hukum kepada
masyarakat tidak
mampu Masyarakat tidak
mampu
Sumber : Komponen LAKIP Laporan Ankuntabilitas Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Salatiga Tahun 2013
Tabel 8 : DIPA Anggaran Pengeluaran Dana Untuk Pelayanan Bantuan Hukum.
20
Nama DIP
A Pagu
Pagu Revisi
Realisasi Sisa
Angg rn
Pelayanan dan
Bant uan
Huku m
11.958.000 11.958.000 7.540.000 4.418.000
63,65
Sumber : Komponen LAKIP Laporan Ankuntabilitas Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Salatiga Tahun 2013
C. ANALISIS
PELAKSANAAN PEMBERIAN
BANTUAN HUKUM SECARA CUMA
– CUMA DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA.
1. Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga.
20
Ibid.,
hal 27
a. Jumlah Perkara Pidana Masuk Selama Tahun 2013, Terdakwa Yang
Menggunakan Bantuan Hukum, Dan Terdakwa Yang Menolak Untuk Menerima Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga.
Mengamati hasil penelitian yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma Di Pengadilan Negeri Salatiga, selama tahun 2013 terdapat 163 perkara pidana masuk, dari 163
perkara pidana 57 Terdakwa diantaranya memenuhi syarat untuk memperoleh Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma, yang dimana telah diatur didalam beberapa perundang
– undangan yang berkaitan dengan Bantuan Hukum. Adapun peraturan perundang
– undangan yang mengatur mengenai kreteria Terdakwa yang berhak menerima Bantuan Hukum adalah
sebagai berikut : 1.
Undang – undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHP.
Pasal 54
“Guna kepentingan pembelaan,
tersangka atau Terdakwa berhak mendapatkan Bantuan Hukum dari seorang
atau lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan
dalam undang-
undang ini” Pasal
56 ayat 1 “Dalam hal tersangka atau Terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat
yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan pada proses peradilan wajib menunjuk penasehat hukum bagi
mereka
.
2. Undang
– undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Pasal 56 ayat 1 “setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperoleh Bantuan Hukum”. Pasal 56 ayat 2 “Negara menanggung biaya perkara bagi
penca ri keadilan yang tidak mampu”.
Pasal 57 ayat 1 “ Pada setiap Pengadilan Negeri dibentuk Pos Bantuan Hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu
dalam memperoleh Bantuan Hukum”.
Pasal 57 ayat 2 “Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diberikan secara Cuma
– Cuma pada setiap tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut
telah memperoleh kekuatan hukum tetap”
3. Undang
– undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum. Pasal 1 ayat 2 “Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau
ke lompok orang miskin”.
Pasal 5 ayat 1 “Penerima Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 meliputi setiap orang atau
kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar secara layak dan mandiri”.
Meskipun beberapa Peraturan Perundang
– undangan mengatur secara jelas mengenai implementasi dari Bantuan Hukum yang disediakan untuk
para Terdakwa yang tidak mampu atau miskin, tidak semua Terdakwa Di Pengadilan Negeri Salatiga menggunakan haknya, dari 57 orang Terdakwa
21 orang menggunakan Bantuan Hukum, dan 36 Terdakwa menolak untuk menggunakan Bantuan Hukum.
1 Terdakwa Yang Menerima Pelayanan Bantuan Secara Cuma Di
Pengadilan Negeri Salatiga.
Dari hasil wawancara dengan Terdakwa yang pada saat proses
menggunakan Pelayanan Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga, yaitu Terdakwa atas nama Alfian Wisnu Aranda dengan surat putusan
Nomor 1PID.SUS2011PN.SAL. Dimana terkait dengan data yang penulis dapatkan dengan melakukan wawancara, terdapat di Hasi
Penelitian Halaman 51 2 a . bahwa, Dari keterangan orang tua Terdakwa, penulis menilai bahwa tindakan Hakim, yaitu menjelaskan mengenai
Keberadaan Bantuan Hukum Secara Cuma – Cuma kepada setiap
terdakawa mengenai hak – haknya. Hal ini sesuai dengan peraturan
perundang – undangan Undang – undang No. 48 tahun 2009 Tentang
Kekuasaan Kehakiman. Yang di dalam penjelasannya adalah sebagai berikut :
Pasal 56 ayat 1 “setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh Bantuan Hukum”.
Pasal 56 ayat 2 “Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu”.
Pasal 57 ayat 1 “ Pada setiap Pengadilan Negeri dibentuk Pos Bantuan Hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu
dalam memperoleh Bantuan Hukum”.
Pasal 57 ayat 2 “Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diberikan secara Cuma
– Cuma pada setiap tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut
telah memperoleh kekuatan hukum tetap”
Dari keterangan orang tua terpidana pada saat melakukan wawancara menjelaskan mengenai tata cara. Tata cara untum mendapatkan Bantuan
Hukum secara Cuma – Cuma Di Pengadilan Salatiga sesuai dengan
penjelasan Undang – undang nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum
Bab IV, Pasal 14 ayat 1 huruf a,b, dan c. yang didalam penjelasannya adalah sebagai berikut :
Pasal 14 “ Untuk memperoleh Bantuan Hukum, pemohon
Bantuan Hukum harus memenuhi
syarat - syarat: a.
Mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi sekurang-kurangnya identitas pemohon
dan uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimohonkan Bantuan Hukum;
b. Menyerahkan
dokumen yang
berkenaan dengan per
c. kara; dan
d. Melampirkan surat keterangan miskin dari
lurah, kepala desa, atau pejabat yang setingkat di tempat tinggal pemohon Bantuan Hukum”.
Selain didalam peraturan perundang – undangan nomor 16 Tahun
2011 Tentang Bantuan Hukum, syarat dan tata cara yang dilakukan oleh terpidana untuk mendapatkan Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga,
juga terlihat dari pelaksanaan SEMA No 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Pasal 11, huruf a, b dan, c. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut : Pasal 11 “Pemohon Bantuan Hukum harus
membuktik bahwa ia tidak mampu dengan memperlihatkan:
a. Surat Keterangan Tidak Mampu SKTM dari
Lurah Kepala Desa setempat; atau b.
Surat Keterangan Tunjangan Sosial lainnya seperti Kartu Keluarga Miskin KKM, Kartu
Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas, Kartu Program Keluarga Harapan PKH, Kartu
Bantuan Langsung Tunai BLT; atau
c. Surat Pernyataan Tidak Mampu yang dibuat dan
ditandatangani Pemohon Bantuan Hukum dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri”.
Sangat jelas terlihat bahwa syarat dan tata cara untuk mendapatkan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma bagi Terdakwa harus menempuh beberapa prosedur sebagai mana telah di tegaskan dalam peraturan perundang
– undangan terkait dengan Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma . Program Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma ini di berikan kepada masyarakat yang berhadapan dengan hukum untuk masyarakat golongan tidak
mampu. Hal tersebut tidak hanya di pengadilan negeri salatiga saja, melainkan semua pengadilan Negeri wajib menyediakan Bantuan Hukum
secara Cuma – Cuma yang dasarnya telah di atur didalam undang – undang.
Yaitu Undang – undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana
Pasal 54, 56 ayat 2 dan Pasal 114, Undang – undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 18 ayat 4, Undang – undang Nomor 26
Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Pasal 34 ayat 1, Undang
– undang Nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman Pasal 56 -57 , Undang
– undang nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, Pasal 22, Undang
– undang nomor 16 tahun 2011, tentang Bantuan Hukum, SEMA Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum .
Jadi terkait dengan pemberian Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma
aturan hukumnya begitu tegas, dimana di setiap pengadilan Wajib memberikan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma karena Bantuan Hukum itu merupakan Hak dari Terdakwa.
2 Terdakwa Yang menolak untuk menggunakan Pelayanan Bantuan Secara
Cuma Di Pengadilan Negeri Salatiga. Dari hasil wawancara terhadap Narapidana yang pada saat
persidangan mengunakan Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma dan
Narapidana yang menolak untuk mengunakan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma dapat di tarik kesimpulan bahwa masing – masing Narapidana telah mengetahui haknya sebagai Terdakwa yaitu
menggunakan Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma. mereka tahu
keberadaan Bantuan Hukum secara Cuma – Cuma dari Hakim yang
menangani kasus mereka. Ketika penulis menanyakan dari mana Terdakwa mengetahui adanya Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma semua Narapidana mengetahui dari Hakim. Hakim menjelaskan bahwa
setiap Terdakwa yang berhadapan dengan hukum dan tidak mampu untuk mempunyai pengacara sendiri berhak memperoleh Bantuan
Hukum secara Cuma – Cuma.
Tetapi meskipun Hakim telah menjelaskan mengenai hak Terdakwa khususnya mengenai Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma, tidak sedikit Terdakwa yang menolak untuk menggunakan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma, dari data yang Penulis dapatkan dengan cara melakukan wawancara
yang berkaitan dengan alasan para Narapidana menolak Bantuan Hukum secara Cuma - Cumapun ber beda
– beda, apabila ditarik kesimpulan mengenai alasan para terpidana menolak untk menggunakan Bantuan Hukum
secara Cuma – Cuma adalah semua terpidana belum atau tidak yakin bahwa
pengacara yang disediakan oleh pengadilan benar – benar geratis.
Pengadilan Negeri Salatiga sendiri menurut Penulis mengenai Pelaksanaan pemberian Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma sudah sesuai dengan peraturan perundang
– undangan yang berlaku yang berkaitan dengan Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma. dari kutipan wawancara diatas Bahwa pengadilan Negeri Salatiga dalam melaksanakan pemberian Bantuan Hukum
berpedoman beberapa perundang – undangan yaitu :
1 Undang
– undang Nomor 8 tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Pasal 54, 56 ayat 2 dan Pasal 114.
2 Undang
– undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 18 ayat 4
3 Undang
– undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, Pasal 34 ayat 1
4 Undang
– undang nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat, Pasal 22. 5
Undang – undang Nomor 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman
Pasal 37 – 40.
6 Undang
– undang nomor 16 tahun 2011, tentang Bantuan Hukum. 7
SEMA Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum
Semua Terdakwa yang Berada di Pengadilan Negeri Salatiga di jelaskan mengenai haknya untuk mendapatkan Bantuan Hukum secara Cuma
– Cuma. Diawal persidangan Hakim menjelaskan keberadaan Bantuan Hukum .
Mengamati hasil penelitian terkait dengan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma
– Cuma Bagi Terdakwa yang tidak mampu Di Pengadilan Negeri salatiga, dalam hal pelaksanaannya sudah ada, tetapi belum
sepenuhnya dimanfaatkan oleh para Terdakwa yang memenuhi syarat untuk menggunakan Bantuan Hukum.
b. Kewajiban Pengadilan Negeri Salatiga dalam pelaksanaan pemberian Bantuan
Hukum secara Cuma – Cuma .
1 Dasar Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga Dalam Hal Menjalankan
Kewajiban Untuk Melaksanakan Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma – Cuma .
Untuk melaksanakan Pelaksanaan Pemberian Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salatiga, harus memenuhi syarat dari berbagai peraturan
perundang – undangan yang mencakup semua peraturan mengenai
Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma – Cuma, dasar pemberian
Bantuan Hukum tersebut harus terlaksana dengan baik. a
Terpenuhinya Kewajiban Pengadilan Negeri Salatiga Berdasarkan Undang – Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHP .
Pasal 54
“Guna kepentingan pembelaan,
tersangka atau Terdakwa berhak mendapatkan Bantuan Hukum dari seorang
atau lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan
dalam undang-
undang ini”
Pasal 56 ayat 1 “Dalam hal tersangka atau Terdakwa
disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau
lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan pada
proses peradilan wajib menunjuk penasehat hukum bagi mereka
.
Pasal 56 ayat 2 “setiap penasehat hukum yang ditunjuk untuk
bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberikan bantuan dengan Cuma
– Cuma”. Dasar Hukum ini telah terlaksana secara sistemaatis, mengingat
hasil dari penelitian Pengadilan Negeri Salatiga yang berkaitan dengan jumlah perkara pidana yang masuk selama Tahun 2013. Kemudian
Pengadilan Negeri Salatiga memisahkan perkara pidana yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah di jelaskan di dalam undang
– undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHP, terdapat 57 Terdakwa yang berhak
mendapatkan Bantuan Hukum Secara Cuma – Cuma.
b Terpenuhinya Kewajiban Pengadilan Negeri Salatiga berdasarkan Undang
– undang No. 48 tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman . Pasal 56 ayat 1 “setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperoleh Bantuan Hukum”.
Pasal 56 ayat 2 “Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu”.
Pasal 57 ayat 1 “ Pada setiap Pengadilan Negeri dibentuk Pos Bantuan Hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu
dalam me mperoleh Bantuan Hukum”.
Pasal 57 ayat 2 “Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1, diberikan secara Cuma
– Cuma pada setiap tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut
telah memperoleh kekuatan hukum tetap”
Mengamati hasil penelitian dasar Hukum Undang – undang No. 48
tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman sangat jelas terpenuhi Di Pengadilan Neheri Salatiga. Terkait dengan Pasal 56 ayat 1 Pengadilan
Negeri Salatiga mempunyai program pokok yang diantaranya Peningkatan Pelayanan Bantuan Hukum dengan beban biaya di tanggung oleh
Pengadilan Negeri Salatiga. hal ini bisa di lihat bagaimana alur alokasi dana yang tersedia guna menunjang terlaksananya Peningkatan Pelayanan
Bantuan Hukum Di Pengadilan Negeri Salaiga sebagaimana telah penulis sampaikan Di hasil penelitian terkait dengan DIPA Pelayanan Bantuan
Hukum tahun Anggaran 2013. Mengenai keberadaan Posbakum Pos Bantuan Hukum Di
Pengadilan Negeri Salatiga sendiri memang tidak menyediakan tempat atau kantor secara khusus untuk Advokat , tetapi Bagi masyarakat yang
tidak mampu dapat mengajukan surat permohonan berperkara secara prodeo cuma-cuma dengan mencantumkan alasan-alasannya kepada
Ketua Pengadilan dengan melampirkan:
a. Surat Keterangan Tidak Mampu SKTM dari LurahKepala Desa
setempat; atau
b. Surat Keterangan Tunjangan Sosial lainnya seperti Kartu
Keluarga Miskin atau Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas
atau
Kartu Program Keluarga Harapan PKH atau Kartu Bantuan Langsung Tunai BLT.
c. Surat pernyataan tidak mampu yang dibuat dan ditandatangani
pemohon Bantuan Hukum dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri.
c Terpenuhinya Kewajiban Pengadilan Negeri Salatiga berdasarkan Undang
– undang No. No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum.
Pasal 5 ayat 1 “Penerima Bantuan Hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 meliputi setiap orang atau kelompok orang miskin yang tidak dapat memenuhi hak dasar
secara layak dan mandiri”.
Untuk mengkatagorikan orang tidak mampu atau miskin, biasanya pihak pengadilan meminta kepada Terdakwa yang memohan mengunakan
Bantuan Hukum untuk melampirkan SKTM surat keterangan tidak mampu dari pejabat desa atau lurah. Menuruut penulis Pengadilan
Negeri salatiga memenuhi prosedur sebagaimana telah diamanatkan di dalam Undang
– undang No. No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum.Pasal 5 ayat 1.
2 Kewajiban Pengadilan Negeri Salatiga Dalam Menunjuk Advokat Untuk
Membela Terdakwa Secara Cuma – Cuma .
Mekanisme yang dilakukan dalam menunjuk seorang Advokat untuk mendampingi tersangka Di Pengadilan Negeri Salatiga sesuai dengan Pasal
56 KUHAP.
a. Pada awal persidangan Hakim KetuaMajelis Hakim memberitahu
terdakwa tentang ancaman hukumannya yang hakim wajib menunjuk penasihat hukum.
b. Apabila terdakwa menyatakan belum mempunyai penasihat hukum
sendiri dan berkeinginan untuk didampingi penasihat hukum, Hakim Ketua Majelishakim meminta terdakwa membuat surat
permohonan dengan dilampirkan surat keterangan tidak mampu dari kepala DesaLurah setempat.
c. Berdasarkan
surat permohonan
tersebut, Ketua
Majelis mengeluarkan surat penetapan tentang penunjukan penasihat
hukum. d.
Surat penetapan tersebut dibacakan di persidangan dan salinannya disampaikan kepada penasihat hukum yang ditunjuk disertai
perintahpemberitahuan untuk hadir dalam persidangan berikutnya.
Selain penjelasan diatas mengenai Prosedur yang dilakukan Di Pengadilan Negeri Salatiga dalam hal penunjukan Advokat untuk membela
secara Cuma – Cuma berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :
Setelah terdakwa memberikan surat kuasa khusus yang berisikan keterangan tidak mampu dari lurah atau kepala desa setempat, kemudian
pemohon memberikan semua dokumen pendukung untuk penetapan dan penunjukan Advokat, kemudian penetapan ketua Pengadilan Negeri Salatiga
memerintahkan kuasa penggunaan Anggaran untuk membayar dana Bantuan Hukum kepada Advokat, setelah itu proses pemeriksaan Di Pengadilan Negeri
Salatiga, setelah peruses dirasa memenuhi syarat kemudian Advokat mendampingi terdakwa disetiap proses persidangan, setelah perkara diputus
kemudian pencairan dana Anggaran Bantuan Hukum oleh Advokat.
3 Kewajiban Menyediakan Anggaran DIPA Untuk Pelayanan Bantuan
Hukum. Pengadilan menyediakan Anggaran untuk biaya perkara prodeo
dengan memperhatikan Anggaran yang tersedia. Ketersediaan Anggaran tersebut diumumkan kepada masyarakat secara berkala melalui papan
pengumuman Pengadilan atau media lain yang mudah diakses. Dalam menjalankan arah kebijakan sesuai visi dan misi Pengadilan
Negeri Salatiga ditentukan oleh penyediaan Anggaran melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA. Khusus untuk Pelayanan Bantuan Hukum
tersedia Dana Anggaran sebesar Rp 11.985.000 sebelas juta Sembilan ratus delepan puluh lima rubu rupiah untuk target keberhasilan 100 seratus
Persen . Keseriusan Pengadilan Negeri Salatiga dalam hal menyediakan dana
Anggaran khusus untuk Pelayanan Bantuan Hukum dapat dilihat dari daftar tabel 6, samai daftar tabel 8 .
2. Faktor Yang Mempengaruhi Terlaksananya Pelayanan Bantuan Hukum Di