kehadiran pemberian tunjangan biasa dalam bentuk uang atau fasilitas makan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 pasal 7 ayat 1 tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa kepada orang pribadi atau
perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak yang besarnya :
1. Rp. 960.000,- sembilan ratus enam puluh ribu rupiah untuk diri wajib pajak;
2. Rp. 480.000,- empat ratus delapan puluh ribu rupiah untuk wajib pajak yang
kawin; 3.
Rp. 960.000,- sembilan ratus enam puluh ribu rupiah tambahan untuk seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang
tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain; 4.
Rp. 480.000,- empat ratus delapan puluh ribu rupiah tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3tiga orang untuk setiap keluarga.
2.2. Sistem Informasi
Menurut Sutabri 2004 sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan. Sehingga sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian
yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Menurut Kendall 2003:11 siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalsis dan merancang sistem
yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Meskipun
masing-masing tahap ditampilkan secara terpisah, namun tidak pernah tercapai sebagai satu langkah terpisah. Melainkan beberapa aktifitas muncul secara
simultan dan aktivitas tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Lebih berguna lagi memikirkan bahwa siklus hidup pengembangan sistem bisa dicapai dengan
tahap-tahap dengan aktivitas berulang yang saling tumpang tindih satu sama lainnya dan menuju ke tujuan terakhir dan tidak dalam langkah-langkah terpisah.
Siklus hidup pengembangan sistem ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
2.3.1 Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan
Di tahap pertama dari siklus hidup pengembangan sistem ini, penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak di capai.
Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorang pun ingin membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru.
Tahap pertama ini bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi di dalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional
lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut. Seringnya, masalah ini akan dibawa oleh lainnya, dan mereka adalah alasan kenapa
penganalisis mula-mula di panggil. Peluang adalah situasi di mana penganalisis yakin bahwa peningkatan bisa dilakukan melalui penggunaan sistem informasi
terkomputerisasi. Mengukur peluang memungkinkan bisnis untuk mencapai sisi kompetitif atau menyusun standard-standard industri.
Mengidentifikasi tujuan yang juga menjadi komponen terpenting di tahap pertama ini. Pertama, penganalisis harus menemukan apa yang sedang dilakukan
dalam bisnis. Barulah, kemudian penganalisis akan bisa melihat beberapa aspek dalam aplikasi-aplikasi sistem informasi untuk membantu bisnis supaya mencapai
tujuan-tujuannya dengan menyebut problem atau peluang-peluang tertentu. Orang-orang yang terlibat dalam tahap pertama ini diantaranya ialah
pemakai, penganalisis dan manajer sistem yang bertugas untuk mengkoordinasi proyek. Aktivitas dalam tahap ini meliputi wawancara terhadap menajemen
pemakai, menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, mengestimasi cakupan proyek, dan mendokumentasi hasil-hasilnya. Output hasil ini ialah laporan yang
feasible berisikan definisi problem dan ringkasan tujuan. Kemudian manajemen harus membuat keputusan apakah output tersebut selanjutnya akan diproses
berdasarkan proyek yang diajukan. Bila kelompok pemakai tidak memiliki cukup dana dalam anggarannya atau ingin menyelesaikan problem-problem lainnya atau
bila problem tersebut ternyata tidak memerlukan suatu sistem komputer, solusi manualnya bisa di rekomendasikan, dan proyek sistem tidak akan diproses lebih
lanjut.
2.3.2 Menentukan Syarat-syarat Informasi
Dalam tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Diantara
perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi di dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa
data mentah, wawancara, mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping.
Dalam tahap syarat-syarat informasi SHPS, penganalisis berusaha keras untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan pemakai agar bisa ditampilkan
dalam pekerjaan mereka. Anda dapat melihat beberapa metode untuk menentukan syarat-syarat informasi ini melibatkan interaksi secara langsung dengan pemakai.
Tahap ini membentuk gambaran mengenai organisasi dan tujuan-tujuan yang dimiliki oleh seorang penganalisa. Kadang-kadang hanya 2 tahap pertama dari
siklus pengembangan sistem saja yang di jalani. Jenis studi ini memiliki tujuan yang berbeda dengan biasanya dilakukan oleh seorang spesialis yang disebut
Penganalisis Informasi PI.
Orang-orang yang terlibat dalam tahap ini adalah penganalisis dan pemakai, biasanya manajer operasi dan pegawai operasional. Penganalisis sistem
perlu tahu detail-detail fungsi-fungsi sistem yang ada: siapaorang-orang yang terlibat, apa kegiatan bisnis, dimanalingkungan dimana pekrjaan itu
dilakukan, kapanwaktu yang tepat, dan bagaimanabagaimana prosedur yang harus dijalankan dari bisnis yang sedang di pelajari. Kemudian penganalisis juga
harus bertanya mengapa bisnis menggunakan sistem yang ada. Ada alasan yang bagus melakukan bisnis dengan menggunakan metode-metode yang ada, dan hal-
hal seperti ini harus dipertimbangkan saat merancang sebuah sistem baru. Bila alasan dilakukannya operasi sebelumnya adalah „karena bisnis biasa
dilakukan dengan cara seperti itu‟, maka penganalisis bisa berupaya memperbaikinya berdasarkan prosedur yang dimiliki. Reengeneering proses bisnis
bisa mambantu membentuk kerangka pendekatan untuk memikirkan ulang bisnis dengan cara yang lebih kreatif. Pada akhir tahap ini, penganalisis akan bisa
memahami bagaimana fungsi-fungsi bisnis dan melengkapi informasi tentang masyarakat, tujuan, dan prosedur yang terlibat.
2.3.3 Menganalisis Kebutuhan Sistem
Tahap berikutnya adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis
menemukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam
bentuk grafik terstruktur. Dari diagaram aliran data, dikembangkan suatu kamus data berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem berikut
spesifikasinya, apakah berupa alphanumeric atau teks, serta berapa banyak spasi yang dibutuhkan saat dicetak.
Selama tahap ini, penganalisis sistem juga menganalisis keputusan terstruktur yang dibuat. Keputusan terstruktur adalah keputusan-keputusan dimana
kondisi, kondisi alternatif, tindakan serta aturan tindakan ditetapkan. Ada tiga metode utama untuk menganalisis keputusan terstruktur, yakni: bahasa inggris,
rancangan keputusan, dan pohon keputusan. Tidak semua keputusan dalam organisasi berupa keputusan terstruktur,
namun yang terpenting bagi penganalisis sistem ialah ia bisa memahami mereka. Keputusan semi terstrukturkeputusan yang dibuat berdasarkan resiko seringnya
didukung oleh sistem pendukung keputusan. Saat menganalisis keputusan semi- terstruktur, penganalisis memeriksa kebutuhan berdasarkan tingakat kemampuan
membuat keputusan yang diperlukan, tingkat kerumitan masalah, serta kriteria- kriteria yang harus dipertimbangkan saat keputusan tersebut dibuat.
Analisis keputusan dengan beragam kriteria keputusan dimana banyak faktor yang harus di seimbangkan adalah bagian dari tahap ini. Beberapa teknik
tersedia untuk menganalisis keputusan dengan dengan beragam kriteria ini, meliputi proses pertukaran dan penggunaan metode-metode yang berbobot.
Pada poin ini, penganalisis sistem menyiapakan suatu proposal sistem yang berisikan ringkasan apa saja yang ditemukan, analisis biayakeuntungan
alternatif yang tersedia, serta rekomendasi atas apa saja bila ada yang harus dilakukan. Bila salah satu rekomendasi tersebut bisa diterima oleh manajemen,
penganalisis akan memprosesnya lebih lanjut. Setiap problem sistem berifat unik,
dan tidak pernah terdapat satu solusi yang benar. Hal-hal dimana rekomendasi atau solusi dirumuskan tergantung pada kualitas individu dan latihan profesional
masing-masing penganalisis.
2.3.4 Merancang Sistem Yang Direkomendasikan
Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk
mencapai desain sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistem
informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem
informasi. Bagian dari perancangan sistem informasi yang logik adalah peralatan
antarmuka pengguna. Antarmuka menghubungkan pemakai dengan sistem, jadi perannya benar-benar sangat penting. Contoh dari antarmuka pemakai adalah
keyboard untuk mengetik pertanyaan dan jawaban, menu-menu pada layar untuk mendatangkan perintah pemakai, serta berbagai jenis Graphical User
Interfaces GUIs yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan pada layar.
Tahap perancangan juga mencakup perancangan file-file atau basisdata yang bisa menyimpan data-data yang diperlukan oleh pembuat keputusan.
basisdata yang terususn dengan baik adalah dasar bagi seluruh sistem informasi. Dalam tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk
merancang output baik pada layar maupun pada hasil cetakan.
Terakhir, penganalisis harus merancang prosedur-prosedur back-up dan kontrol untuk melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket-paket
spesifikasi program bagi pemogram. Setiap paket bisa teridiri dari layout input dan output, spesifikasi file, dan detail-detail proses; serta pohon keputusan atau
tabel, diagram aliran data, flowchart sistem, serta nama-nama dan fungsi-fungsi subprogram yang tertulis.
2.3.5 Mengembangkan Dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak
Dalam tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemogram untuk mengembangkan suatu perangkat
lunak awal yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur dan pseudocode.
Penganalisis sistem menggunakan salah satu semua perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu di program.
Selama tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak yang efektif, mencakup
melakukan prosedur secara manual, bantuan online, dan web site yang membuat fitur Frequently Asked Questions FAQ, di file “Read Me” yang dikirimkan
bersama-sama dengan perangkat lunak baru. Kegiatan dokumentasi menunjukkan kepada pemakai tentang cara penggunaan perangkat lunak dan apa yang harus
dilakukan bila perangkat lunak mengalami masalah. Pemogram adalah pelaku utama dalam tahap ini karena mereka
merancang, membuat kode, dan mengatasi kesalahan-kesalahan dari program komputer. Bila programnya adalah untuk dijalankan dalam lingkungan
mainframe, maka perlu diciptakan suatu Job Control Language JCL. Untuk memastikan kualitasnya, pemogram bisa membuat perancangan dan kode program
yang akan dijalankan, menjelaskan bagian-bagian kompleks program kepada tim pemogram lainnya.
2.3.6 Menguji Dan Mempertahankan Sistem
Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap
adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis
sistem. Rangkaian penguji ini pertama-tama di jalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada.
Mempertahankan sistem dan dokumentasinya di mulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan. Sebagian besar kerja
rutin pemrogram adalah melakukan pemeliharaan, dan bisnis menghabiskan banyak uang untuk kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan seperti
memperbaharui program, bisa di lakukan secara otomatis melalui suatu vendor site di World Wide Web. Sebagian besar prosedus sistematis dan dijalankan
penganalisis selama siklus hidup pengembangan sistem membatu memastikan bahwa pemeliharaan bisa dijaga sampai tingkat minimum.
2.3.7 Mengimplementasikan Dan Mengevaluasi Sistem
Di tahap terakhir dari pengembangan sistem, penganalisis membantu untuk mengimplemantasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan
bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan
oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem
lama ke sistem baru. Proses ini mencakup pengubahan file-file dari format lama ke format baru atau membangun suatu basis data, menginstall peralatan, dan
membawa sistem baru untuk diproduksi. Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir dari siklus
hidup pengembangan sistem biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus
dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem. Perlu diingat bahwa kerja sistem biasanya berulang. Ketika penganalisis
menyelesaikan satu tahap pengembangan sistem akan berlanjut ke tahap berikutnya, penemuan suatu masalah bisa memaksa penganalisis kembali ke tahap
sebelumnya dan memodifikasi pekerjaannya di tahap tersebut. Sebagai contoh, selama tahap pengujian, pemrogram menemukan bahwa program tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya, apakah karena disebabkan kodenya tidak tertulis secara benar untuk mendukung bagian perancangan sistem tertentu atau desainnya
tidak lengkap. Di dua peristiwa yang membuat program harus dimodifikasi itu, penganalisis bisa mengubah beberapa materi rancangan sistem. Sebaliknya, ia
juga bisa bertemu dengan pemakai untuk melakukan penyelidikan ulang bagaimana agar aktivitas bisnis bisa berfungsi.
17
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah
PT. Kuda Inti Samudera Semarang memiliki 126 karyawan, dimana proses presensi dan penggajiannya telah dilakukan secara terkomputerisasi. Gambar 3.1 dan
Gambar 3.2, menunjukkan sistem penggajian dan sistem presensi menggunakan pemindai barcode yang sudah terpasang. Namun setelah berjalan satu tahun, sistem
menjadi lambat dalam menampilkan data, yang dikarenakan masih menggunakan basis data Microsoft Access. Data-data yang dianalisis adalah sistem yang berjalan
saat ini terdiri dari :
A. Diagram Aliran Data
Pada Gambar 3.1, entitas-entitas yang terlibat di dalamnya antara lain manajer HRD, karyawan, sistem presensi karyawan menggunakan barcode,
supervisor divisi dan keuangan. Masing-masing entitas ini memiliki peran dalam memberikan masukan yang sesuai untuk proses transaksi. Data karyawan, data
toleransi kehadiran, data lembur dan data kehadiran diberikan oleh entitas karyawan. Data-data transaksi yang dilakukan oleh karyawan didapat dari kebijakan
yang diberikan oleh manajer HRD. Data-data ini tersimpan dalam basis data Microsoft Access, diproses hingga menghasilkan slip gaji yang akan diberikan
kepada karyawan. Hasil dekomposisi pertama pada diagram konteks sistem informasi
penggajian pada PT Kuda Inti Samudera Semarang, menghasilkan diagram level 0 yang ditunjukkan oleh Gambar 3.2.
Hasil identifikasi diagram aliran data, tidak menunjukkan kesalahan. Hanya sub sistem presensi karyawan menggunakan barcode yang harus dimutakhirkan
teknologinya, sesuai permintaan dari manajemen PT. Kuda Inti Samudera Semarang.
Daftar Gaji Tervalidasi
Data Jadwal Libur Data Slip Gaji
Data Bukti Kas Keluar Tervalidasi Data Bukti Kas Keluar
Daftar Gaji
Data Hak Akses Pengg una Data Karyawan
Data Kebijakan Pengg una Sistem
Data Pelang g aran
Data Jadwal Kerja Shift Daftar Data Karyawan
Data Jadwal Kerja Non Shift Data Karyawan
Data Kehadiran Manual Data Toleransi Kehadiran
Daftar Lembur Data Kehadiran Pulang
Daftar Kehadiran Data Kebijakan
Data Lembur Data Kehadiran Masuk
Sistem Informasi Peng g ajian PT KIS
SEM ARANG
+
Sistem Presensi Karyawan
Meng gunakan Barcode
Supervisor Divisi
Manajer HRD
Karyawan Keuang an
Gambar 3.1. Diagram Konteks Sistem Informasi Penggajian PT Kuda Inti
Samudera Semarang
Rekap kehadiran Data Foto K aryawan
Data B atas Presensi Data K ehadiran
Data Jadwal Non S hift Data Jadwal Shift
Data T oleransi Kehadiran Data Hari Libur
Data Group Kerja
[Daftar Gaji Tervalidasi] [Data Jadwal Libur]
Data Jadwal Libur Data Jadwal Libur
Data B atas Presensi Data B atas Presensi
Data K omponen Di Luar Gaji Data K omponen Gaji
Data K omponen Gaji
[Data S lip Gaji] [Data B ukti K as Keluar]
[Data B ukti K as Keluar T ervalidasi] [Daftar Gaji]
Data P otongan Gaji Data S PK L
Jadwal S hift Jadwal Non Shift
Data K ehadiran
Data K aryawan Data T oleransi Kehadiran
[Data Hak A kses P engguna]
Data Group Kerja Data Group Kerja
Data Divisi Data Divisi
Data S tatus Karyawan Data Divisi
Data Jabatan
Data Grade
[Data K aryawan] Data K etidakhadiran Lainnya
Data P engguna [Data K ebijakan P engguna Sistem]
[Data P elanggaran] Data P elanggaran
Jadwal S hift [Data Jadwal Kerja S hift]
Data K aryawan [Daftar Data Karyawan]
[Data Jadwal Kerja Non Shift] Data Jadwal Kerja Non Shift
Data Jam K erja Shift
Data Jadwal Shift Data Jadwal Non S hift
Data Jadwal Kerja S hift Data P otongan Gaji
Data Jenjang K arir
Data K aryawan [Data K aryawan]
Data S tatus Karyawan Data Group Kerja
Data Grade Data Jabatan
Data Divisi Data Jatah Cuti
Data Cuti Normal [Data K ehadiran Manual]
Data Jatah Cuti Data Lembur
[Data Lembur] [Data T oleransi Kehadiran]
Data Ijin
Data K ehadiran Manual
[Daftar Lembur] Data S PK L
Jatah Cuti
Jadwal S hift Jadwal Non Shift
Data S PK L Data K aryawan
[Data K ehadiran Pulang] Data Grade
Data Group Kerja Data S tatus Karyawan
Data P otongan Gaji Data Jenjang K arir
Data Jabatan Data Divisi
[Data K ebijakan]
Daftar K ehadiran [Daftar K ehadiran]
Data Ijin Jatah Cuti
[Data K ehadiran Masuk] Sistem P resensi
Karyawan Menggunakan
Barcode Karyawan
Manajer HRD
Supervisor Divisi
4 Subsistem P resensi
Karyawan Menggunakan
Barcode 1
Rekam Kehadiran
2 Karyawan
2 Karyawan
2 Sub S istem
Manajemen Data Toleransi
Kehadiran
+
4 Jatah Cuti
5 Toleransi
Kehadiran 6
SP KL
5
Sub S istem Manajemen Laporan
+
1 Rekam
Kehadiran 3
Subsistem Manajemen Data Penggajian
+
10 Divisi
11 Jabatan
14 Status K aryawan
15 Group K erja
16 Grade
12 Jenjang Karir
13 Potongan Gaji
4 Jatah Cuti
6 SP KL
7 Jadwal Non Shift
8 Jadwal S hift
12 Jenjang Karir
18 Pelanggaran
1 Rekam
Kehadiran
Karyawan 7
Jadwal Non Shift 8
Jadwal S hift 17
Jam Kerja S hift
Karyawan Karyawan
Karyawan
2 Karyawan
13 Potongan Gaji
5 Toleransi
Kehadiran Karyawan
Karyawan Karyawan
Supervisor Divisi
1 Sub S istem
Manajemen Data Pengguna
+
Manajer HRD
27 Hak Akses
Karyawan
Manajer HRD
Keuangan
Karyawan 30
Batas P resensi 9
Jadwal Libur
Karyawan
Manajer HRD
15 Group K erja
9 Jadwal Libur
5 Toleransi
Kehadiran 7
Jadwal Non Shift 8
Jadwal S hift 30
Batas P resensi 31
Foto Karyawan
32 Absensi
Gambar 3.2. Diagram Level 0 Sistem Informasi Penggajian PT Kuda Inti
Samudera Semarang
B. Penghitungan Gaji
Aturan penggajian karyawan di PT. Kuda Inti Samudera Semarang dibedakan oleh setiap jabatan, grade dan status karyawan. Khusus untuk status
karyawan tetap, tetap1, tetap2, tetap3, tetap4, kontrak, kontrak A, kontrak B dibedakan oleh masa kerjanya. Berikut ini dijelaskan komponen penggajian dan
perhitungannya : 1
Komponen gaji a
Gaji tetap dibayarkan lumpsumtidak dipengaruhi kehadiran meliputi gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional,
tunjangan keaktifan. b
Gaji tidak tetap meliputi tunjangan komunikasi, tunjangan perumahan, apresiasi presensi dipengaruhi presensi.
2 Komponen di luar gaji
a Lembur sesuai surat perintah kerja lembur SPKL.
b Tambahan transportasi, tambahan luar kota, tambahan akomodasi, tambahan
lain-lain. 3
Pembagian komponen penggajian pada setiap karyawan a
Jabatan asisten manager, gradeA, B dan C, statustetap, kontrak dari
komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional,
tunjangan fungsional, tunjangan komunikasi, tunjangan keaktifan dan tidak mempunyai komponen di luar gaji.
b Jabatan general manager, gradeA, B dan C, statustetap dari komponen gaji
meliputi gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan
fungsional, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan tidak mempunyai komponen di luar gaji.
c Jabatan harian dan status harian dari komponen gaji meliputigaji pokok,
tunjangan keaktifan dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur. d
Jabatan helper, gradeA dan status kontrak, tetap dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan, apresiasi
presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur. e
Jabatan helper, gradeB,C dan status kontrak, tetap dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan
keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur.
f Jabatan kepala regu, gradeA,B,C dan status kontrak, tetap dari komponen
gaji meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di
luar gaji meliputi lembur. g
Jabatan kepala regu dan status kontrak, tetap dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan
komunikasi, tunjangan keaktifan dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur.
h Jabatan manager, gradeA,B,C, status kontrak dari komponen gaji
meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan komunikasi, tunjangan keaktifan dan tidak memiliki
komponen di luar gaji.
i Jabatan manager, gradeA,B,C dan status tetap dari komponen gaji
meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan komunikasi, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi
dan tidak memiliki komponen di luar gaji. j
Jabatan manager dan status tetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional,
tunjangan komunikasi, tunjangan keaktifan dan tidak memiliki komponen di luar gaji.
k Jabatan operator dan status tetap1, tetap2, tetap3, kontrak A, kontrak B dari
komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi
lembur. l
Jabatan operator dan status tetap, training kerja dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan, apresiasi
presensi dan tidak memiliki komponen di luar gaji. m
Jabatan staff senior, gradeA,B,C dan status tetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan fungsional,
tunjangan keaktifan dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur. n
Jabatan staff yunior, gradeA dan statustetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan dan dari
komponen di luar gaji meliputi lembur. o
Jabatan staff yunior, gradeB,C dan statustetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan
keaktifan dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur.
p Jabatan supervisor, gradeA,B,C dan statustetap, kontrak dari komponen
gaji meliputigaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan keaktifan dan tidak memiliki komponen di luar gaji.
q Jabatan teknisi senior, gradeA dan statustetap, kontrak dari komponen gaji
meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur.
r Jabatan teknisi senior, gradeB,C dan statustetap, kontrak dari komponen
gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan fungsional, tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji
meliputi lembur. s
Jabatan teknisi yunior, gradeA dan statustetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan keaktifan,
apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur. t
Jabatan teknisi yunior, gradeB,C dan statustetap, kontrak dari komponen gaji meliputigaji pokok, tunjangan operasional, tunjangan fungsional,
tunjangan keaktifan, apresiasi presensi dan dari komponen di luar gaji meliputi lembur.
4 Proses perhitungan gaji karyawan berlaku untuk semua karyawan
a Total perolehan = komponen gaji tetap + komponen gaji tidak tetap.
b Potongan jabatan = persen potongan jabatan x total perolehan. Jika
potongan jabatan lebih besar dari potongan jabatan maksimal yang telah ditetapkan PT. Kuda Inti Samudera Semarang, maka memakai potongan
jabatan maksimal.
c Penghasilan kena pajakPKP = total perolehan
– potongan jabatan – PTKP. Jika nilai PKP lebih kecil dari 0 maka PKP bernilai 0.
d PPH21 = Penghasilan kena pajak x persen PPH21.
e Jamsostek = persen jamsostek x total komponen gaji tetap.
f Penghasilan bersih = total perolehan
– PPH21 + Jamsostek. g
Total Gaji = penghasilan bersih + total komponen di luar gaji –
potongan pinjaman + potongan lain-lain. Dari identifikasi perhitungan gaji, tidak ada yang perlu dibenahi karena
sudah kebijakan dari manajemen PT. Kuda Inti Samudera Semarang.
3.2 Analisis Masalah