Koefisien Perpindahan Panas Total Panjang Pipa

4.1.5 Koefisien Perpindahan Panas Total

Gambar 4.6 Distribusi temperatur udara dan refrijeran ammonia Untuk koefisien konduksi pipa stainless steel 304 adalah 14,24 WmK. U = 1 1 ℎ� + ln ��� �� ��� � + 1 ℎ� �� �� = 1 1 247 ,906 + ln � 0,00475 0,00435 � 0,00435 14 ,24 + 1 59,378 0,00435 0,00475 = 51,325 W m 2 K T S T h T c T h in T h out T c out T c in udara amonia Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Panjang Pipa

LMTD = Th out − Tc in – Th in − Tc out ln ⁡ Th out − Tc in Th in − Tc out = 31,54°C − 0 °C – 32 °C− 25 °C ln ⁡ 31,54 °C −0 °C 32 °C − 25 °C = 16,301 °C Q = U.A.LMTD 50 W = 51,325 W m 2 K x A x 16,301 °C A = 0,0597 m 2 Di mana : A = n.π.D.L 0,0597 m 2 = 5 x 3,14 x 0,0095 m x L L = 0,4 m Sehingga panjang pipa evaporator yang dibutuhkan adalah sebesar 0,4 m. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Evaporator bare tube 4.2 Data Hasil Pengujian Evaporator Pengujian dilakukan selama 3 kali yaitu pada tanggal 16 – 28 November 2015 di laboratorium foundry. Data diambil per 20 detik selama pengujian hingga didapatkan temperatur terendah. Berikut ini data-data pengujian yang diambil. Tabel 4.3 Data pengujian evaporator pertama Waktu per 20 detik T in evaporator °C T out evaporator °C T out udara °C T in udara °C 1 15.7 22.4 31.8 32 20 15.3 22.4 31.5 31.9 40 15.4 22.4 31.3 31.7 60 15.7 22.1 30.7 31.2 80 15.7 22 30.2 30.6 100 15.9 22 29.7 30.1 120 15.8 21.9 29.2 29.7 Universitas Sumatera Utara 140 15.7 21.8 28.5 29 160 15.6 21.7 27.8 28.3 180 15.7 21.7 27.1 27.6 200 16.1 21.7 26.5 26.9 220 15.9 21.6 25.8 26.3 240 15.6 21.6 25.4 25.8 260 15.6 21.5 24.9 25.3 280 15.4 21.4 24.5 24.9 300 15.3 20.9 23.9 24.4 320 15.4 20.8 23.5 23.7 340 15.7 20.7 23 23.4 360 15.5 20.6 22.5 22.9 380 15.6 20.4 22 22.5 400 15.8 20.3 21.4 21.8 420 16 20.3 21.1 21.5 440 15.9 20.4 20.5 21 460 15.5 20.1 20.1 20.5 480 15.6 20.1 19.4 19.8 500 16.1 19.9 19 19.4 520 15.9 19.8 18.7 19.2 540 15.8 19.8 18.2 18.5 560 16 19.7 17.9 18.2 580 16.1 19.8 17.7 18 Gambar 4.8 Grafik pengujian pertama temperatur vs waktu 5 10 15 20 25 30 35 1 40 80 120 160 200 240 280 320 360 400 440 480 520 560 T e m p p e ra tu r °C Waktu s T in evaporator °C T out evaporator °C T out udara °C T in udara °C Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Data pengujian evaporator kedua Waktu per 20 detik T in Evaporator °C T out evaporator °C T out udara °C T in udara °C 1 18.4 24.6 31.8 32 20 18.1 24.3 31.6 31.8 40 18.5 24.3 31.3 31.7 60 18.2 24.2 31 31.3 80 18.2 24.1 30.6 31 100 17.9 24 30.1 30.6 120 18 23.7 29.5 29.9 140 17.8 23.5 28.9 29.3 160 18.1 23.4 28.2 28.7 180 18.3 23.4 27.5 28 200 18.2 23.2 27.2 27.7 220 18.4 22.9 26.9 27.3 240 18.2 22.8 26.2 26.6 260 17.9 22.8 25.8 26.1 280 17.9 22.6 25.2 25.7 300 17.8 22.6 24.8 25.3 320 18 22.4 24.3 24.8 340 17.9 22.1 23.9 24.3 360 18.2 21.9 23.5 24 380 18.3 21.6 23 23.4 400 18.3 21.5 22.5 23 420 18.1 21.3 22.1 22.6 440 18 21.1 21.7 22 460 18 21.1 21.2 21.7 480 18.1 21 20.4 20.8 500 17.9 21 20.1 20.5 520 18 20.6 19.7 20 540 17.8 20.3 19.2 19.7 560 17.6 20.1 18.6 19.1 580 17.7 20 18.1 18.5 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Grafik pengujian kedua temperatur vs waktu Tabel 4.5 Data pengujian evaporator ketiga Waktu per 20 detik T in Evaporator °C T out evaporator °C T out udara °C T in udara °C 1 16.9 23.3 31.8 32 20 17 23.3 31.6 31.9 40 17.2 23.1 31.2 31.6 60 17.4 22.9 31 31.3 80 17.3 22.7 30.6 30.9 100 17.5 22.5 30.3 30.6 120 17.3 22.6 30 30.4 140 17.2 22.5 29.6 30 160 17 22.3 29.4 29.7 180 16.9 22.1 29 29.4 200 16.8 21.9 28.5 29 220 16.7 21.8 28 28.4 240 16.7 21.8 27.6 28.1 260 16.8 21.7 27.1 27.6 280 16.9 21.6 26.6 27.1 300 17 21.5 26.2 26.6 320 17 21 25.6 26.1 340 17.1 20.9 25.1 25.5 360 16.9 20.8 24.6 25 380 16.9 20.6 24.2 24.7 400 17 20.5 23.7 24.2 420 17.2 20.4 23 23.5 440 17.3 20.3 22.4 22.8 5 10 15 20 25 30 35 1 40 80 120 160 200 240 280 320 360 400 440 480 520 560 T e m p e ra tu r °C Waktu s T in Evaporator °C T out evaporator °C T out udara °C T in udara °C Universitas Sumatera Utara 460 17.4 20.1 21.8 22.2 480 17.3 20.1 21.1 21.6 500 17.2 20 20.7 21.1 520 17 19.9 20.1 20.6 540 17.1 19.9 19.3 19.8 560 16.9 19.8 18.7 19.2 580 16.8 19.8 17.9 18.4 Gambar 4.10 Grafik pengujian ketiga temperatur vs waktu Berdasarkan data pengujian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendinginan yang paling efisien terjadi data pengujian yang pertama. Yaitu sebesar 17,7 °C.

4.3. Menghitung Laju Perpindahan Panas Aktual

Dokumen yang terkait

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 1 21

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 2

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 3

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 28

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 3

Rancang Bangun Evaporator Pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar Dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 11

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 21

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 2

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 3

Rancang bangun Evaporator pada Mesin Pendingin Menggunakan Siklus Absorpsi Memanfaatkan Panas Buang Motor Bakar dengan Pasangan Refrijeran-Absorben Amonia-Air

0 0 28