UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
riset kualitatif. Pengumpulan data secara langsung dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan oleh
peneliti.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui:
a. Metode Kepustakaan, dilakukan dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan data melalui literatur. Data yang diperoleh melalui tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku,
jurnal, dan sebagainya yang dianggap punya relevansi dengan fokus masalah yang mendukung penelitian.
b. Metode Dokumentasi, penelitian dengan mengumpulkan data-
data berupa video atau foto yang terkait kajian penelitian. Data dapat berupa berita atau sesuatu yang disiarkan.
3.5.1. Penentuan Informan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowbolling sampling. Dimana teknik ini melakukan penelitian dan pengumpulan informasi, dengan
menemukan gatekeeper untuk memberikan petunjuk tentang siapa yang akan diwawancarai atau diobesrvasi dalam rangka memperoleh informasi tentang objek
penelitian. Penelitian ini diaplikasikan pada populasi yang serba belum jelas individu maupun jumlahnya. Bulaeng, 2004: 155. Beberapa tahapan penarikan
bola salju adalah: 1
Menentukan satu atau berberapa orangresponden untuk diwawancarai sebagai titik awal penarikan sampel.
2 Responden selanjutnya ditetapkan berdasarkan pengetahuaninformasi
yang diperolah dari responden awal. 3
Demikian seterusnya hingga pada satu saat peneliti memutuskan jumlah respondennya sudah mencukupi.
3.5.2. Lokasi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lokasi dalam penelitian ini berada di Kantor Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba BKPEKDT di Jalan Kapitan
Patimura No. 125 Medan.
3.5.2.1. Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba
BKPEKDT
Para Stakeholders Ekosistem Kawasan Danau Toba memandang perlu bahwa pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba perlu dikoordinasikan oleh
suatu lembaga khusus, yakni melalui Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba BKPEKDT.
Untuk melaksanakan peran yang ditetapkan, BKPEKDT sekurang- kurangnya memiliki perangkat organisasi yang terdiri dari:
♦ Dewan Manajemen
♦ Badan Pelaksana, terdiri atas bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang
Pendidikan, dan Pembinaan Masyarakat, Bidang Pengendalian Pencemaran, Bidang Habitat Kawasan, Bidang Monitoring dan
Evaluasi, Bidang Pengawasan dan kemitraan, Bidang Tata Guna Lahan ♦
Sekretariat Badan ♦
Komisi Advokasi dan Penegakan Hukum ♦
Komisi Kerjasama dan Kemitraan ♦
Komisi Monitoring dan Koordinasi Program ♦
Kelompok Pakar ♦
Pusat Data, Informasi dan Penelitian ♦
Forum Danau Toba Dimana tugas bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pendidikan, dan
Pembinaan Masyarakat, Bidang Pengendalian Pencemaran, Bidang Habitat Kawasan, Bidang Monitoring dan Evaluasi, Bidang Pengawasan dan kemitraan,
Bidang Tata Guna Lahan, Sekretariat Badan, Komisi Advokasi dan Penegakan Hukum, Komisi Bidang Penelitian dan Pengembangan, Komisi Monitoring dan
Koordinasi Danau Toba, Kelompok Pakar dan Pusat Data dan Informasi; dan unit-
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
unit lain di dalam BKPEKDT dijabarkan oleh Ketua Badan Pelaksana dengan berkonsultasi dengan Dewan Manajemen EKDT.
Ekosistem Kawasan Danau Toba didefinisikan sebagai wilayah yang dikategorikan sebagai Daerah Tangkapan Air Danau Toba dan wilayah yang
dikategorikan sebagai Daerah Aliran Sungai DAS Asahan. Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan
Propinsi Sumatera Utara. Menurut wilayah administrasi pemerintahan, EKDT berada di 7 tujuh Kabupaten yaitu 1 Kabupaten Tapanuli Utara, 2 Kabupaten
Humbang Hasundutan, 3 Kabupaten Toba Samosir, 4 Kabupaten Samosir, 5 Kabupaten Simalungun, 6 Kabupaten Karo dan 7 Kabupaten Dairi. Sedangkan
DAS Sungau Asahan sendiri terletak di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Secara Geografis KEDT terletak antara koordinat 2
o
10
’
LU-3
o ’
LU dan 98
o
20
”
BT-99
o
50
”
BT. 3.5.2.2.
Tugas Dewan Manajemen
a. Untuk menjalankan fungsi perencanaan dan pengendalian rencana
strategik pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba di dalam Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba dibentuk Dewan
Manajemen Ekosistem Kawasan Danau Toba b.
Anggota Dewan manjemen terdiri dari Gubernur Propinsi Sumatera Utara, Bupati dan Walikota yang sebagian atau seluruh daerahnya merupakan
wilayah Ekosistem Kawasan Danau Toba serta Otorita Asahan c.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dewan Manjemen Ekosistem Kawasan Danau Toba dipimpin oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara
d. Susunan dan struktur organisasi dewan manajemen ekosistem kawasan
Danau Toba sekurang-kurangnya terdiri dari satu orang ketua, satu wakil ketua dan satu sekretaris yang pejabatnya merangkap sebagai anggota
dewan manajemen ekosistem kawasan danau toba.
3.5.2.3. Tugas Badan Pelaksana
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Menyusun rencana program pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau
Toba sebagai tindak lanjut dari kebijakan umum yang dibuat oleh Dewan Manajemen
b. Mengindentifikasi komponen-komponen Ekosistem Kawasan Danau
Toba yang mempunyai nilai strategis untuk dikelola secara berkelanjutan
c. Memonitor keberadaan dan eksistensi komponen-komponen ekosistem
d. Mengidentifikasi dan memperhatikan komonen-komponen Ekosistem
Kawasan Danau Toba yang memerlukan prioritas pengelolaan e.
Memonitor, mengidentifikasi dan mengkategorisasikan aktivitas dan proses yang terjadi di Ekosistem Kawasan Danau Toba yang
berdampak atau berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif terhadap manfaat berkelanjutan dari komponen-komponen ekosistem,
melalui metode dan teknik yang dipandang layak f.
Mengelola serta mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari proses riset, identifikasi dan monitoring dengan memanfaatkan
metode dan mekanisme yang dipandang layak g.
Mengkoordinasi kegiatan monitoring kondisi Ekosistem Kawasan Danau Toba
h. Mengkoordinasi, melaksanakan dan melakukan kerjasama penelitian
atas Ekosistem Kawasan Danau Toba dengan pihak-pihak yang berkompeten
i. Mengkoordinasi dan melakukan monitoring terhadap perubahan mutu
air di Daerah Tangkapan Air dan di Perairan Danau Toba j.
Melaporkan hasil penelitian dan hasil monitoring terhadap potensi kerusakan ekosistem dan hasil monitoring terhadap perubahan mutu air
di Kawasan Ekosistem dan Perairan Danau Toba kepada Dewan Manajemen
k. Mengkoordinasi kegiatan sosialisasi dan pendidikan sadar lingkungan
bagi kelompok-kelompok masyarakat di kawasan Ekosistem Danau Toba
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
l. Mengumpulkan, mengolah, mengelola dan member pelayanan
informasi yang terkait dengan Ekosistem Kawasan Danau Toba m.
Melaporkan tugas-tugas di atas setiap semester kepada Dewan Manajemen
Dalam upaya mengelola Ekosistem Kawasan Danau Toba maka diciptakanlah Lake Toba Ecosystem Management Plan LTEMP, dimana
LTEMP ini merupakan pedoman sekaligus proposal yang menjadi panduan dalam upaya pengelolaan Ekosistem Kawsan Danau Toba bagi para Pemangku Amanah.
Penciptaan dokumen ini dimaksudkan agar dapat lebih mudah disosialisasikan dan diharapkan dengan mudah pula memperoleh perhatian dari badan-badan
internasional. LTEMP memuat visi, tujuan dan sasaran pengelolaan Ekosistem Kawsan Danau Toba yang disepakati bersama oleh para Pemangku Amanahnya.
LTEMP mencakup stresor ekosistem ecosystem stressor, polutan kritis critical pollutants, wilayah perhatian areas of concern dan wilayah spesifik
yang terkontaminasi contamination hot spots yang mempengaruhi atau diperkirakan akan mempengaruhi Ekosistem Kawasan Danau Toba, indikator-
indikator lingkungan dan ekosistem yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat, kesehatan masyarakat misalnya, prevalensi gangguan kesehatan,
degradasi habitat, keanekaragaman hayati, spesies eksotik, serta aspek-aspek yang terkait dengan kesehatan ekosistem Danau Toba. LTEMP juga memuat
identifikasi permasalahan, pilihan-pilihan pemulihan dan langkah-langkah pengaturan serta implementasinya sebagai suatu proses yang simultan, saling
terkait dan terintegrasi. Para Pemangku Amanah Ekosistem Kawasan Danau Toba menyepakati 13
sasaran pengelolaan yang dibagi menjadi 2 bagian yaitu 7 tujuh sasaran manfaat ekosistem dan 6 enam sasaran dasar pencapaian manfaat.
Tujuh sasaran manfaat ekosistem yang disepakati mencakup: 1.
Air di Ekosistem Kawasan Danau Toba layak dipergunakan sebagai air minum,
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Danau Toba memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk
berinteraksi dengan Ekosistem Kawsan Danau Toba, dapat direnangi dengan aman rekreasi,
3. Lahan di Ekosistem Kawasan Danau Toba mempunyai fungsi ekosistem
yang optimal, 4.
Ikan dan hasil pertanian dari Ekosistem Kawsan Danau Toba layak dikonsumsitidak terkontaminasi,
5. Air Danau Toba dapat dipergunakan sebagai sumber tenaga listrik,
6. Ekosistem flora dan fauna dalam keadaan sehat dan terpelihara
keanekaragaman hayatinya, 7.
Udara di Ekosistem Kawasan Danau Toba dapat mendukung kehidupan ekosistem yang sehat.
Enam Dasar Pencapaian Manfaat yang disepakati terdiri dari: 1.
Keberadaan data dan informasi yang cukup untuk dipergunakan dalam proses perencanaan, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan dan
pelaksanaan kebijakan di Kawasan Ekosistem Kawasan Danau Toba, 2.
Perumusan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan di Kawasan Ekosistem Kawasan Danau Toba didasarkan atas prinsip
manajemen ekosistem yang telah disepakati bersama, 3.
Masyarakat dan pranata masyarakat mampu mengambil peran proaktif dalam pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba,
4. Sedimen, udara, daratan dan perairan di kawasan Danau Toba tidak
menjadi sumberjalur stresors terhadap integritas ekosistem, 5.
BKPEKDT yang berdaya guna, 6.
Keberadaan spesies eksotik di Kawasan Danau Toba dapat terpantau dengan baik dan terkendali.
3.5.3. Keabsahan Data
Penelitian kualitatif menghadapi persoalan penting mengenai pengujian keabsahan hasil penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif yang
diragukan kebenarannya. Maka dari itu Moleang mencoba membangun
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
teknik pengujian keabsahan menjadi 7 teknik. Bungin, 2008:254. Adapun teknik-teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1 Ketekunan Pengamatan
Pada teknik ini dilakukan dengan meningkatkan ketekunan dalam pengamatan di lapangan. Pengamatan bukan hanya mengandalkan
kemampuan pancaindra namun juga menggunakan semua pancaindra. 2
Triangulasi Triangulasi adalah teknik untuk menguji kreadibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek pada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Triangulasi dalam penelitian diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan berbagai teknik. 3
Pengecekan Melalui Diskusi Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah
penelitian. Diskusi bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran hasil penelitian. Diskusi ini dapat dilakukan dengan teman sejawat ataupun
dosen. 4
Kajian Kasus Negatif Kajian kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh
dan kasus yang tidak sesuai dengan dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.
3.6. Teknik Analisis Data