Penyiapan Instrumen Prosedur Analisa Komponen Minyak Atsiri

3.6.2 Isolasi Minyak Atsiri Manisan Daging Buah Pala Kering

Dimasukkan 100 g manisan daging buah pala kering yang telah dihaluskan ke dalam labu alas bulat 500 ml, lalu ditambahkan akuades hingga semua bahan terendam. Kemudain alat dirangkai sedemikian rupa. Destilasi dilakukan selama 6 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung dalam vial. Destilasi dilakukan berulang kali hingga mendapatkan minyak yang cukup, lalu minyak dikumpulkan dalam vial. Pisahkan minyak dan air menggunakan pipet tetes. Kemudian minyak yang diperoleh ditambahkan natrium sulfat anhidrat, didiamkan selama 24 jam. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna gelap Guenther, 2006; Cahyono dan Supriyanto, 2012.

3.7 Analisa Komponen Minyak Atsiri

Penentuan komponen minyak atsiri yang diperoleh dari manisan daging buah pala kering dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU dengan menggunakan seperangkat alat Gas Cromatography-Mass Spectrometer GC-MS 2010 Shimadzu.

3.7.1 Penyiapan Instrumen

Kondisi analisis adalah jenis kolom kapiler Rtx-1 MS, panjang kolom 30 m, ketebalan kolom 0,25 mm, diameter kolom dalam 0,25 mm, suhu injektor 275 o C, gas pembawa He dengan laju alir 0,5 mlmenit. Pastikan kabel penghubung listrik telah tersambung dengan benar. Ditekan tombol on pada sakelar listrik. Atur laju alir dan komposisi gas pembawa. Hidupkan pompa vakum pada alat dan GC-MS di vakum selama + 1 jam. Universitas Sumatera Utara

3.7.2 Prosedur

Dimasukkan 1 ml minyak atsiri kedalam vial. Selanjutnya sebanyak 0,5 μl sampel diinjeksikan kedalam alat kromatografi gas. Ditunggu dan Menggunakan metode column oven temperature, dimana suhu kolom awal 100 o C dipertahankan 10 menit, kemudian dinaikkan hingga 200 o C dengan kecepatan 5 o Cmenit, lalu ditingkatkan lagi hingga 250 o C dengan kecepatan 2 o Cmenit. Pada MS digunakan mode ion source temperature 230 o C dengan interface temperature 250 o C, dimana berat molekul yang di scan 10-550. Cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan membandingkan spektrum massa dan komponen minyak atsiri yang diperoleh unknown dengan data library pada GC-MS yang memiliki tingkat kemiripan similary index tertinggi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Penetapan kadar minyak atsiri dengan menggunakan alat Stahl diketahui bahwa minyak atsiri pada manisan daging buah pala kering 0,073, sedangkan pada daging buah pala segar adalah 0,867. Sipahelut 2010 dan Rismunandar 1990 mengemukakan bahwa pada daging buah pala segar terkandung 1,1 minyak atsiri. Terdapat perbedaan kadar minyak atsiri pada daging buah pala segar antara Sipahelut dan Rismunandar dengan yang diperoleh peneliti sebesar 0,233. Hal ini diakibatkan diantaranya tempat tumbuh dari sumber buah Pala. Sipahelut dan Rismunandar mengambil sampel buah pala dari Maluku, yang merupakan salah satu tempat terbaik penghasil buah pala berkualitas, sedangkan peneliti mengambil sampel dari Desa Klambir Lima Hamparan Perak, Sumatera Utara, dimana belum ada literatur yang menyebutkan data mengenai kualitas buah pala pada daerah ini. Kemudian perbedaan kadar minyak atsiri dapat juga diakibatkan usia buah pala yang diambil. Sipahelut mengambil sampel buah pala yang berusia 6-7 bulan dengan tingkat kematangan penuh. Menurut Trubus 2009 kadar minyak atsiri pada pala cukup tinggi pada usia 6-7 bulan. Peneliti menggunakan buah pala dengan kematangan yang tidak penuh. Perbedaan kadar dari minyak atsiri dari manisan buah pala kering dengan minyak atsiri yang diperoleh dari buah pala segar cukup signifikan. Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap, bahkan pada udara terbuka minyak atsiri Universitas Sumatera Utara