PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan

(1)

PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA

MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

ERA OKTARIANI YUNINGSIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA

MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

ERA OKTARIANI YUNINGSIH

Hasil observasi di kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan, diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dengan menggunakan media video dengan model Kooperatif Tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media video dengan model pembelajaran STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIa dan VIIIc yang dipilih secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan gain yang dianalisis menggunakan uji t dan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa, dan tanggapan siswa diperoleh dari


(3)

lembar observasi siswa terhadap penggunaan media video dengan model Kooperatif Tipe STAD yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media video dengan model Kooperatif Tipe STAD berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa terjadi dalam semua aspek. Pada aspek mengajukan pertanyaan (82,8%), mengajukan ide (74,19%), melakukan diskusi (83,87%), bekerja sama (89,25%), dan menjawab pertanyaan (84,95%). Hasil belajar juga mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai pretes (54,62), postes (79,37), gain (0,54). Peningkatan hasil belajar juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C1) dengan rata-rata gain (0,54). Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media video. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media video dengan model STAD berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci : aktivitas belajar, gerak tumbuhan, hasil belajar, media video, STAD.

Era Oktariani


(4)

(5)

(6)

(7)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media video ... 9

B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 13

C. Aktivitas Belajar Siswa ... 18

D. Hasil Belajar Siswa ... 20

III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian ... 24

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39


(8)

xiv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1. Silabus ... 54

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. Soal Pretes dan Postes ... 82

4. Lembar Kerja Siswa ... 91

5. Foto-Foto Penelitian... 119


(9)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang

mempunyai peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu harus dilakukan usaha untuk

meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan (Azizah, 2012:1). Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (BSNP, 2009:243).

Salah satu hal yang terpenting dalam pendidikan adalah proses pembelajaran. Melihat kenyataan yang terjadi saat ini bahwa proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah belum maksimal. Proses pembelajaran yang belum maksimal bila guru belum dapat menciptakan suasana kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar oleh siswa. Kemungkinan siswa dalam pembelajaran kurang aktif, serta cenderung pasif saat mengikuti


(10)

2

kegiatan belajar. Siswa diharapkan dapat menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dengan membangkitkan aktivitas belajar. Dengan

meningkatnya aktivitas belajar siswa maka hasil belajar dapat meningkat (Trianto, 2012: 143).

Berdasarkan hasil observasi SMP Negeri 2 Jati Agung yang dilakukan oleh peneliti pada nilai rata-rata siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yaitu 59,6 dan hanya 52,38 % siswa yang tuntas. Nilai rata-rata belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolahan ini yaitu 71,0 . Ketidaktuntasan belajar siswa tersebut terjadi karena cara penyampaian pembelajaran seperti ceramah dan diskusi digunakan guru kurang sesuai dengan materi gerak pada tumbuhan yang diajarkan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya solusi dalam proses belajar dengan memvariasikan media video dengan model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai salah satu alternatif sumber belajar yang sebagai acuan siswa dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian Sanudin (2007:39) menyatakan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi ekosistem oleh siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung TP.2007/2008 menggunakan media video lebih tinggi dibanding tanpa menggunakan media video. Selain itu, hasil penelitian Nugroho (2011:1) menyatakan bahwa pemanfaatan media video dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan.


(11)

3

Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh media video dengan model Kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada materi pokok gerak pada tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Apakah penggunaan media video dengan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014?

2.Apakah penggunaan media video dengan model pembelajaran STAD berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penggunaan media video dan model pembelajaran STAD pada materi pokok gerak pada tumbuhan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(12)

4

2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan media video dan model pembelajaran STAD pada materi pokok gerak pada tumbuhan kelas VIII SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Setelah diadakan penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi:

1. Sekolah yaitu diharapkan dapat dijadikan masukkan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi.

2. Guru yaitu mendapatkan pengayaan dan variasi dalam mengajar terutama tentang penggunaan media video sebagai alternatif

pembelajaran dalam usaha meningkatkan materi pelajaran dan hasil belajar siswa.

3. Siswa yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dari biasanya dengan menggunakan media video pada materi pokok gerak pada tumbuhan.

4. Peneliti yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai calon guru tentang penggunaan model pembelajaran khususnya media video dan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD meningkatkan materi pelajaran dan hasil belajar siswa.


(13)

5

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap masalah yang dikemukakan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Guru membagikan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 5 siswa.

c) Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu. d) Siswa belajar dalam kelompoknya dan mempresentasikan hasil

diskusinya.

e) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis. f) Guru memberikan penghargaan pada kriteria kelompok terbaik. 2. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa

dalam mengajukan pertanyaan, mengajukan ide atau pendapat, melakukan kegiatan diskusi, bekerjasama dalam kelompok dan menjawab pertanyaan. 3. Hasil belajar diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang

diperoleh dari hasil pretes dan postes.

4. Media video dimaksud adalah gabungan video gerak pada tumbuhan dengan atau tanpa suara yang disusun dengan sofware windows movie maker dan diintegrasikan dengan sofware windows media player, media player classic ataupun macromedia flash player kemudian diproyeksikan kelayar dengan bantuan komputer atau laptop, dan LCD.


(14)

6

5. Materi pokok yang diteliti yaitu kompetensi dasar 2.3

“Mengidentifikasikan macam-macam gerak pada tumbuhan”.

6. Siswa menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa dan VIIIc semester ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Kerangka Pikir

Hasil belajar di SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan masih rendah. Hal ini karena aktivitas belajar siswa yang masih rendah. Siswa cenderung duduk dan hanya mendengarkan penjelasan guru dan penggunaan model pembelajaran sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran masih belum dioptimalkan oleh guru sehingga menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah.Hal ini diatasi dengan media video dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.Menggunakan media video dengan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA pada materi pokok gerak pada tumbuhan, diharapkan siswa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui kegiatan penemuan dengan menggunakan keterampilan memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pada pembelajaran dengan media video dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD gerak pada tumbuhan sulit untuk diamati secara langsung karena sebagian besar dari jenis geraknya membutuhkan waktu yang lama bahkan ada jenis tumbuhan yang bergerak pada waktu-waktu tertentu saja misalnya gerak mengatupnya daun petai cina pada malam hari.


(15)

7

Dengan memvariasikan media video dengan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Media video cenderung menarik dan lebih interaktif. Media video memungkinkan diputar kembali (rewind), bila suatu pesan tidak dapat ditangkap dengan baik, sehingga cara berkomunikasi menjadi lebih efektif. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas adalah penggunaan bahan ajar media video dengan model pembelajaran STAD. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.

Keterangan:

X = Variabel bebas (penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Y1 = Variabel terikat (aktivitas belajar siswa) Y2 = Variabel terikat (hasil belajar siswa)

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

G. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Penggunaan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar X

Y1


(16)

8

siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan oleh kelas VIII di SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014.

H1: Penggunaan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan kelas VIII di SMP Negeri 2 Jati Agung Tahun Pelajaran 2013/2014.


(17)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Video

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Sadiman, 2009:6).

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ,’pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Association of

Education and Communication Technology (AECT) membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi (Sadiman, 2009:6).


(18)

10

Media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Jadi, ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran (Azhar Arsyad, 2011:3).

Media audio adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Program video dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena memberikan pengalaman tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat

dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk

mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu anda menyampaikan materi bersifat dinamis. Materi memerlukan visualisasi mendemonstrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah, maupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui pemanfaatan teknologi video (Asyar, 2011:76).

Kemajuan teknologi video juga memungkinkan format sajian video dapat bermacam-macam, mulai dari kaset, CD (compact disc, dan DVD (Digital Versatile Disc). Hal ini mempermudah dalam menontonnya bisa lewat video player, VCD, DVD, juga bisa didistribusikan melalui siaran televisi. Oleh karena itulah suatu materi yang direkam dalam bentuk video dapat digunakan


(19)

11

baik untuk proses pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa kehadiran guru. Karena kemampuan itulah maka teknologi video banyak digunakan sebagai salah satu alat pembelajaran utama dalam sistem pendidikan, terutama di negara-negara maju (Daryanto, 2010:88).

Keuntungan menggunakan media video antara lain ; ukuran tampilan video sangat fleksibel dan diatur sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena disampaikan kehadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru terhadap

pembelajaran.Video menggambarkan suatu obyek bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan –tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video juga menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap (Arsyad, 2009:10).

Menurut (Anderson 1994:103-105) media film dan video mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:

1. Kelebihan

a. Video melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi dan lain-lain. Video merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan menunjukkan


(20)

12

objek yang normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.

b. Video menggambarkan suatu proses secara tepat yang disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video

menanamkan sikap-sikap dan segi efektif lainnya. Misalnya video kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya

penyakit diare yang membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan minuman.

d. Video mengandung nilai-nilai positif mengandung pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan video, seperti slogan yang sering didengar membawa dunia ke dalam kelas. e. Video ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok

kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan. f. Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame

demi frame, video ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya bunga dari kuncup. 2. Kekurangan

a. Pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

b. Pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan.


(21)

13

c. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Video pembelajaran dalam format disk dioperasikan dengan

menggunakan VCD/DVD player dan ditampilkan melalui televisi atau LCD, juga langsung diputar melalui PC komputer. Media jenis ini juga digunakan untuk menyajikan bagian-bagian dari suatu proses dan prosedur secara utuh sehingga memudahkan siswa dalam mengamati dan menirukan langah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari (Arsyad 2009:19).

B. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Banyak ahli telah mencoba mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 5 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman 2010:202). Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri yang menonjol dalam model pembelajaran kooperatif. Kelompok heterogenitas bisa dibentuk dengan

memperhatikan jenis kelamin, latar belakang, agama, sosial-ekonomi dan etnik, serta keterampilan akademis. Kelompok heterogen

memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung, meningkatkan relasi dan interaksi antara agama, etnik, dan jenis


(22)

14

satu orang yang berketerampilan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang (Lie 2008:41).

Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Sanjaya, 2010:203). Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator (Lie 2008:12).

Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengondisikan dan memberikan dorongan untuk

mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin

terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran (Rusman, 2010:201).

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2009:58). Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan


(23)

15

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok (Trianto, 2009:57).

Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus ditetapkan yang meliputi:

a. Saling ketergantungan positif b. Tanggung jawab perseorangan c. Tatap muka

d. Komunikasi antar anggota

e. Evaluasi proses kelompok (Lie, 2008:31).

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe, dari setiap tipe memiliki perbedaan terutama pada prosedur pembelajarannya. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 5 orang siswa secara heterogen diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2009:68).

Banyak ahli telah mencoba mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tipe STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Tipe ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa


(24)

16

inggris, teknik, dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Rusman, 2010:213).

Adapun langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe STAD sebagai berikut:

1. Penyampaian tujuan dan motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2. Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas

(keragaman) kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin/jenis kelamin, ras atau etnik.

3. Presentasi dari guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.


(25)

17

4. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru

menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing

memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 5. Kuis (evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.

6. Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dilakukan oleh guru (Rusman 2010:215).

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

 Menghitung skor kelompok

Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor


(26)

18

semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok.

 Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (Trianto, 2009:71-71).

C. Aktivitas Siswa

Aktivitas merupakan kegiatan dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui

aktivitas, siswa mengembangkan kemampuan dimilikinya. Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka meningkatkan hasil belajar (Hamalik, 2004:12).


(27)

19

Keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan atau menyimak. Oleh sebab itu, sebenarnya aktif dan tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa tersebut mengetahuinya secara pasti. Tidak dapat memastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan berarti tidak beraktivitas aktif, sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi pula. Kriteria yang menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran ialah baik dalam perencanaan pembelajaran, proses, maupun mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar aktivitas siswa makin tinggi (Sanjaya 2010:179-180).

Diantara prasyarat yang harus diupayakan pada prinsip–prinsip dalam belajar yaitu: siswa harus berpartisipasi aktif, meningkatkan minat untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Apabila siswa berpartisipasi secara aktif, maka siswa menerima pengetahuan itu dengan baik. Menurut (Slameto, 2005:7).Aktivitas fisik banyak macamnya adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan visual, seperti: membaca, mengamati, demonstrasi, mengamati orang bekerja, memperhatikan gambar, dan lain-lain. 2. Kegiatan lisan (oral) seperti: mengemukakan pendapat,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengadakan wawancara, diskusi, dan lain-lain.


(28)

20

3. Kegiatan mendengar, seperti: mendengarkan diskusi, penyajian bahan, dan lain-lain.

4. Kegiatan menulis, seperti: mengerjakan tes, mengisi angket, membuat rangkuman.

5. Kegiatan menggambar.

6. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat, membuat model, dan lain-lain.

7. Kegiatan mental, seperti: mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, mengambil keputusan, dan lain-lain.

Seseorang dikatakan aktif belajar, jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan pembelajaran, siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasi materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas belajar maka meningkatkan hasil belajar menurut Hamalik (2004:21).

D. Hasil Belajar

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia pengertian hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari yang telah dikerjakan atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru (Mulyasa, 2008:194). Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan derajat tingkah laku siswa. Sehingga


(29)

21

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa akibat adanya kegiatan

pembelajaran. Hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan-tujuan dicapai atau dikuasai oleh siswa setelah menempuh kegiatan pembelajaran. Peranan hasil belajar sangat penting karena dengan adanya hasil belajar dapat mengetahui tingkat ketercapaian pembelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. Hasil belajar dicapai dikelompokkan menjadi 3 ranah, kognitif, afektif dan psikomotor.

Menurut (Khoerul, 2012:1) menguraikan dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom revisi yang mencakup:

1. Menghafal (remember), yaitu menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, yang mencakup dua macam proses kognitif mengenali dan mengingat.

2. Memahami (understand), yaitu mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang ada dalam pemikiran siswa, yang mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining).

3. Mengaplikasikan (apply), yaitu penggunaan suatu prosedur guna meyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, yang mencakup dua


(30)

22

proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

4. Menganalisis (analyze), yaitu menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut, yang mencakup tiga proses kognitif: menguraikan (differentiating), mengorganisir

(organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing). 5. Mengevaluasi (evaluate), yaitu membuat suatu pertimbangan

berdasarkan kriteria dan standar yang ada, yang mencakup dua proses kognitif: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). 6. Membuat (create), yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi

suatu bentuk kesatuan, yang mencakup tiga proses kognitif: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).


(31)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester Ganjil di SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan dari siswa kelas Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan yang berjumlah 130 siswa dan terbagi menjadi 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa kelas VIIIa SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan yaitu kelas VIIIa yang berjumlah 31 siswa diberi perlakuan media video dan kelas VIIIc yang berjumlah 30 siswa diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan media video dengan


(32)

24

model Kooperatif TipeSTAD, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan media gambar dengan model Kooperatif TipeSTAD sehingga struktur desain penelitiannya sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan: I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretest, O2 = Postest, X = Perlakuan di kelas eksperimen media video dengan model STAD, C = Perlakuan di kelas kontrol media gambar dengan model STAD (dimodifikasi dari Sugiono, 2013: 112)

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : 1) Membuat surat izin penelitian ke Sekolah tempat diadakan

penelitian.

2) Observasi ke Sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti. 3) Penetapan sampel peneliti.


(33)

25

4) Membuat media pembelajaran berupa media gambar untuk kelas kontrol dengan menggunakan buku dan media video untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media player.

5) Pembuatan perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes dan postes.

6) Pembuatan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

7) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan media video.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan media video dengan model Kooperatif Tipe STAD untuk kelas eksperimen dan dengan media gambar dengan model Kooperatif Tipe STAD untuk kelas kontrol. Penelitian ini dirancang sebanyak dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum pembelajaran dan postes diberikan setelah pembelajaran.

Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

(Pertemuan I) : Uraian materi pokok gerak pada tumbuhan yakni gerak gerak tropisme (fototropisme, geotropisme,

tigmotropisme, hidrotropisme) dan gerak taksis (fototaksis dan kemotaksis) beserta contohnya. (Pertemuan II) : Membahas gerak nasti (fotonasti, seismonasti,

tigmonasti, nasti kompleks, haptonasti) dan gerak endonom (siklosis) beserta contohnya.


(34)

26

Alamat situs media video:

Fototropisme http://www.youtube.com/watch?v=ty4arvqqsqc Geotropisme http://www.youtube.com/watch?v=iajo_rbzz2s Tigmotropisme http://www.youtube.com/watch?v=paorizrzjda Hidrotropisme http://www.youtube.com/watch?v=engdtk4gxii Fototaksis http://www.youtube.com/watch?v=hsujjr5um2q Kemotaksis http://www.youtube.com/watch?v=4vo9lvisyqw Fotonasti http://www.youtube.com/watch?v=d-xmtce8xr8 Seismonasti http://www.youtube.com/watch?v=fivzgowwoie Termonasti http://www.youtube.com/watch?v=ruz7ugnz9n4 Nasti kompleks http://www.youtube.com/watch?v=cfx4jrspaus Haptonasti http://www.youtube.com/watch?v=hgcg5bhv1x4 Siklosis http://www.youtube.com/watch?v=6thb6xm-_ck

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

Kelas Eksperimen (media video dengan model Kooperatif TipeSTAD)

a. Kegiatan Awal

1) Guru memberikan pretes dalam bentuk uraian.(pertemuan I). 2) Guru memberikan apersepsi.

Apa yang membedakan antara gerak pada bunga pukul empat pada sore hari dengan bunga putri malu yang menutup jika disentuh?


(35)

27

3) Guru memberikan motivasi :

Bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan dipengaruhi oleh jenis rangsangan, dan untuk itu kita perlu membuktikannya.

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagikan kelas secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

2) Gurumembagikan LKS dan menampilkan media video gerak pada tumbuhan.

3) Siswa menyaksikan informasi ditemukan pada video mengenai gerak pada tumbuhan untuk membantu menjawab LKS yang diberikan.

4) Belajar dalam kelompok

Siswa menyaksikan video sambil menjawab LKS yang diberikan. Dalam mengerjakan lembar kerja ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan yaitu setiap kelompok membahas lembar kerja yang berisi pertanyaan dan harus dijawab siswa dengan cara bekerjasama dan saling berdiskusi.

5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Setelah setiap siswa mengerjakan lembar kerja, kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.


(36)

28

c. Kegiatan Penutup

(1) Guru membimbing siswa, menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah mereka lakukan.

(2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. (3) Guru memberikan lembar soal postes dalam bentuk uraian pada

pertemuan terakhir. (Pertemuan II)

Kelas Kontrol (media gambar dengan model Kooperatif Tipe STAD)

a. Kegiatan Awal

1) Guru memberikan pretes dalam bentuk uraian (pertemuan I). 2) Guru memberikan apersepsi.

Apa yang membedakan antara gerak pada bunga pukul empat pada sore hari dengan bunga putri malu yang menutup jika disentuh?

3) Guru memberikan motivasi :

Bahwa macam-macam gerak pada tumbuhan dipengaruhi oleh jenis rangsangan, dan untuk itu kita perlu membuktikannya.

b. Kegiatan Inti

1) Guru membagikan kelas secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.


(37)

29

3) Siswa memperhatikan informasi yang ditemukan pada gambar mengenai gerak pada tumbuhan untuk membantu menjawab LKS yang diberikan.

4) Belajar dalam kelompok

Siswa memperhatikan gambar sambil menjawab LKS diberikan. Dalam mengerjakan lembar kerja ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan yaitu setiap kelompok membahas lembar kerja yang berisi pertanyaan dan harus dijawab siswa dengan cara bekerjasama dan saling berdiskusi.

5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

Setelah setiap siswa mengerjakan lembar kerja, kemudian guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

a. Kegiatan Penutup

1) Guru membimbing siswa, menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah mereka lakukan.

2) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. 3) Guru memberikan lembar soal postes dalam bentuk uraian


(38)

30

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data a. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data lembar observasi aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa dengan media video.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretes dan nilai postes, kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes. Nilai selisih tersebut disebut sebagai skor gain lalu dianalisis secara statistik dengan uji t dan uji Mann whitney-U.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a)Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: mengajukan pertanyaan, mengajukan ide atau pendapat, melakukan kegiatan diskusi, bekerja sama dalam kelompok, menjawab pertanyaan pada media video dan gambar.


(39)

31

b)Pretes dan Postes

Data hasil belajar berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama, baik eksperimen maupun kontrol,

sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran pada pertemuan, baik eksperimen maupun kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama. Soal tes berbentuk uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu :

S = R x 100 N

Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang media videoyang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang menurut mereka sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.


(40)

32

F. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Kualitatif

1. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:

1) Mengisi lembar observasi aktivitas Siswa Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang di amati

A B C D E  X

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2 3 4 5 Dst

Xi X Ket

Berilah anda checklist(√) pada setiap item yang sesuai (Arikunto, 2009:183)


(41)

33

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: a. Mengajukan pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi

b. Mengajukan Ide atau Pendapat: 1) Tidak mengajukan pendapat

2) Mengajukan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pendapat yang relevan dengan materi c. Melakukan Kegiatan Diskusi:

1) Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2) Melakukan diskusi tetapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3) Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan d. Bekerja sama dalam Kelompok:

1) Tidak bekerja sama dalam kelompok

2) Bekerja sama dalam kelompok tetapi hanya satu atau dua teman 3) Bekerja sama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok e. Menjawab Pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi

Catatan : Cara mengamati aktivitas siswa pada lembar observasi aktivitas siswa dengan cara dapat dilihat secara langsung dan bantuan observer.

2) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

100

x

n

x

X

i

Ket: X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh n = Jumlah skor aktivitas maksimum

(Sudjana, 2005 : 69)

3) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai kriteria pada tabel 2.


(42)

34

Tabel 2. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99 0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: Hidayati (2012:32)

1. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Media Video

Angket ini berisi pendapat siswa tentang media videoyang dilaksanakan. Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju pada tabel 3.

Tabel 3. Item pernyataan pada angket

No. Pernyataan- Pernyataan S TS

1 Saya senang dan tertarik dengan media video yang diberikan oleh guru.

2 Saya tidak tertarik dengan media video yang diberikan oleh guru. 3 Saya lebih mudah memahami materi

yang dipelajari dengan media video yang diberikan oleh guru.

4 Saya sulit memahami materi yang dipelajari dengan media video yang diberikan oleh guru.

5 Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal di LKS dengan

menggunakan media video.

6 Saya sangat sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan menggunakan media video.

7 Saya lebih aktif berdiskusi dengan menggunakan media video. 8 Saya merasa bosan dalam proses


(43)

35

a) Membuat Skor Angket

Tiap pernyataan memiliki skor sebagai berikut:

Tabel 4. Skor Tiap Pernyataan Tanggapan Siswa Terhadap Media video

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Positif S TS

Negatif TS S

Positif S TS

Negatif TS S

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan :S=Setuju; TS= Tidak Setuju (Sukarsih, 2012:30)

b) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

%

100

maks in

S

S

X

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).

c) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.


(44)

36

Tabel 5. Tabulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap media video No. Pertanya an Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden (Siswa) Persen tase

1 2 3 dst

.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS Sumber: Sukarsih (2012: 31)

d) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan media video.

6) Analisis Data Kuantitatif

Data penelitian yang berupa nilai pretes dan postes, kemudian di hitung selisih antara nilaipretes dan nilai postes. Nilai tersebut disebut gain lalu dianalisis secara statistika. Untuk mendapatkan gain dihitung dengan menggunakan Hake (1999:1)yaitu :

Keterangan:

Gain = average normalized gain = rata-rata gain

Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisa menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17 yang sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat berupa:


(45)

37

1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).

2. Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan uji barlet. a. Hipotesis yang digunakan yaitu :

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Dengan Kriteria Uji yaitu:

- Jika Fhit < F tab atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima - Jika F hit > F tab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak. (Pratisto, 2004:71).

3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan mengunakan program SPSS 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata gain kedua sampel tidak sama


(46)

38

2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)

b.Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

Apabila masing masing data tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan Uji Mann-Whitney U dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis :

Ho = rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan b. Kriteria Uji :

Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima


(47)

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan.

2. Penggunaan media video melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Students Team Achievement Divisions (STAD) berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan.

A. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru biologi dapat menggunakan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi gerak pada tumbuhan.


(48)

49

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi, hendaknya guru mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.

3. Menggunakan media video siswa dapat melihat objek yang normal tidak dapat dilihat, dapat disaksikan secara berulang-ulang, dan mendorong dan meningkatkan motivasi siswa.

4. Kelemahan menggunakan media video pada saat dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan sehingga Guru harus menghentikan video beberapa saat agar siswa dapat memperhatikan video tersebut.

5. Kendalanya penggunaan media video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.


(49)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.1994. Fungsional Attributes of Biodiversity in landuse System: In D.J. Greenland and I. Szabolcs (eds). Soil Resiliense and Sustainable land Use. CAB International. Oxon.

Azizah. 2012. Tren dan Perspektif Manajemen Laba di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.

Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar, A. 2009. Media Pembelajaran . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rineka

Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2009. Tentang Permen Standar

PAUD Formal dan Nonformal.Dihimpun oleh Eka Hospital. Asa Mandiri.

Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Irama Widya.

Hake, R.R. 1991. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O.2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Khoerul, E. 2012. Taksonomi Bloom Revisi.

http://ekokhoerul.wordpress.com/2012/08/11/taksonomi-bloom-revisi/ (6 Desember 2012; 08:35 WIB).

Lie. 2008. Cooperative Learnings. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran


(50)

51

Nazir. 2005. Metode penelitian. Ghalia Indonesia.bogor.

Nugroho, J. 2011. Pemanfaatan media video untuk meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan. Diakses dari http://library.um.ac.id/ptk/ index.php?mod=detail&id=52548 pada 11 November 2013 pukul 13.16.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17. Bumi Aksara. Jakarta.

Prawiradilaga, D. S. 2009. Penguasaan Disain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rusman. 2010 .Model-model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers, Hal.202.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media video dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap Penguasaan Konsep Ekosistem oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung

TP.2007/2008 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sadiman, A., S. Handayani, dan A. Khoirul. 2009. Media Pendidikan. PT.Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman, A. S., R. Raharjo, A. Haryono, dan Rahardjito.2010. media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2005. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, R.E. 2005. Cooperatif Learning. Nusa Media. Bandung. Sudjana, 2002. Metode Penelitian. Tarsito. Bandung.

Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiono, 2013. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted


(51)

52

Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia: Jakarta.

Sulastri, E. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Susilowati, D.E. 2012. The Influence of Using Picture Card Through Example

Non Exmples Learning Model to The Student’s Creative Thinking

Ability (Jurnal). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto, 2009. Mendesain Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Trianto, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konstruktivitas. Prestasi Pustaka. Jakarta.


(52)

53


(1)

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions (STAD) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan.

2. Penggunaan media video melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Students Team Achievement Divisions (STAD) berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok gerak pada tumbuhan.

A. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru biologi dapat menggunakan media video dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan materi gerak pada tumbuhan.


(2)

49

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi, hendaknya guru mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.

3. Menggunakan media video siswa dapat melihat objek yang normal tidak dapat dilihat, dapat disaksikan secara berulang-ulang, dan mendorong dan meningkatkan motivasi siswa.

4. Kelemahan menggunakan media video pada saat dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan sehingga Guru harus menghentikan video beberapa saat agar siswa dapat memperhatikan video tersebut.

5. Kendalanya penggunaan media video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.


(3)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.1994. Fungsional Attributes of Biodiversity in landuse System: In D.J. Greenland and I. Szabolcs (eds). Soil Resiliense and Sustainable land Use. CAB International. Oxon.

Azizah. 2012. Tren dan Perspektif Manajemen Laba di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar, A. 2009. Media Pembelajaran . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2009. Tentang Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal. Dihimpun oleh Eka Hospital. Asa Mandiri. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Irama Widya.

Hake, R.R. 1991. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA. http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf(2 Februari 2013; 09:05 WIB).

Hamalik, O.2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Khoerul, E. 2012. Taksonomi Bloom Revisi.

http://ekokhoerul.wordpress.com/2012/08/11/taksonomi-bloom-revisi/ (6 Desember 2012; 08:35 WIB).

Lie. 2008. Cooperative Learnings. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran


(4)

51

Nazir. 2005. Metode penelitian. Ghalia Indonesia.bogor.

Nugroho, J. 2011. Pemanfaatan media video untuk meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan. Diakses dari http://library.um.ac.id/ptk/ index.php?mod=detail&id=52548 pada 11 November 2013 pukul 13.16.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 17. Bumi Aksara. Jakarta.

Prawiradilaga, D. S. 2009. Penguasaan Disain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rusman. 2010 .Model-model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers, Hal.202.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media video dengan Menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap Penguasaan Konsep Ekosistem oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung

TP.2007/2008 (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sadiman, A., S. Handayani, dan A. Khoirul. 2009. Media Pendidikan. PT.Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman, A. S., R. Raharjo, A. Haryono, dan Rahardjito.2010. media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2005. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, R.E. 2005. Cooperatif Learning. Nusa Media. Bandung. Sudjana, 2002. Metode Penelitian. Tarsito. Bandung.

Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiono, 2013. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sukarsih, W.S. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted


(5)

52

Konsep Siswa Pada Materi Peranan Manusia Dalam Keseimbangan Ekosistem. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia: Jakarta.

Sulastri, E. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Susilowati, D.E. 2012. The Influence of Using Picture Card Through Example Non Exmples Learning Model to The Student’s Creative Thinking Ability (Jurnal). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto, 2009. Mendesain Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Trianto, 2011. Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konstruktivitas. Prestasi Pustaka. Jakarta.


(6)

53


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Student Team Achievement Division (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA OLEH SISWA (Studi Eksperimen Semu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Mathla’ul Anwar Bandar Lampung

0 4 66

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

0 2 60

PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VERTEBRATA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung S

1 8 76

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129

PENGARUH PENGUNAAN METODE DISKUSI DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Semester Ganjil Ta

1 15 72

PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan

0 5 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 8 55

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 3 56

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Neg

0 28 68