Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

V. PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik Simpulan sebagai berikut : 1. Kekuatan pembuktian keterangan yang bersifat de auditu pada perkara Nomor: 69 Pid.B2014PN.Sdn masih bersifat lemah, karena keterangan testimonium de auditu yang dihadirkan di persidanganmasih bertentangan dengan keterangan saksi yang lain dan belum didukung dengan alat bukti lainnya, Sehingga menurut penilaian Hakim kesaksian yang seperti ini masih memiliki nilai kekuatan pembuktian yang lemah untuk membuktikan kesalahan terdakwa. 2. Dasar pertimbangan hakim mengenyampingkan keterangan saksi testimonium de auditu dalam pertimbangannya memutus perkara kekerasan seksual pada anak pada perkara Nomor: 69 Pid.B2014PN.Sdn. karena keterangan saksi yang bersifat de auditu pada dasarnya bisa diterima dan bisa juga tidak diterima oleh hakim, begitupun pada putusan MK tidak ada keharusan untuk hakim menerima setiap keterangan yang bersifat de auditu sebagai alat bukti di persidangan. Sehingga semuanya tergantung dengan penilaian hakim dalam menilai kesaksian yang bersifat de auditu tersebut, dimana kesaksian yang bersifat de auditu ini haruslah memiliki relevansi atau keterkaitan dengan alat bukti yang lainnya sehingga hakim nantinya dapat menilai dengan hati nuraninya bahwa keterangan tersebut cukup kuat atau tidak untuk dijadikan dasar pertimbangan hakim dalam memutus suatu perkara. Dan apabila hakim tidak menemukan relevansi antara alat bukti yang satu dengan yang lainnya dan hakim mendapatkan keragu-raguan untuk mempergunakannya, maka hakim dengan keyakinannya dapat mengenyampingkan kesaksian yang seperti ini.

B. SARAN

Selain kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, penulis akan memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini, yaiut sebagai berikut : 1. setelah dikeluarkannya putusan MK Nomor: 65PUU-VIII2010 hakim bisa menjadikan putusan ini sebagai suatu acuan untuk memandang suatu kesaksian yang bersifat de auditu sebagai alat bukti yang sah di pengadilan dan tidak mengabaikannya begitu saja. 2. Hakim dalam memutus suatu perkara sebaiknya memiliki keyakinan yang kuat untuk membuktikan seseorang bersalah atau tidak,dimana hakim tidak boleh memiliki keragu-raguan dalam hal membuktikan kesalahan terdakwa. Apabila hakim merasa ragu dan tidak yakin bahwa terdakwa memang bersalah maka hakim harus membebaskannya hal ini sesuai dengan adagium yang terdapat pada asas Indubio Proreo yaitu, Lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah . 79

Dokumen yang terkait

KAJIAN HUKUM KEKUATAN ALAT BUKTI SAKSI TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM PERKARA PERDATA ( Studi Putusan Pengadilan Agama Lumajang Nomor 1176/Pdt.G/Verzet/2006/PA.Lmj )

0 15 17

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI SAKSI KELUARGA DALAM PERKARA SYIQAQ (Studi Putusan Pengadilan Agama Jember Nomor 997/Pdt.G/2003/PA.Jr)

0 6 72

KEKUATAN PEMBUKTIAN KETERANGAN SAKSI DALAM PEMERIKSAAN PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PENCURIAN (PUTUSAN NOMOR 429/PID.B/2013/PN.JR)

0 7 14

ANALISIS KEKUATAN PEMBUKTIAN KETERANGAN ANAK SEBAGAI SAKSI DALAM PERADILAN PIDANA (Studi Putusan No. 503/Pid.B(A)/2011/PNTK)

0 7 16

KEKUATAN PEMBUKTIAN KETERANGAN SAKSI YANG BERLAWANAN SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN (Studi Pada Perkara Nomor 144/Pid/B/2007/PN TK)

2 46 48

ANALISIS PEMBUKTIAN UNSUR DENGAN KEKERASAN ATAU ANCAMAN KEKERASAN PADA TINDAK PIDANA PERKOSAAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Menggala Nomor 92/Pid.B/2008/PN.Mgl)

2 21 63

KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM PERKARA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Putusan No. 306/Pid.B/2014/PN.Sdn)

6 28 67

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (Studi Putusan No.14/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Gns)

0 3 56

ANALISIS YURIDIS PEMBUKTIAN PERKARA TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN (PENYELUNDUPAN MANUSIA) (Studi Putusan Nomor : 310/Pid.Sus/2013/PN.KLD)

1 16 106

KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI MAHKOTA DALAM PERSIDANGAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DENGAN PENYERTAAN (Studi Putusan Nomor 717/Pid.B/2015/PN.Tjk)

0 0 15