Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Kedu Dengan Silangan Sentul Kampung Dan Resiprokalnya Umur 0 Sampai 12 Minggu.

UKURAN TUBUH HASIL PERSILANGAN AYAM KEDU DENGAN
SILANGAN SENTUL KAMPUNG DAN RESIPROKALNYA
UMUR 0 SAMPAI 12 MINGGU

ARIESTA BANGUN BUDIARTO

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Ukuran Tubuh
Hasil Persilangan Ayam Kedu dengan Silangan Sentul Kampung dan
Resiprokalnya Umur 0 sampai 12 Minggu adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015

Ariesta Bangun Budiarto
D14110045

ABSTRAK
ARIESTA BANGUN BUDIARTO. Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Kedu
dengan Silangan Sentul Kampung dan Resiprokalnya Umur 0 sampai 12 Minggu.
Dibimbing oleh CECE SUMANTRI dan HARINI NURCAHYA.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari ukuran tubuh ayam hasil
persilangan antara jantan kedu dengan betina sentul kampung (SK) (keduSK) dan
resiprokalnya (SKkedu) pada umur 0 – 12 minggu. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor pada bulan September 2014 hingga Maret 2015. Ayam yang
digunakan sebanyak 47 ekor DOC jantan maupun betina hasil persilangan antara
ayam kedu x sentul kampung (SK) (keduSK) dan resiprokalnya (SKkedu). Peubah
yang diamati adalah bobot badan, panjang shank, panjang tibia, panjang femur,
rentang sayap, panjang punggung, panjang dada dan lingkar dada. Uji T dilakukan

untuk mengetahui perbedaan beberapa ukuran tubuh antara ayam SKkedu dan
keduSK yang dibandingkan antara sesama jenis kelaminnya. Hasil penelitian
menunjukan hampir secara keseluruhan peubah yang diukur adalah sama antara
ayam SKkedu dan keduSK baik antara sesama jantan maupun sesama betina.
Peubah yang menunjukan berbeda nyata yaitu rataan bobot badan ayam betina
pada umur 2 minggu, rataan panjang punggung jantan pada umur 6 minggu dan
rataan rentang sayap jantan pada umur 10 minggu. Penelitian ini menunjukan
semua peubah ukuran tubuh ayam SKKedu dengan KeduSK adalah sama
(P>0.05). Penelitian ini juga menunjukan bahwa hasil persilangan ketiga jenis
ayam memunculkan efek heterosis pada bobot badan yaitu ayam SKkedu dan
keduSK bobot badannya lebih besar dibandingkan dengan rataan kedua tetuanya
pada umur yang sama.
Kata kunci: keduSK, persiangan, SKkedu, ukuran tubuh

ABSTRACT
ARIESTA BANGUN BUDIARTO. The Body size of offspring of kedu chicken
crossed with kampung-sentul crossbreed and it's reciprocal at the age 0 to 12
weeks. Supervised by CECE SUMANTRI and HARINI NURCAHYA
The aimed of this research was to study the body size of offspring of kedu
chicken cross with the kampung-sentul crossbreed (SK) (keduSK) and it's

reciprocal (SKkedu) at the age of 0 to 12 weeks. This research was conducted at
the Breeding and Genetic Laboratory, Animal Faculty, Bogor Agricultural
University in September 2014 to March 2015. Totally 47 DOC were used in this
research. The DOC derivated from kedu chicken crosses with sentul-kampung
crossbreed (SK) (keduSK) and it’s reciprocal (SKkedu). The parameters measured
were body weight, shank length, tibia length, femur length, wing span, the
bacbone length, chest length and chest circumference. T test was conducted to

determine differences in some body size parameters between SKkedu and
keduSK, and included among sex The results showed that almost all of variables
measured were similar, both among cocks and among hens. The variables that
were significantly different were the average body weight of the hens at the age of
2 weeks, the average bacbone length of the cocks at the age of 6 weeks and the
average wing span length of the cocks at the age of 10 weeks. This study showed
that all variable sizes keduSK did not differ with SKkedu. The study also showed
that the result of crossing this two breeds of chickens has increased the effect of
heterosis on body weight gain.
Key words: body size, crossbreed, keduSK, SKkedu

UKURAN TUBUH HASIL PERSILANGAN AYAM KEDU DENGAN

SILANGAN SENTUL KAMPUNG DAN RESIPROKALNYA
UMUR 0 SAMPAI 12 MINGGU

ARIESTA BANGUN BUDIARTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini bisa diselesaikan. Karya ilmiah saya berjudul
Ukuran Tubuh Hasil Persilangan Ayam Kedu dengan Silangan Sentul Kampung

Umur 0 Sampai 12 Minggu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya yang
beriman hingga akhir zaman.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Cece Sumantri, MSc
dan Ibu Dr Ir Harini Nurcahya, MSi selaku pembimbing serta Ir Sri Darwati, MSi
yang telah banyak memberikan saran. Ungkapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada orang tua saya beserta keluarga atas segala do’a dukungan dan
kasih sayangnya serta terima kasih juga kepada Bidikmisi IPB yang sudah
memberikan bantuan biaya selama saya berkuliah di Institut Pertanian Bogor.
Selain itu, terima kasih kepada Bapak Dadang, Bia Ningrum, teman kelompok
penelitian (Indah Putri Hapsari, Salva Fatma, Asep Saepudin, Fandes Trisman,
Fandi Prabowo, Aulia Rahmad H, dan Wafi Faiz) serta teman-teman, khususnya
IPTP 48 juga IPTP 49 (Ali, Irwan, Roby, dan Ikhsan) atas bantuan serta
dukungannya dalam penyususnan karya ilmiah ini. Semoga karya ini bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2015
Ariesta Bangun Budiarto

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat
Bahan
Prosedur
Penetasan Telur
Pemeliharaan
Pemberian Pakan
Analisis Data
Peubah yang Diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran Tubuh
Bobot Badan
Panjang Shank
Panjang Tibia

Panjang Femur
Rentang Sayap
Panjang Punggung
Panjang Dada
Lingkar Dada
Heterosis
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

x
x
1
1
1
2
2
2
2

2
4
4
4
4
5
5
7
7
7
8
10
11
12
14
15
16
18
18
19

20
21

DAFTAR TABEL
1 Anakan ayam hasil persilangan
2 Analisis proksimat pakan
3 Rataan dan simpangan baku bobot badan ayam SKkedu dan keduSK
umur 0 – 12 minggu
4 Rataan dan simpangan baku panjang shank ayam SKkedu dan
keduSK
5 Rataan dan simpangan baku panjang tibia ayam SKkedu dan
keduSK
6 Rataan dan simpangan baku panjang femur ayam SKkedu dan
keduSK
7 Rataan dan simpangan baku rentang sayap ayam SKkedu dan
keduSK
8 Rataan dan simpangan baku panjang punggung ayam SKkedu dan
keduSK
9 Rataan dan simpangan baku panjang dada ayam SKkedu dan keduSK
10 Rataan dan simpangan baku lingkar dada ayam SKkedu dan keduSK

11 Nilai heterosis ayam SKkedu dan keduSK dibandingkan ayam SK
dan kedu

2
5
7
9
10
11
13
14
15
17
18

DAFTAR GAMBAR
1 Ayam yang digunakan dalam penelitian ini (keduSK) (a) DOC, (b)
2 Minggu,(c) 8 Minggu, (d) ♂ 12 Minggu, (e) ♀ 12 Minggu
2 Ayam yang digunakan pada penelitian ini (SKkedu) (a) ♀ DOC, (b)
♀ 2 minggu, (c) ♀ 8 Minggu, (d) ♀12 minggu, (e) ♂ DOC, (f) ♂ 2

Minggu, (g) ♂ 8 Minggu, (h) ♂ 12 Minggu
3 Bagian–bagian tubuh ayam yang diukur
4 Laju pertumbuhan ayam SKkedu dan keduSK
5 Laju pertumbuhan shank ayam SKedu dan keduSK
6 Laju pertumbuhan tibia ayam SKkedu dan keduSK
7 Laju pertumbuhan femur ayam SKkedu dan keduSK
8 Laju pertumbuhan rentang sayap ayam SKkedu dan keduSK
9 Laju pertumbuhan panjang punggung ayam SKkedu dan keduSK
10 Laju pertumbuhan panjang dada ayam SKkedu dan keduSK
11 Laju pertumbuhan lingkar dada ayam SKkedu dan keduSK

3

4
7
8
9
11
12
13
15
16
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat membuat semakin tingginya konsumsi protein hewani oleh
masyarakat. Ayam menjadi salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat. Produksi daging di Indonesia didominasi oleh ayam
ras pedaging, DPKH (2012) menyatakan produksi daging di Indonesia didominasi
oleh ayam ras pedaging sebesar 52.38%, padahal Indonesia memiliki cukup
potensi untuk mengurangi dominasi ayam ras dengan adanya berbagai rumpun
ayam lokal. Saat ini rumpun ayam yang memiliki ciri spesifik dan berpotensi
dijadikan ayam pedaging maupun petelur terdapat 31 rumpun diantaranya yaitu
ayam sentul, ayam kampung, ayam kedu dan lainnya(Sartika dan Iskandar 2007).
Ayam lokal memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil
daging dan juga telur. Namun kualitas produksi ayam lokal saat ini cenderung
masih rendah. Hal ini terjadi karena pada umumnya ayam lokal masih diternakkan
secara tradisional khususnya di pedesaan. Perbaikan terhadap laju pertumbuhan
maupun kemampuan reproduksi ayam lokal tidak cukup dengan perbaikan pakan
dan manajemen pemeliharaan, namun perlu dilakukan upaya perbaikan mutu
genetik melalui seleksi dan persilangan.
Upaya peningkatan produktivitas ayam lokal khususnya ayam sentul,
kampung dan kedu tidak cukup hanya dengan perbaikan pakan dan manajemen
pemeliharaan, tetapi perlu dilakukan peningkatan mutu genetiknya dengan
mempertahankan sifat-sifat yang khas ayam lokal tersebut. Setiap jenis ayam
memiliki karakteristik yang khas, baik ukuran maupun bentuk tubuh. Ukuranukuran tubuh dapat digunakan untuk mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan ternak. Menurut Wilson et al. (1977) ukuran-ukuran tulang
berhubungan erat dengan sifat-sifat pertumbuhan. Ternak dengan ukuran tulang
yang lebih besar cenderung tumbuh lebih cepat dan menghasilkan potongan
karkas yang lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai ukuran tulang
lebih kecil.
Ukuran tubuh merupakan faktor yang perlu dikaji untuk mengetahui
pertumbuhan tulang dan struktur tubuh ayam pada saat menetas hingga remaja
dari persilangan ayam sentul-kampung dan ayam kedu. Penelitian terhadap ukuran
tubuh saat menetas hingga remaja dari ayam hasil persilangan ayam sentulkampung dan ayam kedu perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan ukuran
tubuh ayam dari persilangan kedua persilangan ini, Serta dalam jangka panjang
diharapkan ayam ini dapat menjadi alternatif bagi peternak sebagai ayam
penghasil telur yang saat ini sebagian besar telur ayam kampung dipasaran
merupakan telur ayam arab.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari ukuran tubuh ayam hasil
persilangan antara jantan sentul-kampung dengan betina kedu dan jantan kedu
dengan betina sentul-kampung pada umur 0 - 12 minggu.

2
Ruang Lingkup Penelitian
Melalui metode pemuliaan dengan cara persilangan, diharapkan dapat
memperbaiki produktivitas ayam lokal yang sudah ada sebelumnya. Berdasarkan
hal itu, maka ayam sentul-kampung jantan dengan ayam kedu betina dan
resiprokalnya dikawinsilangkan. Kajian ini lebih difokuskan pada ukuran tubuh
ayam pada saat menetas hingga remaja (umur 0 -12 minggu) yaitu bobot badan,
panjang shank, panjang tibia, panjang femur, rentang sayap, panjang punggung,
panjang dada, dan lingkar dada.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan
Genetika Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan
pada bulan September 2014 sampai Maret 2015.
Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah jangka sorong merk
Mitutoyo dengan ketelitian 0.05 mm, egg tray, pita ukur, lembar isian yang
berisikan data-data peubah ukuran permukaan linear tubuh ayam yang diamati,
alat tulis, kandang berukuran 1.5 m x 1.5 m yang disekat menjadi 4 untuk DOC
hingga berumur 4 minggu, kandang bambu dengan ukuran 0.85 m x 0.75 m x 0.55
m untuk ayam yang berumur 5 – 12 minggu, tempat minum, tempat pakan,
timbangan digital OSUKA dengan ketelitian 0.5 g, termohygrometer dan mesin
tetas otomatis dengan kapasitas 300 butir. Alat lain yang digunakan digunakan
yaitu lampu, ember, dan gayung.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 13 ekor ayam
betina sentul-kampung, 2 ekor ayam jantan sentul-kampung dan 12 ekor ayam
betina kedu, 2 ekor ayam jantan kedu. Hasil persilangan sentul-kampung dengan
kedu dan resiprokalnya dapat dilihat pada Tabel 1. Bahan lain yang digunakan
adalah sekam, pakan komersial berbentuk crumble, dedak padi, vitachick, dan
sekam.
Tabel 1 Anakan ayam hasil persilangan
Jenis Ayam
Jenis Kelamin
Jumlah (ekor)
Jantan
8
sentul-kampung x kedu
Betina
10
Jantan
22
kedu x sentul-kampung
Betina
7
Jumlah
47

3
Performa jenis ayam yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

(a) DOC

(b) 2 Minggu

(c) 8 Minggu

(d) ♂ 12 Minggu
(e) ♀ 12 Minggu
Ayam keduSK
Gambar 1 Ayam yang digunakan dalam penelitian ini (keduSK) (a) DOC, (b) 2
Minggu,(c) 8 Minggu, (d) ♂ 12 Minggu, (e) ♀ 12 Minggu

(a) ♀ DOC

(b) ♀ 2 minggu
(c) ♀ 8 Minggu
Ayam SKkedu

(d) ♀12 minggu

4

(e) ♂ DOC

(f) ♂ 2 Minggu

(g) ♂ 8 Minggu
Ayam SKkedu

(h) ♂ 12 Minggu

Gambar 2 Ayam yang digunakan pada penelitian ini (SKkedu) (a) ♀ DOC, (b) ♀
2 minggu, (c) ♀ 8 Minggu, (d) ♀12 minggu, (e) ♂ DOC, (f) ♂ 2
Minggu, (g) ♂ 8 Minggu, (h) ♂ 12 Minggu
Prosedur
Penetasan Telur
Telur hasil perkawinan ayam persilangan diambil dan dikumpulkan setiap
hari dan dimasukkan dalam mesin tetas setiap minggu sekali. Setelah 21 hari, telur
menetas. DOC yang baru menetas kemudian dipasang wingband dan diukur bobot
badannya.
Pemeliharaan
Kandang dipersiapkan terlebih dahulu dan dibersihkan menggunakan sapu
lidi dan sapu ijuk. Lantai dan sekat bambu juga dilakukan pembersihan basah
menggunakan air dan kapur. Pembatas sekat, lampu, tempat minum, dan tempat
pakan juga dipersiapkan untuk DOC.
Pemeliharaan ayam persilangan yang berumur 0 - 4 minggu dilakukan
pada satu kotak kayu ukuran 1.5 x 1.5 m dengan dibuat sekat sehingga menjadi 4
bagian kandang kecil. Sekat kandang kecil antar kelompok ayam dibedakan
berdasarkan ulangan penetasan yang terjadi 1 minggu sekali dan juga telah
dipisahkan berdasarkan jenis ayam (persilangan ayam sentul-kampung x ayam
kedu dan resiprokalnya). Vitachick diberikan pada saat ayam berumur 0 – 7 hari
dan saat setelah selesai dilakukan pengukuran. Saat umur ayam 5 minggu, ayam
dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan setiap jenis ayam ditempatkan dalam
kandang bambu.
Pemberian Pakan
Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum pada pagi dan sore hari.
Pakan komersial (crumble) diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) sampai
3 minggu, selanjutnya dari 4 - 12 minggu diberi campuran dedak dengan
komposisi sebagai berikut :
Ayam berumur 3 - 4 minggu = 80% crumble dicampur dengan 20% dedak

5
Ayam berumur 4 - 5 minggu= 70% crumble dicampur dengan 30% dedak
Ayam berumur 5 - 12 minggu = 60% crumble dicampur dengan 40% dedak
Analisis proksimat pakan ditunjukan pada Tabel 2.

Analisis

BK (%)
Abu (%)
PK (%)
SK (%)
LK (%)
Beta- N (%)
Kalsium (%)
Fosfor (%)
GE (kkal kg-1)
EM(kkal kg1
)***

Tabel 2 Analisis proksimat pakan
Pakan
Pakan
Pakan
komersial
komersial
komersial
(80%) +
(70%) +
(100%)*
dedak padi
dedak padi
(20%)**
(30%)**
88
88.23
87.96
8
5.06
5.51
20 – 22
19.03
18.77
4
5.19
6.25
4-8
5.98
2.66
52.97
54.57
0.9 – 1.2
1.39
1.34
0.7 – 1.0
0.89
0.75
4 080
3 989
-

2 856

2 792.3

Pakan
komersial
(60%) +
dedak padi
(40%)**
87.96
5.33
17.42
6.61
6.46
52.14
1.13
0.79
4 002
2 801.4

Keterangan : *) Label analisis pakan **) Analisis pakan dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Pakan, Bagian Teknologi dan Industri Pakan Fapet, IPB (2015); ***) hasil
perhitungan dari gross energi

Analisa Data
Data dianalisis secara deskriptif dengan mengetahui rataan (x) dan
simpangan baku (s). Uji T dilakukan untuk mengetahui perbedaan morfometrik
ayam persilangan sentul-kampung dengan kedu serta kedu dengan sentulkampung. Rumus uji T menurut Walpole (1993) sebagai berikut :

Keterangan:
̅ = rataan sampel 1
̅ = rataan sampel 2
µ 1 = rataan populasi 1
µ 2 = rataan populasi 2

s1 = simpangan baku 1
s2 = simpangan baku 2
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2

Peubah yang Diamati
Peubah yang diukur sejak ayam berumur sehari (DOC) sampai ayam
berumur 12 minggu dan diukur setiap dua minggu sekali yaitu :
1. Bobot badan diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian
0.5g (satuan g)
2. Rentang sayap¸ diukur dari sayap bagian kanan mulai pangkal tulang
humerus sampai ujung tulang phalanges dengan pita ukur (satuan cm).

6
3. Panjang punggung, dengan mengukur panjang punggung menggunakan
pita ukur (satuan cm).
4. Panjang dada, dengan mengukur panjang tulang sternum menggunakan
jangka sorong (satuan cm).
5. Panjang shank, dengan mengukur panjang tulang shank bagian kanan
menggunakan jangka sorong (satuan cm).
6. Panjang tibia, dengan mengukur panjang tulang tibia/betis menggunakan
jangka sorong (satuan cm).
7. Panjang femur, dengan mengukur panjang tulang femur/paha
menggunakan jangka sorong (satuan cm).
8. Lingkar dada, diukur melingkar dari ujung tulang sternum dan kembali
ke tulang sternum semula menggunakan pita ukur (satuan cm).
Pada persilangan ayam ini diharapkan memunculkan efek heterosis. Untuk
mengetahui terjadinya heterosis perlu dilakukan perhitungan menggunakan rumus
heterosis. Efek heterosis dihitung dengan rumus menurut Poehlman dan Sleeper
(1995) sebagai berikut:
H = (F1- MP)/MP x 100%
Keterangan:
H
= Heterosis
F1
= Nilai peubah yang diukur untuk F1
MP
= Nilai rata-rata peubah yang diukur dari kedua
tetua

Bagian – bagian tubuh ayam diukur menggunakan jangka sorong dan pita
ukur, bagian – bagian yang diamati ditunjukan pada gambar 3.

Keterangan : 1= rentang sayap; 2 = panjang punggung; 3= panjang tibia; 4= panjang femur; 5=
panjang shank; 6= panjang dada; 7= lingkar dada (Waggoner dan Hutchinson
2001)

Gambar 3. Bagian – bagian tubuh ayam yang diukur

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran – Ukuran Tubuh
Ukuran-ukuran tubuh dapat juga digunakan untuk mengetahui
morfogenetik dari jenis ternak tertentu dalam populasi yang tersebar luas antar
wilayah atau negara. Hasil yang didapat akan menggambarkan hubungan
morfogenetik dan memberikan gambaran bentuk tubuh hewan sebagai ciri khas
bangsa ternak tertentu (Mulliadi 1996). Beberapa sifat kuantitatif yang dapat
diukur yang berpengaruh terhadap produktivitas yaitu bobot badan, panjang
femur, panjang shank, panjang sayap, panjang paha, lingkar shank dan lingkar
dada (Crawford 1990).
Bobot Badan
Bobot badan suatu ayam dipengaruhi oleh ukuran tubuh. Pengukuran bobot
badan ayam SKkedu dan keduSK diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Rataan dan simpangan baku bobot badan ayam SKkedu dan keduSK
umur 0 – 12 minggu
Bobot Badan (g)
SKkedu jantan
keduSK jantan
SKkedu betina
keduSK betina
(n=8)
(n=22)
(n=10)
(n=7)
0
30.06± 8.76
33.43± 9.29
29.88± 6.73
37.14± 12.31
2
90.25± 23.58
100.57± 31.28
94.88± 22.21a
118.36± 29.18b
4
234.38± 55.59
261.28± 61.80
228.88± 56.61
269.79± 71.28
6
399.75± 90.62
433.32± 78.47
386.19± 85.99
445.93± 95.46
8
640.13±143.83
674.21±170.26
609.94±126.27
695.71±119.99
10
847.25±174.14
914.02±203.11
802.94±171.30
910.07±152.63
12
1 079.88±191.47
1 198.03±236.41
975.94±181.94
1 089.00±126.13
Keterangan: SKkedu= sentul kampung x kedu; keduSK= kedu x sentul kampung; Angka yang
disertai huruf a dan b pada baris dan umur yang sama menunjukkan bahwa ukuran tubuh
berbeda (P