Sarana pendidikan di Kabupaten Deli Serdang sudah mulai lengkap mulai Sekolah Dasar berjumlah 772 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
berjumlah 213 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 113 unit, sekolah kejuruan 99 unit bahkan ada sekolah yang bernuansa agama seperti Madrasah
mulai dari Ibtidaiyah hingga Aliyah sebanyak 230 unit. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di
setiap sudut dan pelosok Kabupaten Deli Serdang dengan kualitas yang beragam. Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk Kabupaten besar
seperti Kabupaten Deli Serdang yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 32 unit, Pustu 103 unit, Rumah Bersalin 144 unit, Rumah
sakit 14 unit. Sarana peribadatan juga sangat diperlukan oleh penduduk Kabupaten Deli
Serdang yang besar dan beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu masjid
820 unit, musholla 892 unit, gereja 559 unit, kuil 15 unit dan wihara 50 unit.
4.2 Karakteristik Petani Sampel Kabupaten Deli Serdang
Karakteristik yang menjadi petani sampel di Kabupaten Deli Serdang dalam penelitian ini meliputi luas lahan, umur petani, tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan, produksi dan produktivitas yang dapat dilihat pada Tabel 7 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Karakteristik Petani Sampel di Kabupaten Serdang Bedagai
No. Uraian
Range Rataan
1 Luas Lahan Ha
0.1 – 2.5 0.87
2 Umur Petani Tahun
23 - 52 39.2
3 Pengalaman Bertani
7 - 35 20.5
4 Jumlah Tanggungan Jiwa
2 - 6 3.9
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1.b
Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa rata-rata petani sampel di Kabupaten Deli Serdang memiliki luas lahan Padi Sawah di daerah penelitian yaitu sekitar
0,87 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk berusahatani kacang
tanah. Rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian adalah 39,2 tahun. Ini
menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia yang masih produktif untuk mengusahakan usahatani Padi Sawah.
Rata-rata pengalaman bertani yang dimiliki petani kacang tanah di Kabupaten Serdang Bedagai adalah 20,5 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
pengalaman petani dalam bertani sudah cukup lama. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani Padi Sawah di daerah
penelitian adalah 3,9 jiwa. Jumlah ini berpengaruh terhadap beban tanggungan keluarga biaya hidup.
Universitas Sumatera Utara
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Alih Fungsi Lahan Di daerah Penelitian
Alih fungsi lahan terjadi di daerah penelitian begitu bervariasi. Namun didaerah penelitian, lahan padi sawah beralih fungsi menjadi tanaman perkebunan
serta tanaman hortikultura. Pemilik lahan mengalihfungsikan lahan pertaniannya untuk mengharapkan keuntungan lebih. Motivasi petani dalam mempertahankan
lahannya maupun mengalih fungsikannya pada multifungsi penggunaan tidak terlepas oleh tingkat pengetahuan petani mengenai manfaat langsung, tidak
langsung, bawaan maupun fungsi negatif lahan sawah. Menurut Wibowo 1996 rendahnya motif petani mempertahankan lahan sawahnya dikarenakan persepsi
tentang kerugian akibat alih fungsi lahan sawah yang berdampak negatif, tidak dianggap sebagai suatu persoalan. Oleh karena rendahnya pengetahuan petani atau
persepsi petani terhadap manfaat lahannya menjadi motivasi petani mengalihfungsikan lahan.
Secara ekonomis, hasil produksi pertanian padi sawah memiliki harga jual yang rendah dibandingkan dari komoditi pengganti.
Sehingga petani padi sawah
banyak yang mengalihkan komoditi padi sawah mereka dengan komoditi pengganti. Selain faktor ekonomi para petani juga menghadapi faktor-faktor
lainnya dalam mengalih fungsikan komoditi padi sawah menjadi komoditi pengganti.
Universitas Sumatera Utara
Alih fungsi tanah yang semula untuk pertanian menjadi tanah non- pertanian adalah faktor utama dari semakin sedikitnya tanah pertanian. Selain
berkurangnya lahan untuk pertanian, dalam arti untuk menghasilkan bahan-bahan pangan dan menyediakan lapangan pekerjaan sebagai fungsi utama dari tanah
pertanian tersebut, maka dapat diartikan pula semakin berkurangnya tanah yang subur berakibat pada rusaknya ekosistem, yaitu sebagai penyerappenampung air
hujan, pencegah banjir dan erosi dan pelindung atas lingkungan. Semakin seringnya banjir dan tanah longsor adalah salah satu akibat yang disebabkan
semakin bertambahnya tanah kritis, baik itu karena pengalihfungsian tanah pertanian menjadi tanah non pertanian ataupun penatagunaan tanah yang tidak
tepat.
Diolah dari lampiran 6
Gambar 2: Persentase Komoditi Pengganti di Kabupaten Deli Serdang Gambar 2 menunjukkan bahwa alih fungsi yang terjadi di Kabupaten Deli
Serdang sebesar 43 petani mengalih fungsikan lahan padi sawahnya menjadi tanaman perkebunan yaitu tanaman kelapa sawit. Dengan mengganti lahan padi
sawah, petani tersebut berharap mendapat keuntungan lebih dari komoditi
Universitas Sumatera Utara
pengganti tersebut. Selain mengganti tanaman padi sawah mereka menjadi tanaman perkebunan, para petani didaerah penelitian juga mengganti tanaman
padi sawahnya menjadi tanaman hortikultura. Sebesar 57 petani padi sawah mengalih fungsikan tanaman padi sawah menjadi tanaman-tanaman hortikultura
seperti cabai,tomat, dll.
5.2 Laju Alih Fungsi Lahan Di Daerah Penelitian