82 83
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Beberapa program juga diselenggarakan secara eksternal untuk karyawan divisi Information
Technology, Audit, Treasury dan Operations. Selain program wajib dan teknikal, secara aktif
karyawan diikutsertakan dalam kegiatan sosialisasi peraturan perbankan yang diselenggarakan oleh
regulator dan forum perbankan lainnya, agar selalu update dengan ketentuan terbaru sebagai bentuk
kepatuhan. Pengembangan karyawan mendapatkan perhatian
khusus dari jajaran Direksi PT Bank QNB Indonesia Tbk. Secara periodik, Direksi memberikan sharing
session kepada karyawan. Pada 2014, Direktur Utama PT Bank QNB Indonesia Tbk diundang
sebagai pembicara dalam seminar nasional yang diselengarakan oleh Bankers Association
for Risk Management BAra bertema “Key risk Management Challenges in 2015”.
Sebagai bentuk dukungan lainnya, jajaran Direksi telah melakukan workshop untuk membuat
Learning Framework guna memetakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh karyawan untuk mencapai
Visi 2017.
Sumber Daya Manusia
Manajemen berkomitmen untuk mendorong seluruh jajaran karyawan menerima pelatihan untuk memastikan
3. Program Khusus
a. Management Development Program MDP Program pelatihan MDP merupakan program
pelatihan yang khusus diperuntukkan bagi fresh graduate potensial yang akan dikembangkan
menjadi calon future leader PT Bank QNB Indonesia Tbk. Berbeda dengan tahun sebelumnya,
perbandingan durasi penyampaian materi pelatihan antara vendor dan pengajar internal adalah
30-70, di mana hampir seluruh Kepala Divisi diberikan waktu untuk mengembangkan materi
sesuai bidangnya masing-masing. Diharapkan ketika masuk tahap On The Job Training dan Project
Assignment, peserta dapat langsung melakukan pengamatan dan mengembangkan proyek tanpa
adanya kendala. Lulusan program MDP diharapkan memiliki standar kompetensi yang sama di industri
perbankan dengan tujuan agar dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
b. E-Learning E-Learning adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan media teknologi informasi. Metode ini merupakan solusi pembelajaran yang mudah
dan cepat dalam membantu karyawan mengakses materi pembelajaran tanpa harus menunggu jadwal
kelas. Dengan adanya e-Learning, proses transfer pengetahuan diupayakan lebih cepat. Tahun ini,
Divisi Human resources telah mengembangkan materi belajar e-Learning untuk program APU-
PPT sebagai prototype awal. Metode pembelajaran menggunakan e-Learning menjadi salah satu
fokus pengembangan di tahun mendatang untuk mendukung pembelajaran efektif guna pencapaian
strategi bisnis Bank. pengembangan kompetensi dan profesionalisme. Berikut
adalah realisasinya berdasarkan Direktorat untuk periode 2013 - 2014:
Direktorat Total
Karyawan Per Desember
2014 Distribusi
Pelatihan DP 2014
DP 2014 Total
Karyawan Per Desember
2013 Distribusi
Pelatihan DP 2013
DP 2013 Dewan Komisaris dan Direksi
12 8
66,67 16
12 75,00
Direktur Pemimpin Bisnis 368
351 95,38
320 313
97,81 Layanan E-Financial
11 11
100,00 6
6 100,00
MIS 1
1 100,00
Perbankan ritel 287
274 95,47
266 265
99,62 Perbankan Wholesale
69 65
94,20 48
42 87,50
Keuangan 24
24 100,00
25 25
100,00 Operasional
318 314
98,74 323
321 99,38
risiko 95
92 96,84
92 91
98,91 Kepatuhan
25 24
96,00 17
16 94,12
Direktorat di bawah Direktur Utama
72 70
97,22 103
102 99,03
Audit 15
15 100,00
12 13
108,33 Corporate Communication
10 9
90,00 8
8 100,00
Human resources 44
43 97,73
81 79
97,53 Strategic Planning
3 3
100,00 2
2 100,00
Total 893
828 92,72
896 880
98,21
Distribusi Pelatihan termasuk pelatihan internal dan eksternal, sharing session, refreshment Q Values
75 67
98 95
100 100
99 99
99 97
99 97
BOC BOD Chief Business
Director Compliance
CEO Directorate Finance
Operation risk
DP 2014 DP 2013
96 94
84 85
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Kata Pengantar Direktur Operasional
“Dalam mempertahankan posisinya sebagai bank dengan persentase pertumbuhan pinjaman yang tinggi,
PT Bank QNB Indonesia Tbk terus menyempurnakan sistem teknologi informasi melalui pembangunan
infrastruktur secara bertahap, sistem manajemen yang preventif dan responsif, serta jaringan yang kuat dan
stabil.”
Direktur Operasional
rusli
Tahun 2014 merupakan tahun transisi bagi Divisi IT. Transformasi yang dilakukan pada 2014 harus
menyesuaikan beberapa aspek fundamental, seperti budaya, proses kerja dan cara kerja. Hal ini dilakukan guna
menyamakan dan menstandardisasi prosedur operasional. Proses transisi ini diyakini tidak memiliki hambatan
yang cukup berarti, sebab PT Bank QNB Indonesia Tbk sudah pernah melalui proses itu sendiri sewaktu
masih berdiri dengan nama PT Bank QNB Kesawan Tbk. Proses penyesuaian dan penataan telah berhasil
diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk optimis bahwa berawal dari 2014,
PT Bank QNB Indonesia Tbk memiliki masa depan yang cerah dari segi inansial dan operasional.
Guna menunjang implementasi proses transisi ini, Divisi IT melakukan beberapa langkah strategis. Salah satu
langkah tersebut adalah eisiensi prosedural, artinya terdapat sebuah proses yang berkelanjutan dalam
mengeisiensikan prosedur-prosedur yang ada sehingga seluruh prosedur menjadi satu kesatuan yang sistematis
dan terstandardisasi. Langkah ini diterapkan dengan meningkatkan kualitas keamanan Bank.
Persiapan yang Matang
Pada 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk telah mengimplementasikan BCP Business Continuity Process
Test. Program ini telah dilakukan sejak 2013 dan hingga kini, program tersebut telah dilakukan sebanyak 2 dua
kali terhadap 15 lima belas sistem secara keseluruhan. Tes ini bertujuan untuk mempersiapkan PT Bank QNB
Indonesia Tbk dalam kondisi dan masa yang tidak terduga ataupun tidak terkendali, seperti bencana
alam dan berbagai bentuk force majeur lainnya. Dengan adanya program ini, PT Bank QNB Indonesia Tbk mampu
mengalokasikan seluruh kegiatan operasionalnya dalam waktu yang bersamaan ke lokasi-lokasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya, yang disebut sebagai BCP Center. Hingga saat ini, 85 sistem telah terkoneksi
dan teruji dengan baik. PT Bank QNB Indonesia Tbk menargetkan angka ini dapat dimaksimalkan menjadi
100 di tahun depan.
Sistem yang Andal dan Stabil
Dari segi penerapan sistem teknologi informasi, PT Bank QNB Indonesia Tbk berupaya untuk menstabilkan sistem
agar mampu menjadi sistem yang andal dalam segala situasi. Sistem ini dimampukan untuk menampilkan
dan memantau kinerja setiap individu melalui laporan harian dan bulanan. Kapabilitas ini ditingkatkan melalui
perawatan yang preventif, pengawasan yang konsisten dan aplikasi Service Level Agreement SLA.
Keandalan sistem yang dimiliki PT Bank QNB Indonesia Tbk terbukti dengan adanya monitoring room dan server
room yang dioperasikan selama 24 dua puluh empat jam setiap harinya. Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk
juga memiliki data center khusus yang diawasi setiap saat. Di bawah manajemen divisi IT, PT Bank QNB Indonesia
Tbk berupaya untuk memonitor semua jaringan, sehingga tindakan mitigasi dapat cepat dilakukan bila terjadi hal-
hal di luar dugaan.
Peningkatan Kinerja Secara Kontinu
Pada 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk berfokus terhadap peningkatan dan optimalisasi kinerja produk kartu kredit
dan internet banking. Produk internet banking memiliki 2 dua sistem registrasi, yaitu hard dan soft token.
Di bawah kepemimpinan Direktur Operations dan IT, PT Bank QNB Indonesia Tbk memiliki sebuah divisi
bernama GS General Services yang membawahi 3 tiga bidang lainnya, yaitu property and facility management,
procurement, dan services. Divisi ini difokuskan pada fungsi pendukung sehingga divisi ini harus mampu bereaksi dan
bertindak secara cepat dan tepat. Fokus utama divisi ini adalah mengantisipasi masalah sebelum masalah tersebut
terjadi.
Kata Pengantar Direktur Operasional
Tahun ini Divisi IT meningkatkan kinerja help desk, yaitu sebuah aplikasi yang telah diluncurkan PT Bank QNB
Indonesia Tbk pada awal 2014, di mana seluruh pengguna dapat melakukan login untuk mendapatkan bantuan
dan arahan mengenai PT Bank QNB Indonesia Tbk. Dalam hal ini, Divisi IT dan Divisi GS bekerjasama untuk
meminimalisir segala bentuk keluhan yang mungkin timbul terkait dengan sistem help desk tersebut. Dalam
meningkatkan kapabilitas dan kemandirian sistem ini, PT Bank QNB Indonesia Tbk mengembangkan proses
sesuai dengan kebijakan. Penyusunan kebijakan dilakukan melalui kerjasama dengan Divisi Kepatuhan serta Divisi
Keuangan dari segi kajiannya.
Kinerja Kolaboratif Menuju Tingkat Pertumbuhan Maksimum
PT Bank QNB Indonesia Tbk menargetkan sistem manajemen yang diterapkannya mampu mencapai titik
kestabilan dalam waktu kurang dari 1 satu tahun. Selain itu, dengan kapabilitas dan sumber daya yang kuat,
PT Bank QNB Indonesia Tbk optimis mampu meningkatkan kinerja sistem secara signiikan selama
kurang dari 5 lima tahun. Target ini dapat tercapai dengan adanya peningkatan kinerja dari segi inansial dan
operasional, seperti eisiensi biaya operasional.
Dengan adanya kinerja masing-masing divisi yang sinergis dan membangun, PT Bank QNB Indonesia Tbk
mampu mempertahankan posisinya sebagai bank dengan persentase pertumbuhan pinjaman yang tinggi yaitu
sebesar 84,12 pada 2014.
86 87
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Secara konsisten, Bank mengembangkan teknologi informasi secara tepat dan berkelanjutan guna mendukung
pencapaian strategi bisnis Bank. Setelah implementasi Core Banking Bank Fusion Equation diterapkan di tahun
sebelumnya, pada 2014 Bank melakukan perbaikan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan terhadap nasabah dan kenyamanan dalam melakukan transaksi. Perbaikan infrastruktur yang
dilakukan berfokus pada keamanan dan ketersediaan sistem termasuk sistem back-up dan persiapan Disaster
Recovery Plan DrP.
Teknologi Informasi
Operations Director
Head of IT
IT Operation Head IT PMO Head
IT Support Head Applications Head
IT Project Head
IT PMO IT Admin
System Support Service Support
Data Center Operations Operators
Staf Staf
Helpdesk Analyst DB Admin
Business Analyst Programmer
System Analyst System Architect
System Admin Network Admin
Engineer IT Support Staf
In Branches
Quality Assurance Analyst
Business User Support Application
Development
Untuk mendukung strategi bisnis, tahun ini Bank mengimplementasikan beberapa sistem yang memberikan
diversiikasi produk bank dan pengembangan electronic channel yang memberikan kemudahan akses bagi nasabah.
Pada 2014, beberapa sistem IT yang telah diimplementasikan dan diluncurkan antara lain:
• Infrastruktur dan sistem kartu kredit untuk mendukung bisnis kartu kredit.
• Persiapan Infrastruktur dan sistem Corporate Internet Banking yang memudahkan nasabah perusahaan
dalam mengakses dan melakukan transaksi perbankan. • Infrastruktur dan sistem Cash Collection yang
memungkinkan nasabah perusahaan memanfaatkan sistem untuk mengelola dana dari pelanggannya.
PT Bank QNB Indonesia Tbk telah menetapkan arah kebijakan sesuai dengan target jangka panjang yaitu
menjadi bank papan atas di Indonesia dalam hal kinerja keuangan. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh
Bank untuk mencapainya, yaitu dengan mempersiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia yang unggul.
Pada 2015, Bank secara konsisten akan terus meningkatkan fondasi bisnis yang meliputi
pengembangan SDM, infrastruktur, peningkatan proses bisnis dan kerangka kerja yang mendukung implementasi
tata kelola perusahaan yang baik GCG, serta penerapan kerangka pengelolaan risiko yang memadai prudent.
Bank bertekad untuk melanjutkan tren positif yang telah dicapai selama 2014 untuk menunjang rencana bisnis
jangka panjang yang telah ditetapkan. Optimalisasi dan eisiensi tetap menjadi fokus utama pada 2015 untuk
mencapai pertumbuhan bisnis seperti yang diharapkan
Bank. Fokus bisnis Bank tetap mengacu kepada nasabah
customer centric di mana akan terus berfokus kepada kebutuhan nasabah dengan menciptakan produk-produk
inovatif yang dibutuhkan. Dengan demikian, Bank mampu menunjang kebutuhan dan kepentingan perusahaan
di mana hal tersebut akan meningkatkan atensi para nasabah kepada Bank.
Strategi Jangka Panjang
Sepanjang 2014, Bank telah berhasil memanfaatkan proses transformasi bisnis dan pengembangan fondasi
bisnis yang telah dilakukan sejak 2011 pada saat akuisisi. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan total aset
melalui peningkatan Dana Pihak Ketiga DPK dan juga peningkatan laba Bank. Keberhasilan Bank pada 2014 akan
terus dilanjutkan dan ditingkatkan pada 2015 sehingga target pertumbuhan yang agresif dengan memperhatikan
risiko yang ada dapat dicapai dengan baik. Beberapa pilar utama masih akan menjadi fokus
perhatian pada 2015, yang meliputi pengembangan sumber daya manusia people dan teknologi technology
; penyempurnaan dan peningkatan proses bisnis process
; serta pengembangan produk product termasuk jaringan
distribusi sesuai dengan target pasar. Fokus terhadap pilar- pilar tersebut merupakan langkah strategis dalam rangka
penguatan pilar-pilar bisnis dan operasional PT Bank QNB Indonesia Tbk untuk mengembangkan inisiatif strategis
lebih lanjut. Di samping itu, secara bersamaan Bank akan terus
berupaya mencetak pertumbuhan yang signiikan dalam upaya mencapai target jangka panjang.
Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan biaya dalam rangka pembangunan fondasi bisnis, sehingga
secara langsung akan berpengaruh pada kemampuan Bank dalam menghasilkan laba 2015. Namun, Bank akan
terus berusaha meningkatkan eisiensi serta berupaya melakukan pengelolaan anggaran secara ketat dan
terencana.
Hingga 31 Desember 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk tidak memiliki perusahaan ailiasi selain perusahaan yang
tercatat sebagai pemegang saham.
Perusahaan Ailiasi
88 89
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Hingga akhir 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk tidak memiliki anak perusahaan.
Anak Perusahaan
Struktur Grup Perusahaan
Bank tidak dapat menyajikan informasi mengenai struktur grup perusahaan karena tidak memiliki perusahaan ailiasi
dan anak perusahaan.
Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman Surja Ernst Young
a member of Ernst Young International Indonesia Stock Exchange Building Tower II, 6
th
Floor Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53
Jakarta 12190 Indonesia Telp. +62-21 5289 4111
Fax. +62-21 589 4545 Notaris Perusahaan
Notaris Fathiah Helmi, SH Graha Irama Lt. 6
Jl. Hr. rasuna Said Blok X-1 Kav. 12 Kuningan, Jakarta Selatan 12950
Telp. +62-21 5290 7304-6 Fax. +62-21 526 1136
Pencatatan Saham Bursa Efek Indonesia
Building Tower I Jl. Jendral Sudirman Kav 52-53
Jakarta 12190 Indonesia Telp. +62-21 515 0515
Fax. +62-21 515 0330
Biro Administrasi Efek PT Adimitra Jasa Korpora
Plaza Property Lt. 2 Jl. Perintis Kemerdekaan
Kompleks Pertokoan Pulomas Blok VIII No. 1 Jakarta Timur 13210
Telp. +62-21 4788 1515 Fax. +62-21 470 9697
Jakarta
SCBD QNB Tower Lt. Lobby
18 Parc SCBD Jl. Jendral Sudirman Kav. 52 - 53
Jakarta 12190 Tel : +62 21 515 5058
Fax : +62 21 515 5089 Menara Jamsostek
Gedung Menara Jamsostek Ground Floor, South Tower
Jl. Jend Gatot Subroto Kav.38 Jakarta 12710
Tel : +62 21 252 5480 Fax : +62 21 252 5470
Pondok Indah Jl. Sultan Iskandar Muda No. 28L
Jakarta 12240 Tel : +62 21 7289 5377
Fax : +62 21 723 8036 Muara Karang
Jl. Muara Karang Blok B VIII Timur No. 75
Jakarta 14450 Tel : +62 21 662 6308
Fax : +62 21 667 8050 Kebayoran
Jl. Panglima Polim No. 9 - 10 Jakarta 12160
Tel : +62 21 7279 7323 Fax : +62 21 723 4111
roxy Komp. ruko roxy Mas
Jl. K. H. Hasyim Ashari Blok E1 No.6 Kel. Cideng
Jakarta Pusat 10150 Tel : +62 21 638 59555
Fax : +62 21 638 52255 Central Park
Komplek Central Park ruko Garden Shopping Arcade
Blok Beaufort 8 No. 8EJ Jl. Tanjung Duren raya Kav. 5-9
Jakarta 11470 Tel : +62 21 2920 6400
Fax : +62 21 2920 6401 Green Garden
rukan Golden Green No. 7 Jl. Kedoya raya, Kedoya Utara
Jakarta 11520 Tel : +62 21 581 9133
Fax : +62 21 582 9126 Pulo Gadung
Pulo Gadung Trade Center Jl. raya Bekasi KM 21, ruko A220
Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13920
Tel : +62 21 468 002 22 Fax : +62 21 468 003 00
Pluit ruko Sentra Bisnis Pluit
Jl. Pluit Sakti raya No. 28 Blok A.12 Jakarta 14450
Tel : +62 21 668 1722 Fax : +62 21 668 1226
Permata Hijau The Belleza Shopping Arcade
Apt. Belleza Arteri Permata Hijau Jl. Letnan Jenderal Soepono No. 34
Blok Sa-06, Kebayoran Lama Jakarta 12240
Tel : +62 21 299 16022 Fax : +62 21 299 16160
Tanah Abang Jl. KH. Fachrudin 36 Blok BB No. 2
Tn. Abang Bukit - Jakarta 10250 Tel : +62 21 3983 1708
Fax : +62 21 344 03506 Kelapa Gading
Jl. Boulevard Blok LB-3 No. 22 Jakarta 14240
Tel : +62 21 453 3033 Fax : +62 21 453 3055
Puri Jl. Puri Indah raya Blok I No. 19
Jakarta 11610 Tel : +62 21 5835 4666
Fax : +62 21 5835 7666 Sunter
Jl. Danau Sunter Utara Blok G7 Kav. 1 No. 7
Sunter Podomoro - Jakarta 14350 Tel : +62 21 6530 3066
Fax : +62 21 6530 3044 Mangga Dua
Jl. Mangga Dua Blok E IV No. 4 Jakarta 14430
Tel : +62 21 600 9870 Fax : +62 21 600 9871
Taman Palem ruko Taman Palem Lestari
Jl. Kamal raya Outer ringroad, Blok A5 No. 58
Cengkareng, Jakarta 11730 Tel : +62 21 556 2003
Fax : +62 21 556 2004 Kapuk
Komplek Duta Harapan Indah Jl. Kapuk Muara Blok A6 No. 7
Jakarta 14460 Tel : +62 21 668 3429
Fax : +62 21 662 6961
Alamat Kantor Cabang
90 91
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tangerang
Surabaya
Bekasi
Depok Bandung
Alam Sutera Perumahan Alam Sutera
Komp. Pertokoan Sutera Niaga I No. 35
Jl. raya Serpong Tangerang 15130
Tel : +62 21 539 9332 Fax : +62 21 539 9338
Darmo Jl. raya Darmo No. 108
Surabaya 60264 Tel : +62 31 568 7530
Fax : +62 31 567 8090 Ngagel
Kom. Pertokoan rMI D1-D2 Jl. Ngagel Jaya Selatan
Surabaya 60238 Tel : +62 31 501 3242
Fax : +62 31 501 3245 Kembang Jepun
Jl. Kembang Jepun No. 88 Surabaya 60161
Tel : +62 31 354 26883 Fax : +62 31 354 2631
Pasuruan ruko Grand Parimas Blok A-6
Jl. Panglima Sudirman Pasuruan 67115
Tel : +62 343 564 5777 Fax : +62 343 564 5666
Bekasi Kalimalang Commercial Centre
Jl. Ahmad Yani Blok A2 No. 1 Bekasi 17144
Tel : +62 21 8896 5561 Fax : +62 21 8896 5562
Depok Jl. Margonda raya No. 197 A
Depok 16423 Tel : +62 21 7721 8999
Fax : +62 21 7721 8989 Bandung
Jl. BKr No. 100 Bandung 40254
Tel : +62 22 522 5868 Fax : +62 22 522 2883
Dago Jl. Ir. H. Juanda No. 11 Dago
Bandung 40116 Tel : +62 22 842 81091
Fax : +62 22 422 2860
Semarang
Bali
Makassar
Semarang Jl. MT. Haryono No. 729
Semarang 50242 Tel. : +62 24 844 8999
Fax : +62 24 844 3999 Gajah Mada
Jl. Gajah Mada No.101 B Semarang 50134
Tel : +62 24 865 69099 Fax : +62 24 865 69088
Denpasar Jl. raya Puputan renon No. 58A
Denpasar 80234 Tel : +62 361 233 777
Fax : +62 361 239 779
Makassar Jl. Veteran No. 402
Makassar 90124 Tel : +62 411 853 422
Fax : +62 411 856 292
Batam
Batam Komplek Jodoh Square
Blok A2 3 Jl. raja Ali Haji Sei Jodoh
Batam 29453 Tel : +62 778 456 126
Fax : +62 778 455 992 Mega Kuningan
Gedung Kantor Taman A9 Blok A9B9 Unit A1
Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950
Tel : +62 21 576 1088 Fax : +62 21 576 1077
Pekanbaru Medan
Sudirman Jl. Jendral Sudirman No. 303 305
Pekanbaru 28112 Tel : +62 761 333 08
Fax : +62 761 333 98 riau
Jl. riau No. 149 G Pekanbaru 28282
Tel : +62 761 44468 Fax : +62 761 44470
Nangka Jl. Tuanku Tambusai No. 305
Pekanbaru 28155 Tel : +62 761 42991
Fax : +62 761 42989 Mal Pekanbaru
Lantai Dasar Blok A402 Jl. Jendral Sudirman
Pekanbaru 28112 Tel : +62 761 850 188
Fax : +62 761 850 198 Pemuda
Jl. Pemuda No. 5 Medan 20151
Tel : +62 61 415 2929 Fax : +62 61 415 5656
Krakatau Jl. Gunung Krakatau No. 88C
Medan 20239 Tel : +62 61 664 1031
Fax : +62 61 664 1032 Pusat Pasar
Jl. Pusat Pasar No. 164 Medan 20212
Tel : +62 61 456 2227 Fax : +62 61 453 1196
Tanjung Balai Jl. HOS Cokroaminoto No. 5
Sumatera Utara 21315 Tel : +62 623 926 68
Fax : +62 623 595 915 Pematang Siantar
Jl. Sutomo No. 5L Pematang Siantar 21117
Tel : +62 622 29666 Fax : +62 622 24691
Alamat Kantor Cabang Alamat Kantor Cabang
Bogor Jl. Bogor No. 55
Medan 20212 Tel : +62 61 452 3362
Fax : +62 61 453 6116 Asia
Jl. Asia No. 97P Medan 20212
Tel : +62 61 735 1118 Fax : +62 61 735 2957
Petisah Jl. rotan No. 65
Medan 20112 Tel : +62 61 453 7616
Fax : +62 61 452 3501 Sutomo
Jl. Sutomo No. 128 Medan 20213
Tel : +62 61 736 2500 Fax : +62 61 734 3233
92 93
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Medan
Jakarta
Pekanbaru
Surabaya Batam
Depok Bekasi
Semarang Makassar
Bandung Bali
Tangerang
9 Kantor Cabang
19 Kantor Cabang
4 Kantor Cabang
4 Kantor Cabang 1 Kantor Cabang
1 Kantor Cabang 1 Kantor Cabang
2 Kantor Cabang 1 Kantor Cabang
2 Kantor Cabang 1 Kantor Cabang
1 Kantor Cabang
Wilayah Kerja dan Peta Operasional
Lapor
an Manajemen
96 97
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Ali Ahmed Z A Al-Kuwari Komisaris Utama
Kepada seluruh pemegang saham yang kami hormati,
Kinerja Direksi dan seluruh Komite, baik di bawah Dewan
Komisaris maupun Direksi telah menunaikan tugas dan tanggung
jawabnya dengan optimal dalam mengimplementasikan praktik tata
kelola perusahaan yang terbaik.
Dewan Komisaris mengucap syukur kepada Tuhan YME atas rangkaian pencapaian yang berhasil diraih
PT Bank QNB Indonesia Tbk pada 2014. Keberhasilan ini membuktikan komitmen kami dalam memberikan
pertumbuhan yang lebih kuat. Dengan bangga, Dewan Komisaris mempersembahkan Laporan Tahunan PT Bank
QNB Indonesia Tbk untuk tahun buku 2014.
Penilaian terhadap Kinerja Direksi
Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi telah melakukan kinerjanya dengan maksimal dan telah memberikan
kontribusi yang positif terhadap kemajuan PT Bank QNB Indonesia Tbk. Kontribusi ini dapat dilihat berdasarkan
kemajuan pertumbuhan Bank yang sangat signiikan yang terjadi di seluruh sektor pada tahun 2014 bila
dibandingkan dengan tahun 2013. PT Bank QNB Indonesia Tbk sekali lagi telah menjadi
pemimpin pasar perbankan di tahun 2014 dengan pertumbuhan total aset sebesar 88,63 dan jumlah laba
komprehensif sebesar 3.506,42. Peningkatan ini berhasil dicapai dengan tetap menjaga tingkat manajemen risiko
dan kontrol yang tinggi, serta kredit yang bermasalah neto pada tahun ini sebesar 0,23. Pertumbuhan yang terus
berjalan tersebut merupakan pencapaian terbesar lain bagi Bank untuk mencapai visinya, yaitu menjadi salah satu
dari 15 bank terbesar di Indonesia dalam hal proitabilitas.
Dewan Komisaris, secara formal dan informal, terus- menerus mengawasi dan memberikan masukan kepada
Direksi dalam hal penerapan rencana dan strategi bisnis perusahaan. Dewan Komisaris yakin bahwa para anggota
Direksi dapat memimpin dan membawa PT Bank QNB Indonesia Tbk untuk terus bertumbuh di tahun 2015 dan
kedepannya.
Laporan Dewan Komisaris Laporan Dewan Komisaris
Kinerja Seluruh Komite
Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite di bawahnya. Komite-komite tersebut terdiri dari Komite
Audit, Komite remunerasi dan Nominasi, serta Komite Pemantau risiko.
Struktur, keanggotaan, serta tugas dan tanggung jawab anggota Komite telah mematuhi ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sesuai pedoman kerja Perusahaan. Seluruh Komite tersebut dipimpin oleh
seorang Komisaris Independen, sedangkan anggota Komite ialah para ahli di bidangnya dan dapat berasal dari luar
perusahaan. Segala aktivitas Komite diawasi oleh Dewan Komisaris, sementara pengangkatan dan pemberhentian
anggota Komite dilakukan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Tiap-tiap Komite mengadakan rapat yang
terjadwal sesuai piagam Komite masing-masing dan, bila dibutuhkan, melakukan rapat di luar jadwal yang
telah ditentukan. Keputusan rapat tersebut lebih lanjut dibahas secara mendalam pada rapat Dewan Komisaris.
Sepanjang 2014, tiap Komite telah bekerja dengan baik untuk peningkatan tata kelola PT Bank QNB Indonesia
Tbk secara umum serta telah memberikan kontribusi yang sangat baik dalam membantu tugas dan kinerja Dewan
Komisaris.
Prospek Usaha
Secara jangka pendek, prospek di tahun 2015 tidak akan jauh berbeda dengan tahun 2014. Dibandingkan dengan
lima tahun terakhir, kebijakan moneter dan likuiditas bank diperkirakan akan tetap ketat dan mengakibatkan
perlambatan dalam sektor investasi swasta dan konsumsi pribadi konsumsi barang tidak tahan lama.
Pertumbuhan PDB juga akan berada di kisaran 4-5, dengan harga komoditas yang tetap rendah. Nilai rupiah
pun diperkirakan tetap berada di bawah tekanan, karena banyaknya investor asing yang kembali tertarik terhadap
nilai mata uang Dolar AS menyusul terlaksananya kebijakan pelonggaran kuantitatif. Meski demikian,
harga bahan bakar, terutama minyak, akan tetap rendah. Hal ini memungkinkan Pemerintah untuk secara iskal
meningkatkan neraca pembayaran secara keseluruhan.
Presiden Indonesia telah menyatakan secara terbuka bahwa beliau akan mendorong kenaikan anggaran untuk
keperluan infrastruktur selama masa jabatannya. Dengan demikian, akan tercipta pertumbuhan pada akhir tahun
2015 dan berlanjut hingga tahun setelahnya seiring dengan berkembangnya momentum pertumbuhan dari
proyek-proyek infrastruktur baru yang akan segera berlangsung. Hal ini turut membuka kesempatan yang luas
bagi bank, perusahaan kontraktor, serta rantai ekonomi terkait lainnya.
Secara jangka panjang, Dewan Komisaris memandang bahwa perekonomian Indonesia akan tetap cemerlang.
Posisi Indonesia cukup strategis dalam mengambil peran utama di ASEAN mengingat ASEAN telah menjadi
suatu institusi yang menyatukan perdagangan dan perekonomian global. Di lingkung ASEAN sendiri,
Indonesia mewakili sekitar 41 dari populasi ASEAN, 50 luas daratan dan 34 dari PDB. Masyarakat kelas
menengah Indonesia terus bertumbuh dan dengan hadirnya sistem Branchless Banking, sektor keuangan
Indonesia akan semakin turut mendukung pertumbuhan tersebut.
Dengan demikian, Dewan Komisaris meyakini bahwa prospek bisnis pada tahun 2015 terlihat lebih tenang
bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Prediksi jangka menengah dan panjang yang diambil
memperlihatkan laju pertumbuhan dan keadaan yang akan mendukung perkembangan Bank bila disesuaikan
dengan strategi yang tepat.
98 99
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Penerapan Praktik Tata Kelola Perusahaan
Dewan Komisaris telah melakukan pemantauan dan penilaian terhadap praktik tata kelola yang telah
diterapkan sepanjang 2014. Direksi dan seluruh Komite, baik di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi, telah
menunaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan optimal dalam mengimplementasikan praktik terbaik
tata kelola perusahaan. Prinsip-prinsip TArIF, yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi dan kewajaran telah ditunjukkan dan dibudayakan dengan baik. Dewan Komisaris bangga atas
skor self-assessment “Baik” yang berhasil diraih PT Bank QNB Indonesia Tbk pada tahun 2014.
Dewan Komisaris menghargai Direksi karena mampu menerapkan aspek kepatuhan dengan baik. Selain itu,
independensi seluruh penentu kebijakan dan pengambil keputusan tidak terlibat dengan benturan kepentingan
yang dapat memengaruhi independensi.
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris
Pada 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk secara resmi melakukan perubahan komposisi Dewan Komisaris
dengan pengangkatan Grant Eric Lowen sebagai Komisaris. Pengangkatan beliau didasarkan atas hasil Uji
Kemampuan dan Kepatutan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan surat keputusan
No. Sr-1D.032014 tanggal 16 Januari 2014. Dewan Komisaris mengucapkan selamat datang dan
berharap bahwa bergabungnya Grant Eric Lowen akan membuat PT Bank QNB Indonesia Tbk semakin
berkembang.
Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
Komisaris Utama
Laporan Dewan Komisaris
Apresiasi
PT Bank QNB Indonesia Tbk mampu mencapai pertumbuhan yang sangat membanggakan tahun ini
berkat dukungan dan kepercayaan tiada henti dari seluruh pemegang saham sebagaimana diperlihatkan
oleh Pertumbuhan Modal dalam tahun berjalan. Dewan Komisaris secara khusus menyampaikan rasa terima
kasih atas dedikasi dan komitmen yang telah ditunjukkan Direksi dan karyawan selama ini.
Dewan Komisaris juga siap untuk terus menanamkan semangat positif kepada seluruh karyawan dalam bekerja
agar seluruh elemen perusahaan dapat mendukung strategi pertumbuhan PT Bank QNB Indonesia Tbk pada
masa yang dinamis.
PT Bank QNB Indonesia Tbk mampu mencapai pertumbuhan yang sangat membanggakan tahun ini
berkat dukungan dan kepercayaan tiada henti dari seluruh pemegang saham. Dewan Komisaris secara khusus
menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi yang telah ditunjukkan Direksi dan karyawan selama ini.
100 101
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Andrew Duf Direktur Utama
Para pemangku kepentingan yang terhormat,
Kami terus melakukan transformasi sepanjang tahun ini yang terbukti
menghasilkan perkembangan yang baik dan seimbang antara Sumber
Daya Manusia, Kegiatan Operasi dan Teknologi, serta basis Nasabah yang
terus meningkat.
Laporan Direksi Laporan Direksi
Atas nama Direksi, saya dengan bangga mempersembahkan laporan kinerja PT Bank QNB
Indonesia Tbk selama tahun 2014 di mana kami telah sukses melaksanakan strategi bisnis. Kesuksesan ini juga
tidak terlepas dari kinerja keuangan yang solid meskipun berada di tengah kondisi yang kurang kondusif untuk
melakukan pertumbuhan usaha, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kami terus melakukan transformasi sepanjang tahun ini yang terbukti menghasilkan perkembangan yang baik dan
seimbang antara Sumber Daya Manusia, Kegiatan Operasi dan Teknologi, serta basis Nasabah yang terus meningkat.
Perekonomian Indonesia dan Kondisi Usaha
Terdapat tiga faktor utama yang menentukan kondisi ekonomi dan bisnis pada 2014 dan secara keseluruhan
berdampak pada melambatnya laju pertumbuhan ekonomi year-on-year serta pertumbuhan bank secara umum.
Faktor penentu pertama yaitu pemilihan anggota DPr dan Presiden yang berpengaruh terhadap menurunnya
belanja iskal, terutama untuk proyekinfrastruktur pada semua lapis pemerintahan serta munculnya sikap wait
and see dari investor di sektor swasta, terutama dalam hal perluasan kapasitas dan usaha baru.
Kedua, sehubungan dengan deisit keuangan yang didorong oleh menurunnya nilai mata uang rupiah dan
meningkatnya inlasi yang terjadi saat ini, beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi uang beredar dan
kredit, termasuk membuat kebijakan permodalan baru, peningkatan cadangan, panduan likuiditas baru, serta
Komitmen yang Kuat Menuju Pertumbuhan yang Prima
Meskipun dihadapkan pada iklim bisnis yang kurang mendukung dalam beberapa tahun terakhir, PT Bank
QNB Indonesia Tbk tetap berkomitmen kuat untuk terus bertumbuh. Berdasarkan laporan keuangan Bank
per Desember 2014 dari segi persentase, PT Bank QNB Indonesia Tbk terus membuktikan diri sebagai salah satu
institusi keuangan di Indonesia dengan pertumbuhan tercepat. Bank melakukan penyesuaian target inansial
sepanjang tahun ini agar dapat menyesuaikan dengan
kondisi ekonomi yang dinamis. Penyesuaian ini terbukti memberikan hasil akhir yang melebihi dugaan.
peningkatan suku bunga. Hal tersebut mengakibatkan penurunan jumlah kredit baru di sektor keuangan
dan permintaan nasabah atas simpanan yang sangat kompetitif sehingga tingkat suku bunga semakin
meningkat. Faktor yang ketiga ialah kombinasi antara jatuhnya
harga komoditas dan peraturan baru yang mendorong agar proses pengolahan mineral sampai tahap kedua
dilakukan di Indonesia. Peraturan ini secara signiikan memperlambat pertumbuhan di sektor pertambangan dan
rantai pendukung terkait, seperti kontraktor, logistik, dan alat-alat berat.
Secara keseluruhan, faktor-faktor di atas mempengaruhi perlambatan pertumbuhan PDB, dan memberikan tekanan
yang cukup besar pada marjin pinjaman serta likuiditas bank. Perlambatan dalam ketersediaan kredit turut
memperlambat pertumbuhan dalam industri barang konsumen tahan lama, terutama mobil dan sepeda motor.
Hasil pemilihan umum di Indonesia telah diterima dengan baik di dalam maupun luar negeri, dan diharapkan arah
kebijakan seperti yang diindikasikan oleh Presiden yang baru akan membangkitkan kembali pertumbuhan
ekonomi, terutama di semester akhir 2015 dan awal 2016. Meski demikian, kondisi ini dapat melemah
dengan menguatnya kembali nilai mata uang Dolar AS setelah kebijakan pelonggaran kuantitatif dan harapan
akan naiknya suku bunga Dolar AS. Akibatnya, rupiah diprediksi akan terus mengalami tekanan, begitu juga
dengan mata uang dari negara berkembang lainnya. Namun begitu, turunnya harga bahan bakar diharapkan
dapat menyeimbangkan kembali kondisi keuangan saat ini yang tidak seimbang karena menurunnya ekspor barang
komoditas. Para pemegang saham PT Bank QNB Indonesia Tbk turut
berkomitmen untuk membuat Bank semakin berkembang, dan sepanjang tahun ini para pemegang saham telah
memberikan tambahan modal sebesar rp649,70 miliar sehingga total modal tier
1 saat ini adalah 14,12; lebih tinggi dari standar yang berlaku sebesar 5.
102 103
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel di bawah ini memperlihatkan ikhtisar keuangan PT Bank QNB Indonesia Tbk pada 2014:
Keterangan 2014
2013 Pertumbuhan
Pendapatan Bunga Neto 406.622
230.945 76,07
Kredit yang Diberikan - Neto 15.093.659
8.197.682 84,12
Simpanan dari Nasabah 16.161.710
7.244.934 123,08
Jumlah Aset 20.839.018
11.047.615 88,63
Modal Saham 2.189.287
1.539.583 42,20
Total Pendapatan Operasional Lainnya 209.443
155.870 34,36
Laba rugi Neto Tahun Berjalan 120.837
3.357 3.499,55
NPL Neto 0,23
0,10 0,13
Direksi yakin bahwa pertumbuhan Bank akan tetap kuat meskipun kondisi bisnis penuh dengan tantangan yang
tidak mudah. Direksi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh nasabah atas dukungannya serta para
karyawan PT Bank QNB Indonesia Tbk atas perannya dalam mewujudkan keberhasilan ini. Pengelolaan risiko
dan Tata Kelola terus menjadi prioritas dan penekanan utama Direksi, karena pertumbuhan hanya akan mampu
dijaga dengan budaya pengelolaan pertumbuhan yang tepat dan konsisten.
Transformasi Kami Berlanjut
Transformasi utama yang kami lakukan pada 2014 adalah perubahan nama di kuartal keempat, dari PT Bank QNB
Kesawan Tbk menjadi PT Bank QNB Indonesia Tbk, yang menandai tahap akhir dari perjalanan kami sejak kuartal
keempat 2011. Awal terciptanya brand Kesawan sendiri juga dapat ditelusuri dari satu abad yang lalu, bermula dari
berdirinya NV Chunghwa Shangyeh di Medan, sehingga warisan Kesawan ini tentu tidak akan pernah kami
lupakan. Lebih lanjut, PT Bank QNB Indonesia Tbk akan melakukan renovasi besar-besaran di kantor pusatnya
yang berlokasi di Medan pada 2015. Dengan bergantinya nama dan keterikatan dengan pemegang saham utama
PT Bank QNB Indonesia Tbk, yaitu QNB yang merupakan salah satu bank terkuat di dunia, kami yakin PT Bank QNB
Indonesia Tbk akan semakin kuat dan berkembang.
Laporan Direksi Laporan Direksi
Selama 2014, terdapat 3 tiga cabang baru PT Bank QNB Indonesia Tbk dibuka di seluruh Indonesia.
PT Bank QNB Indonesia Tbk juga telah berinvestasi dalam menerapkan platform teknologi baru yang dikembangkan
di Indonesia, untuk memfasilitasi sistem virtual accounts, pengelolaan rantai pendukung usaha, dan branchless
banking. Lebih dari 70.000 nasabah telah masuk ke dalam platform ini pada paruh kedua 2014, dan kemungkinan
penambahan nasabah baru sangatlah besar. Didukung oleh tersedianya agen dan rekan kerja, serta perolehan izin
dari pemerintah, pengoperasian branchless banking secara
menyeluruh akan dimulai pada 2015. Selain itu, Layanan Pengelolaan Kas Perusahaan
Corporate Cash Management Services dengan dukungan sistem dan jangkauan akses elektronik hingga ke daerah
terpencil juga telah ditambahkan. Tersedia pula Kartu Kredit QNB serta layanan premium perbankan PT Bank
QNB Indonesia Tbk, QNB First, yang telah diluncurkan pada Februari 2014.
Kami juga bangga akan sistem layanan nasabah kami, “Mitra Bisnis”, yang berfungsi sebagai client service
untuk mendukung dan melayani nasabah Komersial dan Korporasi serta membantu pengelolaan hubungan dengan
nasabah.
Investasi dalam Bidang Sumber Daya Manusia
PT Bank QNB Indonesia Tbk berkomitmen untuk selalu berinvestasi dalam bidang sumber daya manusia. rencana
lima tahun ke depan telah dikembangkan sebagai bagian yang terpadu dalam strategi Bank. Hal ini mencakup:
Pengembangan kemampuan - Selama 2014, Bank telah
mengembangkan sebuah kurikulum yang menyeluruh untuk peningkatan kemampuan dan pembelajaran. Kursus
dan pelatihan awal telah diberikan kepada para staf pada tahun ini dan kurikulum baru yang memuat seluruh
aspek perbankan akan diimplementasikan secara penuh pada akhir 2015. Seluruh karyawan diharuskan untuk
memperoleh sertiikasi sesuai bidang pekerjaan mereka. Pelatihan akan diberikan melalui metode pembelajaran
mandiri e-learning atau pembelajaran di kelas yang nantinya akan dikenal sebagai QNB University.
Perencanaan Suksesi - Pengembangan Ilmu
Kepemimpinan sangatlah penting. Saat ini, PT Bank QNB Indonesia Tbk tengah mengembangkan tiga
tingkatan pelatihan kepemimpinan dan diharapkan pada pertengahan 2015, sebuah sistem inventaris bakat
akan dapat dilaksanakan dan para karyawan dapat menyusun rencana dan tujuan pengembangan diri yang
akan dipantau. Mobilitas dalam Bank dan antar fungsi akan dipermudah dengan kebijakan-kebijakan yang
memungkinkan terjadinya perekrutan internal. Direksi telah menetapkan target dari tahun ke tahun untuk
“Bank merupakan industri pelayanan, dan kesuksesan dalam industri ini berawal dari sumber daya manusianya. Semua ini
adalah tentang sebab dan akibat. Karyawan yang termotivasi dan memiliki kompetensi yang tepat pasti membawa bank menuju
kesuksesan.” Andrew Duf, Direktur Utama PT Bank QNB Indonesia Tbk
melakukan perekrutan secara internal daripada eksternal. Program Pengembangan Manajemen yang terstruktur
telah dilaksanakan pada kelas pertama yang lulus pada 2014 dan penerimaan kelas kedua.
Pengelolaan kinerja - Seluruh staf memiliki target
atau KPI yang terhubung dengan strategi dan rencana bisnis tahunan. Target tersebut telah dikaji ulang dan
kinerja individu akan terus dievaluasi berdasarkan kemampuannya.
remunerasi - PT Bank QNB Indonesia Tbk terus
melakukan survei pasar dan melaksanakan kebijakan remunerasi yang kompetitif dan konsisten terhadap
aspirasi strategisnya. Hal ini dikaji ulang setiap tahun dan pada 2015, jaminan kesehatan bagi karyawan akan
ditingkatkan.
Tatanan Nilai utama - PT Bank QNB Indonesia Tbk terus
memperkuat nilai-nilai di semua tingkat organisasi untuk membangun budaya perusahaan yang baik sehingga
penerapan budaya yang konsisten dapat dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan.
Memperkuat Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Tata Kelola Perusahaan merupakan pusat utama bisnis tiap perusahaan, dan hal tersebut berawal dari Dewan
Komisaris dan Direksi. Untuk itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk berkomitmen untuk mencapai kesempurnaan dalam
tata kelola perusahaan.
104 105
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Andrew Duf
Direktur Utama
Sejak 2013, perombakan Tata Kelola Perusahaan telah dilakukan secara besar-besaran dan terus dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang disorot: • Anggaran Dasar, jadwal, praktik, dan prosedur
yang menjadi pedoman Dewan Komisaris, Direksi, dan komite-komite telah dikaji ulang, direvisi, dan
dilaksanakan. • Seluruh kebijakan Bank tengah dan telah 100
ditinjau, direvisi, dan dilaksanakan, bahkan hingga saat ini.
• Pengelolaan kinerja dan akuntabilitas di setiap tingkat organisasi telah dilaksanakan.
• Fungsi Pengawasan Internal telah dijalankan. • Aspek-aspek audit internal telah ditinjau, diubah, dan
diimplementasikan secara menyeluruh, termasuk proses peningkatan yang tidak mengizinkan
keterlambatan dalam perbaikan oleh badan audit.
• Strategi 5 lima tahun PT Bank QNB Indonesia Tbk telah dipaparkan dalam sebuah strategy
map ; pengukuran tahunan, dan indikator utama
telah dikembangkan dan dipantau setiap bulan; pelaksanaannya diawasi oleh Direksi setiap bulan dan
oleh Dewan Komisaris dua kali dalam setahun. Pada Januari 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk
memperoleh hasil yang membanggakan, yakni peningkatan peringkat Composite Governance Manajemen
Tata Kelola dan risiko menjadi peringkat 2 dua. Peringkat ini terus dipertahankan oleh Bank.
Perubahan Komposisi Direksi
Direksi mengalami perubahan komposisi pada 2014 dengan adanya pengunduran diri Yosep Solihin Ho
dari posisi Direktur Kepatuhan. Perubahan ini efektif terlaksana sejak 17 Maret 2014.
Posisi Direktur Kepatuhan yang dijabat Yosep Solihin Yo diisi melalui sistem rotasi oleh Windiartono Tabingin.
Sebelumnya beliau menempati posisi Direktur ritel Perbankan. Penunjukan beliau telah disetujui oleh Otoritas
Jasa Keuangan melalui Sr-170D.032014 tanggal 29 September 2014.
Apresiasi
Industri perbankan adalah tentang membangun kerja sama yang sinergis salah satu nilai kami antara fungsi-
fungsi yang ada dan melalui tingkat pengawasan dan pengelolaan yang berbeda guna memberikan layanan
dan produk demi kepuasan nasabah. Direksi percaya bahwa selama 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk telah
menunjukan peningkatan signiikan yang dibuktikan dalam pertumbuhan dan kinerja yang semakin prima.
Direksi hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
• Dewan Komisaris atas dedikasi, dukungan, dan saran yang berharga sepanjang 2014.
• Seluruh karyawan PT Bank QNB Indonesia Tbk atas usaha mereka yang tidak hanya memampukan Bank
mencapai hasil yang baik, namun juga atas kerja sama tim yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada para nasabah. • Perusahaan induk kami, QNB, atas dukungan dan
komitmen, baik kepada Indonesia maupun kepada PT Bank QNB Indonesia Tbk, serta
• Nasabah setia kami yang terus bertambah. Kami berterima kasih dan terus berkomitmen untuk
melayani dan membantu Anda.
Laporan Direksi
Meskipun dihadapkan pada iklim bisnis yang kurang mendukung
dalam beberapa tahun terakhir, PT Bank QNB Indonesia Tbk tetap
berkomitmen kuat untuk terus bertumbuh.
Jumlah Aset
88,63
106 107
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Surat Pernyataan Direksi
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank QNB Indonesia Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi Laporan Tahunan perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Yang bertandatangan
Andrew McGregor Duf
Direktur Utama
Lloyd William rolston
Direktur risiko
hery Syafril
Direktur Keuangan
rusli
Direktur Operasional
azhar bin abdul Wahab
Direktur Bisnis
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
Surat Pernyataan Dewan Komisaris
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank QNB Indonesia Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi Laporan Tahunan perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Yang bertandatangan
ali ahmed Z a al-Kuwari
Komisaris Utama
Muthu Chidambaram
Komisaris
Grant Eric Lowen
Komisaris
Suroto Moehadji
Komisaris Independen
Nasrul husin
Komisaris Independen
Muhammad anas Malla
Komisaris Independen
Analisis dan Pembahasan
Manajemen
110 111
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Perekonomian Global
Pada awal 2014, Bank Dunia World Bank memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global berada pada
kisaran 3,2. Memasuki pertengahan tahun, World Bank menurunkan prediksinya terhadap pertumbuhan ekonomi
global menjadi 2,8 dan negara-negara berkembang dari 5,3 menjadi 4,8. Hal ini disebabkan karena cuaca buruk
di Amerika Serikat, krisis Ukraina dan rusia, rebalancing di Tiongkok serta terdapat perselisihan politik di berbagai
negara yang memiliki pendapatan menengah. Menurut Kementerian Keuangan, menjelang kuartal
ketiga 2014, iklim perekonomian global sedikit membaik dengan adanya normalisasi kebijakan moneter dari The
Fed Bank Sentral AS. Normalisasi ini berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS sebesar
hampir 3. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerima pengaruh terbesar akibat normalisasi ini, karena
arus dana asing keluar dari negara berkembang cukup deras. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada 2014
tercatat membaik dengan persentase pertumbuhan di bawah 1 pada akhir 2014.
Mengerucut pada kondisi perekonomian di kawasan Asia Tenggara ASEAN, kondisi perekonomian negara-negara
Asia Tenggara juga ikut menerima dampak secara global. Kendati pertumbuhan perekonomian sedikit melambat
pada 2014, namun kondisi negara-negara berkembang di ASEAN tetap merupakan kawasan dengan pertumbuhan
tercepat di dunia.
Tinjauan Kondisi Perekonomian Nasional
Pada 2014, Indonesia merayakan pesta demokrasi yang berlangsung setiap 5 lima tahun, yaitu pemilihan
umum atas Presiden republik Indonesia. Pemilu Presiden merupakan salah satu pilar penting yang mampu
menggerakkan situasi politik nasional. Pada awal 2014, situasi politik Indonesia diwarnai dengan
adanya Pemilu Legislatif, yang kemudian diikuti dengan Pemilu Presiden. Menjelang akhir 2014, Presiden rI
periode 2014-2019 telah menunjuk dan melantik kabinet kerja yang baru yang akan memimpin beragam sektor
industri Indonesia. Situasi ini menciptakan perilaku investor wait and see, di mana para investor menunggu
terbentuknya kabinet baru dan program kerja Pemerintah untuk lima tahun ke depan.
Berbagai faktor baik dari segi politik dan sosial memberikan dampak terhadap segi ekonomi. Bank Dunia
memproyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 sebesar 5,2.
Proyeksi perkembangan perekonomian Indonesia diperkirakan akan terus menunjukkan tren positif. Melalui
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI periode 2011 hingga
2025 yang dikeluarkan oleh Pemerintah rI, terdapat 6 enam wilayah yang diposisikan sebagai koridor
utama perekonomian, yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, serta Papua-Maluku. Klasiikasi
6 enam sektor ini bertujuan untuk menempatkan
Indonesia dalam sepuluh besar perekonomian global pada 2025. Keberhasilan langkah ini mampu meningkatkan
persentase kenaikan PDB sebesar 8-9 per tahun. Namun, target tersebut belum dapat tercapai dengan sepenuhnya
dalam waktu dekat 2014-2017. Pada 2014, tingkat pertumbuhan PDB tercatat sekitar 5,2, menurun dari
2013 yaitu sebesar 5,78. Di sisi lain, walau sektor industri negara-negara Eropa
belum sepenuhnya pulih, namun beberapa negara telah mampu menekan anggaran negara yang deisit.
Pertumbuhan ekonomi rusia juga mengalami sedikit
perlambatan dikarenakan adanya pemberian sanksi internasional dari segi ekonomi oleh Amerika Serikat dan
Uni Eropa dalam sektor perbankan, energi dan pertahanan. Negara-negara Asia turut merasakan dampak dari
kondisi perekonomian yang melanda Amerika Serikat dan Eropa. Angka pertumbuhan perekonomian negara
yang ditargetkan oleh Tiongkok sebesar 7,5 juga belum tercapai karena meningkatnya pertumbuhan kredit. Secara
umum, kendati lebih baik dibandingkan 2013, kondisi perekonomian global pada 2014 belum dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Pada 2014, perlambatan perekonomian global turut
membelit Indonesia dalam banyak aspek. Beberapa dampak yang dialami Indonesia adalah perubahan harga
komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan ekspansi kredit menjadi lebih
lambat, perlambatan ekspor Indonesia ke luar negeri, peningkatan suku bunga BI Rate pada kuartal ke-2 hingga
akhir 2014, pelemahan rupiah, inlasi yang membengkak, tingkat pendapatan per kapita dan tingkat pengangguran.
Perubahan Suku Bunga BI Rate
Kebijakan BI Rate pada dasarnya mengacu pada kondisi perekonomian global. Hal ini erat kaitannya dengan
kondisi inlasi, di mana inlasi merupakan imbas dari kondisi perekonomian global. BI Rate naik sebesar 0,25,
dari 7,50 pada 2013 menjadi 7,75 pada 2014. Aksi ini dilakukan untuk menyelamatkan posisi rupiah dari
ketidakstabilannya.
Melemahnya Nilai Tukar rupiah
Nilai tukar rupiah selama kurun waktu 2014 sangat luktuatif terhadap dolar Amerika Serikat dan mata uang
asing lainnya. Salah satu faktor yang menyebabkan luktuasi ini adalah suku bunga BI Rate. Mekanisme ini
seringkali disebut sebagai jalur nilai tukar. Kenaikan BI
Rate akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Melebarnya
selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal dalam instrumen-instrumen
keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi.
Melonjaknya Tingkat Inlasi Pada 2014, tingkat inlasi Indonesia mencapai 8,36
yoy. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,02
jika dibandingkan dengan Desember 2013 yaitu 8,38. Walau terjadi sedikit penurunan, namun realisasi
tingkat inlasi ini melebihi prediksi Bank Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh serangkaian faktor yang
saling berhubungan. Salah satu faktor utamanya adalah suku bunga BI Rate. Penurunan suku bunga
mendorong aktivitas ekonomi secara simultan. Kegiatan perekonomian yang semakin aktif dan cepat mendorong
pekerja untuk meminta upah yang lebih tinggi. Produsen kemudian terpaksa menetapkan harga jual produk yang
lebih tinggi kepada konsumen, dan di satu sisi tindakan ini tentunya menurunkan daya beli konsumen. Akibatnya,
baik produsen maupun konsumen tidak mampu memberikan kontribusi yang signiikan terhadap kekuatan
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
112 113
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Puncak volatilitas inlasi Indonesia berhubungan dengan kebijakan penyesuaian harga oleh pemerintah. Harga-
harga energi bahan bakar minyak dan listrik telah ditetapkan oleh Pemerintah sehingga tidak mengikut
kondisi pasar. Artinya, deisit yang muncul harus diserap oleh anggaran subsidi. Besarnya anggaran subsidi
mengakibatkan tekanan besar pada deisit anggaran tahunan pemerintah dan juga membatasi pengeluaran
publik dalam hal-hal produktif jangka panjang, seperti infrastruktur dan pengeluaran untuk sosial.
Selain itu, pengaturan ulang subsidi energi menaikkan harga energi dapat mengakibatkan timbulnya risiko
politik karena keresahan sosial cenderung timbul bila ada tekanan inlasi. Selanjutnya, inlasi inti di Indonesia -
yang tidak termasuk barang-barang yang rentan terhadap luktuasi harga sementara - juga berguncang karena
adanya efek samping penyesuaian harga energi pada
ekenomi misalnya kenaikan harga transportasi. Pada 2013 dan 2014, Pemerintah telah mengurangi
subsidi listrik - baik untuk rumah tangga kecuali segmen masyarakat miskin maupun industri.
Outlook inlasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh
keputusan pengurangan tidaknya subsidi tersebut. Kenaikan harga BBM sebanyak rp2.000 menambah sekitar
3 pada tingkat inlasi umum dan menambahkan sekitar 1 pada inlasi inti. Sebagai gambaran, Bank Indonesia
menargetkan tingkat inlasi sebanyak 4,5 pada 2013. Namun setelah kenaikan harga BBM dan listrik, inlasi
naik menjadi 8,36 di akhir tahun yoy. Pada akhir 2014, Indonesia mengalami perkembangan inlasi yang sedikit
lebih baik dibandingkan dengan 2013. Inlasi ini terkendali pada 4,93 yoy di tengah meningkatnya harga
komoditas dan gejolak harga pangan.
Inlasi Indonesia 2008 - 2015
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Inlasi
9,8 4,8
5,1 5,4
4,3 8,4
8,4 7,5
Target Bank Indonesia 5,0
4,5
5,0 5,0
4,5 4,5
4,5 4,0
Merupakan angka proyeksi Sumber: World Bank and Bank Indonesia
Tren perekonomian nasional pada 2015 diproyeksikan akan diwarnai dengan situasi yang positif, terutama
dengan suasana politik yang masih tergolong baru dan dapat membawa optimisme. Sebagai salah satu negara
dengan populasi penduduk terbanyak di dunia, yaitu sekitar 250 juta jiwa pada 2014, Indonesia menjadikan
dirinya sebagai salah satu negara paling kuat di kawasan Asia Tenggara. Sumber daya alam dan manusia yang
dimiliki Indonesia hampir tidak tersaingi. Potensi besar ini merupakan salah satu peluang strategis
yang terbuka lebar bagi Indonesia dalam menyiapkan diri menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA 2015. MEA
adalah pasar tunggal yang mencakup seluruh negara Asia Tenggara pada 2015 mendatang. Salah satu kebijakan
yang diberlakukan oleh MEA adalah kemudahan dan kebebasan akses seluruh negara atas arus perdagangan
berupa produk, jasa dan tenaga kerja kepada negara lainnya. Oleh sebab itu, kompetisi usaha akan semakin
agresif. Indonesia diharapkan dapat mengimbangi kinerja MEA pada tahun-tahun mendatang, sehingga Indonesia
mampu berdiri secara independen.
Tinjauan Industri Perbankan
Industri perbankan merupakan salah satu industri yang juga terkena dampak situasi politik. Di Indonesia,
ekspektasi, preferensi dan opini publik terhadap politik memberikan dampak masif terhadap pergerakan
perekonomian negara, termasuk industri perbankan. Indikator ekspektasi masyarakat tampak secara nyata
pada meningginya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan menguatnya nilai rupiah terhadap Dolar AS saat
nama salah satu kandidat diumumkan terpilih sebagai Presiden republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
optimisme dan harapan masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi respon pasar yang cukup
positif. Dengan adanya pemilihan susunan pemerintahan baru,
para investor mulai bersikap “wait and see” dal hal ini sempat menahan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai
sektor. Namun secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan masih dinilai baik. Hal ini didukung oleh
ketahanan sistem industri perbankan dan kinerja pasar keuangan yang relatif masih terjaga. Kekuatan ketahanan
industri perbankan bersumber dari beberapa faktor, yaitu risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta
dukungan modal yang kuat. Pada Agustus 2014, rasio kecukupan modal Capital
Adequacy RatioCAr masih tinggi sebesar 19,23, jauh di atas ketentuan minimum 8, sedangkan rasio kredit
bermasalah Non Performing LoanNPL tetap rendah dan stabil di kisaran 2,00. Sementara itu, pertumbuhan kredit
kepada sektor swasta melambat menjadi 13,4 yoy dari bulan sebelumnya sebesar 15,0 yoy, sejalan dengan
proses penyesuaian dalam perekonomian. Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan membaik seiring
dengan ekspansi operasi keuangan pemerintah. Hal itu tercermin pada pertumbuhan M2 dan Dana Pihak Ketiga
DPK, yang masing-masing mencapai 11,0 yoy dan 11,6 yoy pada Agustus 2014. Beberapa bank mulai
menurunkan suku bunga simpanan. Sementara itu, kinerja pasar modal pada September 2014 masih relatif baik di
tengah tekanan pasar keuangan global.
114 115
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Kata Pengantar Direktur Pemimpin Bisnis
“Pada 2014, kinerja bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk melebihi target-
target yang telah ditetapkan. Situasi perekonomian baik global maupun
nasional yang kurang kondusif tetap mampu mendorong pertumbuhan
PT Bank QNB Indonesia Tbk dari segi pinjaman 84,12.”
Pertumbuhan Kinerja
Kinerja PT Bank QNB Indonesia Tbk semakin menguat. Hal ini terlihat dari peningkatan aset sebesar 88,63 dari
tahun sebelumnya. Dari segi proitabilitas, PT Bank QNB Indonesia Tbk berhasil meningkatkan jumlah laba bersih
tahun berjalan yang lebih besar, yaitu 3.499,55 dari 2013. Hingga akhir tahun, persentase pertumbuhan pinjaman
PT Bank QNB Indonesia Tbk mencapai 84,12. Komitmen untuk mencapai pertumbuhan yang lebih
kuat diwujudkan dalam rencana PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam menyediakan layanan premium yang
mengedepankan pendekatan personal guna memberikan solusi perbankan yang tepat. Strategi ini didukung oleh
kinerja call center yang responsif dan solutif selama 24 jam.
Produk dan Layanan Inovatif
Pada 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk memperkenalkan layanan pro-prioritas, yaitu sebuah layanan berbentuk
watch management. Layanan ini sedikit berbeda dengan lainnya, karena berfokus pada customer invention.
Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk juga memperkenalkan layanan Mitra Bisnis, sebuah layanan
yang difokuskan pada nasabah corporate. Inti dari layanan Mitra Bisnis adalah pelayanan terhadap nasabah. Program
ini memudahkan nasabah untuk berinteraksi secara langsung dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk dengan
menyediakan akses call center yang lebih baik selama 24 jam. Diharapkan dengan adanya layanan ini, nasabah
tidak merasa kesulitan dalam menyampaikan keluhan ataupun menghabiskan waktu terlalu lama dengan mesin
retail. Strategi ini didukung oleh tersedianya platform khusus yang dipersiapkan untuk mengembangkan bisnis
retail. Selain itu, Bank juga melakukan langkah strategis dengan
menerapkan layanan Q VIrTUAL ACCOUNT QVA. Layanan ini telah diluncurkan di Medan Center Point pada
2014 dengan total nasabah lebih dari 50.000 orang dan sekitar 45 mitra.
Segala bentuk strategi ini merupakan bentuk mitigasi dan perlindungan terhadap risiko-risiko usaha yang dinamis.
Oleh sebab itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk sedang membidik lokasi-lokasi strategis sebagai bagian dari
rencana ekspansi. Diharapkan dengan adanya perluasan lokasi usaha, PT Bank QNB Indonesia Tbk semakin mampu
meningkatkan kinerja bisnisnya dengan nilai tambah yang berdaya-saing tinggi.
operator. Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan intensitas dan eisiensi interaksi nasabah dengan
PT Bank QNB Indonesia Tbk secara langsung.
Salah satu keunggulan layanan Mitra Bisnis dibandingkan dengan layanan serupa lainnya, adalah layanan ini
menyediakan seorang partner yang berdedikasi untuk klien.
Layanan yang diberikan oleh Partner Mitra Bisnis terdiri dari 2 dua, yaitu inbound call dan outbound call. Layanan
inbound call mencakup permintaan terkait dengan akun rekening dan penyelesaian segala bentuk keluhan dan
pengaduan dengan solusi yang tepat. Di sisi lain, outbound call
memberikan sebuah hubungan yang leksibel dengan klien, membantu klien menangani masalah dokumen
seperti covenant dan TBO yang wajib dilakukan oleh klien, melakukan penjualan produk silang seperti QNB First
dan Bancassurance, serta melakukan follow-up terhadap inbound call pertama.
Keunggulan Mitra Bisnis adalah: • Tim Mitra Bisnis yang berdedikasi
• Client Courtesy Call minimal sekali dalam sebulan • Mitra Bisnis secara proaktif melakukan kunjungan ke
tempat nasabah bersama dengan Relationship Manager rM.
PT Bank QNB Indonesia Tbk berkeyakinan bahwa inovasi dalam bisnis merupakan salah satu faktor yang dapat
mengunggulkan PT Bank QNB Indonesia Tbk dengan kompetitor lainnya.
Komitmen dalam menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi adalah salah satu metode berbisnis
terbaik PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Strategi Jangka Panjang
Pada tahun mendatang, PT Bank QNB Indonesia Tbk akan meningkatkan hubungan kerjasama dengan berbagai
Bank Perkreditan rakyat BPr dalam beberapa layanan khusus untuk memperluas cakupan nasabah yang belum
terjangkau, salah satunya EFS Electronic Financial Services yang merupakan target bisnis pada 2015.
Pada tahun-tahun mendatang, PT Bank QNB Indonesia Tbk berencana untuk meningkatkan pertumbuhan
commercial dan corporate serta mengembangkan segmen
Perubahan yang Positif
Dalam kurun waktu 3 tiga tahun, PT Bank QNB Indonesia Tbk berhasil memantapkan bisnisnya di Indonesia.
Sebelumnya, tidak banyak orang familiar dengan Qatar dalam hal industri perbankan. Melalui akuisisi yang
dilakukan QNB terhadap PT Bank Kesawan, kini PT Bank QNB Indonesia Tbk semakin mampu meningkatkan nilai
tambah dan daya-saingnya. Peningkatan jumlah nasabah dan pertumbuhan angka pinjaman pun menjadi salah
satu bukti bahwa kinerja PT Bank QNB Indonesia Tbk mendapatkan respon positif di mata masyarakat.
Kunci dari pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan adalah integritas yang tinggi, kepercayaan dan kualitas
pelayanan yang terbaik. Oleh sebab itu, proses bisnis yang dilakukan Bank senantiasa berlandaskan pada optimisme
walau risiko dan tantangan usaha terus bertambah. Proses transformasi yang dilakukan pada 2014
memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk. Peleburan nilai-nilai dan budaya
menjadi akar dari kesatuan persepsi dan pandangan seluruh individu dalam memajukan PT Bank QNB
Indonesia Tbk.
116 117
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha
PT Bank QNB Indonesia Tbk membagi kegiatan bisnisnya menjadi 2 dua portofolio bisnis yang mencakup
perbankan ritel dan wholesale. Melalui pembagian portofolio ini, Bank berusaha fokus pada masing-masing
kegiatan bisnisnya sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada masyarakat bisnis yang sesuai dengan
portofolionya.
Tinjauan Bisnis
Sebagai langkah strategis dalam memenangkan persaingan, Bank telah menetapkan kebijakan dalam
rangka pengembangan bisnisnya. PT Bank QNB Indonesia Tbk membagi bisnisnya menjadi 2 dua portofolio bisnis
yang mencakup perbankan ritel dan wholesale. Dengan pembagian portofolio ini, Bank berusaha fokus pada
masing-masing kegiatan bisnisnya sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada masyarakat bisnis yang sesuai
dengan portofolionya.
Perbankan ritel
Untuk menciptakan kondisi perokonomian Indonesia yang kondusif bagi dunia usaha, Bank Indonesia tetap
mempertahankan BI rate sebesar 7,75, dengan suku bunga Lending Facility dan suku bunga Deposit Facility
masing-masing tetap pada level 8,00 dan 5,75. Tingkat suku bunga tersebut masih konsisten, untuk memastikan
tekanan inlasi jangka pendek pasca kebijakan realokasi subsidi BBM yang ditempuh Pemerintah tetap terkendali
dan temporer sehingga dapat kembali menuju ke sasaran 4±1 pada 2015. Kebijakan tersebut juga sejalan dengan
langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh selama ini untuk mengendalikan deisit transaksi berjalan ke tingkat
yang lebih sehat. Kebijakan moneter yang cenderung
ketat tetap dilanjutkan oleh otoritas moneter Indonesia untuk mengendalikan inlasi dan deisit transaksi berjalan,
sementara kebijakan makro prudensial yang akomodatif
ditempuh agar pengetatan moneter tersebut tidak menimbulkan risiko terhadap stabilitas sistem keuangan.
Selain itu, koordinasi kebijakan antara instansi Pemerintah juga terus diintensifkan untuk menjaga stabilitas
makroekonomi, khususnya dalam mengendalikan tekanan inlasi pasca kebijakan realokasi subsidi BBM dan deisit
transaksi berjalan, serta mempercepat kebijakan reformasi
struktural untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mulai kembali membaik di triwulan I-2015. Konsumsi diproyeksikan
akan kembali meningkat lebih tinggi pada triwulan I-2015 didorong oleh kenaikan konsumsi Pemerintah
seiring dengan membesarnya ruang iskal. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi tersebut akan mendorong
kenaikan investasi baik bangunan maupun non-bangunan. Dari sisi eksternal, meskipun terjadi peningkatan
ekspor manufaktur, secara keseluruhan pertumbuhan ekspor masih terbatas akibat masih tertekannya ekspor
komoditas sejalan dengan melambatnya permintaan negara emerging market. Secara keseluruhan, pertumbuhan
ekonomi pada 2015 diperkirakan akan mencapai kisaran 5,4-5,8.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk secara optimal untuk melakukan akselerasi
proses transformasi menuju bank papan atas. Secara konsisten, Bank senantiasa menjaga keberadaan bisnis
ritel yang didorong oleh produk dan layanan inovatif untuk memperkuat pangsa pasar ritel Indonesia. Bank
telah mencanangkan ekspansi kredit di bisnis ritel dengan pendekatan baru yang lebih memperhatikan
aspek manajemen risiko yang lebih prudent, yaitu dengan memberikan layanan nasabah yang berbasis pada inovasi
teknologi seperti virtual account, internet dan inovasi lainnya. Bank juga telah merekrut sejumlah karyawan
baru yang berstatus pro hire dan fresh graduate yang sebelumnya telah dibekali dengan keterampilan dan kultur
kerja baru sebagai ujung tombak untuk menggerakkan bisnis Bank.
Pangsa pasar perbankan ritel diyakini akan terus tumbuh secara signiikan. Sebagaimana halnya wholesale
banking, pendekatan yang digunakan untuk segmen retail
banking juga menggunakan ‘customer centric’, sehingga pengembangan produk asset - liabilities dan layanan
akan disesuaikan dengan perilaku nasabah ritel. Beberapa pengembangan produk pada perbankan ritel dilakukan
mencakup lending, funding dan penciptaan produk dan layanan yang berbasis fee-based income seperti produk
kartu kredit PT Bank QNB Indonesia Tbk, digiatkannya pemasaran Virtual Account
, QPL dan MFC Multiinance, QNB First, Bancassurance serta produk-produk ritel
lainnya. Pada 2014, kinerja lending yang bersifat konsumsi dari Perbankan ritel menghadapi tantangan
yang cukup signiikan karena tren peningkatan inlasi yang menurunkan daya beli masyarakat pada umumnya.
Namun dengan strategi bisnis yang tepat, hal ini dapat diatasi dengan menggiatkan pinjaman
multiinance dan QPL personal loan PT Bank QNB Indonesia Tbk dengan
proses dan strategi yang lebih kini dan mendekat kepada masyarakat. Selain itu, QNB First digiatkan untuk
meningkatkan layanan kepada prime customer selaras dengan pertumbuhan Wholesale Banking.
Dalam rangka mendorong pinjaman bisnis ritel untuk modal kerja dan investasi, PT Bank QNB Indonesia Tbk
memfokuskan diri dalam perbaikan proses sehingga pengajuan kredit dengan limit tertentu menjadi
lebih mudah dan lebih cepat dengan tetap menjaga kualitas kredit. Langkah strategis telah diterapkan
untuk mendorong pertumbuhan perbankan ritel mencakup pembuatan produk program baru hingga
pengoptimalisasian middle oice untuk memantau dan
meningkatkan quality assurance dari pinjaman nasabah ritel.
Dari sisi funding, pada 2014 Perbankan ritel tumbuh cukup signiikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal
ini akan terus mendorong pertumbuhan sektor funding
dengan beberapa strategi bisnis seperti bancassurance serta produk-produk Dana Pihak Ketiga yang unggul dan
tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk mendorong kinerja di sektor funding, PT Bank QNB
Indonesia Tbk mengambil langkah strategis dengan meningkatkan jumlah nasabah baru dengan memberikan
produk dan layanan kepada nasabah. Untuk menggerakkan peningkatan fee-based income,
PT Bank QNB Indonesia Tbk berupaya meningkatkan penjualan bancassurance. Hal ini didukung dari sisi lending,
yang berasal dari biaya administrasi dan provisi kredit. Salah satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan
bancassurance, PT Bank QNB Indonesia Tbk melakukan cross selling penjualannya dengan aktivitas lending
dan funding. Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk juga menyelenggarakan berbagai event seperti business
gathering untuk memperkenalkan produk bancassurance kepada nasabah lending dan funding.
Tantangan yang dihadapi dalam segmen Perbankan ritel pada 2014 adalah kualitas SDM yang harus selalu
ditingkatkan melalui berbagai pelatihan SDM di perbankan ritel PT Bank QNB Indonesia Tbk, agar dapat lebih aktif
untuk meningkatkan portofolionya. Tantangan lain yang dihadapi adalah meningkatkan brand awareness di
masyarakat dan industri perbankan nasional. Dengan dukungan QNB sebagai “One of The Strongest Bank
in the World”, perbankan ritel PT Bank QNB Indonesia Tbk optimis dapat bersaing dan meningkat di bisnis ritel
Indonesia. Secara keseluruhan, realisasi pencapaian target pada
portofolio Perbankan ritel ditunjukkan dengan kinerja funding lending yang tumbuh dibanding dengan tahun
sebelumnya. Dari sisi fee-based income, target yang telah ditetapkan di awal tahun dapat dilampaui dan
menunjukkan pencapaian yang cukup menggembirakan. Pada 2015, Perbankan ritel akan melanjutkan dan
mengembangkan strategi 2014 yang telah dilakukan dengan tetap memfokuskan pertumbuhan pada lending,
funding dan fee-based income. Langkah strategis yang juga akan diterapkan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk
antara lain dengan melakukan repositioning, re-pricing produk funding, aktivitas dan produk baru yang inovatif,
meningkatkan jumlah nasabah baru, menambah SDM profesional, serta menambah jumlah cabang. Komitmen
untuk meraih pertumbuhan signiikan terutama pada pertumbuhan funding, akan dapat mendukung kinerja
di sektor lending. PT Bank QNB Indonesia Tbk juga senantiasa melakukan pengembangan yang berbasis
teknologi dan transaksi non tunai serta persiapan peluncuran produk-produk dan layanan baru Bank. Melalui
implementasi yang tepat, strategi ini dapat membawa Perbankan ritel untuk mewujudkan pertumbuhan yang
optimal dan signiikan.
Perbankan Wholesale
Dari sisi perekonomian global, pemulihan ekonomi dunia terus berlanjut meski tidak merata dan cenderung
lambat. Perekonomian AS, yang menjadi motor pemulihan ekonomi global, terus menunjukkan perbaikan dan
berada dalam siklus yang meningkat. Sejalan dengan itu, normalisasi kebijakan moneter the Fed terus
berlangsung dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate FFr mulai triwulan II-2015 sehingga mendorong
apresiasi dolar AS yang kuat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan meningkatkan risiko pengembalian
modal asing dari emerging markets, termasuk Indonesia. Sebaliknya, perekonomian Eropa dan Jepang masih
mengalami tekanan meskipun terus dilakukan stimulus dari sisi moneter. Perlambatan ekonomi Tiongkok juga
terus berlangsung akibat proses rebalancing ekonomi yang ditempuhnya. Perkembangan ini telah mendorong
harga komoditas global khususnya komoditas mineral dan pertanian menurun lebih besar dari yang diperkirakan.
Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas tersebut berpengaruh terhadap struktur ekspor
118 119
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
peningkatan pelayanan nasabah dan peningkatan nasabah baru. Pendekatan yang digunakan untuk mencapai target
adalah customer centric, sehingga pengembangan produk dan layanan pun akan disesuaikan dengan preferensi dan
Indonesia dengan meningkatnya ekspor manufaktur dan masih tertekannya ekspor komoditas primer. Sementara
itu, harga minyak dunia menurun drastis dan diperkirakan akan berlanjut pada 2015 seiring dengan pasokan yang
meningkat dari AS di tengah permintaan dunia yang melambat. Secara keseluruhan, sebagai negara yang
net importer dalam minyak, penurunan harga minyak dunia akan berpengaruh positif terhadap perekonomian
Indonesia, baik dari sisi iskal, neraca pembayaran maupun pertumbuhan ekonomi.
Kinerja neraca pembayaran semakin sehat dengan menurunnya deisit transaksi berjalan dan besarnya
surplus neraca modal. Neraca perdagangan Indonesia
mencatat surplus 0,02 miliar dolar AS pada Oktober 2014, setelah pada bulan sebelumnya mengalami deisit sebesar
0,26 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut didukung oleh
surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat seiring kenaikan ekspor manufaktur, seperti ekspor produk
otomotif. Sementara itu, dari neraca inansial, aliran masuk modal asing tetap besar didorong oleh persepsi
positif terhadap prospek perekonomian domestik. Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga ditopang oleh
ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap
kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat. Pada Oktober
2014, rasio kecukupan modal Capital Adequacy RatioCAr perbankan nasional masih tinggi, sebesar 19,6, jauh
di atas ketentuan minimum 8, sedangkan rasio kredit bermasalah Non Performing LoanNPL tetap rendah dan
stabil dikisaran 2,0. Sementara itu, pertumbuhan kredit melambat menjadi 12,62 yoy pada Oktober 2014, lebih
rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 13,16yoy. Pertumbuhan DPK pada Oktober 2014 tercatat sebesar
13,93 yoy, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,32 yoy. Perbankan cenderung masih selektif
dalam menyalurkan kredit baru, namun penolakan terhadap permohonan kredit baru cenderung menurun. Di
sisi lain, kondisi likuiditas perbankan relatif terjaga dan membaik seiring dengan operasi keuangan pemerintah
yang lebih ekspansif. Pertumbuhan DPK dan kredit pada 2015 diperkirakan akan meningkat sehingga mencapai,
masing-masing, sebesar 14-16 dan 15-17. Salah satu segmen utama yang menjadi target market
adalah segmen Wholesale Banking. Pendekatan yang digunakan untuk menggarap segmen ini melalui
pendekatan ‘customer centric’, sehingga pengembangan produk asset - liabilities dan layanan akan disesuaikan
dengan preferensi dan kebutuhan segmen wholesale banking.
Dengan tantangan tersebut, pada 2014 PT Bank QNB Indonesia Tbk berhasil melihat peluang di bisnis wholesale
sehingga portofolio Perbankan Wholesale meningkat sangat signiikan. Portofolio Perbankan Wholesale
yang secara garis besar terdiri dari Corporate Banking,
Commercial Banking dan bisnis lainnya menunjukkan pertumbuhan dan pencapaian yang menggembirakan di
sepanjang 2014. Corporate Banking, Commercial Banking dan bisnis lainnya
telah menggerakkan kinerja Wholesale Banking yang meletakkan fokus bisnisnya pada perusahaan korporasi
pembiayaan dengan limit besar. Meskipun tergolong baru, Corporate Banking PT Bank QNB Indonesia Tbk sudah aktif
terlibat dalam sindikasi-sindikasi dan juga telah dipercaya sebagai Facility Agency untuk sindikasi yang terbentuk.
Salah satu pencapaian menggembirakan dari Corporate Banking adalah keberhasilannya dalam membina kerja
sama dengan perusahaan korporasi besar yang berskala nasional dan internasional.
Tantangan bagi Perbankan Wholesale di sepanjang 2014 antara lain menghadapi persaingan dengan bank-bank
lebih besar dan mendapat kepercayaan dari nasabah untuk berbisnis serta bekerja sama dengan PT Bank QNB
Indonesia Tbk. Tantangan signiikan lainnya adalah untuk tumbuh dengan cepat dan tetap memastikan kualitas
kredit terjaga. Hal ini dimanifestasikan dengan tren NPL yang tetap baik dari tahun ke tahun.
Guna menopang kelangsungan usaha Perbankan Wholesale, PT Bank QNB Indonesia Tbk melaksanakan
inisiatif dengan cara membentuk industry strategic, dengan menggandeng industri-industri keuangan lain
dalam jaringan kemitraan bisnis serta memberikan nilai lebih pada layanan nasabah dan teknologi seperti internet
banking, virtual account, serta produk dan layanan lainnya yang dapat meningkatkan fee based income. Selain itu, PT
Bank QNB Indonesia Tbk melakukan cross selling dengan produk dan layanan seperti bancassurance dan layanan
prima lainnya,untuk meningkatkan kinerja perbankan Wholesale.
Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan. Strategi PT Bank QNB Indonesia Tbk pada 2015,
difokuskan pada peningkatan target pendapatan melalui kebutuhan Perbankan Wholesale. Diharapkan melalui
implementasi yang tepat, strategi ini dapat membawa segmen Perbankan Wholesale mewujudkan tujuan PT Bank
QNB Indonesia Tbk menjadi Smart Wholesale Banking.
Pendapatan dan Kontribusi Per Segmen Usaha
Komposisi pinjaman dan dana pihak ketiga per-segmen wholesale retail adalah:
Dalam jutaan rupiah Uraian
Wholesale retail
Total Loan
14.114.946 991.174
15.106.120 Dana Pihak Ketiga
6.782.240 9.379.470
16.161.710 Pada 2014, kontribusi terbesar pendapatan bunga berasal
dari segmen wholesale yang memiliki 93,43 dari total pinjaman yang dimiliki Bank. Sedangkan dari sisi Dana
Pihak Ketiga, segmen ritel memberikan kontribusi terbesar yaitu 58,03 dari total Dana Pihak Ketiga yang dimiliki
Bank.
Proitabilitas
Tabel proitabilitas 3 tiga tahun terakhir Uraian
2014 2013
2012 CAr rasio Kecukupan Modal
15,10 18,73
27,76 rOA Return of Asset
1,05 0,07
0,81 rOE Return of Equity
6,54 0,29
3,38 NIM Net Interest Margin
2,80 2,82
4,63 NPL Gross Non Performing Loan Gross
0,31 0,23
0,73 NPL Nett Non Performing Loan Nett
0,23 0,10
0,31 BOPO rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
88,97 100,82
111,53 LDr Loan to Deposit Ratio
93,47 113,30
87,37
120 121
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Kata Pengantar Direktur Keuangan
“Salah satu pilar utama keberhasilan PT Bank QNB Indonesia Tbk adalah
kekuatan permodalan. Kekuatan tersebut mendukung pengembangan
infrastruktur, teknologi dan sumber daya manusia PT Bank
QNB Indonesia Tbk sehingga bisa menghasilkan produk dan pelayanan
perbankan yang terbaik.”
Salam sejahtera, Secara umum situasi perekonomian nasional pada tahun
2014 sangat menantang dan hal ini berpengaruh langsung pada industri perbankan nasional. Ketatnya likuiditas,
kenaikan tingkat suku bunga, penurunan nilai tukar serta laju inlasi membuat sektor riil tumbuh sangat terbatas.
Sehingga pada tahun 2014 industri perbankan di Indonesia
mengalami perlambatan pertumbuhan dan cenderung dalam posisi konsolidasi.
Namun demikian PT Bank QNB Indonesia Tbk tetap mampu terus tumbuh dan menjaga momentum untuk
terus berkembang. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit dan simpanan masyarakat atau Dana Pihak Ketiga DPK
sepanjang tahun 2014 tumbuh sebesar 84 dan 123, jauh diatas rata rata pertumbuhan industri.
Pencapaian laba komprehensif perusahaan pada tahun 2014 sebesar rp120,78 miliar, meningkat lebih dari
3.506,42 dibanding tahun 2013. Keberhasilan ini ditunjang oleh pertumbuhan kredit dan pendapatan
operasional lainnya serta kemampuan mengendalikan biaya operasional dengan baik.
Terus tumbuh dan berkembang
Di tengah tantangan kondisi perekonomian sepanjang tahun 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk mencatat
pencapaian inansial yang membanggakan. Aset perusahaan meningkat sebesar 89 dari rp11,05 triliun
pada akhir 2013 menjadi rp20,84 triliun pada akhir 2014. Dengan peningkatan proses persetujuan kredit dan
terus menjaga risiko kredit, PT Bank QNB Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan kredit sebesar rp6,9 triliun
sepanjang tahun 2014. Pertumbuhan ini sebesar sekitar 84,12 jika dibandingkan dengan posisi kredit pada akhir
2013. Kekuatan branding PT Bank QNB Indonesia Tbk dan
pelayanan yang prima menjadi kunci sukses pertumbuhan DPK. Hal ini tercermin dari pertumbuhan DPK yang sangat
solid hingga mencapai 123,08 atau rp8,9 triliun selama tahun 2014.
Salah satu pilar utama keberhasilan PT Bank QNB Indonesia Tbk adalah kekuatan permodalan. Kekuatan
tersebut mendukung pengembangan infrastruktur, teknologi dan sumber daya manusia PT Bank QNB
Indonesia Tbk sehingga bisa menghasilkan produk dan pelayanan perbankan yang terbaik.
Dalam 2 dua tahun terakhir, yakni 2013 dan 2014, perusahaan telah berhasil memperkuat struktur
permodalan melalui Penawaran Umum Terbatas III dan IV. Sehingga pada akhir tahun 2014 total modal PT Bank QNB
Indonesia Tbk telah mencapai rp2,19 triliun dengan rasio kecukupan modal sebesar 15,1.
Menjawab Tantangan dengan Solusi Tepat
Salah satu tantangan yang dihadapi perbankan di Indonesia dan juga PT Bank QNB Indonesia Tbk pada
2014 adalah ketatnya likuiditas dan kenaikan suku bunga yang pada akhirnya berpengaruh pada marjin bunga
bersih. Untuk menghadapi tantangan ini, PT Bank QNB Indonesia Tbk terus mengembangkan berbagai produk dan
layanan unggulan yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan DPK dengan biaya yang lebih murah.
Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk juga sedang mengembangkan produk-produk baru yang fokus pada
pendapatan operasional lainnya, seperti fee dan komisi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas
pendapatan bank dari waktu ke waktu. PT Bank QNB Indonesia Tbk juga terus fokus untuk
meningkatkan eisiensi perusahaan melalui pengendalian biaya operasional perusahaan. Eisiensi biaya
membutuhkan kegiatan pengawasan yang rutin dan akurat untuk meningkatkan proitabilitas. Hal ini sejalan
dengan visi PT Bank QNB Indonesia Tbk, yaitu menjadi Bank papan atas dalam hal kinerja keuangan di Indonesia.
Dengan adanya langkah-langkah strategis dan matang, PT Bank QNB Indonesia Tbk meyakini bahwa
pertumbuhan PT Bank QNB Indonesia Tbk akan menuju ke arah yang lebih baik di masa-masa mendatang.
Struktur Organisasi
Head of Finance Accounting
Budgeting, Planning, MIS reporting Head
Financial Accounting, Control Tax Head
Secretary Finance Director CFO
Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisis dan pembahasan kinerja keuangan berikut disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari laporan
keuangan konsolidasian PT Bank QNB Indonesia Tbk yang berakhir pada 31 Desember 2014. Laporan tersebut diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young a member of Ernst Young
International yang ditunjuk perusahaan dan memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian dalam semua hal yang
material. Pada 2014, Bank sukses meningkatkan kinerja keuangan
dengan pencatatan jumlah aset mencapai rp20,84 triliun naik 88,63 dibandingkan pada 2013 sebesar rp11,05
triliun. Kemudian, laba komprehensif pada 2014 tercatat sebesar rp120,78 miliar naik 3.506,42 dibandingkan
pada 2013 sebesar rp3,35 miliar.
123,08
Dana Pihak Ketiga
84,12
Loan
59,26
Pendapatan Operasional
3.506,42
Laba Komprehensif
6,54
rOE
122 123
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Analisis Laporan Posisi Keuangan
Analisis atas laporan posisi keuangan berfungsi untuk mengenali dan mengidentiikasi kondisi keuangan serta
hasil operasi Perseroan pada tahun berjalan. Hasil analisis
ini kemudian digunakan untuk melakukan estimasi dan prediksi mengenai kinerja dan posisi perusahaan pada
masa mendatang.
Aset
Pada 2014, Bank berhasil mencatatkan jumlah aset sebesar rp20,84 trilliun atau tumbuh sebesar 88,63 dari
tahun 2013 sebesar rp11,05 triliun. Secara keseluruhan, peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan
kredit yang diberikan sebesar 6,90 triliun, meningkat sebesar 84,12 dibandingkan 2013. Sedangkan
penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain mencapai rp3,32 triliun atau meningkat 167,56.
Dalam jutaan rupiah Keterangan
2014 2013
PeningkatanPenurunan Jumlah
Persentase Aset
Kas 52.653
56.633 3.980
7,03 Giro pada Bank Indonesia
1.425.155 818.168
606.987 74,19
Giro pada Bank-Bank Lain 43.324
19.038 24.286
127,57 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-
Bank Lain 3.324.797
1.242.652 2.082.145
167,56 Tagihan Derivatif
849 3.600
2.751 76,42
Tagihan Akseptasi 60.744
- 60.744
-
Efek-Efek yang Dibeli dengan janji dijual kembali
268.324 73.881
194.443 263,18
Kredit yang Diberikan - Neto 15.093.659
8.197.682 6.895.977
84,12 Efek-efek
232.642 367.681
135.039 36,73
Beban Dibayar di Muka 57.114
43.881 13.233
30,16 Aset Pajak Tangguhan - Neto
- 8.135
8.135 100,00
Aset Tetap 114.631
111.225 3.406
3,06 Aset Tak Berwujud
42.370 34.192
8.178 23,92
Aset Lain-Lain - Neto 122.756
70.847 51.909
73,27 Jumlah Aset
20.839.018 11.047.615
9.791.403 88,63
Liabilitas
Total Liabilitas Bank pada 2014 tercatat sebesar rp18,56 triliun meningkat sebesar 94,64 dibandingkan dengan
akhir 2013 yaitu sebesar rp9,53 triliun. Peningkatan
88,63
Jumlah aset
94,64
Total Liabilitas
ini disebabkan oleh adanya peningkatan simpanan dari nasabah sebesar 123,08 dibandingkan 2013 dan
menurunnya liabilitas derivatif sebesar 99,03 selama 2014.
Dalam jutaan rupiah Keterangan
2014 2013
PeningkatanPenurunan Jumlah
Persentase Liabilitas
Liabilitas Segera 252.785
178.304 74.481
41,77 Simpanan dari Nasabah
16.161.710 7.244.934
8.916.776 123,08
Simpanan dari Bank-Bank Lain 1.863.330
1.853.000 10.330
0,56 Liabilitas Derivatif
1.371 141.678
140.307 99,03
Liabilitas Akseptasi 60.744
- 60.744
-
Utang Pajak Penghasilan 20.402
- 20.402
-
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja 42.688
28.026 14.662
52,32 Beban Masih Harus Dibayar dan Liabilitas Lain-
Lain 142.731
88.645 54.086
61,01 Liabilitas Pajak Tangguhan
12.333 -
12.333
-
Jumlah Liabilitas 18.558.094
9.534.587 9.023.507
94,64
Ekuitas
Ekuitas Bank terdiri atas modal ditempatkan dan disetor, tambahan modal disetor, dan saldo laba. Pada akhir 2014,
modal tercatat Bank sebesar rp2,28 triliun, meningkat sekitar 51 bila dibandingkan modal pada posisi akhir
2013 sebesar rp1,51 triliun. Peningkatan ekuitas antara lain dikontribusikan peningkatan total saldo laba sebesar
2.642,98, peningkatan modal inti yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas IV right issue di Juni 2014
dan membaiknya kinerja Bank yang ditunjukkan dengan laba sebelum pajak sebesar rp161,91 miliar.
Analisis Laporan Laba rugi
Pendapatan Bunga
Pada 2014, Bank sukses membukukan pendapatan bunga sebesar rp1.221,12 miliar. Jumlah tersebut mengalami
peningkatan 141,12 atau sebesar rp714,68 miliar dibandingkan pada 2013 yang tercatat sebesar rp506,43
miliar. Peningkatan pendapatan bunga dipengaruhi oleh jumlah aset 2014 yang meningkat 88,63 dibandingkan
2013.
Beban Bunga
Seiring dengan meningkatnya pendapatan usaha, beban bunga juga mengalami peningkatan. Pada 2014, beban
bunga tercatat sebesar rp814,50 miliar, naik 196 atau sebesar rp539 miliar dibandingkan pada 2013 sebesar
rp275,50 miliar. Beban bunga terdiri atas bunga atas liabilitas keuangan, serta bunga atas efek-efek tersedia
untuk dijual. Peningkatan beban bunga dikontribusikan oleh bunga simpanan dari nasabah yang naik 211,69
dari tahun sebelumnya sebesar rp245,43 miliar menjadi rp764,99 miliar, sedangkan bunga simpanan dari bank-
bank lain naik 29,03 menjadi rp27,86 miliar dari rp21,59 miliar pada 2013.
124 125
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Pendapatan Operasional
Total Pendapatan Operasional Bank pada 2014 tercatat sebesar rp616,06 miliar, meningkat sebesar 59,26
dibandingkan dengan akhir 2013 yaitu sebesar rp386,82 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh Pendapatan
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Pada 2014, Bank sukses mencatatkan pertumbuhan total laba komprehensif tahun berjalan sebesar rp120,78 miliar
naik 3.506,42 dibandingkan pada 2013 sebesar rp3,35 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan
pendapatan bunga yang naik 76,07 dibandingkan pada tahun sebelumnya, sedangkan beban operasional lainnya
hanya tumbuh sebesar 16,10 dari tahun sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa Bank telah sukses meningkatkan
eisiensi pada kinerja tahun berjalan.
Laporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai rp1,93
triliun naik 234,67 atau rp1,35 triliun dibandingkan pada 31 Desember 2013 sebesar 575,49 miliar yang terutama
disebabkan oleh simpanan dari nasabah yang meningkat 146,27 dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian
penerimaan bunga yang naik 137,31 dibandingkan tahun sebelumnya.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas diperoleh dari aktivitas investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai rp98,33
miliar mengalami pertumbuhan positif 338,79 atau sebesar rp139,51 miliar dibandingkan pada tahun
sebelumnya yang minus rp41,18 miliar hal ini terutama disebabkan oleh hasil penjualanpencairan efek-efek pada
2014 sebesar rp370 miliar .
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Arus kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 mencapai
rp647,12 miliar naik 0,08 atau sebesar rp506 juta dibandingkan pada tahun sebelumnnya rp646,61 miliar.
Hal ini terutama disebabkan oleh hasil emisi neto dari penawaran umum terbatas IV yang tercatat sebesar
rp649,70 miliar tumbuh 0,09 atau sebesar rp568 juta dibandingkan tahun sebelumnya rp649,14 miliar.
Kenaikan Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas
Kenaikan penurunan bersih kas dan setara kas pada 2014 tercatat sebesar rp2,67 triliun naik 126,22 dibandingkan
pada 2013 sebesar rp1,18 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh simpanan dari nasabah naik 146,27
atau sebesar rp5,30 triliun kemudian jumlah kredit yang diberikan naik sebesar 36,97 atau sebesarrp1,86 triliun
dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Pengaruh Fluktuasi Valuta Asing Pada Kas dan Setara Kas
Pada 2014, pengaruh luktuasi valuta asing pada kas dan setara kas tercatat sebesar rp37,99 miliar turun 25,73
dibandingkan pada 2013 sebesar rp51,15 miliar.
Saldo Kas dan Setara Kas Pada Akhir Tahun
Pada 2014, jumlah saldo kas dan setara kas pada akhir tahun tercatat sebesar rp4,84 triliun. Nilai tersebut
mengalami peningkatan 126,82 atau sebesar rp2,71 triliun dibandingkan dengan 2013 yang tercatat sebesar
rp2,13 triliun.
Tabel Laporan Arus Kas Dalam jutaan rupiah
Uraian 2014
2013 Perubahan
Jumlah Persentase
Arus Kas dari Aktivitas Operasi 1.925.998
575.488 1.350.510
234,67 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
98.331 41.178
139.509 338,79
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan 647.117
646.611 506
0,08 Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas
2.671.446 1.180.921
1.490.525 126,22
Pengaruh Fluktuasi Kurs 37.992
51.151 13.159
25,73 Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun
2.136.491 904.419
1.232.072 136,23
Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun
4.845.929 2.136.491
2.709.438 126,82
Bunga sebesar rp406,62 miliar dan Pendapatan Provisi dan Komisi Neto sebesar rp174,80 miliar. Selain itu,
Pendapatan Operasional Lain-lain menurun menjadi sebesar rp34,63 miliar dibandingkan dengan akhir 2013,
yaitu sebesar rp60,85 miliar. Dalam jutaan rupiah
Keterangan 2014
2013 PeningkatanPenurunan
Jumlah Persentase
Pendapatan Bunga Neto 406.622
230.945 175.677
76,07 Pendapatan Provisi dan Komisi Neto
174.801 95.023
79.778 83,96
Pendapatan Operasional Lain-Lain 34.632
60.847 26.215
43,08 Pendapatan Operasional
616.055 386.815
229.240 59,26
Beban Operasional Lainnya
Total Beban Operasional Bank pada 2014 tercatat sebesar rp457,05 miliar meningkat sebesar 16,51 dibandingkan
dengan akhir 2013 yaitu sebesar rp392,28 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya peningkatan
beban karyawan sebesar 19,06 serta beban umum dan administrasi sebesar 7,89.
Dalam jutaan rupiah Keterangan
2014 2013
PeningkatanPenurunan Jumlah
Persentase Beban Karyawan
293.520 246.525
46.995 19,06
Beban Umum dan Administrasi 149.612
138.668 10.944
7,89 Beban Lainnya
13.922 7.085
6.837 96,50
Beban Operasional 457.054
392.278 64.776
16,51
Laba Komprehensif
Total Laba Komprehensif pada 2014 tercatat sebesar rp120,78 miliar meningkat sebesar 3.506,42
dibandingkan dengan akhir 2013 yaitu sebesar rp3,35 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya
Pendapatan Bunga neto menjadi rp406,62 miliar dan Pendapatan Provisi dan Komisi Neto menjadi rp174,80
miliar. Dalam jutaan rupiah
Keterangan 2014
2013 PeningkatanPenurunan
Jumlah Persentase
Pendapatan Bunga Neto 406.622
230.945 175.677
76,07 Pendapatan Provisi dan Komisi Neto
174.801 95.023
79.778 83,96
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 161.911
5.087 156.824
3082,84 Jumlah Laba Komprehensif
120.779 3.349
117.430 3506,42
Beban Pajak
Bank mencatat beban pajak penghasilan sebesar rp41,07 miliar pada 2014 dari rp1,73 miliar pada 2013, meningkat
2.274. Kenaikan beban pajak penghasilan ini sejalan dengan peningkatan laba usaha perusahaan.
Dalam jutaan rupiah Uraian
2014 2013
Perubahan Jumlah
Persentase Pajak Kini
20.588 -
20.588 -
Pajak Tangguhan 20.486
1.730 18.756
1.084 Total Beban Pajak
41.074 1.730
39.344 2.274
126 127
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Laporan Perubahan Ekuitas
Dalam jutaan rupiah
Uraian Modal
Saham Tambahan
Modal disetor neto
Cadangan Nilai Wajar Aset
Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Saldo Laba Total
Ekuitas
Telah Ditentukan
Penggunaanya Belum
Ditentukan Penggunaanya
Saldo 1 Januari 890.447
19.458 8
4.396 12.325
863.068
Laba tahun berjalan -
- -
- 3.357
3.357 Kerugian komprehensif lainya
- -
8 -
- 8
Total laba komprehensif tahun berjalan
- -
8 -
3.357 3.349
Hasil emisi bersih dari Penawaran Umum Terbatas III
649.136 2.525
- -
- 646.611
Saldo 31 Desember 2013 1.539.583
21.983 -
4.396 8.968
1.513.028
Laba tahun berjalan -
- -
- 120.837
120.837 Kerugian komprehensif
lainnya -
- 58
- -
58 Total laba komprehensif tahun
berjalan -
- 58
- 120.837
120.779 Hasil emisi bersih dari
Penawaran Umum Terbatas IV 649.704
2.587 -
- -
647.117
Saldo 31 Desember 2014 2.189.287
24.570 58
4.396 111.869
2.280.924
rasio-rasio Keuangan
Uraian 2014
2013 CAr rasio Kecukupan Modal
15,10 18,73
rOA Return of Asset 1,05
0,07 rOE Return of Equity
6,54 0,29
NIM Net Interest Margin 2,80
2,82 NPL Gross Non Performing Loan Gross
0,31 0,23
NPL Nett Non Performing Loan Nett 0,23
0,10 BOPO rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
88,97 100,82
LDr Loan to Deposit Ratio 93,47
113,30
Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
Dalam jutaan rupiah Keterangan
rumus Nilai dalam
rupiah rasio
Keterangan Current Ratio
Aset Lancar 20.559.261
111,98 rasio ini menujukkan kemampuan
ketersediaan aset dalam menutup utang lancar sampai dengan 111,98
Liabilitas Lancar 18.360.342
Total Debt to Equity Ratio
Total Liabilitas 18.558.094
813,62 rasio ini menunjukkan Bank dibiayai
oleh utang sebesar 813,62 Jumlah Ekuitas
2.280.924
Struktur Modal dan Kebijakan Manajemen atas Struktur Modal
Dalam Jutaan rupiah Keterangan
2014 Persentase
2013 Persentase
Total liabilitas 18.558.094
89,05 9.534.587
86,30 Total Ekuitas
2.280.924 10,95
1.513.028 13,70
Total Aset 20.839.018
100,00 11.047.615
100,00 Struktur modal Bank pada 2014 didominasi oleh total
liabilitas sebesar 89,05 lebih tinggi dibandingkan pada 2013 sebesar 86,30. Sedangkan total aset yang dibiayai
oleh modal sendiri pada 2014 sebesar 10,95 lebih rendah dibandingkan pada 2013 sebesar 13,70.
Kebijakan Bank terkait komposisi struktur modal telah mempertimbangkan tingkat risiko usaha.
Modal Awal yang Disetor dan Cadangan Tambahan Modal
serta Modal Pelengkap
Struktur permodalan PT Bank QNB Indonesia Tbk merujuk pada Surat Edaran Bank Indonesia No.1227DPNP
tanggal 25 Oktober 2010 terdiri dari modal inti yang terdiri dari modal awal yang disetor dan cadangan tambahan
modal dan modal pelengkap yang terdiri dari cadangan umum aset produktif.
Dalam penilaian kecukupan modal, Bank menggunakan pendekatan standar Standardized Approach dalam
pengukuran kecukupan modal untuk risiko Kredit dan risiko Pasar, sedangkan untuk risiko Operasional, Bank
menggunakan pendekatan indikator dasar Basic Indicator Approach. Penilaian ini mengacu pada ketentuan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 136DPNP tertanggal 18 Februari 2011, Surat Edaran Bank Indonesia No. 1421
DPNP tertanggal 18 Juli 2012 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 113DPNP tertanggal 27 Januari 2009.
Adapun pengungkapan tentang struktur permodalan PT Bank QNB Indonesia Tbk sesuai dengan PBI No. 1414
PBI2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan Surat Edaran BI Nomor 1435DPNP perihal
Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia akan
disajikan pada pembahasan Manajemen risiko dalam bab ini. Seiring dengan aktivitas Bank, terutama dalam
penyaluran kredit neto yang meningkat secara signiikan sebesar 84,12 menjadi rp15.093,66 miliar, maka rasio
kecukupan modal KPMM mengalami penurunan dari 18,73 pada tahun 2013 menjadi 15,10 di tahun 2014,
akan tetapi masih tetap berada di atas persyaratan minimum modal yang diwajibkan diukur sebesar 8 dari
ATMr.
Ikatan Material untuk Perolehan Barang Modal
Tidak ada investasi barang modal yang material per 31 Desember 2014.
Investasi Barang Modal yang Direalisasikan pada Tahun
Buku Terakhir
Tidak ada investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir.
PeningkatanPenurunan Material dari Pendapatan
Bersih
Pada 2014, tidak ada peningkatanpenurunan material dari pendapatan bersih.
128 129
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha
Pendapatan Bersih
Sepanjang 2014, tidak terdapat dampak perubahan harga terhadap pendapatan usahapendapatan bersih.
Perjanjian dan Perikatan Penting
Dalam rangka meningkatkan pelayanan Bank kepada seluruh nasabah, Bank mengadakan perjanjian strategis
dan perikatan penting pada 2014 bekerja sama dengan mitra kerja. Informasi mengenai perjanjian dan perikatan
oenting dapat merujuk pada Catatan No. 37 Laporan Keuangan Audited 2014.
Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang
Bersifat Luar Biasa
Sepanjang 2014, tidak terdapat informasi keuangan yang mengandung kejadian yang bersifat luar biasa.
Dampak Perubahan Suku Bunga Terhadap Kinerja
Perseroan
Sepanjang 2014, tidak terdapat dampak perubahan suku bunga terhadap kinerja perseroan.
Perbandingan Target Awal Tahun Buku Dengan realisasi
Serta Proyeksi 2015
Pada 2015, PT Bank QNB Indonesia Tbk memproyeksikan adanya pertumbuhan sebesar lebih dari 30 dari segi aset,
dana pihak ketiga dan pinjaman. b. PT Bank QNB Indonesia Tbk akan fokus pada beberapa
segmen besar dan pemanfaatan peluang investasi pada pesatnya pangsa pasar
c. Pembangunan kapabilitas yang memadai untuk menggarap pangsa pasar yang telah dipilih secara
intensif, dengan cara: • Membangun kapabilitas produk dan layanan
terbaik di kelasnya. • Investasi TI dan pengembangan jaringan cabang
serta jaringan elektronik lainnya. • Kerjasama yang saling menguntungkan dengan
aliansi strategis • Pengembangan sumber daya yang andal dan
ahli di bidangnya untuk dapat mengelola kinerja berkualitas
Dengan acuan strategis tersebut, maka telah ditetapkan kebijakan strategis yang akan dilakukan seperti:
1.1.1.
Positioning and Branding Keberadaan QNB sebagai pemegang saham
pengendali, dan posisi positioning Bank yang telah berubah nama dari PT Bank QNB Kesawan
Tbk menjadi PT Bank QNB Indonesia Tbk di penghujung 2014, akan lebih tajam dan telah
menjadi satu kesatuan yang kuat didukung oleh QNB dan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Kekuatan posisi PT Bank QNB Indonesia Tbk ditunjang oleh keamanan dan kekuatan Bank
serta dikombinasikan dengan pengalaman dan keramahan yang dimiliki.
Untuk lebih menegaskan kekuatan merek di pasar, sosialisasi dan program pemasaran tetap
dilakukan guna memperkuat reputasi merek brand yang mana salah satu rencana adalah
untuk lebih mensosialisasikan transformasi baru PT Bank QNB Indonesia Tbk kepada masyarakat
luas. PT Bank QNB Indonesia Tbk melakukan
kegiatan sosialisasi melalui dua cara, yaitu macro marketing dan micro marketing. Macro marketing
diimplementasikan pada lokasi yang dapat dilihat oleh khalayak ramai, seperti papan reklame dan
digital media. Kegiatan micro marketing dilakukan langsung kepada target pasar, termasuk kegiatan
edukasi perbankan yang dimulai dari anak sekolah sampai dengan informasi pasar keuangan
bagi nasabah dan calon nasabah PT Bank QNB Indonesia Tbk.
1.1.2.
Wholesale Banking Segmen Wholesale Banking adalah salah satu
segmen utama yang menjadi target market. Pendekatan yang digunakan untuk segmen ini
melalui customer centric, yaitu pengembangan produk asset - liabilities dan penyesuaian akan
layanan dengan preferensi dan kebutuhan segmen Wholesale Banking.
Penerapan strategi untuk mengukuhkan segmen ini termasuk:
• Penetapan perusahaan korporasi strategis sebagai pilar pengembangan bisnis dalam hal
pendanaan dan pembiayaan serta layanan perbankan lainnya, khususnya perusahaan
yang masuk dalam kategori 250 perusahaan teratas.
• Konsultasi dan solusi kepada nasabah bisnis melalui kerangka atau rantai distribusisupply
chain yang berfokus pada domestic structured trade dalam sektor-sektor utama.
• Penguatan segmen SME dengan memperluas cakupan pengembangan dan pendanaan Bank.
1.1.3.
Retail Banking Pertumbuhan pangsa pasar perbankan ritel akan
terus meningkat secara signiikan. Pendekatan yang digunakan untuk segmen retail banking
juga menggunakan customer centric, untuk pengembangan produk asset - liabilities dan
layanan dapat disesuaikan dengan perilaku nasabah ritel.
Implementasi strategi yang dilakukan untuk mengembangkan segmen ini adalah:
• Fokus untuk nasabah ‘aluent’ untuk pemasaran produk pendanaan dan fasilitas
perbankan. • Cakupan penyebaran cabang dan
pengembangan jaringan distribusi di seluruh Indonesia.
Berikut ini adalah informasi perbandingan antara target rencana Bisnis Bank rBB yang ditetapkan di awal tahun
buku dengan hasil yang dicapai realisasi pada 2014. Dalam jutaan rupiah
Keterangan Target 2014
realisasi 2014 Laba Operasional
90.873 159.001
Aset 22.134.060
20.839.018 NPL Net
0,18 0,23
CAr 21,50
15,10 rOE
4,39 6,54
rOA 0,55
1,05
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal
Laporan Akuntan
Tidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
Aspek Pemasaran
Keberadaan QNB sebagai pemegang saham pengendali serta posisi positioning Bank yang telah berubah
nama dari PT Bank QNB Kesawan Tbk menjadi PT Bank QNB Indonesia Tbk di penghujung 2014, akan semakin
mengintegrasikan dan menyinergikan kekuatan QNB dan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Kekuatan posisi PT Bank QNB Indonesia Tbk ditunjang oleh keamanan dan kekuatan Bank serta dikombinasikan
dengan pengalaman dan keramahan yang ditawarkan. Beberapa strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh
PT Bank QNB Indonesia Tbk untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah sebagai berikut:
a. PT Bank QNB Indonesia Tbk memasuki peta persaingan baik untuk pasar Asia maupun persaingan
global.
130 131
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
• Peningkatan kualitas jaringan distribusi yang lebih eisien untuk memberikan kecepatan dan
ketepatan proses. • Pengembangan aliansi strategis untuk
perkembangan bisnis di cabang. Dengan adanya kegiatan pemasaran yang
berkesinambungan, brand PT Bank QNB Indonesia Tbk akan terus meningkat secara konsisten sesuai dengan visi
yang diusung, yaitu untuk menjadi bank papan atas dalam hal kinerja keuangan di Indonesia.
Pangsa Pasar
Dengan pertumbuhan yang signiikan, PT Bank QNB Indonesia Tbk senantiasa memperkuat dan memperluas
pangsa pasarnya di industri perbankan Indonesia khususnya dalam segmen perbankan ritel dan wholesale.
Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil keputusan rUPS Tahunan tanggal 28 Maret 2014, Bank memutuskan untuk tidak membagikan
dividen guna menutupi akumulasi kerugian tahun sebelumnya.
Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan danManajemen
Hingga 2014, Bank belum memiliki program mengenai kepemilikan saham oleh karyawan dan Manajemen.
realisasi Penggunaan Dana Hasil Penerbitan Surat Utang
Sepanjang 2014, Bank tidak melakukan penerbitan atas surat utang. Oleh karena itu, Bank tidak dapat menyajikan
segala bentuk informasi mengenai realisasi penggunaan dana atas hasil penerbitan surat utang.
Per 30 September 2014, dana hasil PUT IV tersebut telah dimanfaatkan secara optimal sebagaimana berikut:
Penggunaan Dana Nilai Penggunaan Dana Jutaan rp
rencana realisasi
Meningkatkan Aset Produktif
dalam bentuk penyaluran kredit
647.117,38 647.117,38
Dengan demikian dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT IV setelah dikurangi biaya-biaya terkait PUT IV, per
30 September 2014 telah dipergunakan seluruhnya sesuai dengan peruntukkannya.
Sedangkan dana hasil PUT II yang efektif pada 27 Desember 2010, masih terdapat sisa penggunaan dana per
31 Desember 2014 dengan perincian sebagai berikut: Penggunaan Dana
Nilai Penggunaan Dana Jutaan rp rencana
realisasi Meningkatkan
Aset Produktif 566.602,88
566.602,88 Meningkatkan
Kualitas SDM 35.412,68
28.383,99 Pengembangan
Infrastruktur 106.238,04
106.238,04 Sisa dana hasil PUT II per 31 Desember 2014 sebesar
rp7.028.687.222,75 disimpan di Bank Indonesia dalam bentuk Sertiikat Bank Indonesia SBI yang memiliki
tingkat suku bunga sesuai yang berlaku.
Informasi Transaksi Material yang Mengandung Benturan
Kepentingan dan Transaksi
dengan Pihak Ailiasi
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak ailiasi telah
tercantum dalam Catatan No. 33 Laporan Keuangan
Audited 2014.
realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Pada 2 Juni 2014, rUPSLB menyetujui Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Saham baru Perseroan yang akan dikeluarkan adalah sebesar 2.598.815.479 saham biasa atas nama dengan
nilai nominal rp250 setiap saham yang ditawarkan dengan harga penawaran sebesar rp250 setiap saham,
dengan demikian meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari 6.158.330.518 saham atau
seluruhnya sebesar rp1.539.582.629.500 menjadi 8.757.145.997 saham atau seluruhnya sebesar
rp2.189.286.499.250. Dengan demikian pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan berubah.
b. Pengeluaran saham baru tersebut akan dilakukan dengan cara PUT IV dengan penerbitan HMETD
kepada para pemegang saham Perseroan di mana setiap pemegang 1.000 seribu saham Perseroan yang
namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 12 Juni 2014 sampai dengan pukul
16.00 enam belas Waktu Indonesia Barat, berhak atas 422 empat ratus dua puluh dua HMETD, di mana
setiap 1 satu HMETD berhak untuk membeli 1 satu saham baru dengan penawaran sebesar rp250 setiap
saham. c. Sertiikat Bukti HMETD akan diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia dan di luar Bursa Efek dalam jangka waktu tidak kurang dari 5 lima Hari Kerja mulai 16
Juni 2014 sampai dengan 20 Juni 2014. Pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan
di Bursa Efek Indonesia pada 16 Juni 2014. d. Dana yang diperoleh dari hasil PUT IV setelah
dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan
Perseroan yang selanjutnya sesuai rencana akan digunakan seluruhnya untuk meningkatkan asset
produktif Perseroan dalam bentuk penyaluran kredit.
Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi,
PenggabunganPeleburan Usaha, Akuisisi atau
restrukturisasi UtangModal
Sepanjang 2014, tidak terdapat informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan
peleburan usaha, akuisisi atau restrukturisasi utang modal.
Pengaruh Konvergensi Perubahan PSAK
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Bank menerapkan standar akuntansi revisi pada 1 Januari 2013, yang dianggap relevan dengan laporan keuangan
tetapi tidak memiliki dampak yang signiikan, adalah Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan atas PSAK No.
60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan ini menyediakan
pengungkapan kualitatif, dalam konteks pengungkapan kuantitatif, yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan mampu menghubungkan pengungkapan- pengungkapan terkait, sehingga pengguna laporan
keuangan dapat memahami gambaran keseluruhan mengenai sifat dan luas risiko yang timbul dari instrumen
keuangan. Interaksi antara pengungkapan kualitatif dan kuantitatif menghasilkan pengungkapan informasi dengan
suatu cara yang memungkinkan pengguna laporan mampu mengevaluasi eksposur risiko suatu entitas dengan lebih
baik.
132 133
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Peraturan yang Mempunyai Dampak Signiikan
Selama 2014, Bank Indonesia telah mengeluarkan sejumlah regulasi, yang di antaranya mempunyai dampak signiikan
terhadap PT Bank QNB Indonesia Tbk, antara lain:
No Ketentuan
Perihal Dampak
1 POJK No. 1 POJK.072014
Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa di
Sektor Jasa Keuangan
- Pengaduan wajib diselesaikan terlebih dahulu oleh Lembaga Jasa
Keuangan -
Lembaga Jasa Keuangan wajib menjadi anggota Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di sektor jasa keuangan.
- Lembaga Jasa Keuangan wajib melaksanakan putusan Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa
- Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang dimuat dalam
Daftar Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang ditetapkan oleh OJK dh Bapepam-LK menyampaikan laporan berkala setiap
6 enam bulan yaitu pada bulan Juni dan Desember kepada OJK dh Bapepam-LK , paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya
2 SE OJK No. 1
SEOJK.072014 Pelaksanaan
Edukasi dalam rangka
Meningkatkan Literasi
Keuangan kepada Konsumen dan
atau Masyarakat -
PUJK wajib menyelenggarakan Edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan kepada Konsumen danatau masyarakat. rencana
penyelenggaraan wajib disusun dalam program tahunan yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
- rencana Edukasi paling kurang meliputi :
a. Penetapan program kerja Edukasi sesuai dengan sasaran, strategi dan kebijakan PUJK
b. Evaluasi pelaksanaan rencana Edukasi periode sebelumnya c. Penetapan kebutuhan biaya dan asumsi yang digunakan dalam
penyusunan rencana Edukasi. -
Pelaksanaan Edukasi berdasarkan kepada prinsip-prinsip yaitu Inklusif, Sistematis dan Terukur, Kemudahan akses, dan Kolaborasi.
- Direksi wajib menyampaikan Laporan Pelaksanaan Edukasi kepada
Otoritas Jasa Keuangan, paling lambat setiap tanggal 30 bulan Januari tahun berikutnya.
3 SE OJK No. 2
SEOJK.072014 Pelayanan dan
Penyelesaian Pengaduan
Konsumen pada Pelaku Usaha
Jasa Keuangan -
PUJK wajib melayani dan menyelesaikan adanya pengaduan Konsumen sebelum pengaduan tersebut disampaikan kepada pihak
lain.
- PUJK wajib segera menindaklanjuti dan menyelesaikan pengaduan
paling lambat 20 dua puluh hari kerja setelah tanggal penerimaan pengaduan.
- PUJK harus mempunyai prosedur pelayanan dan penyelesaian
pengaduan yang sekurang-kurangnya mencakup penerapan prinsip aksesibilitas, independensi, keadilan, eisiensi, dan efektiitas.
- PUJK dilarang memungut biaya atas pelayanan dan penyelesaian
pengaduan -
PUJK wajib mengadministrasikan pelayanan dan penyelesaian pengaduan.
No Ketentuan
Perihal Dampak
4 SE OJK No. 12
SEOJK.072014 Penyampaian
Informasi dalam rangka
Pemasaran Produk danatau
Layanan Jasa Keuangan
- PUJK berhak untuk memastikan adanya itikad baik Konsumen dan
mendapatkan informasi danatau dokumen mengenai Konsumen yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan.
- PUJK wajib menyediakan danatau menyampaikan informasi
mengenai produk danatau layanan yang akurat berdasarkan kejelasan referensi yang digunakan PUJK ketika menyampaikan
informasi produk danatau layanan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
- PUJK wajib menyediakan berbagai sarana media komunikasi yang
mudah untuk diakses oleh Konsumen danatau masyarakat yang paling kurang meliputi surat, email, telepon, faximile, dan website.
- PUJK wajib menyusun dan menyediakan ringkasan informasi produk
danatau layanan. -
PUJK wajib bertanggung jawab kepada Konsumen atas tindakan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang bertindak untuk kepentingan
PUJK, misalnya dalam hal memasarkan produk danatau layanan PUJK.
5 SE OJK No. 13
SEOJK.072014 Perjanjian Baku
- PUJK wajib memenuhi keseimbangan, keadilan, dan kewajaran
dalam pembuatan perjanjian dengan Konsumen. -
Klausula dan Perjanjian Baku harus memperhatikan hal-hal yang diatur dalam SE OJK dh Bapepam-LK .
- PUJK wajib melakukan penyesuaian terhadap klausula dalam
Perjanjian Baku maka atas hal tersebut PUJK harus memberitahukan kepada Konsumen.
- PUJK yang belum selesai melaksanakan pemenuhan penyesuaian
ketentuan dalam Pasal 54 POJK No. 1POJK.072013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, maka PUJK
membuat action plan yang disetujui oleh Bidang Pengawasan masing-masing PUJK terkait.
6 SE OJK No. 14
SEOJK.072014 Kerahasiaan
dan Keamanan Data danatau
Informasi Pribadi Konsumen
- PUJK dilarang dengan cara apapun, memberikan data dan
atau informasi pribadi mengenai Konsumennya kepada pihak ketiga. Kecuali telah mendapatkan persetujuan tertulis; danatau
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. -
PUJK wajib menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis mengenai penggunaan Data danatau Informasi Pribadi Konsumen
sebagaimana diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
- PUJK yang melakukan penyesuaian terhadap klausula dalam
dokumen danatau perjanjian produk danatau layanan yang mengatur mengenai penggunaan Data danatau Informasi Pribadi
Konsumen, harus membuat action plan dan disetujui oleh Bidang Pengawasan dari PUJK terkait.
- Setiap klausula dalam dokumen danatau perjanjian produk dan
atau layanan yang mengatur penggunaan Data danatau Informasi Pribadi Konsumen yang telah ada sebelum berlakunya SE OJK, maka
bank wajib menyampaikan pemberitahuan penyesuaian klausula kepada Konsumen.
- PUJK wajib mengirimkan pemberitahuan melalui sarana komunikasi
yang dapat diakses oleh Konsumen atau yang telah disepakati sebelumnya dengan Konsumen.
134 135
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No Ketentuan
Perihal Dampak
7 Peraturan
Pemerintah rI No. 11 tahun 2014
Pungutan oleh Otoritas Jasa
Keuangan -
OJK dh Bapepam-LK mengenakan Pungutan kepada sektor Perbankan dan wajib membayar Pungutan yang dikenakan OJK dh
Bapepam-LK .
- Pungutan OJK dh Bapepam-LK digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional, administratif, pengadaan aset, serta kegiatan pendukung lainnya.
- Jenis Pungutan yang berlaku pada OJK dh Bapepam-LK meliputi:
a. Biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, dan penelaahan atas rencana aksi korporasi; dan
b. Biaya tahunan dalam rangka pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penelitian.
- Biaya tahunan wajib dibayar dalam 4 empat tahap paling lambat
tanggal 15 lima belas setiap bulan April, Juli, Oktober dan tanggal 31 Desember pada tahun berjalan. Biaya tahunan wajib dibayar
paling lambat setiap tanggal 15 Juni pada tahun berjalan.
8 POJK No. 4
POJK.042014 Tata Cara
Penagihan Sanksi Administratif
berupa Denda di Sektor Jasa
Keuangan -
OJK dh Bapepam-LK menetapkan penagihan Sanksi Administratif Berupa Denda .
- Pelaksanaan pembayaran wajib dilakukan paling lama 30 tiga
puluh hari setelah surat Sanksi Administratif Berupa Denda ditetapkan.
- Bank Umum yang dikenakan Sanksi Administratif Berupa Denda
dapat mengajukan permohonan keberatan kepada OJK dh Bapepam-LK setelah dilakukan pendebetan rekening giro Bank
Umum untuk untung rekening OJK dh Bapepam-LK di Bank Indonesia.
- Dalam rangka melakukan penagihan Sanksi Administratif Berupa
Denda danatau Bunga atas sanksi administrasi yang belum dibayar, OJK dh Bapepam-LK dapat mengenakan sanksi administratif
9 PBI No. 161
PBI2014 Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem
Pembayaran -
Penyelenggara berhak untuk memastikan itikad baik Konsumen dan mendapatkan informasi danatau dokumen mengenai Konsumen
yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan. -
Penyelenggara wajib menindaklanjuti dan menyelesaikan pengaduan yang disampaikan oleh Konsumen.
- Penyelenggara wajib memiliki sistem pengawasan aktif bagi direksi
atau pengurus dalam rangka perlindungan Konsumen. -
Penyelenggara wajib melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait dengan penerapan Perlindungan Konsumen yang dilakukan.
- Penyelenggara wajib menyampaikan laporan penanganan dan
penyelesaian pengaduan Konsumen kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing jasa Sistem
Pembayaran. No
Ketentuan Perihal
Dampak
10 PBI No 168 PBI2014
Perubahan Atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 1112
PBI2009 tentang Uang Elektronik
Electronic Money
- Berdasarkan pencatatan data identitas Pemegang, Uang Elektronik
dapat dibedakan menjadi 2 dua jenis, yaitu: a. Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya terdaftar dan
tercatat pada Penerbit registered; dan b. Uang Elektronik yang data identitas Pemegangnya tidak terdaftar
dan tidak tercatat pada Penerbit unregistered. -
Kegiatan sebagai Penerbit dapat dilakukan oleh Bank atau Lembaga Selain Bank dan wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia.
- Penerbit dapat menyelenggarakan LKD. Penyelenggaraan LKD oleh
Penerbit dilakukan melalui kerja sama dengan Agen LKD.
- Penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD individu hanya dapat
dilakukan oleh Penerbit berupa Bank. Penerbit berupa Bank sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berbadan hukum Indonesia;
b. kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha BUKU 4 sesuai penilaian periode terakhir oleh otoritas pengawasan Bank;
c. telah menjadi Penerbit paling singkat selama 2 dua tahun; dan d. memenuhi persyaratan operasional yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. -
Penerbit yang akan menyelenggarakan LKD melalui Agen LKD harus menyampaikan kepada Bank Indonesia
11 PBI No. 1616
PBI2014 Transaksi Valuta
Asing terhadap rupiah Antara
Bank dengan Pihak Domestik
- Bank dapat melakukan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah
untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak domestik atas dasar suatu kontrak.
- Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah yang dilakukan Bank
dengan Nasabah di atas jumlah tertentu threshold wajib memiliki Underlying Transaksi.
- Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah antar Bank tidak wajib
memiliki Underlying Transaksi. -
Dalam rangka pelaporan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah, Bank berpedoman kepada ketentuan yang mengatur mengenai
laporan harian bank umum. -
Bank wajib menatausahakan dokumen Underlying Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah.
- Bank yang melanggar ketentuan dalam PBI ini dikenai sanksi
sebagai berikut: a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis.
b. Sanksi kewajiban membayar sebesar 1 dari nilai nominal transaksi yang dilanggar untuk setiap pelanggaran, dengan jumlah
sanksi paling sedikit sebesar rp10.000.000,00 sepuluh juta rupiah dan paling banyak sebesar rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
Penghitungan sanksi kewajiban membayar menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar rate JISDOr pada tanggal terjadinya
pelanggaran.
136 137
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No Ketentuan
Perihal Dampak
12 PBI No.1617
PBI2014 Transaksi Valuta
Asing terhadap rupiah Antara
Bank dengan Pihak Asing
- Bank dapat melakukan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah
dengan Pihak Asing atas dasar suatu kontrak. -
Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah yang dilakukan Bank dengan Pihak Asing di atas jumlah tertentu threshold wajib
memiliki Underlying Transaksi.
- Dalam rangka pelaporan Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah,
Bank berpedoman kepada ketentuan yang mengatur mengenai laporan harian bank umum.
- Bank wajib menatausahakan dokumen Underlying Transaksi Valuta
Asing Terhadap rupiah
- Bank yang melanggar ketentuan dalam PBI ini dikenai sanksi
sebagai berikut: a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis.
b. Sanksi kewajiban membayar sebesar 1 dari nilai nominal transaksi yang dilanggar untuk setiap pelanggaran, dengan jumlah
sanksi paling sedikit sebesar rp10.000.000,00 sepuluh juta rupiah dan paling banyak sebesar rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
Penghitungan sanksi kewajiban membayar menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar rate JISDOr pada tanggal terjadinya
pelanggaran.
13 PBI No.1618 PBI2014
Perubahan atas Peraturan Bank
Indonesia Nomor 158PBI2013
tentang Transaksi Lindung Nilai
kepada Bank -
Transaksi Lindung Nilai wajib dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing
terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.
- Transaksi Lindung Nilai wajib didukung dokumen underlying
transaksi danatau dokumen pendukung sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing
terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.
- Penyelesaian Transaksi Lindung Nilai dilakukan sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi valuta asing terhadap rupiah antara Bank dengan pihak domestik.
- Nilai nominal Transaksi Lindung Nilai paling banyak sebesar nilai
nominal underlying transaksi yang tercantum di dalam dokumen underlying transaksi.
- Jangka waktu Transaksi Lindung Nilai paling lama sama dengan
jangka waktu underlying transaksi yang tercantum di dalam dokumen underlying transaksi.
14 PBI No.1619
PBI2014 Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia No.
1517PBI2013 tentang Transaksi
Swap Lindung Nilai kepada Bank
Indonesia -
Penambahan Underlying Transaksi yang dimiliki oleh Bank berupa declared dana usaha, sehingga ruang lingkup underlying transaksi
Bank meliputi: a. pinjaman luar negeri bank dalam bentuk perjanjian kredit dan
atau penerbitan surat utang. b. dana usaha yang dinyatakan declared dana usaha.
- Bank dapat mengajukan perpanjangan atas:
a. Kontrak Lindung nilai kepada Bank Indonesia. b. Transaksi Swap Lindung nilai kepada Bank Indonesia.
- Jangka waktu perpanjangan Kontrak Lindung nilai kepada Bank
Indonesia paling lama sama dengan sisa jangka waktu Underlying Transaksi, dengan perpanjangan kontrak paling lama 3 tahun.
- Jangka waktu perpanjangan transaksi Swap Lindung nilai kepada
Bank Indonesia adalah 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau sesuai dengan sisa jangka waktu Kontrak Lindung nilai, dengan perpanjangan
paling singkat 3 bulan dan paling lama 12 bulan. No
Ketentuan Perihal
Dampak
15 PBI No.1620
PBI2014 Penerapan
Prinsip Kehati- hatian Dalam
Pengelolaan Utang Luar
Negeri Korporasi Nonbank
- Korporasi Nonbank yang memiliki ULN dalam Valuta Asing wajib
menerapkan prinsip kehati-hatian meliputi pemenuhan: 1 Rasio Lindung Nilai minimum;
2 Rasio Likuiditas minimum; dan 3 Peringkat Utang Credit rating minimum.
- rasio Lindung Nilai minimum ditetapkan sebesar 25 dua puluh
lima persen dari: 1 selisih negatif antara Aset Valuta Asing terhadap Kewajiban
Valuta Asing, yang akan jatuh waktu sampai dengan 3 tiga bulan ke depan sejak akhir triwulan; dan
2 selisih negatif antara Aset Valuta Asing terhadap Kewajiban Valuta Asing, yang akan jatuh waktu lebih dari 3 tiga bulan sampai
dengan 6 enam bulan ke depan sejak akhir triwulan.
- Tata cara penyampaian laporan dan dokumen pendukung termasuk
pengenaan sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan lalu lintas
devisa dan pelaporan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan ULN Korporasi Nonbank
- Bank Indonesia memantau kepatuhan Korporasi Nonbank dengan
melakukan penelitian atas laporan danatau dokumen. Dalam hal diperlukan, dalam melakukan penelitian atas laporan dan
atau dokumen pendukung, Bank Indonesia menempuh berbagai cara antara lain sebagai berikut:
1 meminta penjelasan, bukti, catatan, danatau dokumen
pendukung, dengan atau tanpa melibatkan pihak instansi terkait; 2 melakukan pemeriksaan langsung terhadap korporasi; danatau
3 menunjuk pihak lain untuk melakukan penelitian bagi Bank Indonesia.
- Ketentuan mengenai sanksi mulai berlaku sejak laporan triwulan
ketiga tahun 2015
16 SE BI No. 162
DPM Transaksi Swap
Lindung Nilai Kepada Bank
Indonesia -
Dokumen Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen underlying milik
Bank dan dokumen Underlying milik nasabah. -
Bank bertanggung jawab atas penatausahaan kelengkapan dokumen Underlying Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.
- Pelaksanaan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia
dilakukan melalui transaksi swap beli Bank dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar
rate JISDOr pada tanggal transaksi
- Pengajuan Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia
yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia tidak dapat dibatalkan oleh Bank.
- Bank Indonesia dapat menolak pengajuan Kontrak Lindung Nilai dan
Transaksi Swap Lindung Nilai kepada Bank Indonesia.
17 SE BI No. 1614
DPM Transaksi Valuta
Asing terhadap rupiah antara
Bank dengan Pihak Domestik
- Transaksi valuta asing terhadap rupiah dilakukan oleh Bank atas
dasar suatu kontrak, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak domestik
- Penyelesaian Transaksi Spot wajib dilakukan melalui pemindahan
dana pokok secara penuh full movement of fund. Penyelesaian transaksi valuta asing terhadap rupiah atas
perpanjangan transaksi roll over, percepatan penyelesaian transaksi early termination, dan pengakhiran transaksi unwind
untuk Transaksi Derivatif dapat dilakukan secara netting.
- Dokumen underlying transaksi meliputi dokumen yang baik bersifat
inal maupun dokumen yang berupa perkiraan. -
Bank dilarang melakukan Transaksi Valuta Asing terhadap rupiah yang terkait structured product apabila hasil transaksi tersebut
diinvestasikan dalam structured product atau structured product tersebut mengakibatkan adanya Transaksi Valuta Asing Terhadap
rupiah.
138 139
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No Ketentuan
Perihal Dampak
18 SE BI No. 1615
DPM Transaksi Valuta
Asing terhadap rupiah antara
Bank dengan Pihak Asing
- Transaksi valuta asing terhadap rupiah dilakukan oleh Bank
atas dasar suatu kontrak. Apabila dalam kontrak mencantumkan penggunaan acuan kurs, maka kurs yang digunakan dalam
penyelesaian Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah pada saat jatuh waktu adalah kurs referensi yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia, yaitu Jakarta Interbank Spot Dollar rate JISDOr.
- Transaksi Valuta Asing Terhadap rupiah meliputi transaksi
pembelian dan penjualan dalam denominasi seluruh valuta asing terhadap rupiah dimana perhitungan kurs menggunakan kurs
tengah pasar.
- Penyelesaian Transaksi Spot wajib dilakukan melalui pemindahan
dana pokok secara penuh full movement of fund. Penyelesaian transaksi valuta asing terhadap rupiah atas
perpanjangan transaksi roll over, percepatan penyelesaian transaksi early termination, dan pengakhiran transaksi unwind
dapat dilakukan secara netting.
- Dokumen Underlying Transaksi meliputi dokumen baik yang bersifat
inal maupun dokumen yang berupa perkiraan.
19 SE BI No. 1616
DKSP Tata Cara
Pelaksanaan Perlindungan
Konsumen Jasa Sistem
Pembayaran -
Dalam rangka pelaksanaan perlindungan Konsumen jasa Sistem Pembayaran, Penyelenggara wajib membentuk unit
kerja atau fungsi yang menangani dan menyelesaikan pengaduan yang memiliki tugas untuk melayani penerimaan
pengaduan, menangani dan menyelesaikan pengaduan, dan memantau penanganan dan penyelesaian pengaduan
- Penyelenggara wajib menerima, menangani, dan menyelesaikan
setiap pengaduan yang disampaikan oleh Konsumen danatau perwakilan Konsumen yang terkait dengan kegiatan jasa Sistem
Pembayaran.
- Penyelenggara wajib menyampaikan laporan penanganan dan
penyelesaian pengaduan Konsumen kepada Bank Indonesia dengan tata cara sesuai ketentuan yang berlaku mengenai jenis laporan
dan jangka waktu penyampaian pada masing-masing jasa Sistem Pembayaran.
- Tata cara pengenaan sanksi dan besarnya sanksi atas pelanggaran
kewajiban penyampaian laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen tunduk pada masing-masing ketentuan
terkait penyampaian laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan Konsumen yang berlaku pada kegiatan transfer dana,
kegiatan APMK, dan kegiatan Uang Elektronik. No
Ketentuan Perihal
Dampak
20 SE BI No.1612
DPAU Penyelenggaraan
Layanan Keuangan Digital
Dalam rangka Keuangan
Inklusif Melalui Agen Layanan
Keuangan Digital Individu
Penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD Individu hanya dapat dilakukan oleh Penerbit berupa Bank yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut : a. Berbadan hukum Indonesia
b. Kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha BUKU 4 sesuai penilaian periode terakhir oleh otoritas pengawasan Bank
c. Telah menjadi Penerbit paling singkat selama 2 dua tahun dan d. Memenuhi persyaratan operasional paling kurang memiliki
teknologi informasi yang memadai, memiliki ketersediaan dan kesiapan unit kerja tersendiri untuk mengkoordinir kegiatan LKD
dan didukung oleh sumber daya manusia yang memadai; dan Memiliki manajemen risiko yang memadai.
- Bank menyampaikan rencana penyelenggaraan kegiatan LKD
melalui Agen LKD Individu kepada Bank Indonesia.
- Bank yang telah menerima surat penegasan dari Bank Indonesia
untuk melakukan kegiatan LKD melalui Agen LKD Individu harus menyelenggarakan kegiatannya paling lama 180 seratus delapan
puluh hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkannya surat penegasan.
- Bank harus menerapkan manajemen risiko secara efektif terkait
dengan penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD Individu. -
Bank harus menerapkan prinsip-prinsip mengenai anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
- Dalam penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD Individu,
Bank harus menerapkan ketentuan mengenai perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran dan ketentuan terkait lainnya
yang antara lain meliputi transparansi, edukasi, dan penanganan pengaduan Pemegang.
Prospek Usaha
Bank memandang bahwa prospek usaha industri perbankan pada 2015 akan tetap bertumbuh. Optimisme
ini selaras dengan perilaku dan optimisme pasar terhadap pemerintahan yang baru. Peningkatan fokus Pemerintah
terhadap sektor maritim, pangan dan infrastruktur memberikan prospek yang positif bagi industri perbankan
nasional. Di samping itu, perilaku wait and see dari investor-investor asing diproyeksikan akan mulai berakhir.
Beberapa kebijakan Pemerintah yang diterbitkan dapat saja menjadi tantangan tersendiri bagi kondisi
perekonomian nasional. Kebijakan mengenai Bahan Bakar Minyak BBM masih belum dapat mempengaruhi angka
inlasi. Namun secara keseluruhan, Bank memandang prospek usaha secara global dan nasional tetap mengalami
pertumbuhan yang positif. Di samping itu, secara bersamaan Bank akan terus
berupaya mencetak pertumbuhan yang signiikan guna mencapai target jangka panjang.
Kondisi ini akan berdampak pada peningkatan biaya dalam rangka pembangunan fondasi bisnis, sehingga
secara langsung akan berpengaruh pada kemampuan Bank menghasilkan laba tahun 2015. Oleh karena itu,
Bank akan terus berusaha meningkatkan eisiensi serta berupaya melakukan pengelolaan anggaran secara ketat
dan terencana.
Tat
a K elola
Perusahaan
142 143
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance
GCG merupakan ilosoi yang mendasari pengelolaan perusahaan secara profesional berdasarkan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independen, kewajaran dan kesetaraan TArIF.
Komitmen GCG yang baik terkandung pada misi dan prinsip nilai, kode etik dan sebagainya. Penerapan
GCG berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta
keandalan dan peningkatan kualitas informasi kepada publik.
Sumber: Bursa Efek Indonesian BEI
Perkembangan Good Corporate Governance
Praktik tata kelola diarahkan agar dapat meningkatkan citra, kepercayaan dan reputasi Bank. Proses ini
membutuhkan sebuah kerangka strategi yang matang dan terstruktur, oleh sebab itu Bank mengembangkan
roadmap GCG sebagai bentuk implementasi yang mampu menjembatani proses penerapan tata kelola terbaik.
Bank memandang bahwa penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik merupakan sebuah pilar kuat
untuk memajukan pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu, Bank berupaya untuk senantiasa menerapkan
dan menyempurnakan praktik GCG terhadap seluruh pemangku kepentingan dengan mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pada penerapannya, Bank mengimplementasikan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan kewajaran TArIF.
Pelaksanaan sistem GCG yang berkelanjutan dan berkesinambungan merupakan sarana Bank untuk
mewujudkan visinya, yaitu menjadi Bank papan atas dalam hal kinerja keuangan di Indonesia. Praktik GCG
dikembangkan, diimplementasikan dan dievaluasi melalui sebuah sistem yang terukur dan sistematis, serta
dapat diimplementasikan dengan strategis dalam jangka panjang.
Roadmap GCG
Kerangka tata kelola perusahaan merupakan landasan kokoh bagi Bank untuk menjalankan proses pelaksanaan
tata kelola terbaik. Berakar dari kerangka inilah, Bank mengungkapkan informasi dan keadaan perusahaan
secara transparan, mengelola sistem operasional dan inansial secara akuntabel, memperlakukan
semua individu dengan universal, serta mampu
mempertanggungjawabkan tindakan dan kebijakannya terkait dengan seluruh pemangku kepentingan.
Budaya
Korporasi diterima sebagai bagian dari masyarakat
melalui pendekatan CSr. GCG
Good Corporate Citizen
Sistem
Operasional yang baik melalui kontrol internal, pengendalian
risiko, dan penerapan sistem pelaporan pelanggaran.
GCG Good Governed Company
Komitmen
Taat terhadap pedoman GCG baik yang wajib
maupun bersifat kebijakan. GCG
Corporate Governance Commitment
GCG: Penciptaan nilai tambah dan perbaikan yang berkesinambungan
Sumber: Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG
Pada 2014, Bank melakukan beberapa penerapan terhadap roadmap GCG tersebut dengan:
1. Menyusun dan menerbitkan Laporan Tahunan sesuai dengan persyaratan Otoritas Jasa Keuangan dh
Bapepam-LK dan Bank Indonesia. 2. Melakukan penilaian terhadap penerapan GCG melalui
hubungan kerjasama dengan badan independen. 3. Menerapkan tata nilai, kode etik, budaya secara
mendalam serta menyempurnakan perangkat- perangkat yang dapat meningkatkan kinerja praktik
GCG secara keseluruhan.
Kebijakan dan Praktik GCG
Inti dari praktik GCG berpusat pada pengarahan dan pengendalian terhadap kegiatan Bank untuk mewujudkan
pertumbuhan yang berkelanjutan. Implementasi praktik GCG yang baik dapat meningkatkan nilai tambah dengan
tetap memperhatikan keseimbangan seluruh kepentingan stakeholders.
Bank menyusun sebuah soft structure yang mampu meningkatkan kinerja praktik GCG. Beberapa perangkat
soft structure tersebut di antaranya adalah Piagam GCG dan Kode Etik Perusahaan.
Komitmen GCG
Aplikasi GCG terdiri dari struktur, proses dan outcome. Struktur GCG diterapkan Bank antara lain dengan
adanya sejumlah kebijakan, prosedur, dan komite serta sistem informasi manajemen yang reliable. Proses yang
dimaksud mencakup peraturan, sistem dan prosedur untuk memastikan prinsip transparansi transparency,
akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi independency, dan
kewajaran fairness yang disebut juga dengan TArIF dapat ditanamkan dan diwujudkan menjadi sebuah budaya
yang sehat dan berkelanjutan. Dengan struktur dan proses yang terjaga outcome yang memenuhi harapan
stakeholder Bank berupa perusahaan yang baik dan proitable.
Selain itu, Bank menjadikan GCG sebagai rambu, agar dapat menanamkan nilai Amanah, Jujur, dan Adil RAJA.
Bank berkomitmen untuk mengimplementasikan praktik
tata kelola terbaik melalui kaidah yang baik, bermoral, wajar dan adil.
dikutip dari Lead by GCG oleh Achmad Daniri
144 145
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Manfaat Implementasi GCG
Praktik GCG yang diimplementasikan dengan baik menghasilkan manfaat yang terintegrasi. Manfaat
tersebut merupakan hasil perpaduan ketiga aspek triple bottom line, yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan.
Sosial
Ekonomi Lingkungan
Pengembangan berkelanjutan
Perpaduan implementasi ketiga aspek ini meningkatkan kontrol dan mitigasi risiko, meningkatkan efektivitas
kegiatan operasional, memperkuat reputasi Bank, dan mengeisiensikan biaya. Dari sinilah, praktik tata kelola
mampu memberikan manfaat yang berkesinambungan
dan berkelanjutan.
Prinsip-Prinsip GCG
Bank menerapkan prinsip transparansi dengan menyediakan sarana komunikasi yang efektif
dan responsif dalam memeroleh informasi mengenai perusahaan, sehingga seluruh
pemangku kepentingan mampu memahami kinerja dan tindakan Bank.
Transparansi Transparency Bank menerapkan prinsip akuntabilitas dengan
mengoptimalkan kinerja dan peran setiap individu Bank sehingga seluruh aksi dan kegiatan Bank
berjalan dengan efektif dan eisien. Akuntabilitas Accountability
Bank menerapkan prinsip pertanggungjawaban dengan bertanggungjawab terhadap masyarakat
dan lingkungan terkait, mematuhi peraturan yang berlaku, serta menghindari segala transaksi yang
dapat merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati.
Pertanggungjawaban Responsibility
Bank menerapkan prinsip independensi dengan mengelola peran dan fungsi yang
dimiliki secara mandiri tanpa ada tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan prinsip serta tata nilai perusahaan.
Independensi Independency
Bank menerapkan prinsip kesetaraan dengan memperhatikan hak setiap pemangku
kepentingan secara adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank menerapkan prinsip kewajaran dengan memenuhi hak setiap pemangku kepentingan
dengan tetap memperhatikan kaidah dan peraturan perusahaan.
Kewajaran Fairness
Mekanisme GCG
Dalam aktivitas keseharian, Bank mengimplemetasikan prinsip Good Corporate Governance GCG melalui sebuah
mekanisme. Mekanisme ini mencakup kebijakan dan pedoman yang diberlakukan Bank, meliputi prosedur, tata
cara, penerapan nilai dan budaya Bank. Mekanisme GCG berfungsi untuk mengawasi aktivitas
perusahaan agar dapat berjalan secara sehat sesuai dengan arah yang ditetapkan. Penerapan mekanisme GCG
secara konsisten dan efektif dapat: 1. Mengurangi biaya modal Cost of Capital.
2. Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.
3. Menciptakan dukungan dari para pemangku kepentingan dalam lingkungan perusahaan terhadap
keberadaan perusahaan terhadap berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh Bank.
Penilaian Penerapan GCG
Berdasarkan kertas kerja Self-Assessment terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance Semester II tahun
2014 di PT Bank QNB Indonesia Tbk yang tercermin dari Matriks Peringkat Faktor GCG, maka hasil kesimpulan
umum berdasarkan kategoriperingkat pelaksanaan GCG adalah peringkat pertama dengan predikat sangat baik,
dengan nilai rata-rata sebesar 1,36.
Hasil kesimpulan Self-Assessment GCG SA GCG berdasarkan Matriks Peringkat Faktor GCG adalah:
No Aspek yang Dinilai
Peringkat 1.
Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
1 3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 1
4. Penanganan Benturan Kepentingan
1 5.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 2
6. Penerapan Fungsi Audit Intern
2 7.
Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1
8. Penerapan Fungsi Manajemen risiko dan Pengendalian Intern
2 9.
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait related Party dan Debitur Besar Large Exposures 1
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan
Laporan Internal 1
11. rencana Strategis Bank
2 Nilai Komposit
1,36
Apabila terdapat perbedaaan hasil penilaian self assessment GCG dengan penilaian regulator OJK, informasi nilai GCG versi regulator akan
disampaikan melalui website Bank.
146 147
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Struktur dan Hubungan Tata Kelola
Board of Commissioners
Board of Directors GMS
risk Oversight Committee remuneration Nomination
Committee Audit Committee
IT Committee
Hr Committee
Asset Liability Committee ALCO
Credit Committee
Procurement Committee
Product New Activity Committee
Fraud Oversight
Committee risk
Management Committee
rapat Umum Pemegang Saham rUPS
Hak dan Wewenang rUPS
Praktik tata kelola yang baik mengacu pada struktur dan proses yang memiliki arah dan kontrol yang jelas. Dalam
struktur tata kelola, rUPS memegang peranan tertinggi.
Penerbitan Publikasi Informasi rUPS
Sepanjang 2014, Bank telah menyelenggarakan 1 satu kali rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 28 Maret 2014 dan 1 satu kali rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa rUPSLB pada 2 Juni 2014.
rUPS Tanggal
Media Publikasi Jumlah
Pemberitaan Agenda Pemberitaan
rUPST 28 Maret 2014
Investor Daily dan Kontan
2 1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan
termasuk Laporan Direksi, Laporan Pengawasan Dewan Komisaris serta
pengesahan laporan keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013.
2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013. 3. Penunjukkan Akuntan Publik Perseroan
tahun buku 2014 serta pemberian wewenang kepada Direksi untuk
menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lainnya.
4. Perubahan susunan Direksi Dewan Komisaris Perseroan.
5. Penetapan tugas, wewenang, honorarium gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi
dan Komisaris Perseroan. 6. Perubahan nama Perseroan.
rUPSLB 2 Juni 2014
Investor Daily dan Kontan
2 1. Perubahan pasal 3 Anggaran Dasar
mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan.
2. Persetujuan atas rencana Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV
kepada Para Pemegang Saham Perseroan dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu HMETD. Berikut adalah skema hak dan wewenang rUPS secara dua
arah dengan Dewan Komisaris danatau Direksi.
v
Pemegang Saham melalui
rUPS
Direksi Dewan Komisaris
Menyediakan pelaporan yang
transparan dan dividen kepada
Menyediakan kewenangan untuk
mengangkat dan memberhentikan
Pelaporan rutin dan memberikan
perkembangan
Panduan dan pengawasan
Mengangkat dan memberhentikan
Melaporkan kepada
148 149
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Agenda dan Keputusan rUPS Tahunan
rUPST yang diselenggarakan pada 28 Maret 2014 memutuskan beberapa hal yaitu:
1. Menerima baik dan menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013, termasuk Laporan Direksi dan Laporan Pengawasan Dewan
Komisaris Perseroan; serta
2. Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan
untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh kantor
Akuntan Publik “Purwantono, Suherman Surja” sesuai Laporannya Nomor: rPC-4855
PSS2014 tanggal 17 Februari 2014, dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”, dengan
demikian membebaskan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab
dan segala tanggungan acquit et de charge atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang
telah mereka jalankan selama tahun buku 2013, sepanjang tindakan-tindakan mereka tercantum
dalam Laporan Keuangan Tahun Buku 2013.
Agenda Pertama
Menyetujui penetapan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2013 digunakan untuk menutupi
akumulasi kerugian tahun sebelumnya. Dengan demikian Perseroan untuk Tahun Buku 2013 tidak
membagikan dividen.
Agenda Kedua
Menyetujui menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman Surja yang berailiasi
dengan Kantor Akuntan Publik Ernst Young
sebagai Kantor Akuntan Publik Perseroan, untuk mengaudit buku Perseroan untuk Tahun Buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan memberi wewenang kepada Direksi Perseroan untuk
menetapkan jumlah honorarium Kantor Akuntan Publik tersebut dan persyaratan lainnya.
Agenda Ketiga
Menyetujui pengunduran diri Yosep Solihin Yo selaku Direktur Kepatuhan Perseroan yang berlaku efektif
per tanggal 17 Maret 2014. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi,
sebagai berikut : Dewan Komisaris
• Komisaris Utama : Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
• Komisaris : Grant Eric Lowen
• Komisaris : Muthu Chidambaram
• Komisaris Independen : Suroto Moehadji • Komisaris Independen : Nasrul Husin
• Komisaris Independen : Muhammad Anas Malla
Direksi • Direktur Utama
: Andrew Duf • Direktur
: Azhar bin Abdul Wahab • Direktur
: Lloyd William rolston • Direktur
: rusli • Direktur
: Windiartono Tabingin • Direktur
: Hery Syafril
Agenda Keempat
a. Menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada QNB selaku pemegang saham
utama Perseroan yang memiliki 82,59 saham Perseroan untuk menentukan dan
mendistribusikan besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan untuk tahun buku 2014 kepada
masing-masing anggota Dewan Komisaris ; dan b. Menyetujui pemberian kuasa dan wewenang
kepada QNB selaku pemegang saham utama Perseroan untuk menentukan besarnya gaji,
uang jasa dan tunjangan untuk tahun buku 2014 kepada masing-masing anggota Direksi Perseroan
dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian
tugas dan wewenang kepada masing-masing anggota Direksi Perseroan.
Agenda Kelima
Menyetujui rencana perubahan nama Perseroan dari PT Bank QNB Kesawan Tbk menjadi nama lain
yang disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia yang pengecekan
dan pemesanan nama tersebut dalam Database Sisminbakum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia republik Indonesia ,
akan dilakukan setelah proses pemberitahuan atas perubahan susunan
Direksi Perseroan serta pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan kepadaKementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia telah selesai dan diperoleh bukti penerimaan dan
pencatatan dalam Database Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia.
Agenda Keenam
realisasi Keputusan rapat
Seluruh agenda rUPST telah direalisasikan dengan baik pada 2014.
Agenda dan Keputusan rUPS Luar Biasa
rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada 2 Juni 2014 memutuskan beberapa
hal yaitu: 1. Menyetujui perubahan pasal 3 Anggaran Dasar
Perseroan dengan menambah kegiatan usaha penunjang.
2. Menyetujui Penawaran Umum Terbatas IV Perseroan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Saham baru Perseroan yang akan dikeluarkan adalah sebesar 2.598.815.479 saham biasa atas
nama dengan nilai nominal rp250 setiap saham yang ditawarkan dengan harga penawaran
sebesar rp250 setiap saham, dengan demikian meningkatkan modal ditempatkan dan disetor
Perseroan dari 6.158.330.518 saham atau seluruhnya sebesar rp1.539.582.629.500 menjadi
8.757.145.997 saham atau seluruhnya sebesar rp2.189.286.499.250 dengan demikian merubah
pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan. b. Pengeluaran saham baru tersebut akan dilakukan
dengan cara PUT IV dengan penerbitan HMETD kepada para pemegang saham Perseroan. Setiap
pemegang 1.000 saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan
pada 12 Juni 2014 sampai dengan pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat, berhak atas 422 HMETD, di
mana setiap 1 satu HMETD berhak untuk membeli 1 satu saham baru dengan penawaran sebesar
rp250 setiap saham. c.
Sertiikat Bukti HMETD akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan di luar Bursa Efek dalam
jangka waktu tidak kurang dari 5 lima Hari Kerja mulai 16 Juni 2014 sampai dengan 20 Juni 2014.
Pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada 16
Juni 2014. d. Dana yang diperoleh dari hasil PUT IV setelah
dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkuat struktur
permodalan Perseroan yang selanjutnya sesuai rencana akan digunakan seluruhnya untuk
meningkatkan aset produktif Perseroan dalam bentuk penyaluran kredit.
150 151
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
e. Sehubungan dengan PUT IV Perseroan, maka akan dilakukan perubahan ketentuan Pasal 4 ayat 2 dan
ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan, dan memberi kuasa kepada Direksi untuk:
a. Melaksanakan PUT IV Perseroan;
b. Memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri
mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor hasil pengeluaran saham baru, setelah
nama pemegang saham yang memperoleh saham dari PUT IV ini tercatat dalam
daftar pemegang saham Perseroan, dengan demikian mengubah Pasal 4 ayat 2 anggaran
dasar Perseroan, termasuk untuk mengurus pemberitahuan kepada Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia sebagaimana telah diputuskan pada rapat ini.
c. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang
diperlukan untuk:
ruPST
Agenda Status
agenda Pertama
a. Menerima baik dan menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, termasuk Laporan
Direksi dan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan; serta b. Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “Siddharta
Widjaja” sesuai Laporannya No: L.12-5267-13III.08.003 tanggal 8 Maret 2013, dengan pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”, dengan
demikian membebaskan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dari tanggung jawab dan segala tanggungan acquit et de
charge atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku 2012, sepanjang tindakan-tindakan mereka
tercantum dalam Laporan Keuangan tahun buku 2012.
Terealisasi
agenda Kedua
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, mengalami kerugian bersih dengan demikian Perseroan tidak membagikan
dividen.
Terealisasi
agenda Ketiga
Menyetujui menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman Surja sebagai Akuntan Publik Perseroan, untuk mengaudit buku Perseroan
untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan memberi wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan jumlah
honorarium Kantor Akuntan Publik tersebut dan persyaratan lainnya.
Terealisasi
agenda Keempat
• Menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada Qatar National Bank selaku pemegang saham utama Perseroan yang memiliki 69,59
saham Perseroan untuk menentukan dan mendistribusikan besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan untuk tahun buku 2013 kepada
masing-masing anggota Dewan Komisaris; dan • Menyetujui pemberian kuasa dan wewenang kepada Qatar National
Bank selaku pemegang saham utama Perseroan untuk menentukan besarnya gaji, uang jasa dan tunjangan untuk tahun buku 2013 kepada
masing-masing anggota Direksi Perseroan dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian
tugas dan wewenang kepada masing-masing anggota Direksi Perseroan.
Terealisasi
· Mendaftarkan saham-saham Perseroan
dalam penitipan kolektif sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia.
· Mencatatkan saham Perseroan yang
merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek dengan
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar
Modal.
Hasil dan realisasi Keputusan rUPST dan rUPSLB 2013
Direksi PT Bank QNB Indonesia Tbk dh PT Bank QNB Kesawan Tbk dengan ini memberitahukan kepada
pemegang saham Perseroan, bahwa Perseroan telah menyelenggarakan rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan Luar Biasa RUPST RUPSLB; selanjutnya disebut “rapat” pada Senin, 27 Mei 2013, rapat tersebut
yang pada pokoknya telah memutuskan:
152 153
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
ruPSLB
Agenda Status
agenda Pertama
Menyetujui perubahan beberapa pasal anggaran dasar Perseroan dan menyusun kembali seluruh anggaran dasar Perseroan.
Terealisasi
agenda Kedua
1. Menyetujui PUT III Perseroan dengan mengeluarkan sebanyak 2.596.543.000 saham dari portepel, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Saham baru Perseroan yang akan dikeluarkan adalah sebanyak 2.596.543.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal rp250 setiap saham yang ditawarkan dengan
harga penawaran sebesar rp250 setiap saham, dengan demikian meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari 3.561.787.518 saham atau seluruhnya
sebesar rp890.446.879.500 menjadi 6.158.330.518 saham atau seluruhnya sebesar rp1.539.582.629.500 dengan demikian merubah Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 anggaran dasar
Perseroan.
b. Pengeluaran saham baru tersebut akan dilakukan dengan cara PUT III dengan penerbitan HMETD kepada para pemegang saham Perseroan dimana setiap pemegang saham yang
memiliki 1.000 saham dengan nilai nominal rp250 setiap saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 7 Juni 2013 sampai dengan pukul
16.00 Waktu Indonesia Barat, mempunyai 729 HMETD, di mana setiap 1 satu HMETD berhak untuk membeli 1 satu saham baru dengan nilai nominal rp250 setiap saham
dengan harga penawaran sebesar rp250.
c. Sertiikat Bukti HMETD akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan di luar Bursa Efek dalam jangka waktu tidak kurang dari 5 lima Hari Kerja mulai tanggal 11 Juni 2013
sampai dengan tanggal 17 Juni 2013. Pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 Juni 2013.
d. Dana yang diperoleh dari hasil PUT III setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan yang selanjutnya
sesuai rencana akan digunakan seluruhnya untuk meningkatkan aset produktif Perseroan dalam bentuk penyaluran kredit.
2. Sehubungan dengan PUT III Perseroan, maka akan dilakukan perubahan ketentuan Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan, dan memberi kuasa kepada Direksi untuk:
a. melaksanakan PUT III Perseroan; b. memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan dalam akta notaris tersendiri
mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor hasil pengeluaran saham baru, setelah nama pemegang saham yang memperoleh saham dari PUT III ini tercatat dalam
daftar pemegang saham Perseroan, dengan demikian merubah Pasal 4 ayat 2 dan ayat 3 anggaran dasar Perseroan, termasuk untuk mengurus pemberitahuan kepada Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia republik Indonesia sebagaimana telah diputuskan pada rapat ini.
c. memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk:
• mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam penitipan kolektif sesuai dengan peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia.
• mencatatkan saham Perseroan yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa Efek dengan memperhatikan perundang-undangan yang
berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.
Terealisasi
Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris diangkat melalui rapat Umum Pemegang Saham. Tercatat hingga 31 Desember 2014,
komposisi Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris Utama, 2 dua orang Komisaris, dan 3 tiga orang
Komisaris Independen. Berdasarkan rUPST 28 Maret 2014, susunan Dewan Komisaris Perusahaan adalah:
Jabatan Nama
Komisaris Utama Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
Komisaris Muthu Chidambaram
Komisaris Grant Eric Lowen
Komisaris Independen Suroto Moehadji
Komisaris Independen Nasrul Husin
Komisaris Independen Muhammad Anas Malla
Kriteria Pengangkatan Dewan Komisaris
Dalam pengangkatan Dewan Komisaris, Bank menetapkan kriteria yang ketat dan selektif. Kriteria tersebut berupa
pemenuhan terhadap persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan Fit and Proper Test yang telah ditetapkan
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Dengan demikian, Dewan Komisaris dapat dinyatakan menjabat
secara efektif pada posisi yang telah ditentukan setelah lulus Fit and Proper Test yang dinyatakan melalui surat
persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.
Ali Ahmed Z A Al-Kuwari Komisaris Utama
Muthu Chidambaram Komisaris
Nasrul Husin Komisaris Independen
Grant Eric Lowen Komisaris
Muhammad Anas Malla Komisaris Independen
Suroto Moehadji Komisaris Independen
Keterangan: struktur yang tertera sama dengan struktur Dewan Komisaris pada 2013
154 155
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Berdasarkan struktur Dewan Komisaris di atas, seluruh anggota Dewan Komisaris telah memenuhi kriteria sebagai
berikut: -
Jumlah anggota Dewan Komisaris sama dengan jumlah anggota Direksi.
- Penggantian dan pengangkatan anggota Dewan
Komisaris telah memperhatikan rekomendasi dari Komite remunerasi dan Nominasi.
- Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki rangkap
jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada lembaga keuangan lain, kecuali
sebagaimana diperkenankan dalam peraturan Bank Indonesia.
- Anggota Dewan Komisaris wajib mengungkapkan
hubungan keuangan dan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi, danatau Pemegang Saham Pengendali.
- Seluruh anggota Dewan Komisaris Independen
berdomisili di Indonesia. -
Anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai.
- Anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi
yang memadai dan relevan dengan jabatannya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta
mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya. -
Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini
terkait bidang keuanganlainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
- Komisaris Independen telah memenuhi kriteria
independensi.
Independensi Dewan Komisaris
Setiap anggota Dewan Komisaris bertindak secara independen. Masing-masing Komisaris tidak mencampuri
keputusan dan pendapat lainnya, tidak memberi dan mendapat tekanan yang mengarah pada benturan
kepentingan, serta tidak terikat secara moral dan material kepada pihak-pihak tertentu yang dapat memengaruhi
independensinya. Mayoritas anggota tidak memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya danatau anggota Direksi.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, Dewan Komisaris
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk: 1.
Tunduk pada ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan,
dan Keputusan rUPS. 2.
Beritikad baik dan dengan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
Bank. 3.
Melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Bank
termasuk pelaksanaan rencana Jangka Panjang Perusahaan, rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan, rencana Bisnis serta ketentuan- ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan
Keputusan rUPS, serta peraturan perundang- undangan yang berlaku.
4. Melakukan pengawasan terhadap Direksi untuk
memastikan bahwa dalam melaksanakan tugasnya telah mematuhi tata urutan peraturan internal Bank.
5. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan
pengurusan Bank. 6.
Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi dan segenap jajarannya berkaitan dengan pengurusan
Bank. 7.
Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi dan segenap jajarannya berkaitan dengan penyusunan
Visi, Misi serta rencana-rencana strategis lainnya seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar
Perusahaan. 8.
Memberikan pendapat dan saran serta pengesahan mengenai rencana Jangka Panjang Perusahaan
dan rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang diusulkan Direksi. Pengesahan untuk rencana
Jangka Panjang Perusahaan selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari sejak penyampaian rancangan oleh
Direksi dan untuk pengesahan rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan sebelum dimulai Tahun Buku
baru. 9.
Melakukan penelitian dan penelaahan atas laporan- laporan dari Direksi dan segenap jajarannya, terutama
yang berkaitan dengan tugas-tugas spesiik yang telah diputuskan bersama.
10. Meneliti dan menelaah laporan-laporan dari komite- komite yang ada di bawah Dewan Komisaris.
11. Mengikuti perkembangan kegiatan Bank, baik dari informasi-informasi internal maupun dari informasi-
informasi eksternal yang berasal dari media maupun dari sumber-sumber lainnya.
12. Menghadiri rapat-rapat kerja dan rapat koordinasi dengan Direksi dan segenap jajarannya.
13. Melakukan usaha-usaha untuk memastikan bahwa Direksi dan jajarannya telah mematuhi ketentuan
perundang-undangan serta peraturan-peraturan lainnya dalam mengelola Perusahaan.
14. Menyusun rencana kerja Dewan Komisaris untuk periode tahun berjalan.
15. Melakukan self-control atas kinerja Dewan Komisaris. 16. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG
dalam setiap kegiatan usaha pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG. 17. Memantau efektivitas praktik GCG antara lain
dengan mengadakan pertemuan berkala antara Dewan Komisaris dengan Direksi untuk membahas
implementasi GCG dan apabila dinilai perlu, dapat melakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan
Bank. Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan,
Dewan Komisaris mempunyai tugas danatau kewajiban sesuai bidang-bidang terkait yang antara lain namun tidak
terbatas pada: 1.
Terkait dengan Nominasi dan Seleksi Dewan Komisaris dan Direksi.
2. Terkait dengan remunerasi Dewan Komisaris dan
Direksi. 3.
Terkait dengan Pengelolaan Manajemen risiko. 4.
Terkait dengan Etika Berusaha Anti-Korupsi. 5.
Terkait dengan Sistem Pengendalian Intern. 6.
Terkait dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi.
7. Terkait dengan “Informasi Orang Dalam”.
8. Terkait dengan Pelaksanaan Pengawasan Pemberian
Nasehat oleh Dewan Komisaris. 9.
Terkait dengan Prinsip Mengenal Nasabah. 10. Terkait dengan Implementasi Good Corporate
Governance. 11. Terkait dengan APU PPT.
12. Terkait dengan Modal Minimum Bank. 13. Terkait dengan rencana Strategis Bank.
14. Terkait dengan Penilaian Kualitas Aktiva Bank. 15. Terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit.
16. Terkait dengan Posisi Devisa Neto Net Open Position. 17. Terkait dengan Penerapan Prinsip Kehati-hatian
dalam Kegiatan Penyertaan Modal Sementara. 18. Terkait dengan Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
19. Terkait dengan Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank Umum. 20. Terkait dengan Kondisi yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank. 21. Terkait dengan Perkreditan.
Frekuensi rapat dan Tingkat Kehadiran
Sejurus dengan Pedoman Kerja Board Charter Dewan Komisaris, rapat dan pertemuan yang diadakan secara
internal wajib dihadiri oleh setiap anggota Dewan Komisaris. rapat wajib diadakan setidaknya 4 empat kali
dalam satu tahun dan 2 dua kali dihadiri secara langsung isik.
Materi-materi pembahasan yang diagendakan dalam rapat Dewan Komisaris pada umumnya berpusat pada
kinerja dan pengembangan Bank, baik secara inansial dan operasional. rapat ini juga berfungsi sebagai sebuah
forum di mana setiap anggota berhak mengutarakan pendapatnya untuk mencapai sebuah keputusan yang
kolektif.
156 157
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Selama periode 2014, telah diadakan 6 enam kali rapat Dewan Komisaris dengan rincian kehadiran sebagai berikut: No
Nomor Tanggal rapat
Kehadiran
1
rEF: No. 001MoM-BoCII2014 17 Februari 2014
1. Muthu Chidambaram 2. Suroto Moehadji
3. Nasrul Husin 4. Muhammad Anas Malla
Video Conference: 5. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
6. Grant Eric Lowen
2 rEF: No. 002MoM-BoCIV2014
23 April 2014
1. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari 2. Grant Eric Lowen
3. Muthu Chidambaram 4. Suroto Moehadji
5. Nasrul Husin 6. Muhammad Anas Malla
3 rEF: No. 003MoM-BoCVI2014
16 Juni 2014
1. Muthu Chidambaram 2. Suroto Moehadji
3. Nasrul Husin 4. Muhammad Anas Malla
Video Conference: 5. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
6. Grant Eric Lowen
4 rEF: No. 004MoM-BoCVII2014
16 Juli 2014
1. Suroto Moehadji 2. Nasrul Husin
3. Muhammad Anas Malla
Video Conference: 4. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
5. Grant Eric Lowen 6. Muthu Chidambaram
5 rEF: No. 005MoM-BoCX2014
27 Oktober 2014
1. Muthu Chidambaram 2. Suroto Moehadji
3. Nasrul Husin 4. Muhammad Anas Malla
Video Conference: 5. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
6. Grant Eric Lowen
6 rEF: No. 006MoM-BoCXII2014
11 Desember 2014
1. Ali Ahmed Z A Al-Kuwari 2. Grant Eric Lowen
3. Muthu Chidambaram 4. Suroto Moehadji
5. Nasrul Husin 6. Muhammad Anas Malla
Total kehadiran anggota Dewan Komisaris pada rapat Dewan Komisaris, sebagai berikut :
No Nama Anggota Dewan
Komisaris Jabatan
Hadir Fisik Video Conference
Total Frekuensi rapat
1 Ali Ahmed Z A Al-Kuwari
Komisaris Utama 2
4 66
2 Grant Eric Lowen
Komisaris 2
4 66
3 Muthu Chidambaram
Komisaris 5
1 66
4 Suroto Moehadji
Komisaris Independen 6
66 5
Nasrul Husin Komisaris Independen
6 66
6 Muhammad Anas Malla
Komisaris Independen 6
66
risalah rapat
Keputusan rapat dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh ketua
rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris. risalah tersebut didistribusikan kepada seluruh anggota Dewan
Komisaris, baik yang menghadiri rapat maupun yang tidak. Dalam hal terdapat perbedaan pendapat, hal tersebut turut
dicantumkan dalam risalah rapat disertai dengan alasan di balik perbedaan pendapat.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
Dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, anggota Dewan Komisaris berpartisipasi dalam beragam program pelatihan sebagai berikut:
Nama Pelatihan
Tanggal Penyelenggara
Lokasi Suroto
Moehadji Penerapan Peraturan OJK dh Bapepam-
LK tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Khususnya yang
Terkait 11 Sept 2014
Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan
FKDKP Pullman Hotel,
Jakarta Nasrul
Husin Risk Management Certiication L2
1 Mei 2014 Ferry Hermansyah
Jakarta
Pedoman dan Tata Tertib Dewan Komisaris
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Board Charter disusun sebagai panduan dan arahan ideal
bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Board Charter memuat rangkaian
petunjuk berupa tahap-tahap yang terstruktur, terencana, dan komprehensif. Dengan disusunnya Board Charter,
Dewan Komisaris diharapkan dapat menunaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik demi pencapaian Visi dan
Misi Perusahaan. Board Charter PT Bank QNB Indonesia Tbk diputuskan oleh
Dewan Komisaris dan Direksi melalui ketetapan No. 001 Kep-Dekom DirIII2011 pada 8 Maret 2011.
Board Charter mencakup aspek-aspek mengenai: 1.
Persyaratan keanggotaan Dewan Komisaris 2.
Komposisi Dewan Komisaris 3.
Etika jabatan Dewan Komisaris 4.
Hak wewenang Dewan Komisaris 5.
Gajihonorarium dan tunjangan Dewan Komisaris 6.
Program orientasi dan peningkatan kapabilitas 7.
Komite di bawah Dewan Komisaris 8.
Fungsi, tugas, dan kewajiban Dewan Komisaris 9.
Waktu kerja Dewan Komisaris 10. Kebijakan umum mengenai rapat Dewan Komisaris
11. Jadwal dan agenda Dewan Komisaris bersama Direksi 12. Mekanisme kehadiran
13. Prosedur pembahasan masalah dan pengambilan keputusan
14. Pembuatan berita acara risalah rapat 15. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi
158 159
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
remunerasi Dewan Komisaris
Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, anggota Dewan Komisaris memperoleh gaji
honorarium yang besarannya ditetapkan oleh rapat Umum Pemegang Saham. Prosedur penetapan remunerasi
Dewan Komisaris dilakukan melalui rekomendasi dari Komite remunerasi dan Nominasi setelah melalui
penelahaan Dewan Komisaris yang kemudian diajukan kepada rapat Umum Pemegang Saham. Selain gaji,
anggota Dewan Komisaris juga memperoleh tunjangan lain yang ditetapkan oleh rUPS dan wewenang tersebut
oleh rUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
Komponen remunerasi
Komponen remunerasi dan fasilitas lain yang diberikan kepada Dewan Komisaris mencakup:
1. remunerasi Bruto Gaji, Bonus, Tunjangan rutin, Tantiem dan Fasilitas Lainnya dalam Bentuk Non
Natura; dan 2. Fasilitas Lain dalam Bentuk Natura Perumahan,
Transportasi, Asuransi Kesehatan dan sebagainya.
Struktur remunerasi
Berdasarkan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, struktur remunerasi yang diberikan kepada Dewan
Komisaris per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: No.
Jenis remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Jumlah Komisaris Jutaan rupiah
1 remunerasi bruto gaji, bonus, tunjangan rutin,
tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non- natura
3 2.460
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura perumahan,
transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya yang:
- -
a. dapat dimiliki -
- b. tidak dapat dimiliki
- -
ToTaL 3
2.460
Jumlah remunerasi Per Orang Dalam 1 satu Tahun Secara Tunai Per 31 Desember 2014
No. Jumlah remunerasi per orang
dalam 1 tahun Jumlah
Komisaris 1.
Di atas rp2 miliar 2.
Di atas rp1 miliar s.d. rp2 miliar
3. Di atas rp500 juta s.d.
rp1 miliar 3
4. rp500 juta ke bawah
rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah
Gaji yang dibandingkan dalam rasio gaji adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan
karyawan per bulan. Jenis rasio
Besaran rasio rasio gaji karyawan yang tertinggi
dan terendah 1: 65,63
rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah
1: 3,53 rasio gaji Dewan Komisaris yang
tertinggi dan terendah 1: 1,47
rasio gaji Direksi tertinggi dan karyawan tertinggi
1: 2,63 rasio gaji Direksi tertinggi dan Dewan
Komisaris tertinggi 1: 8,04
rasio gaji Direksi terendah dan Dewan Komisaris terendah
1: 3,35
Komisaris Independen
Indikator Kualiikasi Pengangkatan Komisaris Independen
Sesuai dengan PBI No.84PBI2006 sebagaimana diubah dengan PBI No.814PBI2006 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum, Bank diwajibkan untuk mengangkat Komisaris Independen.
Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham danatau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan
atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen. Struktur Dewan Komisaris yang telah dibentuk telah
disesuaikan dengan Peraturan Nomor I-A Tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham
Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, Lampiran I Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-
00001BEI01-2014 tanggal 20 Januari 2014 di mana setiap perusahaan publik harus memiliki Komisaris Independen
sekurang-kurangnya 30 dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris.
Penempatan 3 tiga orang Komisaris Independen dalam komposisi Dewan Komisaris telah memenuhi ketentuan
PBI yang mengatur bahwa paling kurang 50 dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
Independensi Komisaris Independen
Setiap Komisaris Independen bertindak secara independen. Masing-masing Komisaris tidak mencampuri keputusan
dan pendapat lainnya, tidak memberi dan mendapat tekanan yang mengarah pada benturan kepentingan, serta
tidak terikat secara moral dan material kepada pihak-pihak tertentu yang dapat memengaruhi independensinya.
Setiap anggota tidak memiliki hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya danatau anggota Direksi.
160 161
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Direksi
Kriteria Pengangkatan Direksi
Selaras dengan kriteria yang ditetapkan Bank dalam pengangkatan Dewan Komisaris, Bank juga menetapkan
kriteria yang serupa dalam hal pengangkatan Direksi. Kriteria-kriteria yang ditetapkan harus dipenuhi oleh
setiap anggota Direksi yang menjabat. Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan
Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan Anggaran Dasar.
Berdasarkan struktur Direksi seperti yang telah dinyatakan di atas, seluruh anggota Direksi Bank telah
memenuhi kriteria sebagai berikut: -
Jumlah anggota Direksi sebanyak 6 enam orang. -
Pengangkatan anggota Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite remunerasi dan Nominasi.
Andrew Duf Direktur Utama
rusli Direktur Operasional
Windiartono Tabingin Direktur Kepatuhan
Lloyd William rolston Direktur risiko
Hery Syafril Direktur Keuangan
Wholesale Banking Director
retail Banking Director
Azhar bin Abdul Wahab Direktur Pemimpin Bisnis
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dilakukan melalui rUPS, persyaratan kelulusan terhadap
Fit Proper test sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan GCG. Seluruh anggota
Direksi memiliki integritas dan reputasi yang baik serta kompetensi yang relevan dalam bidangnya. Jabatan
anggota Direksi berakhir apabila: 1.
Masa Jabatannya berakhir; 2. Dinyatakan pailit atau diposisikan di bawah
pengampunan berdasarkan suatu keputusan pengadilan;
3. Mengundurkan diri;
4. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku;
5. Meninggal dunia;
6. Diberhentikan berdasarkan keputusan rUPS.
Independensi Direksi
Setiap anggota Direksi bertindak dengan independensi secara individual maupun kolegial. Individu yang menjabat
dalam Direksi tidak memiliki jabatan yang dilarang peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang
pelaksanaan GCG.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi merupakan organ internal yang berwenang untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja Bank. Oleh sebab
itu, tugas dan tanggung jawab Direksi diklasiikasikan lebih spesiik sesuai Direktur yang menjabatnya.
Secara umum, tugas dan tanggung jawab Direksi adalah 1.
Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Bank sesuai dengan tujuan dan
lapangan usahanya. 2.
Menyiapkan pada waktunya rencana pengembangan Bank.
3. Membuat dan memelihara risalah rUPS dan risalah
rapat Direksi serta menyelenggarakan pembukuan dan administrasi Bank.
4. Menyusun sistem akuntansi berdasarkan prinsip-
prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan
pengawasan. -
Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and Proper Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari OJK dh
Bapepam-LK BI. -
Direktur Utama berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham Pengendali.
- Anggota Direksi tidak memiliki rangkap jabatan
sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Bank, perusahaan, atau lembaga lain.
- Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya, danatau Pemegang Saham
Pengendali. -
Anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai.
- Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25 dua puluh lima per seratus pada perusahaan lain.
- Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.
Komposisi Direksi
Direksi ditunjuk dan diangkat melalui rapat Umum Pemegang Saham. Per 31 Desember 2014, susunan Direksi
terdiri dari seorang Direktur Utama dan 5 lima orang Direktur. Komposisi Direksi ditetapkan oleh Pemegang
Saham, yang terdiri dari 6 enam orang, yaitu 1 satu orang Direktur Utama dan 5 lima orang Direktur. Anggota
Direksi diangkat melalui rapat Umum Pemegang Saham rUPS dengan komposisi sebagai berikut:
No. Nama
Mulai Menjabat Jabatan
1. Andrew Duf
4 Maret 2013 Direktur Utama
2.
Azhar bin Abdul Wahab 24 Juni 2011
Direktur
3.
Hery Syafril 29 November 2012
Direktur
4.
Lloyd William rolston 16 September 2011
Direktur
5.
Windiartono Tabingin 29 November 2012
Direktur
6.
rusli 15 April 2002
Direktur
162 163
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
5. Memberikan pertanggungjawaban dan segala
keterangan tentang keadaan dan jalannya Perusahaan berupa laporan kegiatan Bank, termasuk
laporan keuangan baik dalam bentuk Laporan Tahunan maupun dalam bentuk laporan berkala
lainnya menurut cara dan waktu yang ditentukan dalam anggaran dasar ini serta setiap kali diminta
oleh rUPS. 6.
Menetapkan susunan organisasi Bank di tingkat pusat, wilayah, maupun cabang lengkap dengan
perincian tugasnya. 7.
Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan atau
berdasarkan keputusan rUPS dan ketentuan lainnya serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Bank.
9. Tunduk pada ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, dan Keputusan rUPS serta memastikan seluruh
aktivitas Perusahaan telah sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan, dan Keputusan rUPS.
10. Mematuhi tata urutan peraturan internal Bank. 11. Melaksanakan pengurusan Bank untuk kepentingan
dan tujuan Bank. 12.
Meningkatkan eisiensi dan efektivitas Bank. 13. Memelihara dan mengurus kekayaan Bank.
14. Bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Bank dalam mencapai
maksud dan tujuannya. 15. Mewakili Bank baik di dalam maupun di luar
pengadilan. 16. Memperhatikan masukan-masukan yang diberikan
oleh Dewan Komisaris. 17. Melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik
mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Bank serta mengikat Bank dengan pihak lain dan
atau pihak lain dengan Bank, dengan pembatasan tertentu.
18. Menerapkan GCG secara konsisten dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi. 19. Menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Khusus
yang memuat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta
keluarganya dalam Perusahaan danatau pada perusahaan lain serta tanggal saham itu diperoleh.
20. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui rUPS.
21. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.
22. Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi.
23. Bertanggungjawab secara pribadi atas kelalaiannya yang merugikan kepentingan Bank.
24. Memberitahukan Komite Audit jika Direksi memerlukan pendapat kedua second opinion
mengenai masalah akuntansi yang penting. 25. Wajib menyerahkan perhitungan tahunan Bank
kepada Akuntan Publik yang ditunjuk oleh rUPS untuk diperiksa.
26. Wajib menyelenggarakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 27. Wajib memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan oleh para anggota Dewan Komisaris dan memberikan keterangan yang berkenaan dengan
Perusahaan sebagaimana yang diperlukan oleh Dewan Komisaris.
28. Harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba dengan cara yang dianggap
baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 29. Menciptakan struktur pengendalian internal,
menjamin terselenggaranya fungsi Audit Internal dalam setiap tingkatan Manajemen Perusahaan
dan menindaklanjuti temuan Audit Internal sesuai dengan kebijakan ataupun pengarahan yang
diberikan oleh Dewan Komisaris dalam kaitan ini. 30. Mengumumkan dalam 2 dua surat kabar berbahasa
Indonesia, satu di antaranya disirkulasi dalam skala nasional dan satu lainnya terbit di tempat kedudukan
Bank. Pengumuman tersebut memberitakan hal-hal yang diputuskan dalam rUPS seperti:
1 Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang memerlukan persetujuan Menteri yang
membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2 Mengalihkan kekayaan Bank atau menjadikan
jaminan utang kekayaan Bank yang merupakan lebih dari 50 jumlah kekayaan bersih Bank,
penggabungan, peleburan dan pengambilalihan, pemisahan, pengajuan permohonan pailit dan
pembubaran. 3 Keputusan mengenai pengeluaran Efek Bersifat
Ekuitas. Berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya untuk
kepentingan Bank, Direksi mempunyai tugas dan tanggung jawab sesuai bidang-bidang terkait yang antara
lain, namun tidak terbatas pada: 1.
Terkait dengan Persetujuan Dewan Komisaris. 2.
Terkait dengan rapat Umum Pemegang Saham. 3.
Terkait dengan rencana Bisnis. 4.
Terkait dengan Manajemen risiko. 5.
Terkait dengan Good Corporate Governance. 6.
Terkait dengan Sistem Pengendalian Internal. 7.
Terkait dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi.
8. Terkait dengan Penilaian Kualitas Aktiva Bank.
9. Terkait dengan Transparansi Informasi Produk Bank
dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. 10. Terkait dengan Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
11. Terkait dengan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
12. Terkait dengan Prinsip kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal.
13. Hubungan dengan Stakeholders. 14. Terkait dengan Prinsip Mengenal Nasabah.
15. Terkait dengan APU-PPT. Secara lebih terperinci, setiap Direksi memiliki tugas dan
wewenangnya masing-masing sesuai dengan jabatan yang diembannya.
Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengarahkan kinerja bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk di dalam pasar kompetitif domestik dan
memaksimalkan tingkat keuntungan, meminimalisasi pengeluaran sesuai dengan target jangka pendek dan
jangka panjang sesuai dengan rencana bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk.
b. Mengelola pemberdayaan sumber daya manusia, diantaranya dengan memastikan tumbuhnya budaya
performance-driven. Menjaga hubungan yang harmonis dengan karyawan, melakukan komunikasi internal
dengan mengadakan pertemuan dengan pemimpin fungsional di PT Bank QNB Indonesia Tbk.
c. Membangun jaringan bisnis yang baik untuk kepentingan keuntungan perusahaan dan meciptakan
strategi untuk tercapainya target keuntungan. d. Secara aktif mengelola risiko Bank, melakukan
evaluasi dan menyetujuimerekomendasikan proposal; serta memastikan pengelolaan yang efektif terhadap
aset tidak lancar. e. Menegakkan dan menaati standar pengendalian
internal, menerapkan dan menaati kebijakan kepatuhan dari regulator.
f. Mempromosikan brand PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam mendukung CSr Corporate Social Responsibility
PT Bank QNB Indonesia Tbk terlaksana dengan baik, diantaranya dengan menjaga hubungan baik dengan
pembuat kebijakan, pelanggan besar prospektif, media, dan sebagainya. Proaktif dalam aktivitas
kemasyarakatan dengan memegang peran pemimpin dalam mempromosikan budaya CSr di PT Bank QNB
Indonesia Tbk.
Direktur Pemimpin Bisnis
Direktur Pemimpin Bisnis bertanggung jawab untuk: a. Mengembangkan perencanaan strategis PT Bank
QNB Indonesia Tbk untuk memformulasikan misi dan objektif dan peningkatan pendapatan, keuntungan dan
pertumbuhan organisasi. b. Menelaah berbagai laporan aktivitas dan laporan
keuangan Bank dan memberikan masukan kepada Presiden Direktur mengenai kondisi Bank terkini serta
mengusulkan improvisasi dari strategi bisnis yang telah ditetapkan.
c. Melakukan perencanaan, pengembangan dan implementasi strategis dari pemberdayaan sumber
daya yang ada dan pencapaian keuntungan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
d. Melakukan analisis dan mengusulkan strategipeluang bisnis baru.
e. Membangun jaringan bisnis yang baik untuk kepentingan keuntungan perusahaan dan
menciptakan strategi untuk tercapainya target keuntungan Bank.
f. Memastikan terpenuhinya pendekatan orientasi kepada pelanggan dan pendekatan hubungan strategis.
g. Memantau keseluruhan kegiatan operasional semua region dalam hal manajemen dan risiko operasional,
likuiditas dan pasar.
Direktur risiko
Direktur risiko mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Merencanakan strategi dan mengarahkan manajemen risiko kredit dari perbankan korporat danatau retail.
b. Memastikan proses persetujuan kredit bersifat tanggap terhadap kebutuhan nasabah dan meminimalkan
kerugian karena kredit dan biaya penagihan.
164 165
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
c. Menelaah kebijakan dan prosedur manajemen risiko kredit yang dikembangkan oleh tim Kebijakan dan
risiko. d. Mendorong dan memantau kualitas aktiva yang besar
dan menanamkan budaya kredit yang kuat dengan menyetujui kebijakan kredit yang berhati-hati,
pedoman mengenai pinjaman, dan memberikan input untuk rencana strategis dan operasional.
e. Memastikan bahwa manajemen senior mendapatkan informasi mengenai kualitas dan tren aktiva terutama
mengenai Proil Risiko Bank tepat pada waktunya, serta memastikan diambilnya keputusan kredit tepat
pada waktunya. f. Mengikuti perkembangan terakhir mengenai
metodologi dan piranti manajemen risiko kredit. g. Berfungsi sebagai konsultan internal dalam bidang
risiko pasar dan risiko kredit yang diperdagangkan dan memastikan proses-proses dan prosedur-prosedur saat
ini dijalankan sesuai peraturan. h. Memberikan kepemimpinan, arah dan visi pada semua
hal yang berhubungan dengan Manajemen risiko yang meliputi risiko kredit, pasar, likuiditas, hukum,
kepatuhan, reputasi dan strategis. i. Memfasilitasi, mengkoordinasi dan memberi nasihat
tentang identiikasi, analisis, pengukuran dan mitigasi seluruh risiko secara berkelanjutan.
j. Mengembangkan budaya sadar risiko dan manajemen risiko dalam organisasi.
k. Membuat keputusan strategis dengan mempertimbangkan dari segi risiko.
l. Mengembangkan pusat pengelolaan risiko. m. Mengkomunikasikan tepat waktu segala hal yang
berhubungan dengan risiko kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal terutama tentang
Proil Risiko Bank.
Direktur Operasional
Direktur Operasional mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola sistem dan unit-unit pemroses processing guna
menyediakan teknologi dan dukungan operasional berbiaya eisien dan berteknologi terpusat, dan
guna memastikan bahwa dukungan ini memenuhi
kebutuhan bisnis yang berubah-ubah dan bahwa peranan maksimum telah diberikan dalam memenuhi
tujuan-tujuan strategis dan bisnis. b. Memimpin dan mengarahkan kegiatan operasional
utama untuk Operations, IT, General Services dan Service Quality agar dapat memberikan proses dan layanan
teknis yang berkualitas tinggi, ringkas dan berbiaya rendah kepada nasabah internal dan eksternal.
c. Berperan secara proaktif dalam manajemen biaya strategis dalam bisnis.
d. Mencari cara untuk menerapkan eisiensi dengan
memanfaatkan sistem dan proses-proses standar. e. Mengkaji ulang manajemen biaya yang dipusatkan
pada realisasi kasus bisnis. f. Meningkatkan standar dan proses kegiatan operasional
dengan mensponsori adopsi transformasional dari proses-proses standar inti dalam memberikan hasil
terbaik di bidangnya dalam hal kinerja dari awal hingga akhir, manajemen biaya dan customer service.
Berbagi praktik-praktik terbaik di bidangnya dengan memberikan keahlian dan saran guna mencapai
eisiensi, skala ekonomi dan kualitas. g. Memastikan dipenuhinya standar tata kelola
perusahaan yang baik dan memastikan dilindunginya kepentingan para pemegang saham.
h. Menjalankan fungsi manajerial, yaitu menetapkan target pencapaian departemen, mendelegasikan tugas
dan menilai bawahan; mengusulkan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai kebutuhan SDM di
Direktoratnya.
Direktur Kepatuhan
Direktur Kepatuhan bertugas untuk menumbuhkan dan mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada
semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank serta memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan Bank.
rincian tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan adalah sebagai berikut:
a. Meminimalkan risiko Kepatuhan Bank, antara lain dengan cara:
1. Melakukan uji kepatuhan terhadap aktivitas bank baik melalui Checklist Kredit dan Checklist Aktivitas
Baru; 2.
Memantau pengkinian data; 3. Memberikan reminder secara berkala perihal
kewajiban penyampaian laporan; 4. Menyediakan tools CMSCompliance Monitoring
System untuk memastikan kepatuhan cabang atas transaksi operasional bank;
5. Melakukan pelatihan secara berkesinambungan terkait regulasi dan penerapan APU-PPT;
6. Memastikan penerapan APU-PPT berjalan sesuai ketentuan PBI dan PPATK;
7. Meyakinkan Perseroan telah melaksanakan GCG sesuai PBI dengan media self assessment
; 8. Memantau tindak lanjut yang dilakukan risk taking
unit atas temuancomment dari auditor, OJK dh Bapepam-LK, KAP, dan lain-lain;
9. Memantau pengenaan denda oleh regulator terhadap bank, terkait dengan laporan, tindak
lanjut bankaction plan, kepatuhan pada peraturan, dan lain-lain.
b. Memastikan seluruh kebijakan dan ketentuan internal bank serta keputusan manajemen telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan tidak ada penyimpangan yang ditemukan auditor.
c. Mendukung pencapaian rencana Bisnis Perusahaan, antara lain dengan cara:
1. Memantau dan memastikan apakah kegiatan usaha dan aktivitas bank telah berjalan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Memastikan rencana Bisnis Bank rBB telah disusun sesuai dengan regulasi yang berlaku;
3. Memastikan pelaksanaan pembukaan jaringan kantor telah sesuai dengan ketentuan BI melalui
Checklist Compliance ;
4. Mengkaji kepatuhan atas Produk dan Aktivitas Baru PAB, pemberian kredit, dan lain-lain;
5. Memberikan saran kepatuhan berbasis regulasi terkait dengan transaksi perbankan.
d. Memastikan pemenuhan pelaporan telah dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia, antara lain dengan
cara: 1. Memastikan seluruh kewajiban pelaporan kepada
regulator telah dilaksanakan; 2. Mengingatkan kewajiban pelaporan unit kerja
minimal 1 satu kali dalam sebulan; 3. Mengingatkan unit kerja terhadap kewajiban
pelaporan Produk dan Aktivitas Baru sesuai ketentuan;
4. Memastikan laporan STr dan CTr telah disampaikan kepada PPATK sesuai dengan
ketentuan BI dan PPATK. e. Memastikan pemenuhan action plan dan komitmen
bank kepada regulator BI, OJK dh Bapepam-LK , PPATK dan regulator lainnya dengan mengingatkan
seluruh divisi mengenai isu-isu kepatuhan termasuk hasil audit yang ada di unit kerja masing-masing.
Direktur Keuangan
Direktur Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Berkontribusi terhadap daya saing dan pencapaian keuntungan bisnis Bank melalui perencanaan yang
efektif dan kontrol terhadap pengelolaan sumber daya perusahaan, kontrol terhadap kinerja pencapaian
dan risiko, diantaranya dengan mengarahkan proses ALCO sehingga menciptakan neraca yang dapat
mengantisipasi risiko reward, likuiditas, pendanaan, pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dan
penggunaan modal yang eisien. b. Menjaga hubunganinteraksi yang baik dengan
berbagai unit kerja yang terkait dengan melakukan pertemuan guna membahas permasalahan inansial
dan menyediakan dukungan teknis inansial dan perpajakan.
c. Memastikan ekspansi bisnis terfasilitasi dengan adanya lingkungan yang terkontrol di mana risiko
yang ada operasional, penafsiran harga, settlement dan reputasional dapat diantisipasi.
d. Meninjau isu yang terkait dengan perpajakan yang berdampak terhadap bisnis dan menyediakan proposal
perencanaan anggaran pajak, dengan memastikan bahwa segala hal perpajakan di Bank telah mematuhi
ketentuan pajak yang berlaku.
Frekuensi rapat dan Tingkat Kehadiran
Perusahaan mengatur bahwa Direksi harus melaksanakan rapat internal dengan para anggotanya sekali dalam setiap
bulan. Ketentuan ini telah ditetapkan dalam Pedoman Kerja Board Charter Direksi yang harus dihadiri oleh
setiap anggota Direksi tanpa terkecuali. Pembahasan dalam rapat Direksi antara lain mengenai namun
tidak terbatas pada pengukuran kinerja Perusahaan menyangkut kegiatan operasional, kondisi keuangan,
dan juga dalam rangka pemenuhan target yang telah ditetapkan berdasarkan rJPP dan rKAP. Selain itu, rapat
ini juga bertindak sebagai sebuah forum sharing saling berbagi antar anggota Direksi mengenai permasalahan
dan hambatan yang dihadapi.
166 167
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Selama periode 2014, telah diadakan 26 dua puluh enam kali rapat Direksi dengan rincian kehadiran sebagai berikut: No
Nomor Tanggal rapat
Kehadiran
1 rEF : No. 002MoM-BoDI2014
15 Januari 2014 1. Andrew Duf
2. Azhar bin Abdul Wahab 3. rusli
4. Lloyd William rolston 5. Hery Syafril
6. Windiartono Tabingin
2 rEF : No. 003MoM-BoDI2014
29 Januari 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
3 rEF : No. 004MoM-BoDII2014
19 Februari 2014 1. Andrew Duf
2. Azhar bin Abdul Wahab 3. rusli
4. Hery Syafril 5. Windiartono Tabingin
4 rEF : No. 005MoM-BoDIII2014
5 Maret 2014 1. Andrew Duf
2. Azhar bin Abdul Wahab 3. rusli
4. Lloyd William rolston 5. Hery Syafril
6. Windiartono Tabingin
5 rEF : No. 006MoM-BoDIII2014
19 Maret 2014 1. Andrew Duf
2. Azhar bin Abdul Wahab 3. rusli
4. Lloyd William rolston 5. Hery Syafril
6. Windiartono Tabingin
6 rEF : No. 007MoM-BoDIII2014
21 Maret 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Windiartono Tabingin
7 rEF : No. 008MoM-BoDIV2014
2 April 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
8 rEF : No. 009MoM-BoDIV2014
30 April 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
9 rEF : No. 010MoM-BoDV2014
14 Mei 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril No
Nomor Tanggal rapat
Kehadiran
10 rEF : No. 011MoM-BoDVI2014
13 Juni 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
11 rEF : No. 012MoM-BoDVI2014
18 Juni 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril
12 rEF : No. 013MoM-BoDVII2014
2 Juli 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
13 rEF : No. 014MoM-BoDVII2014
10 Juli 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
14 rEF : No. 015MoM-BoDVII2014
23 Juli 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Windiartono Tabingin
15 rEF : No. 016MoM-BoDVIII2014
13 Agustus 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
16 rEF : No. 017MoM-BoDVIII2014
27 Agustus 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
17 rEF : No. 018MoM-BoDIX2014
17 September 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
18 rEF : No. 019MoM-BoDIX2014
19 September 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
19 rEF : No. 020MoM-BoDX2014
1 Oktober 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
168 169
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No Nomor
Tanggal rapat Kehadiran
20 rEF : No. 021MoM-BoDX2014
15 Oktober 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
21 rEF : No. 022MoM-BoDX2014
21 Oktober 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
22 rEF : No. 023MoM-BoDX2014
29 Oktober 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. Lloyd William rolston 4. Hery Syafril
5. Windiartono Tabingin
23 rEF : No. 024MoM-BoDXI2014
10 November 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril 6. Windiartono Tabingin
24 rEF : No. 025MoM-BoDXI2014
21 November 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. rusli 4. Lloyd William rolston
5. Hery Syafril
25 rEF : No. 026MoM-BoDXII2014
3 Desember 2014
1. Andrew Duf 2. rusli
3. Lloyd William rolston 4. Hery Syafril
5. Windiartono Tabingin
26 rEF : No. 027MoM-BoDXII2014
17 Desember 2014
1. Andrew Duf 2. Azhar bin Abdul Wahab
3. Hery Syafril 4. Windiartono Tabingin
No Nama Anggota Dewan Direksi
Jabatan Hadir Fisik
Video Conference Total Frekuensi
rapat 1
Andrew Duf Direktur Utama
26 2626
2 Azhar bin Abdul Wahab
Direktur
25 2526
3 rusli
Direktur
24 2426
4 Lloyd William rolston
Direktur
23 2326
5 Hery Syafril
Direktur
24 2426
6 Windiartono Tabingin
Direktur
23 2326
risalah rapat
Keputusan rapat telah dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh
ketua rapat dan salah seorang anggota Direksi. risalah tersebut kemudian didistribusikan kepada semua anggota
Frekuensi rapat Gabungan dan Tingkat Kehadiran Dewan Komisaris Beserta Direksi
Sepanjang 2014, Direksi ikut serta dalam setiap rapat Dewan Komisaris dalam rangka mempresentasikan
dan melaporkan kinerja serta mengajukan permohonan persetujuan atas suatu hal dari Dewan Komisaris.
Direksi, baik yang menghadiri rapat maupun yang tidak. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam rapat turut
dicantumkan dalam risalah rapat beserta dengan alasan mengenai perbedaan pendapat.
Ketentuan mengenai adanya rapat gabungan Direksi dan Komisaris disebutkan pada POJK No. 33POJK.042014
tanggal 8 Des 2014 Pasal 41, yaitu bahwa Perusahaan
Publik wajib mematuhi ketentuan POJK ini paling lambat 1 satu tahun sejak diundangkannya POJK ini.
Program Suksesi Direksi
Kebijakan suksesi Direksi dilakukan berdasarkan acuan ketentuan yang ditetapkan oleh pemegang saham dan
Anggaran Dasar Perusahaan.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
Dalam rangka meningkatkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, anggota
Direksi mengikuti beberapa program pelatihan penting sebagai berikut:
Nama Jabatan
Start Date End Date
Nama Program Vendor
Lokasi Tipe
Kategori
Andrew Duf Direktur
Utama 22 Nov. 14
23 Nov. 14 refreshment Q
Values Internal
Bogor, Jawa Barat
Team Building
Internal Andrew Duf
Direktur Utama
23 Feb. 14 28 Feb. 14
International Company
Directors Course Australian
Institute of Company
Directors Hong Kong
Pelatihan Kelas
Umum Andrew Duf
Direktur Utama
22 Jul. 13 27 Jun. 14
Bahasa Indonesia Wida Sisnawati
rg. Pelatihan Lt.3. SCBD
Pelatihan Internal
Azhar bin Abdul Wahab
Direktur Pemimpin
Bisnis 10 Nov. 14
14 Nov. 14 Credit Skill
Assessment OMEGA
Performance rg. Pelatihan
Lt.3. SCBD Pelatihan
Internal Azhar bin
Abdul Wahab Direktur
Pemimpin Bisnis
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Workshop revisi Kebijakan
Perkreditan Internal
Hotel Aston, Bogor
Workshop Internal
Hery Syafril Direktur
Keuangan 16 Jan. 14
19 Jan. 14 Penerbitan
Saham Baru oleh perusahaan Publik
Tbk Danareksa
Sekuritas - Investment
Banking Hongkong
Pelatihan Eksternal
Hery Syafril Direktur
Keuangan 4 Apr. 14
4 Apr. 14 The Development
of Basel III with EY Indonesia
Ernest Young rg. Pelatihan
Lt.3. SCBD Sharing
Session Internal
Hery Syafril Direktur
Keuangan 20 Sep. 14
21 Sep. 14 refreshment Q
Values Internal
Anyer resort Serang
Team Building
Internal
Hery Syafril Direktur
Keuangan 19 Des. 14
19 Des. 14 Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan
Pendanaan terorisme APU-
PPT Internal
e-learning Pelatihan
e-learning Lloyd
William rolston
Direktur risiko
18 Sep. 14 18 Sep. 14
Loan Documentation
Internal rg. Jawa Lt.4
Sharing Session
Internal Lloyd
William rolston
Direktur risiko
22 Nov. 14 23 Nov. 14
refreshment Q Values
Internal Kampung Awan,
Megamendung Team
Building Internal
Lloyd William
rolston Direktur
risiko 3 Jan. 14
31 Des. 14 Bahasa Indonesia
Hidayat Private Class
rg. Pelatihan Lt.3. SCBD
Pelatihan Internal
170 171
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Nama Jabatan
Start Date End Date
Nama Program Vendor
Lokasi Tipe
Kategori
Lloyd William
rolston Direktur
risiko 29 Nov. 14
2 Jan. 15 Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan
Pendanaan terorisme APU-
PPT Internal
e-learning Pelatihan
e-learning Lloyd
William rolston
Direktur risiko
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Workshop revisi Kebijakan
Perkreditan Internal
Hotel Aston, Bogor
Workshop Internal
rusli Direktur
Operasional 4 Apr. 14
4 Apr. 14 The Development
of Basel III with EY Indonesia
Ernest Young rg. Pelatihan
Lt.3. SCBD Sharing
Session Internal
rusli Direktur
Operasional 22 Nov. 14
23 Nov. 14 refreshment Q
Values Internal
Cipanas, Jawa Barat
Team Building
Internal rusli
Direktur Operasional
20 Jan. 14 20 Jan. 14
Seminar Outlook Ekonomi
Tantangan 2014 PT Sarana
Multigriya Finansial
Financial Club - Jakarta
Pelatihan Kelas
Umum rusli
Direktur Operasional
26 Mar.. 14 28 Mar.. 14
Misys Asia Market Forum
Misys Grand Hyatt Bali
Nusa Dua - Bali Pelatihan
Kelas Umum
rusli Direktur
Operasional 28 Okt. 14
29 Okt. 14 Microsoft APAC
Executive Leadership Forum
2014 Microsoft
Indonesia Grand Hyatt
Hotel, Singapura Pelatihan
Kelas Umum
rusli Direktur
Operasional 10 Nov. 14
14 Nov. 14 Credit Skill
Assessment OMEGA
Performance rg. Pelatihan
Lt.3. SCBD Pelatihan
Internal Windiartono
Tabingin Direktur
Kepatuhan 6 Des. 14
7 Des. 14 refreshment Q
Values Internal
Tapos, Bogor Team
Building Internal
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
25 Agt. 14 25 Nov. 14
Business English Maria Caecilia
Olvin Private Class
rg. Pelatihan Lt.3. SCBD
Pelatihan Internal
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
11 Sep. 14 11 Sep. 14
Seminar Penerapan
Peraturan OJK No.1
POJK.072013 Tentang
Perlindungan Konsumen Sektor
Jasa Keuangan Forum
Komunikasi Direktur
Kepatuhan Perbankan
FKDKP Hotel Pullman
Jakarta Pelatihan
Kelas Umum
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
28 Okt. 14 28 Okt. 14
Introduction Wealth
Management Trimegah
Sekuritas rg. Pelatihan
Lt.3. SCBD Pelatihan
Internal
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
18 Nov. 14 18 Nov. 14
risk Governance Summit 2014
: Passion to Governance -
Implementing Strategy Into
Action Forum
Komunikasi Direktur
Kepatuhan Perbankan
FKDKP The
Dharmawangsa Hotel, Jakarta
Pelatihan Kelas
Umum
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
25 Nov. 14 26 Nov. 14
Financial Literacy for Women and
SMEs Otoritas Jasa
Keuangan Westin resort
Hotel, Nusa Dua Bali
Pelatihan Kelas
Umum
Nama Jabatan
Start Date End Date
Nama Program Vendor
Lokasi Tipe
Kategori
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
27 Nov. 14 28 Nov. 14
BAra risk Forum : Key risk
Management Challenges in
2015 Preparing for Asia Economic
Community - Ways to
Strengthen Bank Competitiveness
yet Safeguarding Banks from risks
BAra Bali
Pelatihan Kelas
Umum
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
24 Des. 14 24 Des. 14
Anti Pencucian Uang dan
Pencegahan Pendanaan
terorisme APU- PPT
Internal e-learning
Pelatihan e-learning
Windiartono Tabingin
Direktur Kepatuhan
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Workshop revisi Kebijakan
Perkreditan Internal
Hotel Aston, Bogor
Workshop Internal
Pedoman dan Tata Tertib Direksi
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Bank juga harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
Board Charter. Direksi wajib mematuhi Board Charter sebagai pedoman yang ideal dalam menjalankan kegiatan
operasional sehari-hari. Hal ini ditujukan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Perusahaan, rUPS, serta Visi dan Misi Perusahaan.
Board Charter PT Bank QNB Indonesia Tbk diputuskan bersama oleh Dewan Komisaris dan Direksi melalui
ketetapan No. 001Kep-Dekom DirIII2011 pada 8 Maret 2011. Board Charter mencakup aspek-aspek
mengenai: 1.
Persyaratan keanggotaan Direksi 2.
Jabatan rangkap 3.
Komposisi Direksi 4.
Direktur Kepatuhan 5.
Independensi kemandirian Direksi 6.
Etika jabatan Direksi 7.
Hak dan Wewenang Direksi 8.
Fasilitas Direksi 9.
Komite 10. Gajihonorarium dan tunjangan Direksi
11. Program orientasi dan peningkatan kapabilitas 12. Fungsi, tugas, dan kewajiban Direksi
13. Pembagian tugas Direksi 14. Wewenang Direksi
15. Waktu kerja Direksi 16. Kebijakan umum mengenai rapat Direksi, antara lain:
- Jadwal dan agenda Dewan Komisaris bersama
Direksi -
Mekanisme kehadiran -
Prosedur pembahasan masalah dan pengambilan keputusan
- Pembuatan berita acara risalah rapat
17. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi
remunerasi Direksi
Kebijakan remunerasi Direksi ditetapkan dalam rUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite
remunerasi dan Nominasi serta sesuai ketentuan terkait lain seperti:
1. Benchmarking tentang biaya remunerasi gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem dan fasilitas lainnya
terhadap kompetitor terdekat dan survei penghasilan yang sama terhadap bank-bank peer group
; 2. Mempertimbangkan kinerja bank
3. Mempertimbangkan hasil penilaian kinerja Direksi 4.
Tingkat pertumbuhan inlasi
172 173
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur remunerasi Direksi PT Bank QNB Indonesia Tbk selama 2014 adalah
sebagai berikut: No.
Jenis remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 Tahun
Jumlah Direksi Jutaavn rupiah
1 remunerasi bruto gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem,
dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura 7
27.716 2
Fasilitas lain dalam bentuk natura perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya yang:
a. dapat dimiliki -
- b. tidak dapat dimiliki
- -
Total 7
27.716
Terdapat 7 tujuh Direksi selama periode Januari - Maret 2014.
Jumlah remunerasi per orang dalam 1 tahun secara tunai per 31 Desember 2014
No. Jumlah remunerasi per orang
dalam 1 tahun Jumlah Direksi
1 di atas rp2 miliar
6 2
di atas rp1 miliar s.d. rp2 miliar
3 di atas rp500 juta s.d. rp1
miliar 4
rp500 juta ke bawah
Penilaian Terhadap Dewan Komisaris dan Direksi
Indikator dan Penilaian Kinerja
Dewan Komisaris melakukan self assessment atas kinerjanya dalam hal pengawasan yang harus
dilaksanakannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perusahaan
serta Board Charter. Penilaian kinerja untuk Dewan Komisaris menggunakan indikator performance appraisal
yang meliputi kontribusi dan dukungan Dewan Komisaris dalam mengimplementasikan visi dan misi Perseroan
dalam program kerja di tahun berjalan serta pengawasan terhadap terciptanya tata kelola perusahaan yang baik.
Penilaian kinerja tahunan anggota Dewan Komisaris dipertanggungjawabkan dalam rUPS.
Penilaian kinerja anggota Direksi dilakukan dengan cara melaksanakan self assessment dan di-review oleh Dewan
Komisaris. Secara garis besar, hal-hal yang menjadi dasar penilaian terhadap anggota Direksi adalah pelaksanaan
Direksi dalam mengimplementasikan visi dan misi Perseroan dalam program kerja di tahun berjalan serta
pelaksanaan implementasi GCG. Lebih jauh lagi, Dewan Komisaris mengawasi Direksi dalam hal pemenuhan
target yang telah dicanangkan oleh Bank terutama yang mencakup pelaksanaan rencana Jangka Panjang
Perusahaan, rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, serta rencana Bisnis dan keputusan rUPS. Penilaian
terhadap anggota Direksi juga dibantu dengan saran dari Komite Nominasi dan remunerasi yang bersifat second
opinion terkait dengan kriteria penilaian yang telah disusun yang berkaitan dengan remunerasi anggota
Direksi baik secara kolegial ataupun perorangan. Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan hasil penilaiannya
sebagai bahan pertimbangan dalam rapat Umum Pemegang Saham yang kemudian akan diputuskan oleh
para pemegang saham.
Komite Audit
Komposisi Anggota Komite Audit
Pembentukan Komite Audit dilakukan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan dh Bapepam-LK, dan Bursa Efek Indonesia, terutama yang berkaitan dengan syarat-syarat
keanggotaan termasuk antara lain keahlian dan kriteria independensi.
Komite Audit Bank terdiri dari 3 tiga orang anggota di mana Ketua Komite Audit adalah Komisaris Independen.
Ketiga anggota Komite Audit merupakan individu profesional yang memiliki pengalaman dan kompetensi
mumpuni di bidangnya. Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan ailiasi dengan jajaran
Manajemen ataupun juga pemegang saham. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, anggota Komite
Audit tidak mempunyai benturan kepentingan yang mungkin terjadi sehingga menjamin tingkat independensi
tertinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Jabatan Nama
Ketua Komite Nasrul Husin
Anggota Irzal Zaini
Anggota Wayan Suryadarma
Proil Komite Audit
Ketua
Nasrul Husin
Proil Nasrul Husin dapat dilihat pada Proil Dewan Komisaris.
Anggota
Irzal Zaini
Usia 60 tahun
Tempat, Tanggal Lahir Bukittinggi, 11 Mei 1954
Kewarganegaraan Indonesia
riwayat Pendidikan 1981
Meraih gelar sarjana Ekonomi di Universitas Padjajaran,
Bandung
riwayat Jabatan 1984 - 2008
Berkarir di PT Bank Niaga Tbk • 2002 - 2004
Tim Proyek Syariah • 2004 - 2008
Support Services Division Head Kantor Pusat - Unit
Usaha Syariah 2010 - sekarang
Anggota Komite Audit PT Bank QNB Indonesia Tbk
Anggota
Wayan Suryadarma
Usia 61 tahun
Tempat, Tanggal Lahir Gianyar, Bali, 19 Desember
1953 Kewarganegaraan
Indonesia riwayat Pendidikan
1992 Meraih gelar Sarjana Ekonomi
dari UNIBA, Balikpapan riwayat Jabatan
1981 - 2009 Berkarir di PT Bank Negara
Indonesia Tbk • 1981 - 1986
Auditor Kanwil Banjarmasin • 1986 - 1993
Staf Bagian Kredit, Pengganti Sementara Pemimpin Kontrol
Intern, Koordinator Seksi Luar Negeri
• 1993 - 2004 Auditor Kantor Besar Jakarta
• 2004 Pemimpin risiko Kredit
Cabang Jember 2009 - 2012
PT BNI Life Insurance 2012
PT Swadharma Griyasatya Building Management BNI
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
Pada 6 November 2014, Wayan Suryadarma mengikuti pelatihan eksternal yang berjudul “Kupas Tuntas
Peran BoD dan BoC Dalam 3 Tiga Kunci Pertahanan Manajemen” yang diadakan oleh risk Management Guard
di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Kualiikasi Pengangkatan Komite Audit
Kriteria kualiikasi pengangkatan anggota Komite Audit tertuang dalam Piagam Kerja Komite Audit:
1. Anggota Komite Audit harus memiliki keseimbangan antara keterampilan dan pengalaman dengan latar
belakang usaha yang luas. 2. Anggota Komite Audit harus independen, objektif dan
profesional. 3. Anggota Komite Audit harus memahami organisasi
PT Bank QNB Indonesia Tbk dan lingkungan bisnisnya termasuk aspek potensi risiko dan mekanisme kontrol.
174 175
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
4. Paling sedikit 1 satu anggota Komite Audit harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang
laporan keuangan. 5. Anggota Komite Audit harus mempunyai kemampuan
untuk memimpin. 6. Anggota Komite Audit tidak melakukan jasa audit, dan
non audit atau jasa konsultan lain kepada PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam waktu 6 enam
bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris.
7. Anggota Komite Audit kecuali Komisaris Independen, bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang
dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin atau mengendalikan kegiatan operasional Bank dan
anak perusahaan dalam waktu 6 enam bulan terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris.
8. Anggota Komite Audit, tidak mempunyai saham PT Bank QNB Indonesia Tbk baik langsung maupun
tidak langsung. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum
maka dalam jangka waktu paling lama 6 enam bulan setelah diperoleh saham tersebut wajib
mengalihkannya kepada pihak lain. 9. Anggota Komite Audit, tidak mempunyai hubungan
keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal
dengan komisaris, Direksi atau Pemegang Saham
Utama PT Bank QNB Indonesia Tbk. 10. Anggota Komite Audit tidak mempunyai hubungan
usaha baik langsung maupun tidak langsung yang memberikan jasanya kepada PT Bank QNB Indonesia
Tbk, antara lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya, danatau transaksi
keuangan dengan Bank yang dapat memperngaruhi kelangsungan usaha Bank danatau pihak yang
melakukan transaksi keuangan, antara lain debitur inti, deposan inti atau perusahaan yang sebagian besar
sumber pendanaannya diperoleh dari Bank. Yang dimaksud debitur inti dengan deposan inti
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Laporan Berkala Bank Umum. Menerima
penghasilan dari Bank, kecuali penghasilan yang diterima oleh Pihak Independen karena jabatan rangkapnya sebagai
anggota komite lainnya pada Bank yang sama.
Independensi Komite Audit
Anggota Komite Audit berasal dari pihak independen, di mana anggota tidak memiliki hubungan, kepengurusan,
kepemilikan saham danatau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang Saham Pengendali
atau Perseroan yang dapat memengaruhi independensi. Sesuai dengan Piagam Komite Audit, maka kriteria
independensi Komite Audit yaitu: a. Bukan karyawan dari perusahaan.
b. Tidak memiliki saham pada perusahaan. c. Memiliki perilaku dan pemikiran yang independen.
d. Tidak memiliki benturan kepentingan dengan Perusahaan.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Komite Audit berfungsi untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan
fungsi pengawasan. Selain itu Komite Audit berfokus dalam meningkatkan efektivitas sistem pengendalian
internal Perusahaan, termasuk efektivitas pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Internal Audit yang berkaitan
dengan Sistem Pengendalian Internal. Secara lebih terperinci, tugas dan tanggung jawab Komite
Audit tertuang dalam Piagam Kerja Komite Audit. Komite Audit memberikan pendapat profesional yang independen
kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris
serta mengidentiikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris antara lain:
1. Membuat rencana kegiatan tahunan yang disetujui Dewan Komisaris.
2. Melakukan pengawasan atas proses penyusunan Laporan Keuangan dengan menekankan agar standar
dan kebijakan akuntansi yang berlaku terpenuhi. 3. Menganalisis informasi keuangan yang akan
dikeluarkan oleh Perusahaan seperti Laporan Keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya
apakah sudah sesuai standar dan kebijakan yang berlaku serta apakah sudah konsisten dengan
informasi lain yang diketahui oleh Anggota Komite Audit.
4. Melakukan penelaahan atas kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang
Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
Perusahaan. 5. Memberikan masukan terhadap usulan pengangkatan
dan pemberhentian Kepala Auditor Internal. 6. Melakukan penelaahan atas rencana kerja dan
pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal serta mengkaji kecukupan aturan audit yang berlaku di
Bank. 7. Memberikan masukan dalam proses pemilihan
Auditor Eksternal dengan menelaah independensi dan objektivitas, menilai kualitas pelayanan serta
kewajaran biaya yang diajukan Auditor Eksternal. 8. Memastikan bahwa semua kunci risiko dan kontrol
telah diperhatikan dalam laporan auditor internal dan auditor eksternal sehingga Manajemen Bank
senantiasa menjalankan praktik perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
9. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas tindak lanjut hasil pemeriksaan Auditor Internal, Akuntan
Publik, dan hasil pemeriksaan Bank Indonesia. 10. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi
Perusahaan. 11. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan
adanya kesalahan dalam keputusan rapat Direksi. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan oleh Komite
Audit atau pihak independen yang ditunjuk oleh Komite Audit.
12. Menelaah pelaksanaan total paket remunerasi Komisaris dan Direksi.
13. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan potensi adanya benturan
kepentingan. 14. Wajib memiliki Piagam Komite Audit Audit
Committee Charter yang akan diperbaharui apabila ada perubahan peraturan perundangan-undangan.
Kewenangan Komite Audit
Komite Audit berwenang untuk melakukan akses terhadap informasi-informasi berupa catatan secara legal dan
etis baik dari pihak internal maupun eksternal. Data dan informasi tersebut meliputi catatan keuangan, aset, serta
sumber daya Bank lainnya yang berkaitan dengan lingkup fungsi dan tugasnya. Komite Audit bekerjasama dengan
Audit Internal, Konsultan, Penasihat Hukum, dan fungsi- fungsi manajemen lainnya dalam pelaksanaan tugas
selama tahun berjalan. Melalui persetujuan Dewan Komisaris, Komite Audit
memiliki kewenangan untuk meminta auditor internal dan eksternal melakukan peninjauan ataupun investigasi
terhadap masalah-masalah yang mungkin terjadi dan berdampak pada kinerja Bank.
176 177
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Pengungkapan Hubungan Ailiasi Anggota Komite Audit
Memiliki Hubungan Ailiasi Dengan Nama
Pemegang Saham Dewan Komisaris
Direksi Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak
Nasrul Husin √
√ √
Irzal Zaini √
√ √
Wayan Suryadarma √
√ √
Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Komite Audit
Pelaksanaan rapat Komite Audit telah sesuai dengan Piagam Komite Audit yang menyebutkan bahwa sekurang-
kurangnya rapat diadakan 6 enam kali dalam setahun. Nama
Jabatan Frekuensi Kehadiran
Nasrul Husin Ketua
1111 Irzal Zaini
Anggota 1111
Wayan Suryadarma Anggota
1111
Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Sepanjang 2014, rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite Audit adalah:
1. Pembahasan draft hasil audit eksternal untuk
kegiatan pelaksanaan pada 2013. 2.
Pembahasan atas temuan-temuan SKAI BI yang masih berstatus pending dan kondisi IT.
3. Melakukan update terhadap pemantauan Internal
Audit dan ringkasan temuan Internal Audit dan Ekternal Audit serta tindak lanjut atas temuan
tersebut. 4.
Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan SKAI di cabang Bekasi dan Depok.
5. Pembahasan kasus Treasury transaksi valas.
6. Melakukan pemantauan laporan keuangan Bank.
7. Pembahasan tugas Direktorat Kepatuhan dalam
meyakinkan kepatuhan Bank pada regulasi yang berlaku.
8. Membuat pelaporan Pengawasan Dewan Komisaris
rBB Semester I 2014. 9.
Membahas laporan realisasi rencana Kerja Komite Audit secara triwulan dan semester di 2014.
10. Melakukan evaluasi neraca laba rugi secara berkala bulanan sepanjang 2014.
Temuan Komite Audit dan Penindaklanjutannya
Sepanjang 2014, Komite Audit senantiasa memperhatikan dan memantau atas setiap temuan-temuan yang terjadi
pada Bank dari data SKAI, BI maupun Audit Eksternal.
Masa Tugas dan Honorarium Komite Audit
Masa tugas dan honorarium anggota Komite Audit tertuang dalam Piagam Kerja Komite Audit adalah
1. Masa tugas Komite Audit disesuaikan dengan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Honorarium anggota Komite Audit ditetapkan dalam rapat Dewan Komisaris.
Komite Nominasi dan remunerasi
Komposisi Anggota Komite Nominasi dan remunerasi
Pembentukan Komite remunerasi dan Nominasi berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam
menjalankan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan penetapan kualiikasi dan proses nominasi
serta remunerasi Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat
Eksekutif. Komite remunerasi dan Nominasi terdiri dari 3 tiga orang
anggota yang telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia di mana ketua Komite remunerasi dan Nominasi
adalah Komisaris Independen. Setiap anggota Komite remunerasi dan Nominasi dipilih berdasarkan tingkat
kelayakan mereka dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif
yang berorientasi kepada sistem pay for performance untuk menghargai prestasi dan kinerja yang dicapai oleh Bank.
Jabatan Nama
Ketua Komite Muhammad Anas Malla
Anggota Grant Eric Lowen
1
Anggota Novi Mayasari
2
Keterangan:
1
Diangkat pada 1 April 2014, sesuai dengan rapat Dewan Komisaris pada 17 Februari 2014 dan Keputusan Sirkuler rNC No. 3 pada 1 April 2014
2
Diangkat pada 20 November 2014, sesuai dengan SK Direksi No. 231 SK-DIrXI2014
Selama 2014, Komite Audit telah mengadakan rapat sebanyak 11 sebelas kali dengan rincian kehadiran setiap
anggotanya adalah sebagai berikut: No
Nomor Tanggal rapat
Kehadiran 1.
rEF. No.02KAI2014 28 Januari 2014
1. Nasrul Husin 2. Irzal Zaini
3. Wayan Suryadarma
2. rEF. No. 07KAII2014
11 Februari 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
3. rEF. No. 08KAII2014
25 Februari 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
4. rEF. No. 09KAIII2014
4 Maret 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
5. rEF. No. 15KAIV2014
8 April 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
6. rEF. No. 16KAIV2014
29 April 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
7 rEF. No. 26KAVII2014
15 Juli 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
8. rEF. No. 27KAVII2014
24 Juli 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
9. rEF. No. 35KAX2014
7 Oktober 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
10. rEF. No. 37KAX2014
23 Oktober 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
11 rEF No. 44KAXII2014
2 Desember 2014 1. Nasrul Husin
2. Irzal Zaini 3. Wayan Suryadarma
178 179
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Proil Ketua Komite Nominasi dan remunerasi
Ketua: Muhammad Anas Malla Proil Muhammad Anas Malla dapat dilihat pada Proil
Dewan Komisaris.
Anggota: Grant Eric Lowen Proil Grant Eric Lowen dapat dilihat pada Proil Dewan
Komisaris.
Anggota: Novi Mayasari Proil Novi Mayasari dapat dilihat pada Proil Manajemen
Eksekutif.
Kriteria Pengangkatan Anggota Komite Nominasi dan remunerasi
Kriteria pengangkatan anggota Komite remunerasi dan Nominasi sebagaimana dalam Piagam Kerja Komite
remunerasi dan Nominasi adalah : 1. Anggota Komite remunerasi dan Nominasi paling
kurang terdiri dari : • Satu orang Komisaris Independen, merangkap
sebagai Ketua Komite. • Satu orang Komisaris
• Satu orang Pejabat Eksekutif yang membawahkan sumber daya manusia atau satu orang perwakilan
pegawai 2. Komite remunerasi dan Nominasi diketuai oleh
Komisaris Independen. 3. Anggota Direksi dilarang menjadi anggota Komite
remunerasi dan Nominasi. 4. Dalam hal Anggota Komite remunerasi dan Nominasi
ditetapkan lebih dari 3 tiga orang, maka anggota Komisaris Independen paling kurang berjumlah 2 dua
orang.
Independensi Komite Nominasi dan remunerasi
Komite Nominasi dan remunerasi melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara independen. Keputusan
dan kebijakan yang diambil oleh Komite Nominasi dan remunerasi merupakan hasil yang objektif dan tidak
diintervensi oleh pihak mana pun dengan alasan apa pun dan tindakan lainnya yang berpotensi sebagai benturan
kepentingan.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun tugas dan tanggung jawab Komite remunerasi dan Nominasi sebagaimana tertuang dalam Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Komite remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:
A. Terkait dengan kebijakan remunerasi: 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan
remunerasi. 2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai: a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris
dan Direksi untuk disampaikan kepada rapat Umum Pemegang Saham; dan
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk
disampaikan kepada Direksi. 3. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling
kurang sesuai dengan: a. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan
sebagaimana diatur dalam perundang- undangan;
b. Prestasi kerja individual;
c. Kewajaran dengan peer group ;
d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
B. Terkait dengan kebijakan nominasi: 1. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai
sistem serta prosedur pemilihan dan penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada rUPS. 2. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota
Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada rapat Umum
Pemegang Saham. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
perihal pihak independen yang akan menjadi anggota komite.
Pengungkapan Hubungan Ailiasi Anggota Komite Nominasi dan remunerasi
Memiliki Hubungan Ailiasi Dengan Name
Pemegang Saham Dewan Komisaris
Direksi Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak
Muhammad Anas Malla √
√ √
Grant Eric Lowen √
√ √
Novi Mayasari √
√ √
Jumlah rapat dan Total Kehadiran Komite Nominasi dan remunerasi 2014
rapat Komite diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Keputusan komite dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat. Apabila tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak. Selain itu pula, selama 2014, beberapa keputusan penting
oleh Komite remunerasi Nominasi telah dilakukan melalui pengambilan keputusan secara sirkuler yang
disetujui oleh seluruh anggota Komite. Pada 2014, Komite remunerasi dan Nominasi telah
mengadakan rapat sebanyak 3 tiga kali dengan rincian kehadiran setiap anggota sebagai berikut:
Nama Jabatan
Frekuensi Kehadiran
Muhammad Anas Malla
Ketua 33
Muthu Chidambaram
1
Anggota 33
Julie Anwar
2
Anggota 33
Grant Eric
3
Anggota 03
Novi Mayasari
3
Anggota 03
Keterangan:
1
Efektif tidak menjabat sebagai Anggota Komite Nominasi dan remunerasi per 1 April 2014
2
Efektif tidak menjabat sebagai Anggota Komite Nominasi dan remunerasi per 16 Juli 2014
3
Tidak ada rapat yang diselenggarakan sejak menjabat
Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Sepanjang 2014, rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komite remunerasi dan Nominasi
adalah sebagai berikut: 1. Pembahasan pengunduran diri Direktur Kepatuhan.
2. Mengusulkan penyesuaian gaji bagi karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris.
3. Pembahasan perubahan susunan anggota Komite remunerasi dan Nominasi.
4. Mengusulkan nominasi pengalihan fungsi jabatan Windiartono Tabingin dari sebelumnya Direktur
menjadi Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan. 5. Membahas aktivitas kalender tahun 2015 untuk Komite
remunerasi dan Nominasi.
Komite Pemantau risiko
Struktur Pemantau risiko
Komite Pemantau risiko dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi Bank terhadap
berbagai tingkat risiko tertentu yang dapat mempengaruhi kinerja Bank secara keseluruhan. Pembentukan Komite
Pemantau risiko telah dilakukan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia.
Komite Pemantau risiko terdiri dari 4 empat orang anggota dimana Ketua Pemantau risiko adalah Komisaris
Independen. Anggota Komite Pemantau risiko memiliki tingkat profesionalitas yang sesuai untuk menelaah,
mengukur, dan mengevaluasi risiko serta usaha Perusahaan dalam mengatasinya.
180 181
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Jabatan Nama
Ketua Komite Suroto Moehadji
Anggota Muthu Chidambaram
Anggota Irzal Zaini
Anggota Ani Hadi Setyowati
Proil Singkat Komite Pemantau Risiko
Ketua: Suroto Moehadji Proil Suroto Moehadji dapat dilihat pada Proil Dewan
Komisaris.
Anggota: Irzal Zaini Proil Irzal Zaini dapat dilihat pada Proil Komite Audit.
Anggota: Muthu Chidambaram Proil Muthu Chidambaram dapat dilihat pada Proil
Dewan Komisaris.
Anggota: Ani Hadi Setyowati
Usia 59 tahun
Tempat, Tanggal Lahir Madiun, 29 Agustus 1955
Kewarganegaraan Indonesia
riwayat Pendidikan 1991
Meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Brawijaya, Malang
1996 Magister Management di Sekolah
Tinggi Management Labora, Jakarta
2001 Magister Ilmu Administrasi dari
Universitas Indonesia, Jakarta riwayat Jabatan
1981 - 2010 Berkarir di PT Bank Negara
Indonesia Tbk • 1981 - 1986
Auditor di Kantor Pusat • 1986 - 2001
Divisi Pengendalian Keuangan • 2001 - 2004
Divisi Sumber Daya Manusia • 2004 - 2009
Divisi Kepatuhan • 2009 - 2010
Divisi Jaringan dan Layanan 2011 - sekarang
Anggota Komite Pemantau risiko PT Bank QNB Indonesia Tbk
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau risiko
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau risiko sebagaimana tertuang dalam Piagam Kerja Komite
Pemantau risiko adalah sebagai berikut: 1. Membuat rencana kegiatan tahunan komite dan
dikirimkan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan.
2. Melakukan evaluasi terhadap risk appetite dan limit yang harus disetujui oleh Dewan Komisaris.
3. Melakukan evaluasi atas kesesuaian antara kebijakan Manajemen risiko Bank dengan pelaksanaannya.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen risiko dan unit kerja
Manajemen risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
5. Mengevaluasi kebijakan manajemen risiko Bank sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
6. Komite wajib melakukan evaluasi atas Piagam Kerja Komite Pemantau risiko ini sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun dan melakukan usulan perubahannya apabila diperlukan.
7. Komite wajib melakukan self-assessment tentang efektivitas dari Komite, sekurangnya sekali dalam
setahun. 8. Melakukan evaluasi pertanggungjawaban pelaksanaan
kebijakan Manajemen risiko Direksi sekurang- kurangnya secara triwulan.
9. Menjalin kerja sama dengan konsultan dari luar, akuntan, atau pihak eksternal lainya.
10. Tugas-tugas lain, selain disebutkan di atas yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada Komite
Pemantau risiko sesuai dengan kebutuhan.
Kriteria Kualiikasi dan Independensi Anggota komite Pemantau risiko
Kriteria dan Independensi Anggota Komite Pemantau risiko sebagaimana dalam Piagam Kerja Komite Pemantau
risiko adalah 1. Mempunyai integritas yang tinggi, kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang baik dengan latar belakang pendidikan yang memadai, juga kemampuan
berkomunikasi secara efektif. 2. Anggota Komite Pemantau risiko yang berasal dari
Pihak Independen dinilai memiliki keahlian di bidang keuangan apabila memenuhi kriteria:
- Memiliki pengetahuan dibidang ekonomi, keuangan
danatau perbankan; dan -
Memiliki pengalaman kerja di bidang ekonomi, keuangan danatau perbankan paling kurang 5
lima tahun sesuai ketentuan yang berlaku. 3. Anggota Komite Pemantau risiko yang berasal dari
Pihak Independen dinilai memiliki keahlian di bidang manajemen risiko apabila memenuhi kriteria:
- Memiliki pengetahuan di bidang manajemen risiko; danatau
- Memiliki pengalaman kerja di bidang manajemen
risiko paling kurang 2 dua tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Mempunyai pengetahuan yang baik untuk menganalisa dan menafsirkan laporan-laporan
keuangan 5. Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang
peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan Otoritas Jasa Keuangan danatau Bank Indonesia serta
peraturan perundang-undangan terkait lainnya 6. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif
Bank atau pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen, tidak dapat menjadi Pihak Independen sebagai anggota
Komite Pemantau risiko Bank sebelum menjalani masa tunggu
cooling-of selama 6 enam bulan. Sesuai kutipan SEBI 1515DPNP 29 April 2013 kecuali
Anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif yang tugasnya melakukan fungsi pengawasan
7. Tidak mempunyai kepemilikan langsung atau tidak langsung dalam PT Bank QNB Indonesia Tbk. Dalam
hal dimana anggota Komite Pemantau risiko telah menerima saham sebagai akibat dari peristiwa hukum,
mereka harus mengalihkan saham-saham tersebut kepada orang lain paling lambat 6 enam bulan setelah
memperoleh saham-saham ini. 8. Tidak mempunyai hubungan ailiasi dengan PT Bank
QNB Indonesia Tbk, Dewan Komisaris, Direksi atau para Pemegang Saham Pengendali.
9. Tidak mempunyai hubungan bisnis secara langsung atau tidak langsung yang terkait dengan kegiatan
bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Frekuensi rapat Komite Pemantau risiko
Pelaksanaan rapat Komite Pemantau risiko telah sesuai dengan Piagam Komite Pemantau risiko yang
menyebutkan bahwa sekurang-kurangnya rapat diadakan 4 empat kali dalam setahun. Selama 2014, Komite
Pemantau risiko telah mengadakan rapat sebanyak 5 lima kali dengan rincian kehadiran sebagai berikut:
Nama Jabatan
Frekuensi Kehadiran
Suroto Moehadji Ketua
55 Muthu Chidambaram
Anggota 35
Irzal Zaini Anggota
55 Ani Hadi Setyowati
Anggota 55
Keterangan:
Muthu Chidambaram 2 dua kali menghadiri rapat secara langsung 1 satu kali melalui media Video Conference VC
No. Nomor
Tanggal rapat
Kehadiran
1. 01
rOCI2014 27 Januari
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini 4. Muthu
Chidambaram
2. 02rOC
IV2014 23 April
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini 4. Muthu
Chidambaram
182 183
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No. Nomor
Tanggal rapat
Kehadiran
3. 003rOC
VI2014 23 Juni
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini
4 003rOC
VI2014 21 Juli
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini Video Conference:
4. Muthu Chidambaram
5 005
roCX2014 21 Oktober
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini
6 006roC
XI2014 24 November
2014 1. Suroto Moehadji
2. Ani Hadi Setyowati
3. Irzal Zaini 4. Muthu
Chidambaram
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
Sepanjang 2014, Komite Pemantau risiko telah 1. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja
Manajemen risiko dan Komite Manajemen risiko semesteran.
2. Melakukan evaluasi penerapan Manajemen risiko atas dasar laporan Proil Risiko dan evaluasi potensi
Manajemen risiko yang dilakukan meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional,
risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan.
3. Melakukan evaluasi beberapa pembahasan berupa Update
Sertiikasi Manajemen Risiko, CRO Report, Top 30 Obligor, USD Loan Portfolio, rCSA Roadmap,
Risk Dashboard, BCM update, ICAAP, Risk Register, IT Strategic Plan, Bank Scoring roC Calendar.
4. Melakukan pemantauan progress temuan audit dan tindak lanjut secara berkelanjutan.
5. Melakukan pembahasan kebijakan internal, antara lain transaksi SWIFT dan update kebijakan dan peraturan
baru OJK dh Bapepam-LK BI yaitu transaksi valas. 6. Melakukan pembahasan self-assessment tentang
efektivitas Komite Pemantau risiko.
Komite Aset dan Liabilitas ALCO
Komite ALCO diketuai oleh Chief Finance Oicer CFO dan keanggotaannya terdiri dari Chief Executive Oicer CEO,
Chief Business Oicer CBO, Chief Risk Oicer CRO, dan Head of Treasury Head.
Proil Ketua Komite Aset dan Liabilitas ALCO
Ketua Komite Aset dan Liabilitas ALCO dijabat oleh Hery Syafril yang juga merangkap sebagai Direktur Keuangan.
Proil beliau telah disajikan dalam Proil Direksi.
Struktur Organisasi
Nama Jabatan
Ketua
Hery Syafril Chief Finance Oicer
Pengganti Ketua
Azhar bin Abdul Wahab Chief Business Oicer
Sekretaris
Tomi Parisianto Wibowo Head of Finance
Accounting
anggota
Andrew Duf Chief Executive Oicer
Azhar bin Abdul Wahab Chief Business Oicer
rusli Chief Operating Oicer
Lloyd William rolston Chief Risk Oicer
Suriyanto Chang Head of Treasury
undangan Tetap
Windiartono Tabingin Compliance Director
Caroline Halim Head of risk Management
rasmoro Pramono Aji Head of Network and
Distribution Edwin Teintang
Head of Product Development
Indra Utama Nasution Head of Corporate Banking
Agus Meliala Head of Commercial Banking
Sejak Bulan September Suriyanto Chang digantikan oleh Novy Angela Andow
Tugas dan Tanggung Jawab
Komite ALCO berfungsi untuk mengembangkan, memantau, mengkaji ulang dan mengelola strategi aset
dan liabilitas Bank, dan kebijakan yang berhubungan dengan risiko suku bunga, risiko mata uang dan risiko
likuiditas. Komite ALCO akan melakukan evaluasi paling sedikit sekali setahun. Dalam aktivitas kesehariannya,
Komite ALCO bertanggungjawab untuk menentukan transfer pricing sebagai cerminan yang terbaik dari unit
bisnis yang berbeda dan tingkat pasar yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Pada 2014, Komite Aset dan Liabilitas ALCO melaksanakan tugasnya dengan rincian sebagai berikut :
1. Menyiapkan rencana kerja tahunan untuk disetujui oleh Dewan Komisaris.
2. Melakukan rapat secara berkala dengan pokok diskusi mencakup:
- Kondisi ekonomi terkini; - Risiko terhadap pasar dan risiko likuiditas;
- Struktur dan suku bunga simpanan; - Jatuh tempo asset dan liabilitas; dan
-
Tindak lanjut rencana kerja berdasarkan rapat- rapat sebelumnya.
3. Evaluasi suku bunga dasar kredit berdasarkan peraturan Bank Indonesia.
Frekuensi rapat
Nama Jabatan
Frekuensi Kehadiran
Andrew Duf Chief Executive
Oicer 9
Azhar bin Abdul Wahab Chief Business
Oicer 7
Hery Syafril Chief Finance
Oicer 10
Lloyd William rolston Chief Risk Oicer
10 Windiartono Tabingin
Chief Compliance
Oicer 7
rusli Chief Operating
Oicer 8
Suriyanto Chang Head of Treasury
10 Tomi Parisianto Wibowo
Head of Finance Accounting
10 Caroline Halim
Head of risk Management
10 Edwin Teintang
Head of Product Development
10 rasmoro Pramono Aji
Head of Branch and Distribution
4
Sejak Bulan September Suriyanto Chang digantikan oleh Novy Angela Andow Tidak ada ALCO meeting pada bulan Oktober dan Desember 2014
Kata Pengantar Direktur Kepatuhan
Dengan menaati dan menghormati tata nilai, pedoman serta ketentuan
yang berlaku, PT Bank QNB Indonesia Tbk mampu tumbuh
menjadi bank yang berintegritas dan bereputasi tinggi.
Pertumbuhan membanggakan yang diraih PT Bank QNB Indonesia Tbk pada 2014 merupakan hasil kerja
keras seluruh individu PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam menghargai dan menaati segala bentuk peraturan
perusahaan. Pada 2014, aktivitas operasional PT Bank QNB Indonesia
Tbk semakin berkembang dan menjadi semakin ekstensif. Jumlah transaksi yang dikelola meningkat, dan di satu
sisi, risiko usaha juga semakin bertambah. Oleh sebab itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk terus berupaya untuk
menyesuaikan, mengembangkan, dan menyempurnakan perangkat peraturan perusahaan dengan peraturan yang
berlaku, guna meningkatkan kualitas dan reputasi PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Kepatuhan Dua Arah
Pelaksanaan fungsi kepatuhan PT Bank QNB Indonesia Tbk berada di bawah pemantauan Direktorat Kepatuhan
dan Satuan Kerja Kepatuhan yang berada di bawahnya. Aspek kepatuhan yang diprioritaskan PT Bank QNB
Indonesia Tbk tidak hanya bersifat internal, tetapi juga kepada pihak eksternal. Dari sisi eksternal, PT Bank
QNB Indonesia Tbk senantiasa menyampaikan laporan aktivitas kepada regulator dengan tepat waktu, termasuk
Laporan Tahunan. Kegiatan koordinasi dan korespondensi kepada seluruh pihak regulator juga berjalan dengan baik
dan harmonis. Tidak hanya itu, Direktorat Kepatuhan juga melakukan pemantauan terhadap eksposur risiko usaha
dengan melakukan tindakan-tindakan preventif.
184 185
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Secara internal, PT Bank QNB Indonesia Tbk rutin melakukan reminder mengenai hal-hal yang harus dipatuhi
karyawan melalui e-mail blast. Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk juga melakukan pengawasan ketat melalui
compliance monitoring system, yaitu sebuah sistem yang berfungsi untuk mengukur tingkat kepatuhan eksternal
dan internal. Kepatuhan yang berjalan dua arah semakin
menyempurnakan implementasi praktik tata kelola perusahaan. Pada proses implementasinya, PT Bank QNB
Indonesia Tbk menyelenggarakan rapat Government Risk Compliance GrC minimal sebulan sekali. rapat yang
dihadiri seluruh divisi ini membahas agenda-agenda terkait kepatuhan terhadap peraturan Pemerintah serta
risiko-risiko usaha yang sedang dihadapi. Dengan demikian, rekam jejak PT Bank QNB Indonesia
Tbk yang baik secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan seluruh pemangku kepentingan.
Compliance Strategy Map
Guna mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktorat Kepatuhan, PT Bank
QNB Indonesia Tbk menyusun sebuah Strategy Map yang akan berlangsung hingga 2017. Dalam upaya
mengimplementasikan Strategy Map tersebut, PT Bank QNB Indonesia Tbk berencana akan melakukan beberapa
kebijakan strategis, yaitu: • Mendukung pencapaian target keuangan secara
prudent dengan menjadi bank yang memiliki tingkat kesehatan I pada 2017 serta mendukung pertumbuhan
bisnis dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. • Meningkatkan kerjasama dengan unit kerja lain dalam
proses bisnis dan database nasabah, pengelolaan sistem informasi dan pelaporan yang memadai, serta
mendukung efektivitas pengambilan keputusan secara strategis.
• Membangun efektivitas proses internal pada unit kerja yang dapat diandalkan, kuat dan disiplin
• Memperkuat kapasitas organisasi, yaitu pimpinan yang mampu mengelola dan mengarahkan tim kerja,
karyawan yang mampu mendetesi ketidakpatuhan terhadap aturan yang benar dan berlaku, serta rencana
kegiatan untuk memelihara budaya kepatuhan dan meningkatkan proses sosialisasinya.
Compliance Strategy Map merupakan wujud langkah strategis untuk meningkatkan nilai kepatuhan dengan
menumbuhkan budaya kesadaran akan kepatuhan. PT Bank QNB Indonesia Tbk menyadari bahwa sebagian besar
keberhasilan bisnis didukung oleh kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Dengan memprioritaskan aspek
kepatuhan dalam segala aktivitas yang dilakukan, PT Bank QNB Indonesia Tbk memiliki nilai tambah yang lebih
berharga di mata nasabah dan pemangku kepentingan lainnya.
Selain itu, PT Bank QNB Indonesia Tbk melakukan peningkatan terhadap compliance assurance, terutama
aspek transparansi. Strategi ini dilakukan secara bertahap, di mana proses pelaksanaannya didukung oleh sistem
self-assessment yang akan terus dikembangkan. Seluruh penerapan strategi-strategi ini diikuti dengan tahap
evaluasi yang berkelanjutan. PT Bank QNB Indonesia Tbk senantiasa melakukan
sosialisasi terhadap penerapan sikap kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu, PT Bank QNB Indonesia
Tbk juga mengadakan pelatihan baik kompetensi teknis maupun non-teknis untuk membudayakan sikap
kepatuhan.
Satuan Kerja Kepatuhan
Struktur Organisasi
Head of Compliance Procedure
Compliance Head
AML Head
Policies Procedures Head
Head of Legal
Legal Advisors Corporate Secretary
Corporate Secretary Oicers
Secretary Compliance Director
Fungsi Kepatuhan
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 132PBI2011.
Implementasinya dijalankan oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Kepatuhan. Dalam hubungan kerja, Divisi Kepatuhan bekerja sama dengan unit organisasi lainnya
sebagai mitra independen, baik dalam proses rancangan kebijakan maupun evaluasi kepatuhan terhadap
aktivitas operasional lainnya. Satuan Kerja Kepatuhan mempunyai peranan yang
sangat penting untuk memperkuat struktur Bank terhadap setiap eksposur risiko yang mungkin dihadapi
oleh Bank seiring dengan perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan.
Secara garis besar, pelaksanaan tugas Satuan Kerja Kepatuhan mencakup serangkaian tindakan atau
langkah-langkah yang bersifat ex-ante preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Satuan Kerja Kepatuhan berfungsi untuk
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
b. Mengelola risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan
d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan atau
otoritas pengawas lain yang berwenang.
186 187
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Uraian dan Tugas Tanggung Jawab
1. Pelaksanaan Fungsi Penerapan Kepatuhan a. Mengembangkan program kepatuhan Bank dalam
rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap unit
kerja terkait. b. Melakukan pengukuran, pengawasan, dan
memberikan review serta saran terhadap risiko Kepatuhan atas pelaksanaan produk dan aktivitas
baru dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia.
c. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada Bank Indonesia. d. Memastikan ketentuan regulasi baru ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundangan yang berlaku telah disosialisaskan kepada unit kerja
terkait baik melalui meeting koordinasi, email blast ataupun sosialisasi training secara berkala dan
berkesinambungan. e. Melakukan upaya untuk memastikan bahwa
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
f. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan fungsi kepatuhan.
2. Pelaksanaan Fungsi Penerapan Anti Pencucian Uang APU dan Pencegahan Pendanaan Terorisme PPT
a. Memuat strategi, langkah-langkah, danatau rencana pemenuhan kewajiban pelaksanaan
program APUPPT b. Memastikan bahwa penerapan APUPPT dapat
diterapkan dan diimplementasikan sesuai ketentuan yang berlaku serta memberikan review
dan saran terhadap kendala yang dihadapi oleh unit kerja terkait dan unit kerja internal control dalam
proses penerapan APUPPT c. Menilai dan mengevaluasi efektivitas dan
pengembangan sistem AML terkait dengaan teknologi informasi untuk penyempurnaan program
pengkinian data, single CIF dan penggolongan nasabah berdasarkan rBA.
d. Memastikan bahwa sistem dan pemenuhan laporan kepada pihak ketiga BI, PPATK, KPK, Kantor Pajak,
Bank Koresponden dan BNN disampaikan tepat waktu sesuai dengan pemenuhan regulasi atau
ketentuan yang berlaku. 3. Pelaksanaan atas Fungsi Policies dan Procedures
a. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
c. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta
kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 4. Tugas Lain
a. Menyusun Laporan rencana Kerja Tahunan untuk Unit Kerja Compliance and AML dan Policies
Procedures b. Mendukung tugas lain yang diberikan oleh Direktur
Kepatuhan dan Direksi lainnya
Proil Kepala Satuan Kerja Kepatuhan
Per 31 Desember 2014, Kepala Satuan Kerja Kepatuhan dijabat oleh rr. Utami Tjipto. Pengangkatan beliau sebagai
Kepala Satuan Kerja Kepatuhan telah dilaporkan kepada Bank Indonesia pada 2012. Beliau memperoleh gelar
Sarjana Hukum dari Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia pada 1986. Beliau bergabung dengan PT Bank
QNB Indonesia Tbk sejak Agustus pada 2012, di mana sebelumnya beliau berkarir di PT Bank CIMB Niaga Tbk
dan PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Kepala Satuan Kerja Kepatuhan memberikan laporan
pertanggungjawaban secara langsung kepada Direktur Kepatuhan. Satuan Kerja Kepatuhan memimpin bagian
compliance, AML dan procedures secara keseluruhan dan mendukung Direktur Kepatuhan dalam hal pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya. Kepala Satuan Kerja Kepatuhan ditunjuk dan diangkat,
serta bertanggungjawab kepada Direktur Kepatuhan melalui SK Dir No. 571SK-DIrVIII2012 tanggal 28
Agustus 2012 yang telah diperbaharui dengan SK Dir No. 122SK-DIrVI2014 tanggal 24 Juni 2014.
Kualiikasi Satuan Kerja Kepatuhan
a. memenuhi persyaratan independensi; b. menguasai ketentuan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; c. tidak melaksanakan tugas lainnya di luar Fungsi
Kepatuhan; dan d. memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan
dan mengembangkan Budaya Kepatuhan compliance culture.
e. Keterampilan Pengetahuan: kemampuan interpersonal, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
pada bidang masing-masing, produk dan jasa perbankan, kemampuan komputer pada bidang terkait,
kemampuan teknis pada bidang terkait, kemampun analisis pada bidang terkait, kemampuan komunikasi
f. Karakter dan Kemampuan: integritas, kinerja yang unggul, kepemimpinan, pengambilan keputusan,
perencanaan dan penyelesaian masalah.
Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam rangka melaksanakan Fungsi Kepatuhan, tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan paling kurang
mencakup: a. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung
terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
b. Melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring, dan
pengendalian terhadap risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai
Penerapan Manajemen risiko bagi Bang Umum. c.
Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun
prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Melakukan review danatau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan perundang- undangan yang berlaku.
e. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan
Fungsi Kepatuhan.
Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi Satuan Kerja Kepatuhan
Ketua Satuan Kerja Kepatuhan Nama
Program Tipe
Start Date End Date
Lokasi
rr. Utami Tjipto Workshop of Business Unit
Workshop 23 Jan. 14
24 Jan. 14 Hotel Sultan Jakarta
rr. Utami Tjipto Workshop of Banking Asessor
Pelatihan 13 Mar. 14
17 Mar. 14 rg. Serbaguna LSPP,
Bapindo Plaza rr. Utami Tjipto
Credit regulation revised Workshop
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Hotel Aston, Bogor rr. Utami Tjipto
FATCA Workshop Pelatihan
25 Sep. 14 25 Sep. 14
JS Luwansa Hotel rr. Utami Tjipto
Wealth Management - reksadana Mutual Fund
Pelatihan 28 Okt. 14
28 Okt. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD rr. Utami Tjipto
Certiite Compliance Oicer Pelatihan
29 Okt. 14 30 Okt. 14
Perbanas rr. Utami Tjipto
Work Place Competency Assessor
Workshop 13 Mar. 14
16 Mar. 14 Jakarta
188 189
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Sub Div Satuan Kerja Kepatuhan Nama
Program Tipe
Start Date End Date
Lokasi
Titin Agustina Workshop Business Unit
Workshop 23 Jan. 14
24 Jan. 14 Hotel Sultan Jakarta
Titin Agustina risk Management
Certiication L3 Pelatihan
7 Feb. 14 8 Feb. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
Titin Agustina Certiied Compliance Oicer
Pelatihan 20 Agt. 14
21 Agt. 14 Perbanas
Titin Agustina Workshop revisi Kebijakan
Perkreditan Workshop
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Hotel Aston, Bogor raih Suprih
Hartini risk Management
Certiication L2 Pelatihan
10 Jun. 14 11 Jun. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
raih Suprih Hartini
Certiied Compliance Oicer Pelatihan
29 Okt. 14 30 Okt. 14
Perbanas Wika Mayang Sari
Comprehensive Mortgage Loan
Pelatihan 16 Jul. 14
17 Jul. 14 rg. Kasuari. Hotel
Ambhara Wika Mayang Sari
risk Management Certiication L2
Pelatihan 1 Sep. 14
2 Sep. 14 Arion Swissbell Hotel
Wika Mayang Sari Certiite Compliance Oicer
Pelatihan 26 Nov. 14
27 Nov. 14 Perbanas
M. Andre Nasution
risk Management Certiication L1
Pelatihan 23 Jun. 14
24 Jun. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD
Sub Div Kebijakan dan Prosedur Nama
Program Tipe
Start Date End Date
Lokasi
Harsha Indradewa risk Management
Certiication L3 Pelatihan
7 Feb. 14 8 Feb. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
Harsha Indradewa Anti Fraud Employee
Awareness Pelatihan
18 Jun. 14 18 Jun. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
Harsha Indradewa Credit regulation revised
Workshop 11 Sep. 14
12 Sep. 14 Hotel Aston, Bogor
Harsha Indradewa Wealth Management -
reksadana Mutual Fund Pelatihan
28 Okt. 14 28 Okt. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
Hindhiarto risk Management
Certiication L2 Pelatihan
10 Jun. 14 11 Jun. 14
rg. Pelatihan Lt. 3 - SCBD
Ilham Irhamsyah Saleh
Stabilities of National Financial Sector OJK dh
Bapepam-LK Pelatihan
24 Mar. 14 24 Mar. 14
Sensa Hotel Bandung Jessy Letga Nieto S.
risk Management Certiication L2
Pelatihan 18 Jun. 14
20 Jun. 14 Hotel Amaroosa
Jakarta Jessy Letga Nieto S.
Comprehensive Mortgage Loan
Pelatihan 16 Jul. 14
17 Jul.14 rg. Kasuari. Hotel
Ambhara Jessy Letga Nieto S.
Credit regulation revised Workshop
11 Sep. 14 12 Sep. 14
Hotel Aston, Bogor Andriyana Novrita
risk Management Certiication L1
Pelatihan 23 Jun. 14
24 Jun. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD
AML CFT Sub Div Nama
Program Tipe
Start Date End Date
Lokasi
Metana Triana Pamungkas
risk Management Certiication L2
Pelatihan 10 Jun. 14
11 Jun. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD Metana Triana
Pamungkas FATCA Workshop
Pelatihan 25 Sep. 14
25 Sep. 14 JS Luwansa Hotel
Nama Program
Tipe Start Date
End Date Lokasi
Metana Triana Pamungkas
Socialization about handling of the banking crimes
Pelatihan 22 Okt. 14
22 Okt. 14 JS Luwansa Hotel,
Jakarta Metana Triana
Pamungkas Certiite Compliance Oicer
Pelatihan 26 Nov. 14
27 Nov. 14 Perbanas
Christine Victoria Siregar
Certiite Compliance Oicer Pelatihan
26 Nov. 14 27 Nov. 14
Perbanas Christine Victoria
Siregar Kewaspadaan dan Tantangan
Bank Di Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pelatihan 3 Des. 14
4 Des. 14 Hotel Grand royal
Panghegar
Heidyana Pratiwi The prevention and
eradication of a criminal act of money laundering
Pelatihan 5 Mar. 14
6 Mar. 14 Hotel Menara
Peninsula - Jkt Heidyana Pratiwi
risk Management Certiication L1
Pelatihan 16 Jun. 14
17 Jun. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD Nurul Aini
risk Management Certiication L1
Pelatihan 23 Jun. 14
24 Jun. 14 rg. Pelatihan Lt. 3 -
SCBD Nurul Aini
Kewaspadaan dan Tantangan Bank Di Bidang Pengawasan
dan Pengendalian Pelatihan
3 Des. 14 4 Des. 14
Hotel Grand royal Panghegar
Pelaksanaan Tugas Satuan Kerja Kepatuhan
Sepanjang 2014, Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
a. Bank telah melakukan identiikasi, pengukuran,
monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan, yaitu dengan menerapkan Compliance
Monitoring System CMS dan Prosedur Penilaian Kepatuhan, serta Kebijakan Penyampaian Laporan.
Dengan serangkaian prosedur tersebut, unit kerja kepatuhan dapat melakukan analisis atas kepatuhan
yang dilakukan pada cabang berdasarkan data yang dibuat cabang self assessment, divalidasi oleh
Pimpinan Cabang dan dimintakan persetujuannya kepada Area Manager jika ada.
b. Bank senantiasa melakukan perbaikan atas sistem pelaporan untuk beberapa pelaporan ke Bank Indonesia
dengan mengirimkan reminder pelaporan kepada unit kerja terkait secara berkala
c. Penguatan Budaya Manajemen risiko Kepatuhan telah terus dilakukan melalui peningkatan
efektivitas implementasi budaya kepatuhan dengan mengefektifkan fungsi OSM dan SS sebagai
Compliance Oicer serta IC sebagai APU-PPT oicer. Selain itu, Bank mengadakan sosialisasi secara
berkesinambungan berupa email blast mengenai peraturan-peraturan baru yang tertuang dalam
Compliance News, AML News dan Prosedur News, training APU PPT, serta melakukan rapat GrC
Governance Risk Compliance secara berkala dengan unit kerja terkait.
d. Bank menyusun rencana Kerja Tahunan Compliance AML dan rencana Kerja Tahunan Policies Procedure
untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Ototitas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. e. Melakukan review atas rencana pelaksanaan produk
dan aktivitas baru untuk meyakinkan kepatuhan Bank pada regulasi dalam bentuk checklist kepatuhan yang
bersifat self-assessment. f. Dalam mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan,
Bank senantiasa berupaya menerapkan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam segala aspek, antara
lain dengan melakukan pemantauan secara langsung kepada kantor cabang utama atas kualitas prosedur
pembukaan rekening dan pengkinian data yang telah dilakukan oleh cabang.
g. Melakukan pengembangan sistem AML atas penerapan APU-PPT. Salah satu pengembangan yang telah
dilakukan Bank saat ini adalah memiliki fungsi monitoring yang digunakan sebagai alert system
di mana sistem ini terpisah dari aplikasi core banking.
190 191
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Indikator Kepatuhan
Per 31 Desember 2014, risiko kepatuhan PT Bank QNB Indonesia Tbk berada pada peringkat 2 dua dengan
level Low to Moderate pada risiko Kepatuhan Inheren dan peringkat 2 dua dengan level Satisfactory pada Kualitas
Penerapan Manajemen risiko Kepatuhan. Pencapaian tersebut memacu semangat Direktorat Kepatuhan untuk
terus berupaya menerapkan aspek kepatuhan diseluruh unit kerja terkait.
Tanggung Jawab Satuan Kerja Kepatuhan atas Penerapan KYC dan AML
Sesuai komitmen Bank untuk senantiasa mendukung pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme, aktivitas unit kerja AML yang telah dilakukan selama 2014 mencakup:
1. Penerapan program Anti Pencucian Uang APU dan Pencegahan Pendanaan Terorisme PPT sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 1427PBI20120 tanggal 28 Desember 2012 dan SEBI No. 1521DPNP
tanggal 14 Juni 2013. 2. Pelaksanaan program APU dan PPT sebagaimana telah
tertuang dalam Peraturan dan Kebijakan Operasi No. 509-1.61 tanggal 12 Juni 2013 yang mencakup:
• Peran manajemen PT Bank QNB Indonesia Tbk; • Kebijakan CDD;
• Kebijakan Pendekatan Berdasarkan risiko Risk-
based Approach dan Pengelompokan nasabah;
• Prosedur Penerimaan, Identiikasi dan Veriikasi, dan Penutupan Hubungan Usaha Dengan Nasabah;
• Area Berisiko Tinggi dan Political Exposure People PEP;
• Prosedur Pelaksanaan CDD oleh Pihak Ketiga; • Cross Border Coresspondent Banking
; • Prosedur Transfer Dana;
• Sistem Manajemen Informasi; • Sumber Daya Manusia dan Pelatihan Karyawan;
• Kebijakan dan Prosedur Penerapan APU-PPT pada
Kantor Bank dan Perusahaan di Luar Negeri; dan • Penatausahaan Dokumen dan Pelaporan.
3. Penyusunan dan penyampaian laporan Transaksi Keuangan Tunai CTr , Transaksi Keuangan
Mencurigakan STr, Laporan Transaksi Keuangan Luar Negeri LTKLIFTI, Laporan Sistem Informasi
Pengguna Jasa Terpadu SIPJT kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mencurigakan
PPATK. 4. Program Pelatihan yang berkesinambungan dengan
topik pelatihan mencakup: • Implementasi peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan program APU dan PPT; • Teknik, metode, dan tipologi pencucian uang atau
pendanaan terorisme; dan • Kebijakan dan prosedur penerapan, program
APU dan PPT serta peran dan tanggung jawab pegawai dalam memberantas pencucian uang atau
pendanaan teroris. 5. Pendistribusian Database Daftar Teroris yang terdiri
dari DHN List, UN LIST, OFAC List kepada Kantor CabangKantor Cabang Pembantu untuk dilakukan
monitoring secara berkala sesuai ketentuan PBI APU dan PPT melalui WEB AML.
6. Pemantauan pelaksanaan pengkinian data dengan menggunakan pendekatan berdasarkan tingkat risiko
Risk-based Approach dan melakukan penyesuaian Teknologi Informasi untuk Pelaksanaan Program
Pengkinian Data Nasabah serta melakukan review terhadap kualitas dokumen pembukaan CIFrekening
nasabah di Kantor Cabang Utama. 7. Menyampaikan laporan Action Plan tentang rencana
Kegiatan Pengkinian Data kepada Bank Indonesia. 8. Membangun system AML sebagai bentuk penerapan
ketentuan APUPPT. Dalam upaya meningkatkan kualitas implementasi
pengawasan AML, Bank telah melakukan perubahan struktur organisasi Divisi Kepatuhan dengan
meningkatkan status Departemen AML menjadi Sub Division AML dan berencana untuk menambah fungsi
Compliance Assurance. Bank juga telah mengalihkan status supervisi Legal Divison Compliance Division di bawah
Direktur Kepatuhan. Dengan demikian Direktur Kepatuhan membawahi:
• Legal • Corporate Secretary
• Compliance and Procedures
Penerapan Compliance Strategy Map
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktorat Kepatuhan, Legal dan
Corporate Secretary telah menyusun Strategy Map hingga 2017. Dalam upaya mengimplementasikan Strategy Map
tersebut maka Direktorat Kepatuhan, Legal dan Corporate
Secretary pada 2015 akan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Dukungan Pencapaian Target Keuangan Secara Prudent
a. Menjadi Bank dengan Tingkat Kesehatan 1 pada tahun 2017
i. Melakukan pengkajian dan memastikan checklist Kepatuhan atas produk dan aktivitas
baru telah dipenuhi sesuai dengan peraturan. ii. Melakukan pengkajian dan memastikan
checklist Kepatuhan atas pembukaanrelokasi penutupan jaringan kantor telah memenuhi
ketentuan yang berlaku. iii. Menciptakan hubungankomunikasi yang baik
antara pemegang saham dengan pengurus, karyawan dan nasabah melalui public expose.
iv. Segera menyelesaikan informasi negatif terkait keluhan nasabahmasyarakat terhadap Bank
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Mendukung pertumbuhan bisnis yang pesat dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian bank i. Memberikan kajian dan saran atas aktivitas
Bank terkait proses bisnis, kredit dan operasional.
ii. Menerbitkan checklist kredit. iii. Membuat reminder system agar laporan ke
regulator disampaikan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
iv. Secara berkala melakukan review atas dokumen hukum berupa perizinan Kantor Pusat dan
Kantor Cabang dan perjanjian-perjanjian yang melibatkan Bank dengan vendorkonsultan
agen dan lain-lain. 2. Meningkatkan kerjasama dengan unit kerja lain
a. Proses Bisnis dan Database Nasabah yang baik i. Bank menerapkan Compliance Monitoring System
CMS dan Prosedur Penilaian Kepatuhan untuk melakukan identiikasi, pengukuran, monitoring
dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan
serta menyusun prosedur pelaksanaan yang akan dilakukan oleh cabang. Dengan prosedur
tersebut, Bank dapat melakukan analisis atas kepatuhan yang dilakukan cabang berdasarkan
data yang dibuat cabang self assessment yang divalidasi oleh Pimpinan Cabang dan
dimintakan persetujuannya kepada Area Manager jika ada.
ii. Menentukan cabang yang berisiko tinggi berdasarkan hasil temuan Audit, IC dan OJK
dh Bapepam-LK dan memonitor pelaksanaan action plan yang ditetapkan.
b. Pengelolaan Sistem Informasi dan Pelaporan yang memadai
i. Bank secara berkala melakukan monitoring penatausahaan CIF dengan cara:
1. Melakukan monitoring atas pengisian data CIF oleh cabang di sistem dibandingkan
dengan kesesuaian proil nasabah Sanity Checking.
2. Melakukan monitoring atas kualitas data CIF dengan melakukan pemeriksaan cabang,
berkoordinasi dengan Operation dan IC atas pengisian formulir data nasabah dan
penginputan data di sistem dibandingkan dengan dokumen pendukung yang diberikan
oleh nasabah, apakah sudah sesuai dengan proil Quality Checking.
ii. Melakukan pengembangan sistem AML agar memenuhi pemenuhan regulator PPATK, BI
dan OJK dh Bapepam-LK.
192 193
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
c. Mendukung Efektivitas Pengambilan Keputusan Strategis
i. Melakukan forum GrC secara berkala dengan unit kerja terkait lainnya dalam melakukan
pembahasan regulator baru yang diterbitkan oleh OJK dh Bapepam-LK dan BI sehingga
dalam pembuatan ketentuan internal dan implementasi di bank dapat dijalankan sesuai
dengan ketentuan. ii. Menyusun
database terkait ketentuan internal, ketentuan regulator OJK dh Bapepam-LK
BIPPATK serta mendokumentasikan setiap hasil kajian kepatuhan terkait aktivitas bisnis
dan mendokumentasikan checklist aktivitas baru, kredit dan checklist kepatuhan lainnya
agar memudahkan unit kerja dalam mencari ketentuan yang diperlukan.
3. Membangun Efektivitas Proses Internal a. Unit kerja yang dapat diandalkan, kuat dan
berdisiplin i. Penguatan Budaya Manajemen risiko
Kepatuhan terus dilakukan dengan peningkatan efektivitas implementasi budaya kepatuhan
dengan mengefektifkan fungsi OSM dan SS sebagai
Compliance Oicer serta IC sebagai APU- PPT oicer, selain secara berkesinambungan
mengadakan sosialisasi, berupa email blast peraturan-peraturan baru yang tertuang dalam
Compliance News, AML News dan Prosedur News, training APU PPT, serta melakukan
rapat GrC Governance Risk Compliance secara berkala dengan unit kerja terkait.
ii. Melakukan sertiikasi Kepatuhan kepada seluruh karyawan secara berkala.
iii. Evaluasi pedoman dan kebijakan internal 1. Melakukan evaluasi dan melengkapi
kebijakan pengelolaan prosedur peraturan internal sesuai peraturan, ketentuan atau
perundang-undangan yang berlaku. Evaluasi ini mencakup jenis-jenis peraturan internal,
hierarki atau tingkatan peraturan internal, mekanisme dan tata cara penyusunan
atau perubahan dan pencabutan peraturan internal. Disamping itu Bank juga membuat
tata cara pendistribusian peraturan internal, dan tata cara sosialisasi peraturan internal.
2. Bersama dengan divisi terkait melakukan evaluasi kebijakan sistem pengendalian
internal. 3. Bersama dengan divisi terkait untuk
melakukan evaluasi implementasi penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance GCG 4. Melakukan review dan evaluasi kebijakan
dan prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
5. Melakukan review penyempurnaan checklist kepatuhan bidang perkreditan.
6. Melakukan review dan evaluasi Kebijakan Umum Perkreditan dan membuat Pedoman
Pelaksanaan Perkreditan PPK untuk masing-masing segmen bisnis.
7. Melakukan review dan evaluasi kebijakan dan prosedur akuntansi.
4. Memperkuat Kapasitas Organisasi a. Pimpinan yang mampu mengelola dan
mengarahkan tim kerjanya: i. Menciptakan budaya sharing di masing-masing
unit kerja khususnya di kantor cabang atas pelaksanan operasional di cabang telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. ii. Menerbitkan Sertiikat Kepatuhan kepada
pimpinan cabang yang telah berhasil memitigasi risiko dibuktikan dengan
pelaksanaan operasional yang prudent dan taat asas.
b. Karyawan yang mampu mendeteksi ketidakpatuhan terhadap aturan danatau
transaksi atau bisnis atau kegiatan operasional yang mencurigakan
i. Menyediakan sarana e-learning + e-library untuk karyawan guna mengukur kemampuan apakah
pelaksanaan operasional yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ii. Segera menindaklanjuti temuan ICIA regulator dan memastikan pelaksanaan
operasional yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
iii. Menerbitkan Sertiikat Kepatuhan kepada karyawan yang telah lulus tes kepatuhan.
c. rencana kegiatan untuk mendorong danatau memelihara Budaya Kepatuhan, termasuk rencana
sosialisasi ketentuan: i. Menyediakan dan menginformasikan ketentuan
baru kepada Dewan Komisaris, Direksi, Divisi terkait dan atau cabang-cabang baik secara
langsung maupun secara cascading dari kepala unit kerja kepada jajaran di bawahnya.
ii. Melakukan sosialisasi hirarki dan prosedur peraturan internal atau peraturan dan
perundang-undangan yang baru. iii. Melakukan sosialisasi kebijakan system dan
pengendalian internal. iv. Melakukan sosialisasi mengenai check list
kepatuhan bidang perkreditan. v. Melanjutkan sosialisasi kebijakan dan prosedur
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
vi. Melakukan sosialisasi Good Corporate Governance GCG dan Code of Conduct.
vii. Memastikan compliance self assessment terhadap setiap perubahan ketentuan regulator.
Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
1. Secara berkala, Satuan Kerja Kepatuhan mengadakan
sosialisasi dan pembahasan terkait dengan implementasi regulasi terbaru melalui media e-mail
blast, dan trainingworkshop. 2.
Guna meyakinkan proses pelaksanaan fungsi kepatuhan di CabangCabang Pembantu telah
berjalan sesuai ketentuan, Operation Head pada level cabangcabang pembantu ditunjuk sebagai
Compliance Oicer berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 058SK-DireksiVI2013 tanggal 13 Juni
2013. 3.
Guna meyakinkan proses penerapan APU-PPT berjalan sesuai ketentuan, di Kantor Cabang
dan Kantor Cabang Pembantu, telah dilakukan penunjukkan kepada Internal Control Cabang
melalui SK Dir No. 059SK-DireksiVI2013 tanggal 13 Juni 2013.
4. Bekerja sama dengan Divisi Hr untuk melakukan
Refreshing Course bagi Compliance APU-PPT Oicer,
Legal Oicer, Front Oice CS, Teller, AO, AAO dan Pimpinan Cabang atau Pimpinan Cabang Pembantu
dan Back Oice OSM, IC, dan Karyawan Baru untuk
aspek regulasi Bank Indonesia dan Dasar-dasar Hukum yang terkait dengan transaksi operasional
cabang. 5.
Secara berkala melakukan pembahasan regulasi yang diterbitkan BI danatau OJK dh Bapepam-LK dalam
media rapat GrC dengan mengundang unit kerja terkait.
6. Melakukan pengukuran tingkat kepatuhan Bank pada kegiatan usaha yang dilakukan termasuk untuk
produk dan aktivitas baru dalam bentuk “checklist” kepatuhan yang bersifat self-assessment.
7. Menjalankan pengukuran tingkat kepatuhan di
cabang melalui media laporan CMS Compliance Monitoring System yang dijalankan dengan metode
self-assessment dari masing-masing cabang. 8.
Melakukan evaluasi, pembaharuan, dan pemberian saranrekomendasi atas kebijakan dan prosedur
internal sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem dan prosedur
serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah mematuhi ketentuan Bank Indonesia, Ototitas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen
yang dibuat kepada Bank Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang KPK, Pajak, PPATK,
dan BNN. 10. Menyampaikan laporan atas pelaksanaan aktivitas
fungsi kepatuhan kepada Bank Indonesia, seperti namun tidak terbatas pada Laporan Direktur
Kepatuhan, Laporan Alih Daya, Laporan Pihak Terkait, Laporan GCG kepada OJK dh Bapepam-LK
semesteran dan sejumlah laporan lainnya yang terkait dengan penerapan APUPPT seperti laporan
LTKM, LTKT, IFTI, SIPJT kepada PPATK secara tepat waktu.
11. Memberikan opini kepatuhan kepada Direksi Unit kerja yang membutuhkan.
12. Melakukan perbaikan atas sistem pelaporan untuk beberapa pelaporan ke Bank Indonesia dengan
mengirimkan reminder pelaporan kepada unit kerja terkait secara berkala
13 Menyusun rencana Kerja Tahunan Compliance AML dan rencana Kerja Tahunan Policies Procedure
untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
194 195
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Sekretaris Perusahaan
Pengangkatan dan Pemberhentian Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan dibentuk untuk menjalankan fungsi komunikasi antara pihak Bank dengan Otoritas
Jasa Keuangan dh Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan Bank Indonesia dan publik.
Pembentukan ini sesuai dengan Peraturan No. 35 POJK.042014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Sekretaris
Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. Sekretaris Perusahaan ditunjuk dan diangkat, serta
bertanggung jawab kepada Direktur Kepatuhan. Perubahan susunan Sekretaris Perusahaan telah
dilaporkan pada tanggal 24 Juli 2014.
Kualiikasi dan Sertiikasi Sekretaris Perusahaan
1. Cakap melakukan perbuatan hukum. 2. Memiliki cukup pengetahuan dan pemahaman
dibidang hukum, keuangan dan tata kelola perusahaan. 3. Memahami kegiatan usaha perusahaan.
4. Dapat berkomunikasi dengan baik. 5. Berdomisili di Indonesia.
Proil Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Maria Suci rahayu dengan berdasarkan Surat Pemberitahuan dari Bank
No. 117SEKr-KPVII2014 tanggal 24 Juli 2014. Beliau memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas
Indonesia pada tahun 1991. Bergabung dengan Bank sejak tahun 2001 dimana sebelumnya berkarir di PT Bank Tiara
Asia Tbk dan PT Bank Artha Graha.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Mempersiapkan pelaporan-pelaporan yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan yang berlaku;
2. Memfasilitasi dan mendukung pelaksanaan pertemuan Dewan Komisaris dan Direksi;
3. Mengkoordinir kegiatan terkait aksi korporasi; 4. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya
peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal;
5. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan
dengan kondisi Emiten atau Perusahaan Publik; 6. Memberikan masukan kepada Direksi Emiten atau
Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
dan peraturan pelaksanaannya; dan 7. Sebagai penghubung atau
liaison oicer antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan OJK dh Bapepam-LK
dan masyarakat. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh
Direktur Emiten atau Perusahaan Publik.
Laporan Kegiatan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Sepanjang 2014, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya antara lain
mencakup: 1. Sebagai penghubung atau contact person dan menjaga
komunikasi atau hubungan dengan baik dan efektif antara Bank dengan otoritas pasar modal, investor dan
publik. 2. Membuat pelaporan terkait keterbukaan informasi
sebagai Perusahaan Publik sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Membuat pelaporan terkait Dewan Komisaris dan Direksi sebagaimana ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
Bank Indonesia. 4. Memfasilitasi, mencatat, dan mendokumentasikan
pelaksanaan rapat Dewan Komisaris, Direksi dan komite yang berada dibawah koordinasi Dewan
Komisaris. 5.
Melakukan dokumentasi perizinan terkait Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi dan
korespondensi dengan otoritas terkait. 6. Bertanggung jawab dan berkoordinasi atas
penyelenggaraan corporate action, antara lain rights Issue IV, rUPST dan rUPSLB, serta Public Expose.
7. Melakukan administrasi pencatatan kepemilikan saham.
8. Mengikuti perkembangan ketentuan otoritas pasar modal, khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di
Pasar Modal.
Divisi Audit
Unit Audit Internal atau Divisi Audit merupakan salah satu unit kerja yang melakukan pengawasan terhadap kinerja
Bank dan memastikan kegiatan operasional Bank berjalan dengan aman, sehat dan wajar. Oleh sebab itu, melalui
Divisi Audit, Bank menjalankan fungsi-fungsi Internal Audit untuk memastikan kegiatan usaha terlaksana
dengan baik.
Dasar Hukum
Dasar hukum pembentukan Divisi Audit adalah: Peraturan Bank Indonesia No. 161999 perihal Penugasan
Direktur Kepatuhan Compliance Director dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum.
Visi dan Misi
Visi: Menjadi mitra bisnis yang profesional, independen dan objektif bagi Manajemen untuk mendukung
terwujudnya Bank sebagai bank papan atas dalam hal kinerja keuangan di Indonesia.
Misi: Melaksanakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif untuk memberikan nilai
tambah dalam peningkatan efektivitas risk management, control dan governance process.
Tujuan dan ruang Lingkup Kegiatan Divisi Audit
Divisi Audit bertujuan untuk memberikan rekomendasi terhadap perbaikan kualitas dan efektivitas pengelolaan
risiko serta kecukupan dan efektivitas audit internal. ruang lingkup kegiatan Divisi Audit mencakup
pelaksanaan assurance dan konsultasi terhadap seluruh kegiatan Bank dan seluruh level manajemen Bank.
Struktur dan Komposisi Divisi Audit
Divisi Audit dipimpin oleh Pemimpin Divisi Audit yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
Direktur Utama dapat memberhentikan Pemimpin Divisi Audit setelah mendapatkan persetujuan resmi
dari Dewan Komisaris, jika Pemimpin Divisi Audit tidak memenuhi persyaratan sebagai Pemimpin Divisi Audit
atau sebagai auditor, sebagaimana diatur dalam Kewajiban Bank Umum untuk Menerapkan Standar Pelaksanaan
Fungsi Audit Intern Bank SPFAIB yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Keputusan Ketua Bapepam dan
Lembaga Keuangan No. Kep-496BL2008 tanggal 28 November 2008 danatau gagal atau tidak kompeten dalam
menjalankan tugas. Auditor Divisi Audit bertanggung jawab kepada Pemimpin Divisi Audit sesuai dengan
struktur organisasi Divisi Audit. Berdasarkan SK Direksi 062SK-DireksiVI2014 Tanggal
18 Juni 2014 perihal Struktur Organisasi PT Bank QNB Indonesia Tbk, pada halaman 40 Struktur Organisasi Divisi
Audit mengalami perubahan sebagai berikut: 1. Audit Operational Treasury
2. Audit Credit 3. Audit Middle Oice
4. Audit Information Technology
5. Anti Fraud Investigation
196 197
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Chief Auditor Direktur Utama
CEO
Operation Treasury Audit Head
Auditors Komite Audit
IT Audit Head
Auditors Head Oice Functions
Audit Head Auditors
Anti Fraud Head
Auditors Credit Audit Head
Auditors
Pada 2014, Divisi Audit beranggotakan 15 auditor, yaitu: 1
Audit Head Tota Melani Loembantobing
2 IT Audit Head
John Kornelius Kesuma 3
IT Auditor Indra Pho
4 IT Auditor
Verdianus D Gunawan 5
IT Auditor Ariin E Tambunan
6 Credit Audit Head
Taufan Martin 7
Credit Auditor Clemmens L Deswert
8 Credit Auditor
Syahrizal Ariin 9
Operations Treasury Auditor Lindah
10 Operations Treasury Auditor
Penny Halim 11
Operations Treasury Auditor Noviyanti Widjaya
12 Operations Treasury Auditor
Harun 13
Head Oice Functions Audit Head Harry Luat Siregar
14 Head Oice Functions Audit
Fera Farida 15
Anti Fraud Investigation Head Steven Hartanto
Kualiikasi dan Sertiikasi Divisi Audit
1. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur dan objektif dalam pelaksanaan
tugas. 2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
teknis audit, pengetahuan prinsip manajemen, proses aktivitas auditee dan disiplin ilmu lain yang relevan
dengan bidang tugas. 3. Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-
undangan di bidang perbankan dan pasar modal serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
4. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara
efektif.
Proil Kepala Divisi Audit
Kepala Divisi Audit
Tota Melani Loembantobing
Usia 47 tahun
Tempat, Tanggal Lahir Kisaran, Sumatera Utara, 6 Oktober 1967
Kewarganegaraan Indonesia
Masa Jabatan 2 tahun
riwayat Pendidikan 1986 - 1990
Meraih gelar sarjana di bidang Pendidikan, Jurusan Educational Psychology, Indonesia Institute of Education UNJ, Jakarta, Indonesia
1991 - 1992 Memperoleh sertiikasi di bidang ESL English as Second Language dari American University,
Washington D.C., USA 1992 - 1994
Meraih gelar Master of Business Administration, Jurusan Finance dengan bidang konsentrasi Investment, University of the District of Columbia, Washington, D.C. , USA
riwayat Jabatan Sept 1990 - Maret 1991
Sales representative PT Eratex Djaja Ltd., Jakarta Apr 1991 - Agst 1991
Management Trainee PT Tamara Bank, Jakarta Feb 1995 - Mar 1996
Sales representative PT SiMata Dewa, New York, USA Agst 1996 - Nov 1999
Oicer Assistant, Customer Service Resolution Unit Global Consumer Banking, Citibank, N. A., Jakarta
Nov 1999 - Juni 2003 Customer relations Manager, Branch Services Global Consumer Banking, Citibank, N.A., Jakarta
Juni 2003 - Okt 2004 Business Manager PT Anugerah Tovica, Jakarta
Okt 2004 - Maret 2011 Assistant Vice President Customer Service Group CSG Head - AIG, PT Chartis Insurance
Indonesia dh PT Asuransi AIU Indonesia - AIG Jakarta Maret 2011 - Jan 2012
Vice President, Branch Services region Head Global Consumer Group, Citibank Jakarta Jan 2012 - Okt 2013
Vice President, Area Operations and Service Manager Global Consumer Group, Citibank Jakarta Nov 2013 - Maret 2014
Vice President, regional Operations Head PT Bank CIMB Niaga Tbk, Jakarta Maret 2014 - Sekarang
Senior Vice President, Head of Audit PT Bank QNB Indonesia Tbk dh PT Bank QNB Kesawan, Jakarta
Penghargaan 1998
Citistar Award dalam rangka memberikan layanan terbaik secara berkelanjutan kepada nasabah internal dan eksternal
2001 Citibank Indonesia Best Process Improvement Team Award dalam kategori Project Statement
Delivery Infrastructure Enhancement Citibank Indonesia Service Spotlight Award sebagai role model dalam memberikan pelayanan di
bidang Branch Service Q2 - Q3
Citibank Indonesia Extra Mile Award dalam rangka memberikan layanan terbaik secara berkelanjutan kepada nasabah internal dan eksternal
2002 Q1
Citibank Indonesia Best Customer relations Team Award 2009
Silver Medal for Best Contact Center dari Indonesia Contact Center Association Sertiikasi
Level 1,2,3 dan 4 Sertiikat Manajemen Risiko
2008 Call Center - Operations Management Certiication yang diselenggarakan oleh OmniTouch
Indonesia
5. Mematuhi Standar Profesi dan Kode Etik Divisi Audit. 6. Menjaga kerahasiaan informasi danatau data
perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Divisi Audit kecuali diwajibkan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan atau penetapanputusan pengadilan.
7. Memahami prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen risiko.
8. Senantiasa meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesionalismenya secara terus menerus.
9. Tidak merangkap tugas dan jabatan atau melakukan kegiatan operasional di PT Bank QNB Indonesia Tbk
kecuali kegiatan operasional Divisi Audit.
198 199
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit dan konsultasi Tahunan. rencana Audit tahunan disetujui
oleh Direktur Utama dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
2. Melaporkan realisasi rencana Audit dan Konsultasi Tahunan setiap semester kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris 3.
Melakukan pemeriksaaan dan penilaian atas eisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akutansi,
operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
4. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan audit internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan
PT Bank QNB Indonesia Tbk. 5. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang
obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.
6. Membuat laporan hasil pemeriksaan dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur
Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan.
7. Memberikan konsultasi kepada pihak internal PT Bank QNB Indonesia Tbk untuk memberikan nilai tambah
dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolaan risiko dan tata kelola perusahaan.
8. Melakukan audit investigasi apabila diperlukan. 9. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut audit dan
melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
10. Melaporkan segera atas setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu kelangsungan usaha
bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris. 11. Menyiapkan Laporan Pelaksanaan dan Pokok-
pokok Hasil Audit dan menyampaikan kepada Bank Indonesia.
12. Mengajukan Anggaran Tahunan untuk tahun yang akan datang dan melaporkan realisasinya kepada
Direktur Utama setiap semester. 13. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai
pedoman bagi divisi Audit dalam melaksanakan tugasnya.
14. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit yang dilakukan.
15. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan dan sesuai dengan kompetensi Auditor.
16. Bekerja sama dengan Komite Audit. Pelaporan secara periodik akan dijelaskan pada dokumen kebijakan
audit. 17. Pasangan istrisuami, anak atau orang tua dari auditor
tidak bekerja pada PT Bank QNB Indonesia Tbk. 18. Mematuhi kebijakan prosedur Bank yang ada
serta menggunakan standar dan pedoman praktek terbaik oleh lembaga profesional seperti Institute of
Internal Auditor IIA, Information System Audit and Control Association ISACA, Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission COSO, dll sebagai referensiacuan.
19. Berkontribusi atas proses manajemen risiko perusahaan termasuk Anti-Money Laundring AML
dan Anti-Terrorist Financing ATF, Teknologi Informasi dan keamanan informasi, dan fungsi
menajemen risiko lain untuk memastikan bahwa risiko secara tepat diidentiikasi dan dikelola.
Wewenang
1. Melakukan akses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, informasi, karyawan,
dana, aset, lokasiarea serta sumber daya lainnya PT Bank QNB Indonesia Tbk yang berkaitan dengan
pelaksanaan audit dan konsultasi. 2. Melakukan veriikasi, wawancara, konirmasi dan
teknik pemeriksaan lainnya kepada Nasabah atau pihak lain berkaitan dengan pelaksanaan audit dan
konsultasi. 3. Melakukan komunikasi secara langsung dengan
Direksi, Dewan Komisaris, danatau Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris danatau
Komite Audit. 4 Melakukan rapat secara berkala dan insidentil dengan
Direksi, Dewan Komisaris danatau Komite Audit. 5. Menentukan jadwal, auditee, personil, ruang lingkup
dan menggunakan metodologi, teknik, perangkat, dan pendekatan audit dalam melaksanakan tugas pokok
yang telah ditetapkan. 6. Melakukan koordinasi dengan auditor eksternal.
7. Menggunakan jasa pihak eksternal dalam pelaksanaan audit apabila dipandang perlu.
Kode Etik Divisi Audit
1. Auditor Divisi Audit harus menerapkan dan menjunjung tinggi Kode Etik sebagai berikut:
1.1. Integritas 1.1.1. Melakukan tugasnya dengan jujur, tekun,
dan bertanggung jawab. 1.1.2. Mematuhi hukum dan membuat
pengungkapan sesuai dengan ketentuan perundangan dan profesinya.
1.1.3. Tidak melakukan tindakan yang dapat merusak kredibilitas Divisi Audit dan
profesi Internal Audit. 1.1.4. Mendukung tujuan PT Bank QNB
Indonesia Tbk dan Divisi Audit. 1.2. Objectivity
1.2.1. Tidak terlibat dalam kegiatan yang akan menimbulkan konlik kepentingan.
1.2.2. Tidak menerima apapun yang berdampak terhadap profesional judgement.
1.2.3. Senantiasa menggunakan profesional judgement dalam pelaksanaan tugas pada
kondisi dan situasi apapun. 1.2.4. Mengungkap semua fakta yang diketahui.
1.3. Kerahasiaan 1.3.1. Bersikap hati-hati dalam menggunakan
dan menjaga informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya.
1.3.2. Tidak menggunakan informasi untuk kepentingan siapapun danatau dengan
cara apapun yang akan bertentangan dengan hukum danatau ketentuan
organisasi. 1.4. Kompetensi
1.4.1. Melaksanakan tugas sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dimiliki. 1.4.2. Tidak menggunakan informasi untuk
Melaksanakan audit sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
Bank SPFAIB atau standar audit yang berlaku.
1.4.3. Meningkatkan kompetensi secara terus menerus.
Pelatihan dan Pengembangan Divisi Audit
No. Nama
Divisi Posisi
Cabang Nama
Program Tanggal
Pelatihan Tipe
1 Ariin E.
Tambunan Audit
Operations Shared Services Audit Head
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 2
Ariin E. Tambunan
Audit Operations Shared
Services Audit Head Kantor Pusat
Core Banking System for Finance Accounting
18 Februari 2014
Internal 3
Ariin E. Tambunan
Audit Operations Shared
Services Audit Head Kantor Pusat
Practical Auditing Operating System
12 Maret 2014
Kelas Umum 4
Clemmens L. Deswert
Audit Corporate Auditor
Kantor Pusat Core Banking
System untuk Credit Administration
Support 11 Januari
2014 Internal
5 Clemmens L.
Deswert Audit
Corporate Auditor Kantor Pusat
Core Banking System untuk Loan Operations
25 Januari 2014
Internal 6
Elys Mainora Tinambunan
Audit regional Auditor
Medan - Pemuda
Anti-Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan terorisme APU-PPT
8 Mei 2014
Internal
200 201
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No. Nama
Divisi Posisi
Cabang Nama
Program Tanggal
Pelatihan Tipe
7 Fera Farida
Audit Audit Staf
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 8
Harry Luat Siregar
Audit Corporate Audit Head
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 9
Harun Audit
regional Auditor Medan -
Pemuda Anti-Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan terorisme
APU-PPT 9 Mei
2014 Internal
10 John Kornelius
Kesuma Audit
IT Function Audit Head
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal
11 John Kornelius
Kesuma Audit
IT Function Audit Head
Kantor Pusat Cobit 5 Foundation
Certiied : Learn How to Successfully Govern and
Manage Enterprise IT with Cobit 5 Certiication
27 Agustus 2014
Kelas Umum
12 Lindah
Audit Treasury Auditor
Head Kantor Pusat
Business Continuity Plan dh Operational
risk Management 7 Februari
2014 Internal
13 Penny Halim
Audit Treasury Auditor
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 14
Steven Hartanto Audit
Fraud, Follow up investigation Head
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 15
Steven Hartanto Audit
Fraud, Follow up investigation Head
Kantor Pusat Core Banking System
untuk Finance Accounting
18 Februari 2014
Internal 16
Syahrizal Ariin Audit
Credit Auditor Kantor Pusat
Program Induksi 30
September 2014
Internal 17
Taufan Martin Audit
Auditor Kantor Pusat
Program Induksi 30
September 2014
Internal 18
Tota Melani Loembantobing
Audit Acting Chief Auditor
Kantor Pusat Program Induksi
10 April 2014
Internal 19
Tota Melani Loembantobing
Audit Acting Chief Auditor
Kantor Pusat Kunjungan Audit ke QNB
Sudan 7 April
2014 Kelas Umum
20 Tota Melani
Loembantobing Audit
Acting Chief Auditor Kantor Pusat
risk Management Certiication L4
10 Juli 2014
Kelas Umum 21
Tota Melani Loembantobing
Audit Acting Chief Auditor
Kantor Pusat Strategi Anti Fraud
Penanganan Fraud yang Efektif di Perbankan
26 Juni 2014
Kelas Umum 22
Verdianus Danny
Gunawan Audit
Audit - IT Project Head
Kantor Pusat Business Continuity
Plan dh Operational risk Management
7 Februari 2014
Internal 23
Verdianus Danny
Gunawan Audit
Audit - IT Project Head
Kantor Pusat Core Banking System
untuk Finance Accounting
18 Februari 2014
Internal 24
Verdianus Danny
Gunawan Audit
Audit - IT Project Head
Kantor Pusat Practical Auditing
Operating System 12 Maret
2014 Kelas Umum
25 Noviyanti
Wijaya Audit
Operations and Treasury Auditor
Kantor Pusat Program Induksi
21 Oktober 2014
Internal 26
Indra Pho Audit
IT Auditor Kantor Pusat
Program Induksi 21 Oktober
2014 Internal
Laporan Pelaksanaan dan Tanggung Jawab 2014
Berikut adalah jadwal pemeriksaanaudit yang dilaksanakan oleh Divisi Audit pada 2014: No.
rencana Auditee
yang Diperiksa
realisasi Jangka Waktu
Pemeriksaan Cakupan
Terencana Tidak
Terencana Terealisasi
Tidak Terealisasi
1 Alam Sutera
2-6 Juni 2014
5 hari Operasional
dan Kredit √
√ 2
Kisamaun 9-13 Juni
2014 5 hari
Operasional dan Kredit
√ √
3 Surabaya
Darmo 30 Juni - 8
Juli 2014 10 hari
Operasional dan Kredit
√ √
4 Ahmad Yani -
Bekasi 3-14 Maret
2014 5 hari
Operasional √
√ 5
Kelapa Gading
9-13 Juni 2014
5 hari Operasional
dan Kredit √
√ 6
Semarang 12-23 Mei
2014 10 hari
Operasional dan Kredit
√ √
7 Mangga Dua
23-27 Juni 2014
5 hari Operasional
dan Kredit √
√ 8
Bandung 7-13 Mei
2014 5 hari
Operasional √
√ 9
Ciputat 18-22
Agustus 2014
5 hari Operasional
dan Kredit √
√ 10
Tanah Abang 1 - 12
September 2014
10 hari Operasional
dan Kredit √
√ 11
Direct sales 20 Oktober -
4 November 2014
14 hari Kredit
√ √
12 OPErATION
Operation Support
13-31 Oktober
2014 15 hari
Operasional √
√ 13
Priority Banking
8-12 Desember
2014 5 hari
Operasional √
√ 14
Treasury TrOPS
8 - 19 Desember
2014 10 hari
Proses Bisnis √
√
Audit TI 1
Equation - Giro
Februari 2014
4 minggu Application
Control √
√ 2
OS - Logical Security
April 2014
4 minggu General
Control √
√ 3
Network Security
Juni 2014
4 minggu General
Control √
√ 4
ATM Switching
Juni 2014
4 minggu Application
Control √
√ 5
SKNBI 25 Agustus -
5 September 2014
2 minggu General
Control √
√ 6
rTGS 25 Agustus -
5 September 2014
2 minggu General
Control √
√
202 203
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No. rencana
Auditee yang
Diperiksa realisasi
Jangka Waktu Pemeriksaan
Cakupan Terencana
Tidak Terencana
Terealisasi Tidak
Terealisasi
7 Q-icashQVA
ditunda ke semester 2
2014 17 November
- 12 Desember
2014 3 Minggu
Application Control
√ √
8 Credit card
Prime 17 November
- 12 Desember
2014 3 Minggu
Application Control
√ √
9 Corporate
Internet Banking
Akhir 2014
- Application
Control √
- √
10 Equation-
Internal Account
Process Februari
2014 4 minggu
Application Control
√ √
Masih dalam proses User Acceptance Test UAT Token
Temuan dan Penindaklanjutan Hasil Temuan
Sepanjang 2014, Divisi Audit tidak menemukan adanya bentuk temuan audit yang memberikan pengaruh secara
signiikan pada kinerja inansial dan operasional Bank.
Sistem Pengendalian Internal
Bank telah menerapkan sistem pengendalian internal melalui adanya pemisahan fungsi, penerapan four eyes
principles, program Know Your Employee, pengawasan melekat di unit-unit terkait, serta adanya sistem rotasi dan
penerapan block leave .
Dalam mengelola dan mengendalikan risiko keuangan dan operasional agar tetap sejalan dengan peraturan yang
berlaku, Divisi Internal melaksanakan beberapa kegiatan kerja sebagai berikut:
1. Melakukan kunjungan ke cabang dengan menggunakan Checklist Branch Visit yang termasuk di
dalamnya melakukan cash count, monitoring terhadap pelaksanaan dual custody, pemeriksaan terhadap
security system, dll. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap kepatuhan dalam
pelaksanaan transaksi operasional bank di cabang yang tercakup dalam Checklist End Of day operasional,
termasuk melakukan pemeriksaan daily basis atas transaksi pembukaan rekening dan transaksi
pembelian valas. 3. Secara sentralisasi dan dalam lingkup daily basis,
sistem ini juga melakukan pemeriksaan terhadap aktivasi dormant account, balanced Sundry Account,
saldo over draft. 4. Melakukan pemeriksaan atas pembayaran pajak bunga
deposito, giro dan tabungan ke Kantor Kas Negara. 5. Dari hasil pemeriksaan tersebut secara bulanan
akan dituangkan dalam bentuk rekapitulasi hasil temuan, hal ini juga bisa menjadi bahan review untuk
cabang-cabang dalam memperbaiki kinerjanya terkait
transaksi operasional.
Evaluasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal
Berdasarkan kegiatan pelaksanaan Divisi Internal, Bank melakukan evaluasi di mana hasil evaluasi tersebut akan
digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan eisiensi dan efektivitas kinerja Bank dan seluruh kantor cabang.
Bank mempelajari hasil kegiatan pelaksanaan dan melakukan sistem perbaikan secara terorganisir dan
sistematis guna menyediakan solusi terbaik untuk mengatasi segala kendala yang ditemukan.
Satuan Pengawasan Internal
Unit Satuan Pengawasan Internal merupakan organ GCG yang berfungsi mengendalikan dan mengawasi kegiatan
operasional secara internal, agar pengelolaan keuangan dan manajemen menjadi lebih efektif dan eisien.
Selain itu, Unit Audit Internal juga turut memastikan kepatuhan Bank terhadap Peraturan Pemerintah berupa
peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, perbankan, dan investasi serta ketentuan-ketentuan dari ikatan
profesi terkait. Kegiatan pengawasan secara internal bertujuan untuk
meningkatkan nilai dan menyempurnakan kinerja Bank, yaitu dengan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian internal, dan proses penerapan GCG.
Komposisi Personalia Satuan Pengawasan Internal
Operation Director
Head of Internal Control
Internal Control Team Leader
Internal Control Oicer
Proil Ketua Satuan Pengawasan Internal
Pada 2014, posisi jabatan Ketua Satuan Pengawasan Internal belum terisi sehingga Bank tidak dapat
menampilkan informasi mengenai proil Ketua Satuan Pengawasan Internal.
Akuntan Publik Perseroan
Akuntan Publik Perseroan adalah Purwantono, Suherman Surja Ernst Young a member of Ernst Young
International dengan lingkup kerja limited review, interim audit dan year end audit. KAP melaksanakan audit laporan
keuangan tahun buku 2014 dengan opini “wajar dan tanpa pengecualian”. Laporan ini merupakan Audit Laporan
Keuangan ke-2 yang dilakukan KAP. Penunjukkan KAP diselenggarakan melalui rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan pada 28 Maret 2014. Berikut adalah individu-individu yang melakukan jasa
audit pada 2014: Nama
Jabatan Nomor
registrasi Total
Periode Penugasan
di Bank
Peter Surja CPASigning
Partner registrasi
Akuntan Publik No.
AP. 0686 2 tahun
Jumlah Periode Akuntan Publik
Jumlah periode pelaksanaan audit oleh KAP adalah 2 kali, terdiri dari 2013 dan 2014. Bank telah dan masih
bekerjasama dengan KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young a member of Ernst Young International
sejak 2013. Dengan demikian, KAP yang terkait telah memberikan jasa audit kepada Bank selama 2 tahun.
KAP Purwantono, Suherman Surja Ernst Young a member of Ernst Young International beserta personil
auditor yang bertugas di PT Bank QNB Indonesia Tbk tidak memiliki hubungan ailiasi dengan Bank, baik dari Dewan
Komisaris, Direksi, Manajemen serta Pemegang Saham.
Biaya Jasa Audit Akuntan Publik
Biaya yang dikeluarkan Bank untuk jasa audit adalah sebesar USD66.000 termasuk PPN yang terdiri dari jasa
audit laporan keuangan tahunan dan biaya out-of-pocket expenses OOPE.
Informasi Publikasi
Dalam rangka menyempurnakan implementasi prinsip transparansi mengenai informasi perusahaan, Bank
melakukan 4 empat kali siaran pers selama 2014. Siaran-siaran tersebut dimuat di dalam media cetak dan
elektronik dan disiarkan secara nasional. Berikut adalah tabel rekapitulasi siaran pers yang telah dilakukan selama
2014: Uraian
Jumlah
Public Expose 1
Forum investor asing yang diadakan Ulasan media massa
91 Papan iklan dan media outdoor
4 Promosi media massa
7 rUPSrUPSLB
2 Press Release
4 Media Gathering
204 205
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Dampak Siaran Pers
Siaran-siaran pers yang dinyatakan dalam Laporan Tahunan ini hanya terkait dengan PT Bank QNB Indonesia
Tbk dan tidak terkait dengan perusahaan-perusahaan yang berada dalam cakupan grup perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, analisis mengenai dampak siaran pers kepada perusahaan ditinjau berdasarkan
siaran-siaran pers yang hanya memberitakan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Berdasarkan kegiatan media monitoring yang dilakukan secara rutin dan intensif, Bank meninjau tidak ada siaran
pers yang membawa dampak negatif baik dari segi inansial dan non-inansial selama 2014. Media-media
yang melakukan pemberitaan menyiarkan perkembangan
terbaru mengenai aktivitas perusahaan dengan ijin dan sepengetahuan Bank. Laporan mengenai siaran pers
dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui divisi client service secara rutin, yaitu sekali dalam setiap 3 tiga
bulan. Ada pun siaran-siaran pers tersebut memberikan respon
serta masukan yang positif dan membangun kepada Bank sehingga Bank dapat meningkatkan kinerja dengan lebih
baik.
General Services
Dalam pengelolaan kegiatan pengadaan, PT Bank QNB Indonesia Tbk diwakili oleh Komite Pengadaan sebagai
divisi yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengadaan.
Komite Pengadaan menjalankan fungsi-fungsi pembelian dan fungsi dukungan dalam PT Bank QNB Indonesia Tbk
secara baik dan transparan melalui proses seleksi dan rekanan secara efektif dan eisien. Hal ini dilakukan agar
Bank memperoleh rekanan yang memiliki kredibilitas dan kualiikasi yang sesuai dengan kebutuhan Bank. Dengan
demikian, Bank dengan rekanan memiliki hubungan kerjasama yang saling menguntungkan, eisien dan efektif
dengan biaya yang kompetitif dan wajar.
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan SK Direksi No. 44 pada 30 Oktober 2013, Komite Pengadaan bertugas dan bertanggung jawab dalam
hal: 1. Menyetujui dan melakukan pengkajian ulang
terkait dengan usulan Capital Expenditure CAPEX Operational Expenditure OPEX, sesuai rencana
Bisnis Bank rBB yang dianggarkan dan yang tidak dianggarkan sesuai dengan limit yang telah
ditentukan. 2. Merumuskan pedoman dan kebijakan pengadaan
barang dan jasa. 3. Menetapkan prioritas dan alokasi anggaran pengadaan
barangjasa sesuai yang diputuskan oleh Direksi. 4. Memastikan bahwa pengadaan barang dan jasa
dilakukan sesuai prinsip-prinsip pengadaan, yaitu eisien, efektif, terbuka, transparan, adil dan akuntabel.
5. Memastikan bahwa pengadaan barang dan jasa dilakukan sesuai etika dalam pengadaan.
6. Komite Pengadaan dapat menyiapka referensi Harga Perkiraan Sendiri Owner’s Estimate atas jenis-jenis
kebutuhan jasa pihak ketiga. 7. Komite Pengadaan dapat menyiapkan Daftar rekanan
Dr. 8. Memastikan bahwa rencana pengadaan barang dan
atau jasa telah konsisten dan sejalan dengan tujuan strategis dari Bank.
Selain itu, Komite Pengadaan juga menjalankan fungsi- fungsi pembelian dan fungsi dukungan kepada semua
Divisi di bawah Bank, termasuk Kantor Pusat dan kantor-kantor Cabang di Jakarta dan luar Jakarta. Fungsi
ini mencakup namun tidak terbatas pada pengadaan barang umum, mesin dan peralatan kantor, cetakan,
ATK, pengadaan barang dan jasa IT, baik perangkat keras hardware maupun perangkat lunak software.
Pertemuan Komite Pengadaan dilakukan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan evaluasi dan pengawasan setiap
6 enam bulan sekali. Pada 2014, rapat Komite Pengadaan dilakukan sebanyak 2 dua kali dengan tingkat kehadiran
100.
Pelaksanaan Tugas Divisi General Services Tahun 2014
Melalui Divisi General Services selama 2014, Bank telah memenuhi kebutuhan internal terkait pengadaan barang
dan jasa.
Prinsip, Etika dan Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Dalam kegiatan pengadaan, Komite Pengadaan menjalankan fungsi pembelian dan dukungan terhadap
Bank secara baik dan transparan melalui proses seleksi dan rekanan secara efektif dan eisien. Dengan demikian,
Bank memperoleh rekanan yang memiliki kredibilitas dan kualiikasi guna memenuhi kebutuhan Bank dalam
proses pengadaan barang dan jasa. Hal ini bertujuan untuk
mendukung kepentingan bisnis melalui kerjasama yang saling menguntungkan, eisien dan efektif dengan biaya
yang kompetitif dan wajar.
Kata Pengantar Direktur risiko
“PT Bank QNB Indonesia Tbk menyadari pentingnya penerapan
Manajemen risiko yang efektif dalam lingkungan bisnisnya
untuk menjamin kinerja keuangan yang maksimal, menjaga reputasi
perusahaan dan masa depan bisnis Bank. Pada dasarnya, kami berada
dalam suatu risiko Bisnis, sehingga kami harus memiliki kemampuan
utama dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang ada
sebagai salah satu bagian dari kompetensi utama kami”.
Direksi berkomitmen penuh dalam usaha yang berkelanjutan untuk membentuk Kerangka Kerja
Manajemen risiko Risk Management Framework, budaya, dan praktik-praktik Manajemen risiko.
Filosoi Risiko yang kami miliki dilandaskan pada Q Values kami, yaitu: Passion for Excellence, Innovation, Synergistic
Team, Care for Others, and Professionalism with Integrity.
Tata Kelola dan Tanggung Jawab Manajemen risiko
PT Bank QNB Indonesia Tbk meyakini serta menerapkan praktik GCG yang kuat sejalan dengan Peraturan yang
ditetapkan oleh OJK. Komite Manajemen risiko yang ada di PT Bank QNB
Indonesia Tbk meliputi:
Dewan Komisaris • Komite Pemantau Risiko
• Komite Audit
Direksi • Komite Manajemen Risiko
• Komite Kredit • Komite Asset and Liability
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas “Risk Appetite” secara keseluruhan dan “Strategi Pengelolaan
risiko” yang kami miliki dan memberikan tanggung jawab dalam penerapan strategi tersebut kepada Direksi.
Pendekatan yang kami terapkan dalam mengelola risiko yang ada ialah “risiko Merupakan Tanggung Jawab
Bersama”. Dalam praktiknya, kami mengelola risiko yang ada dengan menggunakan prosedur tiga lapis pertahanan
di mana peran dan tanggung jawab dalam menghadapi risiko terdeinisi dengan jelas. Pertahanan tingkat pertama
dalam mengelola risiko berada pada Satuan Pengambilan
risiko. Pertahanan tingkat kedua berada pada Satuan Manajemen risiko dan Satuan Kepatuhan, di mana
satuan-satuan ini memastikan risiko telah dievaluasi secara mandiri serta sesuai dengan peraturan. Sementara
itu, pertahanan tingkat ketiga, yaitu Audit Internal, mengkaji transaksi, pengontrolan manajemen risiko,
proses dan sistem.
risk Appetite Statement PT Bank QNB Indonesia Tbk
Filosoi Risiko kami dijabarkan dalam suatu Risk Appetite Statement yang menjelaskan:
• Jenis-jenis risiko yang dihadapi PT Bank QNB Indonesia Tbk.
• Tingkat eksposur risiko yang sedang dihadapi. • Pengelolaan dan prosedur pelaporan yang digunakan.
206 207
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Berbagai batasan dan pengukuran risiko telah ditetapkan untuk melindungi PT Bank QNB Indonesia Tbk terhadap
berbagai dampak negatif yang dapat mempengaruhi pendapatan usaha, proitabilitas, modal, dan reputasi
kami.
Risk Appetite yang dimiliki PT Bank QNB Indonesia Tbk didesain untuk mengetahui dan menentukan batasan
risiko yang dapat diterima. Risk Appetite tersebut mencerminkan kondisi operasional
Bank baik pada saat ini maupun di masa depan, meliputi keadaan sektor industri perbankan, perubahan teknologi,
kompetisi, dan kebijakan pemerintah. Risk Appetite dievaluasi satu bulan sekali melalui
kepatuhan terhadap batasan dan Internal Capital Adequacy Process. Hal ini termasuk analisa terhadap setiap batasan
risiko dan melakukan stress testing terhadap faktor risiko kredit, pasar, dan likuiditas. Hasil dari evaluasi tersebut
digunakan untuk menilai Proil Risiko dan Peringkat GCG setiap bulannya.
Kerangka Kerja risiko
Kerangka Kerja risiko yang kami terapkan mendukung target pencapaian bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk
dengan melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap 8 delapan risiko material yang ditetapkan OJK. risiko-
risiko tersebut ialah: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko
reputasi, risiko hukum dan risiko strategis. Kedelapan risiko ini dikelola dengan cara:
1. Mengidentiikasi, menganalisis, dan memahami risiko material yang ada;
2. Memastikan strategi, kebijakan, dan pengendalian risiko telah dijalankan dengan efektif;
3. Menyediakan informasi yang tepat dan akurat tentang risiko yang dihadapi kepada para pembuat keputusan
dan pemangku kepentingan; 4. Memastikan adanya pemantauan dan pengelolaan
kerangka kerja yang tepat terhadap proil risiko; 5. Mengembangkan budaya risiko yang kuat di
lingkungan Bank.
Sekilas Tahun dan Kegiatan pada 2014
Tahun 2014 ditandai oleh melambatnya perekonomian sebagai akibat dari tingginya suku bunga, lemahnya mata
uang rupiah dan harga komoditas. Kondisi ini semakin diperlemah dengan adanya perhelatan Pemilu. Sementara
itu, kondisi perekonomian luar negeri juga cenderung tidak mendukung dengan rendahnya tingkat pertumbuhan.
Kegiatan industri perbankan juga semakin menantang dengan ketatnya likuiditas dan selisih nilai pendapatan
bunga. Untuk merespon kondisi tersebut, kami melakukan
peningkatan dalam beberapa praktik, diantaranya dalam hal:
a. Manajemen peninjauan portofolio secara komprehensif.
b. Uji ketahanan stress test pasar, likuiditas, dan kredit, serta kontrol risiko yang lebih ketat.
c. Pengenalan terhadap penerapan Risk and Control Self Assessments.
d. Penerapan Business Continuity Management dan Disaster Recovery Plan.
e. Proses kontrol dan pemantauan yang lebih efektif. f. Program pendidikan dan pengembangan sumber daya
manusia. Pada tahun ini juga kami telah menerapkan Model Tata
Kelola yang efektif.
Struktur Organisasi
Secretary
Head of Commercial Credit Support
Commercial Credit review Head
rB Secured Credit review Head
recovery remedial Head
Credit Admin Documentation Head
Senior Credit reviewer
Credit risk Head Credit Monitoring
Head Credit reviewer
IT Security risk Head
Operational, Market Liquidity risk Head
Collateral Appraisal Head
rB Unsecured Credit review Head
SME Credit review Head
retail Banking Credit Collection Head
Head of Credit Admin Support
Head of retail Banking Credit review
Head of Corporate Credit review
Head of Credit recovery remedial
Head of risk Management
risk Directorate
Manajemen Pengendalian risiko
Bank menilai bahwa manajemen risiko yang kuat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu bank. Bank
perlu menjaga keseimbangan yang tepat antara risiko dan manfaat untuk menghasilkan pertumbuhan nilai
pemegang saham yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, Bank menerapkan pendekatan
secara menyeluruh dalam mengelola 8 delapan kategori risiko yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu
Kredit Pasar
Likuiditas Operasional
Hukum Kepatuhan
Strategis reputasi
Penerapan manajemen risiko dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia PBI tentang
Penerapan Manajemen risiko bagi Bank Umum No. 58 PBI2003. Penerapan manajemen risiko secara sistematis
dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
risiko pada semua tingkat pada risiko kredit, pasar,
likuiditas, operasional, strategis, reputasi, hukum dan kepatuhan.
Penetapan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit
Penerapan manajemen risiko yang efektif perlu didukung oleh sebuah kerangka terpadu yang mencakup kebijakan
dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko. Kerangka tersebut sejalan dengan visi, misi, dan
strategi bisnis Bank.
Bank menetapkan limit risiko dengan memperhatikan kemampuan modal Bank untuk menyerap eksposur risiko,
pengalaman kerugian di masa lalu, kemampuan SDM, dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Prosedur
dan penetapan limit risiko mencakup akuntabilitas dan jenjang wewenang yang jelas, dokumentasi prosedur
dan penetapan limit yang memadai sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan Bank.
208 209
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Bank telah mengembangkan Risk Appetite Statement rAS yang menguraikan tingkat yang akan diambil agar
dapat merealisasikan misinya untuk para pemangku kepentingan.
risiko Level Toleransi
Pendekatan Kredit
Menengah Berdasarkan pada Business
Plans dan risk and reward Criteria
Pasar Sangat rendah
Toleransi sangat rendah terhadap kerugian Treasury
Likuiditas Nil
Tidak ada toleransi terhadap penurunan
likuiditas Operasional
rendah Toleransi rendah terhadap
kerugian risiko operasional Hukum
Sangat rendah Toleransi rendah terhadap
risiko hukum reputasi
Nil Memastikan bahwa
standar etika dan kinerja terbaik diikuti oleh semua
karyawan setiap saat
Strategis Menengah
Komitmen untuk berinvetasi dalam
menerapkan langkah- langkah strategis
Kepatuhan Nil
Tidak mentolerir pelanggaran peraturan
Sejalan dengan penerapan Pilar II Basel II di Indonesia, Bank telah mengembangkan metodologi untuk penerapan
Internal Capital Adequacy Assessment Process ICAAP. Tujuan proses tersebut untuk menetapkan kecukupan
modal yang sesuai dengan proil risiko Bank, diluar risiko yang telah tercakup pada Pilar I.
Penerapan ICAAP di PT Bank QNB Indonesia Tbk dilandasi dengan keyakinan bahwa perhitungan kecukupan
modal harus mampu menyerap potensi kerugian dari risiko lainnya yang material. Oleh karena itu penetapan
kecukupan modal menggunakan metodologi ICAAP yang diterapkan di Bank, selain melakukan assessment
atas 3 tiga risiko utama yang dicakup dalam Pilar I risiko Kredit, risiko Pasar dan risiko Operasional, juga
mencakup 7 tujuh risiko lain, yaitu risiko Konsentrasi Kredit, risiko Suku Bunga pada Banking Book, risiko
Likuiditas, risiko Kepatuhan, risiko Strategis, risiko Hukum dan risiko reputasi.
Prinsip Manajemen risiko
Bank menerapkan prinsip Pendekatan Pertahanan Tiga Lapis dalam memantau, mengontrol, dan mengelola risiko.
• Pertahanan Tingkat Pertama Unit Bisnis berperan sebagai pertahanan tingkat
pertama dan bertanggung jawab untuk mengidentiikasi, mengevaluasi, mengendalikan dan memitigasi risiko
dalam bisnis. Manajemen Senior dan Komite Manajemen risiko memegang peranan penting dalam memastikan
unit bisnis secara keseluruhan berfungsi efektif sebagai “Pertahanan Tingkat Pertama” untuk membangun sebuah
risk and control environment sebagai bagian dari kegiatan operasional sehari-hari.
• Pertahanan Tingkat Kedua Divisi Risk Management dan Divisi Kepatuhan yang
independen berperan sebagai unit kunci dalam memberikan pertahanan tingkat kedua melalui fungsi
pemantauan yang independen. Secara garis besar, pertahanan tingkat kedua bertanggung jawab untuk
menetapkan batasan boundaries, pedoman dan arahan melalui pengembangan kebijakan, kaji ulang dan
persetujuan limit risiko, serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang diterbikan oleh Bank
Indonesia dan otoritas lainnya.
• Pertahanan Tingkat Ketiga Satuan Kerja Audit Internal berperan sebagai pertahanan
tingkat ketiga ketiga yang berperan untuk memberikan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan
yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasional bank serta membantu bank dalam mencapai
tujuannya.
Struktur Komite Manajemen risiko
Ketua : Direktur risiko CrO
Pengganti Ketua : Direktur Utama CEO Sekretaris
: Head of risk Management Anggota
: a. Direktur Utama CEO
b. Direktur Keuangan CFO c. Direktur Operasional COO
d. Direktur Pemimpin Bisnis CBO e. Direktur Kepatuhan CC
f. Head of SKAI g. Head of Business
Uraian dan Tugas Tanggung Jawab Komite Manajemen risiko
• Menetapkan kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko.
• Menetapkan arah, strategi dan program manajemen risiko.
• Melaksanakan evaluasi proil risiko dan analisis kecukupan modal.
• Menetapkan kebijakan dan menyempurnakan proses manajemen risiko secara berkala.
• Menetapkan metodologi pengukuran risiko. • Pemantauan atas diversiikasi kredit dan portofolio
segmen usahasektor indusridebitur serta penetapan proil indikator risiko kredit dan metode pengukuran
risiko kredit. • Menetapkan rencana keadaan darurat contingency
plan • Menetapkan kecukupan pencadangan penghapusan
• Menetapkan peraturan danatau keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal irregularities
• Menetapkan hal-hal lain yang terkait dengan aktivitas manajemen risiko Bank.
Tingkat Kehadiran rapat Komite Manajemen risiko
Nama Januari
Februari Maret
April Mei
Juni Juli
Agustus September
Oktober November
Desember YTD
Lr Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y 88
AZ Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y 88
rS Y
Y Y
Y Y
Y Y
N 78
HS Y
Y Y
Y N
Y Y
Y 78
WT Y
Y Y
Y Y
Y Y
N 78
CH Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y 88
UT Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y 88
TL Y
Y Y
Y N
45 EG
Y Y
Y Y
Y Y
N Y
78 AM
Y N
Y Y
N Y
N N
48 IS
N N
Y Y
Y 35
TJ Y
Y Y
Y Y
Y Y
N 78
IN Y
Y N
Y Y
Y Y
Y 78
JW N
Y Y
Y N
35 rA
Y Y
N N
Y Y
Y Y
68 TU
Y N
Y Y
Y 45
SH Y
Y Y
33
Keterangan LR = Lloyd William Rolston; AZ = Azhar bin Abdul Wahab; RS = Rusli; HS = Hery Syafril;
WT = Windiartono Tabingin; CH = Caroline Halim; UT = Utami Tjipto; TL = Tota Loembantobing; EG = Ervin Gumilar; AM = Agus Meliala; IS = Ivan Sumampouw; TJ = Tenny Juniawarman;
IN = Indra Nasution; JW = Joseph Wirakotan; RA = Rasmoro Aji; TU = Titis S. Utomo; SH = Steven Hartanto
210 211
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Daftar Kompetensi Karyawan Komite Manajemen risiko
No. Divisi
Nama Fungsi
Required Status rMCP
1 Commercial Credit
Support Ervin Gumilar
Head of Commercial Credit Support
4 Kompeten
2 Commercial Credit
Support Mawar Sari
Collateral Appraisal Oicer
2 Kompeten
3 Commercial Credit
Support rianto Sutarsono
Collateral Appraisal Head
3 Belum Kompeten
4 Commercial Credit
Support rica Z.
Commercial Senior Credit reviewer
2 Kompeten
5 Commercial Credit
Support Isra Akhernar
Commercial Senior Credit reviewer
2 Kompeten
6 Commercial Credit
Support rene Julius Kurnia
Commercial Senior Credit reviewer
2 Kompeten
7 Commercial Credit
Support M. Ainul Muttaqien
Collateral Appraisal Oicer
2 Kompeten
8 Commercial Credit
Support Suriwaty
Commercial Credit reviewer
2 Kompeten
9 Commercial Credit
Support roselina Pakpahan
Commercial Credit reviewer
2 Kompeten
10 Commercial Credit
Support Septiyan Pratama
Commercial Credit reviewer
2 Kompeten
11 Commercial Credit
Support Sanny Gumirang
Commercial Credit reviewer
2 Kompeten
12 Commercial Credit
Support Andry C. A. Bandaso
Commercial Senior Credit reviewer
2 Kompeten
13 Commercial Credit
Support Alexander Zulkarnaen
Collateral Appraisal Oicer
2 Belum Kompeten
14 Commercial Credit
Support Ilham Haris
Collateral Appraisal Staf
1 Kompeten
15 Commercial Credit
Support Agustinus Lamma
Appraisal Staf 1
Kompeten 16
Commercial Credit Support
Arief rahman Hakim Appraisal Staf
1 Kompeten
17 Commercial Credit
Support Chrisman Arozawato Z.
Appraisal Staf 1
Kompeten 18
Commercial Credit Support
Hendrawan Appraisal Staf
1 Kompeten
19 Commercial Credit
Support Jampang Siswoyo
Appraisal Staf 1
Kompeten 20
Commercial Credit Support
Jon Henris Damanik Appraisal Staf
1 Kompeten
21 Commercial Credit
Support rendianto Utomo
Appraisal Staf 1
Kompeten 22
Commercial Credit Support
rudy John Martin Appraisal Staf
1 Kompeten
23 Corporate Credit
review Ivan Adrian Sumampouw
Head of Corporate Credit review
4 Kompeten
24 Credit Admin
Support Laura Mira Paramita
Head of Credit Admin Support
4 Kompeten
25 Credit Admin
Support Dini Nurhandayani
Credit Monitoring Head
3 Kompeten
26 Credit Admin
Support Irlian Trias Putra
Credit Admin Documentation Head
3 Kompeten
27 Credit Admin
Support Dedy Suria Darma
Credit Admin Staf 2
Kompeten
No. Divisi
Nama Fungsi
Required Status rMCP
28 Credit Admin
Support Novreza Basyar
Credit Admin Staf 2
Kompeten 29
Credit Admin Support
Tumiar Haholongan Sagala Credit Admin Staf
2 Kompeten
30 Credit Admin
Support Anhar
Credit Admin Staf 2
Kompeten 31
Credit Admin Support
Faisal Amri H. Credit Admin Staf
2 Kompeten
32 Credit Admin
Support Heni Kartikosari
Credit Admin Staf 2
Kompeten 33
Credit Admin Support
Timbul Mangaraja Credit Admin Staf
2 Kompeten
34 Credit Admin
Support Made Suda Putra
Credit Admin Staf 2
Kompeten 35
Credit Admin Support
Bento Gunawan Credit Admin Staf
2 Kompeten
36 Credit Admin
Support Duma Masniari Harahap
Credit Admin Staf 2
Kompeten 37
Credit Admin Support
Murni Sitorus Credit Admin Staf
2 Kompeten
38 Credit Admin
Support riama Sibarani
Credit Admin Staf 2
Kompeten 39
Credit Admin Support
Wasis Purwanto Credit Admin Staf
2 Kompeten
40 Credit Admin
Support Widia Eritza
Credit Admin Staf 2
Kompeten 41
Credit Admin Support
Deni Suhandani Credit Admin Staf
2 Kompeten
42 Credit Admin
Support Maria Agnes
Credit Admin Staf 2
Kompeten 43
Credit Admin Support
Muh. Abdul Cholik Credit Admin Staf
2 Kompeten
44 Credit Admin
Support Andi Tauik
Credit Admin Documentation
Oicer 2
Kompeten 45
Credit Admin Support
Chriswan riswandi Credit Admin
Documentation Oicer
2 Kompeten
46 Credit Admin
Support Austasia Dumaria
Credit Admin Documentation
Oicer 2
Kompeten 47
Credit Admin Support
Gusti Agung rai Purnama Credit Custodian
Oicer 2
Kompeten 48
Credit Admin Support
Ajeng Mayang Sari Credit Monitoring
Oicer 2
Kompeten 49
Credit Admin Support
Amelya Credit Admin
Documentation Staf 2
Kompeten 50
Credit Admin Support
Luluk Herlinawati Credit Admin
Documentation Oicer
2 Kompeten
51 Credit Admin
Support Naretta Meishita
Credit Admin Documentation
Oicer 2
Kompeten 52
Credit recovery remedial
Edang Iskandar recovery remedial
Head 3
Kompeten 53
Credit recovery remedial
Sudarwanto recovery remedial
Oicer 2
Kompeten
212 213
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
No. Divisi
Nama Fungsi
Required Status rMCP
54 retail Banking Credit
review Joseph Puradi Wirakotan
Head of retail Banking Credit
review 4
Kompeten 55
retail Banking Credit review
Evran PM Simanjuntak retail Banking Credit
Collection Head 3
Kompeten 56
retail Banking Credit review
Ferri H. Hutajulu rB Unsecured Credit
review Head 3
Kompeten 57
retail Banking Credit review
Gunawan Kartakusuma New Account
Processing Head 2
Kompeten 58
retail Banking Credit review
Dwi Arso Nimpuno QPL Credit Factory
Manager 2
Kompeten 59
retail Banking Credit review
Antonius Gatot Indrasto retail Banking
Secured Credit Review Oicer
2 Kompeten
60 retail Banking Credit
review Dian Rizawati
Administration Staf 1
Kompeten 61
retail Banking Credit review
Sari ramadani CIF Support Staf
1 Kompeten
62 retail Banking Credit
review Guswanto Kurniawan
Customer Care Staf 1
Kompeten 63
retail Banking Credit review
Jhon Demos Silalahi Data Entry Staf
1 Kompeten
64 retail Banking Credit
review rohmat Nurdin
Customer Care Staf 1
Kompeten 65
retail Banking Credit review
Vitalia Nurmalasari Customer
Conirmation Staf 1
Kompeten 66
retail Banking Credit review
Susanna rosliana Collection
Recoveries Staf 1
Belum Kompeten 67
retail Banking Credit review
Esterlina Samosir Collection
Recoveries Staf 1
Kompeten 68
retail Banking Credit review
John Frans rarung Collection
Recoveries Staf 1
Kompeten 69
retail Banking Credit review
Yuli Arwandi Mortgage Collection
Manager 1
Kompeten 70
retail Banking Credit review
Djumairi QPL Collection
Oicer 1
Kompeten 71
retail Banking Credit review
Ariin QPL Credit reviewer
1 Kompeten
72 retail Banking Credit
review Didi Cahyadi
QPL Credit reviewer 1
Kompeten 73
retail Banking Credit review
Mochamad Yudhiya rukmana QPL Credit reviewer
1 Kompeten
74 retail Banking Credit
review Sri rahayu Habusimul
QPL Credit reviewer 1
Kompeten 75
risk Management Division
Caroline Halim Head of risk
Management 4
Kompeten 76
risk Management Division
Zulikar Muzakir Ahmad IT risk Head
3 Kompeten
77 risk Management
Division Sekar Monikus Hariando
Hutagalung Market and Liquidity
risk Analyst 2
Kompeten 78
risk Management Division
Sewaka B. Darmana Operations risk
Analyst 2
Kompeten 79
risk Management Division
Setiawan BMC Analyst - IT
risk 2
Kompeten 80
risk Management Division
rundi Dhema Perkasa Operations, Market
Liquidity risk Head 2
Kompeten
Proil Risiko
risiko Kredit
risiko kredit dikelola melalui penetapan serangkaian kebijakan dan proses yang meliputi credit acceptance
criteria, origination dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah, dan
manajemen portofolio. Setiap keputusan kredit telah mendapat persetujuan dari pemegang keputusan kredit.
Pemegang keputusan kredit tersebut dipilih berdasarkan kualiikasi personal dan profesional, serta pengalaman,
pertimbangan, dan kompetensinya.
Secara kontinu dan konsisten, Bank melakukan pemantauan terhadap setiap perkembangan yang dapat
memengaruhi portofolio kredit bank sehingga tindakan pencegahan dapat diambil secara tepat dan cepat apabila
terjadi penurunan kualitas kredit. Untuk mendukung hal tersebut, sebagai bagian dari pendelegasian kewenangan
Delegation of Authority, Credit Approval Matrices telah dikaji ulang dan diperbaharui. Kaji ulang atas eksposur
debitur besar serta stress test atas portofolio valuta asing dan perubahan suku bunga juga telah dilaksanakan. Proses
tersebut dilakukan secara berkala guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya penurunan kualitas portofolio
kredit akibat terjadinya perubahan kondisi ekonomi. Bank turut menetapkan batas-batas untuk Client Acceptance
Criteria, Sektor Ekonomi, dan batas-batas lainnya untuk menghindari terjadinya konsentrasi risiko pada sektor
tertentu. Pada pelaksanaannya, Bank terus melakukan kaji ulang
secara konsisten dan meningkatkan proses dan metodologi manajemen risiko kredit, termasuk penyempurnaan
kebijakan kredit utama dan struktur produk program.
risiko Pasar Manajemen risiko pasar bertujuan untuk mengidentiikasi,
melakukan kontrol, dan mengelola eksposur risiko
pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian atas risiko. risiko
pasar dikelola melalui kebijakan yang komprehensif dan prosedur kerja yang mencakup struktur batasan
maksimum atau limit atau pedoman yang dirancang untuk mengontrol eksposur sesuai dengan risk appetite
Bank. Limit atau pedoman ini termasuk notional, DV01, dan Sensitivitas Net Interest Income NII. Limit risiko
pasar dialokasikan pada tingkat bankwide, dipantau dan dilaporkan oleh Divisi risk Management setiap
hari. Management Action Triggers MAT membantu mengingatkan manajemen pada saat tingkat risiko
meningkat dan secara terus menerus mengkaji ulang penerapannya.
Divisi risk Management bertanggung jawab untuk melakukan identiikasi, pengukuran, pengawasan
dan kontrol risiko pasar PT Bank QNB Indonesia Tbk
berdasarkan kerangka yang telah disetujui oleh Asset and Liability Committee ALCO. ALCO berperan sebagai forum
manajemen senior tertinggi untuk mengambil kebijakan dan keputusan berkaitan dengan manajemen risiko pasar
dan likuiditas. Selain itu, Komite Manajemen risiko rMC mengkaji dan memberikan ratiikasi atas keputusan-
keputusan ALCO yang dituangkan dalam bentuk kebijakan
ataupun prosedur. risiko pasar yang dihadapi PT Bank QNB Indonesia Tbk
dibagi menjadi 2 dua bagian sebagai berikut: a. Risiko Mata Uang
risiko mata uang timbul dari adanya posisi neraca, komitmen, dan kontinjensi
of-balance sheet baik di sisi aset maupun kewajiban yang timbul melalui transaksi
mata uang asing. Bank mengukur risiko nilai tukar untuk melihat dampak perubahan nilai tukar pada pendapatan
dan modal Bank. Untuk mengelola dan memitigasi risiko nilai tukar, limit posisi devisa neto yang lebih konservatif
juga ditetapkan selain batasan 20 dari modal yang ditetapkan regulator.
b. Risiko Tingkat Suku Bunga risiko tingkat suku bunga adalah potensi kerugian yang
timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang
mengandung risiko suku bunga. Dalam mengelola risiko suku bunga, Bank telah mengembangkan pendekatan
DV01 dan Sensitivitas NII agar sejalan dengan International Best Practice. Bank mengelola risiko suku
bunganya dengan menggunakan pendekatan Sensitivitas NII dan analisis Repricing Gap untuk keseluruhan
portofolio bank, dan DV01 pada tingkat portofolio Surat Berharga.
214 215
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
risiko Likuiditas
Aset and Liability Committee ALCO berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk memonitor
kondisi likuiditas Bank. ALCO bertanggung jawab untuk menentukan kebijakan dan strategi berkaitan dengan aset
dan kewajiban Bank sejalan dengan prinsip kehati-hatian manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. Kerangka
limit, serta asumsi-asumsi yang digunakan dalam pengukuran risiko, disetujui oleh Komite Manajemen
risiko rMC dan dilaporkan secara periodik dalam ALCO. Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis
perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas secara harian. Analisis kesenjangan likuiditas memberikan
pandangan terhadap perbedaan arus kas masuk dan arus kas keluar setiap harinya. Hal ini dikelola secara terpusat
oleh unit Treasury yang mempunyai akses dan otorisasi secara langsung ke pasar antar bank, nasabah
besar institusional dan market profesional lainnya dalam upaya membantu aktivitas penyaluran kredit dan
pengumpulan dana. Untuk melengkapi kerangka tersebut, risiko pasar dan
risiko likuiditas diukur dan dikontrol baik dalam skenario normal ataupun abnormal stress. Guna menyempurnakan
kinerja kerangka kerja manajemen risiko likuiditas, Bank mengembangkan rencana Pendanaan Darurat
Contingency Funding Plans yang berfungsi sebagai pedoman atas skenario pendanaan pada saat terjadi krisis.
risiko operasional
Dalam mengelola risiko operasional, Bank menentukan pendekatan strategi mitigasi yang paling tepat guna
mendapatkan keseimbangan yang optimal antara pemaparan risiko operasional, efektivitas dari mekanisme
kontrol, serta tingkat risiko yang dapat diterima oleh Bank. Hal ini dilakukan melalui penerapan Kerangka Kerja
Pengelolaan risiko Operasional secara konsisten dan menyeluruh serta penyesuaian dengan risiko spesiik dari
setiap proses bisnis yang ada.
Pelaksanaan kerangka kerja Manajemen risiko Operasional dilakukan secara terpadu untuk memastikan
bahwa pengendalian risiko operasional telah seimbang. Seluruh lini bisnis dan fungsi pendukung wajib
mengidentiikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya risiko operasional atas aktivitas produk, proses,
layanan, organisasi dan sistem informasinya. Selanjutnya, seluruh lini bisnis dan fungsi pendukung wajib
mengetahui, mengukur, menganalisis, memantau dan memberikan laporan risiko operasional melalui pencatatan
atas setiap kejadian risiko operasional secara periodik dan tepat waktu.
Divisi risk Management turut bertanggung jawab untuk memberi paparan atas risiko operasional secara
menyeluruh kepada Komite risiko baik di tingkat Dewan Komisaris maupun Direksi. Selain itu, setiap pimpinan
unit kerja turut mendukung proses pemantauan risiko operasional untuk menghasilkan kinerja yang efektif.
Beberapa inisiatif telah dan sedang dilakukan untuk mendukung penyusunan kerangka kerja Manajemen
risiko Operasional, antara lain: 1. Pengembangan Risk Control Self-Assessment rCSA
sebagai metode dalam identiikasi dan mitigasi risiko
operasional. Pilot Project rCSA telah selesai dilakukan dan secara berkala akan dipantau perkembangannya.
Selanjutnya, rCSA akan dikembangkan ke seluruh unit kerja di Bank dan akan secara berkala dilakukan.
2. Penyusunan loss event database berdasarkan operational risk incident report, yang telah dibakukan
dalam Kebijakan Manajemen risiko terkait pelaporan kejadian yang berpotensi risiko ataupun telah
menimbulkan kerugian. 3. Penyusunan dan implementasi Busines Continuity
Management dan pelaksanaan uji coba Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan dilakukan
secara berkala, serta pelatihan dalam menghadapi kejadian berisiko yang dapat mengarah kepada krisis
atau bencana. 4. Penyusunan dan pengkinian Standard Operating
Procedure SOP sejalan dengan perubahan core banking system dan adanya produkaktivitas baru.
5. Melakukan pelatihan untuk penggunaan core banking system yang baru, produk dan aktivitas baru, serta
pelatihan kepada karyawan baru. 6. Memberikan pelatihan kepada karyawan baru untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kerahasiaan informasi Bank.
7. Melakukan identiikasi, analisis dan pemantauan risiko terhadap setiap proyek atau inisiatif yang dilakukan
oleh bisnis unit terkait dan memastikan mitigasi terhadap risiko yang teridentiikasi sesuai dengan
peraturan OJK.
8. Mengatur dan memastikan keamanan akses pengguna ke dalam sistem sesuai dengan kewenangan yang
dibutuhkan oleh bisnis unit terkait. 9. Menyusun dan menyosialisasikan kebijakan Anti-
Fraud, Whistleblowing Policy secara intensif kepada seluruh jajaran.
10. Perencanaan dan penerapan secara bertahap IT risk roadmap 2012-2014 untuk meningkatkan keamanan
sistem TI. 11. Pengembangan sistem Anti-Money Laundering AML
sebagai upaya Bank dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya transaksi yang mencurigakan.
12. Melakukan identiikasi terhadap celah keamanan sistem TI baik dari dalam maupun dari luar Bank
dengan melakukan Penetration Testing diikuti dengan proses remediasi guna meminimalisir risiko yang
timbul.
risiko Strategis dan risiko reputasi
Pengelolaan risiko strategis mencakup setiap risiko yang diakibatkan oleh penetapan strategi serta implementasi
yang kurang memadai. Sedangkan pengelolaan risiko reputasi menangani hal-hal untuk memelihara
kepercayaan antara Bank dengan nasabah dan masyarakat sekitarnya.
Sepanjang 2014, risiko Strategis telah membaik dengan dipenuhinya beberapa arahan atau rencana strategis
dan keuntungan pada akhir tahun. Kedepannya, Bank terus melakukan kaji ulang atas rencana strategis agar
sejalan dengan visi dan misi Bank serta perkembangan perekonomian yang dinamis.
Di sisi lain, pada 2014 risiko reputasi juga mengalami peningkatan kinerja dikarenakan adanya perubahan
secara institusional, produk dan layanan, pergantian nama institusi atau rebranding serta relokasi kantor pusat dan
kantor operasional. Tindakan strategis ini meningkatkan reputasi Bank, mengingat nama baru yang disandang
memberikan pencitraan baru terhadap Nasabah dan Calon Nasabah. Frekuensi pemberitaan negatif terhadap Bank
sangat minimal dan tidak menimbulkan dampak material. reputasi Bank juga didukung oleh kuatnya reputasi dari
pemegang saham pengendali, terbukti dengan masuknya QNB dalam 200 bank terbesar di dunia, versi Banker’s
Almanac, dan diakuinya QNB sebagai salah satu Bank terkuat di dunia versi Bloomberg.
risiko Hukum dan Kepatuhan
risiko hukum diakibatkan oleh aspek hukum yang kurang memadai, sedangkan risiko kepatuhan muncul akibat
kegagalan menaati peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. risiko hukum dan kepatuhan dikelola oleh
Divisi Hukum dan Divisi Kepatuhan. Hal-hal penting dan temuan atas kedua risiko tersebut dilaporkan kepada
Dewan Komisaris melalui Komite Pemantau risiko dan kepada Direksi melalui Komite Manajemen risiko.
Sepanjang 2014, risiko Hukum juga mengalami kondisi yang positif. Keputusan hukum yang diterima Bank
tidak memengaruhi kinerja dan permodalan Bank secara signiikan. Selain itu, Bank juga memanfaatkan law
irm eksternal untuk memberikan rekomendasi hukum, diantaranya untuk perjanjian, perikatan dan standardisasi
perjanjian kredit dan pengikatan jaminan.
Proses Identiikasi, Pengukuran dan Pengendalian risiko
risiko-risiko utama yang dihadapi PT Bank QNB Indonesia Tbk telah diidentiikasi, dianalisis, dan dikelola
melalui sistem pengelolaan risiko yang terintegrasi dan
menyeluruh. Bank memastikan bahwa risiko dari aktivitas baru telah melalui proses manajemen risiko yang layak
sebelum diperkenalkan. Pemantauan risiko dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur yang mencakup
besarnya eksposur risiko, toleransi risiko, dan kepatuhan limit internal. Pemantauan secara intensif dilakukan
oleh unit terkait dan Satuan Kerja Manajemen risiko, di mana hasil pemantauan tersebut disajikan dalam laporan
berkala kepada Manajemen. Manajemen mengambil langkah-langkah dalam rangka
pengendalian risiko termasuk pencegahan akan terjadinya kerugian yang lebih besar. Pengendalian risiko dilakukan
melalui pengelolaan posisi dan risiko portofolio, penetapan target batasan risiko konsentrasi dalam rencana tahunan
Bank, serta pemisahan fungsi penyelesaian kredit bermasalah dengan fungsi yang memutuskan kredit.
216
Laporan Tahunan 2014
Sebagai bagian dari sistem informasi manajemen yang ada, sistem informasi manajemen risiko Bank
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Bank. Secara berkala, laporan proil risiko disampaikan kepada Direksi.
Sistem informasi manajemen risiko yang dimiliki Bank
telah mendukung pelaksanaan pelaporan kepada Bank Indonesia.
Indikator risiko, Pengawasan, dan Pelaporan
Dewan Komisaris dan Direksi terus melakukan pengawasan dan mitigasi secara aktif terhadap risiko-
risiko yang dihadapi Bank serta mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi. Hal
ini dilakukan untuk memastikan seluruh satuan kerja memahami strategi, tingkat risiko yang diambil, dan
kerangka manajemen risiko yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, Dewan Komisaris diwakilkan oleh Komite
Pemantau risiko yang merupakan komite risiko tertinggi di tingkat Dewan Komisaris. Sedangkan pada tingkat
Direksi, pelaksanaannya dilimpahkan kepada Komite Manajemen risiko.
Sub Komite Kebijakan
Sub Komite Kebijakan dibentuk di bawah Komite Manajemen risiko. Keanggotaan komite ini mencakup
Kepala Divisi yang berkaitan dengan pembahasan kebijakan dan prosedur Bank.
Kegiatan operasional sub komite ini dilakukan oleh Compliance and Procedure Head. Sub Komite ini bertugas
untuk melakukan kajian ulang dan menyampaikan kebijakan dan prosedur yang terkait dengan transaksi dan
operasional Bank. Struktur organisasi Sub Komite Kebijakan terdiri dari:
i Komite Manajemen risiko, kecuali SKAI Head hanya sebagai undangan tetap bukan sebagai anggota tetap
Sub Komite Kebijakan ii Pemimpin unit kerja yang sesuai dengan permasalahan
yang akan dibahas Sub Komite Kebijakan melakukan rapat dan pertemuan
sekurang-kurangnya dalam frekuensi yang sama dengan Komite Manajemen risiko.
Halaman ini sengaja dikosongkan
218 219
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Dalam jutaan rupiah
Komponen Modal Posisi Tanggal Laporan 2014
Posisi Tanggal Laporan 2013 Bank
Konsolidasi Bank
Konsolidasi
I Komponen Modal
A Modal Inti
2.060.336 1.419.396
1 Modal disetor 2.189.287
1.539.583 2 Cadangan Tambahan Modal
128.951 120.187
3 Modal Inovatif -
- 4 Faktor Pengurang Modal Inti
- -
5 Kepentingan Non Pengendali -
- B
Modal Pelengkap 143.241
80.954 1 Level Atas Upper Tier 2
143.241 80.954
2 Level Bawah Lower Tier 2 maksimum 50 Modal Inti
- -
3 Faktor Pengurang Modal Pelengkap -
- C
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal Pelengkap
- -
Eksposure Sekuritisasi -
- D
Modal Pelengkap Tambahan yang Memenuhi Persyaratan Tier 3
- -
E Modal Pelengkap Tambahan yang
Dialokasikan untuk Mengantisipasi risiko Pasar
- -
II Total Modal Inti dan Modal Pelengkap A+B-C
2.203.577 1.500.350
III Total Modal Inti, Modal Pelengkap, dan Modal
Pelengkap Tambahan yang Dialokasikan untuk Mengantisipasi risiko Pasar A+B-C+E
2.203.577 1.500.350
IV Aset Tertimbang Menurut risiko ATMr untuk
risiko Kredit 14.130.136
7.665.875 V
Aset Tertimbang Menurut risiko ATMr untuk risiko Operasional
461.610 321.653
VI Aset Tertimbang Menurut risiko ATMr untuk
risiko Pasar 4.769
22.361 A
Metode Standar B
Model Internal VII
rasio Kewajban Penyediaan Modal Minimum untuk risiko Kredit, risiko Operasional dan risiko
Pasar [III : IV+V+VI] 15,10
18,73
Tabel 1.b. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Asing Dalam jutaan rupiah
Komponen Modal Posisi Tanggal
Laporan 2014 Posisi Tanggal
Laporan 2013
I Komponen Modal A
Dana Usaha 1 Dana Usaha
- -
2 Modal di setor 2.189.287
1.539.583 Cadangan
- B
1 Cadangan umum 4.395
4.395 2 Cadangan tujuan
- Laba rugi tahun- tahun lalu yang dapat di perhitungkan 100
24.443 35.936
Laba rugi tahun berjalan yang dapat di perhitungkan 50 60.419
1.679 C
Dana setoran modal -
D Pendapatan komprehensif lainnya: kerugian berasal dari penurunan
penyertaan dalam kelompok tersedia untuk di jual 100 58
- E
Pendapatan komprehensif lainnya: keuntungan berasal dari peningkatan penyertaan dalam kelompok tersedia untuk di jual 45
- F
revaluasi aset tetap 45 6.965
6.965 G
Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif
144.693 68.342
H Penyisihan Penghapusan Aset PPA atas aset non produktif yang
wajib dihitung -
IJ Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen
keuangan dalam trading book -
KL Cadangan umum aset produktif maks. 1,25 dari ATMr
136.276 73.989
M Faktor pengurang modal
24.570 21.983
Eksposur sekuritisasi -
II MODAL BANK ASING Jumlah A s.d L - M
2.203.577 1.500.350
III ASET TErTIMBANG MENUrUT rISIKO ATMr UNTUK rISIKO KrEDIT
14.130.136 7.665.875
IV ASET TErTIMBANG MENUrUT rISIKO ATMr UNTUK rISIKO
OPErASIONAL 461.610
321.653 V
ASET TErTIMBANG MENUrUT rISIKO ATMr UNTUK rISIKO PASAr 4.769
22.361 A
Metode Standar B
Model Internal VI
rASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK rISIKO KrEDIT, rISIKO OPErASIONAL DAN rISIKO PASAr [II : III + IV + V]
15,10 18,73
220 221
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 2.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Jakarta Sumatra
Wilayah Timur
Jawa Total
Jakarta Sumatra
Wilayah Timur Jawa
Total 1
Tagihan kepada Pemerintah 4.710.687
4.710.687 2 .398.788
- -
2.398.788 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik 231
231 231
- -
231 3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- -
- -
- 4
Tagihan kepada Bank 638.926
6.734 645.660
22.638 -
- 22.638
5 Kredit Beragun rumah Tinggal
18.102 11.944
1.338 1.897
33.281 19.559
15.705 246
4.055 39.565
6 Kredit Beragun Properti Komersial
468.328 2.087
2.036 223.347
695.798 259
3.369 4.925
3.384 11.937
7 Kredit Pegawai Pensiunan
- -
- -
- -
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Portofolio ritel 577.949
137.211 13.396
28.542 757.098
311.795 293.105
36.543 111.127
752.571 9
Tagihan kepada Korporasi 8.599.406
1.531.582 2.659.504
914.779 13.705.271
6.058.478 528.512
301.743 649.817
7.538.550 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo -
- -
- -
- 11
Aset Lainnya 270.459
2.532 16.343
1.658 290.992
219.035 42.877
11.181 10.244
283.336 Total
15.284.088 1.692.090
2.692.617 1.170.223
20.839.018 9.030.783
883.566 354.638
778.627 11.047.615
Tabel 2.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak
≤ 1 tahun 1 thn s.d.
3 thn 3 thn s.d.
5 thn 5 thn
Non- kontraktual
Total ≤ 1 tahun
1 thn s.d. 3 thn 3 thn s.d. 5 thn
5 thn Non-kontraktual
Total 1
Tagihan kepada Pemerintah 4.710.687
4.710.687 2 .398.788
2 .398.788 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
69 69
93 231
- 69
162 231
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- -
4 Tagihan kepada Bank
105.660 500.000
40.000 645.660
22.638 22.638
5 Kredit Beragun rumah Tinggal
561 15.733
7.190 9.797
33.281 2.941
8.591 13.662
14.370 -
39.565 6
Kredit Beragun Properti Komersial 6.026
1.157 302.401
386.214 695.798
1.736 3.053
4.406 2.743
- 11.937
7 Kredit Pegawai Pensiunan
- -
- -
- -
- 8
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
62.635 552.076
90.639 51.748
757.098 243.548
210.481 223.208
75.334 -
752.571 9
Tagihan kepada Korporasi 6.608.655
1.037.896 2.821.191
3.237.529 13.705.271
3 .203.115 595.271
2.707.388 1.032.776
- 7.538.550
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
- -
- -
- -
- 11
Aset Lainnya 248.676
122 963
41.231 290.992
137.919 -
145.416 -
- 283.336
Total 11.742.900
2.107.053 3.222.453
3.766.612 - 20.839.018
6.010.685 817.396
3.094.149 1.125.384
- 11.047.615
222 223
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Tagihan kepada
Pemerintah Tagihan
kepada Entitas Sektor Publik
Tagihan Kepada
Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga
Internasional Tagihan
kepada Bank
Kredit Beragun
rumah Tinggal
Kredit Beragun
Properti Komersial
Kredit Pegawai
Pensiunan Tagihan kepada
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio
ritel Tagihan kepada
Korporasi Tagihan yang Telah
Jatuh Tempo Aset Lainnya
Posisi Tanggal Laporan 2013
1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
180 37.336
2 Perikanan
- -
3 Pertambangan dan Penggalian
- 530.284
4 Industri Pengolahan
- 2.847.754
5 Listrik, Gas dan Air
- 623.001
6 Konstruksi
- 743.741
7 Perdagangan besar dan eceran
533 2.628
1.870.506 8
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
- 1.003
437.139 9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 232.411
231 -
1.901.853 10
Perantara keuangan 4.209.952
583.324 -
512.337 443.963
11 real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
- 685.900
2.965.344 12
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
- -
268.324 13
Jasa pendidikan -
- 14
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial -
- 15
Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
336 924.406
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
- -
17 Badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya -
- 18
Kegiatan yang belum jelas batasannya 30.713
1.986 -
19 Bukan lapangan usaha
1.247 347.470
20 Lainnya
Total 4.442.363
231 -
583.324 33.009
691.517 -
- 13.741.171
712.287
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Wilayah Wilayah
Jakarta Sumatra
Wilayah Timur
Jawa Total
Jakarta Sumatra
Wilayah Timur Jawa
Total 1
Tagihan 9.721.898
1.628.544 1.149.774
2.605.904 15.106.120
5.439.180 1.683.545
345.091 769.014
8.236.830 2
Tagihan yang mengalami penurunan nilai impaired -
-
- a. Belum jatuh tempo
688.398 140.227
110 3.016
831.752 182.853
5.572 620
2.830 191.875
b. Telah jatuh tempo 26.362
15.699 3.170
2.059 47.290
4.880 128
237 57
5.302 3
Cadangan kerugian penurunan nilai CKPN - Individual
3.277 892
4.168 1.742
596
-
1.348 3.686
4 Cadangan kerugian penurunan nilai CKPN - Kolektif
5 .119 1.539
494 1.141
8.293 3.922
1.569 473
1.209 7.174
5 Tagihan yang dihapus buku
28 28
-
224 225
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Sektor Ekonomi
Tagihan Tagihan yang Mengalami
Penurunan Nilai CKPN -
Individual CKPN -
Kolektif Tagihan
yang dihapus
buku Belum jatuh
tempo Telah jatuh
tempo Posisi Tanggal Laporan 2014
1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan
39.823 90.292
1.423 235
2 2
Perikanan 3
Pertambangan dan Penggalian 524.809
1.197 2.857
227 9
4 Industri Pengolahan
10.154.710 1.159
2.181 5
Listrik, Gas dan Air 6
Konstruksi 7
Perdagangan besar dan eceran 237.289
730.298 26.396
1.425 11
8 Penyediaan akomodasi dan
penyediaan makan minum 29.465
- 8.916
1.123 9
Transportasi, pergudangan dan komunikasi
323.733 7
10 Perantara keuangan
11 real estate, usaha persewaan dan
jasa perusahaan 3.337.443
26 12
Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib
13 Jasa pendidikan
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya,
hiburan dan perorangan lainnya 1.461
16 Jasa perorangan yang melayani
rumah tangga 17
Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya
18 Kegiatan yang belum jelas
batasannya 19
Bukan lapangan usaha 457.387
9.964 7.697
6.056 20
Lainnya -
- -
- -
Total 15.106.120
831.752 47.290
4.168 8.292
Tabel 2.6.a. Pengungkapan rincian Mutasi CKPN - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
CKPN Individual CKPN Kolektif
CKPN Individual CKPN Kolektif
1 Saldo awal CKPN
7.174 3.686
6.352 8.281
2 Pembentukan pemulihan
CKPN pada periode berjalan Net
1.147 482
2.666 1.107
2.a. Pembentukan CKPN pada periode berjalan
8.693 929
1.016 10.082
2.b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan
7.546 447
3.682 11.189
3 CKPN yang digunakan untuk
melakukan hapus buku atas tagihan pada periode berjalan
28 4
Pembentukan pemulihan lainnya pada periode berjalan
Saldo akhir CKPN 8.293
4.168 3.686
7.174
226 227
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2014
No Kategori Portofolio
Lembaga Pemeringkat
Tagihan Bersih Peringkat Jangka Panjang
Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total Standard and
Poors AAA
AA+ s.d AA- A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
B+ s.d B- Kurang dari B-
A-1 A-2
A-3 Kurang dari
A-3 Fitch rating
Moodys PT Fitch ratings
Indonesia PT ICrA
Indonesia PT Pemeringkat
Efek Indonesia 1
Tagihan kepada Pemerintah 4.442.363
4.442.363 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
231 231
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
33.655 2.936
546.733 583.324
4 Tagihan kepada Bank
- 5
Kredit Beragun rumah Tinggal 33.008
33.008 6
Kredit Beragun Properti Komersial
691.517 691.517
7 Kredit Pegawai Pensiunan
- 8
Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
701.167 701.167
9 Tagihan kepada Korporasi
13.741.035 13.741.035
10 Tagihan yang Telah Jatuh
Tempo -
11 Aset Lainnya
646.374 646.374
Total 231
- -
33.655 2.936
- -
- -
- -
20.802.197 20.839.018
228 229
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Dalam jutaan rupiah
Posisi Tanggal Laporan 2013 Posisi Tanggal Laporan 2013
No Kategori Portofolio
Lembaga Pemeringkat
Tagihan Bersih Peringkat Jangka Panjang
Peringkat Jangka Pendek
Tanpa Peringkat
Total Standard and
Poors AAA
AA+ s.d AA- A+ s.d A-
BBB+ s.d BBB- BB+ s.d BB-
B+ s.d B- Kurang dari B-
A-1 A-2
A-3 Kurang dari
A-3 Fitch rating
Moodys PT Fitch ratings
Indonesia PT ICrA
Indonesia PT Pemeringkat
Efek Indonesia 1
Tagihan kepada Pemerintah 2.398.788
2.398.788 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
231 231
3 Tagihan Kepada Bank
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan kepada Bank
22.638 22.638
5 Kredit Beragun rumah Tinggal
39.565 39.565
6 Kredit Beragun Properti
Komersial 11.937
11.937 7
Kredit Pegawai Pensiunan -
8 Taguhan kepada Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Portofolio ritel 752.571
752.571 9
Tagihan kepada Korporasi 100.000
5.000 7.433.550
7.538.550 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
11 Aset Lainnya
283.335 283.335
Total -
100.231 5.000
- -
- -
22.638 -
- -
10.919.746 11.047.615
230 231
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 3.2.a. Pengungkapan risiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Derivatif Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan Tahun 2014 Posisi Tanggal Laporan Tahun 2013
Notional Amount Tagihan
Derivatif Kewajiban
Derivatif Tagihan
Bersih sebelum
MrK MrK
Tagihan Bersih
setelah MrK
Notional Amount Tagihan
Derivatif Kewajiban
Derivatif Tagihan Bersih
sebelum MrK MrK
Tagihan Bersih setelah MrK
≤ 1 tahun 1 thn -
≤ 5 thn 5 thn
≤ 1 tahun 1 thn - ≤ 5
thn 5 thn
Bank Secara Individual 1
Suku Bunga 2
Nilai Tukar 540.221
282.330 257.891
4.788 4.788
2.318.300 1.231.894
1.086.406 145.488
- 145.488
3 Lainnya
TOTAL 540.221
- 282.330
257.891 4.788
- 4.788
2.318.300 -
1.231.894 1.086.406
145.488 -
145.488
Tabel 3.2.b.1. Pengungkapan risiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi repo - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan Tahun 2014 Posisi Tanggal Laporan Tahun 2013
Nilai Wajar SSB repo
Kewajiban repo
Tagihan Bersih
ATMr Nilai Wajar SSB repo
Kewajiban repo Tagihan Bersih
ATMr 1
Tagihan kepada Pemerintah -
- -
- 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik -
- -
- 3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- -
- -
4 Tagihan kepada Bank
- -
- -
5 Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
- -
- -
6 Tagihan kepada Korporasi
- -
- -
TOTAL -
- -
-
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan risiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi reverse repo - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan Tahun 2014 Posisi Tanggal Laporan Tahun 2013
Tagihan Bersih
Nilai MrK Tagihan
Bersih setelah MrK
ATMr setelah MrK
Tagihan Bersih Nilai MrK
Tagihan Bersih setelah MrK ATMr setelah MrK
1 Tagihan kepada Pemerintah
268.324 -
268.324 -
73.881 -
73.881 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik -
- -
- -
- -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga
Internasional -
- -
- -
- -
4 Tagihan kepada Bank
- -
- -
- -
- 5
Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel -
- -
- -
- -
6 Tagihan kepada Korporasi
- -
- -
- -
- TOTAL
268.324 -
268.324 -
73.881 -
73.881
232 233
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi risiko Kredit - Bank secara Individual
Dalam jutaan rupiah
No. Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 ATMr
Beban Modal
Posisi Tanggal Laporan 2013 ATMr
Beban Modal
Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi risiko Kredit Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi risiko Kredit
20 35
40 45
50 75
100 150
Lainnya 20
35 40
45 50
75 100
150 Lainnya
A Eksposur Neraca
1 Tagihan kepada Pemerintah
4.710.687 2.398.788
- -
2 Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
231 46
4 231
46 4
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional -
4 Tagihan kepada Bank
645.660 -
129.132 10.331
22.638 4.528
362 5
Kredit Beragun rumah Tinggal 33.281
- 11.648
932 95
39.470 15.788
1.263 6
Kredit Beragun Properti Komersial 695.798
695.798 55.664
11.937 11.937
955 7
Kredit Pegawai Pensiunan -
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio ritel
757.098 567.824
45.426 40.569
752.571 534.002
42.720 9
Tagihan kepada Korporasi 1 .080.525
12.624.932 13.705.457
1.096.437 650.678
100.000 5.000
6.782.872 6.805.372
544.430 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo -
- 11
Aset Lainnya 2 90.992
- 56.633
261.995 261.995
20.960 Total Eksposur Neraca
6.082.204 645.891
33.281 -
- -
757.098 13.320.730
- -
15.109.905 1.208.792
3.146.763 122.869
- 39.470
- 5.000
752.571 7.056.804
- -
7.633.668 610.693
B Eksposur Kewajiban Komitmen
Kontinjensi pada Transaksi rekening Administratif
1 Tagihan kepada Pemerintah
2 Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional 4
Tagihan kepada Bank 5
Kredit Beragun rumah Tinggal 394
2.527 6
Kredit Beragun Properti Komersial 362
106 7
Kredit Pegawai Pensiunan 8
Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
1 85.217 183.877
- -
9 Tagihan kepada Korporasi
1 .874.178 43.452
46.664 32.022
2.562 4.631.691
17.486 57.420
- 32.207
2.577 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Total Eksposur TrA
2 .060.151 43.452
- -
- 46.664
- -
- -
32.022 2.562
4.818.201 17.486
- -
- 57.420
- -
- -
32.207 2.577
C Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan
Counterparty Credit Risk 1
Tagihan kepada Pemerintah 268.324
73.881 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik 3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan kepada Bank
- 5.055
1.011 81
5 Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio ritel 6
Tagihan kepada Korporasi 153
31 2
Total Eksposur Counterparty Credit risk 2 68.324
153 -
- -
- -
- -
- 31
2 73.881
5.055 -
- -
- -
- -
- 1.011
81
234 235
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi risiko Kredit - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Tagihan Bersih Bagian Yang Dijamin Dengan
Bagian Yang Tidak Dijamin
Tagihan Bersih Bagian Yang Dijamin Dengan
Bagian Yang Tidak Dijamin Agunan
Garansi Asuransi
Kredit Lainnya
Agunan Garansi
Asuransi Kredit Lainnya
A Eksposur Neraca
1 Tagihan kepada Pemerintah
4.710.687 4.710.687
2.398.788 2.398.788
2 Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
231 231
231 231
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional -
- 4
Tagihan kepada Bank 645.660
645.660 22.638
22.638 5
Kredit Beragun rumah Tinggal 33.281
67 33.214
39.565 95
39.470 6
Kredit Beragun Properti Komersial 695.798
695.798 11.937
11.937 7
Kredit Pegawai Pensiunan -
- -
8 Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio ritel 757.098
53.871 703.227
752.571 40.569
712.002 9
Tagihan kepada Korporasi 13.705.457
1.080.625 12.624.832
7.538.550 650.678
6.887.872 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo -
- 11
Aset Lainnya 290.806
290.806 283.335
283.335 Total Eksposur Neraca
20.839.018 1.134.563
- -
- 19.704.455
11.047.615 691.342
- -
- 10.356.273
- B
Eksposur Kewajiban Komitmen Kontinjensi pada Transaksi rekening
Administratif -
1 Tagihan kepada Pemerintah
- -
2 Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
- -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional -
- 4
Tagihan kepada Bank -
- 5
Kredit Beragun rumah Tinggal 394
394 2.527
2.527 6
Kredit Beragun Properti Komersial 362
362 106
106 7
Kredit Pegawai Pensiunan -
- 8
Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
185.217 185.217
183.877 183.877
9 Tagihan kepada Korporasi
1.964.294 1.964.294
4.706.597 4.631.691
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
- -
Total Eksposur TrA 2.150.267
2.150.267 4.893.107
4.893.107 -
- C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit risk
- -
1 Tagihan kepada Pemerintah
268.324 268.324
73.881 73.881
2 Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
- -
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional -
- 4
Tagihan kepada Bank -
5.055 5.055
5 Taguhan kepada Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Portofolio ritel -
- 6
Tagihan kepada Korporasi 153
153 -
Total Eksposur Counterparty Credit risk
268.477 -
- -
- 268.477
78.936 -
- -
- 78.936
- Total A+B+C
23.257.762 1.134.563
- -
- 22.123.199
16.019.658 691.342
- -
- 15.328.316
236 237
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 6.1.1. Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Tagihan Bersih
ATMr Sebelum
MrK ATMr
Setelah MrK Tagihan
Bersih ATMr
Sebelum MrK
ATMr Setelah MrK
1 Tagihan kepada
Pemerintah 4.710.687
- -
2.398.788 -
- 2
Tagihan kepada Entitas Sektor Publik
231 46
- 231
46 46
3 Tagihan Kepada
Bank Pembangunan Multilateral dan
Lembaga Internasional -
- -
- -
- 4
Tagihan kepada Bank 645.660
129.132 -
22.638 4.528
4.528 5
Kredit Beragun rumah Tinggal
33.281 11.648
11.625 39.565
15.826 15.788
6 Kredit Beragun
Properti Komersial 695.798
695.798 695.798
11.937 11.937
11.937 7
Kredit Pegawai Pensiunan
- -
- -
- -
8 Tagihan kepada Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio ritel
757.098 567.824
527.420 752.571
564.428 534.002
9 Tagihan kepada
Korporasi 13.705.457
13.705.457 12.624.932
7.538.550 7.456.050
6.805.372 10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
- -
- -
- -
11 Aset Lainnya
290.806 -
238.339 283.335
- 261.995
ToTaL 20.839.018
15.109.905 14.098.114
11.047.615 8.052.815
7.633.668
Tabel 6.1.2. Pengungkapan Eksposur Kewajiban KomitmenKontijensi pada Transaksi rekening Administratif - Bank secara Individual
Dalam jutaan rupiah No
Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tagihan Bersih
ATMr Sebelum
MrK ATMr
Setelah MrK Tagihan
Bersih ATMr
Sebelum MrK
ATMr Setelah MrK
1 Tagihan kepada
Pemerintah -
- -
- -
- 2
Tagihan kepada Entitas Sektor
Publik -
- -
- -
-
3 Tagihan
Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga
Internasional -
- -
- -
-
4 Tagihan kepada
Bank -
- -
- -
- 5
Kredit Beragun rumah Tinggal
- -
- 2.527
- -
6 Kredit Beragun
Properti Komersial -
- -
- -
- 7
Kredit Pegawai Pensiunan
- -
- -
- -
8 Tagihan kepada
Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Portofolio ritel -
- -
183.877 -
- 9
Tagihan kepada Korporasi
32.022 32.022
32.022 4.706.597
32.207 32.207
10 Tagihan yang
Telah Jatuh Tempo -
- -
- -
- TOTAL
32.022 32.022
32.022 4.893.001
32.207 32.207
238 239
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 6.1.3. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan Counterparty Credit risk
- Bank
secara Individual
Dalam jutaan rupiah No
Kategori Portofolio Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Tagihan Bersih
ATMr Sebelum
MrK ATMr
Setelah MrK
Tagihan Bersih
ATMr Sebelum
MrK ATMr
Setelah MrK
1 Tagihan kepada Pemerintah
268.324 -
- 73.881
- -
2 Tagihan kepada Entitas
Sektor Publik -
- -
- -
- 3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral
dan Lembaga Internasional -
- -
- -
- 4
Tagihan kepada Bank -
- -
5.055 1.011
1.011 5
Tagihan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Portofolio ritel -
- -
- -
- 6
Tagihan kepada Korporasi 153
31 -
- -
- TOTAL
268.477 31
- 78.936
1.011 1.011
Tabel 6.1.4. Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan risiko Kredit akibat Kegagalan Setelmen Settlement risk - Bank secara Individual
Dalam jutaan rupiah No
Jenis Transaksi Posisi Tanggal Laporan
Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal ATMr
Setelah MrK
Nilai Eksposur
Faktor Pengurang
Modal ATMr
Setelah MrK
1 Delivery versus payment
- -
- -
- -
a. Beban Modal 8 5-15 hari
- -
- -
- -
b. Beban Modal 50 16-30 hari
- -
- -
- -
c. Beban Modal 75 31-45 hari
- -
- -
- -
d. Beban Modal 100 lebih dari 45 hari
- -
- -
- -
2 Non-delivery versus pay-
ment -
- -
- -
- TOTAL
- -
- -
- -
Tabel 6.1.5. Pengungkapan Eksposur Sekuritisasi Dalam jutaan rupiah
No Jenis Transaksi
Posisi Tanggal Laporan Posisi Tanggal Laporan
Tahun Sebelumnya Faktor
Pengurang Modal
ATMr Faktor
Pengurang Modal
ATMr
1 Fasilitas Kredit Pendukung yang Memenuhi Persyaratan
2 Fasilitas Kredit Pendukung yang Tidak Memenuhi
Persyaratan 3
Fasilitas Likuiditas yang Memenuhi Persyaratan 4
Fasilitas Likuiditas yang Tidak Memenuhi Persyaratan 5
Pembelian Efek Beragun Aset yang Memenuhi Persyaratan 6
Pembelian Efek Beragun Aset yang Tidak Memenuhi Persyaratan
7 Eksposur Sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai prinsip-prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi bank umum.
TOTAL
Tabel 6.1.7. Pengungkapan Total Pengukuran risiko Kredit Dalam jutaan rupiah
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
TOTAL ATMr rISIKO KrEDIT 14.130.136
7.665.875 TOTAL FAKTOr PENGUrANG MODAL
24.570 21.983
240 241
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 7.1. Pengungkapan risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Jenis risiko
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Bank Konsolidasi
Bank Konsolidasi
Beban Modal ATMr
Beban Modal ATMr
Beban Modal ATMr
Beban Modal ATMr
1 risiko Suku Bunga
a. Risiko Spesiik b. risiko Umum
2 risiko Nilai Tukar
226 2.826
1.789 22.361
3 Risiko Ekuitas
4 Risiko Komoditas
5 risiko Option
- -
TOTAL -
-
Untuk bank yang memiliki perusahaan anak yang memiliki eksposur risiko dimaksud
Tabel 7.2.a Pengungkapan risiko Pasar Dengan Menggunakan Model Internal Value at riskVar - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Jenis risiko
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Var rata-rata Var
Maksimum Var Minimum
Var Akhir Periode
Var rata-rata Var Maksimum
Var Minimum Var Akhir Periode
1 risiko Suku Bunga
2 risiko Nilai Tukar
3 risiko Option
TOTAL
Tabel 8.1.a Pengungkapan Kuantitatif risiko Operasional - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Jenis risiko
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Pendapatan bruto rata-
rata 3 tahun terakhir
Beban Modal ATMr
Pendapatan bruto rata-rata 3 tahun terakhir
Beban Modal ATMr
1 Pendekatan Indikator Dasar
246.192 36.929 461.610
171.548 25.732 321.653
TOTAL
242 243
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 9.1.a. Pengungkapan Proil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Pos-pos
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Saldo Jatuh Tempo
Saldo Jatuh Tempo
≤ 1 bulan 1 bln s.d.
3 bln 3 bln s.d.
6 bln 6 bln s.d. 12
bln 12 bln
≤ 1 bulan 1 bln s.d. 3 bln
3 bln s.d. 6 bln 6 bln s.d. 12 bln
12 bln I
NErACA A.
Aset 1
Kas 48.596
48.596 53.849
53.849 2
Penempatan pada Bank Indonesia
2.197.926 2.014.092
136.139 47.695
662.723 549.967
64.869 -
47.887 3
Penempatan pada Bank lain
540.456 540.456
353 353
4 Surat Berharga
48.808 48.577
231 105.231
100.000 5.000
231 5
Kredit yang Diberikan 10.381.512
309.793 976.576
968.901 2.190.240
5.936.002 5.816.435
145.757 758.194
343.155 1.055.844
3.513.485 6
Tagihan lainnya 268.324
268.324 73.881
73.881 -
- -
- 7
Lain-lain 87.026
87.026 264.267
118.851 145.416
Total Aset 13.572.648
3.268.287 1.112.715
1.017.478 2.237.935
5.936.233 6.976.739
942.658 923.063
348.155 1.103.731
3.659.132 B.
Kewajiban 1
Dana Pihak Ketiga 11.187.418
8.141.276 2.608.310
388.278 49.554
4.963.623 3.861.144
991.908 98.196
12.375 -
2 Kewajiban pada Bank
Indonesia -
- -
- -
- -
3 Kewajiban pada bank
lain 5.580
5.580 -
27.500 27.500
- -
- -
4 Surat Berharga yang
Diterbitkan -
- -
- -
- -
5 Pinjaman yang
Diterima -
- -
- -
- -
6 Kewajiban lainnya
- -
- -
- -
- 7
Lain-lain 258.509
258.509 345.982
345.982 -
- -
Total Kewajiban 11.451.507
8.405.365 2.608.310
388.278 49.554
- 5.337.105
4.234.626 991.908
98.196 12.375
- Selisih Aset dengan Kewajiban
dalam Neraca 2.121.141
5.137.078 1.495.595
629.200 2.188.381
5.936.233 1.639.634
3.291.968 68.845
249.959 1.091.356
3.659.132 II
rEKENING ADMINISTrATIF A.
Tagihan rekening Admin- istratif
- -
- -
- -
- 1
Komitmen -
- -
- -
- -
2 Kontinjensi
- -
- -
- -
- Total Tagihan rekening Adminis-
tratif -
- -
- -
- -
B. Kewajiban rekening Admin-
istratif 1
Komitmen 1.212.388
1.193.149 2.464
16.775 771.842
771.842 -
- -
- 2
Kontinjensi 37.747
3.714 1.065
32.000 738
230 54.175
734 326
1.650 51.465
- Total Kewajiban rekening Admin-
istratif 1.250.135
1.196.863 3.529
48.775 738
230 826.017
772.576 326
1.650 51.465
- Selisih Tagihan dan Kewajiban
dalam rekening Administratif 1.250.135
1.196.863 3.529
48.775 738
230 826.017
772.576 326
1.650 51.465
- Selisih IA-IB+IIA-IIB
871.006 6.333.941
1.499.124 580.425
2.187.643 5.936.003
813.617 4.064.544
69.171 248.309
1.039.891 3.659.132
Selisih Kumulatif 6.333.941
7.833.065 7.252.640
5.064.997 871.006
1.684.623 4.064.544
4.133.715 3.885.406
2.845.515 813.617
244 245
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tabel 9.2.a. Pengungkapan Proil Maturitas Valas - Bank secara Individual Dalam jutaan rupiah
No Pos-pos
Posisi Tanggal Laporan 2014 Posisi Tanggal Laporan 2013
Saldo Jatuh Tempo
Saldo Jatuh Tempo
≤ 1 bulan 1 bln s.d.
3 bln 3 bln s.d.
6 bln 6 bln s.d. 12
bln 12 bln
≤ 1 bulan 1 bln s.d. 3 bln
3 bln s.d. 6 bln 6 bln s.d. 12 bln
12 bln I
NErACA A.
Aset 1
Kas 4.056
4.056 2.787
2.787 2
Penempatan pada Bank Indonesia
2.195.861 2.195.861
1.560.803 1.560.803
3 Penempatan pada
Bank lain 42.864
42.864 18.684
18.684 4
Surat Berharga -
99.745 99.745
5 Kredit yang Diberikan
4.724.608 24.699
297.773 378.164
1.666.885 2.357.088
2.381.247 72.326
128.430 689.856
356.739 1.133.895
6 Tagihan lainnya
- -
7 Lain-lain
72.440 72.440
7.609 7.609
Total Aset 7.039.829
2.339.920 297.773
378.164 1.666.885
2.357.088 4.070.875
1.662.209 128.430
789.602 356.739
1.133.895 B.
Kewajiban 1
Dana Pihak Ketiga 4.974.293
4.735.318 147.908
91.067 2.281.315
2.155.027 87.904
38.384 2
Kewajiban pada Bank Indonesia
- -
3 Kewajiban pada bank
lain 1.857.750
1.857.750 1.825.500
1.825.500 4
Surat Berharga yang Diterbitkan
- -
5 Pinjaman yang
Diterima -
- 6
Kewajiban lainnya -
- 7
Lain-lain 240.442
240.442 90.667
90.667 Total Kewajiban
7.072.485 4.975.760
147.908 1.948.817
- -
4.197.482 2.245.694
1.913.404 38.384
- -
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca
32.657 2.635.841
149.865 1.570.653
1.666.885 2.357.088
126.607 583.485
1.784.974 751.218
356.739 1.133.895
II rEKENING ADMINISTrATIF
A. Tagihan rekening
Administratif 1
Komitmen 282.328
282.328 2
Kontinjensi -
- -
Total Tagihan rekening Administratif
282.328 282.328
- -
- -
- -
- -
- -
B. Kewajiban rekening
Administratif 1
Komitmen 1.149.105
1.139.507 9.598
4.068.900 3.156.150
608.500 304.250
2 Kontinjensi
8.917 8.917
3.245 706
2.540 Total Kewajiban rekening
Administratif 1.158.022
1.148.424 -
9.598 -
- 4.072.145
3.156.150 706
611.040 304.250
- Selisih Tagihan dan Kewajiban
dalam rekening Administratif 875.694
866.095 -
9.598 -
- 4.072.145
3.156.150 Selisih IA-IB+IIA-IIB
908.350 3.501.936
149.865 1.580.252
1.666.885 2.357.088
4.198.752 3.739.635
1.785.680 140.178
52.489 1.133.895
Selisih Kumulatif 3.501.936
3.352.072 4.932.324
3.265.439 908.350
3.739.635 5.525.314
5.385.136 5.332.647
4.198.752
246 247
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Komite Kredit
Struktur Keanggotaan Komite Kredit
Ketua Direktur Utama
Pengganti Ketua Direktur risiko
Sekretaris Head of Credit Support
Anggota Direktur risiko
Direktur Pemimpin Bisnis Undangan Tetap
Head of Wholesale Banking
Head of retail Banking
Uraian dan Tugas Tanggung Jawab Komite Kredit
1. Memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan wewenangjenis kredit yang ditetapkan oleh
Direksi dan mengkaji ulang permohonan kredit yang melebihi limit yang telah ditetapkan.
2. Melakukan koordinasi dengan Asset dan Liabilities Committee ALCO dalam aspek pendanaan
perkreditan. 3. Memantau pelaksanaan kebijakan kredit.
4. Bertindak sebagai penasehat - bila diperlukan - sehubungan dengan hal-hal perkreditan yang
kompleks.
Komite Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi Komite Sumber Daya Manusia terdiri dari:
Ketua Direktur Utama
Pengganti Ketua Direktur Operasional
Sekretaris Head of Human resources
Anggota Direktur Operasional
Direktur Operasional Direktur Keuangan
Direktur Pemimpin Bisnis Undangan Tetap
Direktur Kepatuhan - Non Voting
Head of retail Banking
Uraian dan Tugas Tanggung Jawab Komite Sumber Daya Manusia
1. Menetapkan rencana strategis Human resources. 2. Menetapkan kesesuaian proyek-proyek Human
resources dengan rencana strategis Human resources. 3. Menetapkan kesesuaian antara pelaksanaan proyek-
proyek Human resources dengan rencana proyek yang disepakati project charter.
4. Menetapkan kesesuaian antara kebutuhan training dan kebutuhan kegiatan usaha Bank.
5. Meningkatkan efektivitas langkah-langkah meminimalkan risiko atas Human resources.
6. Pemantauan atas kinerja Human resources dan upaya peningkatannya.
7. Upaya penyelesaian berbagai masalah Human resources.
8. Menyetujui rencana pengembangan untuk karyawan kunci atau yang berpotensi untuk tingkat kedua dan di
bawahnya. 9. Melakukan tinjauan dan memastikan bahwa penilaian
yang adil telah dilakukan sejalan dengan kebijakan yang ada.
10. Menerima keluhan-keluhan dari SDM dan menyelesaikan permasalahan terkait SDM.
Komite Produk dan Aktivitas Baru
Struktur organisasi Komite Produk dan Aktivitas Baru terdiri dari:
Ketua Direktur Pemimpin Bisnis
Pengganti Ketua Direktur risiko
Sekretaris Head of Product Development
Anggota Direktur Utama
Direktur risiko Direktur Keuangan
Direktur Operasional Undangan Tetap
Direktur Kepatuhan - Non Voting Head of risk Management
Head of Compliance Procedure Head of Operations
Head of IT Head of Treasury
Head of Business Head of Audit
Proil Ketua Komite Produk dan Aktivitas Baru
Proil Ketua Komite Produk dan Aktivitas Baru, yaitu Azhar bin Abdul Wahab telah disajikan pada Proil Direksi.
Uraian dan Tugas Tanggung Jawab Komite Produk dan Aktivitas Baru
• Melakukan pengawasan terhadap proses pengembangan produk dan layanan serta aktivitas
baru. • Melakukan pengawasan terhadap kegiatan Bank
terkait dengan penerapan produk dan ayanan serta aktivitas baru.
• Mengevaluasi dan menyetujui usulan produk atau layanan serta aktivitas baru yang diajukan oleh unit
pengembangan produk dan aktivitas baru. • Menetapkan dan menentukan rencana penerbitan
produk dan aktivitas baru sejalan dengan strategi dan rencana bisnis Bank.
• Melakukan evaluasi produk dan aktivitas yang telah berjalan berkaitan dengan manfaat dan risiko bagi
Bank. 5. Mengembangkan kebijakan pinjaman dan
menyerahkan kepada Komite risiko untuk dimintakan persetujuan.
6. Menolak permintaan danatau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit untuk
memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas.
7. Mengevaluasimenilai kinerja dari unit kerja yang mengajukan dan meninjau ulang kredit.
Frekuensi Kehadiran rapat Komite Kredit KK 2014
Nama Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Agt Sep
Okt Nov
Des Total
Kehadiran Andrew Duf
5 4
9 7
5 7
8 5
7 8
7 5
77 Azhar bin Abdul
Wahab 2
3 7
7 3
7 6
6 6
8 7
5 67
rusli 5
5 6
9 6
8 6
7 7
8 4
3 74
Lloyd William rolston
6 5
7 9
6 8
8 6
6 9
7 1
78 Windiartono
Tabingin 2
5 8
7 4
4 -
- -
- -
- 30
Agus Meliala -
- -
- -
- -
- -
5 5
5 15
Jumlah rapat 6
5 9
9 6
8 8
7 7
9 7
5 86
Keterangan: Windiartono Tabingin tidak lagi menjadi anggota KK terhitung sejak
tanggal 27 Juni 2014. Agus Meliala menjadi anggota KK terhitung sejak tanggal 8 Oktober 2014.
248 249
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
rapat Komite Produk dan Aktivitas Baru
No Nama
Jabatan Frekuensi Kehadiran
1 Azhar bin Abdul Wahab
Chief Business Oicer 5
2 Lloyd William rolston
Chief Risk Oicer 5
3 Edwin T Teintang
Product Development Head 5
4 Andrew Duf
Chief Executive Oicer 5
5 Hery Syafril
Chief Finance Oicer 5
6 rusli
Chief Operational Oicer 5
7 Windiartono Tabingin
Chief Compliance Oicer 5
8 Caroline Halim
risk Management Head 5
9 rr. Utami Tjipto
Compliance and Procedure Head 5
10 Lanny Surya
Operations Head 5
11 Darwinsyah
Information Technology Head 5
12 Novy Angela Andow
Treasury Sales Head 5
13 rasmoro Aji
Network and Distribution Head 5
14 Tota Melani Loembantobing
Audit Head 5
Selama 2014, Komite telah menyelenggarakan rapat sebanyak 5 lima kali.
Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab
Pada 2014, Komite Produk dan Aktivitas Baru telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya seperti
berikut: 1. Telah melakukan pengawasan terhadap proses
pengembangan produk dan layanan serta aktivitas baru.
2. Telah melakukan pengawasan terhadap kegiatan Bank terkait dengan penerapan produk dan layanan serta
aktivitas baru. 3. Telah mengevaluasi dan menyetujui usulan produk
atau layanan serta aktivitas baru.
Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan Komisaris dan Direksi
No Nama
Posisi di Bank Hubungan Keluarga dengan
Hubungan Keuangan dengan Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang Saham
Pengendali Dewan
Komisaris Direksi
Pemegang Saham
Pengendali
Dewan Komisaris 1
Ali Ahmed Z A Al-Kuwari Komisaris
Utama x
x x
x x
v 2
Muthu Chidambaram Komisaris
x x
x x
x v
3 Grant Eric Lowen
Komisaris x
x x
x x
v 4
Suroto Moehadji Komisaris
Independen x
x x
x x
x 5
Nasrul Husin Komisaris
Independen x
x x
x x
x 6
Muhammad Anas Malla Komisaris
Independen x
x x
x x
x Direksi
1 Andrew Duf
Direktur Utama x
x x
x x
x 2
Azhar bin Abdul Wahab Direktur
x x
x x
x x
3 Lloyd William rolston
Direktur x
x x
x x
x 4
rusli Direktur
x x
x x
x x
5 Windiartono Tabingin
Direktur x
x x
x x
x 6
Hery Syafril Direktur
x x
x x
x x
Kasus dan Perkara Penting Serta Upaya Penyelesaian
Permasalahan hukum yang dihadapi PT Bank QNB Indonesia Tbk selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Permasalahan Hukum Keterangan
Perdata Pidana
Telah Selesai Telah mempunyai kekuatan hukum yang tepat Dalam proses penyelesaian
2 Jumlah
2 4. Telah menetapkan dan menentukan rencana
penerbitan produk dan aktivitas baru sejalan dengan strategi dan rencana bisnis Bank.
5. Telah melakukan evaluasi produk dan aktivitas yang telah berjalan berkaitan dengan manfaat dan risiko
bagi Bank.
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki kepemilikan saham atas PT Bank QNB Indonesia Tbk.
250 251
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Universalitas Kode Etik
Kode Etik ini bersifat universal, artinya seluruh nilai-nilai yang tercantum di dalam Kode Etik berlaku bagi seluruh
karyawan Bank termasuk Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh jajaran Manajemen. Kode Etik disosialisasikan
secara reguler kepada seluruh karyawan Bank tanpa terkecuali melalui pembagian buku Kode Etik yang
kemudian harus ditandatangani oleh karyawan.
01 Perilaku
1. Kerjasama Tim 2. Hubungan Atas Dasar Kepercayaan
3. Perlindungan Aset dan Kepentingan Bank dan Nasabah
4. Hubungan Pemasok 5. Tanggung Jawab Sosial
6. Ketaatan terhadap Undang-Undang 7. Kepatuhan terhadap semua Kebijakan
dan Prosedur PT Bank QNB Indonesia Tbk
8. Pengungkapan Informasi rahasia 9. Kata-Kata Kita adalah Janji
10. Pembatasan Bekerja di Tempat Lain 11. Berurusan dengan Media Lain
12. Menghindari Bujukan 13. Menghindari Benturan Kepentingan
14. Manajemen rekening Staf yang Tepat 15. Hutang Pribadi
16. Transaksi Pribadi 17. Perhatian kepada Kebutuhan Pribadi
18. Pengembangan Pribadi 19. Integritas dalam Hubungan
Interpersonal 20. Perilaku Pribadi
21. Penampilan Pribadi 22. Berurusan dengan saham QNB
23. Kekayaan Intelektual
02 Keamanan
1. Keselamatan 2. Kelanjutan Usaha di Masa-Masa Sulit
03 Kepatuhan
1. Pelaporan Pelanggaran 2. Politik
3. Penipuan, Pencucian Uang Pembiayaan Teroris
Internal Fraud yang Terjadi
Internal Fraud dalam 1 Tahun Jumlah Kasus yang Dilakukan Oleh
Manajemen Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Nasabah 2013
2014 2013
2014 2013
2014 2013
2014 Total Fraud
- -
- 1
- -
- -
Telah Diselesaikan -
- -
√ -
- -
- Dalam Proses Penyelesaian Internal
Bank -
- -
- -
- -
- Belum Diupayakan Penyelesaiannya
- -
- -
- -
- -
Telah Ditindaklanjuti Melalui Proses Hukum
- -
- -
- -
- -
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait
Disepanjang tahun 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk menyalurkan dana kepada pihak terkait dengan tetap
mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimal Pemberian Kredit BMPK.
Pokok-Pokok Kode Etik
Secara garis besar, Kode Etik mengatur 3 tiga aspek dasar, yaitu perilaku, keamanan dan kepatuhan.
Penyediaan dana pihak terkaitdan debitur inti individu grup adalah sebagai berikut:
Dalam Juta rupiah
Penyediaan Dana Jumlah
Debitur Nominal rp
Valas Kepada Pihak Terkait
72 70.161
- Kepada Debitur Inti
a. Individu -
- -
b. Grup 25
3.721.203 2.950.179
Kepatuhan Pajak
Sepanjang 2014, PT Bank QNB Indonesia Tbk mematuhi segala peraturan dan kewajiban pajak berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepatuhan ini berjalan dengan baik, di mana Bank tidak menerima
adanya bentuk peringatan atau sanksi terkait dengan perpajakan sampai dengan 31 Desember 2014.
Kode Etik dan Budaya Perseroan
Kode Etik Perseroan
Salah satu soft-structure yang dimiliki Bank dalam mengimplementasikan praktik tata kelolanya adalah Kode
Etik Perilaku karyawan Code of Conduct. Kode Etik ini berfungsi sebagai panduan standar bagi seluruh karyawan
dalam bertingkah laku, sesuai dengan prinsip dan nilai moral yang mencerminkan integritas dan reputasi Bank.
252 253
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Penerapan dan Penegakan Kode Etik
Seluruh karyawan Bank harus memenuhi Kode Etik Perusahaan. Tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai
Kode Etik dianggap sebagai upaya mencemarkan nama baik dan reputasi Bank dan konsekuensi yang ditimbulkan
adalah sanksi. Secara berkala, Bank melakukan observasi dan evaluasi terhadap implementasi Kode Etik, dan dapat
dilakukan revisi bila diperlukan. revisi yang dilakukan merupakan bentuk kepatuhan terhadap regulasi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Budaya Perseroan
Budaya yang sehat dan baik menjadi akar dari sebuah pembentukan reputasi perusahaan. Oleh sebab itu, Bank
membudayakan nilai-nilai positif dan sehat di dalam lingkungan perusahaan agar setiap individu mampu
menjadi cerminan dan representasi Bank di mata seluruh pemangku kepentingan. Budaya Bank berlandaskan pada
3 tiga nilai, yaitu 1. Passion for Excellence
Kami bertekad melampaui apa yang diharapkan dari kami extra-mile untuk mencapai standar profesi
tertinggi. 2. Innovative
Kami beradaptasi terhadap perubahan dan menghargai kreatiitas untuk terus menerus mencapai hasil kerja
yang prima.
3. Synergistic Team Kami secara efektif memanfaatkan segala kelebihan
kami untuk mencapai tujuan bersama dengan rasa bangga.
4. Care for Others Kami menjunjung tinggi kehormatan serta peduli
terhadap kebaikan manusia dan lingkungan di mana kami berkarya.
5. Professionalism with Integrity -
Kami terus-menerus mengembangkan kompetensi dan perilaku kami, agar dapat diandalkan dalam
mencapai hasil yang diharapkan. -
Kami jujur, adil dan siap bertanggung jawab.
Perwujudan Komitmen Kode Etik dan Budaya Perseroan
Bank berkomitmen untuk mewujudkan kode etik dan budaya PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam aktivitas
sehari-hari. Penerapan komitmen ini merupakan bentuk dukungan terhadap implementasi praktik tata kelola
perusahaan yang baik.
Inisiasi Anti Gratiikasi
Bank melakukan inisiasi anti gratiikasi sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan praktik tata kelola
perusahaan yang terbaik. Inisiasi ini bertujuan untuk menghindari adanya potensi benturan kepentingan yang
dapat memengaruhi suatu pengambilan kebijakan atau keputusan.
Oleh sebab itu, setiap individu tidak diperkenankan untuk: • Meminta atau menerima bayaran, komisi atau imbalan
dalam bentuk lain, yang dapat ditafsirkan dengan cara apapun yang berkaitan dengan status dan sifat
pekerjaan seseorang. • Memberi, menjanjikan atau menawarkan, pembayaran,
hadiah atau keramahtamahan dengan harapan atau berharap akan menerima keuntungan bisnisusaha,
atau untuk menghargai keuntungan bisnisusaha yang telah diberikan.
• Memberi atau menerima hadiah atau keramahtamahan dalam setiap negosiasi komersial atau proses tender,
jika hal ini bisa dianggap bermaksud atau mungkin mempengaruhi hasilnya.
• Menerima keramahtamahan dari pihak ketiga yang terlalu mewah atau berlebihan dalam situasi ini.
• Menerima bayaran, hadiah atau keramahtamahan dari pihak ketiga yang diketahui atau curigai ditawarkan
dengan harapan bahwa kita akan memberikan keuntungan bisnisusaha bagi mereka atau orang lain
sebagai imbalannya. • Menawarkan atau menerima hadiah dari atau kepada
pejabat pemerintah atau wakil rakyat, atau politisi atau partai politik, tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari manajer atau Divisi Kepatuhan. • Mengancam atau melakukan balas dendam terhadap
karyawan lain yang telah menolak untuk melakukan tindak penyuapan atau yang telah menimbulkan
kekhawatiran berdasarkan kebijakan ini, atau; • Terlibat dalam aktivitas apapun yang dapat
mengakibatkan pelanggaran kebijakan ini. • Membuat, dan atau menerima, pembayaran fasilitas
atau “suap” dalam bentuk apapun. Pembayaran fasilitas biasanya adalah pembayaran kecil tidak resmi
yang dibuat untuk mengamankan atau mempercepat tindakan rutin atau yang diperlukan misalnya dengan
pejabat pemerintah. Suap biasanya merupakan pembayaran sebagai imbalan atas bantuan atau
keuntungan usaha. Hadiah yang bernilai sebesar atau lebih dari rp1.500.000
harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Pimpinan unit kerja. Pada kondisi di mana terdapat hadiah
yang bernilai, tetapi menolaknya akan menyebabkan penghinaan yang tidak perlu, maka individu tersebut
harus memberitahukannya kepada Manajer Lini dan Divisi Kepatuhan yang akan menyumbangkan hadiah tersebut
kepada staf atau kegiatan amal. Penyuapan adalah tindakan ilegal secara yuridis dan dapat
mengakibatkan hukuman berat kepada mereka yang terlibat.
Sistem Pelaporan Pelanggaran
Dasar Kepatuhan
Sistem pelaporan pelanggaran merupakan sebuah program partisipasi aktif pegawai dan manajemen untuk
melaporkan tindakan-tindakan pelanggaran yang terjadi di lingkungan perusahaan agar tercipta sebuah kondisi yang
harmonis dan kondusif serta menerapkan praktik-praktik terbaik tata kelola perusahaan. Sistem ini merupakan
bentuk kepatuhan Bank terhadap: • Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal
30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 81142006 tanggal 5
Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
• Kode Etik Karyawan PT Bank QNB Indonesia, Tbk. • Peraturan dan Kebijakan Kepatuhan No. 1.301.00
Tanggal 5 Juni 2012 mengenai Pedoman Strategi Anti Fraud.
PT Bank QNB Indonesia Tbk menyadari bahwa dalam rangka mewujudkan praktik tata kelola yang baik
dan sehat khususnya dalam mengimplementasikan prinsip transparansi dan kewajaran, diperlukan adanya
sebuah sistem mekanisme yang dapat mengelola dan menindaklanjuti tindakan-tindakan yang melanggar
peraturan dan nilai perusahaan. Sistem ini mengutamakan prinsip konidensialitas yang tinggi sehingga mampu
menjamin anonimitas pelapor.
Dengan adanya dorongan bagi pegawai untuk melaporkan bentuk pelanggaran yang mereka temui, PT Bank QNB
Indonesia Tbk mampu meminimalisir risiko kerugian inansial dan non inansial sejak dini.
254 255
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tujuan Sistem Pelaporan Pelanggaran
Menjaga reputasi
perusahaan
Melakukan perbaikan dan
penertiban dini Meminimalisir
kekecewaan pegawai
Menciptakan iklim kerja yang
kondusif Menjaga konidensialitas kejadian
yang terjadi dalam lingkungan perusahaan sehingga tidak menimbulkan
permasalahan atau bahan perbincangan. Setiap orang secara sukarela
membangun iklim kerja yang nyaman dan sehat.
Bank dapat menghindari adanya iklim kerja yang
kurang kondusif dalam perusahaan.
Bank dapat mengantisipasi dan menindaklanjuti permasalahan sebelum
terjadi kerugian yang lebih besar.
ruang Lingkup Sistem Pelaporan Pelanggaran
Sistem ini berlaku secara universal dan setara untuk seluruh individu PT Bank QNB Indonesia Tbk, pada
seluruh jenjang kepegawaian termasuk Direksi, Dewan Komisaris dan anggota-anggota Komite di bawah Dewan
Komisaris, pelaksana sistem pelaporan pelanggaran itu sendiri serta pihak eksternal yang dapat memberikan
informasi terkait tindakan pelanggaran yang terjadi.
Ketentuan Umum Sistem Pelaporan Pelanggaran
1. Yang diklasiikasikan sebagai Pelapor adalah pihak
internal dan eksternal. Pihak internal meliputi karyawan tetap, masa percobaan, kontrak dan
outsource, Manajemen termasuk Direksi dan Dewan Komisaris. Pihak eksternal dapat melaporkan kejadian
pelanggaran dengan menyertakan bukti yang benar dan valid dalam bentuk rekaman, gambar, dan lain-
lain sebagai petunjuk adanya pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor.
2. Yang diklasiikasikan sebagai Terlapor adalah pihak
yang diduga dan patut diduga melakukan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum,
perbuatan tidak etis atau tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Bank secara
inansial dan non-inansial. 3. Fraud atau tindakan pelanggaran adalah tindakan
yang dilakukan secara sengaja dan sadar dengan maksud mengambil keuntungan pribadi dan pihak
berkepentingan lain. Tindakan fraud melanggar peraturan, nilai dan budaya internal dan eksternal
sehingga mengakibatkan kerugian bagi Bank secara inansial dan non-inansial.
Mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran
Dalam proses pelaporan, pelapor harus menjaga kebenaran dan akurasi informasi yang disampaikan serta
memberikan informasi yang cukup untuk kelanjutan investigasi, antara lain identitas pelaku, kronologi
pelaporan dan tindakan pelanggaran yang dilakukan. Pihak yang menangani pelaporan dari sistem ini adalah
Fraud Oversight Committee FOC, yang terdiri dari Direktur Utama, Direktur risiko, Direktur Hukum dan Kepatuhan
serta Direktur Operasional yang membawahi Sumber Daya Manusia.
Pelaporan ditujukan kepada FOC dan bila terdapat hal yang berhubungan dengan audit, maka pengaduan harus
turut dilaporkan kepada ketua Komite Audit serta rencana kerja untuk menangani pengaduan. Apabila pihak terlapor
merupakan salah satu anggota FOC, maka penerima laporan tidak diperkenankan memberikan laporannya
kepada anggota FOC yang terlibat. Segala tindak lanjut yang dilakukan oleh FOC terkait dengan perbaikan
internal, disampaikan kepada Kepala Divisi terkait.
Perlindungan Terkait Sistem Pelaporan Pelanggaran
Bank menjamin konidensialitas identitas pelapor dalam hal pelapor tidak mendapat keuntungan apapun
dari pengaduan atau hal-hal yang diadukannya. Bank tidak akan memecat, menurunkan pangkat, menunda,
mengancam, menganggu, atau memperlakukan pelapor secara tidak adil dalam bentuk apapun sesuai dengan
Peraturan Kepegawaian atau Perjanjian Kepegawaian.
Hasil Temuan dan Penindaklanjutan Pelaporan Pelanggaran
Sepanjang 2014, tidak ada laporan pelanggaran yang ditemukan.
Akses Informasi dan Data Perusahaan
Perusahaan menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahan yang baik dalam aspek transparansi dengan mengelola
informasi yang tepat dan selalu terbaharui, serta dapat diakses oleh publik. Selain itu, sebagai bentuk
pertanggungjawaban terhadap pemegang saham, Bank juga memberikan informasi secara berkala melalui website
Perusahaan di http:qnb.co.id. Publik bisa mendapatkan informasi lengkap mengenai
proil Bank, jenis pelayanan, berita terbaru, serta informasi lainnya. Selain itu, Bank juga mengungkapkan
informasi perusahaan dalam bentuk kegiatan lain seperti rUPS, public expose, seminar, pameran, dan kegiatan
pengungkapan lainnya. Bank melakukan tindakan-tindakan pengungkapan
lainnya dalam kaidah peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan denganmenerbitkan
Laporan Tahunan, Laporan Berkelanjutan dan juga laporan keuangan lainnya sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia, OJK dh Bapepam-LK dan ketentuan pasar modal di Indonesia.
Dalam pelaksanaan Public Expose yang berlangsung setidaknya sekali dalam setahun sesuai dengan ketentuan
Bursa Efek Indonesia, Bank telah menyelenggarakannya pada 25 September 2014 bertempat di QNB Tower, Jakarta.
Materi Public Expose adalah mengenai kinerja keuangan Bank berdasarkan data keuangan per 30 Juni 2014.
Berikut adalah rekapitulasi keterbukaan informasi yang diimplementasikan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk di
sepanjang tahun 2014: No
Perihal Keterangan
1 Jumlah Public Expose
yang Dilaksanakan Selama 2014
1 2
Jumlah Forum Investor Asing yang Diadakan
3 Jumlah Ulasan Media
Massa Selama 2014 91
4 Jumlah Papan Iklan dan
Media Outdoor Selama 2014
4 5
Jumlah Promosi Media Massa
7 6
Jumlah rUPS 2
7 Jumlah Press Release
4 8
Jumlah Media Gathering
Tanggung Jaw
ab Sosial Perusahaan
258 259
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Landasan Hukum
Kebijakan tanggung jawab sosial PT Bank QNB Indonesia Tbk berlandaskan pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas UUPT dan ISO 26000. ISO 26000 menjelaskan tujuh prinsip tanggung jawab
sosial, yaitu: 1. Akuntabilitas
2. Transparansi 3. Perilaku Etis
4. Penghormatan kepada Kepentingan Stakeholders 5. Kepatuhan kepada Hukum
6. Penghormatan kepada Norma Perilaku Internasional 7. Penegakan Hak Asasi Manusia
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perseroan
Bank berkomitmen untuk mengedepankan kesejahteraan pemangku kepentingan seiring dengan pertumbuhan
perusahaan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan Bank terbagi menjadi 4 empat klasiikasi, yaitu
bidang lingkungan, bidang pengembangan sosial dan kemasyarakatan, bidang pekerja K3 serta terhadap
nasabah sebagai pengguna jasa utama.
Q Club
Q Club merupakan organisasi internal yang didirikan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk yang menghimpun minat
dan bakat seluruh anggota perusahaan. Organisasi ini bergerak dengan memprioritaskan kepedulian terhadap
lingkungan dan masyarakat. Dengan mengedepankan nilai- nilai kekeluargaan dan kebersamaan, Q Club merangkul
seluruh karyawan dari berbagai jenjang, dari staf hingga manajemen untuk saling berkomunikasi dan menciptakan
suasana keharmonisan di lingkungan kerja. Tujuan Organisasi:
1. Meningkatkan kerjasama informal antar karyawan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
2. Menjadi media komunikasi antara karyawan dan manajemen dalam membangun komunikasi yang efektif
dan eisien. 3. Mengembangkan dan meningkatkan minat antar
karyawan PT Bank QNB Indonesia Tbk.
Aktivitas
No Nama Kegiatan
Pelaksanaan CSr
Non CSr Tempat Pelaksanaan
1
Q Peduli Banjir Januari - Februari 2014
CSr Jakarta
2
Perayaan Natal Donasi Januari 2014
CSr Jakarta
3
Q Donor Darah Januari 2014
CSr Jakarta
4
Q Movie Maret 2014
Non CSr Se-Indonesia
5
Q Fun Photo Competition Maret 2014
Non CSr Jakarta
6
Partisipasi Multipolar Mini Olympic Mei 2014
Non CSr Jakarta
7
Takjil Buka Puasa Juni 2014
Non CSr Jakarta Surabaya
8
Family Day Juni 2014
Non CSr Makassar Tanjung Balai
9
Q ramadhan Garage Sale Juli 2014
Non CSr Jakarta
10
Bantuan Biaya sekolah Juli 2014
CSr Jakarta
11
Beasiswa Bazis Q Club Oktober 2014- Oktober 2015
CSr Jakarta
12
Persekutuan Doa setiap Minggu
Non CSr Jakarta
13
Basket setiap Minggu
Non CSr Jakarta
14
Badminton setiap Minggu
Non CSr Jakarta, Surabaya, Medan
15
AerobicZumba setiap Minggu
Non CSr Jakarta, Medan, Bandung
16
Tenis lapangan setiap Minggu
Non CSr Jakarta
17
Futsal setiap Minggu
Non CSr Jakarta, Bali
Struktur Organisasi Q Club
President Vice President 1
Secretary 1 Treasurer 2
regional Head Medan regional Pekanbaru
Head regional Surabaya
Head Spirituality Division
Head Art Culture Division
Head
Members Members
Members Members
Members Pr Documentation
Division Head Sports Division Head
Community Society Division Head
Steering Committee Vice President 2
Secretary 2 Treasurer 1
Advisor
260 261
Laporan Tahunan 2014 Laporan Tahunan 2014
Tanggung Jawab dalam Bidang Pengembangan Sosial dan
Kemasyarakatan
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh PT Bank QNB Indonesia Tbk terkait dengan pengembangan sosial dan
kemasyarakatan adalah:
Q CSr Peduli Banjir
Peserta Sumber Dana
bantuan Diberikan kepada : 1. Posko Cawang Atas
Jakarta 2. Posko Gor Otista Jakarta
3. Posko Mutiara Pluit Tangerang
4. Bantuan perbaikan Masjid Kisamaun
Tangerang 5. Karyawan outsource di
lingkungan PT Bank QNB Indonesia Tbk
6. Karyawan permanen Korban Banjir
1. Sumbangan karyawan sebesar rp11 Juta
2. CSr perusahaan sebesar rp10, 3 Juta
3. Q Club
Q Donor Darah
Peserta Sumber Dana
1. Karyawan QNB Indonesia
Dana dari Q Club sebesar rp4,6 Juta
Edukasi Literasi Keuangan SMP Mahanaim
Peserta Sumber Dana
1. Murid SMP Mahanaim Dana dari Perusahaan
2. Karyawan PT Bank QNB Indonesia
Tbk Aktivitas-aktivitas ini memberikan dampak yang positif
bagi Bank dalam segi operasional dan inansial secara keseluruhan.
Tanggung Jawab dalam Bidang Lingkungan
Kegiatan bisnis PT Bank QNB Indonesia Tbk tidak berdampak langsung terhadap lingkungan hidup, terutama
di sekitar kegiatan operasional Bank. Akan tetapi, hal ini tidak membuat Bank mengesampingkan hal terhadap
pelestarian lingkungan hidup. Dalam setiap kegiatan bisnisnya, Bank berkomitmen penuh untuk menerapkan
kebijakan yang berwawasan lingkungan dengan tujuan untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin
muncul dan memaksimalkan dampak positif dari hasil kegiatan bisnis Bank.
Sejalan dengan komitmen ini, Bank meluncurkan Program 3D yaitu Disiplin Waktu, Disiplin Eisiensi dan Disiplin
Layanan berdasarkan memo persetujuan Direksi No. 017
MI-SQII2013. Tujuan dari program ini adalah untuk membentuk budaya perusahaan yang akan menjadi
landasan kuat dalam bersikap dan berperilaku sebagai insan PT Bank QNB Indonesia Tbk. Adapun dampak baik
terhadap aspek pengelolaan lingkungan muncul dari implementasi Disiplin Eisiensi yang dituangkan pada
upaya eisiensi listrik, eisiensi kertas, serta eisiensi kerja.
Rincian dari Disiplin Eisiensi adalah sebagai berikut: 1. Eisiensi Listrik
Membentuk budaya disiplin dalam hal penggunaan lampu
dan AC dengan memastikan penggunaan lampu dan AC sesuai kebutuhan dan setiap karyawan wajib mematikan
lampu setelah selesai bekerja terutama bagi orang terakhir yang meninggalkan ruangan. Sedangkan penggunaan AC
ditentukan dengan batasan temperatur di atas 20
o
C dan harus dimatikan 30 menit sebelum meninggalkan ruangan.
2. Eisiensi Kertas Membentuk budaya disiplin dalam hal penggunaan kertas