Karakterisasi Papan Partikel Komposit Pengujian Sifat Fisik

void sehingga akan mengurangi kekuatan komposit tersebut. Pada pengujian tarik komposit akan berakibat lolosnya serat dari matrik. Hal ini disebabkan karena kekuatan atau ikatan interfacial antara matrik dan serat yang kurang besar Schwartz, 1984 : 1.13. 7. Katalis Katalis digunakan untuk membantu proses pengeringan resin dan serat. Waktu yang dibutuhkan resin untuk berubah menjadi plastik tergantung pada jumlah katalis yang dicampurkan. Semakin banyak katalis yang ditambahkan makin cepat proses curringnya. Apabila katalis berlebihan akan menghasilkan material yang getas ataupun resin bisa terbakar. Penambahan katalis yang baik 1 dari volume resin. Bila terjadi reaksi akan timbul panas antara 60 0C – 90 0C. Panas ini cukup untuk mereaksikan resin sehingga diperoleh kekuatan dan bentuk plastik yang maksimal sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan

2.3.5. Karakterisasi Papan Partikel Komposit

Karakterisasi dari papan partikel komposit dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis campuran polimer dengan serat. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan standar SNI 03-2105-2006 yang meliputi sifat fisik seperti densitas, daya serap air dan pengembangan tebal dan sifat mekanis seperti keteguhan patah MOR, kuat lenturMOE, keteguhan rekat internalinternal bond, kuat impak dan kuat pegang sekrup. Karakteristik papan partikel komposit dari beberapa standar sebagai acuan untuk menentukan kwalitas papan partikel tersebut diperlihatkan tabel berikut. Tabel 2.2. Sifat Fisis dan Mekanis dari SNI 03-2105 No. Sifat Fisik dan Mekanik SNI 03-2105-2006 1. Kerapatan grcm 3 0,5 - 0,9 2. Kadar air 14 3. Pengembangan tebal Maks 12 4. MOR kgcm 2 Min 80 Universitas Sumatera Utara 5. MOE kgcm 2 Min 2,04x10 4 kgfcm 2 6. Kuat rekat internal kgcm 2 Min 1,5 7. Kuat pegang sekrup kg Min 30 8. Kuat Impak Sumber : Standar Nasional Indonesia

2.3.6. Pengujian Sifat Fisik

Untuk mengetahui sifat-sifat fisik papan partikel komposit dilakukan pengujian kerapatan ρ, kadar air KA dan pengembangan tebal PT seperti berikut : a. Kerapatan Pengujian kerapatan dilakukan pada kondisi kering udara dan volome kering udara, sampel berukuran 10cm x 10cm x 1cm ditimbang beratnya, lalu diukur rata-rata panjang, lebar dan tebalnya untuk menentukan volumenya. Kerapatan sampel papan partikel komposit dihitung dengan rumus : ρ = ........................................ 2.1 Dimana : ρ : kerapatan grcm 3 m : massa sampel gr v : volume sampel cm 3 b. Kadar Air Kadar air dihitung dari massa sampel sebelum dan sesudah di oven dari sampel berukuran 5cm x 5cm x 1cm dengan rumus : KA = ........................ 2.2 Dimana : KA : kadar air m 1 : massa awal sampel gr Universitas Sumatera Utara m 2 : massa akhir sampel gr c. Pengembangan Tebal Pengembangan tebal dihitung atas tebal sebelum dan sesudah perendaman dalam air selama 24 jam pada samper berukuran 5cm x 5cm x 1cm, dengan rumus : PT = .................................... 2.3 Dimana : PT : pengembangan tebal T 1 : tebal sampel sebelum perendaman cm T 1 : tebal sampel sesudah perendaman cm 2.3.7.Pengujian Sifat Mekanik. Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu bahan dilakukan beberapa pengujian dengan mengacu pada standar yang digunakan. a. Pengujian Kuat Lentur MOR. Pengujian kekuatan patah Modulus of Rufture dilakukan dengan Universal Testing Machine UTM dengan menggunakan lebar batang penyangga jarak sangga 15 kali tebal sampel, tetapi tidak kurang dari 15 cm. Nilai MOR dihitung dengan rumus : MOR = ...................................... 2.4 Dimana : MOR : Modulus of Rufture kgfcm 2 b : lebar sampel cm P : berat beban maksimum kgf d : tebal sampel cm Universitas Sumatera Utara L : jarak sangga cm Gambar 2.5. Alat UTM dan Kurva Tegangan dan Regangan b. Pengujian Modulus Elastisitas MOE. Pengujian kuat lentur Modulus of Elasticity dilakukan bersama-sama dengan pengujian keteguhan atau kekuatan patah, dengan menggunakan sampel yang sama. Besarnya defleksi yang terjadi pada saat pengujian dicatat pada setiap selang beban tertentu, nilai MOE dihitung dengan rumus MOE = ..................................... 2.5 Dimana : MOE kgfcm 2 : Modulus of Elasticity b : lebar sampel cm P : berat beban sebelum batas proporsi kgf d : tebal sampel cm L : jarak sangga cm Y : lenturan pada beban cm B b d Universitas Sumatera Utara Y y L Gambar 2.6. Pemasangan sampel uji kuat lentur c. Pengujian Kuat Impak Untuk pengujian kuat impak sampel berukuran 5cm x 10cm x 1cm. Pengujian impak dapat dilakukan dengan menggunakan alat model chafri Gambar 2.7. Salah Satu Alat Uji Kuat Impak d. Kuat Rekat Internal. Kuat rekat internal dilakukan untuk sampel uji berukuran 5cm x 5cm x 1cm direkatkan pada dua buah blok aluminium dengan perekat besi atau logam dan dibiarkan sampai mengering. Kedua blok ditarik tegak lurus terhadap permukaan sampel sampai beban maksimum, pengujian kuat rekat internal dihitung dengan rumus : KRI = 2.6 Universitas Sumatera Utara dimana : KRI : kuat rekat internal kgf cm 2 P maks : berat beban maksimum kgf A : luas permukaan sampel uji cm 2 Penyiapan sampel atau contoh uji diperlihatkan seperti gambar berikut : Gambar 2.8. Penyiapan sampel uji rekat internal 2.4 PAPAN PARTIKEL 2.4.1 Pengertian Papan Partikel