Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PADA
PRODUK EDUKASI LINGKUNGAN ECOFUNOPOLY

INNA RAHMAWATI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Pada Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly adalah
benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau
dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagaian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2016

Inna Rahmawati
NIM I34120119

iii

ABSTRAK
INNA RAHMAWATI. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk Edukasi
Lingkungan Ecofunopoly. Dibawah bimbingan YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Produk edukasi lingkungan merupakan produk yang berfungsi untuk
memberikan manfaat edukasi tentang lingkungan bagi para penggunanya.
Ecofunopoly merupakan salah satu produk edukasi lingkungan yang mengajarkan
bagaimana menjadi seseorang yang ramah lingkungan. Pemasaran pada produk ini
masih terus dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi

karakteristik komunikasi pemasaran dan efektivitas komunikasi pemasaran dan
menganalisis hubungan karakteristik komunikasi pemasaran dengan efektivitas
komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif dan konatif. Metode pada
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi pemasaran pada Ecofunopoly sudah
cukup efektif. Selain itu, terdapat hubungan antara karakteristik komunikasi
pemasaran pada intensitas penggunaan media dengan efektivitas komunikasi
pemasaran pada aspek kognitif.
Kata kunci: efektivitas komunikasi pemasaran, media, produk edukasi lingkungan.

ABSTRACT
INNA RAHMAWATI. Effectivenes of Marketing Communication On
Environmental Education Product Ecofunopoly. Supervised by YATRI INDAH
KUSUMASTUTI.
Environmental education product is a product that serves to provide
education about environmental benefits for its users . Ecofunopoly is one product of
environmental education products that teaches how to be someone who is
environmentally friendly. Marketing of this product is still being developed. The
purpose of research is to identify the characteristics of marketing communication
and the effectiveness of marketing communication and to analyze the correlation

between the characteristics of marketing communication with the effectiveness of
marketing communications from the aspects of cognitive, affective and conative .
Methods in this research using quantitative and qualitative approaches . The results
of this research show that the effectiveness of marketing communications
Ecofunopoly is quite effective . In addition , there is a correlation between the
characteristics of marketing communication on the intensity of use of media with the
effectiveness of marketing communications at the cognitive aspect.
Keywords: effectiveness of marketing communications, media, environmental
education products.

iv

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN PADA
PRODUK EDUKASI LINGKUNGAN ECOFUNOPOLY

INNA RAHMAWATI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2016

vi

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
serta kesempatan sejomhha peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk Edukasi Lingkungan
Ecofunopoly dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada pihakpihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, diantaranya:
1. Ir Yatri Indah Kusumastuti, Msi sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan saran, motivasi, dan kesabarannya selama proses
penulisan studi pustaka hingga penyelesaian skripsi ini.
2. Pihak Ecofunopoly yang telah memberikan izin dan informasi yang dibutuhkan
untuk keperluan proses penulisan skripsi dan seluruh pembeli Ecofunopoly yang
bersedia untuk mengisi kuesioner yang diberikan.
3. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Apendi Arsyad dan Ibu Sudarijati serta adik
Fathia Nurul Izzah dan kakak Annisa yang selalu mendoakan, memotivasi dan
memberi semangat kepada penulis.

4. Teman-teman seperjuangan SKPM 49 atas kebersamaannya dan menemani selama
proses perkuliahan beberapa tahun ini, terutama teman seperjuangan penulis, Nensi,
Amalia, Mega, Audina, Fenny, Aprina, Lici, Fina, Astrid yang telah memberi
semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.
5. Teman seperbimbingan Muhammad Syukur dan Inez Kania yang selalu
menyemangati untuk bimbingan dan memotivasi sekaligus menghibur dalam
penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman di UKM Paduan Suara IPB Agria Swara yang telah mendukung,
menyemangati, menghibur, dan memotivasi pada penulisan skripsi khususnya 49
squad Lintang, Rini, Utari, Mukhlas, Yahdi, Meidah, Silvana, Ario, Zaman, Dewi
dan Fima.
7. Teman-teman Best 10 Mia, Vida, Ummu, Hamidah, Dina, Aini, Yusi, Fenia, Risna
yang sudah berteman dari SMP hingga saat ini, yang selalu menghibur dikala
penulis sedang jenuh dan selalu menyemangati dan memotiviasi penulis.
8. Segala pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.
Bogor, Juni 2016

Inna Rahmawati


vii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Masalah Penelitian

2

Tujuan Penelitian

3

Kegunaan Penelitian

3

PENDEKATAN TEORITIS
Tinjauan Pustaka

5
5

Komunikasi Pemasaran


5

Bauran Promosi

5

Media Promosi

7

Efektivitas Komunikasi Pemasaran

9

Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly

10

Karakteristik Konsumen


11

Hipotesis Penelitian
PENDEKATAN LAPANGAN

12
15

Metode Penelitian

15

Lokasi dan Waktu

15

Teknik Pengumpulan Data

15


Teknik Pengolahan dan Analisis Data

16

GAMBARAN UMUM ECOFUNOPOLY

19

Sejarah Ecofunopoly

19

Jenis Ecofunopoly

20

Komunikasi Pemasaran Produk Ecofunopoly

21


KARAKTERISTIK KONSUMEN

25

Usia

25

Jenis Kelamin

26

Tingkat Pendidikan

27

Tingkat Pendapatan

27

Jenis Pekerjaan

28

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PADA PRODUK
EDUKASI LINGKUNGAN ECOFUNOPOLY
Ragam Bauran Promosi

31
31

viii

Intensitas Penggunaan Media
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN
EDUKASI LINGKUNGAN ECOFUNOPOLY

33
PADA

PRODUK
35

Aspek Kognitif

35

Aspek Afektif

36

Aspek Konatif

38

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN
KARAKTERISTIK KOMUNIKASI PEMASARAN

41

Hubungan Usia dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran Pada
Ragam Bauran Promosi

41

Hubungan Usia dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran Intensitas
Penggunaan Media

42

Hubungan Jenis Kelamin dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran
Pada Ragam Bauran Promosi

43

Hubungan Jenis Kelamin dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran
Pada Intensitas Penggunaan Media

44

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Karakteristik
Pemasaran Pada Ragam Bauran Promosi

Komunikasi
45

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Karakteristik
Pemasaran Pada Intensitas Penggunaan Media

Komunikasi
46

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Karakteristik Komunikasi
Pemasaran Pada Ragam Bauran Promosi

46

Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Karakteristik Komunikasi
Pemasaran Pada Intensitas Penggunaan Media

47

Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran
Pada Ragam Bauran Promosi

48

Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Karakteristik Komunikasi Pemasaran
Pada Intensitas Penggunaan Media

49

HUBUNGAN
ANTARA
KARAKTERISTIK
KOMUNIKASI
PEMASARAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

51

Hubungan Antara Ragam Bauran Promosi Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Kognitif

51

Hubungan Antara Ragam Bauran Promosi Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Afektif

52

Hubungan Antara Ragam Bauran Promosi Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Konatif

53

ix

Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Kognitif

53

Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Afektif

55

Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly Pada
Aspek Konatif

56

PENUTUP

59

Simpulan

59

Saran

59

DAFTAR PUSTAKA

61

RIWAYAT HIDUP

76

x

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Profil Kategori Media Utama
Jumlah responden Ecofunopoly berdasarkan kategori usia tahun 2016
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan kategori
usia tahun 2016
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan kategori
jenis kelamin
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan kategori
tingkat pendidikan
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan kategori
tingkat pendapatan
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan kategori
jenis pekerjaan
Jumlah responden yang mendapatkan informasi melalui ragam bauran
promosi Ecofunopoly
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan ragam
bauran promosi pada karakteristik komunikasi pemasaran
Penilaian responden pada intensitas penggunaan media
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan intensitas
penggunaan media pada karakteristik komunikasi pemasaran
Jumlah dan persentase responden Ecofunopoly berdasarkan aspek
kognitif, afektif dan konatif pada efektivitas komunikasi pemasaran.
Jumlah persentase penilaian responden terhadap aspek kognitif pada
efektivitas komunikasi pemasaran
Jumlah persentase penilaian responden terhadap aspek afektif pada
efektivitas komunikasi pemasaran
Jumlah persentase penilaian responden terhadap aspek konatif pada
efektivitas komunikasi pemasaran
Persentase hubungan usia dengan ragam bauran promosi
Persentase hubungan usia dengan intensitas penggunaan media
Persentase hubungan jenis kelamin dengan ragam bauran promosi
Persentase hubungan jenis kelamin dengan intensitas penggunaan
media
Persentase hubungan tingkat pendidikan dengan ragam bauran
promosi
Persentase hubungan tingkat pendidikan dengan intensitas
penggunaan media
Persentase hubungan tingkat pendapatan dengan ragam bauran
promosi
Persentase hubungan tingkat pendapatan dengan
intensitas
penggunaan media

8
25
26
26
27
28
29
31
32
33
34
35
35
37
39
41
42
43
44
45
46
47
47

xi

24
25
26
27
28
29
30
31

Persentase hubungan jenis pekerjaan dengan ragam bauran promosi
Persentase hubungan jenis pekerjaan dengan intensitas penggunaan
media
Persentase hubungan antara ragam bauran promosi dengan efektivitas
komunikasi pemasaran pada aspek kognitif
Persentase hubungan antara ragam bauran promosi dengan efektivitas
komunikasi pemasaran pada aspek afektif
Persentase hubungan antara ragam bauran promosi dengan efektivitas
komunikasi pemasaran pada aspek konatif
Persentase hubungan antara intensitas penggunaan media dengan
efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif
Persentase hubungan antara intensitas penggunaan media dengan
efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek afektif
Persentase hubungan antara intensitas penggunaan media dengan
efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek konatif

48
49
51
52
53
54
55
56

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Proses Perencanaan Media (Shimp, 2009)
Produk Ecofunopoly Jenis Jejak Karbon
Kerangka Analisis
Memperkenalkan Ecofunopoly di Jerman
Papan Ecofunopoly jenis jejak karbon
Artikel Ecofunopoly di Media Cetak
Facebook Ecofunopoly
Twitter Ecofunopoly
Website Ecofunopoly
Instagram Ecofunopoly

7
10
12
20
21
22
22
22
23
23

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Denah Lokasi Penelitian Produsen Ecofunopoly di Ciawi, Kota Bogor,
Jawa Barat
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tahun 2016
Daftar Nama Responden
Panduan pertanyaan wawancara untuk informan (Pihak produsen
Ecofunopoly)
Dokumentasi
Hasil Uji Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square

64
65
66
67
69
72

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya.
Namun, pada akhir-akhir ini banyak terjadinya musibah yang memberi dampak
pada sumber daya alam di negara ini. Beberapa kejadian musibah tersebut
mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Musibah hutan gundul yang
menyebabkan erosi tanah, permasalahan polusi udara di kota besar dikarenakan
meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor, sikap penduduk yang masih
membuang sampah sembarangan dan masih banyak penyimpangan perilaku yang
dapat menurunkan kualitas lingkungan.
Catatan dari laman Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup di
alamat www.menlh.go.id mengatakan bahwa hingga saat ini, jumlah peningkatan
timbulan sampah di Indonesia telah mencapai 175.000 ton/hari atau setara 64 juta
ton/tahun. Tantangan terbesar pengelolaan sampah adalah penanganan sampah
plastik yang tidak ramah lingkungan. Menurut Undang-Undang No. 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah harus dirubah
dari kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan di sumber dan daur ulang
sumberdaya. Pengelolaan sampah harus mendekati prinsip 3R (reduce, reuse,
recycle), tanggung jawab produsen atau extended producer responsiblity (EPR),
daur ulang material (material recovery), daur ulang energi (energy recovery),
pemanfaatan sampah, dan pemrosesan akhir sampah di TPA berwawasan
lingkungan. Prinsip tersebut dilaksanakan dari hulu saat barang belum
dimanfaatkan, sampai hilir saat barang dan kemasan mencapai akhir masa
gunanya. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan limbah menjadi suatu produk
yang memiliki nilai edukasi dan ekonomi. Salah satunya dengan membuat produk
edukasi yang berbahan dasar dari limbah bekas seperti kertas, plastik, kayu, dan
lainnya. Saat ini sudah mulai munculnya permainan edukasi lingkungan yang
berbahan dasar ramah lingkungan.
Usaha pemasaran produk edukasi lingkungan yang dilakukan oleh sebuah
produsen atau perusahaan adalah untuk mempromosikan produk atau jasa dari
gaya hidup “hijau” dan meningkatkan perusahaan dengan menggunakan aktivitas
lingkungan. Saat ini sudah cukup banyak konsumen yang mengenal dan membeli
berbagai produk edukasi lingkungan seperti permainan papan edukasi, boneka
sebagai media tanam, dan sebagainya. Dalam proses pemasaran produk, penting
bagi perusahaan untuk menguasai komunikasi pemasaran karena segala aspek
pemasaran bisa berinteraksi dengan baik jika proses komunikasi yang ada berjalan
secara efektif. Menurut Shimp (2003) komunikasi pemasaran adalah proses
penyampaian pikiran, pemahaman dan nilai-nilai antara perusahaan dan organisasi
lainnya kepada pelanggannya. Melalui komunikasi pemasaran produk edukasi
lingkungan, bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan ketertarikan
konsumen pada produk edukasi lingkungan yang memberikan dampak positif
terhadap lingkungan.

2

Salah satu produk edukasi lingkungan yang ada di Indonesia yaitu
permainan edukasi Ecofunopoly. Ecofunopoly adalah permainan edukatif
berbasis lingkungan yang akan memberikan wawasan dan pengalaman kepada
pemainnya tentang bagaimana cara untuk mengetahui jejak karbon (carbon
footrpint) yang dihasilkan oleh aktivitas pemain sehari-hari. Jejak karbon
merupakan segala aktivitas yang menghasilkan karbon yang umumnya berasal
dari polusi kendaraan, sampah yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Sehingga Ecofunopoly mengajarkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan,
yang secara keseluruhan bertujuan untuk mengubah perilaku manusia terhadap
lingkungan. Permainan ini dapat dijadikan sebagai alat atau media untuk
mengenalkan anak-anak tentang dunia lingkungan hidup dan bagaimana cara
menjadi seseorang yang ramah lingkungan. Ecofunopoly merupakan produk
industri rumahan yang memberdayakan tenaga kerja para ibu rumah tangga.
Permainan ini menggunakan bahan dasar kertas bekas dan kayu yang diubah
menjadi sebuah komponen permainan edukasi lingkungan Ecofunopoly.
Berbagai usaha pemasaran yang telah dilakukan oleh produsen
Ecofunopoly yaitu dengan mengikuti pameran, mempromosikan melalui media
sosial, demonstrasi memainkan produk, penjualan personal dan lain-lain. Saat ini
sudah cukup banyak produk Ecofunopoly dikenal oleh berbagai masyarakat
khususnya masyarakat pecinta lingkungan maupun aktivis-aktivis yang tertarik
dengan produk lokal yang memiliki manfaat tersendiri. Pengenalan produk
Ecofunopoly belum secara meluas masyarakat tahu mengenai manfaat apa yang
diperoleh jika membeli produk ini. Media pemasaran yang digunakan
Ecofunopoly pun sudah cukup banyak seperti media website, media sosial, hingga
pemasaran langsung. Namun, hingga saat ini pihak Ecofunopoly belum pernah
mengadakan evaluasi mengenai pemasarannya. Selain itu, omset penjualan
Ecofunopoly sudah tiga tahun belum pernah mengalami perkembangan secara
pesat karena produk ecofunopoy belum terpasarkan secara luas dan Ecofunopoly
tidak menetapkan target penjualan per bulannya sehingga jumlah pesanan
Ecofunopoly masih stagnan atau tidak bergerak secara meningkat.
Oleh karena itu, peneliti menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran
pada produk edukasi lingkungan Ecofunopoly. Namun, pada penelitian ini
memiliki keterbatasan pada perolehan ekspresi dan feedback dari responden
karena penelitian ini menggunakan kuesioner secara online.

Masalah Penelitian
Produk edukasi lingkungan memiliki peran yang penting untuk melestarikan
dan memelihara lingkungan. Meskipun sudah cukup banyak produk edukasi
lingkungan yang beredar namun belum semua masyarakat mengenal produk
edukasi lingkungan.
Sehingga produk edukasi lingkungan Ecofunopoly
memerlukan suatu komunikasi pemasaran melalui bauran promosi dan
penggunaan media komunikasi pemasaran untuk terus berkembang. Berdasarkan
permasalahan di atas maka rumusan masalah yang akan diteliti, antara lain:

3

1. Bagaimana karakteristik komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
produsen permainan edukasi lingkungan Ecofunopoly?
2. Bagaimana efektivitas komunikasi pemasaran produk edukasi lingkungan
yang dilakukan oleh produsen permainan edukasi lingkungan
Ecofunopoly?
3. Bagaimana hubungan karakteristik komunikasi pemasaran dengan
efektivitas komunikasi pemasaran pada produk edukasi lingkungan
Ecofunopoly?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian bertujuan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik komunikasi pemasaran yang digunakan
oleh produsen permainan edukasi lingkungan Ecofunopoly.
2. Menanalisis efektivitas komunikasi pemasaran produk edukasi lingkungan
yang dilakukan oleh produsen permainan edukasi lingkungan
Ecofunopoly.
3. Menganalisis hubungan karakteristik komunikasi pemasaran dengan
efektivitas komunikasi pemasaran pada produk edukasi lingkungan
Ecofunopoly.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah dorongan
untuk mendukung pemasaran produk edukasi karya anak bangsa.
2. Bagi produsen, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan bagi produsen dalam menerapkan strategi komunikasi
pemasaran.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan mengenai
efektivitas komunikasi pemasaran
4. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat
untuk lebih memilih dan membeli produk dalam negeri.

4

5

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu proses pemasaran yaitu
dengan menyampaikan pesan kepada publik mengenai suatu produk. Dalam
proses pemasaran suatu produk, penting bagi perusahaan untuk menguasai
komunikasi pemasaran karena segala aspek pemasaran bisa berinteraksi dengan
baik jika proses komunikasi yang ada berjalan secara efektif. Menurut Shimp
(2003) komunikasi pemasaran adalah proses penyampaian pikiran, pemahaman
dan nilai-nilai antara perusahaan dan organisasi lainnya kepada pelanggannya.
Komunikasi pemasaran menurut Duncan dan Moriarty dalam Morissan (2010)
mengatakan bahwa seluruh pesan harus disampaikan dan diterima secara
konsisten dalam upaya untuk menciptakan persespi yang utuh diantara pelanggan
dan perusahaan. Sehingga memerlukan kesatuan pesan komunikasi pemasaran
dan fungsi berbagai fasilitator promosi seperti biro iklan, hubungan masyarakat,
tenaga promosi penjualan, perusahaan perancang produk. Kotler dan Keller
(2009) mengartikan bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana dimana
perusahaan berusahan menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan
konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk yang mereka
jual. Strategi pemasaran sangat penting dilakukan oleh sebuah perusahaan yang
akan memasarkan produknya. Terdapat tiga tahap strategi pemasaran menurut
Rangkuti (2009):
1. Memilih komunikasi pemasaran dan media yang tepat dengan
menggunakan bauran komunikasi pemasaran sesuai startegi yang
ditetapkan. Kegiatan yang paling penting adalah menentukan jenis
komunikasi, jenis media, frekuensi, jangkauan serta pesan yang efektif
untuk disampaikan.
2. Memilih ide yang kreatif. Hal ini bertujuan untuk mendukung strategi
yang telah ditetapkan agar mampu menarik perhatian pembeli serta
memotivasi agar pembeli mencoba mneggunakan produk yang
ditawarkan.
3. Menjual strategi dengan alasan yang kuat. Pemasar harus mampu
menjelaskan secara jelas kepada pembeli atau calon pembeli. Pemasar
harus mampu mentransfer ide atau pesan kepada calon pembeli atau
pembeli agar mereka paham atas manfaat dari produk dan
memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan.
Dalam hasil penelitian Almaulidta, et.al (2015) keputusan pembelian pada
konsumen dipengaruhi oleh manfaat dari produk green brand yang memiliki
manfaat untuk mendukung produk ramah lingkungan.
Bauran Promosi
Promosi digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi
dengan calon konsumennya dengan tujuan memberikan informasi dan manfaat
mengenai produk yang dijual agar meyakinkan calon pembeli untuk membeli

6

produk tersebut. Menurut Rangkuti (2009) promosi adalah kegiatan penjualan
dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan
terhadap produk, jasa dan ide dari perusahaan dengan memengaruhi konsumen
agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Kegiatan
promosi menggunakan bauran promosi. Bauran promosi merupakan alat yang
digunakan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa. Bauran promosi dapat
disebut juga sebagai bauran komunikasi pemasaran. Terdapat enam bauran
promosi menurut Morissan (2010), yaitu
1) Pemasaran iklan di media massa (media advertising). Iklan adalah bentuk
komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis atau ide yang
dibayar oleh sebuah sponsor. Kotler (1994) mengatakan bahwa periklanan adalah
bentuk penyajian dan promosi mengenai produk atau jasa yang dibayar oleh
sebuah sponsor tertentu. Periklanan melalui media sangat penting karena dapat
menarik perhatian konsumen untuk membeli suatu produk perusahaan.
Keberhasilan pemasaran iklan ditentukan oleh intensitas iklan, pengenalan merek
produk, kesesuaian desain produk.
2) Pemasaran langsung (direct marketing) adalah usaha perusahaan untuk
berkomunikasi secara langsung kepada pelanggannya untuk menimbulkan
tanggapan dan transaksi penjualan. Keberhasilan pemasaran langsung
menggunakan bermacam-macam media komunikasi seperti media cetak, media
penyiaran, atau surat yang langsung kepada calon pelanggan dan pelanggannya.
3) Promosi penjualan (sales promotion). Menurut Kotler (1994) promosi
penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau
penjualan produk atau jasa. Shimp (2003) mengatakan bahwa promosi penjualan
mencoba merangsang calon pelanggan dan pelanggan untuk membeli produk
dalam waktu singkat. Promosi penjualan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen dan kepada perdagangan.
Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen mencakup pemberian
kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, dsb.
Sedangkan pada perdagangan mencakup pemberian dana promosi, penyesuaian
harga jual produk, pameran yang bertujuan untuk mendorong pedagang
mempromosikan produknya.
4) Penjualan personal (personal selling) menurut Shimp (2003) adalah bentuk
komunikasi dimana penjual menginformasikan, mendidik, dan melakukan
persusasi kepada calon pembeli untuk membeli produk perusahaan.Cara ini
melibatkan kontak langsung antara penjual dengan calon pembeli dan
mendapatkan tanggapan langsung dari pembeli.
5) Pemasaran interaktif yaitu melakukan pemasaran produk dengan
menggunakan media interaktif atau internet yang dapat memberikan arus
informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat menerima dan
mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan
dan melakukan pembelian.
6) Hubungan masyarakat (public relations). Menurut Kotler (1994) hubungan
masyarakat yaitu perusahaan membangun hubungan baik dengan membangun

7

citra perusahaan yang baik dan menangani atau menghilangkan kabar angin,
cerita,dan suatu peristiwa.
Selain keenam bauran komunikasi pemasaran tersebut, terdapat dua
tambahan bauran komunikasi menurut Kotler dan Keller (2009) yaitu acara dan
pengalaman yang merupakan kegiatan yang disponsori perusahaan yang
dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau yang berhubungan dengan
merek tertentu dan yang terakhir yaitu pemasaran dari mulut ke mulut yang
merupakan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubuungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan
produk. Delapan bauran komunikasi pemasaran tersebut merupakan salah satu
faktor pembentuk komunikasi pemasaran yang efektif.
Media Promosi
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Dalam mencapai tujuan komunikasi
pemasaran yang efektif, perlu adanya pemilihan media komunikasi yang tepat
untuk produk dan jasa yang ditawarkan. Kusumastuti (2009) mengemukakan
pendapat bahwa komunikasi pemasaran membagi media atas tiga kelompok,
antara lain:
1. Media massa, terdiri atas media massa elektronik dan media cetak.
2. Media kelompok, biasa digunakan pada kegiatan-kegiatan yang
melibatkan kelompok tertentu, misalnya video presentasi, dan
3. Media personal, seperti katalog, profil korporat, dan folder.
Proses perencanaan media merupakan susunan rencana penjadwalan yang
menunjukkan bagaimana waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan
pemasaran. Perencanaan media meliputi tiga tingkat perumusan startegi yaitu
strategi pemasaran, startegi periklanan, dan startegi media.
Strategi Pemasaran

Strategi Periklanan

Tujuan Iklan
Anggaran Iklan

Strategi Media:
Pemilihan Audiens Sasaran
Spesifikasi Tujuan
Pemilihan Media dan Sarana
Pembelian Media

Strategi Pesan
Strategi Media

Gambar 1. Proses Perencanaan Media (Shimp, 2009)
Strategi pemasaran memberi tekanan dan arah pilihan pemasangan iklan
serta strategi media. Strategi periklanan meliputi tujuan periklanan, anggaran, dan
pesan serta strategi media--yang lebih luas dari keseluruhan strategi pemasaran.
Menurut Cangara (2006) media yang efektif untuk mencapai sasaran komunikasi
adalah media yang sesuai dengan pemilikan media pada khalayak. Jika media
banyak dimiliki oleh khalayak, infromasi yang disampaikan akan langsung
mengenai sasaran dan efektif.

8

Tabel 1. Profil Kategori Media Utama
Media
Surat
Kabar

Televisi

Radio

Majalah

Direct Mail

Keunggulan
Fleksibilitas, tepat waktu,
mampu menangkap pasar
lokal dengan
baik,
jangkauan penerimaan yang
luas, tingkat kepercayaan
tinggi.
Informasi
bisa dilihat,
didengar dan gambar yang
bergerak menarik untuk
ditonton, perhatian tinggi,
jangkauan luas.

Keterbatasan
Umur informasi pendek, kualitas
gambar dan cetakan jelek, sedikit
audiens
yang
meneruskan
informasi (small “pass-along”
audience)

Mempunyai
banyak
pendengar,
selektivitas
geografi dan demografi
yang tinggi dengan biaya
yang rendah.

Audiens hanya mendengarkan
saja, perhatian yang lebih rendah
dibandingkan televisi, pemaparan
yang cepat berlalu.

Biaya tinggi, kebingungan yang
tinggi, tingkat pemaparan yang
cepat berlalu dan audiens kurang
mempunyai daya seleksi

Selektivitas demografi dan Waktu tunggu yang lama, waktu
geografi
yang tinggi, sirkulasi terbuang, dan tidak ada
prestise dan kredibilitas, jaminan posisi yang lebih baik.
hasil cetakan berkualitas
tinggi, berumur panjang,
jumlah
pembaca
yang
meneruskan
informasi
cukup baik.
Memiliki
selektivitas Biaya relatif tinggi dan kesan atau
audiens, tidak ada iklan citra surat sampah
pesaing dalam media yang
sama, bersifat pribadi.

Sumber: Kotler & Fox (1995) dalam Kusumastuti (2009), “Komunikasi Bisnis”,
edisi Pertama, Bogor 2009, hal. 173
Dengan mengetahui karakteristik berbagai media, hal ini akan
memudahkan proses seleksi media, dalam menentukan media apa yang tepat
untuk mewujudkan tujuan periklanan perusahaan, sesuai dengan sasaran yang
dituju, sehingga pada akhirnya tujuan media mampu mewujudkan keinginan dan
harapan dari sasaran.

9

Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Efektivitas komunikasi pemasaran merupakan salah satu faktor keberhasilan
dari pemasaran sebuah produk atau jasa perusahaan. Menurut Tubbs dan Moss
(1996), komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan
dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dan identik atau sama dengan
rangsangan yang diterima dan dipahami oleh penerima. Shimp (2003) mengatakan
bahwa komunikasi pemasaran menjadi efektif ketika tanda-tanda yang memiliki
arti bagi konsumen dipahami dengan baik oleh konsumen. Tanda-tanda tersebut
misalnya pengiklan, wiraniaga dan komunikator pemasaran lainnya. Menurut
Kotler dan Keller (2009) pengembangan komunikasi efektif melibatkan delapan
langkah: 1) mengidentifikasi pemirsa sasaran, 2) menentukan tujuan komunikasi,
3) merancang komunikasi, 4) memilih saluran komunikasi, 5) menetapkan total
anggaran komunikasi 6) memutuskan bauran komunikasi, 7) mengukur hasil
komunikasi, dan 8) mengelola proses komunikasi pemasaran terintegrasi.
Efektivitas komunikasi pemasaran dapat dilihat dengan menggunakan tiga aspek,
yaitu sebagai berikut (Shimp, 2003)
1. Aspek kognitif yaitu mengacu pada kepercayaan yang dimiliki oleh
seseorang (pengetahuan dan pemikirannya) mengenai sebuah produk
2. Aspek afektif yaitu mengacuu pada sikap seseorang yang
memengaruhinya untuk melakukan sesuatu pada produk tersebut
3. Aspek konatif yaitu kecenderungan untuk melakukan tindakan pada
produk tersebut.
Pada penelitian Winistuti (2001) menganalisis efektivitas pemasaran
Honey Madoe diukur dari tingkat kognitif (pengetahuan), afektif (kesukaan) dan
konatif (tingkah laku) yang hasilnya rendah karena masih minimnya publikasi
tentang produk Honey Madoe kepada masyarakat.
Pemasaran Produk Edukasi
Produk menurut Abdullah dan Tantri (2012) merupakan barang yang
berwujud meliputi fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan, atau
bauran dari semua wujud tersebut. Produk edukasi adalah barang yang berwujud
dapat dilihat yang memiliki manfaat untuk memberikan edukasi atau memberikan
informasi/ wawasan atas pengetahuan tertentu dan fungsi sebagai alat pengajar.
Strategi pemasaran pada produk edukasi sudah banyak dilkakukan secara
online maupun offline. Target pemasaran produk edukasi harus dketahui secara
tepat untuk siapa produk edukasi akan dipasarkan contohnya orang tua, komunitas
khusus, guru-guru SD hingga anak-anak karena menurut Kotler dan Armstrong
(1997) setiap perusahaan harus membagi-bagi pasar total, memilih segmen paling
baik, dan mendesain strategi untuk melayani yang baik dengan tetap mengasilkan
laba.Usman et al (2010) mengatakan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan
usia anak yang mengkonsumsi produk tersebut agar dapat memenuhi fungsinya
sebagai mainan edukatif yang secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan (potensi) anak sesuai dengan usianya.
Hasil penelitian Usman et al (2010), atribut produk mainan edukatif yang
berpengaruh nyata terhadap kepuasan pelanggan produk Shofia Toys adalah (1)
daya tahan (tidak mudah rusak); (2) ketelitian pengerjaan produk; (3) kehalusan

10

pengerjaan produk; (4) kesesuaian fungsi produk dengan usia anak; (5)
kemampuan untuk meningkatkan kreativitas anak; dan (6) suara (bunyi) produk.
Perusahaan harus selalu meningkatkan kinerja mutu pada produk-produk edukasi
yang dipasarkan agar konsumen tidak bosan dan selalu puas pada produk edukasi
yang dibelinya.
Promosi sangat memegang peran penting pada penjualan produk.
Berdasarkan hasil penelitian Dongoran et al (2015) untuk meningkatkan volume
penjualan produk mainan anak-anak dari limbah kayu dilakukan strategi promosi
seperti pemberian hadiah seperti gantungan kunci kepada konsumen yang telah
berbelanja pada jumlah tertentu, mengembangkan promosi melalui personal
selling, yaitu melakukan interaksi langsung penjual dengan sekolah TK potensial,
misalnya pada saat sekolah mengumpulkan orang tua, promosi melalui hubungan
masyarakat dan publisitas, melalui penyediaan berita komersial tentang produk
Rumah Abia di suatu media yang disiarkan di TV atau radio atau panggung
(biasanya pada saat pameran tanpa dibayar sponsor), mengembangkan promosi
melalui iklan pada majalah anak-anak seperti Bobo, Donald Bebek dan Tabloid
Kids.
Produk Edukasi Lingkungan Ecofunopoly
Produk menurut Tjiptono (2008) merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan. Produk edukasi lingkungan adalah produk yang berfungsi untuk
memberikan manfaat edukasi tentang lingkungan bagi para penggunanya. Pada
umumnya, bahan dasar yang digunakan pada produk edukasi lingkungan
merupakan bahan yang ramah lingkungan. Bahan ramah lingkungan tersebut
seperti daur ulang sampah kertas menjadi sebuah miniatur, daur ulang kayu-kayu
bekas menjadi sebuah alat, dan sebagainya. Salah satu produk edukasi lingkungan
yaitu permainan edukasi Ecofunopoly.

Gambar 2. Produk Ecofunopoly Jenis Jejak Karbon
Ecofunopoly adalah permainan edukatif berbasis lingkungan yang
bertujuan untuk mengubah perilaku manusia. Permainan ini diciptakan oleh
Annisa Hasanah yaitu seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun
2009. Ecofunopoly adalah permainan edukatif berbasis lingkungan yang akan
memberikan wawasan dan pengalaman kepada pemainnya tentang bagaimana
cara untuk mengetahui jejak karbon (carbon footrpint) yang dihasilkan oleh
aktivitas pemain sehari-hari. Jejak karbon merupakan segala aktivitas yang

11

menghasilkan karbon yang umumnya berasal dari polusi kendaraan, sampah yang
dapat menyebabkan pemanasan global. Permainan ini dapat dijadikan sebagai alat
atau media untuk mengenalkan anak-anak tentang dunia lingkungan hidup dan
bagaimana cara menjadi
seseorang yang ramah lingkungan. Munculnya
permainan ini adalah melihat kurangnya pendidikan lingkungan hidup bagi anakanak Indonesia.
Ecofunopoly merupakan produk industri kreatif mengusung prinsip socioentrepreneur yaitu beberapa ibu-ibu rumah tangga yang menganggur
diberdayakan dengan melakukan daur ulang kertas sehingga hasil daur ulang akan
dipakai sebagai material permainan Ecofunopoly. Permainan ini menggunakan
bahan dasar kertas bekas yang diubah menjadi sebuah komponen permainan
edukasi lingkungan Ecofunopoly.
Ecofunopoly telah mendapat berbagai penghargaan baik tingkat nasional
maupun internasional, diantaranya: Best Project Danamon Young Leaders Awards
2009, ASHOKA Young Changemakers 2009, BAYER Young Environmental Envoy
2010 di Leverkusen, Jerman, Kandidat 3 besar Yahoo! Indonesia 17 kategori
Hijau, Young Environmental Leaders Program (YELP) 2013 di Tokyo, Jepang,
Penerima beasiswa Bussiness PlanBank Mandiri 2011, dan menerima Kreativitaet
im Studium Award dari Univeristy of Goettingen, Germany tahun 2014. Melalui
program Kreativitaet im Studium Award ini, Ecofunopoly telah memiliki jenis
bahasa Jerman dan sudah diujicobakan ke anak-anak sekolah dasar di Jerman.
Ecofunopoly ini juga telah diakui secara internasional melalui forum-forum anak
muda, diantaranya Future Leader Summit 2011 di Semarang, UNEP TUNZA
International Conference 2011 di Bandung, Indonesia, BAYER Young
Environmental Envoy Ecocamp 2011, Bogor, Indonesia, YELP Open Forum di
Oubirin Unijenisty, Tokyo, Jepang, World Youth Congress di Istanbul, Turki,
Nacht des Wissens (Night of Science) di Unijenisty of Goettingen, Germany.
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen dilihat berdasarkan karakteristik demografinya.
Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat
berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa,
pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial.
Karakteristik demografi perlu diketahui untuk menentukan segmentasi pasar
produknya dan juga dapat mengidentifikasi target market, memberikan informasi
tentang trend yang sedang terjadi, selain itu dapat melihat perubahan permintaan
aneka produk dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye-kampanye
pemasaran.
Kerangka Pemikiran
Efektivitas komunikasi pemasaran produk edukasi lingkungan
Ecofunopoly dapat dilihat hubungannya dengan menggunakan karakteristik
komunikasi pemasarannya. Pada karakteristik konsumen memiliki hubungan
langsung pada proses komunikasinya yaitu pada karakteristik komunikasi
pemasaran produk edukasi lingkungan. Karakteristik konsumen dapat dilihat dari
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Sedangkan pada
karakteristik komunikasi pemasaran dapat dikur melalui ragam bauran promosi

12

dan intensitas penggunaan medianya. Efektivitas komunikasi pemasaran pada
produk edukasi lingkungan Ecofunopoly dapat diukur pada aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (kesukaan) dan konatif (tingkah laku) berdasarkan
karakteristik komunikasi pemasarannya.

Karakteristik
Konsumen
1.Usia
2.Jenis Kelamin
3.Tingkat Pendidikan
4.Jenis Pekerjaan
5.Tingkat Pendapatan

Karakteristik
Komunikasi
Pemasaran
Produk
Edukasi Lingkungan
Ecofunopoly
1. Ragam Bauran
Promosi
2. Intensitas
Penggunaan
Media

Efektivitas
Komunikasi
Pemasaran Produk
Edukasi Lingkungan
Ecofunopoly
-Kognitif
-Afektif
- Konatif

Keterangan:
: Berhubungan
Gambar 3. Kerangka Analisis

Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan signifikan antara karakteristik konsumen dengan
karakteristik komunikasi pemasaran Ecofunopoly
2. Terdapat hubungan signifikan antara karakteristik komunikasi pemasaran
Ecofunopoly dengan efektivitas komunikasi pemasaran.

Definisi Operasional
Karakteristik Konsumen
Merupakan ciri-ciri yang menggambarkan konsumen, dimana hal tersebut
mempengaruhi pelaksanaan komunikasi pemasaran. Karakteristik ini dapat dilihat
dari beberapa variabel, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan jenis pekerjaan.
1. Usia adalah lamanya hidup konsumen pada saat penelitian dilakukan yang
dihitung sejak dia dilahirkan yang akan dikategorikan setelah mendapat
data dari responden keseluruhan berdasarkan sebaran normal. Diukur
menggunakan skala ordinal dan dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Pengelompokkan usia menurut Havighurst (1950) dalam Mugniesyah
(2009) membagi kategori usia, yaitu dewasa awal berusia 18 – 29 tahun,

13

usia pertengahan berusia 30 – 50 tahun, dan usia tua berusia lebih dari 50
tahun. Namun, kategori usia dimodifikasi karena kondisi lapang, yaitu
1. Usia muda < 18 tahun
2. Usia Pertengahan: 19-30
3. Usia Tua: > 30 tahun
2. Jenis kelamin adalah sifat fisik responden yang tercatat dalam kasus
identitas yang dimiliki oleh konsumen. Diukur menggunakan skala
nominal.
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
diikuti konsumen sampai dengan saat penelitian. Tingkat pendidikan
dikelompokkkan ke dalam beberapa kategori dan diukur dalam skala
ordinal.
1. Rendah : Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
2. Sedang : Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)
3. Tinggi
: Lulusan Perguruan Tinggi
4. Tingkat pendapatan adalah jumlah pemasukan uang rupiah atau pendapatan
yang diperoleh konsumen dalam satu bulan. Pengelompokkan pendapatan
berdasarkan UMR Jawa Barat tahun 2016 yaitu Rp 2.250.000,00. Hal ini
ditentukan karena sebagian besar konsumen Ecofunopoly adalah berasal
dari prov. Jawa Barat. Diukur menggunakan skala ordinal dan
dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi berdasarkan sebaran
normal.
1. Rendah : Rp 800.000,00 – Rp 2.240.000,00
2. Sedang : Rp 2.250.000,00 – Rp 4.200.000,00
3. Tinggi : > Rp 4.210.000,00
5. Jenis pekerjaan adalah mata pencaharian yang secara rutin dilakukan oleh
konsumen pada saat penelitian berlangsung. Jenis pekerjaan dibedakan dan
diukur dengan skala nominal.
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai swasta
3. Wiraswasta
4. Ibu rumah tangga
5. Mahasiswa
Karakteristik Komunikasi Pemasaran
Merupakan bentuk komunikasi yang diterima oleh pembeli Ecofunopoly dari
produsen Ecofunopoly untuk memasarkan produknya yang mencakup ragam
bauran promosi dan intensitas penggunaan media yang dapat diukur dengan:
1. Ragam bauran promosi adalah banyaknya alat promosi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari produsen kepada konsumen dengan upaya
pemasaran iklan, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, skema

14

kerjasama, dan pemasaran dari mulut ke mulut. Diukur dengan skala
ordinal.
1. Rendah (skor 20-26)
2. Sedang (skor 27-33)
3. Tinggi (skor 34-40)
2. Intensitas penggunaan media adalah seberapa sering responden mengakses
bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak Ecofunopoly.
1. Rendah (skor 10-16)
2. Sedang (skor 17-23)
3. Tinggi (skor 24-30)
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Merupakan tingkat keberhasilan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan
menggunakan media pemasaran dalam upayanya untuk mencapai tujuan-tujuan
komunikasi pemasaran. Efektivitas komunikasi pemasaran dapat dilihat melalui
aspek kognitif, afektif, dan konatif.
1. Aspek kognitif yaitu komponen yang berhubungan dengan pengetahuan
konsumen mengenai informasi produk mainan Ecofunopoly yang
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun berbagai sumber lain.
Komponen kognitif diukur berdasarkan jawaban responden. Data ini
diukur dengan skala ordinal. Kategori apek kognitif digolongkan menjadi:
1. Rendah (skor 9-12)
2. Sedang (skor 12-15)
3. Tinggi (skor 16-18)
2. Aspek afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan keinginan, sikap
suka atau tidak suka terhadap produk mainan Ecofunopoly dan kepuasan
pada pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
Ecofunopoly yang ditunjukkan oleh responden. Kategori aspek kognitif
digolongkan menjadi:
1. Rendah (skor 9-17)
2. Sedang (skor 18-26)
3. Tinggi (skor 27 – 36)
3. Aspek konatif yaitu tindakan konsumen untuk membeli produk mainan
Ecofunopoly. Diukur dengan skala ordinal. Kategori komponen konatif
digolongkan menjadi:
1. Rendah (skor 6-11)
2. Sedang (skor 12-28)
3. Tinggi (skor 19 – 24)

15

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan
data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatakan kuantitaif yang
digunakan adalah dengan metode sensus. Metode sensus merupakan metode yang
mengambil seluruh populasi menjadi responden. Pendekatan kuantitatif ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner kepada
responden. Selain pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan data
kualitatif yang diperoleh dari wawancara mendalam dengan pihak informan. Data
kualitatif dikumpulkan dengan menggunakan instrumen panduan pertanyaan
wawancara mendalam kepada produsen Ecofunopoly.

Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di rumah produksi Ecofunopoly yang
terletak di Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat (Lampiran 1). Namun, pada
penyebaran kuesioner akan dilakukan secara online dan disebarkan kepada para
konsumen Ecofunopoly di Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sebagian besar
konsumen Ecofunopoly memakai media sosial online untuk pembelian produk
sehingga pembelian dapat dijangkau ke seluruh Indonesia. Penyebaran kuesioner
online ini dilakukan agar responden mudah dijangkau oleh peneliti. Penelitian
lapangan dilaksanakan dalam waktu lima bulan (Lampiran 2) dengan
pertimbangan kegiatan meliputi penyusunan proposal skripsi, uji petik, kolokium,
pengambilan dan pengolahan data lapang, penulisan draft skripsi, sidang skripsi,
dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner online
kepada seluruh konsumen Ecofunopoly. Data primer tersebut berisikan
pertanyaan-pertanyaan mengenai ragam bauran promosi, intensitas penggunaan
media, efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif, afektif dan konatif.
Kuesioner online dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh
data berupa jawaban-jawaban dari para responden serta ditujukan untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Selain wawancara
terstruktur menggunakan kuesioner online, pengumpulan data penelitian ini juga
menggunakan wawancara mendalam dengan pihak produsen Ecofunopoly untuk

16

mengkaji tentang pelaksanaan komunikasi pemasaran, dan tujuan dari komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh pihak Ecofunopoly.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
dokumen produsen Ecofunopoly, serta literatur yang relevan dengan penelitian
ini, yaitu buku, jurnal penelitian, skripsi, dan internet. Data yang telah
dikumpulkan nantinya akan diolah dan disimpulkan. Penyimpulan hasil penelitian
dilakukan dengan mengambil hasil analisis antar variabel yang konsisten. Seluruh
hasil penelitian dituliskan dalam rancangan skripsi. Penelitian ini telah dilakukan
uji validitas dan uji reliabilitas kuesioner dahulu kepada 7 orang. Namun uji
reliabilitas dilakukan secara online. Jumlah responden yang diambil adalah
sebanyak 60 responden yaitu seluruh konsumen yang pernah melakukan transaksi
pembelian Ecofunopoly sehingga metode yang digunakan adalah menggunakan
metode total sampling atau sensus. Setelah 60 responden dihubungi untuk mengisi
kuesioner, kuesioner yang terisi oleh responden yaitu sebanyak 43 kuesioner
sehingga total responden pada penelitian ini yaitu sebanyak 43 responden.
Prosedur permintaan konsumen Ecofunopoly untuk menjadi responden yaitu
dengan menghubungi calon responden menggunakan media sosial facebook,
media sosial Whatsapp, dan melalui email untuk memberikan alamat website
yang berisikan kuesioner penelitian.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data kuesioner yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif. Setelah seluruh
data terkumpul adalah melakukan pengkodean data. Kegiatan ini bertujuan untuk
menyeragamkan data. Setelah pengkodean, tahap selanjutnya adalah perhitungan
persentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabulasi silang. Data
yang dianalisis secara statistik deskriptif yaitu variabel karakteristik konsumen
seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis
pekerjaan. Selain karakteristik konsumen, karakteristik komunikasi pemasaran
dan efektivitas komunikasi pemasaran yang terdiri dari ragam bauran komunikasi
dan intensitas penggunaan media. Sedangkan efektivitas komunikasi pemasaran
terdiri dari kognitif, afektif, dan konatif.
Uji statistik menggunakan uji korelasi rank spearman yang digunakan
untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data berbentuk ordinal,
seperti untuk menentukan karakteristik konsumen seperti usia, tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan dan karakteristik komunikasi pemasaran seperti ragam bauran
promosi dan intensitas penggunaan media dengan penilaian terhadap pelaksanaan
komunikasi pemasaran (skala ordinal). Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah
secara statistik deskriptif dengan mengunakan software SPSS (Statistical Program
for Social Sciences) for Windows jenis 20.0. Serta pengujian hubungan antar
variabel uji korelasi Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel
yang salah satu variabelnya nominal seperti pada jenis pekerjaan dan jenis
kelamin.
Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner dimasukkan dalam tabel
frekuensi, diuji, kemudian dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan
software Microsoft Excel 2007. Sedangkan pada data kualitatif dilakukan dengan
mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antar

17

peneliti dengan informan. Data kualitatif akan direduksi data dengan menajamkan
analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan
melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Hasil analisis
diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan.

18

19

GAMBARAN UMUM ECOFUNOPOLY
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum Ecofunopoly
yang terdiri dari sejarah Ecofunopoly, jenis-jenis Ecofunopoly, dan komunikasi
pemasaran Ecofunopoly.
Sejarah Ecofunopoly
Ecofunopoly adalah merupakan UKM yang diciptakan oleh Annisa
Hasanah, mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada bulan Juni tahun 2009.
Berdirinya usaha permainan ini berawal dari ia melihat banyaknya orang-orang
diluar sana membuang sampah sembarangan karena kurangnya pendidikan
lingkungan hidup bagi masyarakat. Sehingga Annisa mencetuskan permainan ini
untuk mengenalkan permainan kepada masyarakat khususnya anak-anak agar
tumbuh kesadaran untuk menjaga lingkungan sejak dini. Ecofunopoly merupakan
produk ind