1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
BUMD Badan Usaha Milik Daerah secara ideal merupakan salah satu sumber penerimaan dari sebuah pemerintahan daerah, BUMD adalah sebuah perwujudan dari peran Pemerintah Daerah Pemda dalam pembangunan ekonomi daerah. Namun demikian, dalam perkembangannya BUMD menjadi salah
satu titik lemah keuangan daerah. Buruknya kinerja perusahaan daerah adalah salah satu permasalahan yang seringkali dihadapi pemerintah daerah di Indonesia. Realitas yang ada banyak BUMD yang mengalami inefisiensi.
Dalam bisnis sebenarnya banyak BUMD yang tidak profitable, namun perlu diketahui bahwa banyak BUMD yang tujuannya memberikan pelayanan kepada publik dan memang tidak profit oriented. Hal ini dikarenakan ada komoditas tertentu yang sebaiknya ditangani pemerintah, misalnya pengadaan air
bersih. PDAM Perusahaan Daerah Air Minum sebagai penyedia air bersih di beberapa kabupaten juga mengalami masalah namun tidak bisa menutup perusahaan ini, karena komoditas air bersih menyangkut hajat hidup masyarakat. Pihak swasta belum tentu bersedia untuk mengelola bisnis ini karena mungkin
tidak feasible dalam sisi bisnis. BUMD Jawa tengah mempunyai masalah hampir sama dengan BUMD daerah lain, yaitu inefisiensi dalam pemanfaatan sumber daya. Selain itu, ketidakmampuan mereka untuk bersaing dalam iklim bisnis yang kompetitif, juga menyebabkan buruknya kinerja BUMD tersebut.
2
BUMD di daerah dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu BUMD non keuangan dan BUMD keuangan. BUMD non keuangan misalnya PDAM atau lembaga lain yang usahanya di luar bisnis keuangan. Sementara BUMD keuangan misalnya Badan Kredit Kecamatan BKK dan Bank Pasar. Beberapa kasus
yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia adalah kedua jenis BUMD ini sama kondisinya, tidak efisien dan menjadi beban keuangan Pemda.
Perusahaan publik seperti BUMD memang membutuhkan manajemen khusus. Hal ini dikarenakan perbedaan orientasi antara BUMD dengan perusahaan swasta lainnya. Perusahaan publik bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa profit oriented. Bila ada keuntungan yang diperoleh
perusahaan ini, maka akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Bahwa dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah juncties Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dengan Daerah. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1992 tentang Bank Umum, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1998, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil, maka menetapkan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan di Provinsi Jawa Tengah dengan Peraturan Daerah. Status dan tempat kedudukan Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan PD. BKK di Jawa Tengah
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah, masing-masing belum memperoleh izin dari Bank Indonesia BI sehingga belum memenuhi persyaratan menjadi Badan Perkreditan Rakyat BPR. Wilayah kerja PD. BKK adalah se- wilayah kecamatan di kecamatan tempat kedudukan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 19 Tahun 2002 tentang Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Di Provinsi Jawa Tengah.
3
Kondisi persaingan yang tinggi, mengharuskan untuk bekerja lebih keras. Dampak persaingan tersebut lebih dirasakan oleh BKK bila dibandingkan dengan lembaga perbankan lainnya, yaitu dalam hal permodalan, karena modal yang dimiliki oleh BKK relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan lembaga
perbankan lainnya. Bidang usaha yang dimiliki oleh BKK relatif lebih sempit dibandingkan dengan lembaga perbankan lainnya. Pada BKK tidak mendapatkan pengawasan secara langsung serta tidak perlu untuk melaporkan laporan keuangan tahunan kepada BI, karena BKK di bawah pengawasan serta wajib
melaporkan laporan keuangannya kepada pemerintah daerah.
Masalah efisiensi menjadi isu sangat penting pada saat ini dan di masa yang akan datang, karena:
1 jumlah sumber daya yang semakin sedikit
2 persaingan yang semakin ketat
3 meningkatnya standar kepuasan konsumen
4 meningkatnya mutu kehidupan
Oleh karena itu, analisis efisiensi sangat penting untuk mengetahui dan menentukan penyebab perubahan tingkat efisiensi dan selanjutnya menentukan tindakan koreksi untuk peningkatan efisiensi. Berdasar hal tersebut peneliti ingin mencoba mengetahui analisis efisiensi teknis BUMD Badan Usaha Milik
4
Daerah dengan menggunakan metode DEA Data Envelopment Analysis dengan cakupan penelitian pada PD. BKK Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2006-2008.
Tingkat efisiensi bukan hanya ditujukan untuk lembaga perbankan saja tetapi juga ditujukan untuk BKK yang tergolong BUMD. Di Kabupaten Karanganyar keberadaan lembaga perbankan ini masih cukup eksis. Namun hal ini tidak boleh membuat pihak manajemen PD. BKK di Kabupaten
Karanganyar untuk lalai. Munculnya pesaing yang memiliki modal dan jaringan yang kuat harus selalu diperhatikan oleh PD. BKK di Kabupaten Karanganyar jika ingin tetap eksis menjalankan usahanya.
Tingkat efisiensi pada PD. BKK di Kabupaten Karanganyar dapat dianalisis dengan metode DEA Data Envelopment Analysis. Melalui laporan keuangan PD. BKK di Kabupaten Karanganyar, diharapkan nilai indikator yang cukup kuat untuk mengetahui efisien atau tidak. Adapun BUMD yang menjadi objek
penelitian adalah BKK di kabupaten Karanganyar yang berlokasi di masing-masing kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Karanganyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel I.1 Nama dan Lokasi PD. BKK di Kabupaten Karanganyar
No Nama
Lokasi 1
PD. BKK Karanganyar Jl. Lawu Komplek Perkantoran Cangakan,
Karanganyar 2
PD. BKK Kebakkramat Jl. Acidatama Komplek Kantor Kec.
Kebakkramat Karanganyar
5
3 PD. BKK Mojogedang
Jl. Raya Mojogedang, Karanganyar 4
PD. BKK Kerjo Prayan, Sumburejo, Kec. Kerjo,
Karanganyar 5
PD. BKK Gondangrejo Tuban, Gondangrejo, Karanganyar
6 PD. BKK Jatipuro
Komplek Perkantoran Kec. Jatipuro Kab. Karanganyar
sumber: Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar Maka judul penelitian ini adalah “Analisis Efisiensi Teknis BUMD Badan Usaha Milik Daerah Dengan Menggunakan Metode DEA Data Envelopment
Analysis Studi kasus Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan PD BKK di Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2008.
B. PERUMUSAN MASALAH