Pola Tanam Neraca Air Waduk

 Tekstur tanah  Permeabilitas tanah  Letak permukaan air tanah  Tebal lapisan tanah bagian atas

2.8 Pola Tanam

Pola tanam ialah susunan rencana penanaman berbagai jenis tanaman selama satu tahun yang umumnya di Indonesia dikelompokkan dalam tiga jenis tanaman, yaitu padi, tebu, dan palawija. Umumnya pola tanam mengikuti debit andalan yang tersedia untuk mendapatkan luas tanam yang seluas-luasnya. Terbatasnya persediaan air adalah alasan yang mempengaruhi penyusunan pola tanam dalam satu tahun.Rencana tata tanam bagi daerah irigasi berguna untuk menyusun suatu pola pemanfaatan air irigasi yang tersedia untuk memperoleh hasil produksi tanam yang sebesar-besarnya bagi usaha pertanian. Agar kebutuhan pengambilan puncak dapat dikurangi, maka areal irigasi harus dibagi-bagi menjadi sedikitnya tiga atau empat golongan. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan luas lahan tanam maksimal dari debit yang tersedia. Perencanaan golongan dilakukan dengan cara membagi lahan tanam dengan masa awal tanam yang berbeda. Langkah ini ditempuh dengan alasan tidak mencukupinya jumlah kebutuhan air apabila dilakukan penanaman secara serentak atau bisa juga dengan asumsi apabila tidak turunnya hujan untuk beberapa saat ke depan. Termasuk juga dikarenakan keterbatasan dari sumber daya manusianya maupun bangunan pelengkap yang ada. Universitas Sumatera Utara

2.9 Neraca Air Waduk

Proses siklus air pada suatu daerah untuk periode tertentu terdapat hubungan keseimbangan antara aliran masuk inflow dan aliran keluar outflow. Hubungan antara ketersediaan air untuk berbagai macam sektor harus terjadi keseimbangan, hubungan keseimbangan disebut “Neraca kebutuhan dan ketersediaan a ir” sering disebut juga dengan water balance. Konsep neraca air pada dasarnya menunjukkan keseimbangan antara jumlah air yang masuk ke, yang tersedia di, dan yang keluar dari sistim sub- sistem tertentu, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.5. berikut ini : MASUKAN I KELUARAN O Gambar 2.5. Skema Neraca Air Perumusan dari neraca air ketersediaan dan kebutuhan adalah : I = O ± ΔS...........................................................................................2.32 Q ketersediaan – Q kebutuhan = ΔS...................................................................2.33 dimana: I = masukan inflow; O = keluaran outflow; ΔS = perubahan tampungan perubahan kuantitas air m 3 detik Q ketersediaan = Total ketersediaan debit m 3 detik Q kebutuhan = Total kbutuhan debit m 3 detik Persamaan keadaan waduk menyatakan bahwa penampungan pada akhir suatu periode waktu adalah sama dengan penampungan pada awal periode waktu ditambah dengan perubahan tampungan. St e = St b + C sto r .....................................................................................2.34 SISTEM Universitas Sumatera Utara dimana : Ste = tampungan pada akhir waktu Stb = tampungan pada awal waktu. C sto = Perubahan dalam Tampungan change of storage Dalam perhitungan neraca air, kebutuhan pengambilan yang dihasilkan untuk pola tanam yang dipakai akan dibandingkan dengan debit andalan untuk tiap setengah bulan dan luas daerah yang bisa diairi. Apabila debit melimpah, maka luas daerah irigasi ialah tetap karena luas maksimum daerah layanan direncanakan sesuai dengan pola tanam yang dipakai. Bila debit tidak berlimpah dan kadang-kadang terjadi kekurangan debit, maka ada 3 pilihan yang bisa dipertimbangkan SPI KP-01  Luas daerah irigasi dikurangi Bagian-bagian tertentu dari daerah yang bisa diairi luas maksimum daerah layanan tidak akan diairi.  Melakukan modifikasi dalam pola tanam Dapat diadakan perubahan dalam pemilihan tanaman atau tanggal tanam untuk mengurangi kebutuhan air irigasi di sawah ldtha agar ada kemungkinan untuk mengairi areal yang lebih luas dengan debit yang tersedia.  Rotasi teknisgolongan Untuk mengurangi kebutuhan puncak air irigasi. Rotasi teknis atau golongan mengakibatkan eksploitasi yang lebih kompleks dan dianjurkan hanya untuk proyek irigasi yang luasnya sekitar 10000 ha atau lebih.

2.10 Simulasi Kapasitas Tampungan