Kelompok Kerja Penilai Rencana Penataan ZonasiBlok KSA dan KPA

Laporan Capaian Renja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE 20 masing. Kegiatan dilakukan di 3 tiga lokasi yaitu Pontianak –Provinsi Kalimantan Barat , Palembang –Provinsi Sumatera Selatan dan Yogyakarta – Provinsi DI Yogyakarta. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini berupa sebanyak 150 orang peserta dari perwakilan UPT telah mengetahui aturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.76MenLHK-Setjen2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

3. Kegiatan Bimbingan Teknis Terkait Penataan Zona Blok

Sampai tahun 2016 masih banyak KSAKPA yang belum melakukan penataan kawasan seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam PIKA memiliki kewajiban untuk mengakselerasi Unit Pelaksana Teknis UPT agar segera melakukan penataan kawasan, diantaranya melalui kegiatan bimbingan teknissupervisi zona dan blok. Tujuan bimbingan teknis adalah membantu UPT dalam menyusun dan menyiapkan draft rancangan penataan zonasi atau blok pengelolaan KSA dan KPA. Dan Memberikan arahan teknis dan informasi kepada UPT dalam menyusun dan menyiapkan draft rancangan penataan zonasi atau blok pengelolaan KSA dan KPA. Kegiatan dilakukan di 3 tiga lokasi yaitu Bandung Provinsi Jawa Barat, Sorong Provinsi Papua Barat, dan Samarinda Provinsi Kalimantan TImur. Hasil dari pelaksanaan ini sebanyak 120 orang peserta perwakilan dari UPT telah mengetahui teknik penyusunan penataan zonablok pengelolaan sesuai aturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76MenLHK- Setjen2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Blok Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

4. Kelompok Kerja Penilai Rencana Penataan ZonasiBlok KSA dan KPA

Penilaian dokumen zona pengelolaan atau blok pengelolaan KSAKPA dilakukan oleh Tim Pokja yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal KSDAE. Kegiatan Laporan Capaian Renja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE 21 Tim Pokja penilaian bertugas untuk melaksanakan rapat pembahasan dokumen, penilaian dan penyiapan draft SK Zona atau Blok. Dalam rangka hal tersebut maka tim pokja penilaian dokumen zona atau blok perlu melakukan kegiatan percepatan dan verifikasi ke lapangan guna mendukung proses penyusunan penataan zona atau blok. Kegiatan dilakukan di 3 tiga lokasi yaitu BKSDA DKI Jakarta, BKSDA Kalteng, BKSDA Aceh, BTN Baluran Permasalahan : 1. Banyaknya undangan dari UPT berhubungan dengan konsultasi publik, bimbingan tidak dapat dihadiri dikarenakan anggaran terbatas. 2. Terbatas anggaran di pusat untuk pembahasan dokumen rancangan zona dan blok dalam rangka penilaian dan pengesahan. 3. Adanya kegiatan yang terhambat dikarenakan self blocking. Tindak Lanjut penanganan permasalahan dalam pencapaian kinerja 1. Dalam rangka mendukung pencapaian target IKK 1, maka perlu dilakukan perbaikan dan pencermatan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian target IKK 2. Perlu diseleksi kegiatan yang perioritas yang mendukung pencapaian target IKK untuk dilaksanakan diawal tahun kegiatan, untuk menghindari terjadi hambatan karena self blocking. 3. Akan tetap berkoordinasi dengan UPT dan UPTD yang mengundang terkait dengan konsultasi publik, apabila UPTUPTD mengalokasikan anggaran untuk pusat menghadiri konsultasi publik. Gambar 3 Bimbingan Teknis terkait Penataan Zona Blok di Samarinda Kalimantan Timur Laporan Capaian Renja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE 22 Gambar 4 Menghadiri Konsultasi Publik revisi Zona TN Bromo Tengger Semeru Gambar 5 Pembahasan Draft NSPK terkait Penataan Zona dan Blok Laporan Capaian Renja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE 23 IKK 2 : Jumlah Rekomendasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan Konservasi untuk 521 Unit KSA, KPA dan TB di Seluruh Indonesia Capaian pelaksanaan kinerja kegiatan Direktorat PIKA pada IKK 2 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Capaian Pelaksanaan Kinerja IKK 2 Direktorat PIKA Tahun 2016 IKKKomponen Kegiatan Sub Komponen Capaian Tahun 2016 Target Kegiatan Capaian Kegiatan IKK 2 : Jumlah rekomendasi hasil evaluasi kesesuaian fungsi kawasan konservasi untuk 521 unit KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia 100 Unit 120 unit 1.Penyusunan NSPK A.Penyusunan NSPK terkait Evaluasi Fungsi 1 Kegiatan 1 kegiatan 2.Menyelenggarakan Bimbingan Teknis dan Supervisi C.Bimbingan Teknis evaluasi kesesuaian fungsiperubahan fungsi dan pemantapan fungsi pokok kawasan konservasi di 6 Lokasi 6 Kegiatan 7 Kegiatan 3.Memverifikasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Fungsi Kawasan D.Evaluasi Kesesuaian FungsiPerubahan Fungsi Pokok dalam Fungsi Pokok Kawasan HutanKawasan Konservasi di 2 Lokasi 2 Kegiatan 2 Kegiatan E. Kajian awal evaluasi kesesuaian fungsi nasional dengan desk study 1 Kegiatan 1 Kegiatan Kerusakan atau degradasi pada banyak kawasan konservasi telah menimbulkan pertanyaan atau keraguan dari banyak kalangan mengenai apakah kawasan masih berfungsi sebagaimana tujuan penunjukannya atau apakah tujuan pengelolaan yang telah ditetapkan masih relevan dengan kondisi terkini kawasan konservasi. Pertanyaan atau keraguan tersebut harus dijawab dengan cara melakukan kajian telaahan yang disebut dengan evaluasi kesesuaian fungsi. Evaluasi kesesuaian fungsi Kawasan Suaka Alam KSA dan Kawasan Pelestarian Alam KPA adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan evaluasi Laporan Capaian Renja Tahun 2016 Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam – DITJEN KSDAE 24 terhadap kondisi kawasan untuk diketahui kesesuaiannya dengan kriteria kawasan dan tujuan pengelolaannya. Pelaksanaan kegiatan ini ditujukan untuk menetapkan tindaklanjut penyelenggaraan KSA dan KPA yang terdegradasi, baik dalam bentuk pemulihan maupun perubahan fungsi. Selain itu, kegiatan evaluasi kesesuaian fungsi juga dapat menjadi langkah awal bagi proses perubahan fungsi yang bukan berbasis degradasi kawasan. Sesuai dengan ketentuan di atas, ada dua kemungkinan tindak lanjut dari evaluasi kesesuaian fungsi yakni: pemulihan ekosistemhabitat atau perubahan fungsi. Kegiatan evaluasi kesesuaian fungsi merupakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, dimana pada Pasal 41 ayat 1 dijelaskan bahwa Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam dievaluasi secara periodik setiap 5 lima tahun sekali atau sesuai kebutuhan. Selain merupakan amanah undang-undang, kegiatan evaluasi kesesuaian fungsi perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh kawasan konservasi. Unit Pelaksana Teknis sebagai pengelola kawasan konservasi yang dievaluasi dapat menjadikan hasil kegiatan evaluasi kesesuaian fungsi tersebut sebagai dasar pengelolaan kawasan konservasi tersebut ke depan. Pelaksanaan evaluasi kesesuaian fungsi yang dilakukan secara rutin dimaksudkan agar dalam perkembangannya, pengelola dapat memahami secara ilmiah bagaimana kondisi KSA dan KPA yang menjadi lingkup kerjanya dari waktu ke waktu. Dalam mencapai IKK Jumlah rekomendasi hasil evaluasi kesesuaian fungsi kawasan konservasi untuk 521 unit KSA, KPA dan TB di seluruh Indonesia, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam meliputi :

1. Penyusunan NSPK