HUBUNGAN MENYAPIH ANAK USIA 0-4 TAHUN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK DI KELURAHAN PRINGANOM MASARAN SRAGEN

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

HUBUNGAN MENYAPIH ANAK USIA 0-4 TAHUN DENGAN

PERTUMBUHAN ANAK DI KELURAHAN PRINGANOM

MASARAN SRAGEN

  

Relationships Weaning Children Age 0-4 Years With Child Growth

In Pringanom Masaran Sragen

Darah Ifalahma

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

  

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) recommends weaning after the baby is 2

years old. Weaning too early can increase the risk of obesity, leading to reduced

mother and child relationships, increased incidence of diarrheal disease,

malnutrition in children. This study aimed to know Relationship wean Aged 0-4 Years

With Child Growth.

  The research method uses analytic correlation with cross sectional approach.

The samples used were mothers and children aged 0-4 years are weaned there are

184 by using probability sampling.

  Test bivariate statistical tests x2 (α = 0.05). The research result was a weaned child under 2 years of age there are 110

children (59.8%). A weaned child under 2 years of age whose growth is normal there

are 38 children (20.7%) and the growth is not normal there are 72 children (39.1%).

From the analysis using chi squre in getting value x2 = 48.311> 3.841 and the value

of ρ = 0.000 <0.05 and then Ho rejected and Ha accepted.

  The conclusion of this research that there Relationship Weaning Children Aged

0-4 Years With Child Growth in Pringanom. Suggestions for health workers in

Pringanom expected to enhance the knowledge of the mother about the impact of

early weaning age.

  Keywords: Weaning, Child growth

ABSTRAK

  World Health Organization (WHO) merekomendasikan penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Menyapih anak telalu dini dapat meningkatkan resiko obesitas, menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang, insiden penyakit diare meningkat, malnutrisi pada anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun Dengan Pertumbuhan Anak.

  Metode penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross

  

sectional . Sampel yang digunakan adalah ibu dan anaknya yang berusia 0-4 tahun

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  yang disapih yaitu ada 184 dengan menggunakan probability sampling. Uji analisis

  2

  bivariat uji statistic x ( α = 0,05).

  Hasil penelitian diperoleh anak yang disapih usia dibawah 2 tahun ada 110 anak (59,8 %). Anak yang disapih usia dibawah 2 tahun yang pertumbuhannya normal ada 38 anak (20,7 %) dan yang pertumbuhannya tidak normal ada 72 anak (39,1 %). Dari

  2

  hasil analisis dengan uji chi squre di dapatkan nilai x = 48,311 > 3,841 dan nilai ρ = 0,000 < 0,05 maka H O di tolak dan H a diterima.

  Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun Dengan Pertumbuhan Anak di Kelurahan Pringanom. Saran bagi petugas kesehatan di Kelurahan Pringanom diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai dampak penyapihan usia dini.

  Kata kunci : Menyapih, Pertumbuhan anak

  kekebalan tubuh anak. Proses pemberian

  PENDAHULUAN

  ASI hingga bayi berusia 2 tahun dapat Menyapih adalah suatu proses mendatangkan keuntungan secara berhentinya masa menyusui secara psikologis. Kontak fisik antara ibu dan berangsur angsur atau sekaligus. Proses bayinya melalui aktifitas menyusui ini tersebut dapat disebabkan oleh bisa memberikan rasa tenang bagi ibu berhentinya sang anak dari menyusu dan mengurangi stres (Prasetyono, ibunya, atau bisa juga berhentinya 2009). seorang ibu untuk menyusui anaknya.

  Keputusan berhenti menyusui World Health Organization adalah pilihan masing-masing ibu. Usia

  (WHO) merekomendasikan penyapihan menyapih biasanya 2 tahun, namun ada dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. juga yang sampai 4 tahun atau lebih. Pada usia ini anak sudah mempunyai

  Menyapih terlalu dini (sebelum usia 1 pondasi kuat bagi perkembangan tahun) dapat meningkatkan resiko selanjutnya.Menurut beberapa penelitian obesitas, menyebabkan hubungan anak komposisi Air Susu Ibu (ASI) terus dan ibu berkurang keeratannya karena berubah hingga anak usia 2 tahun dan proses bounding attachman terganggu, masih tetap mengandung nutrisi penting insiden penyakit infeksi terutama diare yang berguna untuk membangun sistem

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  23 meningkat, pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak, mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun.

  Studi menunjukan bukti adanya “ efek dosis ” menyusui. Hal ini berarti bahwa semakin lama menyusui dan semakin banyak ASI dikonsumsi oleh seorang anak, maka baik anak maupun ibu akan semakin sehat. Penelitan lebih lanjut menunjukan anak yang disusui lebih lama saat berusia satu tahun, memiliki hasil tes kemampuan kognitif dan prestasi akademis yang lebih baik (Nichol, 2005).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Bandarharjo Semarang dari 26 ibu yang melakukan penyapihan secara dini sebanyak 14 orang (53%), sedangkan hasil penelitian di desa Kebonagung Sumowono Semarang menunjukkan balita yang disapih pada usia > 1 tahun sebanyak 73,3%.

  Berdasarkan data observasi yang diambil di wilayah Kelurahan Pringanom didapatkan hasil bahwa jumlah anak usia 0-4 tahun pada bulan

  Februari sebanyak 335 anak. Hasil wawancara dengan 10 ibu-ibu yang memiliki anak dan menyusui, dimana sebanyak

  60 % ibu melakukan penyapihan setelah berumur 2 tahun dan sebanyak 40 % ibu melakukan penyapihan kurang dari 2 tahun. Alasan penyapihan dilakukan secepatnya karena anak sebelum waktu penyapihan memiliki berat badan yang berkurang secara terus menerus.

  Berdasarkan latar belakang diatas yang menunjukan bahwa masih adanya anak yang disapih usia dibawah 2 tahun dan adanya anggapan yang salah tentang penyapihan, padahal untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun.

  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun tahun dengan pertumbuhan anak di Kelurahan Pringanom Sragen

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  Rumus Estimasi besar sampel

METODE PENELITIAN

  Dalam penelitian ini menggunakan

  N n

  2

  dua variabel, yaitu variabel bebas dan

  1  N d  

  variabel terikat. Variabel Bebas dalam Keterangan : penelitian ini adalah Menyapih Anak n : Jumlah Sampel

  Usia 0-4 Tahun. Variabel terikat dalam N : Jumlah Populasi d : Tingkat Signifikasi (0,05) penelitian ini adalah Pertumbuhan Anak.

  Hipotesis pada penelitian ini adalah Ada Penelitian ini peneliti

  Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 menggunakan disproportionate Tahun Dengan Pertumbuhan Anak.

  stratified random sampling yaitu

  Jenis penelitian ini adalah menentukan jumlah sampel bila populasi penelitian analitik dengan menggunakan bersrata tetapi kurang proporsional desain penelitian Cross Sectional yaitu (Sugiono, 2009). penelitian untuk mempelajari dinamika

  Rumus korelasi antara faktor-faktor resiko

  n

  dengan efek, dengan cara

  X Jumlah Sampel K

  pendekatan,observasi atau pengumpulan Keterangan data sekaligus pada suatu saat (point n : Jumlah Responden time approach ). K : Jumlah populasi

  Populasi pada penelitian ini adalah Menurut Notoatmodjo (2010) ibu yang memiliki anak usia 0-4 tahun di instrumen penelitian adalah alat-alat

  Kelurahan Pringanom, Sragen. Sampel yang digunakan untuk pengumpulan pada penelitian ini adalah ibu yang data. Penyapihan anak usia 0-4 memiliki anak usia 0-4 tahun yang telah tahun dengan Daftar Wawancara. disapih di Kelurahan Pringanom,

  Pertumbuhan anak dengan Timbangan, Sragen. Metelin, dan Pita Pengukur.

  24

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  2

  2 Analisa univariat merupakan

  b. X hitung < X tabel a di P ≥ 0,05 (H analisis setiap variabel yang dinyatakan tolak, H diterima) adalah tidak dengan sebaran frekuensi baik secara bermakna. angka-angka maupun secara presentasi Untuk mengetahui keeratan atau disertai dengan penjelasan kualitatif. kekuatan hubungan antara variabel Rumus dalam penelitian ini, yaitu hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun dengan

  f P x  100 %

  pertumbuhan anak menggunakan uji

  N

  Keterangan : koefisien kontingensi, dengan rumus: P : Presentase yang dicari f : Frekuensi

  C = N : Jumlah seluruh responden (Sugiono, 2009)

  Keterangan: C : Nilai Contingensi

  Analisa bivariat dilakukan untuk

  2

  2 X : Nilai X Hitung

  menguji hipotesis penelitian, yaitu N : Jumlah Populasi menganalisis hubungan menyapih anak

  Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien anak dengan menggunakan uji Chi

  2

  hubungan menyapih anak usia 0-4 tahun Square (X ) dan menggunakan table dengan pertumbuhan anak adalah : kontingensi 2 X 2.

  a. 0,00 : Sangat Rendah

  • – 0,199 Rumus

  b. 0,20 : Rendah 2 – 0,399 2 O E

  • X 

   

  c. 0,40 : Sedang

  • – 0,599

  

  E

  d. 0,60 : Kuat

  • – 0,799

  e. 0,80 : Sangat kuat

  • – 1,000 Uji kebermaknaan statistik tentang

  (Sugiono, 2009) hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak adalah :

  2

  2

  a. X tabel P < 0,05 (H di hitung ≥ X tolak, H a diterima) adalah bermakna.

  25

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

  dengan taraf signifikansi (α) 5%(0,05),

  64 35,2 % 10 5,5%

  74 40,7 % Jumlah 102 56,1 %

  82 43,9 % 182 100 %

  Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa anak yang disapih dibawah 2 tahun yang pertumbuhannya normal ada 38 anak (20,9%) dan pertumbuhan yang tidak normal ada 70 anak (38,4 %), sedangkan anak yang tidak disapih pada usia dibawah 2 tahun, yang pertumbuhannya normal ada 64 anak (35,2%) dan pertumbuhannya yang tidak normal ada 10 anak (5,45%).

  Hasil uji statistik dengan chi

  square didapatkan hasil nilai df=1

  X

  38 20,9% 70 38,4 %

  

2

  hitung = 46,913, nilai X

  2

  tabel = 3,841, nilai p = 0,000, sehingga X

  2

  hitung ≥ X

  2

  108 59,3% 46,913 0,000 2. >=2 tahun

  X 2 P Normal Tidak normal 1. < 2 tahun

   ISSN : 2407 - 2656

  Jumlah anak Presentase (%)

  26 HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil Penyapihan Anak Usia 0-4 tahun Tabel

  1.Distribusi Penyapihan Anak Usia 0-4 Tahun

  No Penyapihan Frekuensi (x) Presentase (%)

  1. <2 tahun 108 59,3 2. >=2 tahun 74 40,7 Jumlah 182 100

  Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah anak yang disapih pada usia dibawah 2 tahun ada 108 anak (59,3 %), sedangkan anak yang disapih usia 2 tahun atau lebih ada 74 anak (40,7 %).

  Pertumbuhan Anak No Pertumbuhan anak

  1. Normal 102

  No Penyapihan Pertumbuhan anak Total

  56

  2. Tidak normal

  80

  44 Jumlah 182 100

  Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan anak dikelurahan Pringanom yang pertumbuhannya normal ada 102 anak (56%), sedangkan yang pertumbuhan tidak normal ada 80 anak (44%).

  Hasil Analisis

  Tabel 3. Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 tahun Dengan Pertumbuhan Anak

  tabel yaitu 46,913 > 3, 841

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  27 dan nilai p < α yaitu 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak di Kelurahan Pringanom. Keeratan hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak yaitu cukup dengan nilai contingency 0,453.

  Pembahasan Penyapihan Anak Usia 0-4 Tahun

  Hasil wawancara kepada 182 responden di Kelurahan Pringanom diperoleh data, terdapat 110 anak (59,8%) yang disapih pada usia kurang dari 2 tahun, sedangkan anak yang disapih pada usia 2 tahun atau lebih ada 74 anak (40,2%). Hasil tersebut menunjukan di Kelurahan Pringanom masih banyak didapatkan ibu yang menyapih anaknya pada usia kurang dari 2 tahun. Hal tersebut mungkin disebabkan karena ibu-ibu belum mengetahui dampak dari penyapihan anak pada usia dibawah 2 tahun, serta kesibukan ibu dalam bekerja, sehingga harus melakukan penyapihan anak pada usia dini.

  Menyapih anak usia dini dapat meningkatkan resiko obesitas, menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratanya karena proses

  bounding attachman terganggu, insiden

  penyakit infeksi terutama diare meningkat, pengaruh gizi yang menyebabkan malnutrisi pada anak, dan mengalami reaksi alergi (Nurheti, 2010).

  Berdasarkan teori dari WHO, UNICEF dan Depkes RI melalui SK Menkes No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 merekomendasikan untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Ekslusif 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, ibu memberikan MP-ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun (Prasetyono, 2009).

  Pertumbuhan Anak

  Hasil penelitian menunjukan dari 182 anak yang disapih di Kelurahan Pringanom, anak yang pertumbuhannya normal ada 102 anak (56,0%) dan anak yang pertumbuhannya tidak normal ada

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  28 80 anak (44%). Hasil tersebut menunjukan masih terdapat anak yang pertumbuhannya tidak normal di kelurahan pringanom. Hal tersebut mungkin disebabkan karena beberapa faktor seperti pemberian makanan terlalu dini, usia penyapihan terlalu dini, dan jenis makanan sapihan yang diberikan. Selain itu pertumbuhan juga dapat di pengaruhi oleh faktor budaya lingkungan yang menentukan bagaimana seseorang atau masyarakat mempersepsikan pola hidup sehat, status sosial ekonomi, nutrisi yang diperoleh anak (protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, air) dan juga status kesehatan anak yang dapat mempengaruhi pencapaian pertumbuhan anak (Hidayat, 2008).

  Pertumbuhan adalah bertambah jumlah sel dan ukuran yang mengakibatkan balita bertambah besar tubuhnya secara keseluruhan. Pertumbuhan yang erat dihubungkan dengan bertambahnya ukuran fisik seperti tinggi badan berat badan dan lingkar kepala. Tinggi badan dan berat badan yang tidak normal dapat menjadi pertanda adanya gangguan pertumbuhan

  (Anggraini, 2010).

  Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 Tahun dengan Pertumbuhan Anak.

  Hasil penelitian menunjukan anak yang disapih pada usia dibawah 2 tahun, pertumbuhannya normal ada 38 anak (34,5 %) dan yang tidak normal ada 72 anak (39,1 %), sedangkan anak yang disapih pada usia 2 tahun atau lebih yang pertumbuhannya normal ada 64 anak (34,8 %) dan yang tidak normal ada 10 anak (5,4 %).

  Hasil analisis uji statistik menggunakan chi square dalam penelitian ini diperoleh nilai X

  2

  = 48,311 > 3,841 dan nilai p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan antara menyapih anak usia 0-4 tahun dengan pertumbuhan anak di kelurahan Pringanom.

  Masa bayi mulai disapih merupakan masa-masa rawan gizi. Bila makanan pendamping ASI tidak memadai, kurang takaran dan tidak

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656

  lengkap kandungan gizinya, selain berat pertumbuhan atau masalah gizi utama badan tidak sesuai dengan pertambahan selama anak menyusui adalah karena umurnya, tubuhnya berisiko kekurangan tidak tersedianya makanan sapihan yang sejumlah zat gizi (Nadesul, 2007). sesuai dengan kebutuhan bayi.

  Hegar, Badriul (2006) mengatakan Dari hasil analis uji statistik bahwa pengaruh menyapih usia dini menggunakan chi squre dapat dapat menyebabkan pengaruh gizi yang disimpulkan terdapat hubungan antara mengakibatkan malnutrisi pada bayi, menyapih anak usia 0-4 tahun dengan selain itu menyapih terlalu dini dapat pertumbuhan anak. Hubungan cukup meningkatkan resiko obesitas (Anonim, dengan nilai contingency 0,453. 2007).

  Penelitian di Kelurahan Gunung

SIMPULAN DAN SARAN

  Sitoli menunjukan bahwa ada hubungan

  Simpulan

  antara pola penyapihan dengan status

  1. Mayoritas anak disapih usia dibawah gizi anak. Sedangkan menurut penelitian 2 tahun ada 108 anak (59,3%) lain menunjukan tidak adanya hubungan

  2. Mayoritas anak pertumbuhannya antara pola penyapihan dengan normal ada 102 anak (55,4 %) pertumbuhan anak. Dalam penelitian

  3. Hasil uji statistik menggunakan chi tersebut didapatkan masih terdapat anak square dapat disimpulkan Ada yang pola penyapihan baik dan status Hubungan Menyapih Anak Usia 0-4 gizinya tidak baik. Keadaan ini mungkin Tahun Dengan Pertumbuhan Anak di disebabkan karena dalam penelitian Kelurahan Pringanom, dengan nilai

  2

  yang diteliti sehubungan dengan pola X = 46,913 >3,481 dan p = penyapihan adalah hanya cara dan umur 0,000<0,05. penyapihan tanpa melihat makanan

  Saran

  sapihan yang diberikan baik jenis

  1. Bagi ibu yang mempunyai balita maupun kualitas.

  Diharapkan ibu dapat menambah Menurut penelitian yang pernah wawasan mengenai dampak ada menunjukkan gangguan

  29

  Volume 3 / Nomor 1 / April 2016

   ISSN : 2407 - 2656 penyapihan anak usia dibawah 2 Hidayat, AAA. Ilmu kesehatan anak.

  Jakarta : Salemba Medika ; 2008 tahun, metode atau cara penyapihan, serta meningkatkan partisipasi untuk Nadesul. Membesarkan bayi jadi anak

  Jakarta. Kompas. Agustus pintar. menyusui anak hingga umur 2 tahun.

  2007

  2. Bagi petugas kesehatan setempat Nichol, KP. Panduan menyusui. Jakarta

  Petugas kesehatan terutama bidan : PT Prestasi Pustakaraya; 2005 desa diharapkan dapat meningkatkan

  Notoadmodjo. Metodologi penelitian pengetahuan ibu di Kelurahan

  kesehatan. Jakarta : PT Rineka

  Pringanom tentang penyapihan dan Cipta ; 2010 pertumbuhan anak melalui Nurheti, Y. Keajaiban ASI. Yogyakarta : penyuluhan. CV Andi ; 2010

  3. Bagi pembaca dan peneliti lain Prasetyono, DS. Buku pintar ASI

  Perlu diadakan penelitian lebih lanjut ekslusif. Yogjakarta: Diva Press; 2009 tentang pengaruh menyapih terhadap pertumbuhan anak dengan cangkupan Sugiono, Metode penelitian kuantitatif

  kualitatif dan R&D. Bandung :

  lebih luas, untuk lebih membuktikan Alfabeta; 2009 pengaruh menyapih terhadap pertumbuhan anak

DAFTAR PUSTAKA

  Anggraini, BS. Menu sehat alami untuk

  batita & balita . Jakarta : Demedia;

  2010 Anonym. Pola asuh dalam hubungan dengan status gizi anak balita.

  April 2006. Didapat dari: http : //www.blogger.com/

  30