PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Neg

(1)

iii

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA

MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

I PUTU ARIE PERMANA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADdalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan.

Penelitian ini merupakan penelitianeksperimendengan sampel penelitian yaitu siswa kelas VIIAdan VIIDSMP Negeri 1 Seputih Mataram Lampung Tengah

yang dipilih secara acak dengan teknikcluster random sampling. Desain penelitian adalahpretest-postest non equivalen. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari n-gainnilai pretes, dan postes. Analisis data menggunakan menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa terhadap penggunaan media poster


(2)

iv

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADberpengaruh terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa pada setiap pertemuan (Pertemuan I = 72; Pertemuan II = 89.). Selain itu, sebagian besar siswa (91%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa media poster melalui model

pembelajaran kooperatif tipeSTADberpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa ( pretes eksperimen = 83; pretes kontrol = 73, postes eksperimen = 70; postes kontrol = 42). Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metodesocratic circlesdisertai media gambar berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan

kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADberpengaruh terhadap peningkatan hasil dan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram Lampung Tengah materi pokok Pengelolaan Lingkungan.

Kata kunci : media poster, modelSTAD, hasil belajar, aktivitas belajar, dan pengelolaan lingkungan.


(3)

i ABSTRACT

THE INFLUENCE OF POSTER MEDIA IN COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

TYPE TO THE ACTIVITY AND THE LEARNING OUTCOMES OF ENVIRONMENT

MANAGEMENT SUBJECT MATTER

(Experimental Study in Class VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram Second Semester,

Central Lampung Regency 2014/2015 Academic Year)

By

I PUTU ARIE PERMANA

This research was aimed to find out the influence of implementation poster media in cooperative learning model (STAD) type to improve the learning outcomes and students’s learning activity on environment management subject matter. This research was experiment research. The sample were class VII A and VII D SMP Negeri 1 Seputih Mataram, Central Lampung that was chosen by cluster random sampling technique. The research design was pretest-posttest non equivalen. The research data were quantitative and qualitative. The quantitative data were

students’s learning outcomes which was collected from N-gain pretest and posttest score. Data ware analyzed using uji-t of SPSS 17 software. Qualitative data, were students’s learning activity of implementation poster in cooperative


(4)

ii

The result of this research that the using media poster through cooperative

learning model student team achievement division (STAD) type have influence to the activity and the result study on every meeting (first meeting = 72 and second meeting = 89). Besides that, almost of student (91%) gives positive responses to the using media poster through cooperative learning model student team

achievement division (STAD) type. The result show that the using media poster through cooperative learning model team achievement division (STAD) type have influence significantly to increasing to the activity and student’s result study ( pretest experiment class = 83; pretest control class = 73; postest experiment class = 70; postest control class = 42). Based on the result, it can be concluded that the using media poster through cooperative learning model student team achievement division (STAD) type have influence signicantly to increasing the result study and student’s activity in class VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram Central Lampung of environmental management subject matter.

Keyword: media poster, STAD model, result study, learning activity, environmental management


(5)

Nama Mahasiswa No. PokokMahasiswa Program Studi

Jurusan

Fakultas

Drs.

Arwin

Achmadn M.Si,

NIP 19570303 198603

I

004

(STAD) TERHADAP AKTIyITAS DAN HASIT BELAJAR PADA MATIRI POKOK

PENGELOLAAN LINGKT]NGAN

(Studi Eksperimen prdr Siswa Kelrs VII Semcster Genrp

SMP Negeri I Seputih Mataram Krbupaten Lampung Tengrh Trhun Pelajaran 20[4n015)

qplrt"

Nlu{Bet-lnorrra

1013024040

..'' Pendidikan Biologi

Pendidikan MIPAliil' I '\ $ir. , l

Keguruan Uan

lru

Pendidikan

1}+i

Berti Yolida, S.Pd., M.Pd.

NIP

19831015 200604 2 0Al

Pendidikan MIPA

M.Si.

!-Dr.


(6)

: Berti Yolida, s.Pd.o

M.Pd.

0^+t

: Rini Rita T. Marpaung, s.Pd.'

M.Pd.

ft:

ff+

Tim Penguji

Ketua : Drs.

Arwin

Achmad, M.Si.

Sekretaris

Penguji

BukanPembimbing

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

ffj"og

Rahman,

M.si.q-t00i15

tqgsolt

oo: -/

#^rw

\afil.l*ffi


(7)

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan

I Putu Arie Permana

1013024044 Pendidikan Biologi Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adatah hasil pekerj aznsayasendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Agusfus 2015

Permana 4.040


(8)

vii

Penulis dilahirkan di Wirata Agung, pada taggal 31 Juli 1992, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Ketut Tompel dengan Ibu Desak Made Suwastini. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Wirata Agung (1998-2004), SMP Negeri 1 Seputih Mataram (2004-2007), SMA Negeri 1 Terbanggi Besar (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur SNMPTN. Penulis beralamatkan di RT/RW 01/01, Desa Wirata Agung, Kec. Seputih Mataram, Kab. Lampung Tengah. No.Hp penulis 085769627069.

Penulis pernah aktif di organisasi sebagai koordinator pengurus fakultas FKIP UKM HINDU UNILA (2011/2012). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Ngambur dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2014), dan melakukan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Seputih Mataram untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2015).


(9)

Astung Kara....

Asung kerta wara nugraha Ida Shang Hyang widhi Wasa yang Maha agung, Atas segala limpahanrakhmat, anugerah dan karunia yang tak terhingga

Sehingga skripsi ini bisa terselesaikan

Karya ini kupersembhakan dengan penuh cinta dan kasih kepada:

 Yang tercinta BapakkuKetut Tompet dan Ibukku Desak Made Suwastini yang telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas

 Adikku tersayang Made Arya Dwipayana dan Ni Nyoman Evi Silviana Putri yang senantiasa memberikan dukungan dan doa serta kasih sayangnya

 Para dosen dan guruku, atas ilmu, nasehat, dan arahan yang telah di berikan.


(10)

Bekerjalah seperti yang telah

ditentukan, sebab berbuat lebih baik

daripada tidak berbuat, bahkan tubuh

pun tak akan berhasil terpelihara tanpa

berkarya

(Bhagawad Gita III.8)

Apa yang anda lakukan akan tercermin

dari setiap apa yang ada atakan di

dalam hidupmu

(@Petuah motivasi)

Menjadi guru profesional bagi anda

anggaplah nomer 2, yang nomer 1 itu

anda belajar biologi untuk mendaptkan

jodoh secara benar (Drs. Arwin

Achmad, M.Si)

Jangan memakai prinsip hidup seperti

air yang tidak pasti namun hiduplah

seperti kereta yang berjalan diatas rel

yang selalu melaju kedepan untuk

mencapai sebuah tujuan yang

membanggakan

(I Putu Arie Permana)


(11)

xi

PujisyukurkepadaTuhan Yang MahaEsa (Brahman), atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(StudiEksperimenPadaSiswaKelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih MataramTahunPelajaran 2014/2015)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. BertiYolida, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologidan sekaliguspembimbing II yang telah memberikan bimbingandanmotivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Drs. ArwinAchmad, M.Si.,selakuPembimbing I yang telah memberikan bimbingandanmotivasi hingga skripsi ini dapat selesai;


(12)

xii

6. I Ketut Tompel,S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Seputih Mataramdan Made Subrata, S. Pd.,selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIAdan VIIB SMP Negeri 1 Seputih Mataram atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 8. Ni Made Fina Dwidayanti, SE., terima kasih atas motivasi, bantuannya,

doanya dan semangatnya yang telah kau berikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. SahabatkuFebri, S.Pd., Rinu Bhakti Dewantara, S.Pd., TaufikArdiyanto, S.Pd., RiskiNoprial, S.Pd., Muhamad Akbar, S.Pd, Linda Asrina, S.PdI Wayan Chandra, S.Pd, Nurmala,S.Pd, Ginda Mutiara Subing, S.Pd, Made Dewi Lestari, S.Pd, Sisca Nasution,S.Pd, Ni Wayan Nila Sari, S.Pd., Ana Safitri, S.Pd., Weli Mentari, S.Pdsertasemuasahabat di PendidikanBiologi 2010 atas motivasi, doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini.

10. Rekan-rekan Formandibula (Forum Mahasiswa Pendidikan Biologi), kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11. Teman-teman KKN/PPL (Robert Febrima, S.Pd., CitaDaniApriyanti, S.Pd., Fitri, S.Pd., AriyantiPuspita, S.Pd., KetutSutami, S.Pd., EndahPrahersa, S.Pd., Vila Tumuti, S.Pd., ResaCahyani, S.Pd., AyuAnindra Tama, S.Pd.,


(13)

xiii

Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis


(14)

xiv

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 37

2. Klasifikasi Aktivitas Siswa ... 42

3. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD... 43

4. Skor per jawaban angket ... 43

5. Data angket tanggapan siswa ... 44

6. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap media poster dengan menggunakan model kooperatif tipeSTAD... 45

7. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 46

8. Analisis Uji Statistikpretest, postestdan N-gainoleh siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 48

9. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen... 105

10. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 107

11. Nilai Pretes, Postest, dan N-Gain Kelas Eksperimen... 110

12. Nilai Pretes, Postest, dan N-Gain Kelas Kontrol ... 112

13. Data Perhitungan Hasil Penelitian (X dan Y) ... 114

14. Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 116

15. Hasil uji normalitas terhadap pretes ... 119

16. Hasil Uji SPSS,Homogenitas. Kelas Eksperimen... 120


(15)

xvi

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat... 10

2. Kerucut pengalaman belajar(cone of experience) ... 14

3. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 29

4. Tanggapan Siswa Terhadap Model PembelajaranSTAD... 50

5. Siswa pada kelas eksperimen mengerjakan pretes materi pengelolaan lingkungan... 144

6. Siswa pada kelas kontrol mengerjakan pretes tentang materi pengelolaan lingkungan ... 145

7. Peneliti menggunakan media poster sebagai media pembelajaran ... 145

8. Siswa kelas eksperimen mengerjakan LKS secara berkelompok ... 146

9. Siswa kelas eksperimen menyampaikan hasil diskusi di depan kelas . 146 10. Siswa kelas kontrol mengerjakan LKS dalam kelompok ... 147

11. Siswa kelas kontrol menyampaikan hasil diskusi di depan kelas ... 147

12. Siswa pada kelas eksperimen mengerjakan postest materi pengelolaan lingkungan ... 148

13. Siswa pada kelas eksperimen mengerjakan postest materi pengelolaan lingkungan ... 148

14. Peneliti membagikan angket tanggapan siswa di kelas eksperimen. ... 149

15. Peneliti mengisi angket tanggapan siswa di kelas kontrol ... 149

16. Peniliti memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjadi juara di kelas eksperimen ... 150

17. Peniliti memberikan penghargaan kepada kelompok yang menjadi juara di kelas kontrol ... 150


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi stimulus dalam proses pembelajaran agar siswa memberi respon positif. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan juga akan berpengaruh pada penguasaan materi yang diserap siswa akan optimal. Oleh sebab itu seorang guru harus dapat mensiasati agar proses pembelajaran tersebut bisa berjalan dengan baik.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya

mengantarkan siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial (Sudjana dan Rivai, 2010:15).

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi di dalam diri manusia dalam hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi seseorang dengan lingkungannya. Seseorang yang mengalami proses belajar mengalami perubahan tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan


(17)

dalam tingkat pengetahuan keterampilan ataupun sikapnya (Arsyad, 2007: 47).

Salah satu proses yang penting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sebaiknya tidak hanya

didominasi oleh guru saja tetapi juga melibatkan siswa, sehingga siswa tidak lagi menjadi objek melainkan subjek belajar. Piaget (dalam Sardiman, 1989:100) menerangkan bahwa seseorang anak akan berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa berbuat berarti anak itu tidak berpikir. Jadi berbuat dalam arti melakukan aktivitas dan menjadikan anak sebagai subjek belajar dinilai akan mempengaruhi hasil belajar anak tersebut. Kenyataan yang terjadi saat ini bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum maksimal. Guru belum mampu menciptakan suasana kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa, selain itu proses belajar mengajar masih belum berpusat pada peserta didik dan juga belum mampu mendorong timbulnya motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 1 Seputih Mataram, nilai rata-rata siswa pada materi pokok Pengelolaan Lingkungan tahun pelajaran 2013-2014 adalah 60. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 65. Penyebab

hasil belajar IPA di SMP Negeri 1 Seputih Mataram Lampung Tengah yang rendah adalah pembelajaran IPA berlangsung satu arah dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Akibatnya, IPA dianggap siswa sebagai pelajaran yang kurang menarik dan sulit untuk dimengerti.


(18)

Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat menyebabkan siswa sulit untuk memahami materi.

Penjelasan yang tertulis pada latar belakang di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran IPA di SMP, kurangnya interaksi siswa dengan guru maupun antar siswa, kurangnya keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran, dan siswa kurang mempunyai rasa ingin tahu yang mendalam terhadap materi yang diberikan, serta dilihat dari hasil ulangan harian menunjukkan masih banyak siswa yang hasil belajarnya masih kurang memuaskan. Hal tersebut salah satunya

dikarenakan pembelajaran IPA di SMP terlalu banyak penggunaan metode ceramah. Dengan itu penulis menerapkan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADdi SMP Negeri 1 Seputih Mataram.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan suatu media dan model pembelajaran yang dapat mendekatkan siswa dengan kenyataan dalam

kehidupannya sehari–hari serta mampu membuat siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan(Joyfull learning). Media yang diduga tepat untuk dapat menciptakan hal tersebut salah satunya adalah media gambar berupa poster. Karena dengan gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik (Rohani, 1997: 76).

Media poster mudah menggunakannya, tidak memerlukan alat tambahan, dan dapat dibuat sendiri. Media poster mampu memproyeksikan ukuran benda yang sebenarnya sehingga siswa mempunyai gambaran akan konsep yang


(19)

dijelaskan oleh guru melalui media poster tersebut (Hamzah, 1981: 27). Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk belajar dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena siswa telah mempunyai gambaran yang jelas akan penjelasan guru, sehingga konsep yang ada dapat tertanam dengan baik dalam ingatan siswa dan hal ini mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Keberhasilan media akan optimal jika didukung dengan model pembelajaran yang sesuai, karena keduanya akan saling melengkapi sebab penggunaan media pembelajaran yang dikombinasikan dengan model pembelajaran akan sangat membantu proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi pelajaran (Purnamasari, 2010: 3). Sejalan dengan hal itu model pembelajaran yang diharapkan mampu membantu dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipeStudent Team Achievement Division(STAD).

Model pembelajaran kooperatif tipeSTADmerupakan merupakan model pembelajaran yang berbasis kerjasama, kebersamaan dan kolaborasi. Siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dalam kooperatif saling membantu, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar dan diharapkan dapat mengurangi sifat individualistik siswa, karena disini masing-masing siswa bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompok (Slavin, 1995: 2). Pembelajaran kooperatif tipeSTADdinilai mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan yang baik, karena disaat bekerja di dalam tim terjadi penunjukkan penanggung jawab


(20)

secara bergiliran. Setiap anggota harus menyumbangkan sesuatu untuk keberhasilan tim (Prawiradilaga, 2009: 115).

Beberapa penelitian yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

STADmenunjukkan bahwaSTADmampu meningkatkan hasil belajar dan aktivitas kelompok, diantaranya: Penelitian tentang peningkatan aktivitas siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADtelah diteliti oleh Handayani (2010:50). Selain itu hasil penelitian Sari (2007: 54) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

Berdasarkan pemikiran di atas, akan dilakukan penelitian dengan judul pengguanaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD

terhadap aktivitas hasil belajar siswa dalam materi pokok pengelolaan lingkungan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Apakah pengaruh penggunaan media poster melalui model pembelajaran

STADterhadap aktivitas siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan?

2. Apakah pengaruh penggunaan media poster melalui model pembelajaran

STADterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan?


(21)

3. Apakah tanggapan siswa terhadap penggunaan media poster memalui model STAD pada materi pokok pengelolaan lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok pengelolaan lingkungan dengan menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

2. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok pengelolaan lingkungan dengan menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADpada materi pokok pengelolaan lingkungan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru mengenai media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADsebagai salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan.

2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(22)

3. Siswa, yaitu dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik dan bermakna dalam mempelajari materi pengelolaan lingkungan.

4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model pembelajaran yang optimal bagi aktivitas dan hasil belajar siswa, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap masalah yang akan dibahas, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale (dalam Sadiman, Haryono, dan Rahardjito. 2008: 7-8) mengatakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman(Cone of experience)dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu. Menurut Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2008: 7-8), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan antara lain memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar,filmbingkai,

film, atau model. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungannya dan kenyataan,


(23)

memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Media visual yaitu media yang digunakan hanya

mengandalkan indera penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal, poster, foto dan sebagainya. Media yang dipilih dalam pembelajaran ini adalah media poster untuk membantu kegiatan belajar mengajar agar dapat bermakana dalam kegiatan pembelajaran. Media poster yang dimaksudkan adalah satu set poster yang sederhana dengan hasil cetakan menggunakan kertas HVS dengan ukuran panjang 50 cm dan lebar 40 cm. Pembuatan poster dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS serta memakai resolusi 300 dpi yang digunakan pada pembuatan agar kualitas gambar saat dicetak terlihat dengan jelas. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang. Jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam

menyampaikan pesan, poster haruslah memiliki daya tarik pandang yang kuat. Media poster yang dimaksud adalah poster pencemaran udara, pencemaran tanah, dan pencemaran air yang berisi gambar dan sedikit keterangan pada materi pokok pengelolaan lingkungan.

2. Model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achivement Division

(STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif yang di dalamnya ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, diantaranya : Mengajar atau


(24)

penyajian materi oleh guru, belajar dalam kelompok, kuis atau tes, poin peningkatan induvidu dan penghargaan kelompok (Slavin, 1995: 71-73). 3. Aktivitas siswa yang diamati adalah kegiatan siswa di kelas eksperimen

dan kontrol selama pembelajaran berlangsung yang relevan dengan pembelajaran, yang meliputi aktivitas: (1) Kemampuan Mengemukakan pendapat, (2) melakukan kegiatan diskusi, (3) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (4) Bertukar informasi, dan (5) Membuat kesimpulan (Sardiman,2003: 95).

4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa yaitu pada ranah kognitif, diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir.

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah pengelolaan lingkungan yang terdapat pada KD 7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 6. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIID sebagai kelas kontrol dan

VIIA sebagai kelas eksperimen semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah.

F. Kerangka Pikir

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan aktivitas dan hasil belajar dengan menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD,pada materi poko pengelolaan

lingkungan. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:


(25)

Keterangan : X = Variabel bebas (Media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD)

Y1 = Variabel terikat (Aktivitas dan hasil belajar siswa)

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian adalah:

H0.= Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan media poster

melalui model pembelajaran kooperatif melalui tipeSTADdalam meningkatkan hasil belajar siswa.

H1= Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media poster melalui

model pembelajaran kooperatif melalui tipeSTADterhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan.

Y1


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media sangat perlu dalam peningkatan kegiatan belajar mengajar. Menurut pendapat dari (Hamalik, 2004: 12) yang dimaksud media pembelajaran adalah metode dan teknik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran”.

Hamidjojo (dalam Arsyad, 2007: 4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009: 204) menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, menurut Sanjaya (2009: 211) media dapat dibagi ke dalam:


(27)

1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Keterampilan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama.

Menurut Rohani (1997: 28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:

1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.

2. Ketepatgunaan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.

3. Keadaan peserta didik, keterampilan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.


(28)

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional(National Education

Association/NEA) dikatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, Haryono, dan Rahardjito, 2008: 6-7).

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Dale (dalam Sadiman, Haryono, dan Rahardjito. 2008: 7-8) mengatakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman(Cone of

experience)dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.


(29)

Gambar 2. Kerucut pengalaman belajar(cone of experience)dari Dale

Menurut Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2008: 7-8), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan antara lain memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realita, gambar,film

bingkai,film, atau model. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro,

filmbingkai,film, atau gambar. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengantime lapseatauhigh-speed photography. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekamanfilm, video,filmbingkai, foto maupun secara verbal. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentukfilm,filmbingkai, gambar, dan lain-lain

Visual Radio Film

Tv Wisata Demonstrasi

Partisipasi Observasi Pengalaman Langsung

Kongkrit Simbol

Verbal


(30)

selain itu penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungannya dan kenyataan,

memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.

Ada empat jenis media pembelajaran menurut Sadiman, Haryono, dan Rahardjito (2008: 7-8), antara lain pertama, media visual yaitu media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal, poster, foto dan sebagainya. Kedua, media audio yaitu jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran. Ketiga, media audio-visual yaitu jenis media


(31)

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan

informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Keempat, multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk

merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer

B. Media Poster

Poster adalah salah satu media yang terdiri dari lambang kata atau simbol yang sangat sederhana, dan pada umumnya mengandung anjuran atau larangan (Depdikbud, 1988:50). Menurut Sudjana dan Rivai (2002: 51) poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang melihat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Jadi poster dapat didefenisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam memperoleh pengetahuan,keterampilan,dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar. Sebab, sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi


(32)

beberapa ciri sebagai berikut: (1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk mengetahui pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya, (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh dengan cara tidak spontanitas, instant, namun bertahap, (3) belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Hal ini menunjukan bahwa proses belajar merupakan proses komunikasi. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar tentang mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hal ini dikarenakan materi tersebut merupakan hal yang sehari-hari dapat dijumpai siswa,

sehingga media yang dipilih adalah poster. Karena poster bentuknya yang menarik dan praktis akan mempermudah siswa dalam belajar. Selain itu ilustrasi dalam poster akan menambah motivasi dan minat peserta didik untuk menggunakannya dalam belajar.

a. Ciri-ciri poster menurut Sudjana (2005: 51) sebagai berikut: 1. Desain grafisnya memuat komposisi gambar dan huruf di atas

kertas berukuran sedang dan besar.

2. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding, tempat-tempat umum atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin


(33)

4. Bahasa singkat dan jelas.

5. Teks sebaiknya disertai gambar dan dapat dibaca b. Syarat-syarat poster:

1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti 2. Kalimat singkat,padat,jelas dan berisi

3. Dikombinasikan dalam bentuk gambar 4. Menarik minat untuk dilihat

5. Bahan yang digunakan bagus,tidak mudah rusak,sobek 6. Ukuran disesuaikan dengan tempat pemasangan dan target

pembaca

c. Cara membuat poster:

1. Gambar sesuai dengan Kompetensi Dasar yang diajarkan. 2. Kata-kata efektif, sugestif, dan mudah diingat

3. Tulisan dibuat besar-besar dan mudah dibaca

4. Gunakan foto atau gambar dengan resolusi tinggi, jangan

menggunakan gambar dengan kualitas rendah karena hasilnya tidak akan menarik bahkan terlihat kasar dan kabur, sebaiknya gunakan resolusi 300 dpi untuk mendapatkan hasil cetak yang tajam dan jernih.

C. Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe. Pada setiap tipe memiliki perbedaan terutama pada prosedur pembelajarannya. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalahSTAD. Pembelajaran kooperatif tipeSTAD


(34)

kelompok-kelopmpok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007:68).

Cooperative learning tipeSTADmerupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru

menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 1995:43). Hal tersebut

dikarenakan langkah-langkah pembelajaran modelSTADsangat sederhana dan mudah untuk diterapkan. Selanjutnya Slavin (1995:71-73). juga menerangkan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan konsep belajar kooperatif

STADada beberapa tahap yang harus dilakukan, seperti berikut ini:

1. Mengajar atau presentasi kelas

Materi pelajaran disampaikan pada presentasi kelas, bisa dengan

menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini tidak berbeda dengan pengajaran biasa hanya berbeda pada pemfokusannya terhadapSTAD. Selama presentasi kelas siswa harus memperhatikan seksama karena dengan demikian akan membantu siswa dalam tes, dan skor tes mereka dapat dirumuskan.

2. Belajar dalam kelompok

Siswa bekerja dalam kelompok dipandu dengan lembar kegiatan siswa untuk menuntasakan materi pelajaran. Kelompok terdiri atas 4 sampai 5 anggota dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan jenis kelamin. Fungsi utama dari kelompok adalah untuk memastikan bahwa setiap


(35)

kelompok terlibat dalam kegiatan belajar, dan secara khusus adalah mempersiapkan anggota kelompok agar berhasil baik dalam tesnya. Kelompok dalamSTADmenjadi ciri paling penting karena setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka.

3. Kuis atau tes

Siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual setelah mereka melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan dan 1 atau 2 kali kegiatan kelompok saat mengerjakan tes siswa tidak boleh saling membantu.

4. Poin peningkatan individu

Ide yang mendasari point peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan

memperlihatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang telah dicapai sebelumnya. Setelah siswa dapat menyumbangkan point

maksimum untuk kelompoknya. Setiap siswa diberi skor dasar yang diperoleh dari rata-rata prestasi siswa yang diperoleh pada tes yang serupa sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi point peningkatan yang

ditentukan berdasarkan selisih skor terdahulu (skor dasar dengan skor tes terakhir).

5. Penghargaan kelompok

Skor kelompok dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota kelompok. Laporan berkala kelas dan papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil mencetak skor tertinggi. Kelompok yang telah memperoleh point yang sesuai dengan yang telah


(36)

ditetapkan berhak memperoleh penghargaan. Berdasarkan point peningkatan kelompok terhadap 4 tingkat penghargaan yang diberikan yaitu: Tidak memperoleh, baik, hebat dan super hebat.

Ibrahim (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 93-94) model pembelajaran

kooperatif tipeSTADbertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi untuk memahami materi pelajaran dan mampu menuntaskan pelajaran. Setiap penggunaan model dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD. Keunggulan dan model pembelajaran kooperatif tipeSTADmenurut Roestiyah (dalam Anomin, 2011:1) yaitu dapat: 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dalam membahas suatu masalah.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

3. Mengembangkan bakat dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 4. Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu

dan kebutuhan belajarnya.

5. Mengaktifkan siswa bergabung dalam diskusi.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.


(37)

Selain keunggulan tersebut, pembelajaran kooperatif tipeSTADjuga memiliki kekurangan-kekurang, Sanjaya (2010: 249) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

1. Adanya ketergantung siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.

2. Memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi.

3. Tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat.

4. Penilaian terhadap individu dan kelompok dan menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

D. Aktivitas belajar siswa

Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran siswa.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001: 172).

Sardiman (2003: 100) mengungkapkan bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proes belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek


(38)

tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich dalam (Sardiman, 2003: 101) sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, charta, poster.

6. Motor activities, yang masuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: mencari informasi, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tegang, gugup.


(39)

yaitu aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,

mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas terebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap Aktivitas-aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

Pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat mengembangkan potensi siswa melalui interaksi baik antara siswa, dengan guru, atau dengan lingkungannya. Pengalaman belajar merupakan segala aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas mental. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibanding dengan siswa yang sibuk mencatat. Mungkin saja yang duduk itu secara mental aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang

disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat, tidak dapat dikatakan memiliki kadar keaktifan yang tinggi, kalau yang bersangkutan hanya sekadar


(40)

secara fisik aktif mencatat namun tidak diikuti dengan aktivitas mental (Sanjaya, 2009: 180).

Mehl–Mills–Douglass (dalam Hamalik, 2009: 171) menyatakan bahwa dalam suatu pembelajaran memerlukan beberapa aktivitas dalam sistem saraf seperti melihat, mendengar, mencium, merasa, berpikir, aktivitas fisik atau motorik. Siswa harus secara aktif terlibat dalam pembelajaran, baik dalam

keterampilan memperoleh informasi, pemahaman, kebiasaan, sikap, minat, atau sifat tugas. Beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat meningkatkan aktivitas menurut Eggen (1997:271) yaitu:

1. menempatkan konten dalam bentuk masalah untuk dipecahkan, daripada informasi yang harus dihafalkan,

2. mempertanyakan sesuatu yang menuntut siswa untuk menganalisis, bukan mengingat informasi,

3. mewajibkan siswa untuk memberikan bukti dalam menyimpulkan, bukan hanya bentuk kesimpulan,

4. mengembangkan pelajaran dengan contoh-contoh dan aplikasi, bukan definisi, pemberian ujian dengan pertanyaan yang membutuhkan aplikasi, daripada memori hafalan.

E. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Davies (dalam Dimyati


(41)

dan Mudjiono, 2009: 201) bahwa evaluasi belajar adalah sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Arikunto (2008: 253) beberapa tes yang dilakukan guru untuk menilai keberhasilan siswa, diantaranya: uji blok, ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai yang digunakan

sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Bahan mentah hasil belajar terwujud dalam lembar jawaban soal ulangan dan karya atau benda. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan

perbaikan tindak mengajar atau evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar lebih lanjut.

Menurut Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 202) penggolongan tujuan ranah kognitif ada enam tingkat yakni:

1. Pengetahuan, berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, dan prinsip.

2. Pemahaman, berupa kemampuan memahami tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. 3. Penerapan, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau

abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi kongkret dan/atau situasi baru. 4. Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke


(42)

5. Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur yang baru.

6. Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.

Selain diukur dalam bentuk nilai, hasil belajar juga dapat diamati dan diukur dari perubahan tingkah laku diri siswa. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2008: 155) bahwa hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut diartikan terjadinya pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sehingga dengan belajar seseorang akan mengalami perubahan berpikir dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.


(43)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yaitu pada bulan Maret bertempat di SMP Negeri 1 Seputih Mataram Lampung Tengah.

B. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 34 siswa dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 36 orang yang dipilih dengan teknikcluster random sampling. Menurut Arikunto (2006:136) hal ini dikarenakan didalam pengambilan sampel, peneliti mengambil secara acak kelas yang akan

dijadikan sampel

C. Desain penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen.


(44)

Kelompok Pretest Perlakuan Postest I O1 X O2 II O1 C O2 Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD, kelas kontrol

menggunakan dengan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Sampel

mendapat penilaian keterampilan proses yang sama. Sehingga struktur desain penelitiannya sebagai berikut:

Keterangan: I= Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan media poster melalui model kooperatif tipeSTAD, C = Perlakuan di kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD, O1=

Pretes, O2= Postes

Gambar 3. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari kedua tahap tersebut adalah:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada penelitian sebagai berikut :

1. Membuat surat izin penelitian untuk sekolah tempat akan diadakannya penelitian.

2. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.


(45)

3. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

5. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media poster melalui media pembelajaran kooperatif tipeSTAD.

6. Membuat kelompok diskusi pada kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa terbagi menjadi 6 kelompok, 5 kelompok yang beranggotakan 5 siswa, namun 1 kelompok beranggotakan 4 siswa dan kontrol yang berjumlah sebanyak 36 siswa terbagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil (Lie, 2004 : 42).

7. Membuat tiga lembar media poster yang sederhana sebagai media pembelajaran dengan hasil cetakan menggunakan kertas HVS dengan ukuran panjang 50 cm dan lebar 40 cm. Pembuatan poster dengan menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS serta memakai resolusi 300 dpi yang digunakan pada pembuatan agar kualitas gambar saat dicetak terlihat dengan jelas.


(46)

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan media poster

melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTADuntuk kelas eksperimen dan menggunakan model kooperatif tipeSTADuntuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan

A. Kelas Eksperimen (Model pembelajaran kooperatif tipeSTAD) a. Kegiatan Awal

1. Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan pertama sebelum kegiatan pembelajaran.

2. Siswa mendengarkan penjelasan tentang indikator pembelajaran 3. Siswa diberi apersepsi :

Pertemuan I:

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar sungai yang kotor dan banyak sampah menumpuk. Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari pemandangan yang terlihat pada gambar?” Pertemuan II:

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan meyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian

guru memberikan pertanyaan “Apakahmanfaat dari kegiatan

yang terlihat pada gambar?” 4. Siswa memperoleh Motivasi :


(47)

Guru memberikan motivasi dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam pencemaran lingkungan, dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan tersebut, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan di sekitar kita.

Pertemuan 2 :

Guru memberikan motivasidengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan

lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi

selanjutnya.

b. Kegiatan inti

1. Membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

2.

Menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar dengan menggunakan media poster tersebut.

3. Setiap kelompok diberi poster dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). Pada pertemuan 1 mengenai pengertian dari pencemaran lingkungan. Pada pertemuan 2 dampak yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan.

4. Siswa melihat poster yang dibagikan guru sebagai acuan dalam mengerjakan LKK.

5. Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.

6. Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada LKK yang diberikan oleh guru.


(48)

7.

Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

8. Siswa diberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

9. Memberikan Penghargaan kelompokseperti ”Tim Hebat”, ”Tim Juara”, dan ”Tim Baik”. Penilaian ini berdasarkan prestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

10. Memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa. c. Kegiatan Penutup

1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan dibimbing oleh guru.

2. Siswa mengerjakan postes tes akhir (postes).

3. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

B. Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD)

a. Kegiatan Awal


(49)

2. Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran 3. Siswa diberi Apersepsi :

Pertemuan I:

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar sungai yang kotor dan banyak sampah menumpuk.

Kemudian guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari sungai yang tercemar sampah?”

Pertemuan II:

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan meyajikan gambar orang yang sedang menanam bibit pohon. Kemudian guru

memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?”

4. Siswa diberi motivasi Pertemuan I:

Guru memberikan motivasi dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam pencemaran lingkungan, dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan tersebut, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan di sekitar kita.

Pertemuan II:

Guru memberikan motivasi dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam cara agar dapat menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehingga lingkungan akan tetap terjaga kebersihannya.


(50)

b. Kegiatan Inti

1. Membagi siswa ke dalam kelompok, masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.

2.

Menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar.

3. Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK). Pada pertemuan 1 mengenai pengertian dari pencemaran lingkungan. Pada pertemuan 2 dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan.

4. Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.

5. Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada LKK yang diberikan oleh guru.

6.

Perwakilan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang materi yang dipresentasikan oleh masing-masing kelompok.

8. Memberikan Penghargaan kelompokseperti ”Tim Hebat”, ”Tim Juara”, dan ”Tim Baik”. Penilaian ini berdasarkanprestasi belajar yang dicapai anggota kelompoknya. Penilaian ini akan menjadi motivator siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. 9. Memberi penguatan terhadap jawaban hasil diskusi siswa dan

meluruskan miskonsepsi yang mungkin masih dimiliki siswa.


(51)

1. Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan dibimbing oleh guru.

2. Siswa mengerjakan postes tes akhir (postes).

3. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar pada materi pokok

pengelolaan lingkungan yang diperoleh dari hasil nilai pretes dan postes. Pretes dilakukan sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan postes

dilakukan di akhir pertemuan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal pretes dan postes yang diberikan adalah berupa soal uraian yang mengandung indikator. Soal pretes yang diberikan di awal pertemuan memiliki bentuk dan jumlah yang sama dengan soal postes yang diberikan diakhir pertemuan kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dan postes, kemudian dianalisis secara statistik.


(52)

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap media poster terhadap model

pembelajaran kooperatif tipeSTADdalam pembelajaran yang dilakukan.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretest dan Postest

Data hasil belajar merupakan pretes dan postes. Nilai pretes diambil setiap pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan kedua disetiap kelas (ekperimen maupun kontrol) dengan bentuk soal essay dan 5 jumlah soal yang sama. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S= x 100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda ceklis pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang

R N


(53)

diamati yaitu: aktivitas siswa mengemukakan pendapat/ide, melakukan kegiatan diskusi, bertukar infermasi dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Tabel 4. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama Skor Aspek Aktivitas Belajar \

Jumlah (∑ Xi)

Rata-rata (X)

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 dst.

Jumlah (∑ Xi)

Rata-rata(X)

Keterangan : Berilah tanda ceklis pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2003: 183)

A. Kemampuan Mengemukakan pendapat/ide: 1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B. Melakukan kegiatan diskusi:

1. Diam, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tetapi tidak sesuai dengan pembahasan 3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan pembahasan C. Bertukar informasi:

1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan topik bahasan

3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat sesuai dengan topik bahasan.


(54)

1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara

yang kurang sistematis tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. E. Membuat Kesimpulan :

1. Tidak membuat kesimpulan.

2. Membuat kesimpulan namun tidak sesuai dengan pembahasan. 3. Membuat kesimpulan sesuai dengan pembahasan.

c. Data Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai

pengguanaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STADdalam pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi delapan pernyataan, berupa empat pernyataan positif dan empat pernyataan negatif, angket tanggapan siswa ini memiliki dua pilihan jawaban (setuju dan tidak setuju).

D. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian sebagai berikut:

a). Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain.Untuk mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Meltzer, (dalam Coletta dan Phillips 2005: 1) yaitu:

Skor N-gain= 100

Y Z

Y X

  


(55)

Nilai pretes, postes, dan skor-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 18, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 18.

a.Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004:5). 2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 18.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 :Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima


(56)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 18.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama

H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak. (Pratisto,

2004:13).

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1) Hipotesis

H0= rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1= rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji :


(57)

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak(Pratisto,

2004:10).

a) Pengolahandata aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

100

x n

x

X

i %

Ket: X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum (8) (dimodifikasi dari Sudjana, 2002 : 69)

Setelah memperoleh rata–rata skor aktivitas siswa kemudian menentukan atau menafsirkan skor rata–rata aktivitas siswa sesuai sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 5. Persentase Skor Aktivitas Belajar Siswa

Interval Kategori

0,00-29,99 Sangat Rendah

30,00-54,99 Rendah

55,00-74,49 Sedang

75,00-89,99 Tinggi

90,00-100,00 Sangat Tinggi

Sumber: dimodifikasi dari Hake dalam Colleta dan Philips, (1999: 5)

b) Pengolahan data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Pernyataan disajikan sebagai berikut:


(58)

Tabel 6. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD

No Pernyataan-pernyataan S TS

1

Saya senang mempelajari materi Pengelolaan Lingkungan dengan media melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2

Saya merasa sulit memahami materi Pengelolaan Lingkungan yang dipelajari melalui media dengan menggunakan model pembeajaran yang digunakan oleh guru.

3 Media dan model pembelajaran yang digunakan tidak mampu meningkatkan hasil belajar saya.

4 Media melalui model pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi dan kelompok. 5 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses

pembelajaran yang berlangsung.

6

Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menjawab soal dalam LKK

7 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal dalam LKK dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

8 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.


(59)

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 7.

Tabel 7. Skor per jawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 8. Data angket tanggapan siswa No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden (Siswa) Persentase

1 2 3 dst.

1 S TS 2 S TS dst. S TS

Sumber: dimodifikasi dari Rahayu, (2010: 31).

3) Menafsirkan atau menentukan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipeSTAD.


(60)

Tabel 9. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap media poster dengan menggunakan model kooperatif tipeSTAD

Persentase (%) Kriteria 100

76–99 51–75

50 26–49

1–25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada Sumber: Hendro (Hastriani, 2006:43)


(61)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA

MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

I PUTU ARIE PERMANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(62)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STADberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi Pengelolaan lingkungan

2. Penerapan media poster melalaui model pembelajaran kooperatif tipe

STADberpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Pengelolaan Lingkungan.

3. Penggunaan media poster melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STADmemperoleh tanggapan yang positif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada ateri poko pengelolaan lingkungan.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan menggunakan metodesocratic circles yang

disertai dengan media gambar harus mempertimbangkan efisiensi waktu dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung efektif.


(63)

2. Guru harus bisa bertindak sebagai fasilitator yang adil, sehingga semua siswa difasilitasi ketika pembelajaran berlangsung.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. 413 hlm.

Arsyad, A. 2007.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 192 hlm Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California. 36 hlm.

Depdikbud. 1988. Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 342 hlm.

Djamarah. 2000.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Putra. 145 hlm. Eggen, P. 1997.Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 4371 hlm. Handayani, F. 2010.Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis KPS untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Hamzah, B. 1981.Media Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 124 hlm.

Hamalik, O. 2008.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi. BumiAksara. Jakarta. 241 hlm.

Hamdani. (2011).Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. 132 hlm. Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ibrahim, Muslim., Rahmadiarti, M. Nur, dan Ismono. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya: Surabaya. 156 hlm.


(65)

Irfan., Abadi., dan Indrowati.Pengaruh media poster menlalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas siswa. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Kurniawan dan Azizah. Deskripsi karakter siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas VII MTs. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Lie, A. 2008.Cooperative Learning.PT GramediaWidiaSarana Indonesia.Jakarta. 96 hlm.

Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.

Prawiradilaga, S. 2009.Prinsip Disain Pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. 426 hlm.

Purnamasari. 2010.Media pendidikan. PT Grafindo persada. Jakarta. 135 hlm. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Rohani, A. 2004.Media Instruksional Edukatif.Rineka Cipta. Jakarta. 245 hlm. Rosalia, T. 2005.Aktifitas Belajardalam (http://id.shvoong.com/social

sciences/1961162-aktifitas-belajar/) diakses 18 Juni 2013

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya. 398 hlm. Sanjaya, W. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana. Jakarta. 245 hlm.

Sardiman.2008.Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta. 236 hlm.

Sari, A.Y. 2007.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung Slavin, R.E. 1995.Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice)Second

Edition. Allyn and Bacon. Boston. Amerika. 322 hlm.


(66)

Sudjana, N. 2005.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algensindo. 176 hlm.

Sudjana dan Rivai. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 176 hlm.

Trianto. 2009.Model Pembelajaran Terpadu.PT BumiAksara. Jakarta. 371 hlm. Widiyaningrum, N. 2010.Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII A SMP N 16 Bandar

LampugTahunPelajaran 2009/2010).SkripsiFakultasKeguruan dan IlmuPendidikanJurusanPendidikan MIPA


(67)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...5

C. Tujuan Penelitian ... ...6

D. Manfaat Penelitian ... ...6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... ...7

F. Kerangka Pikir ... ...9

G. Hipotesis ... ....10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran ... ....11

B. Media Poster ... ....16

C. Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD)...18

D. Aktivitas Siswa ... ....22

E. Hasil Belajar Siswa ... ....25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... ....28

B. Populasi dan Sampel ... ....28

C. Desain Penelitian ... ....28

D. Prosedur penelitian ... ....29

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... ....36

F. Teknik Analisis Data ... ....39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ....46


(68)

xiii

B. Saran ... ....60

DAFTAR PUSTAKA ... ....62

LAMPIRAN 1. Silabus ... ....65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ....73

3. Soal Pretes dan Postes ... ....82

4. Lembar Kerja Kelompok ... ....86

5. Angket Tanggapan Siswa ... 115


(1)

(2)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. 413 hlm.

Arsyad, A. 2007.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 192 hlm Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain,

preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California. 36 hlm.

Depdikbud. 1988. Model-Model Pembelajaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 342 hlm.

Djamarah. 2000.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Putra. 145 hlm. Eggen, P. 1997.Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 4371 hlm. Handayani, F. 2010.Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis KPS untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung.

Hamzah, B. 1981.Media Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 124 hlm.

Hamalik, O. 2008.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendidikan Guru Berdasarkan PendekatanKompetensi. BumiAksara. Jakarta. 241 hlm.

Hamdani. (2011).Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. 132 hlm. Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ibrahim, Muslim., Rahmadiarti, M. Nur, dan Ismono. 2000.Pembelajaran Kooperatif.Universitas Negeri Surabaya: Surabaya. 156 hlm.


(3)

kooperatif tipe STAD pada kelas VII MTs. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Lie, A. 2008.Cooperative Learning.PT GramediaWidiaSarana Indonesia.Jakarta. 96 hlm.

Purwanto, M.N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.

Prawiradilaga, S. 2009.Prinsip Disain Pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta. 426 hlm.

Purnamasari. 2010.Media pendidikan. PT Grafindo persada. Jakarta. 135 hlm. Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.

Rohani, A. 2004.Media Instruksional Edukatif.Rineka Cipta. Jakarta. 245 hlm. Rosalia, T. 2005.Aktifitas Belajardalam (http://id.shvoong.com/social

sciences/1961162-aktifitas-belajar/) diakses 18 Juni 2013

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya. 398 hlm. Sanjaya, W. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana. Jakarta. 245 hlm.

Sardiman.2008.Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta. 236 hlm.

Sari, A.Y. 2007.Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. (Skripsi). UNILA. Bandar Lampung Slavin, R.E. 1995.Cooperative Learning ( Theory, Research and Practice)Second

Edition. Allyn and Bacon. Boston. Amerika. 322 hlm.


(4)

64

Sudjana, N. 2005.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algensindo. 176 hlm.

Sudjana dan Rivai. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 176 hlm.

Trianto. 2009.Model Pembelajaran Terpadu.PT BumiAksara. Jakarta. 371 hlm. Widiyaningrum, N. 2010.Pengaruh Media Lingkungan Sekitar Sekolah Melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kecakapan Berpikir Rasional Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII A SMP N 16 Bandar

LampugTahunPelajaran 2009/2010).SkripsiFakultasKeguruan dan IlmuPendidikanJurusanPendidikan MIPA


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... ...1

B. Rumusan Masalah ... ...5

C. Tujuan Penelitian ... ...6

D. Manfaat Penelitian ... ...6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... ...7

F. Kerangka Pikir ... ...9

G. Hipotesis ... ....10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media pembelajaran ... ....11

B. Media Poster ... ....16

C. Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD)...18

D. Aktivitas Siswa ... ....22

E. Hasil Belajar Siswa ... ....25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... ....28

B. Populasi dan Sampel ... ....28

C. Desain Penelitian ... ....28

D. Prosedur penelitian ... ....29

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... ....36

F. Teknik Analisis Data ... ....39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... ....46


(6)

xiii

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... ....60

B. Saran ... ....60

DAFTAR PUSTAKA ... ....62

LAMPIRAN 1. Silabus ... ....65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... ....73

3. Soal Pretes dan Postes ... ....82

4. Lembar Kerja Kelompok ... ....86

5. Angket Tanggapan Siswa ... 115


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

0 10 53

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

0 2 60

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

1 8 76

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 7 Bandarlampung Tahun Ajaran

1 20 140

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan

0 5 52

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Neg

0 28 68