Pengaruh Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral terhadap Konservatisme Laba (Studi pada Perusahaan Pertambangan dan Energi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

(1)

PENGARUH PENERAPAN PSAK 64 AKTIFITAS EKSPLORASI DAN EVALUASI SUMBER DAYA MINERAL TERHADAP KONSERVATISME

LABA

(STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2010-2014)

Skripsi

Oleh

MIFTAKHUL JANNAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRACT

The Effect of PSAK 64 Exploration and Evaluation of Mineral Resources Implementation toward Earning Conservatism

(Study of Mining and Energy Companies Listed on BEI in 2010-2014)

By

Miftakhul Jannah

This research investigated the effect of PSAK 64 exploration and evaluation of mineral resources implementation toward earning conservatism. The measurement of PSAK 64 implementation was proxied by dummy variable, while the level of exploration activity was proxied by exploration aggressiveness. The earning conservatism was proxied by book to market ratio.

The sample for this research consists of 92 corporations that have fulfilled sample criteria in 2010 until 2014. The data on this research were tested by multiple linear regression. The result of this research showed that the implementation of PSAK 64 had significantly negative effect toward earning conservatism while the level of exploration activity had not significantly effect toward earning conservatism.. Keywords: implementation of PSAK 64, conservatism, book to market ratio, level of exploration activity, exploration aggressiveness.


(3)

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral terhadap Konservatisme Laba

(Studi pada Perusahaan Pertambangan dan Energi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

Oleh

Miftakhul Jannah

Penelitian ini meneliti pengaruh penerapan PSAK 64 dan tingkat aktifitas

eksplorasi terhadap konservatisme laba. Pengukuran variabel penerapan PSAK 64 menggunakan angkadummysedangkan variabel tingkat aktifitas eksplorasi diproksikan denganexploration aggessiveness. Variabel konservatisme dalam penelitian ini diukur dengan menggunakanbook to market ratio.

Sampel pada penelitian ini mencakup 92 perusahaan yang telah memenuhi kriteria sampel dengan waktu pengamatan 4 tahun dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Alat analisis data pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil

pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penerapan PSAK 64 memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme sedangkan hasil pengujian hipotesis tingkat aktifitas eksplorasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme dalam penelitian ini tidak didukung.

Kata kunci: Penerapan PSAK 64, konservatisme,book to market ratio, tingkat aktifitas eksplorasi,exploration aggressiveness.


(4)

PENGARUH PENERAPAN PSAK 64 AKTIFITAS EKSPLORASI DAN EVALUASI SUMBER DAYA MINERAL TERHADAP KONSERVATISME

LABA

(STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DAN ENERGI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2010-2014)

Oleh

MIFTAKHUL JANNAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Miftakhul Jannah. Wanita yang lahir di Bandar Lampung, 22 Oktober 1990 merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan bapak Sugito dan ibu Sugiyati.

Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jatimulyo pada tahun 1996. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan nya di MTs Negeri 2 Tanjung Karang dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008. Pada Agustus 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif sebagai Kepala Bidang 3 UKMF Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Lampung periode 2011-2012.


(6)

MOTO

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Az Zalzalah : 7-8)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah (94) : 5-6)


(7)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsi ini kepada :

 Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat, karunia, berkah, dan kesempurnaan hidup.

 Orangtuaku tercinta, bapak Sugito dan ibu Sugiyati, untuk segala kesabaran, penantian, dukungan dan semua hal yang telah diberikan.

 Adik-adikku tercinta, Winda Oktafianti, Muhammad Riski Wahyudi dan Kurniawan Ramadhani untuk semangat, dukungan dan dorongan yang tak henti diberikan.


(8)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral terhadap Konservatisme Laba (Studi Pada Perusahaan Pertambangan dan Energi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)” dapat selesai. Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, SE.,M.Si.,Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung; 3. Ibu Susi Sarumpaet, S.E., M.Si., Ph.D., Akt,. selaku dosen pembahas; 4. Bapak Ki Agus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku pembimbing I, yang

memberikan banyak masukan, bimbingan, dan motivasi serta waktu selama pengerjaan skripsi;

5. Ibu Retno Yuni Nur S, S.E., M.Si., Akt., selaku pembimbing II, yang dengan penuh kesabaran telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk


(9)

memberi bimbingan, motivasi, masukan dan pembinaan dalam penulisan skripsi ini

6. Ibu Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik; 7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung;

8. Kedua orang tuaku, ibu dan ayah yang dengan sabar, penuh kasih sayang dan cinta dalam mendidik dan membesarkanku, memberikan segala hal untuk mencukupi kebutuhanku, memberikan dorongan dan semangat bagiku agar terus berjuang untuk membahagiakan mereka;

9. Adik-adikku tercinta, Winda Oktafianti, Muhammad Riski Wahyudi dan Kurniawan Ramadhani yang telah memberikan semangat dan mendorong ku agar menjadi contoh pribadi yang baik;

10. Guru-guruku di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, terimakasih atas nasihat dan saran yang tetap diberikan hingga saat ini.

11. Teman-teman SMA Negeri 5 Bandar Lampung, terutama Rini Puspita Sari, Christina Damayanti yang selalu mengingatkan dan menjadi pemacu untukku;

12. Tias Tanio yang selalu ada dan selalu memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi ini;

13. Sahabat-sahabat ku, Resti Agustina, Ria Yuliana, Yanita Amalia, Diah Martha, Mutiara Putri Hakim, Yusi Takasikam Cindo, Fransisca Oktavia,Cynthia Fadila Suud, Eka Ocktariyani, dan Tuti Ferawati, Yosi


(10)

Anastasia, Rizky Febriyana, Muhammad Yasir Adiputra yang tak lelah memberikan semangat, saran, serta menghibur penulis;

14. Teman-teman kosan Lia Safitri, Hesti Agustina dan Yovi yang telah menemani dan sabar selama tinggal bersama penulis;

15. Teman-teman KSPM, Hadi, Ratih, Putri, Dhita, Aji, Ayu, Sella, Danepo dan masih banyak lagi yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan semua disini;

16. Teman-teman jurusan akuntansi, Paramitha Uli, Sandro Armas, Richad Richardo, Umaimah, Resti Anitia, Mareta dan yang lainnya atas segala bantuan dan saran untuk penulis;

17. Teman-teman KKN Campur Asri, Baradatu, Way Kanan, Juni Eko Purnomo, Komang Ardiyasa, Tiwi Mia Anggraini, Hastiari Zahara, Dery Widyana, Dimas Juli Handoko, Arief Rachman Hakim, Arief Andinata. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Oktober 2015


(11)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 6

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ……… 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ………. 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ………....,,, 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ………....……… ……….. 8

2.1 Landasan Teori ...………... 8

2.1.1 Agency Theory ………….……....……….... 8

2.1.2 Konservatisme…….………. 9

2.1.3 PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral.. 10

2.1.4 Tingkat Aktifitas Eksplorasi ……….……….. 11

2.2 Penelitian terdahulu ………... 12

2.3 Model Penelitian … .………... …... 14

2.4 Pengembangan Hipotesis .……...………... 15

III. METODE PENELITIAN ……….………. 18

3.1 Populasi dan Sampel ………..………... 18

3.2 Data Penelitian ………….……… 19

3.3 Variabel Penelitian ………..………... 20

3.3.1 Konservatisme …….……….. 20

3.3.2 Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral …...………... 21

3.3.3 Tingkat Aktifitas Eksplorasi ………... 21

3.4 Metode Analisis Data………. 21

3.4.1 Statistik Deskriptif ………... 21

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ……… 22

3.5 Uji Hipotesis ………... 24


(12)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……....……… ………..... 27

4.1 Analisis Data ………....…... 27

4.2 Statistik Deskriptif ……….……... 28

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ………... 30

4.4 Hasil Uji Hipotesis ………...………... 35

4.5 Pembahasan ……… 40

V. SIMPULAN ………... 42

5.1 Simpulan ………... 42

5.2 Keterbatasan Penelitian ………... 43

5.3 Saran ……….………. 44 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel... 3

Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel……….. 27

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian ……….. 37

Tabel 4.3 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test………… 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ……….……….... 42

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 44

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ………... 45

Tabel 4.7 Hasil UjiGoodness of Fit ……….……….... 46

Tabel 4.8 Hasil Uji ANOVA ………..…………... 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis ………...….. 47

Tabel 4.10 Hasil UjiPaired Samples Statistics………...….. 47

Tabel 4.11 Hasil UjiPaired Samples Correlations..………...….. 47


(14)

DAFTAR GAMBAR


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel Lampiran 2 Data Perhitungan Konservatisme

Lampiran 3 Data Perhitungan Tingkat Aktifitas Eksplorasi

Lampiran 4 Data AngkadummyPenerapan PSAK 64 Perusahaan Sampel Lampiran 5 Rekapitulasi Data Variabel Dependen dan Variabel Independen Lampiran 6 Hasil Uji Statistik


(16)

(17)

(18)

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam industri pertambangan dan energi, proses menemukan sumber daya alam selalu dikaitkan dengan aktifitas eksplorasi dan evaluasi. Aktifitas eksplorasi dan evaluasi biasanya disajikan dengan dua metode utama yaitu metodefull cost dan successful effort method. Metodefull costmerupakan metode yang mengakui dan mengkapitalisasi seluruh biaya akuisisi, eksplorasi dan biaya pengeboran

termasuk biaya yang terjadi pada aktifitas pencarian sumber tambang baru yang ternyata tidak berhasil. Dalam metodefull cost, seluruh biaya di atas akan diakui selama beberapa periode berikutnya sampai suatu saat dapat diamortisasi dengan pendapatan dari proyek yang berhasil (Cortese dkk., 2008), sedangkan

International Accounting Standard Committee (2000) menyatakan bahwa metode successful efforthanya mengkapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi yang terkait dengan proyek-proyek yang berhasil dan untuk biaya eksplorasi dan evaluasi pada proyek yang tidak ditemukan cadangan terbukti akan langsung dibebankan pada periode bersangkutan.

Isu mengenai pemilihan metodefull costdansuccessful effortmulai menjadi isu yang kontroversial di Amerika Serikat sejak akhir 1960-an, pada saat itu Financial


(20)

Accounting Standard Board (FASB) lebih condong kepadasuccessful effort methoddalam hal pelaporan aktifitas eksplorasi dan evaluasi (Van Riper, 1994 dalam Cortese dan Irvine, 2009). Namun dari pihak regulator di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada tetap mengizinkan perusahaan mereka memilih metode yang cocok dengan karakteristik perusahaan mereka, dan di tahun 2000 tercatat sebanyak 20 perusahaan minyak dan gas terbesar di

Amerika Serikat menggunakan metodesuccessful effort, sedangkan dari 150 perusahaan pertambangan dan energi lainnya, 75 perusahaan menggunakan metodefull costdan sisanya menggunakan metodesuccessful effort(Abushaiba dan Edanfour, 2014).

Di Indonesia aktifitas eksplorasi dan evaluasi telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 33 tahun 1994 tentang Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi atas aktifitas eksplorasi, aktifitas pengembangan dan konstruksi, aktifitas produksi (termasuk pengelupasan lapisan tanah), dan aktifitas pengelolaan lingkungan hidup. Namun pada tahun 2011 dalam rangka proses konvergensi IFRS di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) kembali merevisi PSAK 33 (1994). Dalam PSAK 33 (revisi 2011) tentang Akuntansi Pertambangan Umum, mengatur perlakuan akuntansi atas aktifitas pengupasan lapisan tanah dan aktifitas

pengelolaan lingkungan hidup yang berlaku per 1 Januari 2012. Penyempitan ruang lingkup PSAK 33 (revisi 2011) disebabkan adopsi IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resorces menjadi PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral yang mengatur akuntansi terkait dengan aktifitas eksplorasi dan perubahan SAK lain yang mengatur akuntansi terkait dengan aktifitas


(21)

pengembangan dan konstruksi. PSAK 64 adopsi IFRS 6 berlaku per tanggal 1 Januari 2012.

Dalam PSAK 33 (1994) aktifitas eksplorasi dan evaluasi diakui sebagai biaya tangguhan dan akan diamortisasi tiap periodenya menggunakan metode yang sesuai dengan kebijakan yang disetujui entitas dan diperbolehkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Biaya eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan diamortisasi selama masa produksi yang diharapkan atau berdasarkan estimasi umur tambang atau periode izin usaha pertambangan, mana yang lebih pendek. Biaya yang tidak diamortisasi dihapuskan pada saat perusahaan menentukan bahwa tidak ada lagi nilai yang dapat diharapkan dariarea of interestyang bersangkutan di masa mendatang. Amortisasi biaya eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan akan memiliki akun tersendiri sebagai pengurang dalam laporan laba rugi perusahaan setiap periodenya dan hal ini juga berlaku saat penghapusan biaya eksplorasi dan evaluasi yang belum diamortisasi.

Dalam PSAK 64 adopsi IFRS tentang eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral, aktifitas eksplorasi dan evaluasi diakui sebagai aset sebesar biaya perolehan dan penurunan nilai untuk aktifitas eksplorasi dan evaluasi dilakukan ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan. Hal ini memungkinkan entitas untuk tidak melakukan amortisasi aset eksplorasi dan evaluasi selama beberapa periode tertentu selama jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi dianggap belum melebihi jumlah terpulihkan.


(22)

Sebelum tahun 2012, biaya eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan selalu di amortisasi setiap periodenya sesuai dengan metode amortisasi yang dianggap cocok dengan karakteristik masing-masing perusahaan, namun setelah berlakunya PSAK 64 aset eksplorasi dan evaluasi hanya di amortisasi ketika jumlah tercatat dari aset ini melebihi jumlah terpulihkan.

Penggantian metode pengakuan dari metodefull costke metodesuccessful effort ataupun sebaliknya kerap membuat perubahan yang signifikan terhadap laba yang dilaporkan. Anadarko Petroleum Corporation yang merupakan salah satu

perusahaan minyak dan gas independen terbesar di dunia pada tahun 2005 menghabiskan US $ 407 juta untuk aktifitas eksplorasi dan evaluasi yang dicatat dengan metodefull cost. Selama proses akuisisi di tahun 2006, Anadarko tetap menggunakan metodefull cost, namun pada tahun 2007 perusahaan ini mengganti metode pencatatannya menjadi metodesuccessful effort. Penggantian metode pencatatan ini menyebabkan Anadarko harus melakukanrestatementpendapatan mereka di tahun 2006. Akibatrestatementtersebut Anadarko mengalami

penurunan pendapatan hingga US $ 322 juta untuk tahun 2006 dan penurunan nilai pada akun laba ditahan sebesar US $ 2,265 juta yang merepresentasikan 25 % dari total laba ditahan perusahaan (Cortese, 2013). Sebelumnya Premier oil, produsen minyak yang berbasis di Inggris di tahun 2004 mengalami perubahan laba dari $ 44 juta menjadi $ 22 juta akibat pergantian metodefull costke

successfull effort(Neveling, 2005). Bahkan Conquest yang merupakan perusahaan minyak yang berbasis di Amerika Utara, di tahun 1985 mereka mampu


(23)

restatementmenggunakan metodesuccessfull effort, mereka membukukan kerugian sebesar $ 17,1 juta (Editorial, 1986 dalam Cortese, dkk., 2008).

Dalam metodefull cost, seluruh biaya diakui sebagai aset meskipun belum tentu seluruh aktifitas eksplorasi dan evaluasi yang dilaporkan memilikifuture

economic benefit. IFRS 6 yang diadopsi oleh PSAK 64 diyakini lebih condong kepada metodefull cost karena aktifitas eksplorasi dan evaluasi diakui sebagai aset meskipun belum tentu seluruh aktifitas eksplorasi dan evaluasi yang diakui sebagai aset tersebut memiliki nilai ekonomis bagi perusahaan (Cortese dkk., 2010) dan dari contoh di atas laba yang dilaporkan menggunakan metodefull cost juga cenderungoverstatedketika direstatementdengan metodesuccessful effort, lebih lanjut Rosdini (2014) menyatakanexploration aggressivenessatau tingkat aktifitas eksplorasi dan evaluasi suatu perusahaan juga mempengaruhi

konservatisme laba suatu perusahaan.Exploration aggressivenessmencerminkan rasio antara total aktifitas eksplorasi dan evaluasi yang terjadi terhadap total pendapatan yang diakui perusahaan pada periode terkait. Besarnya total biaya eksplorasi yang diakui oleh perusahaan sangat berkaitan dengan jumlah laba yang akan dilaporkan pada periode terkait, karena tidak semua biaya untuk aktifitas eksplorasi yang diakui perusahaan memiliki nilai ekonomis yang sesuai dan tidak menutup kemungkinan biaya tersebut hanya akan diamortisasi sebagai beban eksplorasi pada laporan laba rugi perusahaan karena ternyata dalam wilayah eksplorasi tidak menemukan cadangan yang sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Hal ini tentu berpengaruh langsung terhadap konservatisme laba yang dilaporkan perusahaan.


(24)

6

Penerapan PSAK 64 adopsi IFRS mengenai eksplorasi dan evaluasi sumber daya mineral danexploration aggressivenessperusahaan pertambangan dan energi di Indonesia menurut penulis merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena aktifitas eksplorasi dan evaluasi memiliki resiko kegagalan dan biaya yang tinggi dan merupakan elemen vital bagi perusahaan pertambangan dan energi dan sepanjang pengetahuan penulis penelitian mengenai pengaruh penerapan PSAK 64 danexploration aggressivenessterhadap konservatisme laba masih jarang dilakukan. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengambil judul“Pengaruh Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral dan Exploration Aggressiveness terhadap Konservatisme Laba.”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1.Apakah penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral berpengaruh terhadap konservatisme laba?

2. Apakahexploration aggressivenessberpengaruh terhadap konservatisme laba?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian


(25)

7

1. Untuk membuktikan secara empiris apakah penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral berpengaruh terhadap konservatisme laba.

2. Untuk membuktikan secara empiris apakahexploration aggressiveness berpengaruh terhadap konservatisme laba.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Manfaat Teoretis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan menjadi bahan referensi serta bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya, juga menyediakan bukti empiris mengenai pengaruh penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral danexploration aggressivenessterhadap konservatisme laba.


(26)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori 2.1.1Agency Theory

Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari praktik bisnisnya. Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara anggota-anggota perusahaan, dalam hal ini disebut prinsipal dan agen.Pihak prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agen untuk melakukan semua kegiatan atas nama prinsipal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith, 1984 dalam Kayu, 2012). Dalam penelitian ini, manajer sebagai pihak agen tentu akan berusaha untuk memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan dengan menyajikan laporan keuangan yang mampu memuaskan para prinsipal. IFRS yang diadopsi oleh Indonesia merupakan standar yang bersifatprinciple basedsehingga dalam pelaksanaannya memberikan keleluasaan kepada penggunanya untuk melakukan judgmentyang artinya manager memiliki keleluasaan untuk melakukan judgment-judgmentyang dapat menguntungkan perusahaan. Keleluasaan yang diberikan oleh IFRS inilah yang diduga akan mengurangi konservatisme laba yang diakui perusahaan.


(27)

9

2.1.2 Konservatisme

Konservatisme merupakan kaidah yang penting dalam pelaporan keuangan suatu entitas. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan dan aset. Givoly dan Hayn (2002) menyatakan

konservatisme biasanya menunjukkan pengakuan awal terhadap biaya dan kerugian sedangkan pengakuan pendapatan ditangguhkan. Lara dkk. (2005) menyatakan konservatisme juga di definisikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent)terhadap ketidakpastian , yang ditujukan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan pemegang saham(shareholder)dan pemberi pinjaman(debtholder) yang menentukan sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnewsdaripadabadnews.

Wolk dkk. (2004) menyatakan konservatisme merupakan panduan akuntansi yang diterima secara umum yang menghasilkan pengakuan pendapatan yang lebih lambat, pengakuan beban yang lebih cepat, penaksiran aset yang lebih rendah, dan penaksiran hutang yang lebih tinggi. Konservatisme diperlukan untuk menetralisir optimisme manajer dan mengurangi efek negatif krisis keuangan terhadap kinerja perusahaan (Balakrishnan dkk., 2015). Selanjutnya Wang dkk. (2009) dalam Lu dan Trabelsi (2013) menyatakan terdapat 5 pengukuran konservatisme yang sering digunakan. Pengukuran itu terdiri atasasymmetric timeliness of earning measures oleh Basu (1997),asymmetric cash flow to accrual measureoleh Ball dan

Shivakumar (2005),net asset measuremodel oleh Beaver dan Ryan (2000), hidden reverse measureoleh Penman dan Zhang (2002) , dannegative accrual measureoleh Givoly dan Hayn (2002).


(28)

10

Dalam penelitian ini, konservatisme laba diproksikan dengannet asset measure model yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yang selanjutnya disebut CON MKT. Ukuran ini mencerminkan nilai aset yangunderstateddan kewajiban yangoverstated.

2.1.3 PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

Aktifitas eksplorasi dan evaluasi merupakan kegiatan yang vital bagi industri pertambangan dan energi karena menjadi aktifitas yang melibatkan banyak pihak dan proses yang panjang. Sebelum konvergensi IFRS, aktifitas eksplorasi dan evaluasi diatur oleh PSAK 33 (1994). Aktifitas ini diakui sebagai beban yang ditangguhkan, yang tiap periodenya akan diamortisasi menggunakan metode yang dapat ditentukan oleh entitas yang terkait. Aktifitas eksplorasi dan evaluasi

merupakan suatu bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan ekonomi perusahaan. Dalam PSAK 64, aktifitas eksplorasi dan evaluasi diakui sebagai aset sebesar biaya perolehan. Berikut contoh pengeluaran yang dapat termasuk dalam pengukuran awal aset eksplorasi dan evaluasi (tidak terbatas pada daftar berikut):

1. Perolehan untuk eksplorasi;

2. Kajian topografi, geologi, geokimia, dan geofisika; 3. Pengeboran eksplorasi;

4. Parit;

5. Pengambilan contoh; dan

6. Aktifitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan kelangsungan usaha komersial atas penambangan sumber daya mineral.


(29)

11

Penurunan nilai untuk aset eksplorasi dan evaluasi dilakukan ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan. Ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan, entitas mengukur, menyajikan dan mengungkapkan setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan PSAK yang berlaku (PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya mineral, 2011).

2.1.4 Tingkat Aktifitas Eksplorasi

Dalam industri pertambangan dan energi, eksplorasi dan evaluasi merupakan elemen inti dari aktifitas suatu entitas. Dalam proses eksplorasi dan evaluasi, banyak pihak terlibat di dalamnya. Contohnya ketika perusahaan menemukan indikasi adanya sumber daya mineral di suatu daerah, mereka akan berhubungan dengan pemerintah setempat agar bisa memperoleh izin eksplorasi. Izin eksplorasi diperoleh, perusahaan akan melakukan penelitian dan penggalian awal yang melibatkan ahli geologi, geofisika, ahli pertambangan untuk memastikan kualitas dan kuantitas mineral yang ada. Contoh kegiatan ini tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit dan pengukuran yang komprehensif. Menurut Wright dan Gallun (2005), aktifitas eksplorasi dan evaluasi perusahaan pertambangan dan energi memiliki beberapa karakteristik yaitu:

1. Beresiko tinggi dan sering memiliki kemungkinan kecil untuk menemukan sumber tambang yang komersial.

2. Sering terjadi jeda yang cukup lama antara izin penggalian, lisensi, dan produksi yang menguntungkan entitas.


(30)

12

3. Terkadang ada korelasi yang tidak sesuai antara biaya dan hasil.

4. Biaya yang tinggi dan risiko yang tinggi sering terjadi dalam kerjasama operasional.

5. Nilai cadangan yang diperkirakan ada terkadang dianggap kurang relevan untuk dicatat di neraca

6. Penemuan cadangan baru yang tidak cukup relevan dicatat sebagai pendapatan merupakan signal untuk pendapatan di masa depan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian- penelitian terdahulu mengenai pengaruh penerapan PSAK adopsi IFRS terhadap konservatisme menemukan hasil yang beragam atas hubungan kedua variabel tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Yustina (2012) ingin

mengungkapkan apakah dan bagaimana konservatisme akuntansi berhubungan dengan mekanismegood corporate governancedan konvergensi IFRS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Yustina (2012) menggunakan 39 data sampel dari tahun 2009-2011. Variabel yang diteliti adalah ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, kepemilikan manajerial, konvergensi IFRS, ukuran perusahaan, dan leverage. Yustina (2012) menemukan bahwa ukuran dewan komisaris,

kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, danleverageberpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi, sedangkan konvergensi IFRS, proporsi komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Hal ini


(31)

13

didukung oleh penelitian Juanda (2012) yang tidak menemukan hubungan antara adopsi IFRS dengan tingkat konservatisme akuntansi.

Penelitian Hartanto dkk. (2014) ingin mengungkapkan apakah dan bagaimana konservatisne berhubungan dengan penerapan PSAK adopsi IFRS di Indonesia. Hartanto dkk. (2014) menggunakan 113 data sampel dari tahun 2009-2011. Variabel yang diteliti adalah peran gender dalam komite audit, PSAK adopsi IFRS, dan konservatisme. Hartanto dkk. (2014) menemukan bahwa konvergensi IFRS berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan peran gender (wanita) dalam komite audit dapat mengurangi pengaruh konvergensi IFRS terhadap konservatisme. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Perancis yaitu Andre dkk. (2013) yang menemukan hubungan antara adopsi IFRS dengan kondisi konservatisme di Eropa.

Piot dkk. (2010) meneliti tentang analisis pengaruh adopsi IFRS terhadap konservatisme di Eropa. Piot dkk. (2010) menggunakan lebih dari 5000 sampel perusahaan yang mengadopsi IFRS dari 22 negara di Eropa selama periode 2001-2008. Variabel yang diteliti adalah pengaruh konvergensi IFRS, penggunaan auditor big 4 terhadap praktek konservatisme. Variabel konservatisme diproksikan olehthe asymmetric timeliness of bad vs. good news. Piot dkk. (2010)

menemukan bahwa adopsi IFRS berpengaruh negatif terhadap variabelthe asymmetric timeliness of bad vs. good news, terutama pada perusahaan yang menggunakan auditor big 4. Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lu dan Trabelsi (2013) yang menemukan bahwa praktik konservatisme akuntansi


(32)

14

menurun pasca adopsi IFRS, dan adopsi IFRS melemahkan hubungan antara asimetri informasi dan konservatisme akuntansi.

Rosdini (2014) meneliti tentang pengaruh adopsi IFRS 6 terhadap Konservatisme pada perusahaan pertambangan dan energi di Australia. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa praktek konservatisme menurun pasca adopsi IFRS. Hal ini didukung oleh penelitian Andre dkk. (2015) yang meneliti tentang pengaruh adopsi IFRS dalam hubungan antara konservatisme dan efisiensi investasi pada perusahaan yanglisteddi bursa efek Perancis. Penelitian ini menggunakan 1.626 sampel perusahaan Perancis yanglistedpada periode sebelum dan sesudah adopsi IFRS di tahun 2005. Andre dkk. (2015) menemukan bahwa adopsi IFRS

melemahkan pengaruh konservatisme terhadap efisiensi investasi.

2.3 Model Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Model Penelitian PSAK 64

adopsi IFRS

Tingkat aktifitas eksplorasi


(33)

15

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Hubungan antara Konservatisme dan Penerapan PSAK 64 Adopsi IFRS

Penelitian yang dilakukan oleh Yustina (2012) tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara adopsi IFRS dan konservatisme akuntansi. Hal ini juga didukung oleh penelitian Juanda (2012) yang tidak menemukan hubungan antara adopsi IFRS dengan konservatisme. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Piot dkk. (2010) yang menemukan bahwa adopsi IFRS

berpengaruh terhadap praktik konservatisme di Eropa, terutama pada perusahaan yang menggunakan auditor big 4. Hal ini di dukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Lu dan Trabelsi (2013) yang menemukan bahwa praktik

konservatisme akuntansi menurun pasca adopsi IFRS. Penelitian Rosdini (2014) juga menemukan hubungan negatif antara penerapan IFRS 6 dengan

konservatisme perusahaan pertambangan dan energi di Australia. Dalam IFRS 6 yang diadopsi PSAK 64, seluruh aktifitas eksplorasi dan evaluasi diakui menjadi aset, meskipun seluruh aktifitas tersebut belum tentu memilikifuture economic benefit, dan aset eksplorasi dan evaluasi akan diuji penurunan nilainya ketika fakta dan kondisi menyatakan bahwa jumlah tercatat aset eksplorasi dan evaluasi melebihi jumlah terpulihkan. Hal ini memungkinkan seluruh aset ekplorasi dan evaluasi yang dicatat akan dicatat selama periode tertentu tanpa ada penurunan nilai. Aset eksplorasi dan evaluasi yang dicatat selama beberapa periode tanpa adanya amortisasi tiap periodenya diduga mengurangi prinsip kehati-hatian dalam penyajian laporan laba rugi dan akan berpengaruh terhadap besarnya laba rugi


(34)

16

yang diakui perusahaan karena akun amortisasi aktifitas eksplorasi dan evaluasi merupakan pengurang dalam laporan laba rugi perusahaan.

Oleh karena itu penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Penerapan PSAK 64 adopsi IFRS berpengaruh negatif terhadap konservatisme.

2.4.2 Hubungan antara konservatisme dan tingkat aktifitas eksplorasi (exploration aggressiveness)

Menurut Rosdini (2014) tingkat aktifitas eksplorasi dan evaluasi yang diproksikan exploration aggressivenessberpengaruh terhadap konservatisme laba.Exploration aggressivenessyang diukur dengan total biaya eksplorasi yang terjadi dibagi dengan total pendapatan juga dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipilih entitas, baik itufull costataupunsuccessful effort method.

Penelitian yang dilakukan oleh Rosdini (2014) menunjukkan bahwaexploration aggressivenessberpengaruh negatif terhadap konservatisme. Rosdini (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi aktifitas eksplorasi suatu perusahaan maka konservatisme dalam pelaporan keuangannya semakin berkurang. Hal ini dapat disebabkan karena semakin tinggi aktifitas eksplorasi maka menyebabkan tingginya biaya eksplorasi dan evaluasi. Apabila biaya eksplorasi yang terjadi belum tentu dapat diatribusikan ke cadangan terbukti, maka biaya tersebut harus diakui sebagai beban. Apabila biaya eksplorasi yang terjadi cukup tinggi maka pengakuan beban pun akan besar yang akan menyebabkan menurunnya laba perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang berada dalam tahap ekspansi


(35)

17

eksplorasi ke cadangan-cadangan baru cenderung lebih memilih menerapkan PSAK 64 adopsi IFRS yang memperbolehkan aset eksplorasi dan evaluasi dicatatkan selama beberapa periode sebelum diuji penurunan nilai.

Berdasarkan uraian di atas peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H2:Exploration aggressivenessberpengaruh negatif terhadap konservatisme.


(36)

✆8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang telah terdaftar di BEI mulai dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan dan energi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pertambangan dan energi karena PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

merupakan PSAK yang hanya diterapkan pada sektor pertambangan dan energi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metodepurposive sampling.Penelitian ini mengajukan empat kriteria pemilihan sampel, yaitu:

1. Perusahaan pertambangan dan energi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2014.

2. Perusahaan yang menyajikanfinancial reportberturut turut selama tahun 2010-2014.

3.Perusahaan yang melakukan aktifitas eksplorasi dan evaluasi. 4. Perusahaan yang tidak berpindah sektor selama tahun pengamatan.


(37)

✝9

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan Perusahaan pertambangan dan energi yanglistingdi

BEI per tahun.

46 Dikurangi perusahaan yanglistingsetelah 2010 (6) Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikanfinancial

reportsecara berturut-turut selama periode pengamatan

(2)

Dikurangi perusahaan yang tidak melakukan aktifitas eksplorasi dan evaluasi

(9) Dikurangi perusahaan yang berpindah sektor selama

tahun pengamatan

(6) Jumlah perusahaan yang memenuhi syarat sebagai

sampel

23

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Adapun sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain secara tulisan. Data sekunder dapat diperoleh dari beberapa sumber. Data pada penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan pertambangan dan energi selama periode 2010–2014 diperoleh dariwebsiteBursa Efek Indonesia

(www.idx.co.id).

3.2.2 Teknik Pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan dengan mempelajari berbagai literatur dan jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan dengan praktek konservatisme setelah adopsi


(38)

✞ ✟

IFRS. Selain itu pengumpulan data dilakukan dengan mengakses situs-situs yang terkait dengan penelitian ini seperti situs www.idx.co.id.

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1. Konservatisme

Konservatisme adalah sikap kehati-hatian dalam pengakuan pendapatan dan beban, beban diakui lebih awal dan pendapatan akan diakui setelah dipastikan dengan seksama.Ada beberapa proksi dalam pengukuran konservatisme. Dalam penelitian Lu dan Trebelsi (2014) konservatisme diukur dengan proksiasymmetric timeliness of earning measures, dalam penelitian Ball dan Shivakumar(2005) konservatisme diukur menggunakan proksiasymmetric cash flow to accrual measuredan dalam penelitian ini, konservatisme laba diproksikan dengannet asset measuremodel yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yang selanjutnya disebutCON MKT. Ukuran ini mencerminkan nilai aset yang

understateddan kewajiban yangoverstated, ukuran ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Book to market ratio (CON MKT) = ____Equity Book Value____ Closing Price x Volume Shares

Keterangan :

Equity Book Value =Total asset–Total Liabilities

Closing Price = Harga saham pada saat penutupan pada akhir tahun


(39)

✠ ✡

Volume Shares = Volume saham yang diperdagangkan pada akhir tahun

Rasio yang benilai kurang dari 1, mengindikasikan penerapan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya (Dewi, 2004).

3.3.2 Penerapan PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral Variabel penerapan PSAK 64 diukur menggunakan variabeldummy, nilai 1 merupakan perusahaan sampel yang telah menerapkan PSAK 64 dan 0 merupakan perusahaan sampel yang belum menerapkan PSAK 64 (Rosdini, 2014 dan

Hartanto dkk., 2014). Kita dapat mengetahui apakah perusahaan sampel sudah menerapkan atau belum menerapkan PSAK 64 dari Catatan Atas Laporan Keuangan perusahaan sampel terkait.

3.3.3 Tingkat Aktifitas Eksplorasi

Variabel tingkat aktifitas eksplorasi diproksikan denganexploration

aggressiveness.Proksiexploration aggressivenessdiukur dengan total biaya eksplorasi yang terjadi dibagi total pendapatan tahun t (Rosdini, 2014).

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya


(40)

☛☛

digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), sum, range, kurtosis, skewness, varian, dan deviasi standar (Ghozali, 2013).

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan ketepatan model regresi, uji asumsi klasik terdiri atas:

☞ Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013).

☞ Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas

(independen). Untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam model penelitian ini, peneliti akan meilihat dari nilaitolerancedanvariance


(41)

✌ ✍

inflation factormultikolinearitas (VIF).Tolerancemengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilaitoleranceyang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilaicut offyang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilaitolerance≤ 0.10

atau sama dengan nilai VIF≥ 10. Apabila nilaitolerancelebih besar dari

nilaicut offmaka variabel independen dalam model regresi bebas multikolinearitas (Ghozali, 2013).

✎ Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakanproblem autokorelasi. Untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Uji Durbin Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanyaintercept(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013).

✎ Uji Heterokedastitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanvariancedari residual satu pengamatan

kepengamatan yang lain. Jikavariancedari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang


(42)

✏ ✑

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossectionmengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar. Dasar analisis yang dipakai dalam uji heteroskedastisitas yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

3.5 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda untuk menguji kelayakan model persamaan regresi dan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Berikut adalah rumus regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini:

Y = a + b1X1+ b2X2+ e Keterangan:

a = konstanta

Y = Konservatisme (CON_MKT) X1= Penerapan PSAK 64


(43)

✒ ✓

e =Error

b1dan b2,= Koefisien regresi

Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini:

1. H0diterima dan Ha ditolak yaitu apabilaρ value< 0.05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilaialpha0.05 berarti hipotesis dalam penelitian ini tidak layak(fit )untuk digunakan dalam penelitian.

2. H0ditolak dan Ha diterima yaitu apabilaρ value> 0.05 atau bila nilai

signifikansi kurang dari nilaialpha0.05 berarti hipotesis dalam penelitian ini layak(fit)untuk digunakan dalam penelitian.

Kemudian dilakukan pengujian ketepatan perkiraan (R2). Koefisien determinasi (R²) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R² berada diantara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terkait sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terkait. Dapat juga dikatakan bahwa R² = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terkait, sedangkan R² = 1 menandakan suatu hubungan yang sempurna (Ghozali, 2013).

3.6 Pengujian Tambahan

Dalam penelitian ini terdapat pengujian tambahan yaitu ujiPaired samples t-test. UjiPaired samples t-testmerupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari sampel yang saling berhubungan (Ghozali,


(44)

✔6

2013). Uji ini dimaksudkan untuk mendukung hasil uji hipotesis dan untuk mengetahui berapa perbedaan rata-rata sampel yang berhubungan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 64 serta mengetahui korelasi antar sampel. Dasar pengambilan keputusan dari pengujian ini adalah:

- JikaSig. (2-tailed)> 0,05 maka data tidak berbeda signifikan. - JikaSig. (2-tailed)< 0,05 maka data berbeda signifikan


(45)

✕ ✖

BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh penerapan PSAK 64 adopsi IFRS (Aktifitas Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral) dan tingkat

aktifitas eksplorasi terhadap konservatisme dengan menggunakan variabelDummy sebagai ukuran perusahaan sampel periode sebelum penerapan dan sesudah

penerapan PSAK 64 adopsi IFRS dan total biaya eksplorasi dibagi total pendapatan sebagai ukuran tingkat aktifitas eksplorasi. Penelitian ini menggunakan regresi linear sebagai alat analisis hipotesis.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penulis menemukan bahwa secara statistis H1 yang menyatakan penerapan PSAK 64 adopsi IFRS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme diterima dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Hal ini didukung dengan hasil uji sampel berpasangan yang menyatakan bahwa variabel konservatisme berbeda negatif dengan korelasi sebesar 0.516 signifikansi 0.000. Pengujian H2 yang berbunyi tingkat aktifitas eksplorasi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme tidak didukung karena variabel ini hanya memiliki nilai B sebesar 0.108 dengan tingkat signifikansi


(46)

✗ ✘

sebesar 0.101. Hal ini didukung dengan uji sampel berpasangan tingkat aktifitas eksplorasi sebelum dan sesudah penerapan PSAK dengan korelasi negatif sebesar 0.002 dan signifikansi 0.991.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dari tahun 2010 hingga tahun 2014 dengan tahun 2012 sebagaicut offnya karena PSAK 64 adopsi IFRS Aktifitas Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral resmi diterapkan di tahun 2012. Pengambilan sampel yang sangat dekat dengan tahun pertama penerapannya memungkinkan mempengaruhi hasil penelitian.

2. Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil bermakna bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam penelitian ini dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

3. Dalam penelitian ini variabel tingkat aktifitas eksplorasi diukur menggunakan pengukuran yang dipakai oleh Rosdini (2014). Menurut penulis pengukuran tingkat aktifitas eksplorasi yang dipakai Rosdini (2014) kemungkinan memiliki banyak keterbatasan dikarenakan kurangnya referensi dari penelitian-penelitian terdahulu.

4. Penelitian ini tidak dapat menggunakan pengukuran yang spesifik seperti pengukuran yang digunakan oleh Lilien dan Pastena (1982) karena keterbatasan data.


(47)

✙✙

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yaitu:

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mengambil rentang tahun sampel yang lebih panjang agar mengurangi efek early adopter.

2. Disarankan penelitian yang selanjutnya meneliti variabel-variabel lain yang berpengaruh pada konservatisme,seperti variabel resiko eksplorasi yang diteliti oleh Lilien dan Pastena (1982), harga hasil tambang tiap jenisnya,size

perusahaan, kondisi ekonomi dan politik serta indikator kinerja keuangan lainnya mencakup profitabilitas, solvabilitas, maupun likuiditas perusahaan.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan proksi lain untuk

mengukur variabel konservatisme. Di dalam mengukur konservatisme peneliti menggunakan RasioCON_MKT seperti penelitian yang dilakukan oleh Yustina (2013) serta Beaver dan Ryan (2005). Penelitian selanjutnya bisa menggunakan alat ukur lain seperti penelitian yang dilakukan oleh Lu dan Trabelsi (2014) yang menggunakanasymmetric timeliness of earning measures untuk mengukur variabel konservatisme danasymmetric cash flow to accrual measureyang digunakan oleh Ball dan Shivakumar (2005), kedua pengukuran ini kemungkinan dapat memberikan hasil yang berbeda dari hasil yang


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Abushaiba, Ibrahim Ali. Eldanfour, Ibrahim. 2014. Argument of Accounting for Oil and Gas Upstream Activities.International Journal of Humanities and Management Science Vol. 2, Issue 3.

Andre, P. Filip, A. And Marmousez, S. 2015. The Impact of IFRS on The Relationship between Conservatism and Investment Efficiency.Social Science Research Network.

Andre, Paul. Filip, A. Paugam, L. 2013. Impact of Mandatory IFRS Adoption on Conditional Conservatism in Europe.Social Science Research Network. Ardina, Ayu Martaning Yogi. 2012. Penggunaan PerspektifPositive Accounting

Theoryterhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. (Skripsi). Universitas Diponegoro, Jawa Tengah.

Balakrishnan, K., Ross, W., Luo, Z. 2015. The Effect of Accounting

Conservatism on Corporate Investment During The Global Financial Crisis.Social Science Research Network.

Ball, R. dan L. Shivakumar. 2005. Earning Quality in UK Private Firms: Comparative Loss Recognition Timeliness.Journal of Accounting and Economics Vol. 39, pp 83-128.

Beaver, W. H., and Ryan, s. G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their Effect on The Ability Of The Book–to Market Ratio To Predict Book

Return on Equity.Jurnal accounting Research, 38, 127-148.

Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2008. Extractive Industries Accounting and Economic Consequences: Past, Present and Future. University of Wollongong.

Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2009. Powerful Players: How Constituents Captured The Setting of IFRS 6, a Standard for The


(49)

Cortese, Corinne L. 2013. Politicisation of The International Accounting Standard Setting Process: Evidence from The Extractive Industries.University of Wollongong.

Cortese, Corinne L. Irvine, Helen J. 2010. Investigating International Accounting Standard Setting: The Black Box of IFRS 6.University of Wollongong. Dewi, A. A. A. R. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan terhadap Earning Response Coefficient.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 17 No. 2. Mei:207-223.

Editorial. 1986. Oil Accounting Methods: You Earn Your Money and Take Your Choice.Wall Street Journal. Pada Cortese, C. L., Irvine, Helen. J.,

Kaidonis, Mary. A. 2008. Extractive Industries Accounting and Economic Consequences: Past, Present and Future.University of Wollongong. Ghozaly, Imam. 2013.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang. Universitas Diponegoro.

Givoly, D., and C. Hayn. 2002. Rising Conservatism: Implication for Financial Analysis.Financial Analysts Journal, Vol. 58, No. 1.

Hartanto, T. Januarsi, Y. Sabarudin. 2014. IFRS Adoption , Accounting Conservatism, and Examination on Moderating Effect of Woman

Existance in Audit Committee.Simposium Nasional Akuntansi XVI, Sesi 1, pp 68-85. Manado.

Hassan, Shehu Usman. Farouk, Musa Adeiza. 2014. Firm Atributes and Earning Quality of Listed Oil and Gas Companies in Nigeria.Review of

Contemporary Business Research Vol. 3, NO. 1, pp 99-114. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Exposure Draft PSAK 33: Akuntansi

Pertambangan Umum.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Exposure Draft PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral.

International Accounting Standard Board. 2004. IFRS 6, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

International Accounting Standard Committee. 2000. Extractive Industries Issues Paper.

Juanda, Ahmad. 2012. Kandungan Prinsip Konservatisme dalam Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS (International Financial Reporting Standard).Jurnal Humanity, ISSN 0216-8995, Vol.7 NO.2, pp 24-34.


(50)

Kayu, Nariya.Teori Agensi. 13 Januari 2012. Diakses pada 2 September 2014. http://dukuntansi.wordpress.com/2012/01/13/teori-agensi/.

Lara. Juan,M.G. 2005. Board of Directors “ Characteristics and Conditional

Accounting Conservatism: Spanish Evidence”.Social Science Research Network.

Lilien, Steven. Pastena, Victor. 1982. Determinants of Intramethod Choice in The Oil and Gas Industry.Journal of Accounting and Economics Vol. 4, pp 145-170.

Lu, Christy dan Trabelsi, S. 2013. Information Asymmetry and Accounting Conservatism under IFRS Adoption.Social Science Research Network. Misund, B., Petter, O., Marius, S. 2013. Vertical Integration and Valuation of

International Oil Companies.Social Science Research Network.

Neveling, N. 2005. Trouble in The Pipeline for Oil Companies. September 22. http://www.accountancyage.com/accountancyage/news/2141720/trouble-pipeline

Penman, S. H., dan X. J. Zhang. 2002. Accounting Conservatism, The Quality of Earnings, and Stock Returns.The Accounting Review, Vol. 77, pp237-264. Piot, C, Dumontier, P. Janin, R. 2010. IFRS Consequences on Accounting within

Europe.Social Science Research Network.

Rosdini, Dini. 2014. Dampak Penerapan IFRS 6 terhadap Konservatisme pada Perusahaan Pertambangan dan Energi di Australia.Simposium Nasional Akuntansi XIV. Lombok.

Van Riper. 1994. Setting Standards for Financial Reporting: FASB and The Struggle for Control of Critical Process.Connecticut, USA: Quorrum Books. Pada Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2009. Powerful Players: How Constituents Captured The Setting of IFRS 6, a Standard for The Extractive Industries.Accounting Forum, 34(2), pp 67-152.

Wang, R. Z., C. O. H. Ogartaigh, and T. Zijl. 2009. Measure of Accounting Conservatism: A Construct Validity Perspective.Journal of Accounting Literature 28:165-20. Pada Lu, Christy dan Trabelsi, S. 2013. Information Asymmetry and Accounting Conservatism under IFRS Adoption.Social Science Research Network.

Wolk, H. I., James, L. D., Michael, G. T. 2004. Accounting Theory. Edisi Keenam. United States of America: Thomson Learning, South-Western.


(51)

Wright, C. J. Gallun, R. A. 2005. International Petroleum Accounting. Tulsa, Oklahoma, PennWell. Pada Misund, B., Petter, O., Marius, S. 2013. Vertical Integration and Valuation of International Oil Companies.Social Science Research Network.

Yustina, Reni. 2012. Pengaruh Konvergensi IFRS dan Mekanisme Good Corporate Governance terhaap Tingkat Konservatisme Akuntansi. www.idx.co.id


(1)

✗ ✘

sebesar 0.101. Hal ini didukung dengan uji sampel berpasangan tingkat aktifitas eksplorasi sebelum dan sesudah penerapan PSAK dengan korelasi negatif sebesar 0.002 dan signifikansi 0.991.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dari tahun 2010 hingga tahun 2014 dengan tahun 2012 sebagaicut offnya karena PSAK 64 adopsi IFRS Aktifitas Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral resmi diterapkan di tahun 2012. Pengambilan sampel yang sangat dekat dengan tahun pertama penerapannya memungkinkan mempengaruhi hasil penelitian.

2. Nilai koefisien determinasi (R2) yang kecil bermakna bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam penelitian ini dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

3. Dalam penelitian ini variabel tingkat aktifitas eksplorasi diukur menggunakan pengukuran yang dipakai oleh Rosdini (2014). Menurut penulis pengukuran tingkat aktifitas eksplorasi yang dipakai Rosdini (2014) kemungkinan memiliki banyak keterbatasan dikarenakan kurangnya referensi dari penelitian-penelitian terdahulu.

4. Penelitian ini tidak dapat menggunakan pengukuran yang spesifik seperti pengukuran yang digunakan oleh Lilien dan Pastena (1982) karena keterbatasan data.


(2)

✙✙

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang bisa dijadikan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yaitu:

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mengambil rentang tahun sampel yang lebih panjang agar mengurangi efek early adopter.

2. Disarankan penelitian yang selanjutnya meneliti variabel-variabel lain yang berpengaruh pada konservatisme,seperti variabel resiko eksplorasi yang diteliti oleh Lilien dan Pastena (1982), harga hasil tambang tiap jenisnya,size

perusahaan, kondisi ekonomi dan politik serta indikator kinerja keuangan lainnya mencakup profitabilitas, solvabilitas, maupun likuiditas perusahaan.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan proksi lain untuk

mengukur variabel konservatisme. Di dalam mengukur konservatisme peneliti menggunakan RasioCON_MKT seperti penelitian yang dilakukan oleh Yustina (2013) serta Beaver dan Ryan (2005). Penelitian selanjutnya bisa menggunakan alat ukur lain seperti penelitian yang dilakukan oleh Lu dan Trabelsi (2014) yang menggunakanasymmetric timeliness of earning measures untuk mengukur variabel konservatisme danasymmetric cash flow to accrual measureyang digunakan oleh Ball dan Shivakumar (2005), kedua pengukuran ini kemungkinan dapat memberikan hasil yang berbeda dari hasil yang


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abushaiba, Ibrahim Ali. Eldanfour, Ibrahim. 2014. Argument of Accounting for Oil and Gas Upstream Activities.International Journal of Humanities and Management Science Vol. 2, Issue 3.

Andre, P. Filip, A. And Marmousez, S. 2015. The Impact of IFRS on The Relationship between Conservatism and Investment Efficiency.Social Science Research Network.

Andre, Paul. Filip, A. Paugam, L. 2013. Impact of Mandatory IFRS Adoption on Conditional Conservatism in Europe.Social Science Research Network. Ardina, Ayu Martaning Yogi. 2012. Penggunaan PerspektifPositive Accounting

Theoryterhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. (Skripsi). Universitas Diponegoro, Jawa Tengah.

Balakrishnan, K., Ross, W., Luo, Z. 2015. The Effect of Accounting

Conservatism on Corporate Investment During The Global Financial Crisis.Social Science Research Network.

Ball, R. dan L. Shivakumar. 2005. Earning Quality in UK Private Firms: Comparative Loss Recognition Timeliness.Journal of Accounting and Economics Vol. 39, pp 83-128.

Beaver, W. H., and Ryan, s. G. 2000. Biases and Lags in Book Value and Their Effect on The Ability Of The Book–to Market Ratio To Predict Book Return on Equity.Jurnal accounting Research, 38, 127-148.

Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2008. Extractive Industries Accounting and Economic Consequences: Past, Present and Future. University of Wollongong.

Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2009. Powerful Players: How Constituents Captured The Setting of IFRS 6, a Standard for The


(4)

Cortese, Corinne L. 2013. Politicisation of The International Accounting Standard Setting Process: Evidence from The Extractive Industries.University of Wollongong.

Cortese, Corinne L. Irvine, Helen J. 2010. Investigating International Accounting Standard Setting: The Black Box of IFRS 6.University of Wollongong. Dewi, A. A. A. R. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan terhadap Earning Response Coefficient.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 17 No. 2. Mei:207-223.

Editorial. 1986. Oil Accounting Methods: You Earn Your Money and Take Your Choice.Wall Street Journal. Pada Cortese, C. L., Irvine, Helen. J.,

Kaidonis, Mary. A. 2008. Extractive Industries Accounting and Economic Consequences: Past, Present and Future.University of Wollongong. Ghozaly, Imam. 2013.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang. Universitas Diponegoro.

Givoly, D., and C. Hayn. 2002. Rising Conservatism: Implication for Financial Analysis.Financial Analysts Journal, Vol. 58, No. 1.

Hartanto, T. Januarsi, Y. Sabarudin. 2014. IFRS Adoption , Accounting Conservatism, and Examination on Moderating Effect of Woman

Existance in Audit Committee.Simposium Nasional Akuntansi XVI, Sesi 1, pp 68-85. Manado.

Hassan, Shehu Usman. Farouk, Musa Adeiza. 2014. Firm Atributes and Earning Quality of Listed Oil and Gas Companies in Nigeria.Review of

Contemporary Business Research Vol. 3, NO. 1, pp 99-114. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Exposure Draft PSAK 33: Akuntansi

Pertambangan Umum.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Exposure Draft PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral.

International Accounting Standard Board. 2004. IFRS 6, Exploration for and Evaluation of Mineral Resources.

International Accounting Standard Committee. 2000. Extractive Industries Issues Paper.

Juanda, Ahmad. 2012. Kandungan Prinsip Konservatisme dalam Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS (International Financial Reporting Standard).Jurnal Humanity, ISSN 0216-8995, Vol.7 NO.2, pp 24-34.


(5)

Kayu, Nariya.Teori Agensi. 13 Januari 2012. Diakses pada 2 September 2014.

http://dukuntansi.wordpress.com/2012/01/13/teori-agensi/.

Lara. Juan,M.G. 2005. Board of Directors “ Characteristics and Conditional

Accounting Conservatism: Spanish Evidence”.Social Science Research Network.

Lilien, Steven. Pastena, Victor. 1982. Determinants of Intramethod Choice in The Oil and Gas Industry.Journal of Accounting and Economics Vol. 4, pp 145-170.

Lu, Christy dan Trabelsi, S. 2013. Information Asymmetry and Accounting Conservatism under IFRS Adoption.Social Science Research Network. Misund, B., Petter, O., Marius, S. 2013. Vertical Integration and Valuation of

International Oil Companies.Social Science Research Network.

Neveling, N. 2005. Trouble in The Pipeline for Oil Companies. September 22.

http://www.accountancyage.com/accountancyage/news/2141720/trouble-pipeline

Penman, S. H., dan X. J. Zhang. 2002. Accounting Conservatism, The Quality of Earnings, and Stock Returns.The Accounting Review, Vol. 77, pp237-264. Piot, C, Dumontier, P. Janin, R. 2010. IFRS Consequences on Accounting within

Europe.Social Science Research Network.

Rosdini, Dini. 2014. Dampak Penerapan IFRS 6 terhadap Konservatisme pada Perusahaan Pertambangan dan Energi di Australia.Simposium Nasional Akuntansi XIV. Lombok.

Van Riper. 1994. Setting Standards for Financial Reporting: FASB and The Struggle for Control of Critical Process.Connecticut, USA: Quorrum Books. Pada Cortese, C. L., Irvine, Helen. J., Kaidonis, Mary. A. 2009. Powerful Players: How Constituents Captured The Setting of IFRS 6, a Standard for The Extractive Industries.Accounting Forum, 34(2), pp 67-152.

Wang, R. Z., C. O. H. Ogartaigh, and T. Zijl. 2009. Measure of Accounting Conservatism: A Construct Validity Perspective.Journal of Accounting Literature 28:165-20. Pada Lu, Christy dan Trabelsi, S. 2013. Information Asymmetry and Accounting Conservatism under IFRS Adoption.Social Science Research Network.

Wolk, H. I., James, L. D., Michael, G. T. 2004. Accounting Theory. Edisi Keenam. United States of America: Thomson Learning, South-Western.


(6)

Wright, C. J. Gallun, R. A. 2005. International Petroleum Accounting. Tulsa, Oklahoma, PennWell. Pada Misund, B., Petter, O., Marius, S. 2013. Vertical Integration and Valuation of International Oil Companies.Social Science Research Network.

Yustina, Reni. 2012. Pengaruh Konvergensi IFRS dan Mekanisme Good Corporate Governance terhaap Tingkat Konservatisme Akuntansi.

www.idx.co.id www.ssrn.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

0 2 1

Pengaruh Return On Equity dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Logam dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

0 14 62

PENGARUH PENERAPAN PSAK 64, STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KONSERVATISME LABA (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI 2011-2015)

0 7 92

Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Pertambangan Logan dan Mineral yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

0 7 58

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris pada Perusahan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 5 118

PENGARUH KONSERVATISME LABA TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

5 9 21

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

ED PSAK 64 (R11) Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral

0 3 26

PSAK 64 EKSPLORASI DAN EVALUASI PSAK 64

0 0 30

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58