Analisis Perbandingan Model CCR : BCC - DEA Dari Masing-Masing

112 tergambar dari garis yang melintas ke arah sumbu vertikal. Garis ini menunjukkan bahwa membiarkan perikanan dalam kondisi produksi aktual justru tidak akan menghasilkan efisiensi. Hal ini terbukti, dimana hasil assestment terhadap masing – masing DMU Antar Waktu, hanya DMU Tahun 2001 dan 2005 diperoleh tingkat pengelolaan yang efisien selebihnya terjadi inefisiensi.

4.4.2. Analisis Perbandingan Model CCR : BCC - DEA Dari Masing-Masing

DMU Antar Alat Dalam pendekatan Model CCR – DEA digunakan untuk menghitung nilai relatif efisiensi dengan asumsi constan return to scale CRS. Artinya jika input dinaikkan dua kali lipat maka output juga akan bertambah dua kali, sehingga model ini sangat linier. Model yang sangat linier ini tidak selalu tepat bila diaplikasikan pada aktifitas produksi yang mengalami non-constant return to scale. Beberapa fungsi produksi seperti produksi perikanan bersifat decreasing return to scale. Untuk mengatasi masalah tersebut, Model CCR-DEA ini kemudian dikembangkan oleh Banker, Charnes dan Cooper 1984 atau dikenal dengan Model BCC – DEA dengan pendekatan asumsi variabel return to scale VRS. Artinya dengan melakukan penambahan input justru dapat menyebabkan penambahan output increasing, atau pengurangan output decreasing atau tidak sama sekali constant, pada fungsi tujuan minimisasi input. Model ini memungkinkan kita menganalisis efisiensi bagi aktifitas ekonomi sektor perikanan. Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi lestari Gompertz, berdasarkan fungsi produksi tersebut dengan menggunakan data input sebagaimana disajikan pada Tabel 22, diperoleh nilai perbandingan masing – masing alat tangkap yang telah distandardisir sebagaimana nampak pada Tabel 23. 113 Tabel 22. Tingkat Produksi Lestari Gompertz dan Tingkat Produksi Aktual Masing-Masing DMU Antar Alat pada Kegiatan Perikanan Tangkap Ikan Lencam Di Wilayah Perairan Teluk Lasongko Tahun Effort Produksi Aktual Produksi Lestari Gompertz Bubu 179.976 862 904 Jaring Insang Dasar 146.051 862 903 Sumber : Diolah Tahun 2006 Tabel 23. Eficiency Score Perbandingan CCR : BCC – DEA Antar Alat DMUn Gear Score CCR Scale Score BCC Bubu 81,24 constant 100,00 Jaring Insang Dasar 100,00 constant 100,00 Sumber : Hasil Perhitungan Data Entry pada Tabel 22, Diolah 2006. Tabel 23, memperlihatkan bahwa dengan pendekatan yang berbeda akan menghasilkan tingkat efisiensi yang berbeda pula. Jika unit alat tangkap dianalisis berdasarkan variabel return to scale, diperoleh alat tangkap yang mendatangkan efisiensi adalah bubu dan jaring insang dasa. Sebaliknya dengan berdasarkan constan return to scale, diperoleh alat tangkap jaring insang dasar yang mendatangkan efisiensi. Hasil perbandingan tersebut juga menggambarkan alat tangkap jaring insang secara konsisten mendatangkan efisiensi untuk kedua pendekatan tersebut.

4.5. Implikasi Kebijakan