14
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
BANTUAN
Pengadaan alatmesinbangunan dilakukan melalui metode kontraktual.
4.1. Pelaksanaan Pengadaan Barang 1 Proses pengadaan barang yang dilakukan harus
mengacu kepada Perpres No. 54 tahun 2010 beserta
perubahannya tentang
Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa.
2 Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan, persiapan pengadaan barang dimulai dari
Januari 2014 sekaligus pengumuman pelelangan. 3 Kontrak pengadaan alatmesin paling lambat
harus sudah ditandatangani akhir triwulan I bulan Maret tahun 2014 .
4.2 Mekanisme Penyaluran
Barang kepada
Kelompok Tani 1 Pengelolaan dan penyaluran barang harus
mengacu kepada Permenkeu No.248 tahun 2010 2 Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan,
identifikasi serta penetapan kelompok sasaran penerima alat mesin dilaksanakan pada bulan
Januari 2014.
3 Penentuan kelompok tani terpilih dilakukan melalui seleksi oleh petugas dinas yang
15
membidangi perkebunan serta ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat atau Kepala Dinas
yang membidangi perkebunan.
4 Penyerahan saranaalatmesin
pascapanen kepada kelompok tani harus dilengkapi dengan
Berita Acara Serah Terima Barang antara PPK pelaksana kegiatan dengan Ketua Kelompok Tani
yang bersangkutan dengan dibubuhi Materai 6.000 rupiah.
5 Penyerahan saranaalatmesin
pascapanen kepada kelompok tani paling lambat harus sudah
dilakukan pada akhir triwulan 2 bulan Juni 2014
4.3 Pelaksanaan Kegiatan Lainnya Pelaksanaan kegiatan pendukung seperti
sosialiasi dilaksanakan di awal kegiatan, sedangkan kegiatan pertemuan teknis petani dilaksanakan
setelah proses pengadaan alatmesinbangunan selesai.
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN
DAN PENDAMPINGAN
1 Pembinaan kelompok
dilakukan secara
terorganisir dan
berkelanjutan sehingga
16
kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan
dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD.
2 Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan
sesuai prinsip
pelaksanaan kepemerintahan yang baik good governance
dan pemerintah yang bersih clean governance, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi
prinsip-prinsip: mentaati ketentuan peraturan dan perundangan, membebaskan diri dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN, menjunjung
tinggi keterbukaan
informasi, transparansi dan demokratisasi, memenuhi asas
akuntabilitas. 3 Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan ini
berada pada dinaskantor perkebunan atau yang melaksanakan
fungsi perkebunan
lingkup kabupatenkota. Tanggung jawab koordinasi
pembinaan program
berada pada
Dinas perkebunan Provinsi. Tanggung jawab atas
program dan
kegiatan adalah
Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.
4 Pengendalian melalui jalur struktural dilakukan oleh tim teknis kabupaten, tim pembina provinsi
dan pusat, sedangkan pengendalian kegiatan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
PPK dan Kuasa Pengguna Anggaran KPA. Proses
penegendalian di
setiap wilayah
17
direncanakan dan diatur oleh masing masing instansi
5 Pengawasan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiatan dapat
menerapkan prinsip
prinsip partisipatif,
transparansi dan akuntabel.
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN