primer, dimana data yang diperoleh penulis secara langsung.
Menurut Sugiyono 2008:193 menjelaskan mengenai data primer
bahwa : “Sumber Primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Data primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan
sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada
objek atau perusahaan tempat penulis
melakukan penelitian,
dimana dilakukan dengan cara penelitian
lapangan melalui
observasi dan wawancara dengan pihak
yang langsung
dengan penelitian yang dilakukan.
Data Sekunder merupakan data yang
diperoleh secara
tidak langsung atau melalui sumber lain
yang dikategorikan sebagai data sekunder misalkan melalui catatan
atau arsip perusahaan dengan cara membaca,
mempelajari dan
memahami melalui media lain.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.2 Analisis Deskriptif
4.1.2.1 Landasan Hukum Penyusunan
Anggaran, Sumber Penerimaan dan Sumber Pengeluaran APBD
pada BAPPEDA Kota Bandung.
Badan Pemerintah Daerah seperti
BAPPEDA kota
Bandung telah
melaksanakan proses penganggaran sesuai dengan Peraturan Daerah Perda yang
berlaku, kemudian
menyusun dan
melaksanakan kegiatan berkaitan APBD dengan
landasan hukum
penyusunan Anggaran,
Sumber Penerimaan
dan Sumber Pengeluaran yang diatur dalam
Undang-Undang Negara
mengenai pengelolaan dana pemerintahan seperti :
1. Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan
2. Undang- Undang
No 25
tentang perimbangan
keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian direvisi menjadi
3. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan,
4. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah Selain itu pada pemerintah daerah
peraturan mengenai penyusunan anggaran juga tercantum pada :
1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Pemendagri No.59 Tahun 2007 yang
mengatur tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah APBD ini terdiri atas
berbagai aktivitas yaitu mulai dari penyusunan
rancangan, penetapan,
pelaksanaan, serta
Pertanggung jawaban APBD APBD , dan juga
berdasarkan 2. UU 33 Tahun 2003 dan UU 28 Tahun
2009 mengenai
Sumber-sumber Pendanaan pada Instansi pemerintah.
4.1.2.2 Prosedur Penyusunan Anggaran Belanja Daerah pada BAPPEDA
Kota Bandung. Penyusunan anggaran belanja daerah
seperti pada BAPPEDA kota Bandung juga terdapat pada :
1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan Pemendagri No.59 Tahun 2007 yang
mengatur tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah APBD ini terdiri atas
berbagai aktivitas yaitu mulai dari penyusunan
rancangan, penetapan,
pelaksanaan, serta
Pertanggung jawaban APBD dan Proses ini juga
dilengkapi dengan formulir-formulir yang digunakan.
2. UU 33 Tahun 2003 dan UU 28 Tahun 2009
mengenai Sumber-sumber
Pendanaan pada Instansi pemerintah. Pada BAPPEDA kota Bandung
hanya menerapkan metode Otoriter top down dimana hanya kepala subbagian
keuangan saja yang membuat laporan
anggaran belanja pada BAPPEDA kota Bandung sehingga kurang efisien dalam
waktu pembuatan
laporan anggaran
tersebut. Proses
Penyusunan Anggaran
Belanja pada BAPPEDA kota Bandung : 1. Tahap
penentuan pedoman
perencanaan Yaitu tahap yang menentukan anggaran
yang akan dibuat pada tahun yang akan datang, anggaran disiapkan beberpa
bulan sebelum
tahun anggaran
sebelumnya dimulai. 2. Tahap persiapan anggaran
Yaitu tahapan
dimana manajer
perusahaan terlebih dahulu menyusun ramalan
penjualan forecast
sale sebelum menyusun anggaran penjualan
pada BAPPEDA. 3. Tahap penentuan anggaran
Yaitu tahapan diadakannya rapat dari subbagian keuangan, dengan materi
rapat berupa perundingan mengenai rencana penyusunan anggaran.
4. Tahap pelaksanaan anggaran Yaitu
tahapan dilaksanakannya
anggaran oleh subbagian keuangan yang ada di dalam BAPPEDA kota
Bandung.
4.1.2.3 Kendala
dalam Penyusunan
Anggaran Belanja Daerah pada BAPPEDA Kota Bandung.
Kendala dan pada Penyusunan Anggaran Belanja Daerah pada BAPPEDA
kota Bandung Hilma Kusuman Kepala Subbagian Keuangan BAPPEDA yaitu :
1. Metode yang digunakan pada BAPPEDA
kota Bandung kurang efektif karena menggunakan metode otoriter top down
dimana hanya kepala
subbagian keuangan saja yang menyusun anggaran
belanja pada BAPPEDA kota Bandung tanpa
adanya kerjasama
dengan bawahan subbagian keuangan atau unit
terkait sehingga terjadi keterlambatan pembuatan laporan keuangnan dan hasil
yang di capaipun kurang maximal.
2. Pada BAPPEDA kota Bandung SDM Sumber Daya Manusia yang ada
kurang memadai dan kurangnya SDM yang
kompeten dalam
pembuatan Anggaran sehingga terjadi kurang akurat
dan efisien dalam penyusunan anggaran belanja daerah.
3.
Selain itu
Kurangnya peralatan
pendukung dalam pembuatan laporan anggaran menjadi salah satu faktor yang
membuat Penyusunan Anggaran Belanja Daerah pada BAPPEDA kota Bandung
mengalami keterlambatan.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis terhadap Landasan
Hukum PEnyusunan Anggaran Belanja
Daerah pada
BAPPEDA Kota Bandung.
Sejalan dengan
pemberlakuan Undang-Undang
mengenai pemerintah
daerah dan
Permendari yang
sudah diterapkan pada BAPPEDA kota Bandung
sumber-sumber Anggaran Penerimaan dan Sumber
Pengeluaran Belanja
Daerah berasal dari :
1. PAD a Pajak Daerah
b Retribusi Daerah c Hal.Pengelolaan kekayaan Daerah
yang dipisahkan d Lain-lain PAD yang sah
2. Dana Perimbangan a Dana Bagi Hasil PajakBukan Pajak
b Dana Alokasi Umum DAU c Dana Alokasi Khusus DAK
3. Lain-lain Penapatan yang sah a Dana Hibah
b Dana Darurat c Dana
Bagi Hasil
Pajak dari
ProvinsiPemerintah Daerah Lainnya d Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus e Bantuan dan dari provinsiPemerintah
Daerah Lainnya Sedangkan
pengeluaran dana
pada Bappeda dapat di urutkan sebagai
berikut : 1. Belanja Pegawai
a Gaji dan tunjangan b Tambahan Penghasilan PNS
2. Program Pelayanan administrasi Kantor