Kinerja Auditor Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

menggunakan 5 point skala Likert yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Trisnaningsih 2007, yaitu: 1. Kualitas hasil kerja 2. Kuantitas hasil kerja 3. Efektivitas dan efisiensi kerja

2. Ketidakjelasan Peran

Ketidakjelasan peran adalah suatu keadaan dimana informasi suatu peranpekerjaan yang dimiliki seorang pegawai kurang jelas untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pengukuran menggunakan 5 point skala Likert yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang telah dikembangkan oleh Hanna dan Firnanti 2013, yaitu: 1. Mengetahui pasti wewenang yang dimiliki 2. Mengetahui pasti arah dan tujuan pekerjaan 3. Mengetahui pasti alokasi waktu kerja 4. Mengetahui secara jelas pertanggung jawaban yang dimiliki 5. Mengetahui pasti apa yang diharapkan 6. Mendapatkan penjelasan tentang apa yang harus dilakukan

3. Konflik Peran

Konflik peran adalah suatu keadaan yang muncul ketika auditor merasa kesulitan dalam hal menyesuaikan berbagai peran yang dimiliki dalam waktu yang bersamaan. Pengukuran menggunakan 5 point skala Likert yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Hanna dan Firnanti 2013, yaitu: 1. Sumber daya manusia 2. Mengesampingkan aturan 3. Kegiatan yang tidak perlu 4. Arahan yang tidak jelas 5. Kecukupan wewenang

4. Profesionalisme

Profesionalisme adalah sikap tanggung jawab dari seorang auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya sesuai etika professional yang ada agar tercapainya kinerja. Pengukuran menggunakan 5 point skala Likert yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel profesionalisme diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Wahyudi dan Aida 2006, yaitu: 1. Pengabdian pada profesi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU (TIME BUDGET PRESSURE) TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL STAF AUDITOR

1 63 13

HUBUNGAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU (TIME BUDGET PRESSURE) TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL STAF AUDITOR

1 13 13

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP KINERJA AUDITOR

1 16 13

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN KELEBIHAN PERAN PADA KINERJA AUDITOR DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Kelebihan Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Pemoderas

2 21 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN DAN KELEBIHAN PERAN PADA KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran Dan Kelebihan Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

0 4 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 2 19

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, INDEPENDENSI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Independensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor (Studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di

0 3 17

PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR | Rosally | Business Accounting Review 3847 7273 1 SM

0 1 10

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE LOCUS OF C

0 0 22

KUESIONER PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, KELEBIHAN PERAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR

0 1 24