IT Maturity Model Pembahasan

12 Tabel 4.2 Data Keseluruhan No P ERENCANAAN DAN P ENGORGANISASIAN M ATURITY L EVEL 1 Penentuan Perencanaan Strategis IT 3,585 2 Penentuan Arsitektur Informasi 3,833 3 Pemilihan Arah Perkembangan Teknologi 3,857 4 Penentuan Hubungan dan Struktur Organisasi IT 4,000 5 Pengelolaan Investasi IT 3,500 6 Pengkomunikasian Tujuan dan Sasaran Manajemen 3,267 7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3,465 8 Kepastian Kebutuhan sesuai dengan Permintaan Eksternal 2,947 9 Perkiraan Resiko 3,714 10 Pengelolaan Proyek-proyek 3,370 11 Pengelolaan Kualitas 3,488 Rata-rata 3,548 Dari hasil data diatas, rata-rata maturity model PT William Makmur Perkasa adalah 3,548. Angka ini menunjukkan bahwa standar PT William Makmur Perkasa lebih baik dari standar internasional, yaitu 2.500 dan kesesuaian dengan tujuan perusahaan sudah mendekati yang diharapkan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 IT Maturity Model

Gambar 4.1 Maturity Model PT William Makmur Perkasa Dari hasil data primer diatas, rata-rata maturity model PT William Makmur Perkasa adalah 3,548. Angka ini menunjukkan bahwa standar perusahaan lebih baik dari standar Non- Existent Legend for symbols used Legend for rankings used 0 - Management processes are not applied at all 1 - Processes are ad hoc and disorganized 2 - Processes follow a regular pattern 3- processes are documented and communicated 4 - Processes are monitored and measured 5 - Best practices are followed and automated Current status of the organization International Standard Organization’s strategy for improvement - where the organization wants to be 1 2 3 4 5 Initial Repeatable Defined Managed Optimized 13 internasional, yaitu 2.500 dan kesesuaian dengan tujuan perusahaan sudah mendekati yang diharapkan. 4.2.2 Analisis IT Maturity Model Tabel 4.3 dibawah ini menggambarkan bahwa Analisa Perbandingan antara keadaan saat ini dengan target PT William Makmur Perkasa dalam beberapa tahun mendatang. Analisa ini memperjelas tentang kesesuian antara perencanaan dan pengorganisasi IT dengan tujuan perusahaan, sebagai contoh Penentuan Perencanaan Strategis IT tingkat maturity saat ini adalah 3,585 dan target yang ingin dicapai adalah 5,000, bahwa penentuan perencanaan strategis IT merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dengan perencanaan strategis IT secara keseluruhan baik perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, dan tidak seperti pernyataan tentang kriteria 0, COBIT, bahwa perencanaan strategis IT tidak dilaksanakan dimana manajemen tidak sadar akan kebutuhan perencanaan strategis IT guna mencapai tujuan perusahaan. Disamping itu pula, departemen IT telah menjalankan misinya sebagai pemberi pemecahan masalah tentang sistem informasi dan memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu konsulan, pengacara, paralegal dan pengguna komputer lainnya. Tabel 4.3. Tingkat maturity-saat ini dan target No Perencanaan dan Pengorganisasian Tingkat Maturity Saat Ini Target 1 Penentuan Perencanaan Strategis IT 3,585 5,000 2 Penentuan Arsitektur Informasi 3,833 5,000 3 Pemilihan Arah Perkembangan Teknologi 3,857 4,000 4 Penentuan Hubungan dan Struktur Organisasi IT 4,000 5,000 5 Pengelolaan Investasi IT 3,500 4,000 6 Pengkomunikasian Tujuan dan Sasaran Manajemen 3,267 4,000 7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3,465 4,000 8 Kepastian Kebutuhan sesuai dengan Permintaan Eksternal 2,947 4,000 9 Perkiraan Resiko 3,714 5,000 10 Pengelolaan Proyek-proyek 3,370 4,000 11 Pengelolaan Kualitas 3,488 4,000 Rata-rata 3,548 4,364 Tabel 4.4. Strategi PT. William Makmur Perkasa No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi 1 Penentuan Perecanaan strategi IT Data Primer : PT WMP menyadari pentingnya perencanaan strategi IT baik untuk jangka panjang maupun Pengoptimalisasian perencanaan strategis IT adalah suatu pendokumentasian proses yang berjalan secara berkesimnambungan Pengambilan keputusan untuk perencanaan strategis IT dilakukan oleh top manajemen. 14 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi jangka pendek tetapi proses pengambilan keputusan tidak terstruktur. Perencanaan pembaharuan rencana strategi IT dibuat atas permintaan pihak manajemen. Hal ini disebabkan oleh tidak ada aksi pro-aktif guna mengalisis IT dan perkembangan bisnis Perusahaan memiliki prosedur untuk memonitor pelaksanaan dan operasional rencana strategis IT secara berkala Sosialisasi dilakukan keseluruhan karyawan Perbandingan dilakukan di dalam group yang sejenis maupun antar operator lainnya. Data sekunder dari kuesioner dan wawancara : Manajemen IT bertanggung jawab pada perencanaan strategis IT Perencanaan strategi IT dinyatakan beresiko sangat tinggi dan sangat penting . dengan mempertimbangkan tujuan usaha dan keuntungan PT WMP yang memuaskan melalui investasi di bidang IT . Resiko dan keuntungan tambahan yang dapat dipertimbangkan secara berkesinambungan diperbaharui dalam proses perencanaan strategis IT. Terdapat fungsi strategis perencanaan IT yang tergabung dalam fungsi perencanaan usaha. Perencanaan IT jangka panjang yang realistis dibuat dan secara berkesinambungan diperberharui untuk merefleksikan perubahan teknologi dan usaha sehubungan dengan kemajuan- kemajuan yang ada. Perencanaan IT jangka pendek termasuk targetjangka waktu dan kemudahan pengiriman yang secara berkala dimonitor dan diperbaharui sesuai Perencanaan diperbaharui oleh manajemen IT sesuai dengan perubahan teknologi yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan serta memperhitungkan factor resiko . PT WMP menetapkan prosedur baku untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, pemonitoran pelaksanaan, operasional dan dokumentasi rencana strategis IT secara berkala. Prosedur baku adalah prosedur yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku. Sebaiknya manajemen IT membuat atau mengikuti pelatihan tentang perencanaan strategi IT. 15 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan masih dianggap kurang. Hasil dari Evaluasi dan dokumnentasi yang dilaksanakan manajemen IT dianggap sedang. dengan perubahan yang timbul. Perbandingan antara mudah dimengerti dan normal industry yang terpercaya adalah proses penentuan yang baik dan terintegrasi dengan strategi proses formulasi. 2 Penentuan Arsitektur informasi Data Primer : PT WMP memilik arsitektur system IT. PT WMP mememiliki prosedur pembuatan arsitektur system IT yang standard an terdokumentasi. PT WMP sudah menerapkan system otomatisasi yang belum seluruhnya terintegrasi di perusahaan. Karyawan IT memiliki keahliankemampuan tersebut dimiliki dengan cara belajar sendiri pelatihan informal. Model arsitektur IT PT WMP terus akan dikembangkan sesuai kondisi PT WMP. Data sekunder : Manajemen IT Pengoptimalisasian arsitektur informasi secara berkesinambungan memperkuat semua tingkatan dan keuntungannya untuk usaha dapat ditekankan. Tenaga IT memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk membangun dan menjaga kesehatan dan arsitektur informasi yang responsive yang dapat merefleksikan setiap permintaan usaha . Informasi yang tersedia melalui arsitektur informasi diterapkan secara berkesinambungan dan signifikan. Penerapan yang signifikan menghasilkan pengalaman terbaik dalam pembuatan dan perawatan arsitektur Perusahaan menetapkan prosedur baku untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, pemonitoran pelaksanaan, operasional dan dokumentasi rencana strategis IT secara berkala. Prosedur baku adalah prosedur yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku. Prosedur baku tersebut digunakan untuk mengevaluasian arsitektur system IT secara berkala. Disamping itu, perusahaan memberikan pelatihan formal kepada karyawan IT guna peng optimalisasian 16 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi bertanggung jawab pada perencanaan arsiktur informasi. Perencanaan arsitektur informasi dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan arsitektur informasi dianggap sedang mendekati baik. Evaluasi dari arsitektur kurang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. informasi termasuk proses perkembangan secara berkala. Strategi pembaharuan informasi melalui bank data dan sumber data telah ditentukan. Arsiktur informasi secara berkala mengalami kemajuan dengan mempertimbangkan informasi non tradisional dalam proses, organisasi dan system. arsitektur informasi dan bukan melalui pelatihan informal seperti yang telah dilakukan. 3 Pemilihan arah perkembangan teknologi Data Primer : PT. WMP belum memiliki program pelatihan untuk melakukan riset IT. PT. WMP memiliki rencana perkembangan teknologi yang terdokumentasi yang sejalan dengan strategi PT. WMP walaupun belum konsisten. PT. WMP memantau perkembangan teknologi dan melakukan perbandingan terhadap industry sejenis. Arah perkembangan teknologi PT. WMP belum didasari oleh perkembangan industry dan standar international, tapi lebih Manajemen dan pengukuran tenaga IT yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pembangunan perencanaan teknologi infrastruktur. Terdapat pelatihan formal dan special untuk riset teknologi. Dampak potensial dari perubahan dan penggabungan teknologi diperhitungkan dan terdokumentasi. Pimpinan dapat mengidentifikasikan deviasi dari rencana dan pengantisipasian masalah. Tanggung jawab atas Sesuai dengan pembahasan point 1 PT. WMP menetapkan prosedur baku. Prosedur baku tersebut digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa perkembangan teknologi secara berkala sehingga in konsistensi tidak ter jadi lagi . PT. WMP melaksanakan program pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas karyawan IT. 17 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi dilandasi kebutuhan PT.WMP Karyawan IT memiliki kemampuan untuk mengembangkan rencana infrastruktur IT. Data sekunder dari kuessioner dan wawancara : Manajemen IT bertanggung jawab pada perencanaan arah perkembangan teknologi. Perencanaan arah perkembangan teknologi dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan arah perkembangan teknologi dianggap sedang mendekati baik. Evaluasi dari arsitektur kurang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. pembuatan dan perawatan dari perencanaan teknologi infrastruktur telah ditentukan. Proses yang sulit dan responsive terhadap perubahan. Pengalaman internal terbaik telah digabungkan ke dalam proses. Strategi HRD sejalan dengan arah teknologi guna menyakinkan bahwa tenaga-tenaga IT yang ada dapat mengatasi perubahan- perubahan IT. Perencanaan migrasi untuk pengenalan teknologi baru telah dilaksanakan. Outsourcing dan kerjasama telah dilakukan untuk dapat mengakses kemampuan dan pengalaman yang cukup. 4 Penentuan hubungan dan struktur organisasi IT Data Primer : Diskripsi pekerjaan departemen IT sudah dibakukan. Fungsi departemen IT sudah berjalan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapka PT. WMP Struktur departemen Pengoptimalisasian struktur organisasi IT secara tepat lebih merefleksikan pada kebutuhan usaha dengan memberikan pelayanan yang sejalan dengan proses strategi usaha dari pada dengan teknologi yang terisolasi. Struktur organisasi lebih fleksibel dan PT. WMP melaksanakan kesesuaian dan pengevaluasian pelaksanaan organisasi dan tanggung jawab. Sesuai dengan pembahasan point 1, PT. WMP menetapkan prosedur baku. 18 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi IT bersifat fleksible dan mudah beradaptasi sesuai dengan kebutuhan PT. WMP. Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada hubungan dan struktur organisasi IT. Hubungan dan struktur organisasi IT dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam hubungan dan struktur organisasi IT dianggap sedang mendekati baik. Evaluasi dari hubungan dan struktur organisasi sedang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. mudah beradaptasi. Terdapat pengertian formal atas hubungan antara penggunaan dan pihak ke tiga. Pengalaman PT WMP telah dilakukan. Proses pengembangan dan manajemen struktur organisasi adalah sulit diikuti dan terencana dengan baik. Pengetahuan teknis secara umum baik internal dan eksternal telah dilaksanakan. Terdapat penggunaan teknologi yang luas untuk membantu kesesuaian pelaksanaan organisasi dan tanggung jawab. Pengaruh teknologi IT untuk membantu organisasi yang kompleks, terdistribusi secara geografi dan organisasi virtual.Proses kemajuan berkala telah diterapkan. 5 Pengelolaan Investasi IT Data primer : Manajemen investasi IT sangat penting bagi PT. WMP PT. WMP belum memeliki prosedur pembuatan anggaran. Manajemen pemengang tanggung jawab dan perhitungan untuk pemilihan investasi dan pendanaan ditugaskan pada orang tertentu. Jenis pendanaan telah diidentifikasikan dan Sesuai dengan pembahasan point 1 PT. WMP menetapkan prosedur baku. Prosedur baku pembuatan;, pengelolaan dan pendanaan 19 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi Penyusunan anggaran berada pada wewenang manajer IT . Dalam penentuan investasi IT sudah mempertimbangkan tren teknologi ke depan dan menganalisa alternative pembiayaan. Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan investasi IT. Pengelolaaan investasi IT dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola investasi IT dianggap sedang. Evaluasi dari pengelolaan investasi IT sedang dan dokumentasi masih kurang. dipecahkan. Tenaga IT memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk membangun perencanaan pendanaan IT dan merekomendasikan investasi IT yang sesuai. Analisa biaya secara formal disajikan mencakup biaya secara langsung maupun tidak langsung atas operasi yang ada demikian pula dengan investasi yang direncanakan dengan menggunakan konsep kepemilikan dari total pembiayaan . Suatu proses standardisasi dan proaktif untuk pendanaan telah dilaksanakan. Perubahan pengembangan dan biaya operasi dari perangkat keras dan perangkat lunak ke system integrasi dan sumber daya IT dikenal dalam perencanaan investasi. perencanaan investasi 6 Pengkomunikasian Tujuaan dan sasaran Manajemen Data primer : Pengembangan komunikasi dan proses yang terkait dilaksanakan secara Pimpinan menerima tanggung jawab untuk kebijaksanaan kesesuaian komunikasi internal dan telah mendelegasikan Pimpinsn bertanggung jawab atas kebijaksanaan kesesuaian komunikasi 20 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi informal dan in konsisten. Pengertian tentang kebutuhan keefektifan pengendalian informasi dimengerti secara implicit oleh manajemen dengan dokumentasi inkonsistensi dan dilakukan secara informa l PT. WMP memiliki arah dan tujuan yang menjadi standar . PT. WMP memiliki prosedur untuk memastikan keamanan IT dan memiliki program untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya keamanan IT. PT. WMP melakukan pengecekan ulang dan pembaharuan arah dan tujuan PT. WMP. Sosialisasi arah dan tujuan PT. WMP belum seluruhnya disosialisasikan keseluruh karyawan. Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada pengkomunikasi tanggug jawab dan mengalokasikan tenaga secukupnya guna menjaga suasana yang sejalan dengan perubahan-perubahan signifikan. Suasana kesesuaian informasi yang positif dan proaktif termasuk kualitas komitmen dan perhatian atas keamanan IT, telah dilaksanakan. Suatu kebijaksanaan prosedur dan standar yang lengkap telah dibuat, dipelihara dan dikomunikasikan dan merupakan pengalaman internal yang terbaik. Suatu panduan untuk tingkat tertentu dan diikuti daftar kebutuhan telah dibuat. internal . PT.WMP melaksanakan kebijaksanaan, prosedur dan standar baku dibuat dikelola, dikomunikasikan dan didokumentasikan berikut panduan untuk tingkat tertentu dan diikuti daftar kebutuhan. 21 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi an tujuan dan sasaran manajemen. Pengelolaan pengkomunikasian tujuan dan sasaran manajemen di nyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mensosialisasikan tujuan dan sasaran manajemen dianggap sedang. Evaluasi kurang dan dokumentasi sedang. 7 Pengelolaan sumber daya manusia Data primer : Manajemen SDM merupakan sesuatu yang penting bagi PT WMP walaupun pengertian tentang kualifikasi sumber daya manusia untuk IT departemen terkadang masih kabur. PT WMP memiliki rencana SDM. Ada petugas yang bertanggung jawab dalam menyusun rencana SDM tersebut. Rencana SDM sejalan dengan strategi PT. WMP PT. WMP melakukan Tanggung jawab untuk membangun dan memelihara rencana sumber daya IT telah dibuat ditugaskan kepada orang tertentu dengan pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk membuat dan memelihara rencana tersebut. Proses telah resposif terhadap perubahan. Organisasi memiliki pengukuran standar yang memungkinkan menentukan deviasi rencana dengan penekanan pada pertumbuhan dan perputaran tenaga IT. Adanya tanggung jawab untuk memilih, membangun dan memelihara rencana sumber daya IT dengan standard dan prosedur tertentu. PT. WMP mempunyai standar kualifikasi dan kinerja sumber daya manusia. PT. WMP melaksanakan skala kompensasi secara periodic. 22 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi analisa system kompensasi pada karyawan departemen IT. PT WMP melakukan program rotasi bagi sebagian karyawan IT. PT WMP memberikan insentif bagi karyawan IT yang berprestasi. Data sekunder : Manajemen IT pada pengelolaan sumber daya manusia dianggap sedang. Pengelolaan SDM dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola SDM dianggap sedang. Evaluasi dari pengelolaan SDM baik dan dokumentasi masih kurang. Analisa skala kompensasi dilakukan secara periodic guna menyakinkan bahwa gaji yang diberikan kompetitif dengan organisasi IT yang lain. Sumber daya IT proaktif dalam menentukan kemajuan karir. 8 Kepastian kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal Data primer : Bagi PT. WMP pemenuhan persyaratan eksternal adalah penting. Ada fungsi sentral yang mengkoordinasikan Terdapat pengertian atas masalah dan pengalaman dari permintaan eksternal dan kebutuhan untuk menyakinkan hal-hal pada setiap tingkat. Terdapat rencana pelatihan formal yang PT. WMP melakukan pelatihan formal dan pengevaluasian permintaan eksternal dan perubahan yang terjadi. 23 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi keseluruh an PT. WMP jika terdapat perubahan peraturan. Seluruh karyawan akan sadar tahu, jika ada perubahan peraturan dari luar yang meliputi PT. WMP Aada prosedur untuk merespon perubahan peraturan dari luar, dan melakukan evaluasi dan monitoring terhadap prosedur tersebut. Jika ada perubahan peraturan, PT. WMP melaksanakan pelatihan tetapi tidak untuk semua karyawan. Data sekunder : Manajemen IT pada kepastian kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal dianggap sedang. Kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal dinyatakan beresiko tinggi dan tidak begitu penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam kebutuhan sesuai dengan permintaan pasti bahwa semua karyawan memberikan perhatian sesuai kewajiban-kewajiban mereka. Tanggung jawab yang jelas dan proses kepemilikan dapat dimengerti. Proses tersebut meliputi pengevaluasian suasana guna mengidentifikasikan eksternal dan perubahan yang terjadi Terdapat mekanisasi untuk menempatkan kesesuaian non compliance dengan permintaan eksternal, kekuatan pengalaman internal dan implementasi pelaksanaan yang benar. Masalah non compliance dianalisis guna mengetahui akar penyebab dengan cara yang wajar dengan tujuan untuk mengidentifikasian solusi yang tepat. Standar nisasi pengalaman internal terbaik adalah dilakukan untuk kebutuhan yang spesifik seperti peraturan yang berlaku Standardisasi pelatihan dan evaluasi. 24 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi eksternal dianggap sedang. Evaluasi dan dokumentasi masih kurang. dan recurring service contracts. 9 Perkiraan resiko Data primer : Perkiraan resiko pentig bagi PT. WMP. Perkiraan resiko dilakukan disemua proses bisniks PT. WMP walaupun perkiraan resiko tersebut terkadang dilakukan hanya pada proyek-proyek penting saja. PT. WMP memiliki prosedur perkiraan resiko yang distandardisasi dan didokumentasikan. Pelaksana perkiraan resiko ada ditingkat top manajemen Memiliki database manajemen resiko. Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada perkiraan resiko sangat tinggi. Perkiraan resiko dinyatakan sangat tinggi dan tidak begitu Pengujian resiko telah dibuat guna menentukan dimana struktur dan proses organisasi yang luas dibangun, diikuti secara berkala dan terencana dengan baik. Rersiko brainstorming dan analisa akar penyebab menyertakan orang- orang berpengalaman telah dilaksanakan melalui seluruh organisasi, Menangkap, menganalisa dan melaporkan data resiko manajemen dilakukan secara otomatis. Panduan dibuat dari pimpinan pada daerah dan organisasi ikut serta dalam group guna pertukaran pengalaman. Resiko manajemen terintegrasi dengan baik dalam semua bisnis dan operasi IT, diterima dan tergabung dalam pengguna jasa IT. Perkiraan dan pengujian resiko dilakukan pada setiap proses bisnis PT. WMP secara berkala dan terencana dengan baik. PT. WMP melaksanakan prosedur baku perkiraan resiko dan terdokumentasi dimana panduan prosedur tersebut dibuat pimpinan PT. WMP. Resiko disosialisasi kan kepada seluruh manajemen. 25 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola sumber daya manusia dianggap sedang. Evaluasi dan dokumentasi baik. 10 Pengelolaan proyek-proyek Data primer : PT WMP menyadari pentingngnya manajemen proyek IT PT WMP sudah memiliki prosedur manajemen proyek IT yang standar. Top manajemen dan seluruh karyawan tidak selalu mendukung dan memback up setiap proyek IT. Setiap proyek IT memiliki jadwal anggaran dan alat penilaian kinerja. Struktur organisasi proyek sudah tetap. Tujuan proyek IT sudah sejalan dengan tujuan PT. WMP Tidak semua anggota tim proyek sudah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan proyek IT. Pimpinan membutuhkan pengukuran formal dan standard an pelatihan pembelajara untuk mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian proyek. Manajemen proyek mengukur dan mengevaluasi organisasi dan tidak hanya dalam IT. Kemajuan proses manajemen proyek terformulasikan dan dikomunikasikan Pelatihan anggota proyek di segala aspek. Resiko manajemen dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen proyek. Stakeholder secara aktif berpartisipasi dalam proyek atau memimpin mereka. Jangka waktu proyek dan criteria untuk mengevaluasi PT WMP memiliki pengukuran standar untuk manajemen termasuk keuntungan dan kerugian proyek beserta standar evaluasi atas pelaksanaan proyek, sebagai contoh jangka waktu proyek dan criteria untuk mengevaluasi kesuksesan proyek . Proyek dikomunikasikan pada tingkat manajemen guna menyamakan persepsi dan dukungan atas proyek tersebut. PT WMP memberikan pelatihan formal bagi anggota tim proyek. 26 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan proyek . Pengelolaan proyek dinyatakan beresiko sangat tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola proyek di anggap sedang. Evaluasi kurang dan dokumentasi sedang. kesuksesan setiap jangka waktu telah dilakukan. Keuntungan dan resiko di ukur dan dikelola terlebih dahulu, selama dan setelah penyelesaian proyek, pimpinan telah membuat program fungsi manajemen dalam IT . Proyek ditentukan, staff dan dikelola lebih ditunjukan kemajuan cita-cita PT WMP dari pada hal-hal spesifik mengenai IT. 11 Pengelolaan kualitas Data primer : PT WMP melakukan perencanaan dan monitoring terhadap pelaksanaan manajemen kualitas. PT WMP melakukan survey untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap kualitas IT. Pelatihan kualitas dilakukan keseluruh karyawan. Perusahaan belum sepenuhnya memiliki standar kualitas. PT WMP melakukan review evaluasi Organisasi secara berkala dan konsisten mengukur kualitas, jasa produk dan proyek;. Kualitas tersebut ditunjukan dalam segala proses, termasuk proses sehubungan dengan pihak ketiga. Dasar standarnisasi pengetahuan dibuat untuk metric kualitas. Survey atas kualitas kepuasan merupakan proses yang berjalan dan menuntun kepada analisa akar permasalahan. Metoda analisa biaya dan keuntungan digunakan untuk PT WMP memiliki standar perencanaan, monitoring dan mengevaluasi manajemen kualitas secara berkala. PT WMP memerlukan studi banding dengan perusahaan sejenis. 27 No Perencanaan Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi terhadap kualitas. PT WMP tidak selalu melakukan perbandingan terhadap industry dan competitor. Kualitas jasa, produk dan proses penting bagi perusahaa. Data sekunder : Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan kualitas. Pengelolaan kualitas dinyatakan beresiko tinggi dan penting. Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola investasi IT dianggap sedang. Evaluasi dan dokumentasi sedang. mengukur kualitas inisiatif. Terdapat kemajuan pada tanggung jawab dan perhitungan proses bisnis organisasi dan proses IT. Perbandingan antara norma industry dan competitor persaiangan terjadi peningkatan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan 1. PT. William Makmur Perkasa PT. WMP menyadari pentingnya kesesuaian perencanaan strategis IT, baik jangka pendek dan jangka panjang dengan tujuan PT. WMP. 2. Kesesuaian misi dan tujuan PT. WMP telah dilaksanakan biarpun perlu adanya beberapa koreksi, seperti cara pandang para perencanaan strategis it, penggunaan prosedur standar sesuai dengan standar internasional, pendokumentasian, prosedur pelaksanaan, pelaksanaan operasional prosedur pembuatan arsitektur sistem, prosedur pengembangan software, prosedur sumber daya manusia, diskripsi pekerjaan job description, prosedur pembuatan anggaran, prosedur resiko manajemen, pelatihan, evaluasi dan prosedur kualitas, sehingga target level maturity yang diharapkan dapat tercapai. 28 5.2.Saran Kesesuaian yang telah dilaksanakan tersebut sebaiknya di evaluasi secara berkala melalui pengawasan internal atau pengawasan eksternal independent audit untuk mengawasi departemen it secara keseluruhan dan penerapan pengawasan internal ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan cobit salah satu metoda kesesuaian it. DAFTAR PUSTAKA Cadbury Report, 2002, Report of the Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Control Objectives, Informaton System Audit and Control Foundation – IT Governance Institute, United States of America. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Implementation Tools, Informaton System Audit and Control Foundation – IT Governance Institute, United States of America. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Management Guidelines, Informaton System Audit and Control Foundation – IT Governance Institute, United States of America. Indrajit, Richardus Eko, 2001, Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. IT Governance Institute, 2001, Board Briefing on IT Governance, Informaton System Audit and Control Foundation – IT Governance Institute, United States of America. IT Governance Institute, Vol. 3, 2003, The Cobit Maturity Model In A Vendor Evaluation Case, Informaton System Audit and Control Foundation – IT Governance Institute, Available: www.isaca.or.id . Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research Methods, Allyn and Bacon, United States of America. Organisation for Economic Co-operation and Development, 1998, Principles of Corporate Governance. Riduwan, 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta Bandung, Bandung. Setiawan, Hari Purnomo, Zulkieflimansyah., 1996, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, Lembaga Penerbitan Fakultas Universitas Indonesia; Jakarta. Umar, Husien, 2001, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 29 PENGARUH FAKTOR PENGETAHUAN BISNIS, APLIKASI KEMAJUAN SISTEM, USER SUPPORT, PROGRAMMING, DAN PERENCANAAN SISTEM TERHADAP PENENTUAN PENGEMBANGAN KUALITAS PROFESIONAL DI BIDANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Claudia W.M. Korompis Email : wanda_korompisyahoo.co.id ABSTRACT After the development of technology, in which the information system is planned on the basis of the computer, the computer becomes a dominant role. Developers sistempun not an accountant, but rather a group of computer programmers who study accounting and then construct a system with the help of the workers in the companys accounting. College as a container in the form of competent personnel who are experts in the accounting information system, should undertake the development of the material accounting information system that can accommodate the need for accounting processes in a dynamic situation at this time. This study aims to determine whether the Business Knowledge, Application Advancement System, User Support, Programming, and Planning System affect the determination of the quality of professional development in the field of accounting information systems contracting company in the city of Manado. The analysis method used is multiple linear regression. The results showed that the variables of business knowledge, Application Advancement System, User Support, Programming, Planning System but less significant effect on the determination of the quality of professional development on the Accounting Information System contractor in the city of Manado. Keywords : Sistem, Informasi, Akuntansi, Kualitas, Kontraktor. 30 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Saat ini hampir disetiap sektor ekonomi diperlukan pegawaitenaga sistem informasi akuntansi. Keadaan ini secara tidak langsung memaksa sistem informasi akuntansi melakukan pembenahan dan evaluasi untuk menghadapi permintaan yang besar dalam membentuk para profesional SIA yang berkualitas. Perguruan tinggi sebagai wadah yang berkompeten dalam membentuk tenaga yang ahli dibidang sistem informasi akuntansi, harus melakukan pengembangan materi sistem informasi akuntansi yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan proses akuntansi dalam situasi dinamis saat ini. Mahasiswa jurusan akuntansi diharapkan tidak hanya mengetahui proses akuntansi secara manual tetapi lebih kepada pengetahuan dan keahlian sistem informasi akuntansi yang berbasis teknologi dalam menghadapi permintaan dunia kerja pada profesional yang berkualitas. Posisi akuntan sangat vital dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terutama sistem informasi akuntansi yang mulanya berbasis manual. Pada saat itu, peran akuntan dapat dikatakan sebagai penguasa proyek. Mulai proses perencanaan sistem, perekayasaan, uji coba sampai dengan pemeliharaan sistem, akuntan selalu terlibat secara dominan. Namun, setelah perkembangan teknologi, dimana sistem informasi direncanakan dengan basis komputer, peran komputer menjadi dominan. Pengembang sistempun bukanlah seorang akuntan, melainkan sekelompok programmer komputer yang mempelajari akuntansi dan kemudian menyusun sistem dengan bantuan para pekerja akuntansi di perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis dan informasi, seperti yang telah digambarkan di atas, mendorong akuntan untuk mempunyai wawasanpandangan baru terhadap profesi mereka. Satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah peran penyedia laporan keuangan tradisional menjadi desainer, manager dan auditor tentang sistem database. Penting bagi mahasiswa untuk mampu menyikapi perubahan lingkungan dan pemintaan-permintaan baru yang dihadapi oleh profesi akuntan. Mahasiswa dipacu untuk mampu berpikir dan bertindak kritis serta kreatif menghadapi perubahan. Menyikapi perubahan kebutuhan pasar tenaga kerja akan kompetensi sarjana akuntansi, maka diperlukan suatu kajian untuk mengetahui sejauh mana muatan materi sistem informasi akuntansi SIA yang dapat membantu lulusan untuk memiliki keahlian di bidang sistem informasi. Lee et al 2000 menyarankan bahwa dalam pengembangan materi kuliah Sistem Informasi Akuntansi SIA yang baru harus ditambahkan pembelajaran mengenai hubungan sistem informasi akuntansi dengan lingkungan organisasi bisnis untuk menyiapkan lulusan yang lebih baik dalam menghadapi pekerjaan sistem analis. Begitu banyaknya proyek pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta, membuat perusahaan kontraktor menjadi perusahaan yang berkembang maju saat ini. Perusahaan kontraktor harus dibekali pedoman metode pelaksanaan dan petunjuk operasi. Pengendalian pembiayaan konstruksi merupakan salah satu tanggung jawab yang terpenting dalam tugas manajemen konstruksi. Untuk menjaga pembiayaan dan keuangan proyek tetap lancar. Dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang berbasis teknologi, yang dapat menunjang kemajuan pekerjaan dan pelaporan. Jika peneliti dapat mengukur berapa besar pengaruh faktor pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, user support, programming, dan perencanaan sistem, maka tentunya akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan pembelajaran mata kuliah sistem informasi akuntansi. 31 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui apakah Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem berpengaruh terhadap penentuan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Romney dan Steinbart 2004 : 2 menyatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Bodnar dan Hopwood 2003 : 2 menyatakan bahwa sistem informasi mengarah pada penggunaan teknologi komputer didalam organisasi, untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Mulyadi 2001 : 1 menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi Burch yang dikutip oleh Kristanto 2003 : 6 mengungkapkan bahwa informasi adalah “Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam penggunaan keputusan”. Definisi informasi menurut Davis yang dikutip oleh Kristanto 2003 : 8 adalah “Data yang diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan”. Informasi yang baik adalah informasi yang memberikan nilai tambah added value bagi pemakainya. Pemakai menggunakan informasi untuk perencanaan, koordinasi, evaluasi dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu informasi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dapat mengurangi ketidakpastian 2. Dapat memberikan gambaran tentang peluang-peluang 3. Dapat mengevaluasi hasil Informasi dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber intern dan ekstern perusahaan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Informasi dari dalam perusahaan pada umumnya berbentuk laporan-laporan tertulis yang berisi kegiatan intern perusahaan, sedangkan informasi dari luar perusahaan berupa kejadian-kejadian di luar perusahaan yang memberikan dampak pada perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akuntansi Fess et al 2002 : 6, menyatakan bahwa “accounting can be defined us an information system that providers reports to stakeholders about the economic activities and condition of a business ”. Definisi diatas dapat diartikan, akuntansi adalah sistem informansi yang menyediakan laporan kepada para pemilik-pemilik perusahaan tentang aktivitas ekonomi dan kondisi usaha. Horngren et al 2002 : 5, menyatakan bahwa “accounting is the information system that measures business activities, processes that information into reports, and communicates the result to decision makers ”. Definisi diatas dapat diartikan, akuntansi adalah sistem informasi 32 yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut dalam bentuk laporan- laporan dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. Baridwan 2004 : 1, mengungkapkan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Fess et al 2002 : 6, menyatakan bahwa “Accounting is an information system that provides report to stakeholders about the economic activities and condition of a business ”, atau dengan kata lain, akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Simamora 2000 : 4, mengungkapkan bahwa Akuntansi Accounting adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi perusahaan ataupun bukan perusahaan kepada para pemakai informasi yang berkepentingan. Sistem Informasi Akuntansi Accounting information system AIS is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal Romney dan Steinbart, 2003 : 2. Definisi diatas memberikan suatu keterkaitan antara teknologi informasi, akuntansi dan bahkan pengguna user. Hal ini merujuk pada penciptaan suatu perencanaan sistem aplikasi bisnis dengan akses serta keamanan dalam menunjang sektor ekonomi dengan proses review yang lebih mendalam dan kompeten dalam menyikapi perubahan lingkungan basis manual ke komputerisasi. Bodnar dan Hopwood 2000 : 3 menyatakan yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi adalah sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Simamora 2000 : 176 menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan himpunan sumber daya, seperti orang-orang dan perlengkapan yang untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya kedalam informasi dan informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan dalam menentukan berbagai kebijakan organisasi. Jadi sistem informasi akuntansi adalah pengelolaan data menjadi informasi yang dilakukan oleh sumber daya manusia dan sumber daya teknologi komputer dalam menghasilkan informasi keuangan sehingga memudahkan para manajemen menentukan berbagai kebijakan dalam pengambilan beragam keputusan. Faktor-Faktor yang Dibutuhkan Profesional Sistem Informasi Akuntansi Lee et al 2000, menyatakan bahwa faktor-faktor yang dibutuhkan untuk para profesional SIA, antara lain: 1. Pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi SIA. Perubahan sistem informasi akuntansi yang cepat di lapangan dewasa ini menyebabkan program pendidikan harus terus dievaluasi dan direvisi. Hal ini dimaksudkan untuk membuat proses yang lebih teratur dan dapat menciptakan program yang lebih baik dan akurat yang merefleksikan permintaan pasar, karena itu diperlukan pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi SIA. 2. Kemampuan sistem informasi akuntansi. 33 Pengetahuan sistem informasi akuntansi berhubungan dengan seluruh organisasi dan pengetahuan bisnis yang digunakan sebagai pondasi untuk meningkatkan kemampuan pertumbuhan sistem informasi akuntansi dalam dunia kerja yang menuntut kebutuhan akan profesional sistem informasi Akuntansi SIA yang berpendidikan tinggi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Muatan Materi Mata Kuliah SIA Lee et al 2000 mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi SIA dalam usaha menciptakan profesional SIA yang berpendidikan tinggi dan berkualitas sebagai berikut: 1. Fungsi pengetahuan bisnis, meliputi: kemampuan untuk mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, kemampuan memahami lingkungan bisnis, pengetahuan industri spesifik, kemampuan untuk kolaborasi kerja dalam lingkungan tim proyek, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan, kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan peranan penting proyek-proyek dan kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan teknik menulis manual, dokumentasi dan hasil-hasilnya. 2. Aplikasi kemajuan sistem, meliputi: ECommerce, sistem pendukung keputusan DSSDecision Suport System, sistem pakar ESExpert Systems, pengetahuan sistem informasi manjemen SIM, sistem informasi eksekutif EIS. 3. User support pemakai pendukung, meliputi: End-user computing support, informasi pusat, pelatihan dan pengetahuan, telekomunikasinetworks, kemampuan untuk bekerja lebih dekat dengan para pemakai dan pemelihara positif atau dengan pelanggan yang baik. 4. Programming, meliputi: pengembangan aplikasi perangkat lunak atau software dan penyeleksian, model database dan pengembangan, pemrogramanCASE tools. 5. Perencanaan Sistem, meliputi: akusisi hardware evaluasi dan seleksi, analisis sistem, perencanaan sistem informasi manajemen dan evaluasi, informasi akses dan keamanan. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Almilia dan Pratiwi 2006 yang berjudul : “Faktor Penentu untuk Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi”, dalam penelitiannya menunjukan bahwa : Pertama, fungsi Pengetahuan Bisnis dibentuk oleh variabel memahami lingkungan bisnis, mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, dan pengetahuan bisnis. Kedua, aplikasi kemajuan sistem dibentuk oleh variabel programming, e-commerce, end-user computing support dan informasi perencanaan sistem manajemen. Ketiga, pemakai pendukung dibentuk oleh variabel sistem pakar, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan, pengetahuan industri spesifik dan pemakai pendukung. Keempat, programming dibentuk oleh variabel telekomunikasinetworks, CASE tools dan perencanaan sistem. Kelima, perencanaan sistem dibentuk oleh variabel pelatihanpengetahuan, informasi akses dan keamanan dan kemampuan untuk bekerja lebih dekat kepada para pemakai dan pemeliharaan hubungan baik dengan pelanggan. Faktor-faktor tersebut mampu berpengaruh dan diperlukan dalam 34 pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Penelitian dari Almilia dan Pratiwi 2006 memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu berfokus pada pengaruh pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, user support, programming, perencanaan sistem yang berpengaruh terhadap pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada Objek penelitian, yaitu pada penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan kontraktor di Manado yang menggunakan sistem informasi basis akuntansi didalam organisasi kerja perusahaan, sedangkan dalam Penelitian dari Almilia dan Pratiwi 2006 menggunakan pekerja Sistem Informasi SI untuk perusahaan provider yang menyediakan jasa bagi klien end-user pada lima belas perusahaan provider yang ada di Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah statistik dimana tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara pengumpulan, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan dan menganalisis data angka agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai keadaan, peristiwa, atau gejala tertentu sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu Wirawan, 2001 : 3. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kontraktor yang ada di kota Manado. Dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik judgement sampling yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan atau batasan tertentu. Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria –kriteria tersebut adalah : 1. Perusahaan-perusahaan kontraktor yang termasuk dalam kategori gred 6 sesuai dengan Peraturan LPJK No. 11 tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. 2. Perusahan-perusahaan kontraktor yang telah menjalankan kegiatan usahanya lebih dari satu tahun. 3. Perusahaan kontraktor yang mempekerjakan Tenaga Kerja Sistem Informasi berbasis Akuntansi didalam perusahaan tersebut. 4. Telah mendaftarkan perusahaannya di LPJKD Manado. Selanjutnya dari jumlah populasi 348 kemudian diambil sampel sebanyak 24 orang responden yang akan dibagikan di 24 perusahaan kontraktor di kota Manado yang menjadi objek dalam penelitian ini dan masing – masing perusahaan akan diberikan 1 kuisioner. Metode Analisis 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik 3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 4. Regresi Linear Berganda Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + e 5. Uji F dan Uji t 35 Adapun secara keseluruhan analisis data ini menggunakan bantuan komputer dengan Software Program SPSS Version 12.0 For Windows tanpa menggunakan perhitungan manual sistem komputerisasi. Hipotesis H 1 : Faktor Pengetahuan Bisnis berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 2 : Faktor Aplikasi Kemajuan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 3 : Faktor User Support berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 4 : Faktor Programming berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 5 : Faktor Perencanaan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. H 6 : Faktor Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perusahaan kontraktor terdapat karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan industri lainnya, sehingga memerlukan perlakuan akuntansi lain yaitu : 1. Kemungkinan diperlukan waktu lebih dari satu periode akuntansi untuk menyelesaikan suatu proyek 2. Pembebanan biaya subkontraktor, biaya bunga dan biaya peralatan sebagai unsur- unsur harga pokok produksi konstruksi. Total perusahaan kontraktor yang ada di Manado menurut laporan LPJKD yang masuk dalam daftar registrasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi kota manado maret 2007 sebanyak 348 perusahaan. Peneliti kemudian mengambil sampel sebanyak 24 perusahaan yang terdapat pada gred 6 sesuai dengan Peraturan LPJK No. 11 tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Selain pertanyaan tertutup, peneliti memberikan pertanyaan umum yang dijadikan acuan untuk memperkuat hipotesis akhir adalah tentang kemampuan mendasar yang sangat dibutuhkan seorang tenaga SIA yang kompeten. Hasilnya 18 orang 75 mempunyai persepsi bahwa kemampuan dalam akuntansi sangat nyata pentingnya dalam menciptakan profesional SIA yang hebat. Sistem pencatatan akuntansi laporan keuangan dinilai lebih mendasar dalam menciptakan lulusan SIA yang dapat bersaing dalam abad digital. Sedangkan 6 orang 25 lebih meyakini bahwa aplikasi sistem komputer dan teknologi yang modern lebih menjaminberbanding lurus dengan modernisasi yang terjadi dalam proyek-proyek lapangan sehingga sangat dibutuhkan profesional SIA yang menguasai program-program yang up to date dan berkompeten dalam sistem akuntansi yang terkomputerisasi. 36 Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas Gambar 1. Grafik Scatterplot Pengetahuan Bisnis X 1 Gambar 2. Grafik Scatterplot Aplikasi Kemajuan Sistem X 2 terhadap Sistem Informasi Akuntansi Y terhadap Sistem Informasi Akuntansi Y Gambar 3. Grafik Scatterplot User Support X3 Gambar 4. Grafik Scatterplot Programming X4 terhadap Sistem Informasi Akuntansi Y terhadap Sistem Informasi Akuntansi Y Gambar 5. Grafik Scatterplot Perencanaan Sistem X5 terhadap Sistem Informasi Akuntansi Y Uji Multikolinearitas Tabel 1. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance Tolerance 1 Constant Pengetahuan Bisnis ,757 ,757 Aplikasi Kemajuan Sistem ,751 ,751 User Support ,611 ,611 Programming ,980 ,980 -4 -3 -2 -1 1 2 3 Aplikasi Kemajuan Sistem -4 -2 2 4 6 Si st em In fo rmas i Aku nt ansi Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot -6 -4 -2 2 4 Pengetahuan Bisnis -4 -2 2 4 6 Siste m Infor ma si Aku nta ns i Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot -3 -2 -1 1 2 3 User Support -4 -2 2 4 6 Si st em In fo rmas i Aku nt ansi Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot -6 -4 -2 2 4 Programming -4 -2 2 4 6 Si st em In fo rmas i Aku nt ansi Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot -6 -4 -2 2 4 Perencanaan Sistem -4 -2 2 4 Siste m Infor ma si Aku nta ns i Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot 37 Uji Normalitas Gambar 6. Uji Normalitas Koefisien Korelasi R dan Koefisien Determinasi R 2 Tabel 2. Koefisien Korelasi R Sistem Informasi Akuntansi Pengetahuan Bisnis Aplikasi Kemajuan Sistem User Support Programming Perencanaan Sistem Pearson Correlation Sistem Informasi Akuntansi 1,000 ,353 ,283 ,487 ,340 ,254 Pengetahuan Bisnis ,353 1,000 ,300 ,476 -,066 ,053 Aplikasi Kemajuan Sistem ,283 ,300 1,000 ,477 ,080 ,015 User Support ,487 ,476 ,477 1,000 ,031 ,223 Programming ,340 -,066 ,080 ,031 1,000 ,067 Perencanaan Sistem ,254 ,053 ,015 ,223 ,067 1,000 Sig. 1-tailed Sistem Informasi Akuntansi . ,045 ,090 ,008 ,052 ,115 Pengetahuan Bisnis ,045 . ,077 ,009 ,381 ,404 Aplikasi Kemajuan Sistem ,090 ,077 . ,009 ,355 ,472 User Support ,008 ,009 ,009 . ,442 ,148 Programming ,052 ,381 ,355 ,442 . ,379 Perencanaan Sistem ,115 ,404 ,472 ,148 ,379 . 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Expec ted Cum Prob Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 38 Pada tabel diatas terlihat bahwa koefisien korelasi linear yang dihasilkan antara variabel- variabel X dan variabel Y bersifat positif walaupun hubungannya tidak begitu kuat sebab koefisien korelasinya 0,5. Tabel 3. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 ,625a ,391 ,222 2,160 ,391 2,314 5 18 ,087 1,422 Tabel 3 menunjukkan nilai R square yang diperoleh adalah sebesar 0,222 atau 22,2 . Angka 22,2 mengartikan bahwa pengembangan sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado dipengaruhi oleh pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, User Support, Programming, perencanaan sistem sebesar 22,2, sedangkan sisanya sebesar 77,8 dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini seperti faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal dalam sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan Sistem Informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, lokasi Departemen Sistem Informasi, Keberadaan Dewan pengarah sistem informasi Jen : 2002. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4. Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant 5,908 7,492 Pengetahuan Bisnis ,241 ,258 ,198 Aplikasi Kemajuan Sistem ,045 ,259 ,037 User Support ,397 ,282 ,331 Programming ,397 ,224 ,330 Perencanaan Sistem ,199 ,257 ,147 Hasil perhitungan untuk analisa kuantitatif berdasarkan metode Regresi Linear Berganda diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = 5,908 + 0,241X 1 + 0,045X 2 + 0,397X 3 + 0,397X 4 + 0,199X 5 Uji F Tabel 5. Anova Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 53,992 5 10,798 2,314 ,087a Residual 84,008 18 4,667 Total 138,000 23 Dari tabel Anova didapat nilai F Hitung = 2,314. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95 atau taraf nyata 5 serta derajat kebebasan dari df1 = 5 dan df2 = 18 didapat nilai F tabel 2,77. Jadi, nilai F hitung F tabel , sehingga H 6 ditolak. 39 Uji t Tabel 6. Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95 Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 Constant 5,908 7,492 ,789 ,441 -9,832 21,647 Pengetahuan Bisnis ,241 ,258 ,198 ,937 ,361 -,300 ,782 Aplikasi Kemajuan Sistem ,045 ,259 ,037 ,174 ,864 -,499 ,589 User Support ,397 ,282 ,331 1,409 ,176 -,195 ,990 Programming ,397 ,224 ,330 1,775 ,093 -,073 ,866 Perencanaan Sistem ,199 ,257 ,147 ,774 ,449 -,341 ,738 Diketahui hasil uji t untuk variabel Pengetahuan bisnis X 1 . Nilai t hitung variabel X 1 adalah 0,937. Dengan tingkat kepercayaan 5 pada derajat kebebasan N-2 = 24 – 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai t hitung t tabel , sehingga H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel Pengetahuan Bisnis X 1 kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Aplikasi Kemajuan Sistem X 2 . Nilai t hitung variabel X 2 adalah 0,174. Dengan tingkat kepercayaan 5 pada derajat kebebasan N-2 = 24 – 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai t hitung t tabel , sehingga H 2 ditolak. Hal ini berarti variabel Aplikasi Kemajuan Sistem X 2 kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel User Support X 3 . Nilai t hitung variabel X 3 adalah 1,409. Dengan tingkat kepercayaan 5 pada derajat kebebasan N-2 = 24 – 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai t hitung t tabel , sehingga H 3 ditolak . Hal ini berarti variabel User Support X 3 kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Programming X 4 . Nilai t hitung variabel X 4 adalah 1,775. Dengan tingkat kepercayaan 5 pada derajat kebebasan N-2 = 24 – 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai t hitung t tabel , sehingga H 4 ditolak, Hal ini berarti variabel Programming X 4 kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Perencanaan Sistem X 5 . Nilai t hitung variabel X 5 adalah 0,774. Dengan tingkat kepercayaan 5 pada derajat kebebasan N-2 = 24 – 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai t hitung t tabel , sehingga H 5 ditolak. Hal ini berarti variabel Perencanaan Sistem X 5 kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado.

1. Pengaruh Pengetahuan Bisnis terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional

di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Pengetahuan Bisnis berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Pengetahuan Bisnis yang meliputi kemampuan untuk mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, kemampuan memahami lingkungan bisnis, pengetahuan industri spesifik, kemampuan untuk kolaborasi kerja dalam lingkungan tim proyek, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan,