morfometrik ayam sentul, kampung dan kedu pada fase pertumbuhan dari umur 1-12 minggu
MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU
PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR
1 - 12 MINGGU
SKRIPSI
YUSUP KURNIA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
YUSUP KURNIA. D14086029. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung dan
Kedu pada Fase Pertumbuhan dari Umur 1-12 Minggu. Skripsi. Program Alih
Jenis. Departemen Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Sri Darwati, M.Si
Pembimbing Anggota : Ir. H. N. Mariandayani M.Si
Ayam lokal mempunyai peranan yang cukup penting bagi masyarakat, seperti
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sumber protein dan hobi. Diantara ayam-ayam
lokal ini ada beberapa jenis yang cukup dikenal masyarakat Indonesia antara lain
ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melengkapi data morfometrik ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada fase
pertumbuhan (umur 1-12 minggu) dan ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk
menduga bobot badan.
Penelitian dilaksanakan di bagian Genetika dan Pemuliaan Ternak Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam lokal terdiri dari
tiga jenis yaitu 25 ekor ayam Kampung, 25 ekor Sentul dan 25 ekor Kedu. Ayamayam tersebut di peroleh dari peternak di daerah Leuwiliang, Ciamis dan
Temanggung. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah RAL dan RAL
pola faktorial, selain itu data dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi berganda.
Peubah yang diamati adalah bobot badan, panjang shank, panjang paruh, lebar dada,
panjang punggung, dan lingkar dada.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa pada umur 1-3 minggu tidak
menunjukkan hubungan yang nyata antara panjang shank, panjang paruh, lebar dada
dan panjang tubuh dengan bobot badan. Lingkar dada menunjukkan hubungan yang
nyata dengan bobot badan pada umur 1-3 minggu. Pada umur 4-12 minggu panjang
shank memiliki korelasi yang tinggi dan nyata dengan bobot badan dan dapat
digunakan untuk menduga bobot ayam dengan kisaran nilai korelasi (r) adalah 0,4550,750. Persamaan regresi ganda pada ayam Kampung adalah (bobot badan) = - 569
+ 6,84 (panjang shank) – 5,26 (panjang paruh) + 7,97 (Lebar Dada) + 27,5 (panjang
punggung) + 13,2 (lingkar dada). Pada umur 5-12 minggu Ayam Sentul jantan
mempunyai nilai koefisien determinasi paling tinggi dibanding dengan ayam
Kampung dan Kedu, yaitu sebesar 99,9%. Persamaan regresi ganda pada ayam
Sentul jantan adalah Y = - 381 + 13,1 (panjang shank) + 0,32 (panjang paruh) + 7,30
(lebar dada) + 29,1 (panjang punggung) - 38,2 (lingkar dada).
Pertumbuhan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur satu
minggu tidak berbeda nyata namun pada saat ayam berumur dua minggu berbeda
nyata. Rataan bobot badan ayam Kampung lebih tinggi dibanding ayam Kedu dan
ayam Sentul. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat nyata
(P
PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR
1 - 12 MINGGU
SKRIPSI
YUSUP KURNIA
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
YUSUP KURNIA. D14086029. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung dan
Kedu pada Fase Pertumbuhan dari Umur 1-12 Minggu. Skripsi. Program Alih
Jenis. Departemen Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. Sri Darwati, M.Si
Pembimbing Anggota : Ir. H. N. Mariandayani M.Si
Ayam lokal mempunyai peranan yang cukup penting bagi masyarakat, seperti
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sumber protein dan hobi. Diantara ayam-ayam
lokal ini ada beberapa jenis yang cukup dikenal masyarakat Indonesia antara lain
ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melengkapi data morfometrik ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada fase
pertumbuhan (umur 1-12 minggu) dan ukuran tubuh yang dapat digunakan untuk
menduga bobot badan.
Penelitian dilaksanakan di bagian Genetika dan Pemuliaan Ternak Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor. Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam lokal terdiri dari
tiga jenis yaitu 25 ekor ayam Kampung, 25 ekor Sentul dan 25 ekor Kedu. Ayamayam tersebut di peroleh dari peternak di daerah Leuwiliang, Ciamis dan
Temanggung. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah RAL dan RAL
pola faktorial, selain itu data dianalisis dengan analisis korelasi dan regresi berganda.
Peubah yang diamati adalah bobot badan, panjang shank, panjang paruh, lebar dada,
panjang punggung, dan lingkar dada.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa pada umur 1-3 minggu tidak
menunjukkan hubungan yang nyata antara panjang shank, panjang paruh, lebar dada
dan panjang tubuh dengan bobot badan. Lingkar dada menunjukkan hubungan yang
nyata dengan bobot badan pada umur 1-3 minggu. Pada umur 4-12 minggu panjang
shank memiliki korelasi yang tinggi dan nyata dengan bobot badan dan dapat
digunakan untuk menduga bobot ayam dengan kisaran nilai korelasi (r) adalah 0,4550,750. Persamaan regresi ganda pada ayam Kampung adalah (bobot badan) = - 569
+ 6,84 (panjang shank) – 5,26 (panjang paruh) + 7,97 (Lebar Dada) + 27,5 (panjang
punggung) + 13,2 (lingkar dada). Pada umur 5-12 minggu Ayam Sentul jantan
mempunyai nilai koefisien determinasi paling tinggi dibanding dengan ayam
Kampung dan Kedu, yaitu sebesar 99,9%. Persamaan regresi ganda pada ayam
Sentul jantan adalah Y = - 381 + 13,1 (panjang shank) + 0,32 (panjang paruh) + 7,30
(lebar dada) + 29,1 (panjang punggung) - 38,2 (lingkar dada).
Pertumbuhan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur satu
minggu tidak berbeda nyata namun pada saat ayam berumur dua minggu berbeda
nyata. Rataan bobot badan ayam Kampung lebih tinggi dibanding ayam Kedu dan
ayam Sentul. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat nyata
(P