Baja Tampang WF Penampang dan Berat

53 37 2.283,96 3.659,45 2.459,51 3.878,53 39 3.575,29 3.289,79 3.427,36 3.397,48 TOTAL 63.222,94 57.171,76 62.470,68 57.913,68 Dari tabel di atas dapat kita lihat beban yang di pikul pada masing-masing join untuk baja tampang WF lebih besar di bandingkan dengan Baja Tampang Holow Tube untuk arah X, Sedangkan untuk arah Y tampang Hollow Tube lebih besar.

4.2.4 Penampang dan Berat

Dalam pemilihan penampang digunakan program SAP 2000 vr. 14 untuk memudahkan dalam mendesain struktur kolom. Dari hasil analisa SAP 2000 vr.14, didapat dimensi dari masing-masing penampang kolom Lampiran 1. Untuk melakukan pengecekan terhadap pemilihan penampang oleh program SAP 2000 vr.14 dilakukan perhitungan secara manual untuk kolom 249, sebagai berikut:

4.2.4.1 Baja Tampang WF

A. Design kolom Data Bahan: Tegangan tarik putus fu = 500 MPa Tegangan leleh baja fy = 290 MPa Modulus elastik baja E = 200000 MPa B. Data Profil Baja Universitas Sumatera Utara 54 Profil : WF 600x300x12x20 tf = 20 mm t w = 12 mm B = 300 mm H = 588 mm Berat = 151 ⁄ Luas = 192,5 cm 2 I x = 118000 cm 4 I y = 9020 cm 4 r x = 24,8 cm r y = 6,85 cm S x = 4020 cm 3 S y = 601 cm 3 Faktor reduksi kekuatan untuk lentur = 0,9 Faktor reduksi kekuatan untuk geser = 0,75 Faktor reduksi kekuatan untuk tekan = 0,85 C. Section Property  Modulus Geser G = = 76923,077 MPa  H t = H-t f = 568 mm  J = 2 . ⅓ . B . t f 3 + ⅓ H - 2 t f . t w = 1915648 mm 4 Universitas Sumatera Utara 55  Konstanta puntir torsi I w = = 7275000000000 mm 6  Koefisien momen tekuk torsi lateral X 1 = √ = 1316,21 MPa  Koefisien momen tekuk torsi lateral X 2 = 4 = 0,00024 mm 2 N 2  Modulus penampang plastis thd. sb. x Z x = [ 2B . tf . ½Ht ] + [ 2H2-tf . tw . ½ H2-tf ] = 4308912 mm 3  Modulus penampang plastis thd. sb. y Z y = 4 B2 . tf x ½ . B2 + 2 . tw2 . H-2 . tf . ½ . tw2 = 919728 mm 3  N y = A . fy = 5582500 N D. Momen, Gaya Geser, dan Gaya Aksial akibat Beban Terfaktor  Panjang bentang kolom terhadap sumbu x L x = L 1 = 5000 mm  Panjang bentang balok runway terhadap sumbu y L y = L 2 = 0 mm Universitas Sumatera Utara 56  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x = 169379000 Nmm  Momen pada 14 bentang M A = 72586300 Nmm  Momen di tengah bentang M B = 24206500 Nmm  Momen pada 34 bentang M C = 120999300 Nmm  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y M UY = 0  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x V UX = 77434,2 N  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y V UY = 0  Gaya aksial akibat beban terfaktor terhadap sumbu x N UX = 1017454,2 E. Momen Nominal Pengaruh Local Bucling 1. Pengaruh tekuk lokal local buckling pada sayap :  Kelangsingan penampang sayap λ = = 7,5  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang λp = √ = 9,983  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact λr = √ Universitas Sumatera Utara 57 = 24,945 2. Pengaruh tekuk lokal local buckling pada badan  Kelangsingan penampang badan λ = = 45,667 Syarat: = 0,120 0,125  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang λp = √ = 62,47 √ = 39,05  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non compact λr = √ = 127,30  Momen plastis terhadap sumbu x Mpx = f y . Z x = 1249584480 Nmm  Momen plastis terhadap sumbu y Mpy = f y . Zy = 266721120 Nmm Universitas Sumatera Utara 58  Momen batas tekuk terhadap sumbu x Mrx = S x f y - f r = 884400000 Nmm  Momen batas tekuk terhadap sumbu y Mry = S y f y - f r = 132220000 Nmm  Momen nominal penampang untuk : a. Penampang compact, λ ≤ λp Mn = Mp b. Penampang non- compact, λp λp ≤ λp Mn = Mp - Mp - Mr . l - λp λr - λp c. Penampang langsing, λ λr Mn = Mr Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang KOMPAK Berdasarkan nilai kelangsingan badan, maka termasuk penampang KOMPAK Momen nominal penampang terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut : Mn = Mp = 1249584480 Nmm Momen nominal penampang terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut : Mn = Mp Universitas Sumatera Utara 59 = 132220000 Nmm F. Momen Nominal Pengaruh Lateral Buckling Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk : Panjang bentang maksimum balok yang mampu, Lp = 1.76 . r y √ = 3166 mm Tegangan leleh dikurangi tegangan sisa, fl = fy - fr = 220 MPa Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis tekuk torsi lateral, Lr = r y . . √ √ = 874 Cb = = 1,92 Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = f y . Z x = 1249584480 Nmm Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = f y . Z y = 266721120 Nmm Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Universitas Sumatera Utara 60 Mrx = S x . f y - f r = 884400000 Nmm Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = S y . f y - f r =132220000 Nmm Panjang bentang terhadap sumbu x, L = L1 = 5000 L Lp dan L Lr Termasuk kategori Bentang Panjang Momen nominal terhadap sumbu x untuk bentang panjang dihitung sebagai berikut : Mnx = √ = 4359849270 Nmm Mnx Mpx Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mnx = 1249584480 Nmm Momen nominal terhadap sumbu y untuk bentang panjang dihitung sebagai berikut: Mny = √ = 4359849270 Nmm Mny Mpy Momen nominal terhadap sumbu y yang digunakan, Mny = 266721120 Nmm Universitas Sumatera Utara 61 G. Tahanan Momen Lentur 1. Momen nominal terhadap sumbu x :  Berdasarkan pengaruh local buckling, Mnx = 1249584480 Nmm  Berdasarkan pengaruh lateral buckling, Mnx = 1249584480 Nmm  Momen nominal terhadap sumbu x terkecil yg menentukan, Mnx = 1249584480 Nmm  Tahanan momen lentur terhadap sumbu x, ϕb . Mnx = 1124626032 Nmm 2. Momen nominal terhadap sumbu y :  Berdasarkan pengaruh local buckling, Mny = 132220000 Nmm  Berdasarkan pengaruh lateral buckling, Mny = 266721120 Nmm  Momen nominal terhadap sumbu y terkecil yg menentukan, Mny = 132220000 Nmm  Tahanan momen lentur terhadap sumbu y, ϕb . Mny = 118998000 Nmm Universitas Sumatera Utara 62  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Mux = 169379000 Nmm  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Muy = 0 Syarat : + ≤ 1.0 0,1506 ≤ 1.0 AMAN OK H. Tahanan Geser Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi ≤ 2.46 45,67 64, 60 plat badan memenuhi starat OK  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, V ux = 77434 N  Luas penampang badan, A w = t w . H-2t f = 6576 mm 2  Tahanan gaya geser nominal thd.sb. x, V nx = 0.60 . f y x A w = 1144224 N  Tahanan gaya geser terhadap sumbu x, Universitas Sumatera Utara 63 ϕf . V nx = 858168 N  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, V uy = 0  Luas penampang sayap, A f = 2 B . t f = 12000  Tahanan gaya geser nominal thd.sb. y, V ny = 0.60 . f y . A f = 2088000 N  Tahanan gaya geser terhadap sumbu y, ϕf . V ny = 1566000 N = 0,902 =0,000  Syarat yang harus dipenuhi : + ≤ 1,0 0,0902 1,0 AMAN OK I. Pembesaran Momen  Rasio kelangsingan dalam sumbu lentur x, Universitas Sumatera Utara 64 k x . = 20,16  Momen terfaktor ujung kolom terkecil, M1 = 0  Momen terfaktor ujung kolom terbesar, M2 = 169379000 Nmm  Faktor perbesaran momen, Cm = = 0,6  Gaya tekan menurut Euler dengan kLr thdp sumbu lentur N e1 = = 93481102,96 Nmm  Perbesaran momen, δb = = 0,60 Maka, ambil δb = 1 Mux = δb . Mntu = 169379000 Nmm J. Tahanan Aksial Tekan Rasio kelangsingan maksimum = λc = √ Universitas Sumatera Utara 65 = 0,88 Syarat, λc 0,25 - 0,25 λc 1,2 ω = = 1,42 λc 1,2 Nuφ . Nn = 1,42 Maka, ω = 1,42 Tegangan kritis penampang, fcr = = 204,26 Nmm 2 Daya dukung nominal aksial tekan, Nn = A . fcr = 3932059,52 N Tahanan aksial tekan, Nuφ . Nn = 0,304 K. Kontrol Interaksi Geser dan Lentur Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi geser dan lentur : ≤ 1,375 = 0,1506 = 0,0902 = 0,2070 Universitas Sumatera Utara 66 0,2070 1,375 AMAN OK L. Kontrol Interaksi Tekan dan Lentur Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi tekan dan lentur : Bila ≥ 0,2 ≤ 1,0 = 0,438 0,438 1 AMAN OK

4.2.4.2 Baja Tampang Hollow Tube

Dokumen yang terkait

Analisa Sambungan Balok Dengan Kolom Menggunakan Sambungan Baut Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Dibandingkan Dengan PPBBI 1983

2 64 84

Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

0 32 90

Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

1 15 90

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 15

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 1

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 1 6

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 28

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

0 0 40

ANALISIS PORTAL DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM NIPPON STEEL TAMPANG HOLLOW TUBE DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM BETON BERTULANG UNTUK HIGH-RISE BUILDING

0 0 11