1
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Kondisi ini menyebabkan peraturan perundang-undangan
memegang peranan yang sangat strategis sebagai landasan dan strategi negara untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditentukan.
1
Untuk mewujudkan tujuan negara seperti yang telah diamanatkan di dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 empat,
diupayakan melalui pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang hukum.
Upaya pembangunan hukum dan pembaharuan hukum harus dilakukan secara terarah dan terpadu. Kodifikasi dan unifikasi bidang-bidang hukum dan penyusunan
perundang-undangan baru sangat dibutuhkan. Instrument hukum dalam bentuk perundang-undangan ini sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan di berbagai
bidang sesuai dengan tuntutan pembangunan serta tingkat kesadaran hukum serta pandangan masyarakat tentang penilaian suatu tingkah laku.
2
Seiring dengan kemajuan budaya dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK, perilaku manusia di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara justru semakin kompleks
dan bahkan multikompleks. Perilaku demikian apabila ditinjau dari segi hukum tentunya ada perilaku yang dapat dikategorikan sesuai dengan norma dan ada perilaku yang tidak
sesuai dengan norma. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma penyelewengan terhadap norma inilah yang dapat menimbulkan permasalahan di bidang hukum dan merugikan
masyarakat. Penyelewengan yang demikian biasanya oleh masyarakat dicap sebagai suatu pelanggaran, bahkan sebagai suatu kejahatan.
3
Kejahatan dalam kehidupan merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan Negara.
4
Kenyataan telah membuktikan bahwa kejahatan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun juga telah dilakukan
oleh anak-anak. Kecenderungan meningkatnya pelanggaran terhadap ketertiban umum
1
Teguh Prasetyo,
Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana
. Nusa Media, Bandung, 2011, hal. 1
2
Romli Atmasasmita,
Teori dan Kapita Selekta Kriminologi,
PT Refika Aditama, Bandung, 2005. hal. 58
3
Bambang Waluyo, 2004,
Pidana dan Pemidanaan
, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 1
4
Ibid,
hal. 2
2
maupun ketentuan hukum yang dilakukan oleh anak-anak mendorong pemerintah untuk lebih memberikan perhatian akan penanggulangan dan penanganannya, khususnya di
bidang hukum pidana anak beserta hukum acaranya, salah satunya di dalam Undang- Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
Salah satu konsideran Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak,
diperlukan dukungan, baik yang menyangkut kelembagaan maupun perangkat hukum yang lebih mantap dan memadai, oleh karena itu ketentuan mengenai penyelenggaraan
pengadilan bagi anak perlu dilakukan secara khusus. Mengingat diperlukan perlakuan khusus dalam menangani anak nakal, maka
perkara Anak Nakal wajib disidangkan pada Pengadilan Anak yang berada di lingkungan Peradilan Umum. Dengan demikian, proses peradilan perkara Anak Nakal dari sejak
ditangkap, ditahan, diadili, dan pembinaan selanjutnya, wajib dilakukan oleh pejabat khusus yang benar-benar memahami masalah anak.
5
Penanganan anak nakal melibatkan Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, dan
Pembimbing Kemasyarakatan dengan mengedepankan kepentingan yang terbaik bagi anak nakal.
Dalam penyelesaian perkara Anak Nakal, Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan, sebagaimana diatur
di dalam Pasal 59 ayat 2 Undang-Undang No. 3 Tahun 1997. Salah satu substansi di dalam LITMAS memuat rekomendasi dari Pembimbing Kemasyarakatan. Rekomendasi
ini berpengaruh dalam hakim menjatuhkan putusan yang terbaik bagi anak. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah rekomendasi dari Pembimbing
Kemasyarakatan pada BAPAS Purwokerto dipertimbangkan oleh hakim atau tidak dalam menjatuhkan sanksi terhadap anak nakal, mengingat berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis di Pengadilan Negeri Purbalingga terdapat 6 putusan yang tidak
5
Penjelasan Umum Atas Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak
3
sesuai dengan rekomendasi BAPAS. Sehingga dari alasan inilah yang mendorong penulis untuk membuat skripsi dengan judul
“Peran Rekomendasi Balai Pemasyarakatan Dalam Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Perkara Pidana Peradilan Anak
”.
Topik tentang BAPAS sebelumnya pernah dijadikan bahan penelitian penulis lain. Adapun perbandingan penulisannya adalah:
Tabel 1.1 Perbandingan Skripsi
No Keterangan
R. Dicky Zulkarnaen 3199076 Sevita Indira Sari 312005004