pendengar terhadap program siaran buletin lintas pagi yang banyak di minati di RRI, berdasarkan latar belakang dan gagasan tersebut, penulis tertarik dan
berkeinginan untuk menyusun skripsi dengan judul
”
PERSEPSI PENDENGAR TERHADAP PROGRAM RADIO
Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Pendengar Terhadap Program Buletin Lintas Pagi LPP RRI Surakarta Periode
Juni 2014. B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang tersebut antara lain : 1.
Bagaimana persepsi pendengar berdasarkan latar belakang profil dan pendidikan pada program berita buletin Lintas pagi RRI Surakarta.?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini antara lain :
1. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat berdsarkan latar belakang
pendidikan untuk mendengarkan program berita Lintas pagi Surakarta.
2. Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat berdasarkan klasifikasi usia untuk
untuk mendengarkan program berita Lintas pagi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan Manfaat bagi Penulis dan Masyarakat.
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan penulis mengenai cara pembuatan sebuah berita radio dan peran sebuah berita, berdasarkan latar belakang
pendidikan serta profil pendengar masyarakat Lintas pagi.
b. Bagi pihak RRI Surakarta
Mengetahui bagaimana persepsi masyarakat pada acara Buletin Lintas pagi PRO I yang RRI siarkan. di lihat dari persepsi pendengar masyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui Buletin Lintas Pagi dapat memberikan informasi aktual yang terjadi setiap hari kepada masyarakat.
E. Tinjauan Pustaka
1. Peneliti Terdahulu
Mahardika 2008
Strategi Peliputan Reporter RRI Programa Dua Yogyakarta.
Penulis menjelaskan bahwa, bahwa radio merupakan salah satu media elektronik yang mempunyai ruang gerak yang sangat cepat dalam
penyampaian suatu pesan. Radio cukup efektif dan te jika dijadikan sarana informasi berupa berita ringan ataupun berita besar , mengingat sifat dari
radio yaitu auditif yang dalam penyampaian informasinya mengand alkan suara. Dalam hal ini, penulis ingin menyajikan strategi peliputan oleh
reporter untuk dijadikan sebuah berita di radio. Strategi merupakan satu hal keharusan dalam pencapaian berita
untuk disajikan untuk kepada masyarakat. Strategi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan suatu berita yang mempunyai mutu pemberitaan dan harus
segera disiarkan kepada masyarakat. Dalam hal ini adalah berita yang dikemas secara langsung maupun tidak langsung dari lapangan oleh seorang
reporter di RRI Programa Dua Yogyakarta, di sinilah penulis akan meneliti
bahwa Strategi Pecarian berita dimulai dengan perencanaan program
yang akan di liput setelah terprogram maka reporter akan segara mempersiapkan diri baik dari sisi kesehatan badan maupun kesiapan
secara peralatan. Reporter akan terjun ke lapangan untuk mencari hunting berita dan nara sumber. Ketika bertemu dengan nara sumber
reporter akan merekam dan mencatat hasil wawancara, adapun strategi penyusunan naskah berita berdasarkan hasil wawancara yang di susun
berdasarkan kaidah 5W + 1H. Sedangkan untuk pola berita ditata dengan prinsip piramida
terbalik. Acara berita yang disampaikan oleh Radio Persatuan ini disajikan
dengan bahasa
Indonesia. Radio
Persatuan juga
mempertimbangkan aspek penentuan jam tayang yang sekiranya dirasakan efektif dan dapat didengar oleh sebagian masyarakat Bantul.
Muhlis, 2009 Strategi Pemberitaan Koran Tribun Timur Dalam Mempertahankan Pasar Di Sulawesi
Penulis menjelaskan Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan Kualitatif Deskriptif
yaitu dengan tiga teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi di Koran Tribun Timur. Peneliti bertujuan mengetahui
proses dan kiat kiat yang dilakukan pemberitaan Koran Tribun Timur dalam menarik minat pembacanya dan mempertahankan pasar di tengah
ketatnya persaingan pemberitan di Sulawesi Selatan, serta penulis ingin mengetahui proses variasi berita yang di sajikan bagi pembaca.
2. Tinjauan Radio
b. Sejarah Radio
Radio adalah
sebuah perkembangan
teknologi yang
memungkinkan suara di transmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara Tahun 1896 Guglielmo Marconi
menciptakan wirless telegraph, yang menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode morse. Marconi
mendirikan perusahaan pengirim pesan, yaitu pada waktu itu hanya mengirim pesan tentang kedatangan dan keberangkatan kapal.
Mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang tidak terjangkau kabel telegraf, dan Marconi juga mendirikan
pabrik perakit radio pada tahun 1913. Marconi pada saat itu telah mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. Bisnis
radio pada pemanfaatan radio untuk keperluan perdagangan dan teransportasi pada saat itu Astuti, 2008 : 5 .
Munculnya radio ferkuensi modulasi atau juga disebut FM ini pada pertengahan tahun 1930 an Edwin Howard Amstrong berhasil
menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi. Radio penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang banyak di pasaran
ketika itu yang masih menggunakan AM amplitudo modulasi Radio FM memiliki kualitas suara yang bagus jernih dan bebas dari
gangguan siaran static maka dari itu pendengar radio lebih memilih saluran FM dari pada AM. Morissan, 2011 : 4.
b. Revolusi Radio
Sejak awal kemunculan radio telah menjadi media komunikasi massa yang powerfull. Radio pernah disebut sebagai the fifth estate,
kekuatan kelima setelah koran. Namun dengan perkembangan teknologi, maka radio pun pernah mengalami sejumlah perubahan.
Masanya radio sama besarnya dengan televisi, inilah masa yang disebut sebagai the radio days. Pada tahun 1903 radio terkenal di
Amerika Serikat, Amerika memiliki sejumlah beberapa studio diantaranya cukup besar untuk menyelenggarakan
konser Astuti, 2008 : 9. d. Format Radio
Awan Setiawan 2011 : 15 mengatakan, perbedaan yang paling mendasar radio dari format media lainnya adalah format
medianya yaitu format driven, yang mana format radio diwakili oleh musik yang dimainkannya atau pada kebutuhan pendengar yang
dibidiknya. Format radio dibagi dua macam, yakni format yang berbasis musik dan non musik. Radio yang berbasis musik, antara
lain easy listening, CHRTop 40, adult contemporary AC, rock classic rock, jazz. Sementara radio berbasis non musik memiliki
format musik , antara lain all news, all talk, serta news and talk. Sedangkan menurut Astuti 2008 : 7 mengatakan, pada
awalnya radio memang menyiarkan apa saja yang terpikiran orang untuk disampaikan kepada massa dalam waktu serempak
sesingkatnya, perlahan dan seiring dengan semakin banyaknya stasiun radio yang beroprasi, pada saat itulah muncul format radio yang
berbeda-beda. Vane-Gross dalam Morissan, 2011 : 406 juga mengatakan
Format audio harus memenuhi dua hal : 1
Daya tarik dari setiap siaran, peneliti harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap format radio untuk suatu wilayah
tertentu. Peneliti dapat mengetahui dapat mengetahui dua hal itu melalui berbagai laporan penelitian yang telah dibuat sendiri atau
dibuat orang lain dan juga dari laporan-laporan yang pernah dikeluarkan mengenai industri radio yang terdapat diwilayah itu.
2 Efektivitas biaya cost effectiveness berbagai format. Peneliti harus menentukan biaya efektif dari format yang akan dipilih.
Radio dengan format berita all news programming membuthukan anggaran yang lebih besar dari pada hanya sekedar
format musik. Berita akan lebih efektif dilaksanakan pada setasiun radio yang berada pada wilayah yang memiliki populasi
cukup pada dan ekonomi yang cukup tinggi. Penulis dapat menyimpulkan bahwa Format radio merupakan
karakteristik sebuah radio, berdasarkan cara kerja dan program siaran yang disajikan kepada pendengar.
e. Berita Radio Radio merupakan media auditif hanya bisa didengar, tapi
murah merakyat, dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi,
pendidikan dan hibuan, Radio memiliki keekuatan terbesar menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan
suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga
pendengarnya. Masduki,2001: 20 Sedangkan berita atau juga Jurnalistik adalah segala hal yang
menyangkut proses perencanaan, meliput memproduksi, dan melaporkan sebuah fakta menjadi berita. Jika dalam media cetak
pengertian berita adalah berita peristiwa yang diulangi, maka dalam berita radio adalah peristiwa ynag dikomunikasikan kepada
pendengar pada saat yang bersamaan dengan peristiwa. Jika proses mengulangi itu menyangkut rekrontruksi itu berlangsung secara
spontan dalam hitungan detik., sehingga dibutuhkan ketajaman mengendus
subtansi berita
yang menarik
dan keahlian
menyampaikannya secara langsung dan interaksi Masduki, 2001 : 9 .
Jadi bahwasanya radio adalah media auditif dan sekaligus murah, di sisi lain radio sebagai imajinasi pendengar, karena radio
media yang hanya dapat di dengar. Sebagai bahan perbandingan, ada beberapa pendapat pakar radio yang bisa diacu, yaitu :
1 Paul D. Maessenner
Berita adalah sebuah informasi yang baru tentang suatu peristiwa yang penting dan menarik perhatian serta minat
pendengar. Berita radio dapat pula berarti apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan apa yang akan terjadi.
2 Prof. Mitchel V. Charnley
Berita adalah laporan tentang fakta atau opini yang menarik perhatian dan penting, yang dibutuhkan sekelompok
masyarakat. 3
Curtis Beckmann Berita diartikan sebagai laporan atas opini atau peristiwa yang
penting bagi sejumlah besar khalayak. Berita yang besar adalah liputan, opini atau peristiwa yang sangat dibutuhkan
pula bagi banyak orang. Kesimpulan dari definisi-definisi mengenai berita radio adalah suatu sajian laporan fakta dan
opini, yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagi sebanyak mungkin orang dan disiarkan melalui media radio
secara berkala. Berita radio menjawab persoalan apa yang terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung
Masduki, 2001 : 10.
f. Karakter Berita Radio
Berdasarkan definisi berita radio, maka membentuk karakter berita radio dapat ditetukan sebagai berikut :
1 Segera dan cepat
Laporan peristiwa atau opini di radio harus segera mungkin dilakukan
untuk mencapai
kepuasan pendengar
dan mengoptimalkan sifat kesegeraannya sebagai kekutaan radio.
2 Aktual dan faktual Berita radio adalah hasil liputan peristiwa atau opini yang
segar dan akurat sesuai fakta, yang sebelumnya tidak diketahui oleh khalayak. Opini terkait dengan upaya pendalaman liputan
investigasi atas suatu data dan peristiwa. 3 Penting bagi masyarakat luas
Harus ada keterkaitan dengan nilai berita news value yng berlaku dalam pngertian jurnalistik secara umum, guna
memnuhi kepentingan masyarakat. 4 Relevan dan berdampak luas
Masyarakat selaku pendengar merasa membutuhkannya dan akan mendapatkan manfaat optimal dari berita radio, yaitu
pengetahuan, pengertian,
kemampuan bersikap
atau mengambil keputusan tertentu, sebagai respons atas sebuah
berita Masduki, 2001 : 12 .
g. Bentuk Berita Radio Bentuk pemberitaan yang lazim di radio, Masduki,
2001:14 menyatakan antara lain : 1
Berita tulis writing news adlibs spot newsyaitu berita pendek yang bersumber dari media lain atau ditulis ulang. bisa
pula berupa liputan reporter yang teksnya diolah kembali di studio.
2 Berita bersisipan news with insert yaitu berita yang
dilengkapi atau di mix dengan sisipan suara nara sumber. 3
News feature, yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human interest.
4 Phone in news, yaitu berita yang disajikan melalui laporan
reporter via telepon. 5
Buletin berita news bulletin, yaitu gabungan beberapa berita pendek yang disajikan dalam satu blok waktu.
6 Jurnalisme interaktif news interview, yaitu berita yang
bersumber pada sebesar mungkin keterlibatan khalayak, baik sebagai pelaku maupun sekedar saksi mata kejadian.
Dari segi waktu penayangan dan kekuatan materi berita yang disampaikan kepada pendengar, berita radio dapat dibagi menjadi :
1 Hard news, yaitu berita aktual yang baru saja terjadi atau
laporan langsung saat peristiwa tersebut terjadi. Hard news bertutur tentang konflik yang menyentuh emosi tinggi seperti
berita peperangan, kerusuhan, dan pergantian mendadak seorang tokoh publik.
2 Soft news, yaitu berita lanjutan yang yang lebih bersifat
laporan peristiwa tanpa terikat waktu, lebih menekankan pada aspek human interest, perilaku, dan tempat-tempat yang bisa
mempengaruhi banyak orang. Soft news dapat pula berisi peristiwa rutin, seperti informasi pembangunan, seminar, ritual
budaya, dan pelantikan pejabat.
3 Indept news, yaitu berita mendalam lebih sekedar paparan
fakta permukaan, biasanya dikemas dalam format feature, tetapi bisa pula dalam berita bersisipan, dengan syarat,
penekanan isinya terletak pada proses pendalaman kasus atau tinjauan aspek lain dalam suatu peristiwa.
h. Sumber Berita Radio.
Pada dasarnya, siapa pun dan dimana pun dapat menjadi dan terdapat sumber-sumber berita. Secara umum, menurut Masduki,
2001:21 menyatakan sumber berita dapat dibagi dua: 1
Primer atau langsung getting, dengan menerjunkan reporter untuk meliput sebuah peristiwa di lapangan. Penggalian berita
dilakukan dengan wawancara dan atau laporan pandangan mata.
2 Sekunder atau tidak langsung news room, antara lain dapat
dilakukan dari: a
Media cetak koran, tabloid, majalah, b
Media elektronik televisi, internet, c
Siaran pers pemerintah atau swasta, d
Network atau jaringan dengan kantor berita, e
Pendengar. Untuk melengkapi pemahaman tentang definisi berita radio, sangat
penting bagi seseorang reporter dan produser pemberitaan di radio untuk mengetahui.
Masduki, 2001 : 22 menyatakan proses produksi berita tidaklah serumit yang kita kira, berikut adalah proses produksi
berita radio, bagaimana proses produksi berita yang meliputi : Gambar 1.1 Proses Produksi Berita
Sumber : Masduki 2001 : 22
i. Struktur Berita Radio
Masduki, 2001 : 21 menyatakan sebagaimana stuktur berita pada umumnya, maka berita radio terutama untuk jenis. Berita tulis dan berita
bersisipan juga menggunakan kaidah Piramida terbalik atau gaya Wortel. Tujuannya adalah untuk 1 menarik perhatian pendengar sedari awal, 2
Menekankan informasi yang cepat ringkas, mengingat syarat-syarat suati berita yang bersifat selintas dan focus tanpa menyampingkan 5W + 1H.
Tujuan penggunaan Piramida Terbalik adalah : 1
Memudahkan pendengar yang sempit waktunya, sehingga dengan menyimak lead in-nya saja sudah bisa mengetahui init berita
peristiwa yang disampaikan. 2
Memudahkan proses penyuntingan berita karena keterbatasan waktu siar. Bagian-bagian lanjutan setelah head in bisa dipotong tanpa
pengorbanan data peristiwa yang penting,. 3
Aliran berita menjadi informatif, tidak bertele-tele, fokus dan langsung pada inti peristiwa.
Urutan penyajian berita adalah lead in peristiwa 1, fakta berita yang paling penting siapa, apa, dimana, kapan, dan Peristiwa 3, gabungan
ulang fakta terpenting dan kronologi lead out menyebutkan konteks peristiwa lain dengan data, waktu, tokoh, atau peristiwa penting
sebelumnya, kita dapat lihat pada gambar dibawah ini :
Gambar. 1.2 Piramida Terbalik Sumber : Masduki, 2001 : 21
j. Kelayakan Isi Berita Radio
Seorang reporter selalu menganggap semua peristiwa bisa dijadikan berita. Akan tetapi, di telinga pendengar, tidak semua berita
bisa dianggap penting, Masduki, 2001 : 23 menyatakan reporter atau redaktur harus bis memiliki kepekaaan yang tinggi untuk menilai
kelayakan sebuah peristiwa, Untuk mengukur layak atau tidaknya suatu peristiwa, perlu di adakan penilaian sebelum berita tersebut disiarkan,
meskipun penilaian itu bersifat relatif, secara umum ada sejumlah kaidah jurnalistik yang patut di pertimbangkan yaitu :
1 Aktualitas timelines
Radio dianggap sebagai media paling unggul dalam kecepatan waktu penayangan berita. Oleh karena itu, aktualitas menjadi nilai
berita yang harus dijaga. 2
Kedekatan proximity Kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat sebuah berita
menarik perhatian pendengar lebih berarti dari berita besar yang lokasinya sangat jauh dengan mereka.
3 Tokoh public prominence Peristiwa di seputat tokoh idola, panutan dan pemimpin masyarakat
selalu menarik didengar, karena dengan ketokohannya mereka telah menjadi miliki publik.
4 Konflik conflict
kontroversi antar tokoh polemik seputar masalah, atau keputusan tertentu yang mempenagruhi publik, peristiwa perang bentrokan,
dan perdebatan sengit pasti menarik disiarkan termasuk perstiwa kriminalitas.
5 Kemanusiaan human interest
Berita-berita yang menyentuh rasa kemanusiaan seperti masalah pengungsi dan kelaparan, sangat bernilai untuk semua orang. Selain
dapat menggugah empati, juga membangun sikap simpatik pendengar.
6 Sensasional unique
Keanehan, keganjilan dan hal-hal yang spektakuler dalam manusia, selain memiliki unsur hiburan, juga dapat memberikan dorongan
prestasi sekaligus penyadaran terhadap dinamika kehidupan pendengar.
7 Besaran kasus magnitude
Jumlah korban jiwa atau kerugian yang besar dalam sebuah peristiwa selalu menjadi perhatian masyarakat. Apalagi jika
peristiwa tersebut berhubungan dengan masalah ekonomi misalnya, tidak korupsi milyaran rupiah, kenaikan harga-harga sembak, dan
tarif angkutan yang melambung tinggi.
Gambar 1.3 Kelayakan Isi Berita Radio
Sumber : Masduki 2001:22
: -------- --- --- --- --- ------ :
Unsur Penting Significane
Time Lines Magnitude
Proximity Prominence
Human Interest Unsur Menarik
3. Komunikasi Massa
a. Pengertian Komunikasi Massa
Media merupakan bentuk komunikasi massa yang bersifat umum. Setiap khalayak dapat mengetahui informasi baik secara
efektif mauapun efesien sesuai dengan kebutuhan mereka, di dalam sebuah proses komunikasi yang benar berupanya untuk mencapai
sebuah informasi semestinya mampu mengungkap makna pesan yang terkandung dalam materi pesan komunikasi.
Effendy 1993: 81-83, bentuk spesialisasi komunikasi terdapat salah satu bentuk komunikasi yang kita kenal dengan
komunikasi massa. Seperti komunikasi pada umumnya, komunikasi massa juga merupakan suatu proses penyampaian ide-ide atau gagasan
yang telah dikemas sedemikian rupa dari sumber kepada penerima. Komunikasi massa dengan komunikasi bentuk lain adalah
karakteristik unsur-unsur yang ada dalam komunikasi massa itu sendiri dari mulai sumber atau komunikator sampai efek yang
dihasilkan. Namun sebelumnya ada berbagai macam pengertian dan definisi komunikasi massa yang diungkapkan para ahli untuk
menjelaskan unsur-unsur tersebut Ada empat karakteristik komunikasi massa seperti yang
dikutip oleh Effendy. Karakteristik komunikasi massa yaitu :
1 Komunikasi massa bersifat umum dan terbuka.
Pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator melalui media massa terbuka untuk umum dan siapa saja.
2 Komunikasi bersifat heterogen.
Massa dalam komunikasi massa terdiri dari orang-orang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi
yang berbeda dalam kebudayaan yang beragam dari berbagai lapisan masyarakat.
3 Media massa menimbulkan serempak.
Keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama
lainnya dalam keadaan terpisah 4
Hubungan komunikator dengan komunikan bersifat non-pribadi. Dalam komunikasi massa hubungan komunikator dengan
komunikan bersifat non-pribadi karena komunikasi yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya
yang bersifat umum sebagai komunikator Effendy, 1993: 81-83. Komunikasi massa memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan
karekteristik unsur- unsurnya. Secara umum “komunikasi massa
berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan
dalam kehidupan seseorang.
Sedangkan menurut Nurudin 1998 : 63, komunikasi massa berfungsi sebagai untuk menyebarluaskan informasi, dalam satu
waktu kepada khalayak masyarakat, dan sangat menghemat waktu, misalnya media massa radio dan televisi. Komunikasi massa bisa
mempunyai pengaruh yang kuat dan besar pada khalayaknya, bisa juga dianggap sedikit atau sama sekali tidak mempunyai pengaruh.
Pengaruh ini lebih dikenal dengan sebutan efek. Efek diartikan sebagai semua jenis perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang
setelah menerima sesuatu pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan yang dimaksud dapat meliputi perubahan pengetahuan,
sikap dan perilaku nyata. Mc Quail 2006 : 61 mengatakan, ciri paling utama dari
media massa, yakni komunikasi massa dirancang untuk menjangkau banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebgai sekupulan besar
dri konsumen yang kurang lebih anonim, dan hubungan antara pengirim dan penerima dipenfaruhi olehnya “pengirim” sering kali
merupakan lembaga itu sendiri atau seorang komunikator. b.
Komunikasi Massa Sebagai Kajian Sosiologis
Komunikasi massa juga dapat menjadi kajian Sosiologi atau kejiwaan Sosoiologi terhadap fenomena komunikasi massa belum
sepenuhnya berkembang seperti yang diharapkan. Penyebab yang terpenting antara lain karena luasnya masalah itu sendiri, di samping
adanya beberapa orientasi atau tema yang mendominasi studi mengenai masalah ini pada masa yang lalu. Tema yang dominan itu
adalah tentang efek-efek langsung media massa kepada individu dan publik, dan mengenai apa yang disebut sebagai masyarakat dan
kebudayaan massa. Sosiologi komunikasi massa mengkaji secara mendalam
masalah-masalah pokok yang begitu luas, mengenai interaksi media massa dengan masyarakat media massa dengan institusi sosial yang
lain, dan sistem komunikasi massa dengan sistem-sistem sosial lainnya. Selain dengan tatanan masyarakat secara keseluruhan.
c. Media Penyiaran Salah Satu bentuk Media Massa
Morissan, 2011 : 11, media massa sebagai salah saatu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan
media mssa lainnya, bahkan di antara sesama media penyiaran, misalnya antara radio dan televise, terdapat berbagai perbedaan sifat.
Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebgaai media massa elektronik, tetapi mempunyai cirri dan sifat yang
berbeda, terlebih lagi denagn media massa cetak seperi surat kabar dan majalah. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi televisi dan radio
hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Secara sederhana komunikasi massa didefinisikan komunikasi melaui media surat kabar,
majalah, radio, televisi dan film.
Salah satu defiisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bitter dalam Morissan 2011 : 21 mengatakan
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
Secara teknis, kita dapat merujuk empat tanda pokok atau cirri-ciri dari komunikasi massa bila sisitem komunikasi massa
diperbandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal Neumann 1973 dalam Morissan, 2011 : 21 mengatakan empat hal yakni :
1. Bersifat tidak langsung, arinya harus melewati media teknis.
2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara para peserta
komunikasi. 3.
Bersifat terbuka, artinya diujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim.
4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar.
Dari empat tanda pokok tersebut, maka sebenarnya hanya tanda pokok yang keempat saja yang menjadi ciri-ciri dari komunikasi massa, yaitu
mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Sedangkan tiga tanda pokok lainnya yaitu kesatu, kedua, dan ketiga tidak hanya
menjadi system komunikasi massa saja tetapi juga berlaku pada system komunikasi antarpribadi atau interpersonal.
d. Radio Sebagai Komunikasi Massa
Radio merupakan media aktualisasi masyarakat dalam kehidupan pada massa tertentu. Tahun ke tahun radio mengalami
perkembangan yang sangat pesat, baik dari teknologi yang digunakan maupun tema yang akan diangkat. Radio juga banyak merekam
realitas kehidupan masyarakat pada umumnya. Kehadiran radio dalam media komunikasi adalah untuk menyampaikan sebuah informasi.
Hubungan antara Radio dan masyarakat memiliki sejarah yang sangat panjang dalam kajian para ahli komunikasi Astuti 2008 : 40.
4. Teori Penggunaan dan Kepuasan Use and Gratification Theory
Teori di dalam Komunikasi massa sangat beragam, banyak teori yang dapat menjadi acuhan sebagai pelengkap di lingkup komunikasi massa, salah
satunya yakni teori peggunaaan dan kepuasan atau juga di kenal “use
gratification theory ” . Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan
individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang disebabkan oleh
berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda diantara individu audien. Teori ini memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen media
massa dan bukan pada pesan yang disampaikan. Teori ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif
sekaligus diskriminatif. Audien dinilai mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta tanggung jawab terhadap pilihan media.
Kebutuhan manusia akan media juga memiliki motif yang berbeda- beda. Dengan kata lain setiap orangm memiliki latar belakang, pengalaman dan
lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini,tetntunya berpengaruh pula kepada pemilihan konsumsi akan sebuah media. Audien sebagai individu aktif dan
memiliki tujuan, mereka bertanggung jawab atas pemilihan media yang akan digunakan untuk memnuhi kebutuhan mereka dan mereka individu ini tahu
bagaimana memenuhinya. Media dianggap hanya menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan dan individu bisa jadi menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhan mereka, atau tidak, menggunakan media dan memilih cara lain
Blumer dan katz dalam bukunya Nurudin 2007 : 193 mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih
dan menggunakan media tersebut. Penggua media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yng paling baik di dalam usaha memnuhi kebutuhannya. Artinya teori uses and gratification
mengamsusikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori ini jelas merupakan
kebalikan dari teori peluru. Teori peluru media sangat aktif dan all powerfull sementara audien berada di pihak yang pasif. Nurudin : 193 - 194.
F. Kerangka Pemikiran
Fathoni 2006: 140 mengatakan, Kerangka berpikir adalah keragka rujukan yang melandasi pola piker dalam menganalisis data dan masalah
permasalahan yang diteliti, berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para pakar atau evidensi ilmiah dari peneliti terdahulu. Adapun menurut
Riduwan 2009:46 menggambarkan alur pemikiran penelitian dan memberikan penjelasan pada pembaca dari suatu penelitian, dari uraian teori
mengenai permasalahan. Uraian pengertian kerangka berpikir diatas menurut para pakar
penulis mengkaitkan antara latar belakang masalah penggunaan teori dan rumuan masalah, maka dapat di buat bagan kerangka pemikiran sebagai
berikut : Gambar 1.4
Alur Kerangka Berfikir
Siaran Berita Radio LPP RRI
Program Acara Lintas Pagi
Persepsi masyarakat Proses Produksi
Berita LPP RRI Surakarta
Keterangan: Proses produksi penyiaran berita LPP RRI Surakarta dibuat dengan
mempertimbangkan minat masyarakat. Artinya, minat memberikan kontribusi dalam penyusunan format berita yang direalisasikan dalam siaran acara
berita. Salah satu siaran berita di LPP RRI Surakarta adalah program Lintas Pagi. Out put siaran berita LPP RRI Surakarta akan di dengar dan dinikmati
oleh masyarakat. persepsi mempengaruhi kemauan dan intensitas masyarakat dalam mendengar program siaran buletin Lintas Pagi.
G. Metode Penelitian