Refleksi Kegiatan ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

25 b Siswa dalam memahami materi selalu perlu dikaitkan dengan kegiatan sehari – hari yang dilakukannya ketimbang menyampaikan secara lisan dan teoritis. c Kegiatan PPL yang berlangsung bersamaan dengan KKN membuat mahasiswa memiliki waktu yang kurang untuk mempersiapkan materi dengan maksimal dan tidak dapat dimintai bantuan oleh pihak seolah dalam hal kegitan non mengajar. d Untuk beberapa waktu kegiatan KKN diadakan pada waktu PPL ataupun sebaliknya, mahasiswa kesulitan untuk membagi waktu pelaksanaan pembelajaran. e Untuk pembagian waktu yang diberikan karena mahasiswa diminta mengampu dua mata pelajaran yakni matematika wajib di 3 kelas dengan 12 jam pelajaran mengajar dalam satu minggu membuat mahasiswa kesulitan dalam melengkapi administrasi dalam waktu yang singkat.

4. Solusi

Hambatan – hambatan tersebut diatas yang dihadapi membuat mahasiswa praktikan berusaha mencari solusi untuk mengatasi atau setidaknya meminimalisir hambatan – hambatan tersebut. Adapun cara yang ditempuh praktikan antara lain: a Memotivasi dan memberikan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa rileks dalam menerima pembejaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran akan tercapai. b Melaksanakan praktik mengajar sesuai jadwal dan untuk jadwal piket sekolah dan perpustakaan mahasiswa mengurangi menjadi 1 kali dalam seminggu dibandingkan rata – rata mahasiswa lain 2 – 3 kali dalam seminggu. c Mahasiswa perlu mengataur waktu saat berada di sekolah dengan baik agar semua tujuan pembelajran serta perangkat yang diperlukan dalam mengajar terlegnkapi dengna baik.

5. Refleksi Kegiatan

Melalui kegiatan PPL ini mahasiswa dihadapkan dengan kondisi yang sebenarnya menganai keadaan dan sistem pendidikan di Indonesia, khususnya pembelajaran di Sekolah Mengenah Atas. Setiap sekolah memiliki potensi dan kondisi budaya yang berbeda – beda. SMA N 1 Mlati terletak di 26 pinggir kota namun semangat pembelajarn para guru dan siswa terbilang cukup tinggi. Mahasiswa menyadari pentingnya peran guru di lingkungan akademisi di Indonesia. Untuk menyadari itu, mahasiswa telah melalui proses dimana Praktik Pembelajaran Lapangan PPL memberikan pengalaman dan pengetahuan yang tidak dapat diingkari dan didapatkan sebelum terjun menjadi guru yang sebenarnya. Mahasiswa menyadari suka dan duka menjalankan tugas sebagai pendidik, dimana sebagai seorang guru mahasiswa dituntut untuk tidak sekedar menjadi pengajr, tetapi sebagai pendidik. Seorang pendidik yang memahami kondisi siswa tak hanya dari segi kognitif pengetahuan tetapi membimbing dalam segi afektif dan psikomotorik bergantung dengan latar belakang dan segala problema siswa yang bersangkutan. Seorang pendidik perlu memiliki pengetahuan yang cukup luas sebagai bahan yang dapat disampaikan dan dibagi kepada anak didiknya, namun penting pula membangun suasa kelas yang nyaman, tenang, dan kondusif agar siswa dengan baik tanpa terbebani suatu apaun dalam setiap kegiatan pembelajaran. Menjadi seorang guru adalah profesi yagn membutuhkan kesabaran, keuletan, ketelatenan serta sikap ikhlas dalam menjalani setiap tantangan mengajar yang ada di Indonesia. Ada saat – saat dimana guru harus menahan amarah, belajar mengahal dan memahami serta beriskap bijak namun tetap tegas dan adil akrena anak didik adlah subjek bukanlah objek yang harus kita perlakuan seusai dengan kemauan kita. Mereka adalah bibit – bibit yang harus kita sirmai dengan pengetahuan, kita pupuk dengan keterampilan, dan kita sinari dengan pendidikan karakter yang baik agar kelak mereka dapat tumbuh menjadi bunga – bunga indah yang akan mengharaumkan nama bunga dan mencerdaskan dunia. 27

BAB III PENUTUP