inflamasi sitokin spesifik seperti interleukin – 1 IL-1, interferon gamma IFN-ɣ
dan faktor nekrosis tumor TNF- α. Peningkatan kadar sitokin ini akan menekan
progenitor erythroid burst – forming unit erythroid BFU-E dan colony- forming
unit erythroid CFU-E di sumsum tulang. Interaksi ini akan mengganggu metabolisme besi dan mengurangi produksi eritropoetin EPO. Non hodgkin
limfoma juga merupakan tumor padat yang bermetastasis ke sumsum tulang dan bisa menimbulkan anemia. Metastasis akan merusak sel progenitor dan sel sel
sumsum tulang juga dapat menurunkan produksi faktor pertumbuhan. Rouli, 2014
5.2.2. Efek Proliferasi Limfosit Pada Non-Hodgkin Limfoma Terhadap
Jumlah Leukosit
Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 24 dari 49 sampel mengalami limfositosis. Frekuensi limfositosis termasuk tinggi yaitu sekitar 49.
Leukositosis yang terjadi dikarenakan abnormalitas limfosit yang merupakan sel darah putih yang agranulosit terus mengalami poliferasi tanpa terkontrol,
sehingga pada non hodgkin limfoma bisa saja kadar dari leukositnya meningkat , bisa juga normal atau bahkan menurun jika limfomanya sudah bermetastasis
sampai ke sumsum tulang. krisifu,2010 5.2.3. Efek Prolifersi Limfosit Pada Non-Hodgkin Limfoma Terhadap
Jumlah Trombosit
Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan kadar trombosit yang frekuensinya terbanyak menunjukkan hasil yang normal. Dari 49 sampel 37 orang
normal 75,5. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Hauswirth 2008, sebagian penderita dengan non hodgkin limfoma akan beresiko
mengalami autoimun
trombositopenia. Menurut
Hauswirth proses
trombositopenia terjadi sejak seseorang didiagosis limfoma dan respon terhadap pemberian prednison secara terus menerus untuk perbaikan dari non hodgkin
limfoma. Jadi keadaan autoimun trombositopenia berkaitan erat dengan efek dari
Universitas Sumatera Utara
kemoterapi. Hal ini sesuai dengan hasil penetian yang dilakukan terhadap 49 sampel yang sudah dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu data pasien non
hodgkin limfoma sebelum di tatalaksana dengan kemoterapi menunjukkan jumlah trombosit yang frekuensi terbanyaknya adalah normal trombosit.
Trombositopenia merupakan kasus yang sering terjadi pada NHL yang disebabkan karena infiltrasi sel limfoma ke sumsum tulang . Pada umumnya
infiltrasi sel limfoma ke sumsum tulang akan menyebabkan autoimun trombositopenia. Pada kasus seperti ini akan terjadi penghancuran sel sel platelet
akibat proses autoimun. Kurangnya trombosit merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan yang akhirnya bisa menyebabkan anemia. Kagoya dkk, 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan