Pengertian Kelekatan Attachment Kelekatan Attachment

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kelekatan Attachment

2.1.1 Pengertian Kelekatan Attachment

Ikatan kasih sayang merupakan hal yang penting dalam perkembangan anak karena sebagai dasar pembentukan pola hubungan dengan orang lain. Kelekatan mengacu pada aspek hubungan antara orangtua dan anak dengan memberikan perasaan yang aman dan terlindungi. Teori-teori kelekatan pertama kali dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Teori tersebut didasarkan pada teori psikoanalisa, teori belajar, teori perkembangan kognitif dan teori etologi. Teori Psikoanalisa yang dikemukakan oleh Freud, menjelaskan bahwa manusia berkembang melewati beberapa fase yang dikenal dengan fase psikoseksual. Secara natural bayi mendapatkan kenikmatan disaat bayi menghisap susu dari payudara ibu, dapat dikatakan bahwa kelekatan bayi dimulai dengan kelekatan pada payudara ibu dan dilanjutkan dengan kelekatan pada ibu. Kelekatan terjadi karena penekanan ditujukan pada kebutuhan dan perasaan yang difokuskan melalui interaksi antara ibu dan anak. Teori Belajar beranggapan bahwa kelekatan antara ibu dan anak dimulai saat ibu menyusui sebagai proses pengurangan rasa lapar yang menjadi dorongan dasar. Kelekatan terjadi karena stimulasi yang diberikan ibu pada anak berupa visual, auditori, dan taktil. Teori Perkembangan Kognitif yang dikemukakan oleh Piaget menyatakan bahwa kelekatan terbentuk apabila bayi sudah mampu membedakan antara ibu dengan orang asing. Teori Etologi merupakan ikatan antara ibu dengan anak yang bertahan lama sepanjang rentang kehidupannya. Perilaku menangis, tersenyum, merangkak menuju seseorang pada bayi manusia merupakan pola alami yang adaptif untuk menerima perawatan fisik dari orang dewasa Ervika, 2005: 5. Menurut Santrock 2012: 219, kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat antara dua orang. Ikatan emosional yang kuat dikembangkan anak melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam kehidupannya, biasanya orangtua. Bayi yang baru lahir secara biologis diberi perlengkapan untuk membangkitkan perilaku kelekatan dengan ibunya. Bayi menangis, menempel, merengek, dan tersenyum. Kemudian bayi merangkak, berjalan, dan mengikuti ibunya. Semua ini dilakukan bayi untuk mempertahankan kedekatannya dengan pengasuh utamanya. Dampak jangka panjangnya adalah meningkatkan peluang kelangsungan hidup bayi tersebut. Seifert Hoffnung dalam Desmita 2009: 122 mengatakan bahwa attachment terdiri dari hubungan timbal balik yang sama kuat antara ibu dan anak, walaupun satu sama lain berbeda dalam memenuhi kebutuhan kedekatan fisik dan emosionalnya. Semakin besar respon ibu terhadap tangisan, senyuman, sentuhan dan kelekatan yang diberikan bayi, semakin kuat keterikatan di antara keduanya. Menurut Papalia et.al 2010: 274 mengatakan bahwa keterikatan attachment adalah ikatan emosional abadi dan resiprokal antara bayi dan pengasuhnya, yang sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan antara pengasuh dengan bayi. Dalam teori etologis, bayi dan orangtua memiliki kecenderungan untuk menempel satu dengan yang lain, dan keterikatan memberikan daya tahan hidup bagi bayi. Banyak anggapan yang menyamakan kelekatan dengan ketergantungan, padahal kedua istilah tersebut mengandung arti yang berbeda. Ketergantungan anak dengan figur lekat akan timbul jika tidak adanya rasa aman pada diri anak. Rasa aman itu terjadi karena figur lekat memberikan kasih sayang yang cukup, selalu mendampingi anak, sensitif dan responsif, dan selalu memenuhi kebutuhan anak. Jika rasa aman ini tidak terjadi, maka hal ini dapat menimbulkan rasa ketergantungan pada figur lekatnya. Menurut Soetjiningsih 2012: 154 bahwa pada ketergantungan pemenuhan keinginan merupakan hal yang pokok dan ketergantungan ditujukan pada sembarang orang. Pada kelekatan, pemenuhan keinginan bukan hal yang pokok dan kelekatan selalu tertuju pada figur lekatnya saja. Ketergantungan biasanya ditujukan pada anak dengan anak mau makan jika ibu yang menyuapi, anak mau berangkat sekolah jika diantar oleh ibu dan anak hanya mau berteman dengan satu orang. Sedangkan bentuk kelekatan pada anak ditujukan dengan menangis bika ditinggal pergi oleh objek lekatnya, merasa senang bila objek lekatnya kembali dan selalu mengikuti kemanapun figur lekatnya pergi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelekatan attachment adalah ikatan emosional yang sangat kuat antara anak dengan pengasuh utamanya yang terjadi pada awal kehidupannya dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu selama masa hidup seseorang dan mempunyai keinginan untuk mempertahankan kedekatannya tersebut

2.1.2 2.1.3