UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh ELYA ATRIANI

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 8 Kaarang anyar kecamatan Jati agung kabupaten Lampung selatan diketahui bahwa hasil belajar siswa Kelas V masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model pendekatan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus dan setiap siklus melalui tahap berupa perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang diambil meliputi data kuntitatif berupa tes hasil belajar dan data kualitatif berupa hasil lembar observasi.

Berdasrkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pendekatan pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata pada siklus I hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus 1 nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 48.18 dan siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 75.56 sehingga nilai rata-rata siswa meningkat, aktivitas belajar siswa dapat dilihat bahwa kektifan siswa saat pembelajaran pada siklus 1 sebesar 59,84% dan siklus 2 sebesar 78.03% sehingga meningkat sebesar 18.19%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati agung Kabupaten Lampung Selatan.


(2)

(3)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD

NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

ELYA ATRIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

SURAT PERNYATAAN ORISINAL PENELITIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat dan kegunaan Penelitian... 6

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Inkuiri ... 9

2.1.1 Tingkatan-tingkatan inkuiri ... 10

2.1.2 Langkah-langkah Inkuiri ... 15

2.1.2 Kelebihan dan Kelemahan Inkuiri ... 17

2.2 Pengertian Aktivitas ... 19

2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 21

2.3.1 Hasil Belajar ... 21

2.3.2 Tujuan Belajar ... 24

2.4 Kajian Materi IPA ... 27

2.5 Penelitian yang Relevan ... 30

2.6 Kerangka Pikir ... 31

2.7 Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 35

3.1.1 Setting Penelitian ... 36

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.1.3 Tehnik Analisis Data ... 37


(5)

3.3 Indikator Keberhasilan... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah ... 45

4.2 Deskripsi Awal ... 46

4.3 Hasil Penelitian ... 46

4.4 Pembahasan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 75

2. RPP 1 ... 79

3. RPP 2 ... 82

4. LKS 1 ... 86

5. LKS 2 ... 88


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Hasil Ujian Semester ... 4

2. Gambar Krangka Pikir ... 33

3. Gambar Penelitian Tindakan Kelas ... 40

2. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 ... 49

3. Hasil Belajar Siswa Siklus 2 ... 54

4. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 dan 2 ... 57

5. Gambar Grafik Hasil Belajar Siswa 1 dan 2 ... 57

6. Aktivitas Siswa Siklus 1 dan 2 ... 58

7. Gambar Grafik Aktivitas Belajar Siswa ... 58

8. Kinerja Guru 1 dan 2 ... 59


(8)

(9)

(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, pencipta semesta alam yang telah memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan rasa syukur yang dalam, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ipa melalui pendekatan inkuiri pada siswa kelas v SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Kenyataan ini yang menyadarkan penulis bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, niscahya skripsi ini tidak akan terselesaikan. Maka pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr .H. Bujang Rahman, M, Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memfasilitasi serta memberikan kemudahan penulis selama melakukan studi dan penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan arahan berbagai urusan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung yang telah memberikan arahan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ngadimun HD, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan penyususn skripsi ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd, selaku dosen pembahas yang telah bersedia memberikan bimbingan, kritik, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi S-1 PGSD Universitas

Lampung, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas kepada penulis.


(12)

7. Sahabat-sahabat penulis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bersama kalian kemaknai indahnya persahabatan

8. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, namun telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dengan ikhlas dicatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan.

Bandar lampung, Juli 2014 Penulis,


(13)

MOTO

Success will not be worth if it’s spoken, but it would be worth if it’s done, so stand up and finish what you started!!

(The Biggest Loser)

Kesuksesan tidak akan bernilai jika diucapkan, tetapi akan bernilai jika dikerjakan, jadi bangunlah dan selesaikan apa yang kamu mulai!!


(14)

PERSEMBAHAN

Seiring dengan sujud syukur pada-nya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahanda H. Rudani dan Hj. Kartini, terimakasih atas doanya yang selalu mengiringi penulis untuk mencapai cita-cita

2. Suamiku Krisno, S.E yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam kehidupanku.

3. Anakku Keysha Aluna Jannaty yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studiku.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Elya atriani dilahirkan di Lampung Utara pada Tanggal 28 Mei 1987, anak ke dua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak H. Rudani dan Ibu Hj. Kartini (Almh)

Riwayat Pendidikan yang telah ditempuh:

1. SD Negeri 1 Raja Basa, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 1999. 2. SMP AL-Kautsar, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 2002 3. SMA AL-Azhar 3, Bandar Lampung tamat dan berijazah tahun 2005 4. S1 Ekonomi Manajemen IBI Darmajaya, Bandar Lampung tamat dan

berijazah tahun 2009

5. Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa FKIP-S1 PGSD dalam jabatan di Universitas Lampung.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa dalam melaksanakan keprofesionalan guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai mengevaluasi hasil pembelajaran, meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial, ekonomi peserta didik dalam pembelajaran (Triadi, 2009: 1).

Berkenaan dengan peranan pendidikan, orang-orang yang beradab setidak- tidaknya memiliki common sense bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dimana pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan memiliki pengaruh atau kekuatan yang dinamis dalam menyiapkan kehidupan manusia dimasa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu


(17)

2

yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya dimana manusia itu hidup (Agus, 2010: 1).

Peranan pendidikan sangat penting bagi kehidupan kita maka seorang pendidik harus mengerti apa pengertian atau apa yang dimaksud dengan pendidikan, secara umum pendidikan dapat kita artikan sebagai proses mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa. Adapun pendapat para ahli bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap di dalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran-pemikiran, sikap-sikap, dan tingkah-laku (Agus dkk, 2010: 1). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya sehingga manusia memperoleh kepuasan dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan kehidupan sosial. Sehingga salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru atau pendidik adalah pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar

Untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik maka guru harus menguasai kemampuan mengajar berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berahklak dan melatih para siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi hidupnya kelak dimasyarakat. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah mengembangkan diri secara profesional. Hal ini berarti bahwa seorang guru SD dituntut menguasai materi pelajaran yang telah dipilih dan kemudian menyajikannya kepada siswa secara profesional, untuk memenuhi kemampuan tersebut maka seorang guru


(18)

3

harus memiliki kemampuan menilai kinerja siswa di kelas, dimana kinerja seorang siswa tersebut berkaitan erat dengan kualitas intruksional yang harus dimiliki guru dalam mengajar seperti mewujudkan suasana belajar dan proses pelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidik saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para guru dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang ada untuk menghadapi atau memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sehingga guru sebagai pendidik harus mempersiapkan pembelajran yang dapat meningkatkan cara berfikir siswa agar menjadi lebih kritis dan kreatif.

Dari sekian mata pelajaran yang diberikan di sekolah dasar (SD), salah satu pelajaran yang mengandung perhatian sangat besar yang di dalamya menuntut kreativitas guru dalam menyajikan pembelajarannya adalah ilmu pengetahuan alam (IPA) yang juga dikenal dengan mata pelajaran sains. Hal ini mata pelajaran IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang dijadikan target dalam ujian sekolah. Selain itu proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan metode-metode pembelajaran, misalkan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan, serta interaksi yang terjadi hanya satu arah karena guru yang dominan aktif, media pembelajaran hanya menggunakan buku dan papan tulis saja, serta fasilitas alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar


(19)

4

belum memadai. Sehingga terjadilah aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan. Siswa hanya cendrung menghafal pelajaran IPA yang disajiakan guru dan tidak termotivasi untuk menghubungkan materi pelajaran IPA dengan alam yang sebenarnya, sebagian besar siswanya kurang antusias dalam pembelajaran, siswa pasif, takut dan malu untuk mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian soal soal yang diberikan guru di depan kelas, sehingga banyak sekali siswa yang kurang menyukai pelajaran IPA dan menganggap IPA pelajaran yang sulit, dan menakutkan. Hal ini menyebabkan proses belajar mengajar belum dapat mencapai hasil belajar yang sesuia dengan harapan.

Dari pengamatan guru selama proses pembelajaran di SD Negeri 8 Karang Anyar berlangsung selama ini tampak hanya sekitar 40% orang siswa kelas V yang mendapat nilai ≥ 60. Untuk lebih jelasnya nilai rata-rata orang siswa tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1: Data Hasil Belajar Ujian Tengah Semester II Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

No. Rentang Nilai

Jumlah Siswa Persentase Kategori

1. 56 – 100 13 40% Tuntas

2. 26 - 55 20 60% Tidak Tuntas

Total 33 100%

Sumber: Daftar Nilai Hasil Belajar Ujian Tengah Semester

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai bidang studi IPA tahun pelajaran 2013/2014 sebagian besar siswa nilainya tidak tuntas, karena dari 33 orang siswa yang termasuk nilai kategori tuntas adalah 13 orang


(20)

5

siswa (40 %) dan yang termasuk nilai kategori tidak tuntas adalah 20 orang siswa (60,60 %) dengan KKM = 65. Hasil belajar tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kreteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah sehingga terlihat banyak siswa kurang siap dalam menerima materi pelajaran setiap pertemuan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah di atas, salah satunya adalah melalui model pendekatan inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas maka, penulis mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar tidak efektif dikarenakan guru belum sepenuhnya menerapkan metode-metode pembelajaran

2. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran

3. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru kurang menarik, berlangsung monoton dan membosankan

4. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar masih sangat terbatas oleh metode yang diterapkan.


(21)

6

1.3 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka penulis menemukan permasalahan yakni

1. Bagaimanakah model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mendeskripsikan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut:


(22)

7

1. Bagi Siswa

a. Agar siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan.

b. Model pembelajaran Inkuiri menjadikan siswa lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran IPA.

2. Bagi Guru

a. Model pembelajaran Inkuiri menjadi alternatif yang dapat digunakan atau diterapkan di kelas V untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

b. Model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran IPA di Kelas V SDN 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti penggunaan pendekatan inkuiri tersebut dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.


(23)

8

1.6 Ruang Lingkup penelitian

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penelitian ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 karang Anyar Kecamatan Jati agung kabupaten Lampung Selatan.

2. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir

3. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA pada materi Energi dan perubahannya.

4. Pendekatan pembelajaran yang digunakan yakni pendekatan inkuiri yang dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan Classroom Action Research yang berarti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Husein, 2006: 102). Dalam melaksanakan PTK perlu diperhatikan tahapan-tahapan yang terdapat pada prosedur PTK. Tahapan-tahapan PTK yang digunakan yaitu bentuk siklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi berlangsung dua kali atau hingga tercapainya tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) (Wardani, 2006: 2-4).

Terdapat empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama.


(25)

36

3.1.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 8 Karang Anyar dengan jumlah 33 siswa yang terdiri atas 13 siswa laki laki dan 20 siswa perempuan

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti.

c. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 dimulai pada bulan April sampai Juni 2014

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil Observasi aktivitas siswa dan kinerja guru pada setiap siklus. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh berdasarkan instrumen penelitian, yaitu dengan menggunakan teknik non-tes dan tes. Pengumpulan data dilakukan selama proses pembelajaran.

2. Tehnik Pengumpul Data

a. Observasi

Observasi, adalah suatu pengamatan yang dilakukan secara teliti dan sistematis. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara mengamati langsung kegiatan


(26)

37

belajar siswa dan cara guru mengajar yang diamati dalam penelitian ini adalah, keaktifan saat pembelajaran, keberanian berpendapat, ketekunan dan keberanian, dan kerja sama dalam pembelajaran.

b. Teknik Tes

Tes, adalah pengumpulan data dengan cara memberikan soal kepada siswa secara langsung untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa/hasil belajar IPA siswa tes tersebut penulis lampirkan dihalaman 74.

3. Alat Pengumpul Data a) Soal Tes

Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa secara kuantitatif dalam melaksanakan pembelajaran terpadu soal tes digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa/hasil belajar IPA.

b) Lembar Observasi

Berupa lembar observasi, digunakan untuk mengamati aktivitas kinerja guru maupun aktivitas belajar siswa secara kualitatif pada saat pembelajaran berlangsung.

c) Kamera

kamera digunakan untuk mengumpulkan data dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di kelas pada saat penelitian berlangsung.

3.1.3 Tehnik Analisis Data 1. Anlisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah nilai hasil tes peserta didik pada setiap siklus. Dalam verifikasi data ini penulis mengkonfergensikan data reduksi dan


(27)

38

display selanjutnya melakukan verifikasi data dengan mencocokkan teori yang terkait dengan penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan menghitung nilai rata rata peserta didik dengan cara:

Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

Dengan keterangan sebagai berikut. Rentang nilai Kategori

< 50 50-54 55-65 66-75 >75 Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil jika 65% dari jumlah peserta didik kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar mendapatkan nilai hasil belajar

mencapai atau lebih dari KKM yang ditentukan pada mata pelajaran IPA yakni 65 2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil lembar observasi baik pada observasi aktivitas peserta didik maupun aktivitas guru pada setiap siklus. Pada lembar observasi kegiatan peserta didik maupun guru, data yang diperoleh dapat dianalisis dengan skala keberhasilan sebagai berikut:

Rentang nilai Kategori < 50 50-54 55-65 66-75 >75 Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali


(28)

39

Dengan data yang diperoleh dari lembar observasi baik pada observasi peserta didik maupun observasi pada guru, maka akan terlihat apakah proses

pembelajaran yang terlaksana sesuai dengan proses pembelajaran yang diharapkan.

3.2Rencana Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. Tidak berbeda dengan pengertian tersebut, Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini dilakukan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2008: 1.5).

Pendapat yang tidak jauh berbeda diungkap oleh Umar (2003:97). Bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu berulang, setelah siklus 1 selesai, mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah yang belum tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan dengan siklus ke 2 dengan langkah-langkah yang sama.


(29)

40

Adapun siklus dari PTK ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber Umar Husein

Pengamatan/ Pengumpulan

Data I

Perencanaan Tindakan II

SIKLUS - II

Pelaksanaan Tindakan II Refleksi I

Bila Permasalahan belum selesai Permasalahan

Baru hasil Refleksi

Pengamatan/ Pengumpulan

Data II Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus selanjutnya

SIKLUS - I Perencanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I


(30)

41

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ditetapkan hal-hal sebagai berikut: a. Membuat instrumen kegiatan pembelajaran yaitu:

1. Lembar kegiatan pembelajaran, yakni urutan pembelajaran bagi guru, media dan metode yang akan diterapkan.

2. Lembar kegiatan dijadikan petunjuk dan arah kegiatan pembelajaran. b. Membuat instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar observasi aktivitas siswa 2. Tes hasil belajar

c. Mempersiapkan media dan metode yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan ini merupakan tinjak lanjut dari proses perencanaan, adapun prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apresiasi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai permasalahan yang berhubungan dengan materi ajar yang akan disajikan. Hal ini dilkukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajaran, serta memberitahukan tujuan minat siswa dalam proses

pembelajaran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran.

b. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

c. Guru menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari dengan menggunakan media yang disesuaikan dengan materi.


(31)

42

d. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus, pada tiap siklus guru menggunakan model pendekatan inkuiri. Selanjutnya diberikan evaluasi tiap siklus yang hasilnya sebagai bahan perencanaan dan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

a. Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti terhadap aktivitas siswa, saat proses pembelajaran berlangsung, mencatat semua yang terjadi dilapangan, menggunakan instrument yang dikumpulkan penulis.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dan hasil pengamatan oleh observasi. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan penjelasan tahapan Penelitian Tindakan Kelas jika permasalahan dalam kelas belum terselesaikan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya dngan tahapan yang sama pada setiap siklusnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis mengembangkan Penelitian Tindakan kelas dengan dua siklus dengan penjelasan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan siklus I

Sebelum pelaksanaan tindakan beberapa hal yang perlu direncanakan secara baik antara lain yaitu:


(32)

43

a) Membuat rencana pelaksanaan hasil belajar sesuai dengan model pendekatan pembelajaran inkuiri.

b) Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru dan instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa serta pedoman observasi aktivitas belajar siswa.

2. Pelaksanaan tindakan siklus I

Jika perencanaan telah selesai dilakukan maka rencana tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi belajar yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan perencanaan yang telah dilaksanakan pada tahap sebelumnya, misalkan dengan penggunaan media, alat peraga, LKS, model pembelajaran dan materi yang digunakan pada proses pembelajaran berlangsung.

3. Observasi siklus I

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersama. Secara umum kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama hasil belajar berlangsung. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi, dimana pada tahap ini guru dan siswa di observasi oleh peneliti, apakah hasil belajar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan hasil belajar yang telah dibuat bersama.

4. Refleksi siklus I

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interprestasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Informasi yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitanya antar yang satu dengan yang lainnya, di bandingkan dengan pengalaman sebelumnya,


(33)

44

dikaitkan teori tertentu dan tau hasil penelitian yang relevan. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II merupakan perbaikan siklus dimana tahap pelaksanaan sama dengan siklus I yaitu perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini mengacu pada refleksi pada siklus I hal ini demikian juga yang terjadi pada tahap siklus II.

3.3 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata rata nilai siswa setiap siklusnya dan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 8 Karang Anyar adalah ≥65. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa tersebut telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 65 dan suatu kelas dianggap tuntas belajar apabila 75% dari jumlah siswa telah mencapai ketuntasan belajar.


(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pendekatan inkuiri

Hakikat sains dan pendekatan Inkuiri dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses dan penerapannya, termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori, dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah. Inkuiri berasal dari kata “inquire” yang artinya mencari atau mempertanyakan. Model pendekatan inkuiri telah diperkenalkan sejak tahun 1970 sebagai suatu metode. Di Indonesia inkuiri sering dipasangkan dengan metode penemuan (discovery), khususnya dalam pembelajaran sains sekitar tahun 1980. Inkuiri kemudian dikenal sebagai pendekatan seperti pendekatan konsep, pendekatan tujuan, pendekatan lingkungan sekitar Tahun 1990, juga ada yang memperkenalkan sebagai salah satu model mengajar dari rumpun pemprosesan informasi sejak tahun 1980.

National science education standard menekankan pentingnya inkuiri dimasukkan dalam kurikulum sains, inkuiri bukan lagi dilihat sebagai metode, pendekatan atau model mengajar, melainkan sebagai tools of personality with value embeded. inkuiri sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan dan perlu diukur keberhasilannya pada siswa dan guru yang melaksanakannya (Nuryani, 2011: 1).


(35)

10

Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengko-munikasikan hasilnya. didalam Standar Nasional Pendidikan Sains di Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiry) oleh guru dan sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus dipahami dan mampu dilakukan oleh siswa. Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa. Sedangkan sebagai bagian dari materi pelajaran Biologi, inkuiri merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan penyelidikan ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa pemahaman mengenai peranan materi dan proses sains dapat membantu guru menerapkan pembelajaran yang bermula dari pertanyaan atau masalah dengan lebih baik (Nuryani, 2011: 1)

2.1.1 Tingkatan-tingkatan Inkuiri

Berdasarkan komponen-komponen dalam proses inkuiri yang meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), inkuiri terbimbing


(36)

11

(guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research). Klasifikasi inkuiri didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.

a. Traditional hands-on

Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap. Pada tingkat ini komponen esensial dari inkuiri yakni pertanyaan atau masalah tidak muncul, praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri.

b. Pengalaman Sains yang Terstruktur

Tipe inkuiri berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis yang ketiga ialah inkuiri terbimbing (guided inquiry), di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.


(37)

12

c. Inkuri Siswa Mandiri

Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa (student research). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.

klasifikasi inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keterlibatan siswa didalam inkuiri, yaitu:

a. identifikasi masalah.

b. pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah. c. identifikasi solusi terhadap masalah.

Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan siswa.

a. Inkuiri tingkat Pertama

Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing sebagai


(38)

13

pembelajaran penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.

Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan, siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas, tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

b. Inkuiri Bebas

Inkuiri tingkat kedua dan ketiga sebagai inkuiri bebas (unguided Inquiry). Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari


(39)

14

informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus kegiatan inkuiri harus dapat mengarahkan siswa pada penentuan cara kerja yang tepat serta asumsi mengenai kesimpulan yang akan diperoleh. Pertanyaan yang menjadi pangkal kegiatan inkuiri sangat penting bagi siswa yang belum berpengalaman dalam belajar secara mandiri. Oleh karena itu, guru harus berusaha mengembang-kan inkuiri mulai dari melatih siswa untuk merumuskan pertanyaan. Bagi siswa sekolah menengah khususnya di Indonesia kegiatan inkuiri perlu dilatih secara bertahap, mulai dari inkuiri yang sederhana (inkuiri-terbimbing) kemudian dikembangkan secara bertahap ke arah kegiatan inkuiri yang lebih kompleks dan mandiri (inkuri-bebas) (www.google.com).

Pembelajaran IPA hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir (Ilmiah).dalam upaya pengembangan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar IPA maka harus dikembangkan yang tidak mengkondisikan para siswa sebagai penerima saja pengetahuan dari guru. Tetapi suatu kondisi di mana guru dapat menjadi motivator siswa dalam kegiatan memahami dan mengkonstruksi penegtahuannya dan sebagai fasilitator dalam menumbuhkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.


(40)

15

2.1.2 Langkah Langkah Pembelajaran Inkuiri

a. klasifikasi permasalahan. Langkah awal adalah menentukan permasalahan yang ingin didalami atau dipecahkan dengan metode inkuiri. Permasalahan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Sebaiknya permasalahan yang ingin di pecahkan disiapkan sebelum mulai pelajaran. Permasalahan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, dialami dan dipecahkan oleh siswa.

b. identifikasi permasalahan perlu diidentifikasi dengan jelas dari tujuan sampai seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalan yang terlalu muda yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.

c. Membuat hipotesis, langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang persoalan itu. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnta saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.

d. Mengumpulkan data. Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak, biasanya untuk dapat mengumpulkan data


(41)

16

siswa harus menyiapkan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk pengumpulan data. Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan dan mengoprasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik. Setelah peralatan berfungsi siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan

e. Menganalisis data. Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk membuktikan apakah hipotesis benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan, dikelompokkan diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun dalam tabel agar mudah dibaca dan dianalisis. Data disusun atau dikelompokkan menurut yang menguatkan hipotesis dan yang netral, yang melemahkan hipotesis dan yang netral. Banyaknya data kadang menyulitkan siswa dalam mengelompokkannya. Campur tangan guru diperlukan.

f. Pengambilan kesimpulan. Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis kemudian diambil kesimpulan secar induktif setelah diambil kesimpulan kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal apakah hipotesis dapat diterima atau tidak. Setelah itu guru masih dapat memberikan catatan untuk menyatukan seluruh penelitian ini. Sangat baik bila dalam mengambil keputusan, siswa dilibatkan sehingga mereka menjadi semakin yakin bahwa mereka mengetahui secara benar. Bila ternyata hipotesis mereka tidak dapat diterima, mereka diminta untuk mencari penjelasan, guru membantu dengan berbagai pertanyaan.


(42)

17

2.1.3 Kelebihan dan kelemahan menggunakan inkuiri

Kelebihan menggunakan model pendekatan inkuiri yaitu sebagai berikut:

a. Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif

b. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa

c. Membantu dalam ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru

d. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

e. Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif dan terbuka

f. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional yaitu guru yang menguasai kelas

g. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar

h. Dapat melatih siswa untuk belajar dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi

i. Dalam diskusi guru dapat mengetahui kedalam pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang di bahas.

Kelemahan menggunakan model pendekatan inkuiri sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif


(43)

18

2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya

3. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator dan pembimbing siswa dalam belajar

4. Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif

5. Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda

6. Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingn guru yang lebih baik

7. Untuk kelas yang jumlah banyak akan sangat merepotkan guru

8. Pembelajarn akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.

Berdasarkan uraian materi di atas maka yang dimaksud dengan pendekatan inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematik, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat menyimpulkan hasil sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri dengan lakah lakah sebagai berikut:

1. Menyajikan pertanyaan atau masalah: guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan dipapan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.

2. Membuat hipotesis: guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam bentuk jawaban sementara. Selanjutnya guru membimbing siswa


(44)

19

3. Menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan

4. Merancang percobaan guru memberi kesempatan pada siswa untu menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan

5. Mengumpulkan dan menganalisis data: guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul

6. Membuat kesimpulan: guru membimbing siswa membuat kesimpulan.

2.2 Pengertian Aktivitas

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis ( kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Saat siswa aktif jasmaninya dengan sendirinya juga aktif jiwanya, begitu juga sebaliknya Poerwadarminta (2003: 23).

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,


(45)

20

mengerjakan tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta tenggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan pengetahuan, nilai nilai sikap, dan keterampilan pada siswa sebagai latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan murid dalam rangka mencapai tujuan belajar. Dengan keaktivan siswa maka akan menyebabkan intersksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengab siswa itu sendiri, sehingga suasana kelas akan menjadi segar dan kondusif. Dari keaktivan siswa maka banyak pula yang akan timbul dari siswa misalkan penegtahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.

Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah proses mengajar yang melibatkan siswa lebih aktif, baik secara fisik maupun mental, pembelajaran yang berlangsung tidak hanya terpusat pada guru memberi penjelasan materi di depan kelas, melainkan guru hanya membimbing dan mengarahkan sehingga siswa dapat menemukan konsep secara mandiri.

Faktor faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa

1. Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis (psikhis)


(46)

21

a. Aspek fisik (fisiologis)

Orang yang belajar membutuhkan fisik yang sehat.fisik yang sehat akan mempengaruhi seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Keadaan sakit pada tubuh mengakibatkan cepat lemah, kurang bersemangat, mudah pusing dan sebaiknya oleh karena ituagar seseorang dapat belajar dengan baik maka harus mengusahakan kesehatan dirinya.

b. Aspek psikologi

Aspek psikologis yang mempengaruhi aktivitas belajar adalah perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, berfikir, bakat dan motif. Secara rinci faktor faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik didalam maupun di luar dirinya, makin sempurna perhatian yang menyertai aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas belajar itu. Oleh karena itu guru seharusnya selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya agar aktivitas belajar mereka turut berhasil.

b. Pengamatan

Pengamatan adalah cara mengenal dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya dengan segenap panca indra. Karena fungsi pengamatan sangat sentral, maka alat alat pengamatan yaitu panca indra perlu mendapatkan perhatian yang optimal dari pendidik, sebab tidak berfungsinya panca indra akan berakibat terhadap jalannya


(47)

22

usaha pendidikan pada anak didik. Panca indara sangat dibutuhkan dalam melakukan aktivitas belajar

c. Tanggapan

Tanggapan adalah gambaran ingatan dari pengmatan dalam obyek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang lingkup dan waktu pengamatan.

d. Ingatan

Ingatan adalah salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dekat dengan persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan kemampuan untuk memahami sesuatu

2. Faktor eksternal terdiri dari beberapa faktor diantaranya yaitu sebagai berikut:

a. Keadaan keluarga siswa sebagai peserta didik disekolah sebelumnya telah mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga. Dikeluarga setiap orang pertama kali mendapatkan pendidikan, suasana dilingkungan keluarga menentukannya aktif atau fasipnya anak dalam mengikuti kegiatan tertentu.

b. Guru dan cara mengajar dilingkungan sekolah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan segala unsur yang terlibat didalamnya seperti bagaimana guru menyampaikan materi, metode, pergaulan dengan temnnya dan lain lain turut mempengaruhi tinggi rendahnya kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.


(48)

23

c. Alat alat pelajaran, alat alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru gurunya maka akan mempermudah dan mempercepat belajar anak anak.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan aktivitas siswa merupakan kegiatan atau prilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Belajar adalah sebagai proses yang menghasilkan kemampuan menampilkan tingkah laku „manusiawi‟ yang baru atau yang berubah dari sebelumnya (atau yang meningkatkan kemungkinan diperolehnya tingkah baru dengan adanya rangsangan yang relevan), yang menunjukkan bahwa tingkah laku baru atau yang telah berubah tidak dapat dijelaskan atas dasar proses atau pengalaman tertentu, semisal berlama lama atau melelahkan (Knight, 2007: 15).

Belajar adalah sebagai kegiatan yang memberikan dampak terhadap pelakunya baik dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman dengan demikian hasil belajar yang dilakukan siswa memberi dampak yang terlihat dalam kecakapn, sikap, kebiasaan, kepandaian atas suatu bidang (Amalia, 2011: 5).


(49)

24

2.3.2 Tujuan belajar

kegiatan belajar tentunya memiliki tujuan tertentu bagi manusia, khususnya yang kita bahas di sini adalah kepada siswa.

1. memberikan pengetahuan “konsep”, hal hal yang berhubungan dengan kenyataan yang berkenaan dengan dunia. Dalam duni pendidikan, hal ini bisa juga disebut sebagai aspek kognitif. Dalam proses belajar tentu manusia melalui tahap berfikir. Karena itu, tahap hubungan antara proses berpikir dan pengetahuan yang dibutuhkan manusia atau siswa tidak lah dapat dipisahkan satu sama lain. Jika tidak ada rangsangan berupa pengethuan, siswa tidak dapat berfikir.

2. Memberikan pemahaman norma dalam bersikap pada kehidupan sehari hari atau biasa disebut sebagai aspek afektif. Dalam kegiatan belajar mengajar, bukan hanya pengetahuan yang didapat siswa, melainkan juga memahami bagaimana seharusnya manusia sosial bersikap sesuai kaidah dan norma yang benar dalam kehidupan sehari hari. Tujuan ini adalah sesuai dengan prinsip dalam hal mendidik, yaitu dalam proses ini guru memberikan pembinaan kepribadian, sikap mental dan akhlak yang baik dalam berkehidupan masyarakat.

3. Memberikan dan mengajarkan keterampilan atau disebut psikomotorik. Tujuan ini berhubungan dengan jasmani dan rohani. Dalam aspek jasmani, ini berhubungan dengan gerak atau bisa dilihat dari kegiatan olahraga, misalnya. Sedangkan dalam aspek rohani, lebih dititik beratkan pada hal abstrak meliputi kemampuan dan keterampilan berpikir serta bagaimana siswa


(50)

25

memperlihatkan kreativitasnya dalam merumuskan konsep, ide dan menyelesaikan masalah yang disuguhi dalam kegiatan belajar. Ketiga hal tersebut merupakan tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar dan tidak dapat dipisahkan kesatuannya.

Pengertian belajar adalah hal biasa bagi siswa. Belajar menjadi tanggung jawab pribadi siswa terhadap diri, orang tua, dan guru. Usaha siswa dalam belajar akan menghasilkan pemahaman konsep atas berbagai macam aspek kehidupan, misalnya tentang alam, ilmu hitung, atau kehidupan sosial (Amalia, 2011: 7).

Evaluasi proses pembelajaran, untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangakat tujuan tertentu, dimana lebih dititkberatkan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran dengan model penilaian berbasis kelas menggunakan metode AQL (acceptable quality level). Evaluasi hasil belajar adalah untuk menetukan kedudukan atau peringkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu, dimna lebih dititikberatkan untuk mengukur keberhasilan belajar masing masing siswa dengan model penilaian berbasis kompetensi menggunakan metode tes yang terstandarisasi (Yuniarto, 2009: 7).

Faktor faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

1. Faktor intern, yang meliputi faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan

2. Faktor eksternal, yang meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.


(51)

26

Faktor intern yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, dan cacat tubuh. Proses belajar mengajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Faktor cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baiknya/kurang sempurna mengenai tubuh atau badan.

b. Faktor fsikologis, faktor fsikologis antara lain adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.

c. Faktor kelelahan, agar peserta didik dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan sampai terjadi kelelahan dalam proses belajar

Faktor faktor ekstern yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a) Faktor keluarga, peserta didik yang belajar akan pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah, faktor sekolah yang mengaruhi belajar ini mencakup metode mengajr, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran dan metode belajar.

c) Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan peserta didik dalam masyarakat.


(52)

27

Berdasarkan kajian diatas penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang didapatkan oleh peserta didik setelah peserta didik melakukan kegiatan belajar baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan taksonomi bloom hasil belajar dalam rangka studi yang dicapai melalui 3 kategori ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikoomotorik.

1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda menghubungkan mengamati

Hasil belajar siswa tersebut digunakan untuk dijadikan ukuran atau kreteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik (Slameto, 2002 :56).

2.4Kajian Materi Penelitian IPA (Energi dan Perubahannya)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan, proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut, sedangkan sains merupakan suatu kebutuhan yang dicari


(53)

28

manusia karena memberikan suatu cara berfikir sebagai struktur pengetahuan yang utuh. Secara khusus sains menggunakan suatu pendekatan empiris untuk mencari penjelasan alami tentang fenomena alam semesta yang diamati. Meskipun studi tentang sains dipecah menjadi beberapa disiplin, tetapi inti dari masing masing terletak pada metode dan mempertanyakan hasilnya secara berkesinambungan. Mendidik melalui sains dan mendidik dalam sains merupakan suatu wahana dalam mempersiapkan anggota masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan arah penerapnnya. Sebagai bagian dari pendidikan umum, peserta didik seyogianya berpartisipasi dan menilai sendiri pencapaian ilmiahnya, termasuk juga bertindak berdasarkan pengalaman dan temuan mereka sendiri (Sarjan, 2004: 71)

Energi dan Perubahannya (Kajian Materi Penelitian)

1. Gaya Menyebabkan Benda Bergerak

Gaya menyebabkan benda bergerak, suatu benda dikatakan bergerak apabila benda tersebut berubah dari kedudukan semula, benda dapat bergerak disebabkan karena ada gaya yang bekerja pada benda tersebut, jadi gaya adalah sesuatu yang bekerja pada benda sehingga benda tersebut mengalami perubahan bentuk, arah atau perubahan kedudukan. Berkenaan dengan gaya, misalkan memindahkan meja dengan mendorongnya, memindahkan kursi dengan menariknya atau dengan mengangkatnya. Memindahkan bola dengan menendangnya, dan mengambil air dari dalam sumur dengan cara menimbanya. Kegiatan kegiatan tersebut dapat terjadi karena adanya tarikan atau dorongan yang dilakukan oleh manusia.


(54)

29

Perpindahan suatu benda kadang kadang dilakukan oleh hewan, misalnya kuda menarik pedati, sapi menarik gerobak, dan kerbau menarik bajak di sawah.

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda.

Sebagai mana telah diketahui bahwa benda dapat bergerak disebabkan karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Timbulnya gaya dapat dipengaruhi oleh beberpa faktor yaitu adanya dorongan, atau tariakan dan adanya gravitasi dan angin.

3. Percobaan berbagai Gerak benda

Untuk membuktikan bahwa benda bergerak disebabkan karena gaya, kita dapat melakukan beberapa percobaan sebagai berikut:

a. Ambil sebuah bola letakkan di atas lantai kemudian dorong perlahan lahan, kemudian apa yang terjadi? Mengapa bola berpindah tempat?

b. Tarik daun pintu. Apa yang terjadi? Mengapa pintu terbuka?

c. Ambil sebuah bola kemudian lemparkan jauh-jauh apa yang terjadi? Mengapa bola berpindah tempat?

Berdasarkan bebrapa percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa benda dapat bergerak disebabkan karena ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.

4. Cara gaya mengubah bentuk atau gerak benda.

a. Gaya mengubah bentuk benda


(55)

30

c. Gaya gesek dapat menghentikan gerak benda.

5. Beberapa peristiwa benda padat di dalam air

a) Terapung dan tenggelam

b) Membuat benda terapung menjadi tenggelam atau sebaliknya

6. Gaya magnet merupakan bagian yang sangat penting dari sejumlah besar mesin, perkakas dan alat pengukur.

Sifat-sifat magnet dan kegunaannya (benda-benda bersifat magnetis dan nonmagnetis

a. Magnet mempunyai gaya tarik

b. Gaya magnet dapat menembus benda-benda tertentu

c. Magnet mempunyai dua kutub

d. Kekuatan magnet berada pada kutub-kutubnya

e. Kutub magnet yang senama tolak-menolak, sedangkan kutub-kutub magnet yang tidak senama tarik –menarik

2.5Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa karya ilmiah yang telah menggunakan model pendekatan inkuiri, dari karya ilmiah tersebut dijelaskan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sebagaimana karya ilmiah yang dibuat oleh Abdul tahun 2010 yang meneliti mengenai penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA materi energi


(56)

31

dan perubahannya siswa kelas V SDN Pangetan II Singosari Kabupaten Malang. Pada karya ilmiah tersebut didapat kesimpulan dari hasil penelitian bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, peningkatan tersebut ditunjukkan oleh perbandingan antara siklus I dan siklus II serta adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut.

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran IPA V SDN Pangetan II Singosari Kabupaten Malang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata kinerja guru pada siklus I (53.00 %), dan siklus II (83.00 %) lalu persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (54,60 %), dan siklus II (88,07 %) sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (65,38), dan siklus II (84,61).

Berdasarkan keterangan di atas, penulis akan menggunakan model pendekatan inkuiri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Sehingga nantinya diharapkan dengan penggunaan model pendekatan inkuiri dapat benar-benar meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2.6 Kerangka Pikir

Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas melalui penelitian tindakan kelas ini, karena hasil belajar siswa masih rendah dalam mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam. Hal ini merupakan masalah


(57)

32

yang harus dipecahkan, untuk itu guru mengupayakan membantu siswa agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang baik lagi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V semester genap SD Negeri 8 Karang Anyar. Aktivitas dan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes melalui model pendekatan inkuiri dengan menggunakan kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu dengan nilai ketuntasan 65.

Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan berlangsung. Melalui model pendekatan inkuiri diharapkan lebih mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaraan IPA siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Tahun pelajaran 2013/2014


(58)

33

Secara skematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suryabrata Sumadi, 2006: 21). Berdasarkan kajian teori dan krangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut

Kondisi awal Guru/Peneliti

Belum memanfaatkan Pendekatan pembelajaran

inkuiri (y)

Siswa/yang diteliti aktivitas/hasil belajar

ipa (x) rendah

Memanfaatkan pendekatan Pembelajaran inkuiri

Siklus I

Siswa harus membiasakan belajar secara aktif dan

mandiri dalam setiap pembelajaran

Dengan penggunaan model pendekatan inkuiri, siswa merasa bersemangat, aktif,

dalam proses belajar sehingga aktivitas dan hasil

belajar siswa meningkat

Siklus II

Siswa mulai beradaftasi dengan proses pembelajaran inkuiri dan selalu aktif dalam proses

pembelajaran. Kondisi akhir


(59)

34

1. “Apabila model pendekatan inkuiri dilakukan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA”

2. “Apabila model pendekatan inkuiri dilakukan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA”


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan mata pelajaran IPA melalui metode inkuiri dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa melalui metode inkuiri dalam pembelajaran IPA menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan berdasarkan tabel 11 tentang hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus 1 nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 48.18 dan siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 75.56 sehingga nilai rata-rata siswa meningkat 26.06.


(61)

72

5.2Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Dalam pembelajaran siswa diharapkan lebih berkonsentrasi dan memperhatikan supaya aktivitas belajar siswa meningkat.

2. Guru yang mengajar IPA di sekolah ini agar lebih memperhatikan kebutuhan siswa dalam pembelajaran, penguasaan kelas juga lebih ditekankan, dan juga agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran akan lebih maksimal dan hasilnya pun juga akan lebih baik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya guru dalam pembelajaran IPA menggunakan metode pendekatan inkuiri karena sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA.

3. Sekolah hendaknya melengkapi sarana prasaran penunjang pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah buku-buku penunjang, tempat praktek yang memadai, peralatan praktek yang lengkap, bahan-bahan praktek dan lain-lain.

4. Penelitian ini hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan menerapkan model pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. (2011). Pengembangan Kemandirian Dalam Belajar. Cimanggis Depok. Media Pusindo

Knight, George. (2007). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta. Gama Media.

Rustaman, Nuryani. (2011).Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Slameto, (2002). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Solo. Rineka Cipta Sarjan, (2004). Sains 5. Klaten. CV Sahabat.

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Taufiq, Agus. (2010). Pendidikan Anak di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Triadi, Yuniarto. (2009). Penilaian Pembelajaran Teknik Elektronika Berbasis

Mutu. Suka Maju Depok. Arya Duta

Umar, Husein. (2003). Metode Penelitian untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Prasetya Danu. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Arkola Wardani, IGAK. (2007). Teknik Menulis karya Ilmiah. Jakarta. UT

www.google.com. Akses tanggal 23 Maret 2014. Lampung

www.google.com/url?q=http//ard-cerdasnet. Akses 15 April 2014. Lampung www.google.com/=http//ard-cahyarbsd.blogspot. Akses 15 April 2014. Lampung


(1)

32

yang harus dipecahkan, untuk itu guru mengupayakan membantu siswa agar dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar yang baik lagi sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa kelas V semester genap SD Negeri 8 Karang Anyar.

Aktivitas dan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes melalui model pendekatan

inkuiri dengan menggunakan kreteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh

sekolah yaitu dengan nilai ketuntasan 65.

Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan

berlangsung. Melalui model pendekatan inkuiri diharapkan lebih mampu

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaraan IPA siswa

kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung


(2)

Secara skematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

(Suryabrata Sumadi, 2006: 21). Berdasarkan kajian teori dan krangka pikir di atas,

maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut

Kondisi awal Guru/Peneliti

Belum memanfaatkan Pendekatan pembelajaran

inkuiri (y)

Siswa/yang diteliti aktivitas/hasil belajar

ipa (x) rendah

Memanfaatkan pendekatan Pembelajaran inkuiri

Siklus I

Siswa harus membiasakan belajar secara aktif dan

mandiri dalam setiap pembelajaran

Dengan penggunaan model pendekatan inkuiri, siswa merasa bersemangat, aktif,

dalam proses belajar sehingga aktivitas dan hasil

belajar siswa meningkat

Siklus II

Siswa mulai beradaftasi dengan proses pembelajaran inkuiri dan selalu aktif dalam proses

pembelajaran. Kondisi akhir


(3)

34

1. “Apabila model pendekatan inkuiri dilakukan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 8 Karang Anyar

Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA”

2. “Apabila model pendekatan inkuiri dilakukan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Karang

Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan pada mata pelajaran IPA”


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan aktivitas dan hasil belajar

siswa kelas V SDN 8 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

Selatan mata pelajaran IPA melalui metode inkuiri dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam

pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa melalui metode inkuiri dalam pembelajaran IPA

menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan berdasarkan tabel 11 tentang

hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pada siklus 1 nilai rata-rata yang

dicapai siswa sebesar 48.18 dan siklus 2 nilai rata-rata siswa mencapai 75.56


(5)

72

5.2Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran:

1. Dalam pembelajaran siswa diharapkan lebih berkonsentrasi dan

memperhatikan supaya aktivitas belajar siswa meningkat.

2. Guru yang mengajar IPA di sekolah ini agar lebih memperhatikan kebutuhan

siswa dalam pembelajaran, penguasaan kelas juga lebih ditekankan, dan juga

agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat memilih dan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran akan lebih

maksimal dan hasilnya pun juga akan lebih baik. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, sebaiknya guru dalam pembelajaran IPA menggunakan

metode pendekatan inkuiri karena sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar IPA.

3. Sekolah hendaknya melengkapi sarana prasaran penunjang pembelajaran.

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah buku-buku penunjang, tempat

praktek yang memadai, peralatan praktek yang lengkap, bahan-bahan praktek

dan lain-lain.

4. Penelitian ini hendaknya menjadi bahan pertimbangan dalam memilih dan

menerapkan model pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. (2011). Pengembangan Kemandirian Dalam Belajar. Cimanggis Depok. Media Pusindo

Knight, George. (2007). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta. Gama Media.

Rustaman, Nuryani. (2011).Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Slameto, (2002). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Solo. Rineka Cipta

Sarjan, (2004). Sains 5. Klaten. CV Sahabat.

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Taufiq, Agus. (2010). Pendidikan Anak di SD. Jakarta. Universitas Terbuka

Triadi, Yuniarto. (2009). Penilaian Pembelajaran Teknik Elektronika Berbasis Mutu. Suka Maju Depok. Arya Duta

Umar, Husein. (2003). Metode Penelitian untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta PT Raja Grafindo Persada.

Prasetya Danu. (2000). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Arkola

Wardani, IGAK. (2007). Teknik Menulis karya Ilmiah. Jakarta. UT

www.google.com. Akses tanggal 23 Maret 2014. Lampung

www.google.com/url?q=http//ard-cerdasnet. Akses 15 April 2014. Lampung www.google.com/=http//ard-cahyarbsd.blogspot. Akses 15 April 2014. Lampung


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 ADILUWIH TAHUN PELAJARAN 20112012

0 13 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV B SD NEGERI 8 KARANG ANGAR JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012

1 29 62

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV A SD NEGERI 7 KARANG ANYAR JATIAGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 19 42

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PRAKTIKUM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI BANJAR AGUNG UDIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

9 79 56

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK KELAS III SD NEGERI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 5

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 62

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GEDUNG AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

0 5 44

JUDUL INDONESIA: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN TEMA CITA-CITAKU MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SDN 5 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

0 10 70

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK DENGAN TEMA CITA-CITAKU MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SDN 5 KARANG ANYAR KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN

0 8 69