Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

Oleh: Aris Suatmaji

091134081

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. 2) mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A SDN Gedongtengen Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitafif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus I menurun menjadi 65,4% dan pada siklus II naik menjadi 80,8%. 2) upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data, e) membuat kesimpulan, f) mempresentasikan hasil dan g) evaluasi.


(2)

ABSTRACT

Science Learning Achievement’s Increase by Inquiry Method Application to Students Class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary School.

By: Aris Suatmaji

091134081

This research is aimed to: 1) improve student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method. 2) described efforts to increase student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method..

This research type was class action research (CAR). These research subjects were all of students’ class 4A Gedongtengen Yogyakarta Elementary School in academic years of 2015/2016 who were 26 students. Data submission was using multiple choice test instruments. Data analytic was using quantitative- qualitative analytic.

Research result shown us that: 1) inquiry method could increase students’ study achievement at science class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school. This thing proved by average score that the early condition was 68, at first cycle increase to be 7, at second cycle be 77,1. Completeness percentage at early condition was 72.2%, at first cycle decrease into 65,4%, and at second cycle increase into 80,8%. 2) The effort to increasing study achievement of students’ class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school using inquiry method succeed. It was done by these steps: a) orientation b) problem formulation, c) submits hypotheses, d) data submission, e) conclusion making, f) result presentation, and g) evaluation.


(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A

SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Aris Suatmaji 091134081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A

SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Aris Suatmaji 091134081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

SKRIPSI


(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu memberikan terang Roh

Kudus-Nya

Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan

bantuan baik moral maupun material serta selalu

menyebutkan nama saya dalam doanya

Adik dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan


(8)

MOTTO

Berdo'a sepenuh hati, bekerja sekuat tenaga.

Anonymous

Jika keajaiban itu tidak berpihak kepada kita,

maka kita sendiri yang akan membuat

keajaiban itu.

Roronoa Zoro (One Piece)

Mereka yang melakukan dengan baik, akan

mendapatkan yang terbaik juga.


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama: Aris Suatmaji NIM: 091134081

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS

IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA. kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang menyatakan


(11)

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

Oleh: Aris Suatmaji

091134081

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. 2) mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A SDN Gedongtengen Yogyakarta pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan wujud benda. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitafif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus I menurun menjadi 65,4% dan pada siklus II naik menjadi 80,8%. 2) upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan data, e) membuat kesimpulan, f) mempresentasikan hasil dan g) evaluasi.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, prestasi belajar, mata pelajaran IPA.


(12)

ABSTRACT

Science Learning Achievement’s Increase by Inquiry Method Application to Students Class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary School.

By: Aris Suatmaji

091134081

This research is aimed to: 1) improve student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method. 2) described efforts to increase student achievement Elementary School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method..

This research type was class action research (CAR). These research subjects were all of students’ class 4A Gedongtengen Yogyakarta Elementary School in academic years of 2015/2016 who were 26 students. Data submission was using multiple choice test instruments. Data analytic was using quantitative- qualitative analytic.

Research result shown us that: 1) inquiry method could increase students’ study achievement at science class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school. This thing proved by average score that the early condition was 68, at first cycle increase to be 7, at second cycle be 77,1. Completeness percentage at early condition was 72.2%, at first cycle decrease into 65,4%, and at second cycle increase into 80,8%. 2) The effort to increasing study achievement

of students’ class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school using

inquiry method succeed. It was done by these steps: a) orientation b) problem formulation, c) submits hypotheses, d) data submission, e) conclusion making, f) result presentation, and g) evaluation.

Key words: Inquiry method, Bloom’s cognitive process, learning achievement, Science.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN

YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

4. Drs. YB Adimasana, M.A, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, memberikan saran dan sabar dalam meluangkan waktu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Dra. Sri Astuti, Kepala Sekolah SD Negeri Gedongtengen yang telah memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Gedongtengen.

6. Antonius Samijo, guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian.

7. Siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini. Ayah Yosep Ngadiman, Ibu Kadariyah dan adikku Hermawan serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan kepada penulis.


(14)

8. Teman-teman angkatan 2009 (Agung, Jani, Icak, Yoga) yang sudah memberikan saran dan semangat selama penyusunan skripsi.

9. Djatmiko, Wahyu dan Dwi Wibisono serta semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJJUAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Pengertian ... 6

BAB IILANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Pengertian Inkuiri ... 7

2. Jenis-jenis Inkuiri ... 9

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ... 11

B. Prestasi Belajar ... 12

1. Pengertian Prestasi ... 12

2. Pengertian Belajar ... 13

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 14


(16)

5. Indikator Prestasi Belajar ... 16

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 19

D. Penelitian yang Relevan ... 20

E. Kerangka Berpikir ... 22

F. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Setting Penelitian ... 27

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

2. Subjek Penelitian ... 27

3. Objek Penelitian ... 27

C. Rencana Tindakan ... 27

1. Persiapan ... 28

2. Rencana Siklus I ... 28

3. Rencana Siklus II ... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 33

1. Uji Validitas Instrumen ... 33

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas ... 36

3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 38

4. Penentuan Reliabilitas ... 38

G. Analisis Data ... 39

H. Kriteria Keberhasilan ... 40

I. Jadwal Penelitian ... 41

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Pra Siklus ... 42

2. Siklus I ... 44

3. Siklus II ... 47

B. Pembahasan ... 50


(17)

2. Prestasi Belajar Siswa ... 53

BAB VPENUTUP ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 58


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 33

Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I ... 34

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II ... 35

Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas... 38

Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I ... 39

Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II ... 39

Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian ... 40

Tabel 3.8 Jadwal penelitian ... 41

Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya ... 42

Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 45

Tabel 4.11 Capaian siklus I ... 47

Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II ... 49

Tabel 4.13 Capaian siklus II ... 50

Tabel 4.14 Capaian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II... 54


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1SILABUS PEMBELAJARAN ... 64

Lampiran 2RPP Siklus I ... 71

Lampiran 3RPP Siklus II ... 76

Lampiran 4MATERI AJAR ... 82

Lampiran 5Soal Evaluasi siklus I ... 86

Lampiran 6Soal Evaluasi siklus II ... 89

Lampiran 7Hasil Evaluasi Siklus I ... 93

Lampiran 8Hasil Evaluasi Siklus II ... 95

Lampiran 9Tabel Validasi Soal Siklus I ... 97

Lampiran 10Tabel Validasi Soal Siklus II ... 99

Lampiran 11Uji Reliabilitas ... 101

Lampiran 12Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ... 102

Lampiran 13DOKUMENTASI SIKLUS I ... 106

Lampiran 14DOKUMENTASI SIKLUS II ... 110

Lampiran 15Surat Ijin Penelitian ... 113

Lampiran 16Surat Keterangan Penelitian ... 114


(20)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan pengertian dan manfaat penelitian. Berikut adalah pembahasannya:

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang diperoleh dari pengalaman melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang mencakup pengamatan, perumusan masalah, dugaan, eksperimen, dan simpulan. Objek dan persoalan IPA adalah semua gejala alam dan peristiwa yang dapat diindera dan diukur. Mata pelajaran IPA diprogramkan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa serta untuk mencintai dan juga menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Siringoringo, 2004: 1).

Pembelajaran IPA bagi siswa adalah mengajak siswa belajar mengungkapkan gejala-gejala alam dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti IPA dan bukan mentransfer pengetahuan secara informatif. Belajar IPA harus melibatkan unsur-unsur proses atau aktivitas siswa baik secara mental maupun fisik agar siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang nyata. Dengan demikian, belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi siswa berusaha untuk menemukan konsep.


(21)

Namun kenyataan yang dijumpai di lapangan bahwa dalam pembelajaran IPA SD umumnya masih menunjukkan kualitas yang belum memuaskan. Selama proses pembelajaran, keaktifan guru SD pada umumnya sangat dominan dengan memberikan informasi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat. Banyak guru mengajarkan IPA dengan cara yang kurang menarik atau membosankan, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengembangkan keterampilan dan sikap ilmuan, serta kurang mewujudkan interaksi antara siswa dan fenomena sains yang ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian kegiatan pembelajaran IPA di SD pada akhirnya hanyalah pemindahan dan perolehan fakta-fakta yang selanjutnya menjadi bahan hafalan bagi siswa. Corebima (dalam Siringoringo, 2004: 2) mengatakan bahwa anak belum mampu berpikir kritis, maksimal, dan kurangnya nalar siswa belum dilakukan guru terutama berkaitan dengan penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran IPA, dan akhirnya berpengaruh pada perolehan prestasi belajar.

Dalam pembelajaran sehari–hari, guru menyampaikan materi dengan menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dalam pengamatan siswa menangkap atau mengerti tentang materi yang diterangkan, tetapi setelah siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali diantara mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada dua–tiga siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar, itu pun anak-anak yang pandai saja. Ketika guru memberikan soal–soal latihan, terdapat siswa yang duduk sambil tidur–tiduran, tampak kurang bersemangat dalam belajar. Ketika hasil pekerjaannya dikumpulkan dan dikoreksi bersama secara silang antar siswa sekelas dengan bimbingan guru, ternyata banyak siswa yang kesulitan dalam


(22)

mengerjakan soal–soal latihan tersebut, masih banyak mendapat nilai yang rendah.

Akar penyebab kejenuhan atau kurang semangat belajar pada siswa mungkin karena guru kurang tepat dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru selalu menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Selain itu guru tidak menggunakan media pembelajaran. Hanya menggunakan buku paket dan latihan soal pada LKS, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, proses pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru dan siswa sebagai pendengar saja.

Dengan kondisi pembelajaran yang memprihatinkan penelaahan kembali praktek-praktek pembelajaran di sekolah-sekolah membutuhkan perhatian yang serius dari berbagai kalangan guna mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. Berbagai upaya telah dilaksanakan, akan tetapi persoalan yang mendasar yaitu praktek pembelajaran belum juga teratasi karena masih berpegang pada paradigma lama, praktek pembelajaran tradisional. Proses belajar mengajar mata pelajaran IPA terfokus pada guru, dan kurang berfokus pada siswa.

Pembelajaran inkuiri merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik. Pendekatan ini didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Kemudian Dahar (dalam Siringoringo, 2004:

54) mengatakan bahwa ”pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan


(23)

atau lama diingat, prestasi belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari prestasi belajar lainnya, secara menyeluruh belajar penemuan

meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas”.

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, termasuk juga di dalamnya yaitu meningkatkan aktivitas belajar IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta, peneliti merasa perlu untuk memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPA tersebut. Dengan demikian, peneliti mencoba merancang suatu penelitian dengan judul: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA”. Menurut peneliti, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek. Sehingga diharapkan di dalam diri siswa akan benar-benar tertanam konsep yang matang dan secara tidak langsung dapat meningkatkan pemahaman konsep, termotivasi belajarnya, serta dapat menumbuhkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA tidak sulit untuk dipelajari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta?


(24)

2. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA.

2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat seperti: 1. Bagi Siswa

Meningkatkan kemampuan siswa melalui metode inkuiri dengan melakukan eksperimen-eksperimen dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Menambah wawasan guru dalam penyampaian pembelajaran menggunakan metode inkuiri.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui model pembelajaran inovatif.


(25)

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan serta pengalaman melalui penerapkan metode yang didapatkan selama perkuliahan.

E. Batasan Pengertian

1. Metode inkuiri terbimbing adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana siswa mencari jawaban melalui serangkaian eksperimen dan menarik kesimpulan sebagai jawaban yang di bimbing oleh guru.

2. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar melalui serangkaian tes dan non tes ditunjukkan dengan bentuk nilai.

3. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam sekitar.


(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini dibagi menjadi empat bagian: yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan hipotesis.

A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar cenderung menggunakan istilah metode inkuiri.

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135) strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Sanjaya (2006:196) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek


(27)

kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

Metode inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Metode ini merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan prinsip dan melakukan demonstrasi

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan metode yang digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam metode inkuiri berarti guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.

Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya ber-discovery dan kemampuan lainnya. Dalam inkuiri, seorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan demonstrasi, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, dan sebagai berikut:


(28)

a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam. b) Merumuskan masalah.

c) Merumuskan hipotesis.

d) Merancang pendekatan eksperimen. e) Melaksanakan eksperimen.

f) Mensistensikan pengetahuan.

g) Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan suatu proses kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah dengan bimbingan guru. Sehingga siswa lebih memaknai pembelajaran dan berproses melalui pengalamannya sendiri. Siswa memiliki kesadaran sendiri untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dengan kemampuan yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan inkuiri terbimbing karena siswa SD belum terbiasa menggunakan metode inkuiri bebas dan perlu bimbingan agar pembelajaran bisa terlaksana serta siswa tidak bingung.

2. Jenis-jenis Inkuiri

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis menurut Sund dan Trowbrigde (dalam Mulyasa 2007:109). Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:


(29)

a) Inkuiri Terbimbing

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi atau permasalahan. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada setiap tahap, guru memberikan bimbingan agar siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan arahan yang dapat menggiring siswa untuk dapat memahami konsep pelajaran.

b) Inkuiri Bebas

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.


(30)

c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Permasalahan yang akan diselidiki diberikan oleh guru. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak bisa memilih masalah untuk diselidiki sendiri, namun ada bimbingan yang diberikan tetapi lebih sedikit. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006:199) terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri:

a) Orientasi

Orientasi merupakan langkah awal dalam metode inkuiri yang digunakan guru untuk mengondisikan siswa agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru melihat kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diajarkan. Kemampuan awal siswa dapat dilihat ketika guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

b) Merumuskan masalah

Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.


(31)

c) Mengajukan Hipotesis

Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas.

d) Mengumpulkan Data

Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan.

e) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.

f) Merumuskan Kesimpulan

Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.

Dalam metode inkuiri terbimbing guru membimbing siswa untuk merumuskan pertanyaan tentang gejala-gejala fenomena alam yang ada. Siswa melalukan penemuan melalui percobaan, pengamatan, pengumpulan data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi

Menurut Arifin (1991:3) “Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal


(32)

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan Environmental input Lerning Teaching Process.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan arti prestasi adalah kemampuan seorang siswa terhadap menyelesaikan tugas dan memberikan umpan balik untuk keperluan bimbingan, diagnosis, dan penyuluhan bagi guru.

2. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian tentang belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh kehidupannya.

Menurut Slameto (2010:2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang punya

banyak sifat dan jenisnya namun apa yang dilakukan tidak semua perubahan punya arti belajar. Misalnya seorang anak terserempet sepeda motor dan mempunyai luka lecet-lecet, itu tidak termasuk perubahan belajar.

Menurut Hamalik (2003:27) “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.” Belajar merupakan suatu


(33)

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar punya arti lebuh luas yaitu mengalami. Hasil belajar bukah hanya penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa, belajar merupakan suatu proses seseorang merubah tingkah laku melalui pengalaman sendiri terhadap interaksi lingkungan sekitar. Interaksi inilah yang membuat pengalaman-pengalaman belajar. Sehingga siswa mampu bereaksi terhadap lingkungan yang bermakna baginya.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Cronbach (dalam Arifin 1991:4) bahwa

“Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik

dalam mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan, dan penyuluhan, untuk keperluan penempatan”. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh siswa dapat menjadi informasi tentang apa saja yang sudah di pahami siswa maupun yang belum.

Menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tingkatan keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang diukur dengan tes. Hasil tes menunjukkan kemampuan siswa


(34)

dalam hal memahami materi ajar atau suatu pelajaran. Hasil tes bisa digunakan untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan keperluan lainnya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berikut pegenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Faktor internal:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh (penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain sebaganya).

2. Faktor psikologis ada dua, yaitu:

a. Faktor intelek (kecerdasan dan bakat)

b. Faktor non intelek (kepribadian: sikap,minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan lainya).

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Faktor eksternal:

1. Faktor sosial. 2. Faktor budaya.

3. Faktor lingkungan fisik.


(35)

5. Indikator Prestasi Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a) Kognitif

Menurut Taksonomi Bloom Revisi (1994) oleh Anderson dan Krathwohl, mempunyai tujuan pendidikan yang penting yaitu merentensi dan mentransfer atau adanya indikasi pembelajaran yang bermakna. Meretensi merupakan kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu. Menurut Mayer dan Wittrock (dalam Anderson dan Krathwohl 1996:94) mentransfer merupakan kemampuan menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau memudahkan materi dalam pembelajaran baru. Singkatnya retensi menuntut siswa untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah dipelajari.

Tingkatan dalam Taksonomi Bloom revisi aspek kognitif adalah 1) Mengingat (remember) merupakan proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang yang menjadi pengetahuan yang dibutuhkan siswa. 2) Memahami (understand) bila siswa dapat memaknai pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan melalui pengajaran, buku maupun computer. 3) Mengaplikasikan (apply) merupakan proses yang melibatkan penggunaan aturan-aturan tertentu untuk mengerjakan soal latihan. 4) Menganalisis (analyze) proses yang melibatkan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian


(36)

kecil dan menentukan bagaimana caranya menghubungkan antar bagian. 5) Mengevaluasi (evaluate) proses membuat keputusan berdasarkan kriteria-kriteria. dan 6) Mencipta (create) proses yamg bertujuan untuk membuat produk baru. Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif, maka harus membuat alat penilaian (soal) dengan membuat pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan-tujan pendidikan.

b)Afektif

Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu, maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara maksimal.

Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal, sebagai berikut:

1. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi pelajaran.

2. Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru.


(37)

3. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat merangsang peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh.

4. Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.

5. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang perlu dinilai, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan yang khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di sekolah.

c) Psikomotorik

Menurut Singer (dalam Mimin Haryati 2007) bahwa mata ajar yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.


(38)

Menurut Ryan (dalam Mimin Haryati 2007), penilaian hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar mengajar. Kedua, setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga, beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penelitian ini difokuskan pada aspek kognitif, karena menghindari kerumitan data mengingat mengingat waktu yang terbatas untuk menganalisis.

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah pelaksanaan proses pendidikan yang dilaksanakan guru di sekolah itu lemah.

Susanto (2003:165) menyatakan bahwa IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran IPA selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Fisher (dalam Amien, 1987:4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi. Sedangkan Iskandar (2001:1) menjelaskan hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk ilmiah.


(39)

Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara lain, yaitu:

1. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.

2. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data.

3. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri.

4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. 5. Bersifat hati-hati.

6. Ingin menyelidiki

Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mendukung penelitian ini dari Yuliana (2012) dengan

judul “Peningkatan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri


(40)

metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60 dengan kondisi

awal 45,45% mendapat nilai ≥ 60 dan 54,55% mendapat nilai < 60. Pada siklus I dan II siswa yang mencapai KKM 100%. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut bahwa penelitian telah mencapai target yang diharapkan.

Dari penelitian Wahyu (2013) dengan judul “Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode

Inkuiri terbimbing” ada peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan peningkatan persentase siswa yang tuntas KKM dari 50% pada kondisi awal menjadi 80% pada kondisi akhir.

Dari hasil penelitian Uswatun (2013) dengan judul skripsi “Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1

menggunkan metode inkuiri terbimbing” menunjukan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Dapat dilihat dari peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal sebesar 64,75% menjadi 94,44% dan rata-rata nilai siswa juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 63,18 menjadi 82,01. Dengan demikian penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan mengenai persamaanya adalah inkuiri terbimbing, prestasi belajar dan mata pelajaran IPA serta ada satu yang kelas yang sama yaitu kelas IV yang menjadi subjeknya. Dan yang membedakan berupa variabel yang di teliti berupa keaktifan, tempat


(41)

penelitian atau sekolah dasar (SD) serta ada kelas V yang menjadi subjeknya. Dari penelitian yang relevan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Metode inkuiri terbimbing juga layak digunakan untuk proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPA.

Desain Penelitian yang Relevan

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran IPA di sekolah dasar umumnya masih mengandalkan ceramah dari guru, gurulah yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Siswa mendengarkan ceramah dari guru di depan kelas, mereka duduk mendengarkan guru mereka mengajar dengan ceramah, itulah yang terjadi pada pembelajaran IPA. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu Peningkatan proses

ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunkan metode inkuiri terbimbing Peningkatan keaktifan

dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode Inkuiri terbimbing

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta


(42)

tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan dan pemaknaan.

Metode inkuiri terbimbing merupakan proses dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk melakukan penemuan yang bermakna melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka dan dengan melalui interaksi bersama orang-orang dan lingkungan belajar mereka. Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri.

Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, maka siswa akan lebih tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk dan mendengarkan ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Metode inkuiri menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan awal yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.


(43)

2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi

b. Merumuskan Masalah c. Mengajukan Hipotesis d. Mengumpulkan Data e. Membuat Kesimpulan f. Mempresentasikan Hasil g. Evaluasi


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, jadwal pengambilaan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data teknik analisis data. Hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action

Research yang artinya penelitian dengan tindakan. Menurut Arikunto

(2010:58), PTK terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.

Kedua, tindakan. Tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu.

Ketiga, kelas. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga unsur di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan


(45)

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pelajaran, maka tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka haruslah dilakukan secara berulang-ulang. Penelitian tindakan kelas ini minimal dilaksanakan selama dua siklus. Diagram alur desain penelitian ditunjukkan pada bagan 1. Model penelitian yang digunakan ini adalah

Desain PTK dalam Arikunto (2010)

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan 2. Pelaksanaan

1. Perencanaan 3. Pengamatan

Siklus I

4. Refleksi

Siklus II

4. Refleksi


(46)

Model penelitian dalam Arikunto terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refeksi. Setiap siklus dilakukan pada satu kali pertemuan. Pembelajaran setiap pertemuan atau siklus menggunakan metode inkuiri terbimbing.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Gedongtengen yang beralamat di Jl. Letjen Suprapto 84, Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan pada bulan November-Desember 2015.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 SD Negeri Gedongtengen sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata pelajaran IPA, khususnya pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan terjadinya

perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas”

semester gasal tahun ajaran 2015/2016. C. Rencana Tindakan

Pada bagian rencana tindakan ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal tersebut adalah persiapan dan rencana setiap siklus.


(47)

1. Persiapan

Peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan penelitian. Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu 1) Peneliti meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD dilanjutkan ijin ke Dinas Perijinan kota Yogyakarta untuk melakukan penelitian di SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. 2) Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Negeri Gedongtengen untuk melakukan kegiatan penelitian. 3) Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk memperoleh gambaran tentang tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas. 4) Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. 5) Peneliti mengidentifikasi masalah yaitu rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPA.

2. Rencana Siklus I

Rencana setiap siklus yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan model Arikunto (2010). Model Arikunto terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

1) Permintaan izin kepada kepala sekolah SD N Gedongtengen Yogyakarta.

2) Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas. 3) Identifikasi masalah.


(48)

4) Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang ingin dicapai.

5) Menyusun silabus, RPP, dan LKS.

6) Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I.

7) Menyiapkan instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan pada siklus I.

b. Pelaksanaan

Tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana (guru) dalam penelitian. Peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pambelajaran yang telah dibuat dengan motode inkuiri terbimbing.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran dan mengumpulkan kekurangan dalam peneitian. Peneliti juga menilai hasil dari lembar kerja siswa.

d. Refleksi

Peneliti bersama dengan pengamat mencatat dan mengevaluasi proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing (masalah, kekurangan dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran). Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran. Bila belum ada peningkatan maka akan di lanjutkan dengan siklus II.


(49)

3. Rencana Siklus II

Siklus dua akan dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum mencapai hasil yang diharapkan, sehingga perlu diadakan tindakan kembali sampai hasil yang dinginkan benar-benar tercapai.

a. Perencanaan

Perencanaan siklus kedua meliputi menyiapkan perencanaan pembelajaran, instrumen penelitian, alat-alat dan bahan percobaan. Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta kisi-kisi soal dengan jumlah soal 20 beserta kunci jawaban.

b. Pelaksanaan

Tindakan dalam siklus II dilakakukan dalam satu kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti mengati proses pembelajaran dan menilai hasil siswa yang dilakukan dengan mengerjakan lembar kerja siswa.

d. Refleksi

Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran dan membandingkan data siklus I dengan siklus II.


(50)

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini hanya menggunakan teknik tes dalam mencari data prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes menurut Margono (2010:170) menjelaskan tes sebagai seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berbeda dengan Margono, Arifin (2011:226) berpendapat bahwa tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dari pengertian tes menurut Margono dan Arifin, penulis menyimpulkan tes adalah seperangkat pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk dikerjakan atau dijawab oleh responden. Tujuan digunakannya tes oleh peneliti adalah untuk mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa setelah mendapatkan tindakan.

Pada penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis berupa tes objektif pilihan ganda. Yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan II untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA.

E. Instrumen Penelitian Tes

Peneliti menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam buku Arifin (2011:226) pengertian tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,


(51)

pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan atau dijawab oleh responden. Heaton (1988) membedakan tes menjadi empat jenis dan pembagian jenis-jenis tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Yaitu, tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat dan tes diagnostik. Lalu Brown (2004) menambahkan pembagian tersebut menjadi lima jenis lagi yaitu tes penempatan.

Tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu tes intelegensia umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar dan tes kepribadian. Tes prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jumlah peserta. Ada tes kelompok dan tes perseorangan. Dari cara penyusunannya tes dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Tes standar adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi berdasarkan percobaan-percobaan terhadapa sampel yang cukup besar dan representatif. Tes baku bertujuan untuk mengukur kemampuan responden dalam tiga aspek, yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar dan diagnostik.

Dilihat dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Dan setiap jenis tes mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing.

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan aspek kognitif siswa. Tes diberikan pada akhir kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan menggunakan 20 soal objektif yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk melihat peningkatan siswa dengan metode inkuiri digunakan perbandingan nilai siklus I dengan siklus II.


(52)

Kisi-kisi Soal Evaluasi Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV/1

Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair

→ padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi

Indikator Nomer soal

1. Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda

1, 3, 5, 10, 20, 22, 26, 29, 31, 32, 38

2. Menjelaskan pengertian perubahan wujud benda

2, 4, 8, 12, 14, 21, 30

3. Memberi contoh macam-macam bentuk perubahan wujud benda

6, 7, 15, 18, 19, 28, 33, 35, 37

4. Mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat berubah ke wujud semula

16, 39

5. Mengidentifikasi macam-macam perubahan benda beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

9, 11, 13, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 36, 40

Jumlah 40

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila “insturmen tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur” (Widoyoko,


(53)

2009:128). Dapat dikatakan juga bahwa validitas berkaitan dengan

“ketepatan” sebuah alat ukur. Instrumen yang sudah valid dapat

menghasilkan data yang valid. Jika data yang dihasilkan dari penyajian instrumen itu valid, maka secara otomatis instrumen tersebut juga valid.

Suatu tes juga dapat dikatakan valid setelah diperbandingkan dengan tes lain yang telah valid (Masidjo, 1995:242). Apabila hasilnya menunjukkan kesesuaian dengan hal yang akan diukur, maka dapat dikatakan bahwa tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu dan harus dicari sejauh mana taraf korelasinya atau taraf validitasnya. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 dengan taraf signifikasi 1% dan 5%. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5%.

Hasil perhitungan validitas dengan program komputer SPSS 23

(Statistical Product and Service Solution) jika pada nomor soal hasil Pearson Correlation terdapat tanda asterix (*) yang disebut sebagai Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) berarti nomor soal tersebut valid. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) berarti tingkat significantnya adalah 5% dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Pearson Correlation lebih kecil dari 0.05. Didapatkan dari 30 butir soal yang diujikan

pada 28 siswa. Hasil uji validitas soal yang valid dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I No.

Item r hitung r tabel Keputusan

1 0.561** 0.388 Valid

2 0.415* 0.388 Valid


(54)

4 0.419* 0.388 Valid

5 0.373 0.388 Tidak Valid

6 0.333 0.388 Tidak Valid

7 0.474* 0.388 Valid

8 0.405* 0.388 Valid

9 0.411* 0.388 Valid

10 0.388 0.388 Tidak Valid

11 0.474* 0.388 Valid

12 0.585** 0.388 Valid

13 0.636** 0.388 Valid

14 0.471* 0.388 Valid

15 0.500** 0.388 Valid

16 0.527** 0.388 Valid

17 0.388 0.388 Tidak Valid

18 0.455* 0.388 Valid

19 0.448* 0.388 Valid

20 0.396* 0.388 Valid

21 0.451* 0.388 Valid

22 0.585** 0.388 Valid

23 0.636** 0.388 Valid

24 0.440* 0.388 Valid

25 0.500** 0.388 Valid

26 0.527** 0.388 Valid

27 0.415* 0.388 Valid

28 0.455* 0.388 Valid

29 0.448* 0.388 Valid

30 0.370 0.388 Tidak Valid

Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 24 item yang valid dan tidak valid ada 6 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian siklus I.

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II No.

Item r hitung r tabel Keputusan

1 0.687** 0.388 Valid

2 0.574** 0.388 Valid

3 0.450* 0.388 Valid

4 0.602** 0.388 Valid

5 0.513** 0.388 Valid


(55)

7 0.369 0.388 Tidak Valid

8 0.443* 0.388 Valid

9 0.490* 0.388 Valid

10 0.448* 0.388 Valid

11 0.687** 0.388 Valid

12 0.534** 0.388 Valid

13 0.500** 0.388 Valid

14 0.551** 0.388 Valid

15 0.513** 0.388 Valid

16 0.533** 0.388 Valid

17 0.369 0.388 Tidak Valid

18 0.443* 0.388 Valid

19 0.490* 0.388 Valid

20 0.506** 0.388 Valid

21 0.363 0.388 Tidak Valid

22 0.414* 0.388 Valid

23 0.397* 0.388 Valid

24 0.295 0.388 Tidak Valid

25 0.473* 0.388 Valid

26 0.414* 0.388 Valid

27 0.465* 0.388 Valid

28 0.388* 0.388 Valid

29 0.381 0.388 Tidak Valid

30 0.482* 0.388 Valid

Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 25 item yang valid dan tidak valid ada 5 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian siklus II.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.


(56)

1) Faktor yang berasal dari dalam tes

a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi validitas tes.

b. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, tidak terlalu sulit.

c. Item tes dikonstruksi dengan jelas.

d. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang diterima siswa.

e. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar.

f. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel. g. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa. 2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes

a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban dalam situasi tergesa-gesa.

b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara siswa yang belajar dengan melakukan kecurangan.

c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua siswa.

d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.

e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku. f. Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab


(57)

3) Faktor yang berasal dari jawaban siswa

Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi item-item pada tes evaluasi (Sukardi, 2008).

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen tes disebut reliabel (dapat dipercaya) jika sudah diteskan berkali-kali tetap memberikan hasil yang ajeg (konsisten). Ajeg tidak harus selalu memiliki skor yang sama, skor dapat berubah namun dengan perubahan yang ajeg. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Instrumen yang valid sudah tentu reliabel, namun tetap perlu diadakan pengujian reliabilitas instrumen.

Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas

Koefisisen Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

4. Penentuan Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995: 233) “suatu tes yang reliabel atau andal adalah

suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran

menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang yang tepat dan teliti”.

Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja yaitu 40 soal pilihan ganda, untuk siklus I berupa 20 soal dan 20 soal lagi untuk siklus II. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach.


(58)

Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.866 24

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian ini. Berikut pengujian yang dilakukan untuk menganalisis datanya:

Tes Tertulis 1. Penyekoran

Jika benar = skor 1 Jika salah = skor 0


(59)

2. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan rumus :

X 100

3. Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus:

4. Membandingkan tingkat prestasi pada kondisi awal dengan akhir siklus I dan membandingkan akhir siklus I dengan akhir siklus II. Hal tersebut dilakukan untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan prestasi atau tidak.

5. Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II apakah terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak.

H. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai pembuatan suatu karya model yang menunjukkan perubahan wujud benda pada kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil prestasi belajar siswa yaitu 70. Berikut kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas:

Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian Peubah Indikator Penelitian Kondisi

Awal

Akhir Siklus I

Akhir Siklus II Prestasi

belajar siswa

Nilai rata-rata kelas

68 70 75

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70)


(60)

I. Jadwal Penelitian

Susunan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Jadwal penelitian

No Kegiatan

Bulan (Tahun) Okt 2015 Nov 2015 Des 2015 Jan 2016 Feb 2016 Mar 2016 Apr 2016 Mei 2016 Jun 2016 Jul 2016 Agt 2016 Sept 2016

1. Penyusunan proposal

2. Permohonan ijin penelitian

3 Penelitian

4. Pengumpulan data

5. Pengolahan data

6. Penyusunan laporan

7. Ujian skripsi

8. Revisi


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar. Berikut diskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dulu melakukan wawancara terhadap guru kelas. Dari hasil wawancara, banyak siswa tidak memahami pelajaran yang diberikan. Lalu pada tanggal 24 November 2015 peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru masih menggunakan metode ceramah dan siswa hanya menyimak serta melihat buku paket. Dan banyak siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta beberapa siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Selain melakukan wawancara dan pengamatan, peneliti juga melakuakan pengumpulan data berupa daftar nilai pada tahun ajaran sebelumnya. Berikut data nilai prestasi belajar.

Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya

Tahun Ajaran 2013/2014 Tahun Ajaran 2014/2015

No. Siswa Nilai

Ketuntasan (KKM=70)

No. Siswa Nilai

Ketuntasan (KKM=70)

Tuntas Tidak

Tuntas Tuntas

Tidak Tuntas

1 50 1 36

2 35  2 70 

3 70  3 60 

4 35  4 82 

5 60  5 80 

6 75  6 70 


(62)

8 70  8 74 

9 80  9 70 

10 40  10 74 

11 80  11 90 

12 40  12 90 

13 70  13 98 

14 60  14 76 

15 80  15 70 

16 80  16 76 

17 70  17 72 

18 65  18 76 

19 80  19 72 

20 70  20 70 

21 60  21 60 

22 50  22 91 

23 80  23 70 

24 70  24 70 

25 60  25 74 

26 50  26 86 

27 27 98 

28 28 66 

Jumlah 1660 2040

Rata-rata 63,8 72,8

Ketuntasa

n 53,8% 46,2% 78,6% 21,4%

Rata-rata Nilai Siswa 68 Rata-rata ketuntasa n siswa

Tuntas Tidak Tuntas

72,2% 27,8%

Dari tabel data prestasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 yang masih dibawah KKM yaitu 70. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas pada kondisi awal adalah 68.


(63)

2. Siklus I

a) Perencanaan

Perencanaan peneliti berupa mempersiapkan diri dan menyiapkan perangkat pembelajaran untuk 2 jam pelajaran berupa Silabus, RPP, materi pembelajaran, soal evaluasi berupa pilihan ganda dan alat serta bahan untuk percobaan, lembar observasi beserta rubrik penilaiannya. Peneliti juga mempersiapkan alat kamera digital untuk memotret proses kegiatan belajar mengajar selama penelitian.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 November 2015. Materi yang dipelajari pada siklus pertama berupa macam-macam perubahan wujud benda serta mengamatinya melalui percobaan yang ada dalam pelajaran IPA. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa tertarik dan lebih paham mempelajari materi.

Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi untuk mengetahui pengetahuan siswa. Guru meminta siswa mengamati gelas yang diisi air panas dan ditutup. Setelah siswa memberikan jawaban, guru lalu mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran. Setelah itu guru memberikan penjelasan singkat mengenai perubahan wujud benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Kegiatan selanjutnya guru membuat kelompok kecil yang dibentuk berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Masing-masing kelompok diberi materi pembelajaran mengenai apa


(64)

yang akan dipelajari. Setelah materi dipahami, setiap kelompok melakukan percobaan yang berbeda-beda. Saat melakukan percobaan, semua anggota mengamati apa yang terjadi dan mencatatnya.

Bila semua kelompok sudah melakukan percobaan yang sama, beberapa kelompok akan dipilih untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas sementara siswa lain memperhatikan dan bertanya jika ada yang kurang paham.

c) Pengamatan

Peneliti juga melakukan pengamatan ketika mengajar pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas IV A. Pada saat melakukan penelitian, siswa bersemangat dalam percobaan yang dilakukan. Pada awalnya siswa gaduh saat pembentukan kelompok. Kemudian peneliti mengamati permasalahan yang dialami siswa maupun kelompok saat melakukan percobaan. Kurangnya instruksi dalam melakukan percobaan memakan waktu lama sebab siswa kurang paham apa yang akan dilakukan.

Pada akhir siklus I, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui peningkatan yang dialami siswa. Peneliti membuat soal objektif yang diujikan guru kelas. Berikut data yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi di akhir siklus I:

Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No. Siswa Nama Siswa Nilai

Ketuntasan (KKM=70)

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Lutf 55 

2 Anw 75 

3 Adb 90 

4 Aml 70 

5 Arg 75 


(65)

7 Dml 75 

8 Muh 65 

9 Feb 90 

10 Ges 65 

11 Has 95 

12 Lov 60  

13 Ptra 75 

14 Rdt 75 

15 Nbl 65 

16 Naz 50 

17 Okt 75 

18 Rez 50 

19 Ris 75 

20 San 50 

21 Say 70 

22 Tuh 75 

23 Oktv 70 

24 Arb 70 

25 Arn 75 

26 Saf 50 

Jumlah 1820 17 9

Rata-rata 70

Persentase Ketuntasan 65,4% 34,6%

Berdasarkan pada tabel diatas, nilai kognitif siswa yang tuntas mencapai nilai KKM ada 17 siswa atau 65,4% dan rata-ratanya 70. Ada 9 siswa yang tidak tuntas KKM. Nilai KKM pada kondidi awal untuk tahun ajaran 2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dinyatakan tuntas dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 dan masih dibawah KKM yaitu 70. Jika dibandingkan dengan prestasi pada kondisi awal, rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 68 menjadi 70 dan mencapai target yang diinginkan oleh peneliti yaitu 70 namun persentase ketuntasan dibawah kondisi awal. Persentase siklus I yang belum mencapai


(66)

target disebabkan beberapa faktor yaitu: 1) Nilai yang didapatkan ada yang masih rendah. 2) Dari hasil pengamatan yang mendapat nilai adalah siswa yang ramai saat pembelajaran. 3) Beberapa siswa ada yang belum mengerti tentang materi ajar ditunjukkan dengan banyaknya jawaban yang masih salah. Berikut tabel keberhasilan siklus I:

Tabel 4.11 Capaian siklus I

Variabel Indikator Target

Siklus I

Capaian Siklus I

Keterangan

Prestasi belajar siswa

Nilai rata-rata

kelas 70 70 Tercapai

Persentase jumlah siswa yang

mencapai KKM (70)

70% 65,4% Belum tercapai

d) Refleksi

Dari hasil pengamatan, proses pembelajaran siklus I secara umum sudah berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada ketika melakukan percobaan, banyak siswa bermain dengan alat percobaan seperti korek api. Tetapi para siswa belum berperan aktif ketika percobaan dilakukan. Perlu aturan tegas ketika percobaan berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perhitungan dengan menggabungkan nilai yang diperoleh siswa di siklus I yang berasal dari penilaian kognitif dengan nilai pada kondisi awal. Hasil prestasi belajar yang diperoleh siswa dalam siklus I menunjukkan bahwa 65,4% ((17:26) x 100) siswa belum tuntas mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu 70%. 3. Siklus II

Dari hasil prestasi belajar siswa pada siklus I, data yang didapatkan belum menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Maka akan


(67)

dilanjutkan dengan siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut hasil penelitian pada siklus II:

a) Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus II dengan menyiapkan materi pelajaran, menyiapkan Silabus, RPP, materi pembelajaran, menyiapkan alat-alat dan bahan untuk kegiatan percobaan, serta instrumen dalam bentuk tes pilihan ganda. Peneliti juga menyiapkan peralatan kamera digital untuk mengabadikan proses belajar mengajar selama penelitian. b) Pelaksanaan Tindakan

Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu,4 Desember 2015 di kelas IV SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dengan jumlah siswa 26 orang. Siklus II tetap 2 jam pelajaran (JP) (2x35 menit). Pada siklus kedua, penelitian tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya. Perbedaannya pada percobaan yang dilakukan, yaitu membuat sebuah karya berupa lilin gelas. Materi yang disampaikan pada siklus II merupakan kelanjutan dari bentuk perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Inti materinya berupa merancang pembuatan benda yang memanfaatkan perubahan wujud benda. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi kemudian diulang dengan mengingat materi pada siklus pertama. Kemudian guru memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah selesai dilanjutkan dengan membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru lalu membagikan lembar kerja siswa dan para


(68)

siswa membuat suatu karya model dengan alat dan bahan yang telah disiapkan. Masing-masing kelompok mulai membuat suatu karya model sesuai instruksi guru. Ketika semua kelompok sudah selesai membuat karya model yang diinginkan, bisa dikumpulkan. Kemudian dilanjutkan mengenai kesulitan serta membahas materi yang belum dipahami siswa. Pembelajaran diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evalusi untuk mengetahui penguasaan materi dan peningkatan prestasi belajar.

c) Pengamatan

Selama pelaksanaan siklus II, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap para siswa. Dari hasil pengamatan didapatkan, para siswa antusias selama percobaan berlangsung. Semua siswa fokus terhadap pekerjaannya dan saling kerjasama. Pemahaman yang dikuasai siswa juga meningkat yang dibuktikan dengan hasil evaluasi yang cukup bagus. Dari 26 siswa yang lulus KKM ada 22 orang dengan nilai rata-rata 76,2 atau 84,6% dan yang tidak tuntas KKM ada 4 orang.

Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II

No. Siswa Nama Siswa Nilai Ketuntasan (KKM=70) Tuntas Tidak Tuntas

1 Lutf 60 

2 Anw 75 

3 Adb 100 

4 Aml 85 

5 Arg 90 

6 Bma 75 

7 Dml 85 

8 Muh 65 

9 Feb 95 

10 Ges 75 

11 Has 100 

12 Lov 70 

13 Ptra 85 

14 Rdt 75 

15 Nbl 75 

16 Naz 85 


(69)

18 Rez 50 

19 Ris 85 

20 San 55 

21 Say 75 

22 Tuh 80 

23 Oktv 75 

24 Arb 80 

25 Arn 75 

26 Saf 60 

Jumlah 2005 21 5

Rata-rata 77,1

Persentase Ketuntasan 80,8% 19,2%

Tabel 4.13 Capaian siklus II Variabel Indikator Target

Siklus II Capaian Siklus II Keterangan Prestasi belajar siswa Nilai rata-rata

kelas 75 77,1 Tercapai

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (70)

80% 80,8% Tercapai

d) Refleksi

Dalam pelaksanaan siklus II, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Siswa dalam siklus II mulai tertib aktif belajar dari pada siklus I. Kekurangan dalam siklus ini berupa penggunaan alat yang tidak hati-hati dalam menggunakan alat percobaan, yang menyebabkan satu gelas beker retak. Ketika selesai melakukan percobaan dan mengerjakan soal evaluasi, siswa langsung jalan-jalan yang menyebabkan siswa lain ikut gaduh.

B. Pembahasan

Berikut ini peneliti akan paparkan tentang peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I


(1)

Lampiran 14


(2)

(3)

(4)

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian


(5)

Lampiran 16


(6)

Lampiran 17 Biodata

Penulis dilahirkan di Kabupaten Sleman Provinsi

Yogyakarta pada tanggal 7 Juni 1991. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Y. Ngadiman dan ibu bernama Kadariyah. Penulis menyelesaikan pendidikan

formal Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SD Kanisius

Minggir, sekolah menengah pertama pada tahun 2006 di SMP Pangudi Luhur Moyudan dan sekolah menengah atas di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus seperti panitia Parade Gamelan tahun 2010 dan 2011, panitia Workshop Dongeng tahun 2011, serta aktif di gereja menjadi panitia Latihan Dasar Kepemimpinan tahun 2011 dan 2015. Organisasi yang diikuti, Orang Muda Katholik Stasi Pojok tahun 2009-sekarang dan Karang Taruna Comuba tahun 2012-sekarang.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganya

0 1 14

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 Peningkatan Kreativitas Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gemantar Jumantono Kabupaten Karanganya

0 1 14

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui metode Inkuiri Terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015.

0 1 508

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing.

0 0 331

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode inkuiri terbimbing.

0 3 187

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing

0 1 329

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI SENDANGADI 1 DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING.

0 0 292

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI.

0 0 335

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UMBULWIDODO NGEMPLAK SLEMAN.

1 9 223

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN 1 MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING SKRIPSI

0 0 185