UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE
INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG
KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

Oleh
GUNAWAN

Masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya prestasi belajar IPA. Hal ini
dibuktikan dari hasil ulangan harian semester ganjil tahun ajaran 2013-2014 yang
diketahui bahwa sebanyak 9 siswa ( 36%) telah tuntas belajar sedangkan 16 siswa
(64%) belum tuntas belajar. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
telah ditentukan yaitu 61.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi
belajar siswa dalam mata pembelajaran IPA dengan menggunakan motode inkuiri.
Metode penelitian ini mengunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanaan dua
siklus. Setiap tahap meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus kesiklus, siklus I sebesar 62,40 dan pada siklus II menjadi

74,40
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Inkuiri

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE
INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG
KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

(Skripsi )

Oleh:
GUNAWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

MOTO

“ Hidup adalah sebuah perjuangan, dengan niat,
semangat, dan do’a semua perjuangan pasti bisa

berhasil”

PERSEMBAHAN

“Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang Maha Kuasa
yang telah memberikan kesehatan lahir dan bhatin sehingga dapat menyelesaikan
tugas akhir.
Penulis mempersembahkan skripsi ini sebagai wujud baktiku Kepada :
Bapak dan Ibuku, Ibu Kasiah dan Bapak Suwitorejo yang selalu mendoakan dan
membimbingku untuk keberhasilan.
“Istriku tersayang, Tri Surani yang memberiku dukungan dan semangat baik
moral maupun spiritual”.
“Anak-anakku tercinta: Yoga Pratama, dan Geby Tesa Aditia. Yang dengan
ketulusan memberi support dan dukungan”.
Almamater Tercinta Universitas Lampung

RIWAYAT HIDUP

Gunawan dilahirkan di Jogyakarta


pada tanggal 1 Oktober

1970 dari pasangan Bapak Suwitorejo dan Ibu Kasiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri Gedung
Agung Kecamatan Jati Agung selesai pada tahun 1982/1983, kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) PGRI,
diselesaikan pada tahun 1984/1985

Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) PGRI Tanjung
Bintang Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 1990. Kemudian mengikuti
Program Pendidikan S1 PGSD dalam Jabatan di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung tahun 2010.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul : “Upaya Peningkatan Prestasi belajar
IPA Melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas V SD Negeri Gedung Agung
Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan”.


Penulis menyadari terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebabagai Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD
dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd selaku Dosen pembimbing atas
bantuan, bimbingan, ide, sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Ibu Dra. Hj. Erni Mustakim, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan banyak saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi
ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis
selama menyelesaikan studi.
7. Bapak kepala SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung
Selatan yang telah memberikan izin serta dukungan dalam melaksanakan
studi Program S1 PGSD dalam jabatan hingga penulisan skripsi ini.

8. Bapak Ibu dewan guru SD Negeri SD Negeri Gedung Agung Kecamatan
Jati Agung Lampung Selatan yang telah memberikan sarana dan prasarana
kepada penulis selama melakukan penelitian.
9. Teman-teman Program S1 PGSD dalam jabatan yang telah memberikan
semangat, bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tidak
sedikit kekurangan dan kelemahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.

Gedung Agung, 29 Oktober 2014

GUNAWAN
NPM 1013079207

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................

Daftar Tabel ................................................................................................
Daftar Gambar ............................................................................................
Daftar Grafik...............................................................................................
Daftar Lampiran .........................................................................................

ix
xi
xiii
xiv
xv
xvi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................
B. Identifikasi Masalah..................................................................
C. Rumusan Masalah.....................................................................
D. Tujuan Penelitian.......................................................................
E. Manfaat Penelitian.....................................................................
F. Hipotesis Tindakan ...................................................................


1
3
3
3
3
4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar.....................................................................
B. Pengertian Prestasi Belajar........................................................
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................
D. Pembelajaran IPA di SD...........................................................
E. Tujuan Pembelajaran IPA.........................................................
F. Metode Inkuiri...........................................................................

5
6
7
11
13

13

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian......................................................................
B. Setting Penelitian.......................................................................
C. Prosedur Penelitian....................................................................
D. Tahap-Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas...............................
E. Alat Pengumpul Data.................................................................
F. Teknik Analisis Data..................................................................
G. Indikator Keberhasilan Penelitian..............................................

18
18
19
20
23
23
24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................... 25
B. Pembahasan................................................................................. 31

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.................................................................................. 33
B. Saran............................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35
LAMPIRAN.................................................................................................. 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.1 Skema Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas........................

19

DAFTAR GRAFIK


Grafik
4.1 Peningkatan Prestasi Belajar IPS Kelas V Siklus Idan II.................

Halaman
33

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1

Surat Izin Penelitian .................................................................

37

2


Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah ...................

38

3

Surat Keterangan Penelitian dari Teman Sejawat ...................

39

4

Silabus Pembelajaran...............................................................

40

5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...............

44

6.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .............

46

7

Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar IPS Kelas V Siklus I (Pre
Test dan Postest) .....................................................................

49

Rekapitulasi Hasil Prestasi Belajar IPS Kelas V Siklus II (Pre
Test dan Postest) .....................................................................

50

Photo Kegiatan Proses Belajar Mengajar ...............................

51

8

9

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1

Prestasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pada Siklus I................ 26

4.2

Prestasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Pada Siklus II............... 29

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kelemahan sistem pendidikan di Indonesia salah satunya berorientasi pada
input dan output, yang kurang memperhatikan aspek proses. Padahal, proses
pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan
hasil proses pendidikan.

Pembelajaran IPA tidak hanya bersifat hafalan dan pemahaman konsep saja,
tetapi bagaimana proses dalam pembelajaran itu menjadi lebih bermakna,
membuat siswa lebih aktif, mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir ilmiah/
rasional dalam pemecahan masalah untuk menyelidiki alam sekitar, dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Proses pembelajaran tidak terlepas dari ketiga ranah tersebut,
ketiganya saling terkait satu sama lain, pengetahuan yang membentuk suatu
keterampilan dan pengetahuan yang membentuk sikap logis, kritis, cermat,
kreatif dan disiplin.

Berdasarkan

penjajakan yang dilakukan di SD Negeri Gedung Agung

Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan di kelas V tentang pembelajaran
IPA diperoleh gambaran bahwa pada kegiatan inti guru menyampaikan materi

2

dengan ceramah (konvensional) dan siswa hanya sebagai penerima, setelah
penjelasan dirasa cukup, guru menugasi siswa mengerjakan latihan. Dilihat
dari

kecenderungan

tersebut,

guru

mengawali

pembelajaran

tanpa

menggunakan apersepsi, tidak ada pengantar sebelum menyampaikan materi,
sehingga siswa kurang tertarik dan kurang perhatian terhadap proses
pembelajaran. Di samping itu guru masih mendominasi pembelajaran atau
pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Sementara data hasil ulangan harian semester ganjil tahun ajaran 2013-2014
di ketahui bahwa sebanyak 9 siswa ( 36%) telah tuntas belajar sedangkan 16
siswa (64%) belum tuntas belajar. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang telah ditentukan yaitu 61. Salah satu alternatif yang tepat untuk
pemecahan masalah di atas adalah dengan menggunakan metode inkuiri.
Karena penerapan metode ini dapat meningkatkan proses pembelajaran
menjadikan siswa aktif, mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor, dan membuat cara berpikir siswa lebih ilmiah dan rasional, serta
meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan alam melalui metode inkuiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan perbaikan
pembelajaran dengan mengadakan penelitian dengan judul : “Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V
SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan”.

3

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian
tindakan kelas ini adalah:
1. Proses pembelajaran IPA masih sering menggunakan metode ceramah.
2. Prestasi belajar siswa masih di bawah KKM yaitu 61
3. Guru belum mampu mencari strategi pembelajaran yang tepat untuk
merangsang kemampuan siswa agar prestasi belajar meningkat.
4. Kurangnya aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
5. Guru masih mendominasi pembelajaran atau pembelajaran masih berpusat
pada guru (teacher centered).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V
SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan?”.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar IPA melalui Metode Inkuiri pada Siswa Kelas V SD Negeri
Gedung Agung Kecamatan Jati Agung lampung Selatan.

E.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diperuntukan:
1. Bagi Siswa, untuk :

4

a. meningkatkan proses pemebelajaran sehingga prestasi belajar
meningkat.
b. Dijadikan salah satu model dalam proses belajar dan pembelajaran.
2. Bagi Guru, untuk :
a. Meningkatkan proses mengajar
b. Meningkatkan profesionalisme guru.
c. Ikut berperan aktif dalam pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
3. Bagi Sekolah, untuk :
a. Referensi dalam perbaikan pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Peneliti lain, untuk :
a. Sebagai bahan rujukan dalam penelitian lebih lanjut di tempat yang
berbeda

F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut: prestasi
belajar siswa akan meningkat dengan signifikan apabila menggunakan
metode inkuiri dalam proses pemebelajaran IPA kelas V di SD Negeri
Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau
pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang
dialaminya sehingga terjadi perubahan yang berarti bagi siswa baik kognitif,
afektif dan psikomotor. Proses membangun makna atau perubahan tersebut
dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Menurut Sofa
(2008:5), belajar adalah “proses aktif dan kompleks dalam upaya memperoleh
pengetahuan baru.

Proses yang terjadi merupakan proses kognitif sebagai

interaksi antara kegiatan persepsi, imajinasi, organisasi, dan elaborasi. Proses
pengorganisasian dan elaborasi memungkinkan terbentuk hubungan antar
konsep”.

Sedangkan Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2000:9) mengemukakan
bahwa “pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun”. Senada dengan
pendapat Skinner dalam Nashar (2004:49) menggungkapkan belajar :
“merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu mengarah kepada
perubahan tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman”. . Dalam belajar ditemukan adanya (1) kesempatan terjadinya

6

peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar, (2) respons si pelajar, dan (3)
konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu aktivitas dan bukan hanya
sekedar mengingat melainkan mengalami dan bukan sekedar penguasaan suatu
hasil atau tujuan, melainkan membangun makna atau perubahan kognitif,
afektif dan psikomotor dari berbagai informasi dan pengalaman yang
diterimanya.

B. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi berarti hasil yang
telah dicapai. Sedangkan menurut Depdikbud dalam Susanti, (2009 : 13)
pengertian belajar adalah “usaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.
Menurut

Larasati

(2005:11)

mengemukakan

bahwa

“prestasi

belajar

merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses
belajar. Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah
laku afektif dan tingkah laku psikomotorik”. Dengan sumber yang sama
prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.
Manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator,
keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan, adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan
seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot

7

yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2000:3)
prestasi belajar adalah “hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar, dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
Senada dengan pendapat Hamalik (2005:161) mengemukakan prestasi belajar
“menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan
indikator adanya perubahan tingkah laku siswa”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah kepandaian dalam penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang telah dicapai oleh seseorang baik tingkah laku kognitif, afektif, dan
psikomotor.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah suatu faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang berasal dari luar individu. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain
adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Menurut Hamalik
(2005: 13-14) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Interen

8

Faktor interen adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun

yang

dapat

digolongkan

ke

dalam

faktor

interen

yaitu

kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
a. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang
berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang
anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang tinngi
dibandingkan dengan teman sebayanya. Oleh karena itu jelas, bahwa
faktor kecerdasan merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai
kecakapan pembawaan. Hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata
aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan tertentu. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan
dan latihan. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang
studi tertentu.

9

c. Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai rasa sayang. Menurut Winkel
minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Selanjutnya Sardiman mengemukakan minat adalah suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara
situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhankebutuhannya sendiri.
d. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan
motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
2. Faktor Eksteren
Faktor eksteren adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalamanpengalaman, keadaan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pengaruh

10

lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu.
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan
bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Dimana
keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak
ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru
sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih
giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara
guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran
yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

11

c. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak,
terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya
merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang
untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya
merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentu
anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan
lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan
sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan prestasi
belajar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
itu sendiri dan juga dari luar individu tersebut. Maka dari itu, kedua faktor
tersebut sangat berkaitan dan berperan dalam keberhasilan peningkatan prestasi
belajar.

D. Pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa
pengetahuan, gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematik untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di SD bermanfaat

12

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Sains
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Menurut Depdiknas (2004:33), Pendidikan Sains
diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.
Menurut Sumaji (2000:31), IPA “berupaya untuk membangkitkan minat
manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya mengenai
alam sekitarnya”. Menurut Depdiknas (2004:97) Mata pelajaran IPA adalah
“program

untuk

menanamkan

dan

mengembangkan

pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan
menghargai kebesaran Sang Pencipta”.

Dalam Standar Isi dan Penentuan Standar Kelulusan yang dituliskan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkanya di dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiry dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

13

lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan seharihari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang
dapat diidentifikasikan.

Oleh

karena itu,

pembelajaran IPA di SD/MI

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

E. Tujuan Pembelajaran IPA
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD bahwa aspek yang
hendak dicapai dalam pembelajaran IPA di SD, khususnya kelas V secara garis
besar tujuan pembelajaran IPA adalah Benda dan Alam sekitar :
(1) Mengidentifikasi benda dan sifatnya, (2) Mendeskripsikan proses
perubahan benda dan hubungan antar sifat benda serta manfaatnya bagi
kehidupan. Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA SD di atas, maka
jelaslah bahwa pembelajaran IPA

diperlukan suatu kemampuan dan

keterampilan guru yang benar-benar menguasai sifat-sifat dan konsep
keilmuan IPA secara mendalam. Pembelajaran tidak hanya berupa transfer
pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana hasil pembelajaran
tersebut bermakna bagi siswa.

F. Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah salah satu metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar.
Menurut Ibrahim (2007:2), secara umum,
bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan
pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku
lain secara kritis, merencanakan penyelidikan

inkuiri adalah “proses yang
mengobservasi, merumuskan
dan sumber-sumber informasi
atau investigasi, mereview apa

14

yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi
data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya”.
Sedangkan Schmidt dalam Ibrahim (2007:1), “model inkuiri menekankan
kepada proses mencari dan menemukan”. Peran siswa dalam model ini adalah
mencari dan menemukan sendiri pemecahan suatu permasalahan dalam materi
pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar.

Kardi (2003:3) mendefinisikan “metode inkuiri sebagai metode

mengajar yang dirancang untuk membimbing siswa bagaimana meneliti
masalah dan pertanyaan berdasarkan fakta”. Inkuiri adalah suatu proses untuk
memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan
eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir
kritis dan logis. Sementara itu, Trowbridge dalam Putrayasa (2009:2)
menjelaskan bahwa “Model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pada inkuiri menempatkan
siswa sebagai subyek belajar”.

Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.
Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri
adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan
memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sagala (2006:197)
menyatakan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan model
inkuiri, yaitu:
(1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa,

15

(2) menetapkan jawaban sementara (hipotesis),
(3) siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan/hipotesis,
(4) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan
(5) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini langkah pembelajaran inkuiri yang akan dilaksanakan dengan
menggabungan pendapat-pendapat dari para ahli yaitu: dalam kegiatan tahap
kesatu pembelajaran guru mengajukan pertanyaan atau menampilkan fenomena
dalam kehidupan sehari-hari, tahap kedua siswa merumuskan masalah
berdasarkan pertanyaan atau fenomena dalam kehidupan sehari-hari, tahap
ketiga siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji, tahap keempat untuk menguji hipotesis
dilakukan pengumpulan data dari eksperimen dan tahap kelima menganalisis
data untuk menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Sehingga pada
akhirnya dari hasil eksperimen, siswa akan memperoleh konsep-konsep yang
relevan dari materi yang dipelajari. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat
secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan guru.
Menurut Sanjaya (2006:96) bahwa pelaksanana metode pembelajaran inkuiri
mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya :
a. Kelebihan metode inkuiri
1. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
2. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.

16

3. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
4. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
5. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
6. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang
menguasai kelas.
7. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar.
8. Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat
mengembangkan pendidikan demokrasi.
9. Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan
dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.
b. Kelemahan metode inkuiri
1. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi,
bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima
informasi dari guru apa adanya.
3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai
pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa
dalam belajar.
4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang
kurang aktif.

17

5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda,
misalkan SD.
6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih
baik.
7. Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan
guru.
8. Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika
pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
9. Pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan kepada
situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjannya sebagai guru, sehingga prestasi belajar
siswa menjadi meningkat Hal ini didasarkan atas masalah dan tujuan
penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di
lapangan, dan hasilnya akan dikaji dan ditindak lanjuti secara reflektif,
kolaboratif, dan partisipatif.
B. Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gedung
Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2014. Waktu penelitian dilaksanakan dari Juli sampai
dengan September 2014.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Gedung Agung Kelas
V Jati Agung Lampung Selatan 2013/2014 yang berjumlah 25 orang
siswa, yang terdiri laki-laki 16 orang siswa dan perempuan 9 orang siswa.

19

C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan
tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi, dan dilaksanakan dengan
kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru, prosedur penelitian yang
akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang
terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu :
(1) Perencanaan (planning),
(2) Pelaksanaan (acting),
(3) Pengamatan (observing), dan
(4) Refleksi (reflecting)
Adapun urutan kegiatan secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut :
RENCANA
TINDAKAN
ANALISIS &
REFLEKS
I

SIKLUS 1
PELAKSANAAN
TINDAKAN

OBSERVASI

PERBAIKAN RENCANA
TINDAKAN
ANALISIS &
REFLEKS
I

SIKLUS 2

OBSERVASI

PELAKSANAAN
TINDAKA
N
DST

Gambar 3.1. Skema Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Dimyati dan Mujiono, 2000:124).

20

Prosedur penelitian seperti tergambar di atas di terjemahkan sebagai berikut :
1. Perencanaan, yaitu rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan
tindakan. Menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di
dalam pembelajaran. Dalam kaitan ini rencana disusun secara reflektif,
partisipatif, dan kolaboratif antara peneliti dengan guru agar tindakan lebih
terarah pada sasaran yang hendak dicapai.
2. Pelaksanaan, merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek
pembelajaran berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersamasama sebelumnya.
3. Observasi, yaitu merupakan kegiatan melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan dan tes formatif. Berdasarkan pengamatan ini kita
akan dapat menentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki
agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan.
4. Refleksi, yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan
berahir. Pada kegiatan ini kita akan mencoba melihat atau merenungkan
kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses
belajar siswa.
D. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kelas
Pada pelaksanaan tindakan kelas ini direncanakan dengan dua siklus, dan
setiap siklus mencakup empat tahapan yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap observasi
4. Refleksi

21

Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan
dalam pembelajaran dengan metode inkuiri.
2) Membuat Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Media pembelajaran, dan alat evaluasi.
4) Membuat lembar instrumen atau alat observasi selama pembelajaran.
5) Membuat skenario proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan sekenario pembelajaran yang
termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan standar
kompetensi “memahami hubungan antar gaya, gerak dan energi serta
fungsinya” dan kompetensi dasar “mendiskripsikan hubungan antar gaya,
gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gerak gesek, gaya
magnet” serta “menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat”. Guru melaksanakan tes awal
(Pretest) untuk mengetahui tentang pengetahuan awal siswa sebelum
materi diberikan.

Langkah-langakah yang harus ditempuh dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode inkuiri, adalah:
(1) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa,
(2) menetapkan jawaban sementara (hipotesis),
(3) siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab
permasalahan/hipotesis,

22

(4) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan
(5) mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.

c. Tahap Observasi
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar lembar tes formatif. Sebagai observer adalah guru
mitra yang telah ditunjuk dan siswa sebagai subjek belajar. Dari tahap ini
akan diperoleh komentar langsung dari guru mitra secara lisan mengenai
kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa untuk
mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses
pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan
perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Kegiatan menganalisis informasi yang terkumpul dan dicari kaitan antara
satu dengan lainnya serta membandingkan dengan sebelumnya. Guru
merefleksikan kegiatan pembelajaran yang berlansung dengan membuat
kesimpulan, hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah
lebih lanjut dalam rangka mencapai tujuan PTK. Apabila masalah PTK
dirasa belum tuntas atau indikator belum tercapai maka PTK akan
dilanjutkan pada siklus berikutnnya.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada Siklus II sama seperti
pada siklus pertama, hanya saja dalam pelaksanaan siklus II ini akan diawali
dengan perbaikan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi
siklus I. Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji

23

proses pembelajaran yang dilakukan guru dan mengkaji prestssi belajar siswa,
sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran baru pada
siklus-siklus berikutnya.
E. Alat Pengumpulan Data
1. Pedoman wawancara, instrumen ini juga dirancang oleh peneliti
berkolaborasi dengan guru mitra. Pedoman ini digunakan untuk menjaring
data berkaitan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan
pendapat tim serta siswa terhadap metode inkuiri
2. Tes prestasi belajar, instumen ini digunakan untuk menjaring data
mengenai peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mengenai
penguasaan terhadap materi yang telah dibelajarkan dengan menggunakan
metode inkuiri. Tes prestasi belajar yang digunakan adalah berbentuk esai
(uraian).
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Prestasi Belajar
Data prestasi belajar yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil tes
formatif dari setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa.
a. Analisis Data
Jika siswa memperoleh nilai ≥ 61 maka prestasi belajar siswa tersebut
dikatakan baik dan sudah mencapai standar ketuntasan sekolah.
Untuk menghitung presentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 61
digunakan rumus:

24



X% 

S

S

x 100%

Keterangan:


X%
S
S

= Presentase siswa yang mendapatkan nilai ≥ 61
= Jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 61
= Jumlah seluruh siswa.

b. Analisis Nilai Rata-Rata Siswa
Data kuantitatif data penelitian ini didapatkan dengan menghitung nilai
rata-rata kelas dengan rumus:


X

 Xi
n

Keterangan:


X

= nilai rata-rata kelas
 Xi = total nilai yang diperoleh siswa
n
= banyak siswa
G. Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika: Siswa yang
tuntas minimal 75% dari 25 siswa, siswa dikatakan tuntas jika memperoleh
nilai 61 atau lebih.

33

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,

maka dapat ditarik

kesimpulkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan ratarata pretasi belajar siswa pada siklus I sebesar 62,40 menjadi 74,40 pada
siklus II di kelas V SD Negeri Gedung Agung Kecamatan Jati Agung
Lampung Selatan.
2. Melalui kolaborasi antara peneliti dengan observer (teman sejawat) dalam
pelaksanaan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan kompetensi
guru dan mengembangkan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan serta meningkatkan profesionalitas guru.

B. Saran
Agar pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan

prestasi

belajar siswa maka disarankan :
1. Bagi siswa,
Pembelajaran dengan metode inkuiri dapat membuat siswa lebih aktif,
serta dapat merangsang serta melatih nalar siswa untuk lebih kreatif,

34

menumbuhkan rasa percaya diri, merasa nyaman, senang dan merasa
dihargai, guru hendaknya lebih kreatif dalam merancang persiapan
mengajar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Bagi guru,
Hendaknya dapat membuat persiapan yang matang agar tujuan
pembelajaran yang direncanakan tercapai dan setiap akhir bahan kajian,
guru hendaknya mengadakan tes baik secara lisan, unjuk kerja atau tertulis
serta memberi penghargaan individu atau kelompok sehingga siswa lebih
termotivasi dan aktif selama kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi sekolah,
Dengan menggunakan pembelajaran dengan metode inkuiri diharapkan
dapat membuat siswa selalu berusaha untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA dan juga kualitas pendidikan di sekolah.
4. Bagi peneliti lain.,
Penelitian ini hendaknya bisa dilakukan dan dikembangkan lebih lanjut
lagi sesuai dengan kelas dan sekolah yang berbeda dan atau hasil
penelitian ini bisa dipakai sebagai rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Isi, Standar Kelulusan. Depdiknas, Jakarta.
Dimyati, & Mudjiono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta.
Ibrahim. 2007. Model Pembelajaran PAIKEM. PT. Dahlia, Surabaya
Kardi, Soeparman. 2003. Merancang Pembelajaran Menggunakan Model Inkuaeri. UNS,
Surabaya.
Larasati, 2005. Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Nashar, Haji. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran.
Dahlia Press, Jakarta.
Putrayasa, 2009. Pendidikan IPA SD, PT. Bineka, Semarang.
Sumaji. 2000. Proses pembelajaran. Bumi Aksara, Jakarta.
Susanti. 2009. Asesmen Pembelajaran Sekolah Dasar. Depdiknas, Jakarta.
Sofa. 2008. Pengelolaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Wina. 2006. Stategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana, Jakarta.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 5 TALANG TELUK BETUNG SELATAN BANDAR LAMPUNG

1 16 17

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 JATI AGUNG AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 68

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANDANSARI SELATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 8 47

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 62

MAKNA TRADISI SELAPANAN PADA MASYARAKAT JAWA DI DESA GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 63

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

1 3 134

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui metode Inkuiri Terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015.

0 1 508

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode inkuiri terbimbing.

0 3 187

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN 1 MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING SKRIPSI

0 0 185