Keadaan Sosio - Religius Masyarakat Gunungsitoli

36

B. Keadaan Sosio - Religius Masyarakat Gunungsitoli

Masyarakat Gunungsitoli adalah masyarakat plural. Pluralitas ini salah satunya diindikasikan oleh segi kehidupan sosio-religiusnya, yaitu terdiri dari beragam agama yang diakui di Indonesia. Berdasarkan realitas objektif sosio- religiusnya ini, dapat dikatakan bahwa Kota Gunungsitoli merupakan salah satu komunitas masyarakat agamis-pluralistik yang ada di Indonesia. Ada yang memeluk agama Kristen Protestan, Islam, Katolik, Budha dan Hindu. Hal itu dapat terlihat jelas dari tabel sebagai berikut: 24 Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gunungsitoli: Gunungsitoli Dalam Angka 2010, No. Publikasi: 12015.10.10, 117. Tabel 1 : Banyaknya Umat Menurut Kecamatan Table 1 : Number of Worshiper by District TahunYear of Oktober2010 24 No Kecamatan District Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Kepercayaan 1. Gunungsitoli Idanoi 1 338 20 224 2 353 1 5 2. Gunungsitoli Selatan 246 13 718 991 3. Gunungsitoli Barat 13 7 455 503 1 4. Gunungsitoli 12 339 41 325 4 546 13 303 6 5. Gunungsitoli Alo’oa 15 7 023 264 6 Gunungsitoli Utara 2 827 14 113 734 3 6 Jumlah Total 16 778 103 858 9 391 18 308 12 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Gunungsitoli Source : Demography and Civil Administration Office of Gunungsitoli Jumlah rumah ibadah pada tahun 2009 adalah sebanyak 443 unit, yaitu mesjidsurau 59 unit, gereja protestan 359 unit, gereja katolik 36 unit, dan vihara 1 37 25 Ibid., 116. unit, tersebar di seluruh kecamatan. Demikian juga pada tahun 2010, tidak ada perubahan dalam hal jumlah rumah ibadah di Kota Gunungsitoli. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel di bawah: Tabel 2 : Banyaknya Rumah Ibadah Menurut Kecamatan Table 2 : Number of Places of Worship by District TahunYear of Oktober2010 25 No Kecamatan District Mesjid Gereja Protestan Gereja Katolik Pura Wihara Jumlah Total 1. Gunungsitoli Idanoi 7 56 14 - - 77 2. Gunungsitoli Selatan 1 63 4 - - 68 3. Gunungsitoli Barat - 45 3 - - 48 4. Gunungsitoli 43 94 5 - 1 143 5. Gunungsitoli Alo’oa - 59 1 - - 60 6 Gunungsitoli Utara 8 42 9 - - 47 Jumlah Total 59 359 36 1 443 Sumber : Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias Source : Religius Ministry Office of Nias Regency Meskipun masyarakat Gunungsitoli merupakan masyarakat yang agamis pluralistik, namun fakta sosial menunjukkan bahwa tidak pernah ada konflik antar umat beragama, maupun konflik antar etnis yang mewarnai kehidupan sosialnya. Justru realitas sosial yang Nampak secara nyata ialah telah terciptanya harmoni 38 26 Wawancara dengan Bapak Pdt. Y.S. Harefa, S.Th, Selasa, 7 Februari 2012, Pukul 09.30 Wib bertempat di Kantor Pusat Sinode BNKP di Gunungsitoli. Pada waktu wawancara tersebut, Pdt Y.S. Harefa masih menjabat sebagai Sekretaris Umum Banua Niha Keriso Protestan BNKP. 27 Wawancara dengan Bapak Jafar Harefa, S.Ag Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Nias, Kamis, 9 Februari 2012, Pukul 10.00 Wib bertempat di Kantor Departemen Agama Kabupaten Nias. sosial antar umat beragama. Berdirinya rumah-rumah ibadah tanpa hambatan atau penolakan merupakan salah satu indikator kuat yang menunjukkan bahwa kebebasan beribadah dan kerukunan antar umat beragama telah terjalin dengan sangat harmonis dan kondusif di Kota Gunungsitoli. Dalam salah satu wawancara langsung dengan Bapak Pdt. Y.S. Harefa, beliau mengatakan bahwa: Secara umum, kondisi kehidupan antar umat beragama di Kota Gunungsitoli sangat bagus. Dalam perjalanan sejarah dapat dikatakan hampir tidak ada konflik antar umat beragama atau kekerasan atas nama agama. Bahkan kondisi ini tidak hanya terlihat di Kota Gunungsitoli, tapi juga di seluruh wilayah di Kepulauan Nias. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor kesadaran beragama antar umat serta kuatnya filosofi persaudaraan yang ada dalam masyarakat Nias. 26 Demikian juga pernyataan dari Ketua MUI Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Nias dalam salah satu wawancara langsung dengan penulis, beliau mengatakan: Di Nias, secara khusus di Kota Gunungsitoli, hubungan antar umat beragama sangat kondusif. Ini merupakan salah satu kenyataan sosial yang unik dan patut disyukuri oleh seluruh warga masyarakat Nias. Hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara lain: faktor pertalian darah atau hubungan kekeluargaan satu keturunan yang sudah ada sebelumnya di antara masyarakat Nias, dan juga karena tidak adanya pembedaan dalam perayaan hari-hari besar keagamaan, semua agama mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama. Hal ini dibuktikan melalui kesediaan untuk menghadiri acara-acara ibadah perayaan hari-hari besar keagamaan dari pemeluk agama yang satu terhadap pemeluk agama lainnya. Juga penyampaian pesan-pesan keagamaan secara sehat dan benar, yaitu ajakan untuk berbuat kebaikan dan kasih; tidak bersifat provokatif dan fundamentalis. Hampir tidak ada laporan keluhan tentang arogansi atau fanatisme dari salah satu organisasi agama. 27 39 28 Usman Pelly dan Asih Menanti, Teori-Teori Sosial Budaya Jakarta: Dirjen Depdikbud, 1994, 68. 29 Ibid.,

C. Sikap Etnis Nias Terhadap Para Pendatang di Kota Gunungsitoli