│ │ │ │ │ H H H H H
Etilen monomer Polietilen
2.1.2 Berat Molekul dan Derajat Polumerisasi
Polipropilen terdiri dari banyak monomer propilen dalam rantai kombinasi. CH
3
H H
3
H │ │ │ │
n.C = C → ─ C ─ C ─
│ │ │ │
H H H H n Propilen Polipropilen
Polipropilen dibentuk oleh n satuan monomer propilen. Jumlah satuan struktur yang berulang ini n dikenal sebagai derajat polimerisasi. Berat molekul dari
polimer M adalah berat molekul satuan a dikalikan dengan derajat polimerisasi n: M=a.n. Dalam polimer, berat molekul M tidak selalu sama akan tetapi
berubah, oleh karena itu, harga tersebut biasa dinyatakan dengan berat molekul rata-rata M. berat molekul rata-rata berbeda ditinjau dari cara pengukurnannya.
Nurmaulita : 2010 Molekul polimer disusun dalam satu struktur rantai seperti polietilen dan
polipropilen, dalam struktur tiga dimensi dengan ikatan kovalen seperti phenol dan resin epoksi, dan dalam hal struktur hubungan silang seperti karet dimana
sebagian molekul rantai terikat satu sama lain. Sifat-sifat termik dan mekanik dari polimer sangat berbeda tergantung pada keadaan.
Sebagai contoh, kebanyakan molekul rantai memberikan sifat termoplastik dengan menaikkan temperatur, dapat mencair dan mengalir. Bahan tersebut
dinamakan polimer termoplastik. Di lain pihak polimer yang struktur tiga dimensinya terkeraskan karena pemanasan, tidak bersifat dapat mengalir lagi
karena pemanasan. Bahan tersebut dinamakan resin termoset. Polimer yang dihubung-silangkan secara tepat dengan S atau lainnya, seperti halnya karet,
Universitas Sumatera Utara
menujukkan sifat elastomer, dapat berdeformasi karena diregangkan dan kembali ke asal apabila dilepas. Beberapa diantaranya polimer rantai seperti polietilen,
nylon, dan sebagainya mempunyai molekul-molekul yang tersusun secara teratur membentuk kristal. Bahan tersebut dinamakan polimer kristal walaupun tidak
keseluruhannya mengkristal. Temperatur dimana kristal dalam polimer itu mencair dinamakan titik cair polimer. Polistiren, polimetil metakrilat, dan
sebagainya yang strukturnya tidak teratur secara stereo dalam keadaan amorf karena tidak dapat membentuk kristal dengan molekul rantai yang tersusun
beraturan, dinamakan polimer amorf. Akibatnya polimer macam ini tidak mempunyai titik cair dan melunak kalau dipanaskan.
Menurut Surdia T dan Saito S. 1985. Sifat-sifat khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan cetaknya baik. Pada temperatur rendah bahan dapat dicetak dengan penyuntikan, penekanan, ekstruksi, dan seterusnya.
2. Produk ringan dan kuat. Berat jenis polimer rendah dibandingkan dengan
logam dan keramik, yaitu n1,2-1,7 yang memungkinkan membuat barang kuat dan ringan.
3. Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik.Polimer mungkin
juga dibuat konduktor dengan jalan mencampurnya dengan serbuk logam, butiran karbon dan sebagainya.
4. Baik sekali ketahannya terhadap air dan zat kimia.
5. Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung
pada cara pembuatannya. 6.
Umumnya bahan polimer lebih murah harganya. 7.
Kurang tahan terhadap panas sehingga perlu cukup diperhatikan pada penggunaannya.
8. Kekerasan permukaan yang sangat kurang.
9. Kurang tahan terhadap pelarut.
10. Mudah termuati listrik secara elektrostatik. Kecuali beberapa bahan yang
khusus dibuat agar menjadi hantaran listrik, kurang higroskopik dan dapat dimuati listrik.
Universitas Sumatera Utara
11. Beberapa bahan tahan abrasi, atau mempunyai koefisien gesek yang kecil
2.2 MATRIKS UNSATURATED POLYESTER UPR