PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)
ABSTRACT
EFFECTS OF SOURSOP LEAVES (Annona Muricata L.) EXTRACT TO SIALIC ACID LEVELS OF LIVER TISSUE IN FEMALE
SPRAGUE-DAWLEY RATS INDUCED BY 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)
By
BERTA YOLANDA SELVIANA
Background: Cancer is incontrollable proliferation of cell in our body. Liver cancer is one of global health problem, in the developing countries including Indonesia. 696,000 people died of liver cancer every year. Annona Muricata L is natural materials which contains antioxidant and anticancer in its leaves. Methods: This study aimed to determine the effect of leaf extract of soursop (Annona muricata L.) against sialic acid levels of DMBA-induced mice. This research is an experimental design consist of 4 treatment groups, each group consisting of 5 Sprague Dawley rats. Group 1 (-) (negative control) was given 1ml/day of distilled water; group 2 (+) (positive control) was given DMBA 2x20 mg/kg/week and water 1ml/day; group P 1 (treatment 1) given DMBA 2x20 mg/kg/week + soursop leaf extract 20 mg/kg/day; and group P2 (treatment 2) given DMBA 2x20 mg/kg/week + soursop leaf extract 40 mg/kg/day. The sialic acid probes using warren method.
Result: statistically significant differences tested by One-Way ANOVA (p<0,05) and Post Hoc LSD (p<0,05). The result test showed that soursop leaf extract can reduce levels of sialic acid on rat liver tissue that was induced by DMBA.
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA 7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE
(DMBA)
Oleh
BERTA YOLANDA SELVIANA
Latar belakang: Kanker merupakan proses proliferasi sel-sel didalam tubuh yang tidak terkendali. Kanker hati merupakan masalah kesehatan global, di negara berkembang
termasuk Indonesia. 696.000 penderita kanker hati meninggal setiap tahun. Annona
Muricata L adalah salah satu bahan alami yang memiliki kandungan antioksidan dan
antikanker pada bagian daunnya. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar asam sialat
tikus yang diinduksi DMBA. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 4 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus Sprague Dawley. Kelompok 1(-) (kontrol negatif) diberikan aquadest 1 ml/hari; kelompok 2(+) (kontrol positif) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu dan aquadest 1ml/hari; kelompok P1 (perlakuan 1) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu + ekstrak daun sirsak 20 mg/kgBB/hari dan kelompok P2 (perlakuan 2) diberikan DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu + ekstrak daun sirsak 40 mg/kgBB/hari. Pemeriksaan asam sialat ini menggunakan Metode
Warren. Hasil penelitian: Secara Statistik terdapat perbedaan bermakna pada uji One-way
ANOVA (p<0,05) dan uji Post Hoc LSD (p<0,05). Hasil uji tersebut memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat menurunkan kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA.
(3)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata.L) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI
TIKUS YANG DIINDUKSI SENYAWA
7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)
Oleh
BERTA YOLANDA SELVIANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(4)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona Muricata L ) TERHADAP KADAR ASAM SIALAT PADA JARINGAN HATI
TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI SENYAWA
7,12-DIMETHYLBENZ[A]ANTHRACENE (DMBA)
(Skripsi)
Oleh
BERTA YOLANDA SELVIANA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(5)
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Buah sirsak,Daun sirsak, Bunga sirsak... 2. Struktur kimia DMBA... 3. Struktur sialic acid... 4. Sistem saluran pencernaan tikus... 5. Cara kerja Acetogenin dalam memerangi kanker... 6. Kerangka Teori Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun
Sirsak pada Kadar Asam Sialat Hati Tikus Putih Betina yang Diinduksi Senyawa DMBA... 7. Kerangka Konsep Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun
Sirsak pada Kadar Jaringan hati Tikus Putih yang Diinduksi Senyawa DMBA... 8. Diagram Alir Penelitian ………...
7 10
12 16 16
22
23 39 9. Grafik perbandingan rerata kadar asam sialat... 45
(6)
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN ... A.Latar Belakang ... B.Perumusan Masalah ... C.Tujuan Penelitian ... D.Manfaat Penelitian ... E. Kerangka Pemikiran ...
a. Kerangka Teori ... b. Kerangka Konsep ... F. Hipotesis... ...
II. TINJAUAN PUSTAKA ... A. Daun Sirsak... B. Dimentilbenz[a]anthrancene (DMBA) C.Asam Sialat ... D.Hepar tikus putih...
I iii iv v 1 1 5 5 5 6 6 8 9 10 13 15 17
(7)
ii
E. Potensi Ekstrak Daun Sirsak sebagai Kemopreventif Hati yang Diinduksi DMBA...
F. METODE PENELITIAN ... A.Desain Penelitian ... B.Tempat dan Waktu ... C.Populasi dan Sampel ... D.Variabel dan Definisi Operasional Variabel... E. Alat dan Bahan Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ... G.Pengolahan danAnalisis Data ... H.Diagram Alur...
I. Etika Penelitian ………...………
G. HASIL DAN PEMBAHASAN ... A.Hasil Penelitian ... B.Pembahasan ... H. SIMPULAN DAN SARAN ... A.Simpulan ... B.Saran ... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 20 24 24 24 25 28 30 31 37 38 40 42 43 48 53 53
(8)
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Persetujuan Etik 2. Tabel Dummy 3. Data Penelitian 4. Uji Statistik
(9)
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional... ... 2. Kadar asam sialat rerata hewan coba. ... 3. Hasil uji Normalitas dengan shapiro-wilk... 4. Hasil analisis Post Hoc LSD kadar asam sialat hewan coba.
29 43 44 46
(10)
(11)
(12)
(13)
PERSEMBAHAN
“Maha Suci Allah, sedikitpun tiada pengertian kami, kecuali apa
-apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami, sungguh Engkaulah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(Q.S. Al-Baqarah: 32)
Kupersembahkan karya ini untuk yang terkasih, Papa dan Mama
“Ya Allah, kasihi mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku”
Kutahu untaian kata tak akan mampu menguraikan cinta
Goresan pena tak cukup melukiskan kasih
Diammu adalah harapan, ucapmu adalah doa
Ikhlas dan ridhomu adalah surga
Untuk Adik dan sahabat yang telah ada bersamaku
Terimakasih untuk setiap dukungan,semangat dan bantuan yang telah
dicurahkan selama ini. Serta memberi warna di setiap cerita kisah perjalanan
(14)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 8 September 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Berlian Ali dan Ibu Hartati.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK ABA Yukum Jaya pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN II Yukum Jaya pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Poncowati pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar pada tahun 2011.
Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD). Penulis pernah aktif pada organisasi PMPATD PAKIS Rescue Team sebagai bendahara umum pada tahun 2013-2014 dan anggota divisi Danus pada tahun 2012-2013. Penulis juga pernah aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) FK Unila sebagai Anggota Kaderisasi pada tahun 2011-2012.
(15)
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak ( Annona Muricata.L) Terhadap Kadar Asam Sialat Pada Jaringan Hati Tikus Yang Diinduksi Senyawa 7,12-Dimethylbenz[A]Anthracene (Dmba)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sutyarso, M.Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;
2. Ibu dr. Tiwuk Susantiningsih, M.Biomed, selaku Pembimbing Utama atas kebaikan hatinya dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini, serta kasih sayang dan perhatiannya.
3. Ibu dr. Evi Kurniawaty, M.Sc, selaku Pembimbing Kedua atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini, walaupun harus diganggu di tempat praktek maupun rumah;
(16)
4. Bapak Dr.Sutyarso,M.Biomed, selaku Penguji Utama pada Ujian Skripsi. Terima kasih atas waktu, ilmu, saran-saran yang telah diberikan di saat maupun di luar waktu seminar.
5. Ibu dr.Reni Zuraida, selaku Pembimbing Akademik sejak semester awal hingga akhir di Fakultas Kedokteran;
6. Mama, Ibu Hj.Hartati, yang tiada pernah habis kasih sayang, doa, serta motivasinya. Terima kasih telah melahirkan dan membesarkan saya sampai saat ini, serta segalanya yang telah diberikan. Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;
7. Papa, Bapak Hi.Berlian Ali, S.H, yang selalu mendo’akan, membimbing, menguatkan dan tidak pernah lewat mengingatkan untuk shalat tahajud. Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;
8. Adik-Adik saya, Muhammad Rico Novalindo dan Nabila Afifah Khairunnisa, yang selalu memberikan canda, motivasi dan saran, serta tiada pernah putus silaturahmi walaupun jarak memisahkan kita semua; 9. Keluarga besar saya yang juga tidak lupa memberikan dorongan dan doa; 10.Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada
penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita;
11.Seluruh Staf Tata Usaha dan Akademik FK Unila, serta pegawai yang turut membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini;
(17)
12.Mbak Nur, yang sangat banyak membantu sejak dari awal persiapan penelitian hingga selesainya penelitian. Terima kasih telah mendampingi kami yang tidak tahu apa-apa hingga selesai;
13.Mas Bayu yang membantu dalam proses pembacaan Spektrofotometer serta dengan sabar mendampingi kami dalam pembacaan hasil;
14.Mba Lisa dan Mb Lutfi yang selalu setia menyemangati, mendoakan, memberikan keceriaan serta membantu dalam menyusun jadwal.
15.Sahabat sedari awal di fakultas ini sekaligus seperjuangan dalam penelitian ini, Anggia Shinta Wijaya Kusuma, Annisa Ratya, Taufiqurrahman, I Gusti Putu Indra, M Agung PAY, Ani Yuli Yanti dan Karimah Ihda Husna Yain. Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, keluh kesah dan candanya yang membuat suasana menjadi lebih ceria dan ramai akan cerita;
16.Sahabat SMA yang selalu memberi semangat dan motivasi serta selalu mendengarkan keluh kesah dan cerita sedih maupun senang, Kinanti Kurnia Adistaputri.
17.Sahabat setia sejak SMP, yang tak pernah putus cerita walau terpisah jarak, Retie Suwita, Permata Sari.
18.Sahabat sedari kecil yang selalu memberi keceriaan, dukungan dan tak lepas berkomunikasi walaupun sama-sama jauh. Ridho,Rudi,Rizky,Aji. 19.Teman-teman angkatan 2011, Ara ,Ani, Anggia, Belda, Belinda, Cici,
Gista, Fadia, Gusti Indra, Agung, Taufiqurrohman, Rima, Sakinah, Gilang, Robby Pardiansyah, Ririn, Ratih, Gista, Cici, Gita, Jeana, Aulia, Stevan, Ferina,Yolanda,Tiara, Gede, Filla, Wayan, Putri Rinawati, Nyimas, Yuda,
(18)
Neola, Caca, Tiwi, yang tak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas motivasi dan kebersamaan yang terjalin selama 3,5 tahun ini;
20.Teman-teman Tim Penelitian “Annonaceus” , Annisa Ratya, Taufiqurrohman, Anggia Shinta Wijaya Kusuma dan Karimah Ihda Husna Yain , Ibu nuriah, Mas Bayu dan dr. Tiwuk, atas kerja sama ,kekompakan serta dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
21.Teman-teman Tutorial 3 : Neola, Yuda, Lala, Selvi, Raissa, Putri, Fitri, Jaya, Angga, Kevin atas keceriaan, kerja sama dan kekompakkan di semester akhir ini.
22.Adik 2013 yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu ,berbagi cerita serta memberi semangat, Azrie, Destika, Zahra, Farida dan Intan. 23.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat (angkatan 2002-2014) yang sudah
memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran.
24.Kakak-kakak,Teman-teman,Adik-adik PMATD Pakis Rescue Team (SC 01-08). Terima kasih atas kerja sama,kebersamaan,kekeluargaan dan berbagi cerita suka maupun duka .
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bandar Lampung, 22 januari 2015 Penulis
(19)
(20)
“Hendaklah kamu semia mengusahakan ilmu pengetahuan itu
sebelum dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah
dengan matinya orang-orang yang memberikan atau
mengajarkannya. Seorang itu tidaklah dilahirkan langsung
pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan
belajar.”
(
Ibnu Mas’ud r.a
)
“Saya tidak bisa memastikan apakah perubahan akan
memperbaiki sesuatu.
Tetapi saya bisa memastikan bahwa untuk menjadi lebih baik,
sesuatu harus berubah.”
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Di perkirakan setiap tahun 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (UICC, 2009).
Kanker hati merupakan masalah kesehatan global, 80% kasus berada di kawasan negara berkembang termasuk di Indonesia. Kanker hati menduduki peringkat ke-3 sebagai penyebab kematian dan peringkat ke 6 penyakit kanker terbanyak. Di dunia, sebanyak 696.000 penderita kanker hati meninggal setiap tahun (IARC, 2008).
Di Indonesia kejadian kanker mencapai 4,3%. Kejadian penyakit tertinggi berturut-turut terjadi di Yogyakarta sebanyak 9,6%, jawa tengah 8,1% dan Jakarta 7,4% sedangkan prevalensi terendah terjadi di Maluku 1,5% (Riskesdas, 2007). Kejadian kanker di provinsi lampung sebesar 0,7% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data demografi, wanita lebih banyak menderita kanker yaitu sebanyak 5,7% sedangkan laki-laki hanya sekitar
(22)
2
2,9%, hal ini sejalan dengan tingginya angka pasien kanker pada ibu rumah tangga yaitu sekitar 8,2%. Berdasarkan tingkatan usia didapatkan semakin tinggi usia seorang semakin beresiko untuk mengalami kanker, terbukti dengan kejadian kanker pada usia >75 tahun berkisar antara 9,4% (Riskesdas, 2007).
Peningkatan insiden kanker di negara maju dan berkembang menunjukkan bahwa kanker berimplikasi secara internasional dan menuntut perhatian yang serius. Mengingat dampak yang ditimbulkan kanker adalah menurunnya angka harapan hidup serta, akan berdampak pada ekonomi, sosial, dan psikologis penderitanya (Anonim, 2009). Peningkatan insiden kanker ini juga dipengaruhi beberapa faktor risiko.
Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian kanker di Indonesia yaitu prevalensi merokok 23,7%, obesitas dengan usia ≥15 tahun pada laki-laki 13,9% dan pada perempuan 23,8%, kurang konsumsi buah dan sayur 93,6%, konsumsi makanan diawetkan 6,3%, makanan berlemak 12,8%, makanan dengan penyedap 77,8% serta, kurang aktivitas fisik sebesar 48,2% (Riskesdas, 2007).
Kejadian karsinogenesis hati pada tikus yang diinduksi dengan senyawa 7,12-Dimethylbenz[a]Anthracene (DMBA) akan memicu terjadi perubahan penanda biokimia tumor yang dimonitor oleh suatu protein, seperti asam sialat (Susantiningsih, 2013). Asam sialat adalah komponen glikoprotein dan glikolipid membran yang banyak berperan dalam pengenalan seluler dan molekuler. Senyawa ini juga terlibat dalam berbagai penyakit diantaranya
(23)
3
adalah kanker, diabetes melitus dan aterosklerosis. Peningkatan asam sialat dalam berbagai jaringan tumor mencerminkan reaksi inflamasi terhadap tumor yang mengakibatkan meningkatnya sekresi fase akut dan sel hati. Sehingga asam sialat ini di duga bisa menjadi penanda tumor, misalnya tumor hati (Anonim, 2012).
Berdasarkan data-data dan kejadian tersebut, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan untuk menekan angka kejadian kanker hati. Mengingat penyakit kanker umumnya baru diketahui setelah sampai pada tahap progresi hingga sulit dilakukan terapi karena pada tahap tersebut sel-sel pada hati sudah mengalami kelainan seluler yang majemuk (Meiyanto et al., 2007).
Agen kemopreventif lebih menjanjikan dibanding obat antikanker konvensional. Saat ini sudah terdapat banyak agen antikanker konvesional yang umumnya berasal dari bahan sintetis yang sengaja diproduksi untuk mengobati maupun mencegah penyakit kanker. Obat konvensional atau sitostatika ini harganya sangat mahal, bekerja tidak selektif, bersifat toksik pada sel normal, sehingga menimbulkan berbagai efek samping yang merugikan. Oleh karena itu, perlu pendekatan lain berupa terapi kanker yang relatif aman dan harganya terjangkau. Penggunaan fitofarmaka sebagai agen kemopreventif dapat menjadi pilihan cara untuk mencegah karsinogenesis (Dewanti, 2009).
Agen kemopreventif adalah senyawa yang dapat menghambat dan menekan proses karsinogenesis. Senyawa yang dapat menghambat dan menekan proses Karsinogenesis tersebut diantaranya adalah antioksidan (Dewanti, 2009).
(24)
4
Salah satu jenis tanaman yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi adalah tanaman sirsak (Annona muricata), terutama pada daunnya. Hasil uji
in vitro memperlihatkan bahwa daun sirsak mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena pada daun sirsak terdapat senyawa
acetogenin, yaitu senyawa yang diduga berperan sebagai penangkal radikal bebas dan agen antitumor yang cukup efektif. Daun sirsak merupakan tanaman yang berpotensi sebagai agen kemopreventif yang aman dan relatif murah. Namun demikian untuk membuktikan hal tersebut perlu ada bukti ilmiah bahwa daun sirsak efektif untuk menghambat onkogenesis pada kanker hati (Baskar et al,. 2007).
Acetogenin hanya menyerang sel kanker dengan menghambat produksi
adenosin trifosfat (ATP) sebagai sumber energi. Dampaknya mitosis atau pembelahan sel kanker terhambat. Sel kanker membelah dengan sangat cepat yakni 2-5 jam sedangkan sel normal 7-14 hari. Jika pasokan ATP berkurang maka aktivitas sel kanker akan melambat dan hal ini yang bisa menyebabkan kematian dari sel kanker. Oleh karena itu, perlu dilihat pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak tersebut terhadap kadar asam sialat pada hati tikus yang mengalami tumorigenesis
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L) terhadap kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA?.
(25)
5
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata) terhadap kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi DMBA.
D. Manfaat Penelitian
a.Secara Teoritis
Diharapkan dapat mendapat wawasan dan pengetahuan di bidang biokimia tentang efektifitas daun sirsak terhadap kanker hati yang dilihat dari asam sialat
b. Praktisi
1. Peneliti
Menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan sebagai informasi bagi peneliti lain.
2. Institusi.
Memberikan informasi mengenai asam sialat dapat digunakan sebagai penanda inflamasi.
3. Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang ekstrak daun sirsak yang dapat dimanfaatkan sebagai antikanker.
(26)
6
E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori
DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH), merupakan polutan lingkungan dan produk pirolisi dari minyak dan material biologi, dihasilkan oleh asap rokok,asap kendaraan dan pembakaran tidak sempura dari bahan bakar batubara dan minyak bumi.
DMBA ini selanjutnya akan menyebabkan transformasi neoplastik melalui kerusakan DNA, akumulasi reactive oxygen species (ROS) dan memediasi imflamasi kronik. Kerusakan DNA menyebabkan pengaktifan onkogen dan atau inaktivasi gen supresi tumor dan berbagai epigenetik yang menyebabkan progresi dari tumor (Karin,2011). DMBA terbukti dapat menginduksi produksi ROS yang mengakibatkan peroksidasi lipid,kerusakan DNA, dan deplesi dari sel sistem pertahanan antioksidan (Kasolo et al, 2010).
Berdasarkan penelitian sebelumnya, sirsak merupakan jenis tumbuhan yang tidak hanya bisa dimanfaatkan buahnya namun daun ,bunga, biji dan akarnya pun bisa digunakan untuk pengobatan. daun sirsak (Annona muricata) memiliki senyawa dengan aktivitas farmakologis seperti
acetogenin, flavonoid, dan senyawa lain yang diduga dapat digunakan sebagai bahan antikanker.(haris dan risa.2013) Mekanisme acetogenin
adalah menginhibisi sistem transpor elektron dan oksidasi NADH dari metabolisme sel kanker sehingga menghambat pembentukan ATP dan akibatnya jumlah ATP berkurang dan akhirnya sel kanker mati .Senyawa
(27)
7
flavonoid dapat menghambat proses onkogenesis dengan tiga cara, yang pertama adalah dengan menginduksi apoptosis dan menghentikan siklus sel melalui mekanisme inhibisi enzim topoisomerase, selanjutnya flavonoid juga dapat menghambat aktivitas karsinogen melalui inhibisi sitokrom P450 sehingga senyawa karsinogen menjadi tidak reaktif, serta meningkatkan ekspresi enzim gluthation S-transferase yang dapat mendetoksifikasi karsinogen sehingga cepat dieliminasi tubuh ( Pradana.I, 2013).
Namun, sebelum dikonsumsi oleh manusia diperlukan pengujian terdahulu pada hewan percobaan tikus putih (Rattus norvegicus) betina yang merupakan hewan model yang sering digunakan untuk berbagai percobaan dan memiliki aktivitas metabolisme yang menyerupai manusia.
Pada kegiatan di atas sudah dilakukan di penelitian sebelumnya dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan membuat homogenat pada jaringan hati tikus lalu dilakukan hidrolisis ringan untuk pengeluaran protein plasma pada jaringan hati tersebut.
Selanjutnya respon perlakuan tersebut dinilai dari kadar asam sialat pada hati tikus putih yang diambil dengan pembedahan. Hasil penelitian yang berkaitan dengan dosis penggunaan efektif dapat dijadikan data dasar untuk aplikasi pada manusia sebagai bahan pencegahan kanker hati.
(28)
8
Gambar 7. Kerangka Teori Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun Sirsak pada Kadar Asam Sialat Hati Tikus Putih Betina yang Diinduksi Senyawa DMBA
2. Kerangka Konsep
Variabel independen pada penelitian ini adalah dosis ekstrak daun sirsak yang terdiri dari dosis Ekstrak daun sirsak. Variabel independen ini akan mempengaruhi variabel dependen, yaitu Kadar asam sialat pada hati tikus yang diinduksi oleh senyawa DMBA. Kerangka konsep penelitian ini dituangkan pada Gambar 2.
Induksi Dmba
Peningkatan Radikal
Peningkatan ROS
Stress Oksidatif
Kerusakan membran sel
Respon baik pada kadar Asam Sialat pada jaringan hati
Peningkatan
Ekstrak Daun Sirsak
(29)
9
Gambar 8. Kerangka Konsep Efek Kemopreventif Pemberian ekstrak Daun Sirsak pada Kadar Jaringan hati Tikus Putih yang Diinduksi Senyawa DMBA
G. Hipotesis
Pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata) memiliki pengaruh terhadap kadar asam sialat pada jaringan hati tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi DMBA.
Variabel dependen Variabel independen
Kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang diinduksi senyawa DMBA Dosis ekstrak daun sirsak
(30)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daun Sirsak
Sirsak merupakan jenis tanaman yang paling mudah tumbuh diantara jenis-
jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembab
(Arief, 2012). Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1200 m dari
permukaan laut. Tanaman sirsak akan tumbuh sangat baik pada keadaan iklim
bersuhu 22-28oC, dengan kelembaban dan curah hujan berkisar antara
1500-2500mm per tahun(Bilqisti, 2013).
Tanaman sirsak (Annona muricata) termasuk tanaman tahunan dengan
sistematika sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta ( tumbuhan berbunga) Sub Divisi: Spermatophyta ( menghasilkan biji) Kelas : magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Famili : Annonaceae
(31)
11
Genus : Annona
Species : Annona muricata L. (Abidondifu,2013).
Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung lancip pendek. Daun
tuanya berwarna hijau tua/coklat sedangkan daun mudanya berwarna hijau
kekuningan. Daun sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau
tegak pada urat daun utama. Daun sirsak terkadang menimbulkan bau yang
tidak enak dicium (Vitrya et al., 2011).
Daun sirsak mengandung senyawa flavonoid, triterpenoid, saponin, polifenol,
dan metabolit sekunder lainnya yang diduga dapat menjadi bahan antikanker
(Bilqisti, 2013).
Gambar 1. (a) Buah sirsak , (b) Daun sirsak , (c) Bunga sirsak (Redaksi Trubus, 2012)
(32)
12
Ada beberapa manfaat daun sirsak yang sering digunakan untuk obat tradisional :
1) Sebagai Antikanker
Hasil penelitian menemukan bahwa acetogenin menghambat sintesis
adenosine trofosfat (ATP) oleh mitokondria sel. ATP merupakan sumber
energi bagi sel kanker. Padahal sel kanker memerlukan banyak energi
karena mereka melakukan proses pembelahan yang sangat cepat. Akibat
penghambatan itu maka sel kanker mengalami kekurangan pasokan energi
sehingga akhirnya akan mati. Acetogenin hanya menyerang sel kanker dan
tanpa mengalami kerusakan pada sel normal (Anonim, 2012).
2) Sebagai Anti inflamasi
Daun sirsak memiliki anti kandungan flavonoid yang bisa digunakan
sebagai anti inflamasi.Flavonoid merupakan antioksidan yang kuat karena
aktivitasnya sebagai antioksidan dan antiimflamasi. antioksidan ini
mempunyai aktivitas menetralkan radikal bebas sehingga mencegah
kerusakan oksidatif pada sebagian besar biomulekul dan menghasilkan
proteksi terhadap kerusakan oksidatif secara signifikan. Antioksidan dapat
menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang
(33)
13
pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif
(Ramadani, 2009).
3) Sebagai anti diabetes
Senyawa bioaktif yang terdapat dalam daun sirsak yaitu flavonoid,
memiliki sifat antihiperglikemia, yaitu menurunkan konsentrasi glukosa
darah, meningkatkan konsentrasi serum insulin, meningkatkan perbaikan
atau proliferasi sel β pancreas, serta meningkatkan efek hormon insulin
dan adrenalin (Rianti, 2013).
4) Sebagai Antibakteri
Kandungan fitokimia annonaceous acetogenin pada ekstrak daun sirsak
merupakan agen aktif antibakteri. Khasiat daun sirsak mampu mengatasi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti diare ,bisul,infeksi saluran
kemih dan ISPA ( Takashi,et al., 2006).
B. Dimentilbenz[a]anthrancene (DMBA)
DMBA termasuk senyawa karsinogen golongan polisiklik aromatik
hidrokarbon (PAH). Struktur kimia DMBA memiliki 4 cincin aromatik yang
berikatan, khas struktur PAH dengan tiga atau lebih cincin aromatik dan 2
(34)
14
alam sebagai hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna, seperti
dalam asap tembakau, asap pembakaran kayu, asap pembakaran gas,bensin,
minyak,batubara atau daging (Budi dan Widyarini, 2010).
Gambar 2.Struktur kimia DMBA (Brennan, 2010).
DMBA menyebabkan transformasi neoplastik melalui kerusakan DNA,
akumulasi reactive oxygen species (ROS) dan memediasi imflamasi kronik.
Kerusakan DNA menyebabkan pengaktifan onkogen dan atau inaktivasi gen
supresi tumor dan berbagai epigenetik yang menyebabkan progresi dari tumor
(Karin,2011). DMBA terbukti dapat menginduksi produksi ROS yang
mengakibatkan peroksidasi lipid,kerusakan DNA, dan deplesi dari sel sistem
pertahanan antioksidan (Kasolo et al, 2010).
Proses metabolisme DMBA dilakukan oleh enzim-enzim sitokrom p-450 dan
(35)
15
carcinogen (karsinogen awal) dan selanjutnya ultimate carcinogen
(karsinogen akhir) yang menyebabkan kerusakan DNA melalui pembentukan
epolsid dihidrodiol. Kemudian DNA komplek yang dibentuk oleh bagian
DNA tertentu dengan senyawa mutagen kimia dengan ikatan kovalenakan
terbentuk dan menyebabkan mutasi sel yang membentuk sel-sel kanker. Dari
metabolit aktif inilah yang akan menjadi sel-sel kanker hepar dari induksi
DMBA ( Fitriciaet al., 2012).
Jalur metabolisme DMBA yang melalui aktivitas enzim sitokrom P-450
menjadi intermediate reaktif yang dapat merusak DNA, yaitu terbentuknya
epoksida dihidrodiol dan kation radikal. Jalur epoksida dehidrodiol inilah
yang bertanggung jawab terhadap inisiasi tumor karsinogenik DMBA
dibanding bentuk kation radikal (Hamid & Meiyanto, 2009).
C. Asam Sialat
Nama umum asam sialat berasal dari kata latin “σιαλον, sialon” yang berarti saliva (air liur) karena banyak terdapat pada kelenjar ludah . Asam sialat
(sialic acid, sia) ini adalah gula beratom C-9 yang merupakan turunan asam
(36)
16
Gambar 3.Struktur sialic acid (Purnawan, 2007).
Asam sialat merupakan komponen glikoprotein dan glikolipid membran yang
banyak berperan dalam pengenalan seluler dan molekuler. Peningkatan kadar
asam sialat dalam berbagai jaringan tumor mencerminkan reaksi inflamasi
terhadap tumor yang mengakibatkan meningkatnya sekresi protein fase akut
oleh sel. Teori lain yang mendukung tingginya kadar asam sialat pada
jaringan tumor adalah bertambahnya jumlah sel-sel baru yang banyak
mengandung asam sialat.
Selain itu peningkatan ini juga disebabkan oleh peningkatan ekspresi enzim
sialiltransferase, yaitu enzim yang diperlukan untuk biosintesis sialokonjugat
pada berbagai jaringan tumor. Peningkatan enzim ini akan menyebabkan
peningkatan jumlah asam sialat pada glikoprotein yang terdapat pada
(37)
17
Glikoprotein adalah suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus
prostetik karbohidrat.Beberapa monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga
N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul ini.
(Yuningsih, 2013).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam berbagai aktivitas sel, antara
lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada membran plasma merupakan
hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran membentuk
glikokaliks.Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel normal atau
abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya (Yuningsih, 2013).
D. Hati Tikus
Tikus (Rattus norvegicus) adalah hewan percobaan yang umum digunakan
untuk penelitian karena sifatnya yang sempurna, mudah dipelihara, sehat dan
cocok digunakan untuk berbagai jenis penelitian. Ciri-ciri morfologi Rattus
norvegicus antara lain memiliki berat 150-600 gram,hidung tumpul,badan
besar dengan panjang 18-25 cm, kepala dan ekor lebih pendek,telinganya pun
relatif kecil dan tidak lebih dari 20-23 mm (Depkes, 2012).
Terdapat tiga galur atau varietas tikus yang memiliki kekhususan tertentu
(38)
18
berwarna albino putih,berkepala putih dan ekor lebih panjang dari badannya,
galur Wistar ditandai dengan kepala besar dan ekor yang lebih pendek, dan
galur long evans yang lebih kecil dari pada tikus putih dan memiliki warna
hitam pada kepala dan tubuh bagian depan. ( IPB, 2012).
Menurut Depkes (2011) dan IPB (2012) taksonomi tikus adalah: Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodensia
Subordo : Sciurognathi
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
Spesies :Rattus Norvegicus
Ada dua sifat utama yang membedakan tikus dengan hewan percobaan
lainnya,yaitu tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak
lazim pada tempat bermuara esofagus ke dalam lambung sehingga
mempermudah proses penyekokan perlakuan menggunakan sonde lambung
dan tidak tidak memiliki kantung empedu. Selain itu,tikus memiliki kelenjar
keringat hanya di telapak kaki. Ekor tikus menjadi bagian tubuh paling
(39)
19
mengeluarkan banyak ludah dan menutupi bulunya dengan ludah tersebut
(Anonim, 2012).
Pertumbuhan dan perkembangan tubuh tikus tergantung pada effisiensi
makanan yang diberikan dan juga sangat dipengaruhi oleh metabolisme basal
tubuh tikus itu sendiri.beberapa faktor penting yang dapat meningkatkan
metabolisme basal tubuh hewan adalah suhu lingkungan,jenis kelamin, umur,
keadaan psikologis hewan dan suhu badan (Nurul, et al., 2012).
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam
proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati berwarna coklat
kemerahan dan terletak dibawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen.
Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna
dan diserap diusus. Fungsi hati antara lain mengubah zat makanan yang
diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam
tubuh,mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di eksresi dalam empedu
dan urin, memproduksi garam empedu untuk pencernaan lemak,
menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen (Nurul, et al.,
(40)
20
Gambar 5.Sistem saluran pencernaan tikus (Anonim, 2012).
E. Potensi ekstrak Daun Sirsak sebagai Kemopreventif Hati yang
Diinduksi DMBA
(41)
21
Seperti yang telah diulas sebelumnya, acetogenin merupakan senyawa yang
terkandung dalam daun sirsak sehingga membuatnya menjadi obat herbal
antikanker. Acetogenin merupakan kumpulan senyawa aktif yang memiliki
aktivitas sitotoksik (mampu merusak sel) di dalam tubuh dengan cara
menghambat transpor Adenosine Trifosfat (ATP) yang dimanfaatkan oleh
sel-sel kanker dalam tubuh. Namun keberadaan ATP sendiri merupakan sumber
energi di dalam tubuh.Namun keberadaan ATP dimanfaatkan oleh sel-sel
kanker untuk memperbanyak diri secara tak terkendali sehingga merugikan
sel-sel normal lainnya karena tidak mendapatkan jatah energi.
Jika kondisi ini berlangsung terus menerus keberadaan sel-sel normal akan
tergusur oleh sel-sel kanker yang kian merajalela. Setidaknya perlu 2-5 jam
bagi sel kanker untuk membelah diri sedangkan sel normal perlu waktu
paling tidak 7-14 hari.Dari sinilah tampak bahwa kecepatan pembelahan sel
kanker pastilah memerlukan energi yang cukup besar.Peran Acetogenin yang
menghambat transpor ATP ke sel-sel kanker mengakibatkan terhambatnya
pula pembelahan sel-sel kanker bahkan dapat menyebabkan matinya sel-sel
kanker.Aktivitas sitotoksik dari acetogenin dapat berperan ganda, yaitu
(42)
22
kanker karena menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan
sel tumor yang ada di dalam tubuh.
Sebanyak 82 senyawa turunan acetogenin terdapat di dalam tanaman sirsak
dari total 350 yang ditemukan pada keluarga annonaceae.Sebenarnya
senyawa acetogenin bukanlah hal yang baru di dunia kedokteran. Tepatnya
sejak 1940,sifat-sifat dari senyawa acetogenin sudah mulai dipelajari dan
telah digunakan di berbagai penelitian ilmiah. Bahkan karena
kedahsyatannya, berbagai penelitian ini muncul di berbagai jurnal
internasional. Tercatat bahwa universitas purdue di West
Lafayette,Indiana,Amerika Serikat melakukan penelitian pertama mengenai
sifat sitotoksik acetogenin. Kemudian, disusul dengan beberapa penelitian
lain di berbagai negara dalam naungan Lembaga Institusi Kanker Nasional
yang membuktikan khasiat dari kandungan acetogenin.
Dari hasil penelitian tersebut ( ditambah dengan 20 hasil uji laboratorium)
diperoleh bahwa daun dan batang annona muricata L. Memiliki sitotoksitas
terhadap sel kanker.fakta mengejutkan berikutnya menyatakan bahwa tidak
hanya Annonceus muricata L. Saja yang memiliki sitotoksitas,melainkan
(43)
23
sitotoksik sangat bermanfaat untuk membasmi penyakit ganas seperti kanker
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode eksperimental
dengan pola rancangan Post Test Only Control Grup Design .Pengambilan
data dilakukan hanya pada saat akhir penelitian setelah dilakukannya
perlakuan dengan membandingkan hasil pada kelompok kontrol negatif
dengan kontrol positif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian lanjutan ini dilakukan di laboratorium biokimia dan biologi
molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung selama 4 bulan dari
(45)
25
C. Populasi dan Sampel
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian tentang pengaruh
pemberian ekstrak daun sirsak terhadap tumorigenesis hati tikus putih yang
diinduksi senyawa 7,12-dimethylbenz(a)anthracene (DMBA).
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti.
Dalam penelitian ini populasi adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur
Sprague Dawley yang diinduksi DMBA sebagai model onkogenesis hati.
Rattus norvegicus galur Sprague Dawley umumnya digunakan sebagai
hewan uji dalam penelitian karena memiliki hubungan kekerabatan yang
dekat dengan manusia, yakni termasuk ke dalam kelas mamalia. Oleh
karena itu, tikus sering dijadikan model penelitian aplikasi kesehatan
manusia karena terdapat persamaan fisiologis. Sifat Rattus norvegicus
galur Sprague Dawley telah diketahui dengan jelas, antara lain: mudah
dipelihara dalam jumlah besar, cepat berkembang biak dan tidak rentan
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta cukup agresif dibandingkan
(46)
26
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 tikus putih (Rattus
norvegicus) galur Sprague Dawley dengan ciri-ciri berwarna putih,
berkepala kecil, ekor lebih panjang daripada badan, dan berumur 6-7
minggu dengan berat rata-rata berkisar antara 100-200 gram, yang
diinduksi DMBA.
Jumlah sampel pada penelitian ini didapatkan berdasarkan jumlah
perlakuan yang dilakukan. Setiap perlakuan akan menggunakan
pengulangan dengan rumus Federer (1977) untuk rancangan acak lengkap
yaitu:
dengan t = jumlah kelompok dan n= jumlah ulangan
(47)
27
Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor tikus putih Sprague Dawley yang
terbagi dalam 4 kelompok (masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor
tikus).
Kriteria Inklusi
a. Tikus putih galurSprague Dawley sehat (tidak tampak penampakan
rambut kusam, rontok, atau botak, dan bergerak aktif)
b. Memiliki berat 100-200 gram
c. Berusia sekitar 6-7 minggu
d. Tikus putih betina
Kriteria Ekslusi
a. Tikus sakit atau mati sebelum mendapat perlakuan.
Kriteria Drop Out a. Tikus mati
b. Tikus tampak sakit (gerakan tidak aktif, tidak mau makan, rambut kusam atau rontok).
(48)
28
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel terikat : Kadar asam sialat pada jaringan hati tikus yang
diinduksi senyawa DMBA
b. Variabel bebas : Dosis ekstrak daun sirsak (Annona muricata)
2. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian agar penelitian tidak menjadi
(49)
29
Tabel 2. Definisi Operasional
Variabel Definisi Skala
Dosis ekstrak daun sirsak
Ada 4 kelompok dengan perlakuan yang berbeda - Kelompok I (kontrol negatif) + terapi aquades 1ml
selama 4 minggu
- Kelompok II (kontrol positif) = induksi DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu selama 4 minggu + aquadest 1ml/hari
- Kelompok P1 (perlakuan)= induksi DMBA 2x20 mg/kgBB/minggu selama 4 minggu + pemberian ekstrak daun sirsak 20mg/kgBB/hari selama 4 minggu
- Kelompok P2 (perlakuan) = induksi DMBA 2x20 mg/kgBB seminggu selama 4 minggu + pemberian ekstrak daun sirsak 40mg/kgBB/hari selama 4 minggu
Kategorik
Kadar asam sialat hati tikus
Pengamatan dilakukan dengan membandingkan kadar asam sialat antara kelompok perlakuan kontrol negatif ,kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2.
(50)
30
E. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan berupa kandang, tempat minum dan makan,
timbangan digital, sonde lambung berujung Nasogastric tube (NGT), alat-alat
bedah minor, blender, rotary evaporator, kertas saring, tips pH meter, tabung
erlenmeyer 500 ml, tabung penyimpanan, upright freezer -800C Kaltis, gelas
ukur 100 ml, micropestle, sentrifuge Eppendorf 5417R, tabung eppendorf
ukuran 1,5 ml, waterbath Memmert, spektrofotometer S-30 Boeco,
mikropipet ukuran 100-1000 µl, 10-100µl ,0-10µl, vortex Biosan dan lemari
es ±40C.
Bahan utama yang digunakan untuk penelitian lanjutan ini adalah hati tikus
putih galur sprague dawley sebanyak 100gr yang diletakkan di freezer Kaltis
suhu -80oC, larutan Phosphate Buffer saline (PBS) 0,1M dengan pH 7,4, TCA
(asam trikloro asetat) 10% dan 5%, H2SO4 0,1 N, larutan natrium periodat,
larutan natrium arsenit 10%, larutan TBA (asam tiobarbiturat) 0,6% dalam
(51)
31
F. Prosedur Penelitian
1. Pemeliharaan Hewan Percobaan
Tikus ditempatkan dalam kandang plastik dengan tutup terbuat dari kawat
ram dan dialasi sekam, pakan berupa pelet dan air minum diberikan ad
libitum. Lingkungan kandang dibuat agar tidak lembab, ventilasi yang
cukup serta, penyinaran yang cukup dimana lamanya terang 14 jam dan
gelap 10 jam. Sebelum melakukan percobaan tikus diadaptasi dalam
kandang selama 7 hari untuk menyeragamkan cara hidup dan makannya.
Kesehatan tikus dipantau setiap hari dan berat tikus ditimbang setiap
minggu.
2. Ekstraksi Daun sirsak dalam Etanol 70%
Pembuatan ekstrak daun sirsak menggunakan bahan berupa daun sirsak
yang telah dikeringkan sebanyak 500 gram. Kemudian daun sirsak di
giling dan ayak dengan ayakan yang sesuai. Setelah itu, daun sirsak di
rendam dalam etanol 70%. Setiap hari rendaman diaduk-aduk dan disaring
sampai didapat maserat jernih. Maserat dikentalkan dengan rotary
evaporator sampai diperoleh ekstrak daun sirsak yang kering.
(52)
32
kelompok III dan 40mg/kgBB pada kelompok IV setiap hari selama 4
minggu. Berat tikus rata-rata yang digunakan adalah 200 gram,sehingga
perhitungan dosis ekstrak daun sirsak pada penelitian ini adalah :
Dosis ekstrak daun sirsak untuk kelompok III
=
d =
× 200g
d = 4mg
Dosis ekstrak daun sirsak untuk kelompok IV
=
d =
× 200g
d = 8mg
3. Pembuatan Larutan DMBA
Pelarut yang digunakan untuk senyawa DMBA adalah corn oil atau
minyak jagung,karena DMBA larut dalam pelarut ini. Minyak jagung
merupakan senyawa inert yang digunakan untuk melarutkan DMBA, tidak
memiliki sifat karsinogenik.
Berdasarkan penelitian oleh Meiyanto (2007) telah ditetapkan dosis serta
(53)
33
dua kali seminggu selama 4 minggu. Selain itu disebutkan pula bahwa
pemberian DMBA dengan dosis 20 mg/kg BB sebanyak 10 kali dalam 4
minggu telah dapat mengakibatkan perubahan secara mikroskopis.
Berat tikus rata-rata yang digunakan adalah 200 gram, sehingga
perhitungan dosis pada penelitian ini adalah
20mg 000g =
d 200g d = 000g × 200g20mg d = mg
kemudian 4 mg DMBA ini dilarutkan dalam 1 ml minyak jagung untuk
diberikan secara per oral dengan menggunakan sonde lambung.
4. Penginduksian DMBA, Ekstrak Daun Sirsak dan Pengambilan Sampel.
Mula-mula tikus ditimbang untuk mengetahui volume larutan DMBA yang
akan diberikan. Bahan yang akan digunakan adalah serbuk DMBA yang
dilarutkan dengan mengunakan minyak jagung. Induksi menggunakan
sonde oral, dengan jadwal pemberian seminggu dua kali dengan dosis 20
mg/kgBB dengan pelarut minyak jagung. Setiap tikus pada kelompok II,
(54)
34
larutan dengan konsentrasi 4mg/ml.
Bahan yang akan digunakan untuk larutan ekstrak daun sirsak adalah
ekstrak daun sirsak yang dilarutkan dalam aquades. Ekstrak daun sirsak
diberikan dengan dosis 20mg/kgBB pada kelompok III dan 40mg/kgBB
pada kelompok IV, dengan menggunakan sonde lambung. Setiap tikus
dengan berat ± 200g mendapatkan 1ml larutan ekstrak daun sirsak dengan
konsentrasi 4mg/ml untuk kelompok III dan konsentrasi 8mg/ml untuk
kelompok IV.
Selama penginduksian senyawa DMBA, tikus setiap hari diinduksi ekstrak
daun sirsak. Penginduksian DMBA dan ekstrak daun sirsak dilakukan 4
minggu. Sonde untuk tikus control dibedakan dengan tikus perlakuan
untuk mencegah adanya kontaminasi. Berat badan tikus ditimbang
sebelum,selama dan setelah intervensi.
Terminasi tikus dilakukan setelah perlakuan terakhir. Tikus diterminasi
dengan anastesi terlebih dahulu menggunakan ketamine-xylazine dosis
75-100mg/kg + 5-10mg/kgBB secara IP, kemudian di euthanasia dengan
(55)
35
pembedahan.
5. Penyimpanan Organ.
Setelah dilakukan pembedahan jaringan hati diambil dan dimasukkan ke
dalam tabung penyimpanan organ setelah itu diletakkan di freezer kaltis
dengan suhu -4oC selama 1 hari dan kemudian diletakkan di freezer kaltis
dengan suhu -80oC sampai organ siap digunakan kembali.
6. Pembuatan Homogenat Hati.
Potong organ hati dan timbang ±100mg, tempatkan pada Testube 1 ⁄2mL.
Lalu tambahkan 0,5mL PBS 0,1M pH 7,4
Vorteks dan lumatkan menggunakan micropastle
Kemudian tambahkan 500 µL PBS 0,1 pH 7,4 lalu divorteks dan tambahkan 500 µL PBS 0,1 pH 7,4
Sentrifuse 500rpm selama 10 menit
Ambil supernatan pindahkan ke microtube kosong n 1,5ml simpan pada suhu -20oC
(56)
36
7. Pemeriksaan Kadar Asam Sialat
25µL homogenate hati + 125µL akuades dan 250µL TCA 10%
Divorteks sampai merata
Sentrifuse ,5000 rpm selama 10 menit
Supernatan dibuang
Endapan tersisa + 250µL TCA 5 %
Divorteks sampai merata
Sentrifuse ,5000rpm selama 10 menit
Supernatan Dibuang
Endapan hidrolisat ditambah H2SO4 0,1 N sebanyak 125µL
Tutup + Kocok
Letakkan dipenangas 80oC selama sejam
Sentrifuse Sebentar dan ambil Hidrolisat
12,5µL hidrolisat + 12,5µL natrium Periodat
Divorteks+ diamkan 20 menit pada suhu Kamar
Tambahkan 125µL natrium arsenit 10 % divorteks
Ditambahkan 375µL larutan TBA 0,6% dalam NA2SO4 0,5M
Tabung tutup dan dikocok lalu letakkan di penangas air mendidih selama 20 menit dan Lalu di letakkan di penangas Es
(57)
37
Ditambahkan 540µL larutan Sikloheksanon (Sigma).
Sentrifuse selama 3 menit ,5000rpm.
Fasa sikloheksanon yang terbentuk pada bagian atas larutan diperiksa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 549 nm.
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Uji Normaliatas Data dan Homogenitas Data
Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program statistik. Hasil
penelitian akan dianalisis apakah memiliki distribusi normal atau tidak
secara statistik dengan uji normalitas Shapiro-Wilk karena jumlah sampel
kurang dari 50, Setelah itu dilanjutkan Uji homogenitas / levene.
2. Uji Parametrik
Jika varians data berdistribusi normal dan homogen, dilanjutkan dengan
metode uji parametric one way ANOVA. Namun, apabila distribusi data
tidak normal dan varians data tidak homogen, akan diuji dengan uji
(58)
38
3. Uji Post Hoc
Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 (hipotesis dianggap
bermakna) maka akan dilanjutkan dengan melakukan analisis post-hoc LSD
untuk mengetahui perbedaan antar kelompok yang lebih terinci. Sedangkan
Alat untuk melakukan analisis post-hoc untuk uji Kruskal–Wallis adalah dengan uji Mann–Whitney.
H. Diagram Alur
Sebelum penelitian, dilakukan aklimatisasi tikus untuk membuat tikus
beradaptasi. Aklimatisasi tikus dilakukan selama 7 hari. Kemudian tikus
dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol
positif, perlakuan 1, dan perlakuan 2. Tikus diberi perlakuan selama 4
(empat) minggu. Setelah itu, dilakukan pembedahan untuk mengambil
jaringan hati tikus. Kemudian, dilakukan pembuatan homogenat jaringan hati
tikus lalu lakukan hidrolisis ringan untuk melihat kadar asam sialat pada
masing-masing kelompok. Diagram alur penelitian ini dapat dilihat pada
(59)
39
Akan dilakukan Sudah dilakukan
Gambar 9. Diagram Alir Penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak terhadap Kadar Malondialdehid pada Jaringan Hati Tikus Putih
yang Diinduksi DMBA Aklimatisasi Tikus Induksi ,aquades 1ml, setiap hari selama 4 minggu Induksi DMBA 2x20mg/kg BB seminggu ( selama 4 minggu) Induksi DMBA 2x20 mg/kgBB seminggu(selama
4 minggu) + ekstrak daun sirsak
20mg/kgBB/hri (selama 4 minggu)
Induksi DMBA 2x20mg/kgBB seminggu ( selama 4 minggu )+ ekstraks daun sirsak 40mg/kgBB/hr (selama 4 minggu)
Terminasi pengambilan organ hepar
Persiapan Penelitian
Pembuatan homogenat jaringan Hati
Pemeriksaan Asam sialat
(60)
40
I. Etika Penelitian
Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung, dengan menerapkan prinsip 3R dalam
protokol penelitian, yaitu:
1. Replacement adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah
diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun
literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan
oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.
2. Reduction adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin,
tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel
dihitung berdasarkan rumus Supranto yaitu (t–1) (n–1)≥15 dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok
perlakuan.
3. Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi,
dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi.
a. Bebas dari rasa lapar dan haus maka pada penelitian ini hewan coba
(61)
41
b. Bebas dari ketidaknyamanan maka pada penelitian hewan coba
ditempatkan di pet house dengan suhu terjaga 20–250C kemudian hewan coba terbagi menjadi 3-4 ekor tiap kandang. Animal house
berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang
dijaga kebersihannya sehingga mengurangi stress pada hewan coba.
c. Bebas dari nyeridan penyakit dengan mejalankan program
kesehatan,pencegahan dan pemantauan serta, pengobatan terhadap
hewan coba jika diperlukan pada penelitian hewan coba diberikan
perlakuan dengan menggunakan nasogastric tube dilakukan dengan
mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin,dosis perlakuan diberikan
berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literature yang telah ada.
Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan
dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta
euthanasia dengan metode yang manusiawi oleh orang yang terlatih
untuk maminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba
(62)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan secara statistik bahwa daun sirsak
(Annona Muricata L) 20mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam sialat pada
jaringan hati yang diinduksi DMBA (p<0,05).
B. Saran
Peneliti lain disarankan untuk:
1. Meneliti lebih lanjut terhadap efek toksik dari ekstrak daun sirsak.
2. Meneliti lebih lanjut mengenai dosis optimum dan toksisitas ekstrak daun
sirsak sebagai agen kemopreventif onkogenesis organ hati.
3. Meneliti bagian-bagian tumbuhan sirsak lainnya seperti bunga,biji, batang,
(63)
54
alami.
4. Meneliti efek pemberian ekstrak daun sirsak terhadap zat antioksidan
endogen atau enzim lain pada tubuh yang dapat berpengaruh pada saat
(64)
DAFTAR PUSTAKA
AASLD, 2014. Liver Cancer. [Online Jurnal] [diunduh 18 agustus 2014]. Tersedia dari: http://www.aasld.org/.
[Anonim]. 2009. Financial and Legal Impact Of Cancer. [Online Jurnal] [Diunduh 27 Juli 2013]. Tersedia dari: http://www.mdanderson.org/.
Asri H, Hermawati R. 2013. Khasiat ajaib daun sirsak. Malang: padi .hlm : 58-61
AVMA. 2013. AVMA guidelines for the euthanasia of animals: 2013 edition. Schaumburg: American Veterinary Medical Association.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Baskar R, Rajeswari, V, Kumar TS. 2007. In Vitro Antioxidant Studies in Leaves of Annona Species. Indian Journal of Experimental Biology. 45:480-5.
Bilqisti F. 2013. Efek Kemopreventif Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Pada Epitel Duktus Jaringan Payudara Tikus Betina Galur Sprague Dawley Yang Diinduksi Senyawa 7,12-Dimethylbenz[A]Anthracene (Dmba) [Skripsi]. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
(65)
Budi RT, Widyarini S. 2010. Dampak induksi karsinogenesis glandula mammae dengan 7, 12-dimetilbenz(α)antrasen terhadap gambaran histopatologis lambung tikus sprague dawley.
Jurnal Veteriner.11(1):17-23.
Candra KP. 2007. Fungsi Biologi Asam sialat,Produksi dan peranannya dalam industri makanan bayi.[jurnal] Samarinda. Fakultas pertanian Universitas Mulawarman.
Chiu, HF., Chih, TT., Hsian, YM., Tseng, CH., Wu, MJ., Wu, YC. 2003. Bullatacin, a potent antitumor Annonaceous acetogenin, induces apoptosis through a reduction of intracellular cAMP and cGMP levels in human hepatoma 2.2.15 cells. Biochemical Pharmacology.65(3):319-27.
Dahlan MS. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan : deskriptif, bivariat, dan multivariat, dilengkapi dengan aplikasi menggunakan spss. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika.
Federer, WT. 1977. Experimental Design Theory And Application, Ed. 3. New Delhi Bombay Calcuta: Oxford and IBH Publishing Co.
Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.Hlm: 843-8, 871-907.
Hakkak. 2005. Obesity Promotes 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene-Induced Mammary Tumor Development in Female Zucker Rats.Breast Canc Res.7: 627-633.
Hamid IS, Meiyanto E. 2009. Modulasi cyp1a1 dan gst serta ekspresi p53 dan ras setelah induksi 7,12-dimethyl benz(ά)antrasen (dmba) dan pemberian anti karsinogenesis gynura procumbens dan curcuma zedoaria pada tikus galur sprague dawley. J Penelit Med Eksakta.8(3): 168-77.
Hatim, NB. 2012. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona sinensis) pada Tikus Betina Sprague Dawley yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena. [Skripsi]. Departemen Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Herliana E, Rifai N. 2011. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker. Jakarta: Mata Elang Media. hlm. 12-16.
(66)
International Agency Research on Cancer. 2013. Globocan 2008, Fast Stats. Section of Cancer Information. (Internet). Diunduh darihttp://globocan.iarc.fr/factsheets/
populations/factsheet.asp?uno=900. Diakses pada tanggal 26 september 2014.
Koolman.J et al. 2001. Atlas berwarna & teks. Biokimia. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Meiyanto, E., Susilowati, S., Tasminatun, S., Murwanti, R.,Sugiyanto. 2007. Efek Kemopreventif Ekstrak Etanolik Gynura procumbens (Lour), Merr pada Karsinogenesis Kanker Payudara Tikus. Majalah Farmasi Indonesia. 18(3): 234-8
Meiyanto E, Putri DA, Adhi P, Darma AP, Ikawati M. 2011. Potensi kemopreventif ekstrak etanolik kulit jeruk keprok (citrus reticulata) pada karsinogenesis sel hepar tikus galur sprague dawley terinduksi dmba. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon. 12(1):9-13.
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). 2013. [artikel umum]: Kanker Hati (Hepatoma). Tersedia dari http://hppi-online.org. Diakses pada tanggal 20 agustus 2014.
Pertiwi AS. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap gambaran histopatologi jaringan paru tikus putih betina yang diinduksi karsinogen 7,12 dimethylbenz[a]antrancene (dmba) [skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Prijanti AR. Penetapan kedinian α-fetoprotein (AFP) dan asam sialat plasma tikus sebagai petanda tumor pada induksi kanker hati dengan aflatoksin B1. 1997. [tesis]. Univesitas Indonesia. Jakarta.
Ramadhani AN. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BST). [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Ranasasmita R. 2008.Aktivitas antikanker ekstrak etanol daun Aglaia elliptica Blume Pada tikus betina yang diinduksi 7,12-dimetilbenz(α) atrasena. Bogor. Program Studi Biokimia Universitas Pertanian Bogor.
Redaksi Trubus. 2012. Aneka ramuan herbal. Depok: PT Trubus Swadaya. Redaksi Trubus. 2012. Daun sirsak vs kanker. : Depok : PT Trubus Swadaya.
Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L., Zhang, L. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer Agents. Medicinal Research Review. 23(4):519-34.
(67)
Schauer R,Schmid H, Pommerenke J, Iwersen M, Kohla G. 2001.Metabolisme and role of o-acetylated sialic acid.Biochemisches Institu christian-Albrechts-Universitat. Vol 491 pp 324-5.
Sugianto, SB., Meiyanto, E., Nugroho, AE.,Jenie, UA. 2003. AktivitasAnti karsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan.Majalah Farmasi Indonesia. 14(4): 216-25.
Suranto, A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. hlm. 4-15.
Susantiningsih.T.2013.The Effect of Giving Soursop Leaves Annonamuricata L Extract to Sialic Acid Level on Female Rats Induced DMBA (7,12-dimethylbenz(a)anthracene). [jurnal]. Universitas Lampung.
Siregar,Lianda.2013.”Kanker Hati Apakah bisa dicegah atau Diobati?” diunduh dari
http://deteksi dini.wordpress.com/2013/07.diakses pada tanggal 18 agustus 2014
Sinaga E. Perubahan kadar asam sialat pada serum dan jaringan hepar tikus yang diinduksi karsinogenesis dengan aflatoksin B1. 1991. [tesis]. Universitas Indonesia Jakarta.
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan secara statistik bahwa daun sirsak
(Annona Muricata L) 20mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam sialat pada
jaringan hati yang diinduksi DMBA (p<0,05).
B. Saran
Peneliti lain disarankan untuk:
1. Meneliti lebih lanjut terhadap efek toksik dari ekstrak daun sirsak.
2. Meneliti lebih lanjut mengenai dosis optimum dan toksisitas ekstrak daun
sirsak sebagai agen kemopreventif onkogenesis organ hati.
3. Meneliti bagian-bagian tumbuhan sirsak lainnya seperti bunga,biji, batang,
(2)
54
alami.
4. Meneliti efek pemberian ekstrak daun sirsak terhadap zat antioksidan
endogen atau enzim lain pada tubuh yang dapat berpengaruh pada saat
(3)
DAFTAR PUSTAKA
AASLD, 2014. Liver Cancer. [Online Jurnal] [diunduh 18 agustus 2014]. Tersedia dari: http://www.aasld.org/.
[Anonim]. 2009. Financial and Legal Impact Of Cancer. [Online Jurnal] [Diunduh 27 Juli 2013]. Tersedia dari: http://www.mdanderson.org/.
Asri H, Hermawati R. 2013. Khasiat ajaib daun sirsak. Malang: padi .hlm : 58-61
AVMA. 2013. AVMA guidelines for the euthanasia of animals: 2013 edition. Schaumburg: American Veterinary Medical Association.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS ). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Baskar R, Rajeswari, V, Kumar TS. 2007. In Vitro Antioxidant Studies in Leaves of Annona Species. Indian Journal of Experimental Biology. 45:480-5.
Bilqisti F. 2013. Efek Kemopreventif Pemberian Infusa Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Pada Epitel Duktus Jaringan Payudara Tikus Betina Galur Sprague Dawley Yang Diinduksi Senyawa 7,12-Dimethylbenz[A]Anthracene (Dmba) [Skripsi]. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
(4)
Budi RT, Widyarini S. 2010. Dampak induksi karsinogenesis glandula mammae dengan 7, 12-dimetilbenz(α)antrasen terhadap gambaran histopatologis lambung tikus sprague dawley. Jurnal Veteriner.11(1):17-23.
Candra KP. 2007. Fungsi Biologi Asam sialat,Produksi dan peranannya dalam industri makanan bayi.[jurnal] Samarinda. Fakultas pertanian Universitas Mulawarman.
Chiu, HF., Chih, TT., Hsian, YM., Tseng, CH., Wu, MJ., Wu, YC. 2003. Bullatacin, a potent antitumor Annonaceous acetogenin, induces apoptosis through a reduction of intracellular cAMP and cGMP levels in human hepatoma 2.2.15 cells. Biochemical Pharmacology.65(3):319-27.
Dahlan MS. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan : deskriptif, bivariat, dan multivariat, dilengkapi dengan aplikasi menggunakan spss. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika.
Federer, WT. 1977. Experimental Design Theory And Application, Ed. 3. New Delhi Bombay Calcuta: Oxford and IBH Publishing Co.
Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.Hlm: 843-8, 871-907.
Hakkak. 2005. Obesity Promotes 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene-Induced Mammary Tumor Development in Female Zucker Rats.Breast Canc Res.7: 627-633.
Hamid IS, Meiyanto E. 2009. Modulasi cyp1a1 dan gst serta ekspresi p53 dan ras setelah induksi 7,12-dimethyl benz(ά)antrasen (dmba) dan pemberian anti karsinogenesis gynura procumbens dan curcuma zedoaria pada tikus galur sprague dawley. J Penelit Med Eksakta.8(3): 168-77.
Hatim, NB. 2012. Aktivitas Antikanker Ekstrak Etanol Daun Surian (Toona sinensis) pada Tikus
Betina Sprague Dawley yang Diinduksi 7,12-dimetilbenz(a)antrasena. [Skripsi].
Departemen Biokimia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Herliana E, Rifai N. 2011. Khasiat dan Manfaat Daun Sirsak Menumpas Kanker. Jakarta: Mata Elang Media. hlm. 12-16.
(5)
International Agency Research on Cancer. 2013. Globocan 2008, Fast Stats. Section of Cancer Information. (Internet). Diunduh dari http://globocan.iarc.fr/factsheets/
populations/factsheet.asp?uno=900. Diakses pada tanggal 26 september 2014.
Koolman.J et al. 2001. Atlas berwarna & teks. Biokimia. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Meiyanto, E., Susilowati, S., Tasminatun, S., Murwanti, R.,Sugiyanto. 2007. Efek Kemopreventif Ekstrak Etanolik Gynura procumbens (Lour), Merr pada Karsinogenesis Kanker Payudara Tikus. Majalah Farmasi Indonesia. 18(3): 234-8
Meiyanto E, Putri DA, Adhi P, Darma AP, Ikawati M. 2011. Potensi kemopreventif ekstrak etanolik kulit jeruk keprok (citrus reticulata) pada karsinogenesis sel hepar tikus galur sprague dawley terinduksi dmba. Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacon. 12(1):9-13.
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). 2013. [artikel umum]: Kanker Hati (Hepatoma). Tersedia dari http://hppi-online.org. Diakses pada tanggal 20 agustus 2014.
Pertiwi AS. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap gambaran histopatologi jaringan paru tikus putih betina yang diinduksi karsinogen 7,12 dimethylbenz[a]antrancene (dmba) [skripsi]. Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Prijanti AR. Penetapan kedinian α-fetoprotein (AFP) dan asam sialat plasma tikus sebagai petanda tumor pada induksi kanker hati dengan aflatoksin B1. 1997. [tesis]. Univesitas Indonesia. Jakarta.
Ramadhani AN. 2009. Uji toksisitas akut ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BST). [Karya Tulis Ilmiah]. Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Ranasasmita R. 2008.Aktivitas antikanker ekstrak etanol daun Aglaia elliptica Blume Pada tikus betina yang diinduksi 7,12-dimetilbenz(α) atrasena. Bogor. Program Studi Biokimia Universitas Pertanian Bogor.
Redaksi Trubus. 2012. Aneka ramuan herbal. Depok: PT Trubus Swadaya. Redaksi Trubus. 2012. Daun sirsak vs kanker. : Depok : PT Trubus Swadaya.
Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L., Zhang, L. 2003. Flavonoids: Promising Anticancer Agents. Medicinal Research Review. 23(4):519-34.
(6)
Schauer R,Schmid H, Pommerenke J, Iwersen M, Kohla G. 2001.Metabolisme and role of o-acetylated sialic acid.Biochemisches Institu christian-Albrechts-Universitat. Vol 491 pp 324-5.
Sugianto, SB., Meiyanto, E., Nugroho, AE.,Jenie, UA. 2003. AktivitasAnti karsinogenik Senyawa yang Berasal dari Tumbuhan.Majalah Farmasi Indonesia. 14(4): 216-25.
Suranto, A. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda. hlm. 4-15.
Susantiningsih.T.2013.The Effect of Giving Soursop Leaves Annonamuricata L Extract to Sialic Acid Level on Female Rats Induced DMBA (7,12-dimethylbenz(a)anthracene). [jurnal]. Universitas Lampung.
Siregar,Lianda.2013.”Kanker Hati Apakah bisa dicegah atau Diobati?” diunduh dari
http://deteksi dini.wordpress.com/2013/07.diakses pada tanggal 18 agustus 2014
Sinaga E. Perubahan kadar asam sialat pada serum dan jaringan hepar tikus yang diinduksi karsinogenesis dengan aflatoksin B1. 1991. [tesis]. Universitas Indonesia Jakarta.