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan Penelitian (Silalahi, 2009:112).

Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Respon Anggota Credit Union adalah tingkah laku balas atau tindakan anggota CU yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat yang menjadi anggota CU Arih Ersada terhadap CU Arih Ersada yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilai, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemamfaatan pada program CU Arih Ersada.

2. Program Credit Union adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota melalui koperasi kredit yang menyalurkan dana bagi para anggota untuk kepentingan modal kerja atau kepentingan lainnya yang mendesak dengan bunga yang rendah dan prosedur yang ringan.

2.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Sedangkan menurut Stanford Laboltitz dan Robert Hagerdon, defenisi operasionalnya adalah perincian dari prosedur-prosedur yang dapat diobservasi, yang digunakan untuk mendefenisikan apa yang dimaksud kata yang didefenisikan. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa defenisi operasional adalah penjabaran lebih lanjut yang telah dikelompokkan menjadi variabel.

Dari pemahaman diatas maka yang menjadi defenisi operasional dari penelitian ini adalah:


(38)

a) Pengetahuan masyarakat tentang syarat-syarat untuk menjadi anggota CU . b) Pengetahuan masyarakat tentang tingkat bunga pinjaman CU.

c) Pengetahuan masyarakat tentang syarat-syarat pemberian kepada anggota CU. 2. Sikap masyarakat terhadap program CU Arih Ersada diukur melelui :

a) Penilaian masyarakat terhadap program CU.

b) Penolakan atau penerimaan masyarakat terhadap program CU. c) Masyarakat mengharapkan atau mengabaikan program CU. 3. Partisipasi terhadap program CU Arih Ersada diukur melalui :

a) Frekuensi keterlibatan dalam pelaksanaan program CU. b) Kualitas keterlibatan dalam pelaksanaan program CU.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe penelitian

Tipe penelitian ini tergolong penelitin deskriptif yaitu suatu prosedur yang menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi,1998 : 63). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu membuat gambaran secara menyeluruh tentang bagaimana Respon Masyarakat terhadap Program CU Arih Ersada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan lokasi ini adalah, karena di desa ini terdapat CU Arih Ersada dimana dalam program tidak mencari keuntungan, tetapi lebih mengutamakan pendidikan intensif bagi anggota atau kata lain menawarkan bunga yang rendah bagi anggota yang melakukan peminjaman sehingga peneliti tertarik untuk meneliti secara langsung bagaimana respon masyarakat terhadap program CU Arih Ersada

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998 :141).


(40)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota CU Arih Ersada yang berada di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Yang berjumlah 150 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997 : 109), menyatakan jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampel sejumlah 10-20% dari populasi dan dianggap representatif.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel dengan metode “purpasive sampling”, yaitu suatu metode yang berdasarkan mata pencaharian dan tingkat pendidikan anggota CU Arih Ersada. Karena hal itu, memudahkan peneliti untuk mengukur respon masyarakat berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah 20% dari jumlah populasi yaitu 30 orang. 3.4 Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Data Primer

1) Observasi yaitu : teknik pengumpulan data tentang gejala-gejala tertentu yang dilakukan dengan melihat, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini dilaksanakan dengan jalan mengamati gerak dan tingkah laku anggota program CU. Ini dipergunakan untuk menyesuaikan keterangan yang diberikan dengan situasi yang sebenarnya.

2) Wawancara yaitu : mengumpulkan data dengan mengadakan dialog secara langsung dan mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini kepada responden yang telah ditetapkan yaitu guna melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner yang telah diajukan, seperti tokoh masyarakat setempat, kepala kelurahan, ketua dan anggota-anggota CU.


(41)

3) Angket yaitu : teknik pengumpulan data dan imformasi yang dilakukan dengan menyebarkan angket berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis untuk dijawab responden.

3.4.2 Data Sekunder

Studi Kepustakaan yaitu : teknik pengumpulan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui buku-buku, majalah, surat kabar, karya ilmiah, artikel, buletin dan lain-lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisa deskriptif, yaitu dengan cara memeriksa data dari reponden, kemudian dicari frekuensi darn persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif.


(42)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian Program CU Arih Ersada ini adalah, karena CU Arih Ersada ini berada di desa yang terpencil yang sebenarnya masih dekat dari ibukota propinsi Sumatera Utara dan di desa ini terdapat Program CU Arih Ersada dimana CU ini memiliki ikatan pemersatu sembiring marganya, tetapi pada kenyataannya bukan yang bermarga sembiring saja, melainkan marga lain satu suku yaitu suku Karo dan marga lain yaitu Batak Toba. Mereka dapat saling kerjasama, saling mendukung dan saling membangun. Selain itu, Program CU Arih Ersada memiliki persyaratan yang mudah untuk menjadi anggota maupun untuk melakukan peminjaman serta bunga yang dikenakan rendah/ringan (tidak mencari laba) dan menggunakan agunan sebagai jaminan, bagi anggota yang melakukan peminjaman melebihi batas yang maksimal.

4.2 Sejarah dan Asal-usul Lokasi

Desa Namomirah pertama kali dibentuk tahun 1950 yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang bernama Pasar Gurusinga dan menjadi satu-satunya kepala desa yang pertama memimpin desa Namomirah yang berkedudukan di Kuta Dekah. Pada 1960, kepala desa Namomirah berpindah kepada kepala desa yang dikepalai oleh Panji Ginting dengan jumlah 52 KK. Kemudian pada tahun 1970, desa Namomirah dikepalai oleh kepala desa yang bernama Slamet Sembiring dengan 65 KK, hingga sampai sekarang desa Namomirah masih dipimpin oleh kepala desa yang selalu berubah-ubah sesuai dengan masa jabatan yang diembankan kepadanya.


(43)

Sampai sekarang jumlah penduduk desa Namomirah semakin bertambah, data terakhir sekitar 95 KK.

Asal kata desa Namomirah berasal dari bahasa Karo, yaitu : Namo dan Mirah. Namo artinya sumber air dan Mirah artinya keladi. Jadi, yang dimaksud dengan Namomirah adalah sumber air keladi. Dimana di desa Namomirah banyak terdapat keladi sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya.

Di desa Namomirah terdapat beberapa suku yang menjadi warga desa, tetapi yang paling banyak menghuni desa Namomirah adalah suku Karo yaitu sebanyak 95% dari keseluruhan masyarakat yang ada di desa Namomirah tersebut. Selain itu, terdapat juga suku-suku yang lain diantaranya Tapanuli dan Jawa biasanya mereka datang merantau ke desa Namomirah ini. Sebagian besar masyarakat desa Namomirah menganut agama Kristen.

Luas wilayah desa Namomirah keseluruhan adalah ± 80 hektar. Batas- batas wilayah Namaomirah adalah sebagai berikut: a) Sebelah Barat : Desa Namohara

b) Sebelah Utara : Lau Mentar c) Sebelah Timur : Bintang Meriah d) Sebelah Selatan : Namosibal.

Sebahagian besar masyarakat di desa Namomirah memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani di desa Namomirah, seperti Coklat sebanyak 30 %, Plawija/padi-padian sebanyak 30 % dan selebihnya menghasilkan sayur-sayuran. Di desa ini juga ada masyarakat yang bermata pencaharian dengan memelihara ternak, seperti kambing, ayam, bebek, babi dan lain-lain.


(44)

4.3 Sejarah dan Kepengurusan Dalam CU Arih Ersada

Di desa Namomirah banyak terdapat tanaman polikultur yang dikembangkan sebagai mata pencaharian utama masyarakatnya. Dimana tamanan polikultur ini baru dikembangkan, sehingga mendapat perhatian khusus dari masyarakat yang mengakibatkan terbentuk perkumpulan pertanian polikultur ini. Awal mulanya petani polikultur yang diprakarsai oleh BITRA Indonesia tahun 1990. Berawal dari situlah muncullah CU. Sejarah terbentuknya CU Arih Ersada pertama sekali berasal dari pertanian Polikultur (Coklat) pada tahun 1993. Dari disitu terbentuklah perkumpulan yang kemudian melahirkan CU Arih Ersada yang berkedudukan di Namomirah dengan jumlah anggota pertama sekali sebanyak 10 orang, dimana CU ini hanya bertahan selama 1 tahun. Itu disebabkan oleh pengurus dan anggota kurang menyadari akan arti keberadaan CU itu sendiri dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah yang pada akhirnya mengakibatkan CU tidak aktif dan bahkan berhenti.

Pada tahun 2004, CU Arih Ersada dihidupkan kembali dengan berkedudukan di dusun Timbang lawan Jahe, desa Bintang Meriah. Dengan jumlah anggota sebanyak 7 orang. Dari tahun ke tahun anggota CU mengalami peningkatan samapai saat ini CU Namomirah masih aktif dengan jumlah anggota ±150 orang. Data terakhir tahun 2009, anggota CU Arih Ersada terdiri dari 2 bagian yaitu, umum dan anak. Umum terdiri dari lakiu-laki dengan jumlah 88 orang dan perempuan sebanyak 62 orang. Sedangkan anak terdiri dari 23 orang.

Tujuan dari CU Arih Ersada adalah :

1. Memperbaiki keadaan ekonami anggota melalui pinjaman kepada anggota dengan bunga kecil, meningkatkan sumber keuangan anggota melalui simpanan, meningkatkan kemampuan anggota menggunakan uang secara tepat dan bijaksana,

2. Meningkatkan kemampuan pribadi melalui bebas menentukan hidup sendiri, harga diri dan kepercayaan diri pun meningkat, sikap tanggung jawab anggotapun meningkat,


(45)

3. Meningkatkan/mengembangkan sosial anggota dengan penekanan terhadap kepentingan bersama semua anggota dan masyarakat dan mau bekerjasama dalam memecahkan persoalan ekonomi.

Untuk mencapai maksud dan tujuannya maka CU Arih Ersada menyelenggarakan usaha sebagai berikut:

1) Mengusahakan agar para anggota menyimpan pada CU secara teratur dan bijaksana, 2) Pinjuaman yang diberikan kepada anggota-anggota CU sesuai dengan tujuan pinjaman

dan mengutamakan pinjaman yang produktif, serta dengan cara yang tepat, cepat dan bunga yang rendah,

3) Mendidik para anggota tentang prinsip-prinsip perkoperasian serta tujuan dan cara kerja CU,

4) Menjalankan pendidikan secara intensif dan teratur bagi para pengurus dan anggota-anggota CU untuk menambah pengetahuan tentang perkoperasian dan pengembangan sumber daya manusia,

Tabel 4.1 Pertumbuhan Anggota dari tahun 2005-2009

Tahun Jumlah

2005 50

2006 104

2007 114

2008 144


(46)

Sumber : Credit Union Arih Ersada, Januari 2010

Adapun susunan kepengurusan CU Arih Ersada saat ini adalah: Dewan Pimpinan

1. Ketua : Drs. Zulkifli Bukit 2. Wakil ketua : Amit Gurusinga

3. Sekretaris : Hendri Sagala 4. Wakil Sekretaris : Josua Barus 5. Bendahara : Masir Ketaren

Pengawas : Ngaman Purba

Pengelolah

1. Panitia Kredit : 1. Jenda Kita Purba (Ketua) 2. Naman Sagala (Anggota) 3. Pinta br Ginting (Anggota 2. Seksi Sosial : Lidya br Ketaren


(47)

Struktur Organisasi Credit Union

Rapat Anggota

Dewan Penasehat

Pengurus Dewan Pimpinan: -Ketua -W.Ketua -Sekretaris -Bendahara - Anggota Panitia Kredit:

1.Ketua 2.Sekretaris 3.Anggota

Pengawas: - Ketua - Sekretaris

- Anggota

Manager: - Karyawan

Panitia Pendidikan: - Ketua ( WK

DP) - Sekretaris - Anggota


(48)

Keterangan gambar:

1. Rapat Anggota merupakan instanssi tertinggi di dalam organisasi koperasi kredit (sesuai dengan undang-undang RI No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian).

2. Dewan Penasehat adalah kelompok tokoh penggerak masyarakat khususnya dalam perekonomian koperasi yang diangkat oleh Rapat Anggota dan berfungsi sebagai penggerak percepatan usaha koperasi.

3. Dewan Pimpinan sebagai penanggungjawab fungsi manajemen koperasi kredit.

4. Fungsi manajemen pengawasan dilakukan oleh Pengawas dan berfungsi sebagai mitra pengurus dan pengendali percepatan usaha koperasi.

5. Fungsi manajemen pendidikan dilakukan oleh Panitia Pendidikan (yang diketuai Wakil Ketua Dewan Pimpinan).

6. Manajer penerima limpahan wewenang Pengurus untuk menjalankan usaha koperasi sesuai yang ditetapkan AD/ART. Jika, koperasi belum memiliki manajer maka fungsi ini akan dilakukan oleh Bendahara.

Fungsi Pengurus CU

1. Sebagai pengambil keputusan

2. Memberi nasehat kepada pengurus dan anggota serta menentukan pola kebijaksanaan 3. Sebagai wali anggota

1) Mewakili CU keluar dan kedalam

2) Mengendalikan/ melindungi kekayaan CU

3) Bertanggungjawab dalam pelaksanaan organisasi CU dengan pedoman AD/ART 4) Mengawasi kegiatan pengurus


(49)

4. Menjamin keberlanjutan hidup CU 1) Pendidikan dan sumber informasi CU

2) Peningkatan pelayanan serta rencana kerja yang mendukung peningkatan CU

5. Kesempatan yang baik dengan mengerahkan/membimbing, mengendalikan anggota untuk mencapai tujuan yang sudah digariskan rencana kerja.

Tugas Ketua

1) Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pemakaian dana CU 1) Menentukan bank mana untuk menyimpan uang

2) Menentukann uang disimpan dalam bentuk mana misalnya: Taplus dan lain-lain 3) Menentukan jumlah/bentuk jaminan yang harus diberikan oleh bendahara dan cara

penyimpanannya.

2) Mempertimbangkan penerimaan anggota

1) Menentukan persaratan penerimaan anggota baru 2) Nama calon anggota diajukan terhadap rapat pengurus 3) Menentukan pola simpanan dan pinjaman

1) Besar simpanan sama dengan berapa besar jumlah simpanan yang dapat dimilki seorang anggota

2) Besar simpanan sama dengan berapa besar pinjaman dan bunga pinjaman maksimal jangka waktu angsuran, prosedur pinjaman

3) Jaminan pinjaman sama dengan berapa jumlah pinjaman tanpa angsuran/ pinjaman dan sejumlah mana pakai jaminan

4) Rapat sebulan sekali


(50)

6) Merintis jalannya pendidikan agar berjalan dengan baik dan memotivasi calon anggota.

Tugas Bendahara

1. Merencanakan, mengatur dan memimpin pelaksanaan simpan pinjam yang telah diatur RAT

2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas 3. Memegang pembukuan, kas dan buku bank

4. Mencatat setiap pemasukan dan pengelolaan uang serta menyimpan bukti-bukti transaksi 5. Menutup buku setiap akhir bulan dan membuat laporan bulanan

6. Membuat laporan akhir tahun (RAT)

7. Berperan sebagai penghubung antar pengurus Tugas Panitia Kredit

1. Mempertimbangkan/memutuskan setiap permohonan pinjaman anggota apabila diberi atau ditolak atau dikurangi jumlahnya

1) Jenis pinjaman harus dibenarkan (produktif, kesejahteraan, dan darurat) 2) Jumlah untuk masing-masing jenis dan jangka waktu asuransi

3) Jumlah maksimal pinjaman untuk pinjaman tanpa jaminan dan dengan jaminan 4) Pengaturan jenis jaminan/angsuran

5) Cara untuk memperpanjang pinjaman, bilamana diperlukan oleh peminjam 6) Cara penundaan pinjaman dan sanksi-sanksi/denda apabila diperlukan 2. Pintu pertama/tangan pelayanan pinjaman

Tugas Panitia Pendidikan

1. Menyusun program pendidikan yang efektif untuk anggota


(51)

3. Mengajarkan dan melatih para anggota dalam cara menyimpan serta memperoleh pinjaman murah tepat dan cepat

4. Mendorong anggota-anggota untuk mengembangkan sikap menghemat serta menggunakan uang secara bijaksana

5. Menyadarkan anggota dan pentingnya kerjasama demi kemajuan bersama melalui 1) Motivasi sama dengan gagasan, CU, Tanya Jawab, diskusi

2) Pendidikan dasar sama dengan syarat-syarat, kewajiban sebagai anggota, simpan pinjam, diskusi, AD/ART

3) Pendidikan spesialisasi sama dengan calon anggota, dewan pimpinan, panitia kredit, badan pengawas dan bendahara, diskusi, latihan, permainan dan sandiwara CU

4.4 Keanggotaan Dalam CU Arih Ersada

CU memiliki 3 dasar sebagai penopang yang sekaligus merupakan ciri dan mottonya, yaitu:

1. Swadaya

Swadaya adalah CU mengandalakan kekuatan sendiri. Mengandalkan modalnya sendiri dan tidak tergantung kepada pertolongan, apalagi belas kasihan pihak lain. Dalam hal ini, CU juga mengajak anggotanya untuk menggali kemampuannya sendiri, membangun dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan dari orang lain.

2. Solidaritas

Solidaritas adalah setiakawan. CU mengajak para anggotanya untuk bekerjasama, saling membantu untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Yang kuat harus menolong yang lemah dan yang lemah harus bekerjasa agar menjadi kuat. Kalau orang-orang yang ekonominya lemah atau mungkin sangat lemah, tidak mau bekerjasama dan bersatu untuk


(52)

membangun kekuatan maka tidak mungkin mereka punya kekuatan atau daya saing. Oleh sebab itu, toleransi atau tenggang rasa harus dijunjung tinggi dan kesatuan harus dipelihara.

3. Pendidikan

Pendidikan maksudnya bahwa CU senantiasa akan memberikan pendidikan yang mengarah pada pengembangan diri anggota dan pengembangan usahanya, agar dapat melihat peluang untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya. Melalui pendidikan, CU mengajak anggota untuk hidup hemat, mengenal kemampuan diri sendiri, berencana, dan berusaha untuk memperbaiki hidup dan penghidupannya melalui kerja keras dalam rambu-rambu kesetiakawanan dan mengutamakan keswadayaan.

Dalam setiap langkah perjalannya, CU senantiasa memedomani dan menjunjung tinggi nilai-nilai : membangun diri, mengembangkan tanggung jawab pribadi, demokrasi, keterbukaan dan kepedulian terhadap orang lain. Untuk lebih mengaktualisasikan atau menerapkan nilai-nilai tersebut, maka CU senantiasa berpedoman pada prinsip:

1) Terbuka dan sukarela

2) Pengawasan terbuka dan demokratis 3) Pelayanan hanya kepada anggota 4) Distribusi kepada anggota

5) Membangun stabilitas keuangan keluarga 6) Pendidikan terus menerus (Jantung CU) 7) Tidak disriminatif

8) Kerjasama antar CU 9) Tanggung jawab sosial


(53)

4.4.1 Syarat-syarat Umum untuk menjadi anggota

Adapun Syarat-syarat umum untuk menjadi anggota CU Arih Ersada adalah sebagai berikut:

a) Keanggotaan baru diterima setelah mendapat pendidikan dari Pengurus.

b) Keanggotaan dapat diterima setelah mengikuti 2 x (dua kali) penabungan dan diberikan nomor anggota.

c) Bertempat tinggal di sekitar desa Namomirah d) Sehat jasmani dan rohani

e) Sanggup memenuhi dan melaksanakan segala berkentuan yang berlaku di CU Arih Ersada.

f) Bersedia memenuhi undangan/panggilan Pengurus untuk mengikuti rapat, pendidikan, konsultasi, dan lain-lain.

4.4.2 Jenis-jenis keanggotaan dalam CU Arih Ersada

Adapun jenis-jenis keanggotaan dalam CU Arih Ersada ada 2 jenis yaitu: 1. Anggota Biasa

Anggota biasa adalah anggota dewasa (yang telah menikah atau belum menikah tetapi sudah mempunyai pekerjaan menetap) dan telah mengikuti pendidikan, sehingga dia telah memiliki hak sepenuhnya sebagai anggota antara lain: hak menabung, meminjam, memilih dan dipilih, hak berbicara dalam rapat dan lain-lain.


(54)

Syarat-syarat menjadi anggota biasa adalah sebagai berikut: 1. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota baru

2. Menyetor uang pangkal, simpanan pokok, simpanan wajib (atau ditambah dengan simpanan sukarela

3. Berjanji untuk menabung setiap bulannya minimal sebesar Simpanan Wajib (yaitu RP 10.000,- perbulan)

4. Mengikuti pendidikan atau memahami sepenuhnya isi dari Buku Panduan Anggota CU Arih Ersada ini.

2. Anggota Luar Biasa

Anggota luar biasa adalah anggota yang hanya memiliki hak menabung dan mendapat deviden, belum memiliki hak meminjam, hak bicara rapat, hak memilih dan dipilih. Pada umumnya anggota luar biasa adalah: masih menjadi tanggungan orang tua, belum menikah atau mempunyai pekerjaan tetap, anggota dewasa yang belum mengikuti pendidikan paket atau memahami isi Buku Panduan Anggota dan bertempat tinggal diluar daerah kerja CU Arih Ersada.

Syarat-syarat menjadi anggota luar biasa adalah sebagai berikut:

a) Mengisi formulir permohonan menjadi anggota baru atau mendaftarkan diri di Sekretariat CU Arih Ersada

b) Menyetor uang pangkal, simpanan pokok dan simpanan wajib (boleh ditambah simpanan sukarela)

c) Berjanji untuk menabung teratur dan terencana.

Anggota CU Arih Ersada dinyatakan berhenti apabila mengundurkan diri atas permintaan sendiri/orang tua, meninggal dunia dan dikeluarkan dari keanggotaan, karena melanggar ketentuan sebagaimana tercantum dalam AD/ART, karena tidak menyetor Simpanan Wajib


(55)

selama 24 bulan, karena melakukan tindakan tercela atau yang bertentangan dengan hokum, atau karena pertimbangan lain dari rapat pengurus.

4.4.3 Jenis-jenis simpanan dalam CU Arih Ersada

Jenis-jenis simpanan dalam CU Arih Ersada adalah sebagai berikut: 1. Simpanan Pokok (SP)

Simpanan Pokok hanya dibayar satu kali yaitu pada saat masuk anggota. Besar simpanan pokok Rp 20.000,- tidak dapat ditarik kembali dan mendapat deviden diakhir tahun. 2. Simpanan Wajib (SW)

Simpanan wajib harus dibayar setiap bulan. Besar Simpanan Wajib adalah Rp 10.000,- perbulan. Tidak dapat ditarik selama yang bersangkutan masih tetap menjadi anggota dan mendapat deviden diakhir tahun. Bila seseorang tidak menyetor Simpanan Wajib dalam kurun waktu tertentu, maka yang bersangkutan akan mendapat sanksi atau hukuman berupa pengurangan deviden.

3. Simpanan Sukarela (SS)

Simpanan Sukarela dapat disetor setiap bulannya dengan jumlah minimal Rp 300.000,- dan tidak ada batas maksimal. Dapat ditarik bila sangat perlu/mendesak dan mendapat deviden diakhir tahun. Simpanan Sukarela memang dapat ditarik, akan tetapi dianjurkan untuk tidak menariknya bila memang tidak terpaksa, karena penarikan simpanan tersebut berpengaruh terhadap Daperma (dana perlindungan bersama). Perhitungan klaim Daperma dihitung persentasenya dari saldo terendah pada setiap kelompok/kategori umur tertentu, sehingga bila simpanan tersebut sering ditarik, maka akan sangat merugikan bagi yang bersangkutan.


(1)

Rapat dalam CU Arih Ersada tersebut dilaksanakan 1 kali dalam setahun. Keterlibatan responden dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di CU Arih Ersada dapat dilihat dengan hadirnya responden dalam setiap kegiatan-kegiatan tersebut. Hal ini merupakan respon positif terhadap perkembangan CU Arih Ersada ke depannya, dimana dari tahun ke tahun jumlah anggota yang bergabung masuk ke dalam CU Arih Ersada semakin meningkat. Adanya kerjasama yang baik juga sangat mempengaruhi, dimana pengurus dan anggota saling menghargai. Hal ini juga, dapat dilihat dari kunjungan sosial oleh pengurus maupun anggota kepada anggota yang mengalami kemalangan ataupun acara pernikahan.


(2)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan anggota terhadap CU Arih Ersada mendapat respon positif. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang mengetahui bahwa CU Arih Ersada memiliki tujuan dan manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya hal ini terlihat semakin banyaknya masyarakat yang bergabung menjadi anggota, karena anggota semakin terbantu dalam penambahan modal usaha dari peminjaman dengan bunga yang rendah, sehingga pandatan ekonomi semakin meningkat.

2. Berdasarkan hasil penelitian, CU Arih Ersada dinilai sesuai dan tepat sasaran mengenai pinjaman yang diberikan kepada anggotanya dan dinilai tidak berlebihan, sebab sesuai dengan keperluan/kebutuhan anggotanya. Disaat anggota membutuhkan kebutuhan mendadak mereka dapat meminjam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka untuk melunasinya.

3. Berdasarkan hasil penelitian, CU Arih Ersada merupakan termasuk salah satu CU yang memberikan bunga pinjaman yang ringan/mudah kepada anggotanya yaitu sebesar 3% dari peminjaman dengan bunga menurun yang dibayar setiap bulannya, semakin sering si peminjam melakukan pembayaran bunga maka semakin sedikit bunga yang dibayar. 4. Anggota yang bergabung masuk ke dalam CU Arih Ersada merasa sangat beruntung

diadakannya Program CU Arih Ersada. Dimana mereka tidak mendapat kesulitan dalam persyaratan untuk menjadi anggota dengan hanya melakukukan permohonan yang dilampirkan dan mendapat pendidikan dari Pengurus dan telah menabung. Hal ini


(3)

mendapat respon yang positif dari anggotanya, karena tiba-tiba ada kebutuhan mendadak, anggota tidak repot dalam mengurusnya dan bunga yang dikenakanpun rendah/ringan. 5. CU Arih Ersada dalam melaksanakan simpan pinjam persyaratan yang dipenuhi oleh

anggota mudah dan bagi yang meminjam melebihi batas maksimal juga tidak mengalami kesulitan dengan memberikan agunan berupa surat tanah, dan lain-lain. Dapat melakukan peminjaman tanpa sulit seperti bank. Hal ini juga mendapat respon positif dari anggota agar si peminjam lebih bertanggungjawab dalam melunasinya.

6. Berdasarkan hasil penelitian, sikap anggota terhadap CU Arih Ersada mengenai adanya CU mendapat respon positif (baik). Hal ini dapat dilihat dari semua jawaban responden yang mengatakan CU Arih Ersada itu sangat menarik.

7. Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi anggota CU terhadap kegiatan-kegiatan CU Arih Ersada mendapat respon positif (baik). Hal ini dapat diketahui dari jawaban responden yang mengatakan bahwa anggota sangat berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang berlangsung.

Jadi, kesimpulan dari hasil penelitian secara keseluruhan bahwa respon anggota terhadap CU Arih Ersada berpandangan positif. Pandangan positif ini dilihat dari persepsi, sikap dan partisipasi anggota tentang CU Arih Ersada dilihat dari jawaban responden tyang mengatakan bahwa mereka mengetahui tujuan, manfaat dan juga ketertarikan mengenai keberadaan CU Arih Ersada, sehingga mereka terlibat menjadi anggota.


(4)

6.2 saran

1. Untuk mengembangkan kegiatan CU Arih Ersada perlu diadakan kerjasama terhadap lembaga-lembaga lain diluar CU Arih Ersada, yang kegiatannya terkait dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh CU Arih Ersada baik itu Swasta maupun instansi Pemerintah, seperti departeman koperasi, departemen perdagangan maupun departemen lainnya yang dapat dijadikan sebagai patner dalam melaksanakan kegiatannya. Antara lain dalam kegiatan pembinaan, perlindungan, pengolahan, penyediaan dana dan pengembangan usaha.

2. Untuk menjadi anggota CU Arih Ersada persyaratan yang dipenuhi tidaklah sulit dan demikian juga dalam hal melakukan peminjaman, ini memang mendapat respon yang positif dari para anggota. Oleh karena disarankan kepada Pengurus untuk tetap mempertahankannya supaya masyarakat yang menjadi anggota semakin bertambah lagi. Hendaknya juga Pengurus tetap memperhatikannya supaya anggota tidak melanggar kewajibannya karena persyaratannya yang mudah.

3. Dalam meningkatkan peran aktif anggota, hendaknya CU Arih Ersada memberikan bonus (potongan pinjaman) kepada anggota yang melunasi pinjamannya sebelum waktu yang ditentukan. Sehingga menimbulkan semangat dan kesadaran dalam melunasi pinjamannya.

4. CU Arih Ersada adalah lembaga keuangan yang berlandaskan kekeluargaan. CU Arih Ersada sebagai lembaga keuangan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya haruslah diikuti dengan pemberdayaan kepada anggotanya. Pemberdayaan yang dimaksud bukan hanya pemberdayaan dalam modal saja tetapi pemberdayaan dalam


(5)

peningkatan sumber daya manusianya agar menumbuhkan keswadayaan dan kemandirian pada anggotanya. Sebahagian besar anggota CU Arih Ersada berprofesi sebagai petani, pedagang dan lain-lain maka anggota diberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan profesi mereka sehingga mereka dapat lebih mahir dan menghasilkan produksi yang lebih baik lagi.

5. Hendaknya pengurus CU Arih Ersada dapat membantu mengembangkan usaha anggota serta memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh anggota sehingga mereka benar-benar mandiri dalam menjalankan usaha dan mengalami peningkatan pendapatan dan modal yang dipinjam dari CU Arih Ersada dapat dikembalikan sehingga arus uang dalam CU semakin lancar. CU pun semakin berkembang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 1994. Psikilogi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta Anoraga, Pandji, Widiayanti. 1998. Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikilogi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta

Djamin, Zulkarnaen. 1993. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Lembaga Penerbit FEUSU Faisal, Hanafiah. 2007. Format-format penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada Harsono, dkk. 2006. Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta: PT. Agromedia Pustaka Laporan Pertanggungjawaban Pengurus CU Arih Ersada Tahun Buku Agustus 2008/2009.

Namomirah : CU Arih Ersada.

Muhidin, Syarif. 1992. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Bandung.

Nawawi , Hadari. 1998. Metode penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nasution, Muslimin.1999. Koperasi, Konsepsi Pemikiran dan Peluang Pembangunan Masa Depan Bangsa. Jakarta

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES Wirawan, dkk, 1987, Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : CV. Rajawali. Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.

Mubyarto, Sumardi dkk.1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Jakarta : CV. Rajawali.

Muchdarsyah, Sinungan. 1999. Dasar-dasar dan Teknik Managemen Kredit, Jakarta: Bumi Aksara

Setiadi, Elly M. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung: Kencana Prenada media Group. Soetarso. 1991. Praktek Pekerjaan dalam Pembangunan Masyarakat, Bandung: Koperasi

Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT. Refika Aditama

Sven, Book. 1994. Nilai-nilai Koperasi dalam Era globalisasi: Laporan kepada Kongres ICA di Tokyo, Oktober 1992, Jakarta

Suwandi. 1995. Koperasi Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Todoro, P. Michael. 1999. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga Wahyu, Ms. 1986.Wawasan Ilmu Dasar Sosial. Surabaya: Usaha Nasional

Widiyanti, Ninik dan Sunindhia, Y.W. 1992. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sumber lain:

http://organisani.org/arti_pengertian_defenisi_fungsi_dan_peranan_koperasi_indonesia_dan_d unia_ilmu_ekonomi_koperasi_ekop

diakses 5 September 2009 jam 10.30 WIB

http://iwanketch.wordpress.com/2008/04/20/pengertian-tentang-koperasi/_ diakses 5 September 2009 jam 10.30 WIB

http://id.widipedia.org/Koperasi_kredit