Tabel 2. Perilaku Abnormal yang Dialami oleh Tokoh Utama Sasana dalam Novel
Pasung Jiwa Karya Okky Madasari.
No. Problem Kejiwaan
Varian Jumlah
Frekuensi 1.
Gangguan kecemasan
a. Fobia spesifik
2 12
b. Fobia sosial
3 c.
Stres pascatraumatik 7
2. Gangguan
disosiatif dan somatoform
a. Identitas disosiatif
6 8
b. Dismorfik tubuh
2 3.
Gangguan mood dan bunuh diri
a. Depresi mayor
8 11
b. Bunuh diri
1
Tabel 3. Penyebab Perilaku Abnormal yang Dialami oleh Tokoh Utama Sasana dalam Novel
Pasung Jiwa Karya Okky Madasari.
No. Penyebab Problem
Kejiwaan Varian
Jumlah Frekuensi
1. a.
Faktor kognitif
Sensitif berlebihan terhadap ancaman
3 5
Pikiran irasional 2
2. b.
Faktor sosio-
budaya Pola asuh keluarga
6 21
Pendidikan 3
Tingkat ekonomi 3
Keagamaan 4
Nilai 4
Tabel 4. Cara Mengatasi Perilaku Abnormal yang Dialami oleh Tokoh Utama Sasana dalam Novel
Pasung Jiwa karya Okky Madasari.
No .
Cara Mengatasi Problem Kejiwaan
Varian Jumlah
Frekuensi 1.
Psikoterapi Terapi humanistik
2 11
Terapi kognitif-behavioral 5
Terapi keluarga 4
2. Biomedis
Penggunaan obat 2
2 3.
Hospitalisasi Perawatan di rumah sakit
jiwa 2
2
B. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya dilakukan pembahasan untuk mendapatkan hasil yang lebih jelas dan lengkap. Pembahasan dilakukan sesuai
dengan urutan rumusan masalah yang sudah ditentukan pada bab sebelumnya. Pada pembahasan, pertama akan diuraikan tentang penggambaran karakter tokoh
utama dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Kedua, tentang problem kejiwaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa karya Okky
Madasari. Ketiga, penyebab problem kejiwaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Keempat, ialah cara mengatasi
problem kejiwaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari.
1. Karakter Tokoh Utama Sasana dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky
Madasari .
a. Aspek Fisiologis
Dalam aspek fisiologis ini akan dijelaskan ciri fisik tokoh Sasana atau Sasa dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari. Ciri fisik dari tokoh utama
tersebut meliputi nama, jenis kelamin, usia, tubuh, dan ciri wajah, serta aksesoris yang dipakai. Varian tersebut digunakan untuk memperjelas karakter tokoh utama
Sasana dalam novel Pasung Jiwa. Nama adalah kata atau frase untuk menyebut atau memanggil sesuatu.
Dalam novel Pasung Jiwa, nama Sasana atau Sasa digunakan untuk menyebut tokoh utama. Kata Sasana di dalam KBBI diartikan sebagai kata yang
menunjukkan tempat atau gelanggang. Kata Sasana juga dapat berarti nasihat, pelajaran atau petunjuk. Sedangkan nama Sasana jika dihubungkan dengan
psikologi dapat diartikan sebagai tokoh yang memiliki sifat kokoh, kuat dan dapat memberikan nasihat atau petunjuk kepada orang lain.
Mengidentifikasi nama tokoh utama di dalam novel ini tidaklah sulit, karena pengarang dalam hal ini menggunakan kata ganti orang pertama dalam
novelnya, yaitu aku sebagai tokoh utama yang bernama Sasana. Berikut kutipan yang menjelaskan nama tokoh utama. “Berbeda sekali dengan namaku : Sasana.
Sama sekali tidak indah. Terlalu garang, terlalu keras. Tapi ibuku selalu meyakinkan aku, Sasana bagi dia adalah kejantanan Madasari, 2013:16”.
Selain bernama Sasana, tokoh utama juga menyebutkan bahwa dirinya menjelma bernama Sasa. Hal itu ia katakan secara verbal ketika ia memuji dirinya
sendiri bahwa dirinya menjelma menjadi cantik dan bernama Sasa. “Tak peduli bagaimana wujudku, aku tetaplah aku. Kini aku menjelma sebagai Sasa, biduan
pujaan semua orang. Si cantik bersepatu merah dengan rok mini yang meriah Madasari, 2013:56.”
Kata “aku” di dalam kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh tersebut secara langsung menunjukkan dirinya sendiri sebagai “Sasa”. Jadi selain
mempunyai nama Sasana tokoh tersebut juga biasa dipanggil Sasa. Secara fisiologis teknik naming juga memberikan gambaran bahwa nama
juga dapat menunjukkan jenis kelamin seseorang. Kata “jenis” menunjuk pada ciri yang khusus terhadap sesuatu. Sedangkan “kelamin” menunjuk pada sifat jasmani
atau rohani yang membedakan dua makhluk sebagai betina dan jantan atau wanita dan pria. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin adalah ciri
khusus yang dapat menunjukkan pada sifat betina dan jantan atau wanita dan pria, baik secara jasmani maupun rohani.