digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4. Bab IV Kiat dan Perjuangan Hidup Para Perempuan Pasca
Perceraian
Dalam bab empat peneliti menjelaskan tentang analisis data yang berisi tentang hasil penelitian lapangan. Bab empat ini adalah bab inti
dari isi skripsi kali ini. Peneliti memberikan gambaran tentang data- data yang di peroleh. Penyajian data dapat berupa tertulis atau dapat
juga di sertakan gambar. Sedangkan analisis data dapat di gambarkan berbagai macam data-data yang kemudian di tulis dalam analisis
deskriptif. Analisis data yang dilakukan peneliti ini menyangkut strategi perempuan pasca perceraian dalam menghadapi problematika
kehidupan. Analisis dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada, sesuai dengan yang sudah dilakukan dengan berbagai tahapan mulai
dari observasi, wawancara, dokumentasi dan trianggulasi. Analisis dilakukan setelah data terkumpul dan menggabungkannya dengan teori
yang sudah ada.
5. Penutup
Peneliti menuliskan kesimpulan dari permasalahan dalam penelitian, dan memberikan rekomendasi atau saran.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II MENGURAI PROBLEMATIKA PERCERAIAN DALAM PERSPEKTIF
TEORI TINDAKAN SOSIAL DAN FEMINISME RADIKAL
A. Penelitian Terdahulu
Dalam judul penelitian tentang “Strategi Perempuan dalam Menghadapi Problematika Kehidupan Pasca Perceraian” peneliti berupaya
membandingkan dengan penelitian yang sudah ada dan relevan agar bisa mengetahui posisi penelitian ini dengan penelitian lainnya. Ada tiga
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Aziz Velansyah dari
Fakultas Dakwah jurusan Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya
dengan judul “Pemaknaan Hidup Perempuan Pasca Perceraian” yang dilakukannya pada tahun 2012 penelitian ini
sepenuhnya membahas tentang kondisi mental dan dampak psikologis perempuan pasca perceraian.
Perempuan pasca bercerai dianggap memiliki ketakukan tersendiri dalam lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
Masyarakat menganggap bahwa perempuan “single parent” atau “janda” merasa lemah karena ia sudah lepas dari ikatan laki-laki.
Selain itu beban moral juga ia rasakan ketika makna janda sering
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
disalahkan artikan oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang rendah dan seringkali menjadi bahan tertawaan dalam kesempatan
formal atupun informal. Bagi seorang wanita yang hidup dalam budaya patriarkhi seperti negara kita ini, beban sosial yang harus
dipikulakibat perubahan status dari seorang istri menjadi seorang janda karena perceraian tentunya memiliki porsi yang lebih besar
dibandingkan seorang duda. Selain itu konotasi negatif yang melekat pada perempuan berstatus janda juga merupakan beban
berat tersendiri yang harus dijalani setelah bercerai. Hal tersebut menjadi alasan peneliti untuk mengambil informan wanita daripada
pria. Dari aspek lain, yang ditemukan oleh Abdul Aziz adalah
ketakutan ibu rumah tangga yang masih bersuami terhadap seorang janda. Ia takut suaminya akan tergoda dengan seorang janda.
Menurut seorang informannya, janda adalah seorang yang butuh kasih sayang laki-laki serta nafkah ekonomi. Karenanya ia takut
jika janda dapat menjadi seorang penggoda suami dari orang lain.
8
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Saiful Mubin Mz dari Fakultas
Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2015 judulnya adalah
“Interaksi Sosial Wanita Single Parent”.
Penelitian tersebut membahas tentang stigma masyarakat yang
8
Abdul Aziz, Pemaknaan Perempuan Pasca Perceraian, skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2012, Digilibuinsby.ac.id diakses pada tanggal 10102016 pukul 14.11