Analisis penyelenggaraan makan di sekolah dan kualitas menu bagi siswa sekolah dasar di Bogor
ANALISIS PENYELENGGARAAN MAKAN DI SEKOLAH DAN
KUALITAS MENU BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI BOGOR
OLEH :
REISI NURDIANI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Penyelenggaraan
Makan di Sekolah dan Kualitas Menu bagi Siswa Sekolah Dasar di Bogor
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Maret 2011
Reisi Nurdiani
NIM I151070042
ABSTRACT
REISI NURDIANI.
Analysis of School Foodservice and Diet Quality of
Elementary School Student in Bogor. Under direction of BUDI SETIAWAN and
LILIK KUSTIYAH.
The quality of school foodservice in elementary school is a cruicial factor
however the evaluation of school foodservice had not been done yet. The aims of
this case study were to assess school foodservice in elementary school and diet
quality of elementary school children. This research was carried out in January to
August 2010. The survey was done in four elementary school in Bogor which
represent of school with school foodservice (SPM) and school without
foodservice (STPM). KEPMENKES Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 was used to
asses school foodservice was use and the principles of balanced nutrition
(PUGS) was used to asses diet quality. This research showed that school
foodservice has not complied the standard/requirement. Catering SPM 1
provided a menu with energy and protein contain more than 30% RDA, while
Catering SPM 2 did not. HEI score of SPM group was 65, while HEI score of
STPM was 55. Based on HEI score the diet quality of SPM and STPM need to be
improved. Based on nutrient content, food diversity and portion of the menu
provided by school caterers have not complied with the rules of a balanced diet.
Nutritional status of SPM group were better than STPM group. The average
score mid semester test of SPM group was significantly different than STPM
group (p0.5).
Rata-rata tingkat kecukupan energi, protein, vitamin B1, vitamin C, dan fosfor
sampel kelompok SPM dan STPM tidak berbeda nyata. Rata-rata tingkat
kecukupan vitamin A dan zat besi sampel SPM nyata lebih tinggi tetapi rata-rata
kecukupan kalsium nyata lebih rendah dibandingkan sampel kelompok STPM
(p>0.5). Kualitas konsumsi pangan sampel kelompok SPM dan STPM masih
belum memenuhi kaidah gizi seimbang namun demikian skor HEI sampel SPM
(65) lebih tinggi dibandingkan STPM (55) hal ini menunjukan kualitas konsumsi
pangan sampel kelompok SPM masih lebih baik dibandingkan STPM.
Berdasarkan angka kecukupan gizi, jumlah zat gizi yang disediakan oleh
katering SPM 1 sudah memenuhi kebutuhan siswa yang dilayaninya sedangkan
katering SPM 2 belum memenuhi kebutuhan gizi siswa yang dilayaninya
terutama untuk siswa kelas 5. Katering SPM 1 rata-rata mengolah 11 jenis
pangan per hari sedangkan katering SPM 2 rata-rata mengolah 12 jenis pangan
per hari. Secara umum jumlah porsi nasi yang disediakan oleh katering SPM 1
dan 2 lebih dari cukup yaitu lebih besar dari 1 porsi per hari. Rata-rata jumlah
porsi pangan sumber protein baik hewani ataupun nabati yang disediakan oleh
kedua katering sekolah ini adalah 1 porsi per hari. Pangan sumber protein
hewani (daging sapi, daging ayam, ikan, udang dan telur) selalu disediakan
setiap hari tetapi pangan sumber protein nabati hanya 1-2 kali dalam 1 minggu.
Jumlah porsi buah-buahan yang disediakan oleh kedua katering sekolah ini
sudah cukup yaitu 1 porsi/hari sedangkan jumlah porsi sayur yang disediakan
oleh kedua katering berbeda, katering SPM 1 menyediakan sayuran lebih banyak
(2 porsi per hari) sedangkan katering SPM 2 lebih sedikit (0.5-1 porsi per hari).
Berdasarkan kandungan zat gizi, keragaman/variasi menu dan porsi menu yang
disediakan oleh kedua katering sekolah belum memenuhi kaidah menu
seimbang.
Seluruh sampel kelompok SPM (100%) selalu makan siang sedangkan
sampel kelompok STPM hanya 73.2% yang selalu makan siang. Sebanyak
43.1% sampel kelompok SPM selalu makan makanan lengkap pada saat makan
siang sedangkan sampel kelompok STPM yang selalu makan makanan lengkap
pada saat makan siang hanya 26.8%. seluruh sampel kelompok SPM (100%)
selalu makan siang antara jam 12.00–13.00 yang dilakukan secara bersamasama, sedangkan sampel kelompok STPM biasa makan siang antara jam 13.00–
14.00. Sebagian besar sampel kelompok SPM selalu membawa bekal ke sekolah
(43.1%), sedangkan sebagian besar sampel kelompok STPM kadang-kadang
membawa bekal ke sekolah (41.1%). Sebagian besar sampel kelompok STPM
selalu jajan di sekolah (64.3%) sedangkan kelompok SPM sebagian besar
menyatakan tidak pernah jajan di sekolah (44.8%).
Keragaan status gizi dan tingkat kehadiran antara sampel kelompok SPM
dan STPM tidak nyata perbedaannya (p>0.05). Masalah gizi lebih dan obes pada
SPM dan STPM lebih tinggi dibandingkan gizi kurang. Nilai rata-rata kelompok
SPM nyata lebih rendah dibandingkan kelompok STPM (p
KUALITAS MENU BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI BOGOR
OLEH :
REISI NURDIANI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Penyelenggaraan
Makan di Sekolah dan Kualitas Menu bagi Siswa Sekolah Dasar di Bogor
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Maret 2011
Reisi Nurdiani
NIM I151070042
ABSTRACT
REISI NURDIANI.
Analysis of School Foodservice and Diet Quality of
Elementary School Student in Bogor. Under direction of BUDI SETIAWAN and
LILIK KUSTIYAH.
The quality of school foodservice in elementary school is a cruicial factor
however the evaluation of school foodservice had not been done yet. The aims of
this case study were to assess school foodservice in elementary school and diet
quality of elementary school children. This research was carried out in January to
August 2010. The survey was done in four elementary school in Bogor which
represent of school with school foodservice (SPM) and school without
foodservice (STPM). KEPMENKES Nomor 715/MENKES/SK/V/2003 was used to
asses school foodservice was use and the principles of balanced nutrition
(PUGS) was used to asses diet quality. This research showed that school
foodservice has not complied the standard/requirement. Catering SPM 1
provided a menu with energy and protein contain more than 30% RDA, while
Catering SPM 2 did not. HEI score of SPM group was 65, while HEI score of
STPM was 55. Based on HEI score the diet quality of SPM and STPM need to be
improved. Based on nutrient content, food diversity and portion of the menu
provided by school caterers have not complied with the rules of a balanced diet.
Nutritional status of SPM group were better than STPM group. The average
score mid semester test of SPM group was significantly different than STPM
group (p0.5).
Rata-rata tingkat kecukupan energi, protein, vitamin B1, vitamin C, dan fosfor
sampel kelompok SPM dan STPM tidak berbeda nyata. Rata-rata tingkat
kecukupan vitamin A dan zat besi sampel SPM nyata lebih tinggi tetapi rata-rata
kecukupan kalsium nyata lebih rendah dibandingkan sampel kelompok STPM
(p>0.5). Kualitas konsumsi pangan sampel kelompok SPM dan STPM masih
belum memenuhi kaidah gizi seimbang namun demikian skor HEI sampel SPM
(65) lebih tinggi dibandingkan STPM (55) hal ini menunjukan kualitas konsumsi
pangan sampel kelompok SPM masih lebih baik dibandingkan STPM.
Berdasarkan angka kecukupan gizi, jumlah zat gizi yang disediakan oleh
katering SPM 1 sudah memenuhi kebutuhan siswa yang dilayaninya sedangkan
katering SPM 2 belum memenuhi kebutuhan gizi siswa yang dilayaninya
terutama untuk siswa kelas 5. Katering SPM 1 rata-rata mengolah 11 jenis
pangan per hari sedangkan katering SPM 2 rata-rata mengolah 12 jenis pangan
per hari. Secara umum jumlah porsi nasi yang disediakan oleh katering SPM 1
dan 2 lebih dari cukup yaitu lebih besar dari 1 porsi per hari. Rata-rata jumlah
porsi pangan sumber protein baik hewani ataupun nabati yang disediakan oleh
kedua katering sekolah ini adalah 1 porsi per hari. Pangan sumber protein
hewani (daging sapi, daging ayam, ikan, udang dan telur) selalu disediakan
setiap hari tetapi pangan sumber protein nabati hanya 1-2 kali dalam 1 minggu.
Jumlah porsi buah-buahan yang disediakan oleh kedua katering sekolah ini
sudah cukup yaitu 1 porsi/hari sedangkan jumlah porsi sayur yang disediakan
oleh kedua katering berbeda, katering SPM 1 menyediakan sayuran lebih banyak
(2 porsi per hari) sedangkan katering SPM 2 lebih sedikit (0.5-1 porsi per hari).
Berdasarkan kandungan zat gizi, keragaman/variasi menu dan porsi menu yang
disediakan oleh kedua katering sekolah belum memenuhi kaidah menu
seimbang.
Seluruh sampel kelompok SPM (100%) selalu makan siang sedangkan
sampel kelompok STPM hanya 73.2% yang selalu makan siang. Sebanyak
43.1% sampel kelompok SPM selalu makan makanan lengkap pada saat makan
siang sedangkan sampel kelompok STPM yang selalu makan makanan lengkap
pada saat makan siang hanya 26.8%. seluruh sampel kelompok SPM (100%)
selalu makan siang antara jam 12.00–13.00 yang dilakukan secara bersamasama, sedangkan sampel kelompok STPM biasa makan siang antara jam 13.00–
14.00. Sebagian besar sampel kelompok SPM selalu membawa bekal ke sekolah
(43.1%), sedangkan sebagian besar sampel kelompok STPM kadang-kadang
membawa bekal ke sekolah (41.1%). Sebagian besar sampel kelompok STPM
selalu jajan di sekolah (64.3%) sedangkan kelompok SPM sebagian besar
menyatakan tidak pernah jajan di sekolah (44.8%).
Keragaan status gizi dan tingkat kehadiran antara sampel kelompok SPM
dan STPM tidak nyata perbedaannya (p>0.05). Masalah gizi lebih dan obes pada
SPM dan STPM lebih tinggi dibandingkan gizi kurang. Nilai rata-rata kelompok
SPM nyata lebih rendah dibandingkan kelompok STPM (p