Baja Tampang Hollow Tube

66 0,2070 1,375 AMAN OK L. Kontrol Interaksi Tekan dan Lentur Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi tekan dan lentur : Bila ≥ 0,2 ≤ 1,0 = 0,438 0,438 1 AMAN OK

4.2.4.2 Baja Tampang Hollow Tube

A. Design kolom Data Bahan: Tegangan tarik putus fu = 490 MPa Tegangan leleh baja fy = 325 MPa Modulus elastik baja E = 200000 MPa B. Data Profil Baja Profil : TUBE 300X300X10 t = 20 mm B = 300 mm H = 300 mm Berat = 89,0 kgm Luas = 113,4 cm 2 Universitas Sumatera Utara 67 Ix = 15700 cm 4 Iy = 15700 cm 4 rx = 11,8 cm ry = 11,8 cm Sx = 1050 cm 3 Sy = 1050 cm 3 Faktor reduksi kekuatan untuk lentur = 0,9 Faktor reduksi kekuatan untuk geser = 0,75 Faktor reduksi kekuatan untuk tekan = 0,85 C. Section Property  Modulus Geser G = = 76923,077 MPa  H t = H-t f = 568 mm  J = Ix + Iy = 314.000.000 mm 4  Konstanta puntir torsi I w = = 3077000000000 mm 6  Koefisien momen tekuk torsi lateral X 1 = √ Universitas Sumatera Utara 68 = 49517,68 MPa  Koefisien momen tekuk torsi lateral X 2 = 4 . = 0,00000 mm 2 N 2  Modulus penampang plastis thd. sb. x Z x = [ 2B . tf ½Ht ] + [ 2H2-tf . tw . ½ H2-tf ] = 2018000 mm 3  Modulus penampang plastis thd. sb. y Z y = 4 B2 . tf ½ . B2 + 2 tw2 . H-2 . tf . ½ . tw2 = 926000 mm 3  N y = A . fy = 3685500 N D. Momen, Gaya Geser, dan Gaya Aksial akibat Beban Terfaktor  Panjang bentang kolom terhadap sumbu x L x = L 1 = 5000 mm  Panjang bentang balok runway terhadap sumbu y L y = L 2 = 0 mm  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x = 1700265400 Nmm  Momen pada 14 bentang M A = 84811100 Nmm  Momen di tengah bentang M B = 643300 Nmm  Momen pada 34 bentang M C = 86097700 Nmm Universitas Sumatera Utara 69  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y M UY = 0  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x V UX = 68363,5 N  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y V UY = 0  Gaya aksial akibat beban terfaktor terhadap sumbu x N UX = 1053820 E. Momen Nominal Pengaruh Local Bucling 1. Pengaruh tekuk lokal local buckling pada sayap :  Kelangsingan penampang sayap λ = = 7500  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang λp = √ = 9,430  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non-compact λr = √ = 23,170 2. Pengaruh tekuk lokal local buckling pada badan  Kelangsingan penampang badan λ = Universitas Sumatera Utara 70 = 13,00 Syarat: = 0,318 0,125  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang λp = √ = 55,81 √ = 36,89  Batas kelangsingan maksimum untuk penampang non compact λr = √ = 108,19  Momen plastis terhadap sumbu x Mpx = f y . Z x = 655850000 Nmm  Momen plastis terhadap sumbu y Mpy = f y . Zy = 300950000 Nmm  Momen batas tekuk terhadap sumbu x Mrx = S x . f y - f r = 267750000 Nmm  Momen batas tekuk terhadap sumbu y Universitas Sumatera Utara 71 Mry = S y . f y - f r = 267750000 Nmm  Momen nominal penampang untuk : d. Penampang compact, λ ≤ λp Mn = Mp e. Penampang non- compact, λp λp ≤ λp Mn = Mp - Mp - Mr . l - λp λr - λp f. Penampang langsing, λ λr Mn = Mr Berdasarkan nilai kelangsingan sayap, maka termasuk penampang KOMPAK Berdasarkan nilai kelangsingan badan, maka termasuk penampang KOMPAK Momen nominal penampang terhadap sumbu x dihitung sebagai berikut : Mn = Mp = 655850000 Nmm Momen nominal penampang terhadap sumbu y dihitung sebagai berikut : Mn = Mp = 267750000 Nmm F. Momen Nominal Pengaruh Lateral Buckling Universitas Sumatera Utara 72 Momen nominal komponen struktur dengan pengaruh tekuk lateral, untuk : Panjang bentang maksimum balok yang mampu, Lp = 1.76 . r y . √ = 5152 mm Tegangan leleh dikurangi tegangan sisa, fl = fy - fr = 255 MPa Panjang bentang minimum balok yang tahanannya ditentukan oleh momen kritis tekuk torsi lateral, Lr = r y . . √ √ = 32405 mm Cb = = 2,26 Momen plastis terhadap sumbu x, Mpx = f y . Z x = 655850000 Nmm Momen plastis terhadap sumbu y, Mpy = f y . Z y = 300950000 Nmm Momen batas tekuk terhadap sumbu x, Mrx = S x . f y - f r = 267750000 Nmm Universitas Sumatera Utara 73 Momen batas tekuk terhadap sumbu y, Mry = S y . f y - f r =267750000 Nmm Panjang bentang terhadap sumbu x, L = L1 = 5000 L Lp dan L Lr Termasuk kategori Bentang Pendek Momen nominal terhadap sumbu x untuk bentang panjang dihitung sebagai berikut : Mnx = Mpx = fy . Zx = 655850000 Nmm Mnx = = 1488327253 Nmm Mnx Mpx Momen nominal terhadap sumbu x yang digunakan, Mnx = 655850000 Nmm Momen nominal terhadap sumbu y untuk bentang panjang dihitung sebagai berikut: Mny = Mpy = fy . Zy = 300950000 Nmm Mny = = 681122352 Nmm Mny Mpy Momen nominal terhadap sumbu y yang digunakan, Mny = 300950000 Nmm G. Tahanan Momen Lentur Universitas Sumatera Utara 74 1. Momen nominal terhadap sumbu x :  Berdasarkan pengaruh local buckling, Mnx = 655850000 Nmm  Berdasarkan pengaruh lateral buckling, Mnx = 655850000 Nmm  Momen nominal terhadap sumbu x terkecil yg menentukan, Mnx = 655850000 Nmm  Tahanan momen lentur terhadap sumbu x, ϕb Mnx = 590265000 Nmm 2. Momen nominal terhadap sumbu y :  Berdasarkan pengaruh local buckling, Mny = 267750000 Nmm  Berdasarkan pengaruh lateral buckling, Mny = 300950000 Nmm  Momen nominal terhadap sumbu y terkecil yg menentukan, Mny = 267750000 Nmm  Tahanan momen lentur terhadap sumbu y, ϕb Mny = 240975000 Nmm  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, Mux = 170265400 Nmm  Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, Universitas Sumatera Utara 75 Muy = 0 Syarat : + ≤ 1.0 0,2885 ≤ 1.0 AMAN OK H. Tahanan Geser Ketebalan plat badan tanpa pengaku harus memenuhi ≤ 2.46 13,00 61,03 plat badan memenuhi Syarat OK  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x, V ux = 68364 N  Luas penampang badan, A w = t w H-2t f = 5200 mm 2  Tahanan gaya geser nominal thd.sb. x, V nx = 0.60 . f y . A w = 1014000 N  Tahanan gaya geser terhadap sumbu x, ϕf . V nx = 760500 N  Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y, V uy = 0  Luas penampang sayap, A f = 2 . B . t f Universitas Sumatera Utara 76 = 12000  Tahanan gaya geser nominal thd.sb. y, V ny = 0.60 . f y . A f = 2340000 N  Tahanan gaya geser terhadap sumbu y, ϕf . V ny = 1755000 N = 0,0899 =0,000  Syarat yang harus dipenuhi : + ≤ 1,0 0,0899 1,0 AMAN OK I. Pembesaran Momen  Rasio kelangsingan dalam sumbu lentur x, k x . = 42,37  Momen terfaktor ujung kolom terkecil, M1 = 0  Momen terfaktor ujung kolom terbesar, M2 = 170265400 Nmm  Faktor perbesaran momen, Universitas Sumatera Utara 77 Cm = = 0,6  Gaya tekan menurut Euler dengan kLr thdp sumbu lentur N e1 = = 12467139 Nmm  Perbesaran momen, δb = = 0,63 Maka, ambil δb = 1 Mux = δb . Mntu = 170265400 Nmm J. Tahanan Aksial Tekan Rasio kelangsingan maksimum = λc = √ = 0,54 Syarat, λc 0,25 - 0,25 λc 1,2 ω = = 1,16 λc 1,2 - Maka, ω = 1,16 Universitas Sumatera Utara 78 Tegangan kritis penampang, fcr = = 280,84 Nmm 2 Daya dukung nominal aksial tekan, Nn = A . fcr = 3184778,20 N Tahanan aksial tekan, Nuφ . Nn = 0,389 K. Kontrol Interaksi Geser dan Lentur Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi geser dan lentur : ≤ 1,375 = 0,2885 = 0,0899 = 0,3446 0,3446 1,375 AMAN OK L. Kontrol Interaksi Tekan dan Lentur Syarat yang harus dipenuhi untuk interaksi tekan dan lentur : Bila ≥ 0,2 ≤ 1,0 Universitas Sumatera Utara 79 = 0,646 0,646 1 AMAN OK Dari profil masing-masing kolom terdapat profil yang terbesar dan terkecil dari baja tampang WF dan tampang Hollow Tube. Berikut merupakan tabel spesifikasi dimensi terkecil dan terbesar dari masing-masing baja: Tabel 4.6 Dimensi Terbesar dan Terkecil Kolom baja tampang WF dan tampang Hollow Tube Perbandingan Baja Tampang WF Baja Tampang Hollow Tube  Dimensi Terbesar WF 400x400x30x50 A = 528,6 cm 2 tf = 5 cm fy = 3 cm ix = 187000 cm 4 iy = 60500 cm 4 Tub 500x500x16 A = 238 cm 2 t = 1,6 cm ix = 158000 cm 4 iy = 158000 cm 4  Dimensi Terkecil WF 200x200x8x12 A = 63,53 cm 2 tf = 1,2 cm fy = 0,8 cm ix = 4720 cm 4 iy = 1600 cm 4 Tub 250x250x6 A = 57,63 cm 2 t = 0,6 cm ix = 5670 cm 4 iy = 5670 cm 4 Dari hasil dimensi masing-masing kolom di atas, maka dapat dihitung total berat kolom masing –masing bangunan dengan tipe baja. Berikut merupakan tabel perbandingan berat kolom: Tabel 4.7 Perbandingan Berat Kolom Baja tampang WF dan tampang Hollow Tube Universitas Sumatera Utara 80 LANTAI Baja Tampang WF Kg Baja Tampang Hollow Tube Kg 1 34.900 20.930 2 38.860 20.520 3 34.900 19.700 4 32.260 18.110 5 27.500 17.430 6 25.640 16.270 7 23.890 15.030 8 20.920 13.720 9 17.200 13.270 10 16.150 12.120 11 15.520 11.220 12 15.100 10.294 13 13.390 8.563 14 9.052 7.687 15 6.245 7.115 TOTAL 331.527 211.979 Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Berat Kolom baja tampang WF dan tampang Hollow Tube Dari hasil perhitungan di atas berat kolom Baja tampang WF adalah 331.527 kg, sedangkan berat kolom Baja tampang Hollow Tube 211.979 kg, maka - 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 Universitas Sumatera Utara 81 didapat selisih berat kolom antara kedua bangunan adalah 119.548 kg. Bila dibandingkan dengan total berat Baja tampang WF, Baja tampang Hollow Tube menghemat penggunaan baja 36,06. 4.3 Sambungan 4.3.1 Sambungan Baja Tampang WF

Dokumen yang terkait

Analisa Sambungan Balok Dengan Kolom Menggunakan Sambungan Baut Berdasarkan SNI 03-1729-2002 Dibandingkan Dengan PPBBI 1983

2 64 84

Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

0 32 90

Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

1 15 90

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 15

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 1

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 1 6

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 28

Analisa Portal dengan Menggunakan Kolom Tampang Hollow Tube Standar JIS Dibandingkan dengan Kolom Tampang WF Standar SNI untuk High Rise Building

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Portal Dengan Menggunakan Kolom Nippon Steel Tampang Hollow Tube Dibandingkan Dengan Menggunakan Kolom Beton Bertulang Untuk Highrise Building

0 0 40

ANALISIS PORTAL DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM NIPPON STEEL TAMPANG HOLLOW TUBE DIBANDINGKAN DENGAN MENGGUNAKAN KOLOM BETON BERTULANG UNTUK HIGH-RISE BUILDING

0 0 11